PENGARUH PENERAPAN IFRS TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA Erlina, Narumondang B Siregar
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh penerapan International Financial Reporting Standard (IFRS) terhadap kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan go public yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2011. Kinerja keuangan perusahaan diukur dengan menggunakan empat rasio keuangan, yaitu: ROA (Return On Asset), ROE (Return On Equity), DER (Debt to Equity Ratio), dan DR (Total Debt to Total Asset Ratio).
Penelitian ini menggunakan perusahaan yang tergolong dalam 50 Leading Companies In Market Capitalization 2011. Pengambilan sampel perusahaan dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, sebanyak 7 perusahaan dari kategori perusahaan publik pada tahun 2010-2011. Analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah analisis kuantitatif dengan metode statistik deskriptif dengan menggunakan uji normalitas data dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji beda dengan menggunakan Paired Sample T-test.
Hasil pengujian menggunakan uji beda Paired Sample T-test menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan untuk semua rasio keuangan setelah penerapan IFRS pada periode pengamatan. Berdasarkan statistik deskriptif perubahan nilai rata-rata (mean) rasio DER mengalami penurunan, namun hasil tersebut tidak cukup kuat untuk membuktikan adanya pengaruh penerapan IFRS terhadap kinerja keuangan perusahaan.
1. PENDAHULUAN
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi perusahaan mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, serta perubahan posisi keuangan perusahaan, dimana informasi ini sangat diperlukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam membuat keputusan. Posisi keuangan perusahaan dipengaruhi oleh sumber daya yang dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas dan solvabilitas, serta kemampuan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Semua informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan sangat diperlukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan pada perusahaan, baik itu pihak eksternal maupun pihak internal perusahaan.
Untuk menyediakan informasi keuangan yang baik dan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan maka perusahaan harus menyediakan informasi keuangan yang memenuhi standar akuntansi keuangan. Standar akuntansi keuangan yang mampu memberikan informasi keuangan bagi pihak-pihak berkepentingan, terutama investor tentunya adalah standar yang diakui oleh perusahaan secara global. Standar akuntansi keuangan yang diakui untuk saat ini adalah
International Financial Reporting Standard (IFRS). Bagi Indonesia, konvergensi IFRS dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan hal yang sangat penting untuk menjamin daya saing
perusahaan nasional didalam persaingan global.
Sejak Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mendeklarasikan rencana Indonesia untuk melakukan
konvergensi terhadap IFRS dalam pengaturan standar akuntansi keuangan pada tahun 2008, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan mengalami banyak perubahan yang disesuaikan dengan International Financial Reporting Standard (IFRS). Rencana Indonesia untuk melakukan konvergensi IFRS melalui tiga tahapan pengadopsian dinilai banyak kalangan sudah tepat karena masih banyak perusahaan yang belum memiliki pengetahuan dan pemahaman yang memadai mengenai IFRS. Tahapan pertama, merupakan proses untuk mengadopsi keseluruhan IFRS
ke PSAK, mempersiapkan
infrastruktur dan mengevaluasi dampak-dampak apa saja yang akan terjadi pasca penerapan IFRS. Tahapan kedua dilakukan tahun 2011 untuk menuju persiapan akhir sebelum melakukan implementasi keseluruhan isi dari IFRS yang dilaksanakan pada tahun 2012. Tahapan ketiga adalah
implementasi PSAK yang telah
konvergen dengan IFRS.
II. TINJAUAN TEORITIS International Financial Reporting Standard (IFRS)
Standar akuntansi internasional disusun oleh empat organisasi utama dunia, yaitu international Accounting Standard Board (IASB), European Community (EC), International
Organization of Securities
Commisions (IOSCO), dan
International Federation Accounting
(IFAC).
International Accounting Standard Board (IASB) yang dahulu bernama Accounting Standard Committee (ASC), merupakan lembaga independen yang menyusun standar akuntansi. Organisasi ini memiliki tujuan mengembangkan dan mendorong penggunaan standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami, dan dapat diperbandingkan (Choi et al, 1999). Natawdyana (2008) menyatakan bahwa sebagian besar standar yang menjadi bagian IFRS sebelumnya merupakan International Accounting Standard (IAS).
Konvergensi IFRS terhadap kualitas Laporan Keuangan
Konvergensi IFRS dapat meningkatkan kualitas informasi laporan keuangan perusahaan. Pengadopsian standar akuntansi internasional juga sangat penting
dalam menjaga stabilitas
perekonomian. Manfaat dari konvergensi IFRS ini diharapkan dapat mengurangi hambatan-hambatan investasi, meningkatkan transparansi perusahaan, mengurangi biaya yang terkait dengan penyusunan laporan
keuangan dan mengurangi cost of capital.
