• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUSUNAN PENGURUS NADHIR DAN YAYASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SUSUNAN PENGURUS NADHIR DAN YAYASAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

SUSUNAN PENGURUS NADZIR

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM ALMAARIF

atau

BADAN PELAKSANA PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN MA’ARIF

NAHDLATUL ULAMA

( BPPPM NU )

KARANGPLOSO MALANG

Ketua

: H. ACHMAD

MU’ALLIF, BA.

Wakil Ketua

: BUKHORI THOHIR

Wakil Ketua

: SLAMET RIADI,

S.PdI.

Sekretaris

: Drs. H. MIFTAHUL

HUDA

Wakil Sekretaris

: FAHRUDDIN

Bendahara

: Drs. H. MUKHLAS

Wakil Bendahara

: H. THOYIB WAHID

(2)

SUSUNAN PENGURUS YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM ALMAARIF

ATAU

BADAN PELAKSANA PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN MA’ARIF

NAHDLATUL ULAMA

( BPPPM NU )

KARANGPLOSO KABUPATEN MALANG

DEWAN PENASEHAT

1. Drs. H. MACHFUD SHODAR,

M.Ag.

2. K.H. M. LUTHFI HAKIM

3. Gus ABU YAZID ALBUSTOMI,

M.Ag.

4. Dra. Hj. KHOFIDAH

DEWAN PEMBINA

1. H. ACHMAD MU’ALLIF, BA.

2. K.H. M. SHOLIKHIN ROZIN

3. BUKHORI THOHIR

4. SLAMET RIADI, S.PdI.

DEWAN PENGAWAS

1. HERI ABDUL HAQ

2. AHMAD PUJIONO, M.Pd.

3. H. THOYIB WAHID

4. H. ROMLI SHOLEH

DEWAN PENGURUS HARIAN

KETUA

Drs. H. MIFTAHUL HUDA,

M.Ag.

WAKIL KETUA

FAHRUDDIN

SEKRETARIS

AHMAD MUSTHOFA

WAKIL SEKRETARIS

H. FAUZI, S.Sos.,MM.

BENDAHARA

Drs. H. MUKHLAS

(3)

LP Maarif Menawarkan BHPNU Kepada Madrasah-madrasah

NU Jombang Online,

LP Maarif Nahdlatul Ulama menawarkan Badan Hukum Pendidikan Nahdlatul Ulama

(BHPNU) kepada madrasah-madrasah yang selama berada di bawah naungan LP

Maarif NU. Hal ini disampaikan Pengurus Wilayah LP Maarif NU Jawa Timur di

sela-sela Rapat Kerja LP Maarif NU Cabang Jombang, Senin (09/02).

Menurut Sunan Fanani, Sekretrais PW LP Maarif Jawa Timur, BHPNU nantinya akan

berupa Badan Penyelenggara Pengelola Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama

(BP3MNU). “Yayasan-yayasan yang mengelola madrasah di bawah naungan LP

Maarif kami tawari untuk masuk di bawah BP3MNU yang berbadan hukum

Perkumpulan Nahdlatul Ulama”, kata Sunan.

“BP3MNU sebagai Badan Hukum Pendidikan NU, nanti yang akan melakukan

penjaminan mutu bagi madrasah-madrasah yang yayasannya diubah menjadi badan

hukum NU, meskipun dalam pelaksanaan sehari sebagaimana yang dilakukan

seperti selama ini. Misalnya, untuk ngurusi bangku sekolah atau gaji guru tetap

diurusi oleh pengurus sebeumnya, tidak ada yang berubah”, terangnya

Perubahan ke BHPNU ini untuk legalitas kelembagaan, karena ke depan

yayasan-yayasan yang bekerja secara lokal akan kesulitan ketika menghadapi persoalan

legalitas, terutama misalnya dalam mengakses dana publik pendidikan.

“Sebenarnya tawaran kami ini adalah untuk mempermudah identifikasi dan penataan

madrasah-madrasah agar secara mutu bisa terjamin dengan standard yang sudah

ditetapkan”, kata Sunan.

(4)

Kutipan : PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN MA’ARIF NAHDLATUL

adalah serangkaian kegiatan pengembangan pendidikan melalui satuan

pendidikan dasar dan menengah formal di bawah pembinaan Lembaga

Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama;

(2) Penyelenggara pendidikan di lingkungan Nahdlatul Ulama, terdiri dari:

(a) Badan 2rite jam’iyah;

(b) Badan 0rite yayasan dan/atau perkumpulan yang didirikan

jama’ah.

(3) Penyelenggaraan pendidikan oleh jam’iyah secara operasional dijalankan

oleh Lembaga;

(4) Dalam menjalankan fungsi penyelenggaraan sebagaimana

dimaksud dalam pasal (2) ayat (3) Pengurus Lembaga Tingkat

Pusat 0riter 0riteri kepada Pengurus Tingkat Cabang untuk

membentuk Badan Pelaksana Penyelenggaraan Pendidikan

Ma’arif Nahdlatul Ulama, di singkat BPPPM, setelah mendapatkan

rekomendasi dari Pengurus Tingkat Wilayah;

(5) BPPPM membawahi satu atau lebih satuan pendidikan dasar

dan/atau menegah dan menjalankan fungsi penyelenggara atas

nama Lembaga;

(6) Struktur Kepengurusan BPPPM sekurang-kurangnya terdiri dari:

3 (tiga) orang dewan 0riteri; 3 (tiga) orang dewan pengawas; dan

dewan pengurus harian yang terdiri dari: ketua, sekretaris,

bendahara, dan 3 (tiga) orang anggota;

