• Tidak ada hasil yang ditemukan

Antara Kehidupan dunia dan akhirat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Antara Kehidupan dunia dan akhirat"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

ﺎ ﺮو ﷲﺒ ﺔﲪرو

م ﺒ

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah Swt, atas limpahan nikmat, rahmat serta karunia-Nya kepada kita, berupa kesehatan dan kesempatan, sehingga kita bisa bersama-sama berkumpul di Masjid Taqwa ini untuk thalabul ilmi, dan menunaikan kewajiban kita sholat Shubuh secara berjamaah. Mudah-mudaham setiap langkah kita di bulan Ramadhan ini, bisa membuahkan pahala, menjadi penghapus dosa dan pengangkat derajat ketaqwaan kita di hadapan Allah Swt. Amien.

Tak lupa semoga shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw., keluarganya, dan sahabatnya, para tabi'in, kepada kita semua, serta kepada seluruh umatnya hingga akhir zaman yang menjadikan sebagai uswatun hasanah, suri tauladan yang baik.

Bapak-bapak, Ibu-ibu, Mas-mas, Mbak-mbak, dan Adik-adik jamaah Sholat Shubuh, yang dimulyakan Allah…!

Dalam Kesempatan saya akan menyampaikan tentang Antara kehidupan dunia dan akhirat. Sebagaimana telah saya sebutkan diatas tadi :

ُﷲﺒ

ﺴكﺎﺴﺴآ

ﺎﺴ ﺶ

ﺶﺴﺸـﺒﺴو

ﺴرﺒﺪ ﺒ

ﺎﺴﺸـﺪﺒ

ﺴ ﺶ

ﺴ ﺴ ﺶ ﺴ

ﺴ ﺸﺴـ

ﺴﺴو

ﺴةﺴﺮﺶﺧﺴﺸﺒ

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri

akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi” (QS. Al

Qashshash: 77).

(2)

dunia. Tapi, umat Islam diperintahkan untuk menaklukkan dunia, untuk meletakkan dunia dalam genggamannya, bukan dalam hatinya.

Dunia dan seisinya adalah amanah Allah. Semua akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah di akhirat. Semakin tinggi jabatan, kedudukan, dan semakin banyak nikmat yang diterima seseorang di dunia, maka semakin berat pula tanggung jawabnya di akhirat. Karena itu, sangatlah bodoh orang yang siang malam sibuk mengejar dunia demi tujuan-tujuan kepuasan dunia semata.

Menurut Imam Al-Ghazali, cinta dunia adalah pangkal segala dosa. Gemerlap dunia seringkali membuat orang tersesat sehingga lupa pada tujuan hidupnya sebagai musafir menuju alam akhirat. Cinta dunia adalah sesuatu yang sangat berbahaya. Rasulullah saw bersabda, “Kalau begitu, bergembiralah dan berharaplah memperoleh sesuatu yang melapangkan diri kalian. Demi Allah, bukan kemiskinan yang aku khawatirkan akan menimpa diri kalian. Akan tetapi, aku khawatir jika dunia ini dibentangkan untuk kalian sebagaimana ia dibentangkan untuk orang-orang sebelum kalian sehingga kalian berlomba sebagaimana mereka berlomba, dan akhirnya kalian hancur sebagaimana mereka hancur.” (Hadits riwayat Muslim (2961) dan al-Bukhari (6425), dan Ibnu Abi ad-Dunya dalam kitab tentang Zuhud hal. 73)

Mengabaikan Allah dan tidak mengacuhkan kehidupan akhirat, sepanjang hidup mengejar keserakahan dunia, berarti hukuman abadi yang akan diterimanya adalah api neraka. Orang-orang yang berada di jalan ini digambarkan Al-Qur`an :

ﺴنوُﺮﺴ ﺸُـ

ﺸ ُ

ﺴو

ُبﺒﺴﺬﺴﺸﺒ

ُ ُﻬﺸـﺴ

ُ ﺴُﳜ

ﺶةﺴﺮﺶﺧ ﺎﺶ

ﺎﺴﺸـﺪﺒ

ﺴةﺎﺴﺴﺸﳊﺒ

ﺒُوﺴﺮﺴـﺸ ﺒ

ﺴ ﺶﺬ ﺒ

ﺴ ﺶﺌﺴوُأ

.