Dalam perspektif kualitatif, beberapa dampak yang terjadi atas konvergensi IFRS terhadap kualitas laporan keuangan keuangan (Angkoso:2011), yaitu sebagai berikut:
1. Perubahan konsep dari Rule Based ke Principle Based
2. Peran Professional Judgement lebih dibutuhkan 3. Penggunaan Fair Value
Accounting
4. Keterlibatan pihak ketiga dalam penyusunan laporan keuangan
Manfaat dan Tujuan penggunaan IFRS
International Financial Reporting Standard (IFRS) adalah suatu upaya untuk memperkuat arsitektur keuangan global dan mencari solusi jangka panjang terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan.
Manfaat dari adanya suatu standar akuntansi global dan kualitas akuntansi (Siregar, 2012:11) adalah sebagai berikut:
memperbaiki efisiensi alokasi lokal
b. Investor dapat membuat keputusan yang lebih baik c. Perusahaan-perusahaan
dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan yang lebih baik mengenai merger dan akuisisi
d. Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standar dapat disebarkan dalam mengembangkan standar global yang berkualitas tinggi.
Tujuan IFRS (Siregar, 2012:12) adalah memastikan bahwa laporan keuangan intern perusahaan untuk periode-periode yang dimaksudkan dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang: akuntansi yang berdasarkan IFRS pada Standar Akuntansi Keuangan
Menurut Nobes dan Parker (2002), rintangan yang paling fundamental dalam proses harmonisasi
adalah sebagai berikut: “(a) Perbedaan praktek akuntansi yang berlaku saat ini pada berbagai Negara, (b) Kurangnya atau lemahnya tenaga professional atau lembaga professional di bidaang akuntansi pada berbagai Negara, dan (c) Perbedaan sistem politik dan ekonomi pada tiap-tiap Negara.”
Menurut Lecturer Ph. Diaconu Paul (2002), hambatan dalam menuju harmonisasi adalah: “(a) Nasionalisme tiap-tiap negara, (b) Perbedaan sistem pemerintahan pada tiap-tiap negara, (c) Perbedaan kepentingan antara perusahaan multinasional dengan perusahaan nasional yang sangat mempengaruhi proses harmonisasi antar negara, dan (d) Tingginya biaya untuk merubah prinsip”.
Penerapan International Financial Reporting Standard (IFRS) dan Kendala yang Dihadapi
Untuk saat sekarang ini standar yang diakui secara global adalah
International Financial Reporting
Standard (IFRS), sehingga
konvergensi IFRS di Indonesia harus didukung secara penuh agar Indonesia memperoleh pengakuan maksimal dari komunitas internasional khususnya di mata investor asing (global). Dengan adanya adopsi IFRS akan mempermudah proses rekonsiliasi bisnis dalam bisnis lintas negara. Dengan kata lain penerapan suatu standar internasional akan
meningkatkan kepercayaan
Namun penerapan
International Financial Reporting Standard (IFRS) bukanlah hal yang mudah untuk diwujudkan di Indonesia, ada tiga tahapan yang perlu dilakukan dalam konvergensi IFRS ke dalam PSAK. Tahapan pertama merupakan tahap adopsi yang dilakukan sejak tahun 2008 sampai 2011, tahapan kedua merupakan tahapan persiapan akhir sebelum implementasi IFRS, dan tahapan ketiga adalah tahapan implementasi yang dimulai sejak tahun 2012. Berkaitan dengan tahap adopsi, ada beberapa kendala yang dihadapi, sebagai berikut:
1. Kurangya perhatian dan partisipasi dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam setiap exposure draft hearing PSAK yang baru diberlakukan oleh DSAK. 2. Kondisi
perundang-undangan yang belum tentu sinkron dengan IFRS, 3. Kurang siapnya SDM dan
dunia pendidikan di Indonesia.
Implementasi International Financial Reporting Standard (IFRS) memberikan dampak positif dan negatif bagi dunia bisnis dan jasa audit di Indonesia, sebagai berikut:
1. Terbukanya akses ke pendanaan internasional karena laporan keuangan
akan lebih mudah
dikomunikasikan ke investor global.
