BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Melambatnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia belakangan ini membawa
dampak buruk bagi sektor tenaga kerja. Berdasarkan data dari Badan Pusat
Statistik (BPS) pada tahun 2014 - 2015 bahwa jumlah pengangguran meningkat
hingga 300 ribu orang yang totalnya hingga saat ini mencapai 7,45 juta orang.
Kepala BPS Suryamin menjelaskan tingkat pengangguran terbuka didominasi
oleh penduduk berpendidikan Sekolah Menengah Kejuruan sebesar 9,05 persen,
jenjang Sekolah Menengah Atas 8,17 persen, dan Diploma I/II/III sebesar 7,49
perse
menuntut setiap orang untuk dapat terus bertahan serta dapat mempunyai inisiatif
sendiri dalam membuka usaha maupun berwirausaha guna menyambung hidup,
karena berwirausaha merupakan alternatif yang tepat dalam mengurangi angka
pengangguran di Indonesia.
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan tingkat pengangguran di
Indonesia semakin meningkat, yaitu rendahnya pendidikan, keterampilan yang
kurang, lapangan kerja yang kurang, tidak ada kemauan untuk berwirausaha dan
tingginya rasa malas
Indonesia ini terjadi pada kalangan tidak berpendidikan maupun yang
Kehadiran dan peranan wirausaha tentu saja akan memberikan pengaruh
terhadap kemajuan perekonomian dan perbaikan pada keadaan ekonomi di
Indonesia sekarang ini. Selain harus memiliki keyakinan, rasa percaya diri, sifat
prestatif dan mandiri yang kuat seorang wirausaha harus memiliki keinginan pada
usaha yang ingin ditekuninya. Individu yang mempunyai keinginan yang tinggi
pada suatu kegiatan akan melakukannya dengan giat daripada kegiatan yang tidak
diminatinya (Sutjipto, 2002:28).
Mayoritas dari penduduk Indonesia belum menyadari luasnya ruang
lingkup dari bidang yang dijalaninya. Hanya sedikit dari mereka yang berani
mengambil resiko untuk mengubah perekonomian menjadi lebih baik. Orang -
orang yang berani mengambil resiko dan menggunakan kesempatan untuk
meningkatkan taraf hidup mereka dapat dikatakan sebagai orang yang mempunyai
sifat wirausaha.
Menjadi wirausaha berarti memiliki kemampuan menemukan dan
mengevaluasi peluang - peluang yang ada. Seorang wirausaha yang handal
dituntut untuk bisa memadukan perwatakan pribadi, keuangan dan sumber -
sumber daya didalam lingkungannya, hal ini disebabkan oleh karena seorang
wirausaha itu merupakan sosok yang dinamis, mandiri dan tanggap atas segala
macam bentuk perubahan dan peluang yang terdapat dalam lingkungannya.
Hal utama yang menyebabkan seseorang melakukan kegiatan wirausaha
adalah karena adanya minat untuk berwirausaha . Minat berwirausaha yang akan
diteliti adalah faktor - faktor yang mendukung minat berwirausaha tersebut,
mempengaruhi yaitu faktor demografi dan faktor kepribadian individu. Faktor
demografi yang diteliti mencakup usia, jenis kelamin , dan pendidikan. Faktor
kepribadian individu mencakup kebutuhan untuk berprestasi , sumber kendali ,
dan keyakinan.
Faktor demografi merupakan faktor penting yang mendorong seseorang
untuk berwirausaha. Kondisi demografi yang ada dalam diri seseorang dapat
dipandang sebagai sesuatu yang mempengaruhi dalam memulai usaha, sehingga
faktor demografi yang terdiri dari usia, jenis kelamin, dan pendidikan yang
menentukan seseorang memulai karir sebagai wiraswasta dan melanjutkannya
dengan memulai usaha berdasarkan pengalaman dalam menjalankan usaha
sebelumnya. (Riyanti, 2003:33).