Artinya : “Orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat. Bagi mereka, Allah memutuskan, “Maka tidak akan diringankan siksa mereka dan mereka tidak akan ditolong.” (QS. Al-Baqarah: 86)

Itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat, maka tidak akan diringankan siksa mereka dan mereka tidak akan ditolong. Begitu juga Firman Allah :

ﺎﺴﺶﺎﺴآ

ﺸ ﺴ

ﺸ ُ

ﺴ ﺶﺬ ﺒﺴو

ﺎﺴﺶ

ﺒﻮ ﺴﺄﺴﺸ ﺒﺴو

ﺎﺴﺸـﺪﺒ

ﺶةﺎﺴﺴﺸﳊﺎﺶ

ﺒﻮُﺿﺴرﺴو

ﺎﺴﺴءﺎﺴﺶ

ﺴنﻮُﺟﺸﺮﺴـ

ﺴ ﺶﺬ ﺒ

نﺶﺐ

Artinya : “Sesungguhnya, orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami, mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan.” (QS Yunus : 7-8)

Jika seseorang sudah cinta dunia, maka akan datang berbagai penyakit hati. Seperti sombong, dengki, serakah dan cenderung melelahkan diri sendiri memikirkan yang tidak ada. Semakin cinta pada dunia, akan semakin serakah. Bahkan, tega berbuat keji hanya untuk mendapatkan dunia yang diinginkannya.

(3)

sementara di dunia ini, semua harta dunia yang kita banggakan, tidak akan kita bawa mati, hanya amal ibadah, dan amal kebaikanlah yang akan menemani kita hingga sampai hari kita dibangkitkan nanti. Jadikanlah dunia hanya sebagai ladang akhirat kita, tempat kita mempersiapkan bekal untuk akhirat nanti. Ingatlah selalu, bahwa kelak kita akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang sudah kita lakukan selama kita hidup didunia ini.

Hadirin yang dimulyakan Allah…!

Seperti yang dikatakan dalam salah satu ungkapan dari seorang sahabat Nabi yang bernama Abdullah bin Amr bin al-Ash R.a.:

“Bekerjalah engkau untuk kepentingan duniamu seakan-akan engkau akan hidup selamanya, dan bekerjalah pula engkau untuk kepentingan akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok”.

Lalu, apa makna ungkapan Abdullah bin Amr bin al-Ash tersebut diatas? Ada beragam anggapan tentang ungkapan diatas. Pertama, anggapan bahwa kita harus hidup seimbang fifty-fifty, antara dunia dan akhirat. Bisa jadi setengah hari untuk urusan dunia dan setengahnya untuk urusan akhirat. Dan bahwa anggapan seperti ini adalah salah besar.

Kemudian yang kedua, ungkapan tersebut maknanya justru kebalikan dari anggapan pertama. Artinya, ungkapan tersebut mengisyaratkan bahwa akhirat lebih utama dibanding dunia. Sebagai buktinya bahwa untuk urusan akhirat harus disegerakan (karena waktunya sempit, yaitu besok), dan urusan dunia boleh ditunda (karena waktunya masih panjang yaitu hidup selama-lamanya). Jadi, ungkapan tersebut hanya masalah perbandingan antara dunia dan akhirat.

Perlu juga kita pahami bahwa masalah keduniaan tidak selalu berkaitan dengan persoalan dunia saja, dan masalah keakhiratan tidak selalu berkaitan soal akhirat. Bisa jadi, suatu perbuatan kelihatannya dunia, namun sebenarnya ia bernilai akhirat. Contoh: seorang pebisnis yang berbisnis untuk menafkahi keluarganya. Lalu ia tidak lupa bersedekah, berzakat, dan membantu orang lain. Bisa jadi, suatu perbuatan kelihatannya akhirat, namun sebenarnya hanya bernilai dunia. Contoh: mengeluarkan shodaqoh atau infaq sambil menonjolkan dirinya/golongan/ partainya. Di sini perbuatannya bernilai dunia, yaitu karena adanya pamrih ingin dipuji sebagai orang yang peduli atau dipuji sebagai partai yang pro rakyat. Oleh karenanya nilai akhirat tidak ada sama sekali.

Jadi, perbuatan apapun yang bernilai akhirat, maka itu perlu diprioritaskan. Tentu saja dengan niat yang benar. Jika niatnya akhirat, maka dunia akan ikut terbawa. Jika niatnya dunia, maka akhirat tidak akan ikut terbawa. Maka selayaknyalah hal-hal atau perbuatan yang berkaitan dengan dunia, selaras dengan aturan-aturan agama sehingga, akan terjadi kesinambungan antara dunia dan akhirat, dan benar-benar menjadikan dunia adalah ladang untuk kehidupan di akhirat nanti.