2. Meningkatkan relevansi laporan keuangan karena standar IFRS banyak menggunakan nilai wajar. 3. Kinerja keuangan (laporan
laba rugi) akan lebih fluktuatif jika harga-harga fluktuatif.
4. Semakin sulitnya dalam hal
Income Smoothing dengan adanya balance sheet approach dan fair value. 5. Dengan Principle Based
Standard mungkin
menyebabkan perbandingan laporan keuangan menjadi sedikit menurun yakni bila penggunaan professional
judgement ditumpangi
dengan kepentingan untuk mengatur laba (earning management).
6. Penggunaan off balance sheet menjadi semakin terbatas.
Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan perusahaan menurut Brigham dan Houston
(2001:78) diukur dengan
1. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Profitabilitas menurut Brigham dan Houston (2001:89) adalah “hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan. Rasio profitabilitas
(profitability ratio) adalah sekelompok rasio yang memperlihatkan pengaruh gabungan dari likuiditas, manajemen aktiva, dan hutang terhadap hasil operasi “. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Return On Asset (ROA)
ROA merupakan salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aktiva yang ada dan setelah
biaya-biaya modal
dikeluarkan dari analisis.
b. Return On Equity (ROE)
ROE merupakan bentuk dari rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur besarnya laba yang dihasilkan dari investasi modal yang dikeluarkan.
2. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang perusahaan.
Rasio leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah debt to equity ratio dan
debt to total aset ratio. Menurut Riyanto (1995:333) debt to equity ratio “digunakan untuk mengukur bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang”. Debt to Total Asset Ratio atau yang sering disebut rasio utang (debt ratio) menurut Brigham dan Houston (2001:86) adalah rasio yang “mengukur persentase dana yang disediakan oleh kreditur”.
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan tinjauan literatur diatas mengenai kinerja keuangan perusahaan sebelum dan setelah penerapan IFRS, maka hipotesis yang dapat dibuat dalam penelitian ini adalah:
H1: Tingkat Return On Asset (ROA) mempunyai perbedaan yang signifikan sebelum penerapan IFRS dan setelah penerapan IFRS.
H3: Tingkat Debt to Equity Ratio
(DER) mempunyai perbedaan yang signifikan sebelum penerapan IFRS dan setelah penerapan IFRS.
H4: Tingkat Debt to Total Asset Ratio
(DR) mempunyai perbedaan yang signifikan sebelum penerapan IFRS dan setelah penerapan IFRS.
III. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian asosiatif kausal. Menurut Erlina (2008:34), “penelitian asosiatif kausal adalah menghubungkan dua variabel atau lebih”.
Tempat dan Waktu Penelitian Berdasarkan jenis data yang digunakan, penulis tidak langsung mendatangi perusahaan, akan tetapi perusahaan mengunjungi situs-situs internet yang menyediakan data-data perusahaan yang dibutuhkan (www.idx.co.id) , sedangkan waktu penelitian dimulai dari bulan Maret 2013-Juni 2013.
Batasan Operasional
Pada penelitian ini penerapan IFRS, yang dalam hal ini IFRS yang telah dikonvergensi/ harmonisasi ke SAK memberikan pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan sebelum dan setelah adanya penerapan IFRS. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan perusahaan yang dukur melalui empat variabel
yaitu return on asset, return on equity, debt to equity ratio dan debt ratio. Sedangkan yang berfungsi sebagai variabel independennya adalah periode sebelum dan setelah penerapan IFRS.
Definisi Operasional
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa rasio keuangan yang digunakan sebagai alat ukur kinerja keuangan perusahaan, yang digunakan sebagai variabel dependennya antara lain:
1. Return On Asset (ROA). Rasio ini memberikan gambaran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aktiva yang ada dan setelah biaya-biaya modal dikeluarkan
2. Return On Equity (ROE). Rasio ini memberikan ukuran dan gambaran besarnya laba yang dihasilkan dari investasi modal yang dikeluarkan.
3. Debt to Equity Ratio (DER). Rasio ini memberikan gambaran kemampuan modal perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya. 4. Debt to Total Asset Ratio (DR).
Rasio ini memberikan gambaran seberapa besar persentase total dana yang berasal dari kreditur yang digunakan oleh perusahaan.
Skala Pengukuran Variabel
Menurut Erlina (2008:108) “
skala pengukuran menjadi
menentukan pemilihan metode parametrik dan nonparametrik dalam statistik inferensial”.
Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah kumpulan individu atau objek penelitian yang memiliki kualitas-kualitas serta ciri-ciri yang ditetapkan. Berdasarkan kualitas dan ciri tersebut, populasi dapat dipahami sebagai sekelompok individu atau objek pengamatan yang
minimal memiliki satu persamaan karakteristik. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan go public yang terdaftar di BEI tahun 2010-2011.
Data perusahaan yang telah menerapkan PSAK yang diadopsi dari IFRS pada laporan keuangannya pada tahun 2011 adalah sebanyak 14 perusahaan dan yag memenuhi kriteria sampel adalah sebanyak 7 perusahaan.
No Nama perusahaan Kode
1 PT Astra Internasional Tbk ASII 2 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk TLKM 3 PT Bank Central Asia Tbk BBCA 4 PT Bank Mandiri (persero) Tbk BMRI 5 PT Unilever Indonesia Tbk UNVR
6 PT HM Sampoerna Tbk HMSP
7 PT Bayan Resources Tbk BYAN
Jenis Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis data kauntitatif, yaitu data yang berbentuk angka-angka. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan (financial statement) seluruh perusahaan yang menjadi sampel penelitian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2011.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan data, mencatat dan mengkaji data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan yang telah dipublikasikan selama periode pengamatan.
Statistik ini digunakan untuk “menginformasikan nilai minimum, maksimum, mean, standar deviasi, dan menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak” (Wijaya, 2001:411).
Uji Normalitas Data
“Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak” (Wijaya, 2001:41). Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan analisis grafik dan uji statistik melalui uji Kolmogrov-Smirnov.
Uji Hipotesis
Hasil uji normalitas data digunakan untuk menentukan alat uji apa yang paling sesuai digunakan dalam pengujian hipotesis. Apabila data berdistribusi normal maka digunakan uji parametrik Paired Sampel T Test. Sementara apabila data berdistribusi tidak normal maka digunakan uji non parametrik yaitu
Wilcoxon Sign Test yang lebih sesuai digunakan.
Paired Sampel T test
Paired sampel T test atau uji T sampel berpasangan merupakan uji parametrik yang digunakan untuk
menguji hipotesis sama atau tidak berbeda (HO) antara dua variabel. Data berasal dari dua pengukuraan atau dua periode pengamatan yang berbeda yang diambil dari subjek yang dipasangkan.
Penarikan kesimpulan pada uji ini didasarkan pada:
a. jika t hitung > t tabel, atau nilai probabilitas pada kolom
sig.(2-tailed) < 0,05, maka ha diterima.
b. jika t hitung < t tabel, atau nilai probabilitas pada kolom
sig.(2-tailed) > 0,05 maka ha ditolak.
Wilcoxon Signed Ranks Test
Uji peringkat tanda wilcoxon digunakan untuk mengevaluasi perlakuan (treatment) tertentu pada dua pengamatan, antara sebelum dan sesudah adanya perlakuan tertentu.
Penarikan kesimpulan didasarkan pada:
a. jika z hitung > z tabel, atau nilai probabilitas pada kolom sig.
(2-tailed) < 0,05 maka ha diterima
b. jika z hitung <z tabel, atau nilai probabilitas pada kolom sig. (2 -tailed) > 0,05, maka ha ditolak.
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation
ROA sebelum 7 .020 .389 1.079 .15414 .142229
ROE sebelum 7 .241 .874 2.887 .41243 .241416
DER Sebelum 7 .976 9.814 24.360 3.48000 3.906208
DR Sebelum 7 .434 .906 4.386 .62657 .196612
Valid N (listwise) 7
Statistik Deskriptif Setelah IFRS
Hasil Uji Normalitas
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation
ROA Setelah 7 .023 .416 1.296 .18514 .160378
ROE Setelah 7 .242 1.077 3.409 .48700 .322249
DER Setelah 7 .689 8.070 20.971 2.99586 3.200864
DR Setelah 7 .408 .888 4.295 .61357 .180563
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
ROA sebelum ROE sebelum DER Sebelum DR Sebelum
N 7 7 7 7
Normal Parametersa Mean .15414 .41243 3.48000 .62657
Std. Deviation .142229 .241416 3.906208 .196612
Most Extreme Differences
Absolute .290 .360 .379 .251
Positive .290 .360 .379 .251
Negative -.173 -.239 -.261 -.198
Kolmogorov-Smirnov Z .767 .953 1.004 .663
Asymp. Sig. (2-tailed) .598 .324 .266 .771
Berdasarkan tabel 4.3 dan tabel 4.4 seperti yang ada diatas menunjukkan bahwa rata-rata nilai probabilitas > taraf signifikansi (α = 0,05), dari hal tersebut dapat disimpulkan data-data
rasio keuangan berdistribusi normal. Karena data dalam penelitian ini normal maka metode yang digunakan adalah metode parametrik dengan uji
Paired Sample T-test.