(7) Penyelenggaraan pendidikan oleh yayasan atau perkumpulan yang

didirikan oleh jama’ah dijalankan secara mandiri dengan mengikuti

peraturan perundang-undangan yang berlaku dan tunduk pada program

dan kebijakan pendidikan jam’iyah yang dijalankan Lembaga;

(8) Penyelenggara mendirikan 1 (satu) atau lebih satuan pendidikan formal,

meliputi satuan pendidikan dasar, yaitu: Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah

Dasar (SD), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Sekolah Menengah Pertama

(SMP); dan/atau pendidikan menengah, yaitu: Madrasah Aliyah (MA),

Sekolah Menengah Atas (SMA), dan/atau Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK);

(9) Tugas dan wewenang Lembaga di setiap tingkatan kepengurusanya

dijalankan secara bertingkat sebagaimana ditetapkan pada Pedoman

Kerja Lembaga.

BAB IV

PENGELOLAAN SATUAN PENDIDIKAN

Pasal 3

(5)

(1) Satuan Pendidikan Ma’arif merupakan pusat pengembangan budaya yang

mampu memberikan keteladanan secara fisik, 2riter maupun nilai dan

sikap dalam mengamalkan ajaran Islam berhaluan Ahlussunah

Waljama’ah, baik di lingkungan madrasah/sekolah maupun dalam konteks

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;

(2) Karakteristik Satuan Pendidikan Ma’arif adalah:

a) Menjadikan paham Ahlussunah Waljama’ah sebagai kekhasan dan

keunggulan;

b) Memelihara suasana keagamaan di satuan pendidikan dalam hal

amaliyah ibadah, pergaulan, dan akhlakul karimah dalam perilaku

sehari-hari sesuai dengan ajaran Ahlussunah Waljama’ah;

c) Menekankan semangat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi

yang bermanfaat bagi pembangunan bangsa dan 2riter untuk

mencapai kesejahteraan dunia dan akhirat;

d) Menjadikan Mabadi Khaira Ummah sebagai landasan manajemen yang

merefleksikan nilai-nilai kebenaran/ kejujuran (ash-shidq), kepercayaan

(al-amanah), keadilan (al-‘adalah), gotong royong (at-ta’awun),

konsistensi terhadap kebenaran (al-istiqamah), kerja keras, serta

menjunjung tinggi nilai amal kerja dan prestasi sebagai bagian dari

ibadah kepada Allah Swt.

Pasal 4

Status Satuan Pendidikan

(1) Satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh jam’iyah ataupun badan

2rite yang didirikan jama’ah disebut Satuan Pendidikan Ma’arif;

(2) Satuan Pendidikan Ma’arif dikelompokkan menurut badan 2rite

penyelenggaranya, yaitu:

(a) Satuan Pendidikan Ma’arif milik jam’iyah;

(b) Satuan Pendidikan Ma’arif milik jama’ah.

(3) Satuan Pendidikan Ma’arif yang dimaksud dalam pasal (3) ayat (2) poin

(a) secara otomatis mendapatkan pengesahan sebagai Satuan Pendidikan

Ma’arif sejak pendiriannya;

(4) Satuan Pendidikan Ma’arif yang dimaksud dalam pasal (3) ayat (2) poin

(b) mendapatkan pengesahan sebagai Satuan Pendidikan Ma’arif dari

Pengurus Lembaga Tingkat Wilayah atas usulan Pengurus Lembaga

Tingkat Cabang;

(5) Pengesahan sebagaimana dimaksud dalam pasal (4) ayat (4) dilakukan

apabila satuan pendidikan memenuhi 2riteria sebagai berikut:

a) Mempunyai jaminan kelangsungan hidup;

b) Memiliki sarana dan prasarana kependidikan yang memenuhi syarat

untuk digunakan;

c) Memiliki tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang memadai dan

kompeten;

d) Mendapatkan dukungan dari masyarakat dan pemerintah setempat

dalam bentuk surat rekomendasi;

e) Melaksanakan kurikulum yang berlaku pada setiap jenjang/jenis

pendidikan yang bersangkutan;

(6)

SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA SMP - SMA ISLAM KARANGPLOSO , MALANG

Latar Belakang :

Kecamatan Karangploso salah satu kecamatan di Kabupaten

Referensi

Dokumen terkait

(1) Selain dilaksanakan oleh Lembaga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (2), Penyelenggaraan Keantariksaan dapat dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah lainnya,

(1) Bidang Lembaga Politik dan Organisasi Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf c angka 3 mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Badan

lembaga, asosiasi, dan pihak lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1), rincian jenis data dan informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (3),

pailitnya yayasan adalah sebagaimana yang diatur dalam Pasal 39 UU Yayasan yaitu jika kepailitan terjadi karena kesalahan atau kelalaian pengurus dan kekayaan

sebagai Pengelola Gudang, Gudang, Lembaga Penilaian Kesesuaian, Pusat Registrasi dan penerbit Derivatif Resi Gudang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (2), Pasal 43 ayat

(1) Selain dilaksanakan oleh Lembaga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (2), Penyelenggaraan Keantariksaan dapat dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah lainnya,

(1) Selain dilaksanakan oleh Lembaga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (2), Penyelenggaraan Keantariksaan dapat dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah lainnya,

DalamUU Nomor 23 Tahun 2014 disebutkan dalam Pasal 8 ayat 2 bahwa: “Pembinaan dan pengawasan oleh Pemerintah Pusat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat 1 terhadap penyelenggaraan