(4)

Coba kita bayangkan, kita hidup di dunia yang modern ini, dimana informasi hampir tidak ada batas, sebagai contoh mungkin masing-masing kita mempunyai handphone atau yang lain, bahkan tidak hanya satu, kadang 2 atau lebih, dan tiba-tiba salah satu mendapat sms yang isinya “Selamat anda mendapat kan hadiah Rp. 15 jt dari telkomsel point. Untuk keterangan lebih lanjut silahkan hubungi no. sekian-sekian”. Misalnya. Spontan kita gembira riang, seneng, dan berbagai perasaan bahagia yang lain, Sehingga kita bergegas untuk mengurus dan mendapatkan hadiah tersebut. Entah dengan berbagai cara apapun. Ilustrasi diatas adalah sbuah contoh gambaran yang jelas bahwa betapa besar cinta kita kepada dunia.

Lain halnya ketika kita mendapatkan sms yang isinya : “Selamat, anda 2 hari kedepan akan mendapatkan penyakit kronis, dan 4 hari kemudian meninggal dunia. Silahkan mempersiapkan diri sebelum menemui kematian”. Bila hal ini benar-bernar terjadi, bagaimana perasaan kita? pasti kita akan kebingungan atau bahkan depresi, dan selanjutnya kita akan selalu berbuat baik, sholat tiap saat, sedekah terus menerus, dan selalu berbuat baik sampai ajal itu benar-benar datang. Hal itu menandakan bahwa benar-benar kita belum siap menghadapi kematian. Karena sadar atas perbuatan-perbuatan yang telah kita lakukan semala ini.

Hadirin yang dimulyakan Allah..!

Janganlah kita menjadikan agama hanya sekedar sebagai mainan! Janganlah kita tertipu oleh kemerlapnya kehidupan dunia! Janganlah pula tipuan-tipuan itu membuat kita tertipu dan kemudian berpaling dari Allah. Sebagaimana yang difirmankan Allah :

ﺴﷲﺒ

ﺷنﺶﺐ

ًﺒﺪﺴ

ُ ﺶ ﺸ ﺴ

ﺒﺴذﺎﺷ

ﺲ ﺸﺴـ

يﺶرﺸﺪﺴ

ﺎﺴﺴو

ﺶمﺎﺴ ﺸرﻷﺒ

ﺶﰲ

ﺎﺴ

ُ ﺴﺸﺴـﺴو

ﺴﺚﺸﺴﺸﺒ

ُلﺷﺰﺴـُـﺴو

ﺶﺔﺴﺎﺷ ﺒ

ُ ﺸﺶ

ُ ﺴﺪ ﺶ

ﺴﷲﺒ

ﺷنﺶﺐ

ُتﻮُﺴﲤ

ﺳضﺸرﺴأ

ﺷيﺴﺄﺶ

ﺲ ﺸﺴـ

يﺶرﺸﺪﺴ

ﺎﺴﺴو

ﺲﲑﺶﺴﺧ

ﺲ ﺴﺴ

.

”Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada di dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui apa yang akan dikerjakan besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mendalam Pengetahuan-Nya” [QS. Luqman : 34].

Demikianlah apa yang saya sampaikan pada kesempatan ini, semoga kita benar-benar mampu menyelaraskan hidup antara kepentingan dunia dan kepentingan akhirat nanti. Amien. Dari saya kurang lebihnya mohon maaf .

و

ﷲﺒ

ﺮ ﺒ

و

ﺒﺬ

ﱃﻮ

لﻮ ﺒ

.

(5)

Referensi

Dokumen terkait

Nilai ini didapatkan dari perhitungan energi panas reaksi proses reduction kiln #1, perhitungan energi panas oleh material dalam debu, perhitungan energi panas yang dibawa

Komisi PSE Keuskupan Bandung dan Prodi Akuntansi dan Prodi Manajemen UNPAR adalah mitra yang memang sudah direncanakan sebagai pihak yang akan melakukan kerjasama (tertulis

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Beban Kerja dan

melanjutnya pendidikannya di al-Azhar Kairo. Disinilah Taha Husein mulai mengenal ide-ide pembaharuan Muhammad Abduh dan murid- muridnya. Ia sempat belajar di al-Azhar

Heistä kuusi oli selkeästi sitä mieltä, että matematiikan opiskelusta on hyötyä myös koulun ulkopuolella.. Siitä uskottiin olevan hyötyä jokapäiväisessä

Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan Yanti (2009) bahwa ibu dengan kejadian anemia memiliki hubungan yang bermakna dengan pola makan sewaktu

Kemudian mengembangkan model draft 1, uji coba draft model 1, revisi Model (uji pakar), uji coba model draft 2, serta revisi model pembelajaran matematika

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, maka ditetapkan diagnosa keperawatan gangguan pemenuhan istirahat tidur pada pasien dengan anemia. Dan tindakan-tindakan