Hasil Uji Paired Sample T-test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
ROA Setelah ROE Setelah DER Setelah DR Setelah
N 7 7 7 7
Normal Parametersa Mean .18514 .48700 2.99586 .61357
Std. Deviation .160378 .322249 3.200864 .180563
Most Extreme Differences Absolute .301 .277 .354 .203
Positive .301 .277 .354 .203
Negative -.192 -.224 -.236 -.157
Kolmogorov-Smirnov Z .796 .732 .938 .537
Asymp. Sig. (2-tailed) .550 .657 .343 .936
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T Df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
ROA Setelah
Equal variances
assumed .110 .746 .383 12 .709 .031000 .081021
Equal variances
not assumed .383 11.831 .709 .031000 .081021
ROE Setelah
Equal variances
assumed .645 .437 .490 12 .633 .074571 .152187
Equal variances
not assumed .490 11.122 .634 .074571 .152187
DER Setelah
Equal variances
assumed .487 .499 -.254 12 .804 -.484143 1.908776
Equal variances
not assumed -.254 11.554 .804 -.484143 1.908776
DR Setelah
Equal variances
assumed .061 .810 -.129 12 .900 -.013000 .100895
Equal variances
not assumed -.129 11.914 .900 -.013000 .100895
Berdasarkan tabel Paired Sample T-test seperti yang disajikan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Return On Asset (ROA) Berdasarkan uji signifikansi pada tabel 4.5 return on asset menunjukkan t hitung sebesar 0.383 < t tabel sebesar 2,306 atau nilai probabilitas pada kolom sig
(2-tailed) 0,709 > 0,05 maka ha ditolak. Dari pengujian tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa
penerapan IFRS tidak memberikan perbedaan yang signifikan sebelum dan setelah penerapan IFRS pada return on asset.
Berdasarkan uji signifikansi pada tabel 4.5 return on equity menunjukkan t hitung sebesar 0,490 < t tabel sebesar 2,306 atau nilai probabilitas pada kolom sig (2-tailed) 0,633 > 0,05 maka pada return on equity.
3. Debt to Equity Ratio (DER) Berdasarkan uji signifikansi pada tabel 4.5 debt to equity ratio menunjukkan t hitung sebesar -0,254 < t tabel sebesar 2,306 atau nilai probabilitas pada kolom sig. (2-tailed) sebesar 0,804 > 0.05 maka ha ditolak. Dari pengujian tersebut dapat
disimpulkan bahwa
penerapan IFRS tidak memberikan perbedaan signifikan sebelum dan setelah penerapan IFRS pada debt to equity ratio.
4. Total Debt to Total Asset Ratio (DR)
Berdasarkan uji signifikansi pada tabel 4.5 total debt to
total asset ratio
menunjukkan t hitung sebesar -0,129 < t tabel sebesar 2,306 atau nilai probabilitas pada kolom sig. (2-tailed) sebesar 0,900 > 0,05 maka ha ditolak. Dari pengujian tersebut dapat
disimpulkan bahwa
penerapan IFRS tidak memberikan perbedaan signifikan sebelum dan setelah penerapan IFRS pada total debt to total asset ratio.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Berikut penjelasan kesimpulan Sample T-test menunjukkan tidak ada memberikan perbedaan yang signifikan sebelum dan setelah penerapan
International Financial Reporting Standard (IFRS). 2. Pada variabel return on equity
yang diuji secara parsial
dengan metode Paired Sample T-test menunjukkan tidak ada memberikan perbedaan yang signifikan sebelum dan setelah penerapan International Financial Reporting Standard
(IFRS).
3. Pada variabel debt to equity ratio yang diuji secara parsial dengan menggunakan metode
Paired sample T-test
menunjukkan tidak ada memberikan pengaruh yang signifikan sebelum dan setelah penerapan International Financial Reporting Standard
4. Pada variabel total debt to total asset ratio yang di uji secara parsial dengan menggunakan metode Paired Sample T-test
menunjukkan tidak ada memberikan pengaruh yang signifikan sebelum dan setelah penerapan International Financial Reporting Standard
(IFRS).