Salah satu cakupan faktor demografi yang mempengaruhi pemilihan karir
sebagai wirausaha adalah usia. Sebab seorang wirausaha membutuhkan fisik,
mental yang kuat dan dukungan finansial untuk memulai usaha baru. Dalam hal
ini, usaha pada Pujasera Simpang 7 Gaperta Medan mayoritas pemiliknya adalah
dari golongan usia 20 – 35 tahun ke atas yang memanfaatkan waktunya untuk
memulai berwirausaha dan mengembangkan usahanya, sehingga secara tidak
langsung usia mempengaruhi pemilihan karier sebagai seorang wirausaha.
Selain itu, jenis kelamin juga mempengaruhi pemilihan seseorang dalam
memulai berwirausaha. Kolerevid (2000 :14) menyimpulkan bahwa pria secara
signifikan memiliki keinginan berwirausaha yang lebih tinggi daripada wanita..
Namun, Zimmerer dan Scarborough (2002 :13) mengatakan, kewirausahaan telah
mengembangkan impian maupun harapan terbesarnya. Dengan meningkatnya
peranan wanita di dunia, khususnya di Indonesia, hal ini juga mempengaruhi
peranan wanita di dalam dunia bisnis. Dunia bisnis yang dulunya didominasi
kaum pria, sekarang ini mulai berubah. Karena wanita mulai menunjukkan
peranannya di dalam dunia bisnis.
Untuk menghadapi permasalahan dan tantangan yang semakin ketat dalam
dunia usaha, peran pendidikan juga sangat diperlukan sebagai jalan keluar.
Melalui tingkat pendidikan yang memadai seseorang lebih mudah melaksanakan
tugasnya, sehingga dapat menjamin tersedianya tenaga kerja yang mempunyai
keahlian, karena orang yang berpendidikan dapat menggunakan pikirannya secara
kritis. Dengan pendidikan yang lebih tinggi maka seorang wirausaha memiliki
pikiran selangkah lebih maju dan mampu berpikir ke depan tentang rencana dan
prospek yang baik untuk dilaksanakan.
Selain faktor demografi, faktor kepribadian juga mempengaruhi minat
individu dalam memulai suatu usaha, karena faktor kepribadian merupakan faktor
penting yang mendorong seseorang untuk berwirausaha. Fromm dalam Alma
(2011:78) menyatakan bahwa kepribadian adalah keseluruhan kualitas psikis
seseorang yang diwarisinya dan membuat orang tersebut menjadi unik dan
berbeda dengan yang lainnya. Kepribadian bersifat unik dan konsisten sehingga
dapat digunakan untuk membedakan antara individu yang satu dengan individu
lainnya. Keunikan inilah yang menjadikan kepribadian sebagai variabel yang
sering digunakan untuk menggambarkan diri individu yang berbeda dengan
Ada banyak tempat usaha yang bisa dilakukan oleh masyarakat, salah
satunya adalah usaha kuliner pada Pujasera Simpang 7 Gaperta Medan. Pujasera
adalah pusat jajan serba ada yang terdiri dari berbagai macam jenis makanan.
Pujasera banyak diminati oleh kalangan muda walaupun tidak sedikit pula dari
kalangan dewasa maupun keluarga.
Pujasera Simpang 7 Gaperta Medan berdiri mulai dari tahun 2013. Pada
tahun 2013, Pujasera Simpang 7 Gaperta Medan memiliki 16 usaha kuliner, dan
pada tahun 2015 usaha pada Pujasera Simpang 7 Gaperta Medan memiliki 32
usaha kuliner. Ini menunjukkan bahwa dewasa ini minat berwirausaha semakin
lama semakin meningkat, Diketahui melakukan kegiatan berwirausaha bukanlah
hal yang mudah, apabila suatu usaha dijalankan oleh orang yang memiliki minat
berwirausaha yang tinggi , maka kelangsungan hidup usaha tersebut akan dapat
lebih bertahan.