SARAN
Peneliti memberikan saran yang dapat membangun terkait dalam penelitian ini, antara lain:
1. Bagi manajemen perusahaan, sebelum dilakukannya penerapan IFRS dalam standar akuntansi keuangan yang dipakai dalam menyusun laporan keuangan perusahaan manajemen harus melakukan persiapan yang matang. Karena konvergensi IFRS dalam PSAK dapat merubah ataupun memperbaharui standar akuntansi keuangan yang dipakai oleh manajemen dalam menyusun laporan keuangan perusahaan. Selain itu faktor keadaan ekonomi
nasional juga dapat
mempengaruhi konvergensi IFRS ke dalam PSAK yang nantinya dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. 2. Bagi Investor ataupun calon
Investor, penerapan IFRS dalam menyusun laporan keuangan hendaknya menjadi bahan pertimbangan investasi, karena dengan penerapan IFRS, bahasa dan informasi keuangan perusahaan akan lebih mudah dimengerti oleh investor terutama investor asing.
3. Bagi penelitian selanjutnya, penelitian dimasa mendatang
hendaknya melakukan
pengukuran kinerja keuangan dengan variabel rasio keuangan yang lain ataupun metode lain, sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil penelitian dan
hendaknya melakukan
pengamatan pada periode yang lebih diperpanjang, baik sebelum penerapan IFRS maupun setelah penerapan IFRS, sehingga hasil penelitian lebih mendekati dengan bmk (4 Juni 2013)
Keuangan.
http://www.jitanzilco.com/main/. ../717 dampakkon (20 Maret 2013).
Brigham dan Houston, 2001.
Manajemen Keuangan, Edisi
Kedelapan, Erlangga,
Jakarta.
Brigham dan Weston, 1993.
Manajemen Keuangan, Edisi Ketujuh, Erlangga, Jakarta.
Choi, Frederich, D.S. Frost, Carol A. and Meek, Gary K. 1999.
International Accounting, Prentice Hall, Upper Saddle River, NY.
Elhairany. 2013. Konvergensi IFRS diIndonesia, Perkembangan dan Dampaknya
TerhadapBisnisdanAuditor.Http:/ /elraihany.wordpress.com/2013/0
4/24/konvergensi-ifrs-di- indonesia-perkembangan-dan- dampaknya-terhadap-bisnis-dan-auditor/ (2 Juni 2013)
Erlina, 2008. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Kedua, USU Press, Medan.
Fakultas Ekonomi, 2013. Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Ujian Komprehensif Program Srata Satu (S1), Medan.
Farahmita, Aria. 2012. Analisis
Faktor-Faktor Yang
Mempegaruhi Kemungkinan
Adopsi IFRS di Negara Berkembang.
Sna.akuntansi.unikal.ac.id/ …/022-AKPM-32 (22 Maret 2013)
Gamayuni, Rindu Rika, 2009.
Perkembangan Standar
Akuntansi Keuangan Indonesia Menuju International Financial Reporting Standard, Volume 14 Nomor 2, hal 153-166.
Gozali, Imam, 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, Badan Penenerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2002.
Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.
Kieso, Donald E, Jerry J. Weygant dan Terry D. Warfield, 2011.
Intermediate Accounting Volume 1 IFRS Edition, John Wiley & Sons.
Lecturer PH. Diaconu Paul, 2002.
Harmonization Of The International Accounting System, Academy Of Economic, Studiest Bucharest.
Nobes, C Parker, R, 2010.
Comparative International Accounting, Prentice Hall, 11 th Edition, England.
Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI)”, Skripsi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Rambe, Bhakti Helvi, 2012. “ Analisis Pengaruh Merger dan Akuisisi Terhadap Kinerja Perusahaan Publik Yang Terdaftar di BEI”, Skripsi, jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Riyanto, Bambang, 1995.
Dasar-Dasar Pembelanjaan
Perusahaan, Yogyakarta, BEFE-Yogyakarta.
Setyasih, Huraeni dan Laksito, Herry, 2009. Analisis Perbandingan Kinerja Perusahaan Manufaktur
Sesudah Merger dan Akuisisi,
Perpustakaan FE UNDIP, Semarang.
Siregar, Rinaldo Fernandes, 2012. “Reaksi Pasar Terhadap Penerapan Standar Akuntansi Internasional (IFRS) Pada Perusahaan Yang Go Public di BEI”, Skripsi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro, Semarang.
Subramanyam, K.R. dan John J.Wild, 2010. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kesepuluh, Salemba Empat, Jakarta.
Weston, J.Fred dan Copeland, 1992.
Manajemen Keuangan,