Adapun berbagai macam makanan yang ditawarkan Pujasera Simpang 7
Gaperta Medan.
Tabel 1.1
Usaha Kuliner Pujasera Simpang 7 Gaperta Medan No Nama Usaha Jangka Waktu Usaha
Lanjutan Tabel 1.1
No Nama Usaha Jangka Waktu Usaha
9 Martabak Telur Kari 2 Tahun
10 Martabak Manis Spesial 2 Tahun
11 Warung ABC
(Mpek-mpek)
Pada Tabel 1.1 di atas terdapat banyak usaha kuliner yang dapat menarik
minat para wirausaha untuk membuka usaha ditempat ini. Selain Pujasera
Simpang 7 Gaperta Medan, Pujasera di Jalan Kasuari Medan juga merupakan
usaha kuliner namun dikarenakan lokasi yang kurang strategis dan jenis makanan
yang kurang bervariasi membuat pengunjung disini sepi, sehingga banyak
kalangan yang mengunjungi Pujasera Simpang 7 Gaperta Medan karena berada di
lokasi strategis yang berada di tengah pemukiman penduduk.
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, Pujasera simpang 7
gaperta medan memberikan kemudahan bagi para wirausaha yang ingin membuka
usahanya. Dimana pemilik pujasera simpang 7 gaperta medan memberikan tempat
yang aman serta nyaman bagi wirasaha yang membuka usaha dan bagi
pengunjung yang akan menikmati setiap kulinr yang ada dipujasera simpang 7
gaperta medan.
Kondisi tersebut tidak menjadi hambatan besar bagi kebanyakan
wirausaha membuka usaha kuliner pada Pujasera karena seiring berkembangnya
zaman, perkembangan usaha kuliner pada Pujasera mulai berjalan cukup pesat.
Terlihat dari banyaknya Pujasera yang dibuka di Medan. Jiwa mentalitas dan
sikap keyakinan yang tinggi juga merupakan salah satu alasan kepribadian
wirausaha dalam mempertahankan usahanya yang tetap berkembang pesat sampai
sekarang ini. Disini dapat dilihat bahwa minat berwirausaha tersebut adalah awal
dalam memulai sebuah usaha, jadi sebenarnya apa saja faktor-faktor yang
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh
mengenai Pengaruh Faktor Demografi Dan Faktor Kepribadian Terhadap
Minat Berwirausaha (Studi Kasus Pujasera Simpang 7 Gaperta Medan).
4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka dapat dirumuskan
permasalahan yaitu sebagai berikut:
a. Apakah ada pengaruh faktor kepribadian, terhadap minat berwirausaha
(Studi Kasus Pujasera Simpang 7 Gaperta Medan) ?
b. Apakah ada pengaruh demografi terhadap minat berwirausaha (Studi
Kasus Pujasera Simpang 7 Gaperta Medan) ?
c. Apakah ada pengaruh faktor kepribadian, dan demografi terhadap minat
berwirausaha (Studi Kasus Pujasera Simpang 7 Gaperta Medan) ?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan:
1. untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor kepribadian,
terhadap minat berwirausaha (Studi Kasus Pujasera Simpang 7 Gaperta
Medan).
2. untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor demografi terhadap
minat berwirausaha (Studi Kasus Pujasera Simpang 7 Gaperta Medan).
3. untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor kepribadian, dan
demografi terhadap minat berwirausaha (Studi Kasus Pujasera Simpang
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak,
diantaranya :
a. Bagi pemilik usaha
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi wirausaha
bahwa tingkat minat untuk berwirausaha akan menjadi penentu
kelangsungan hidup usaha tersebut.
b. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi yang dapat dijadikan
bahan perbandingan dalam melakukan penelitian di masa yang akan
datang.
c. Bagi Penulis
Penelitian ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan
dengan menghubungkan teori yang didapat dalam perkuliahan dengan
kenyataan serta dapat memperdalam pengetahuan penulis khususnya