• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Faktor Demografi dan Personality Traits terhadap Disposition Effect Investor Individu T2 912012012 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Faktor Demografi dan Personality Traits terhadap Disposition Effect Investor Individu T2 912012012 BAB IV"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

28

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Penelitian

Data penelitian dikumpulkan melalu pengisian kuisioner oleh para mahasiswa Magister Manajemen UKSW yang telah mengikuti mata kuliah Manajemen Keuangan yang berjumlah 87 mahasiswa. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 14 Juli 2014 sampai dengan tanggal 15 Agustus 2014. Kuisioner dibagikan kepada seluruh mahasiswa di dalam kelas dan mahasiswa yang memberikan tanggapan atau mengisi kuesioner sebanyak 48 orang selama periode pengumpulan data. Seluruh kuesioner yang dikembalikan dapat digunakan sebagai data dan dijadikan sampel dalam penelitian ini. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan software program Statistic Package for The Social Science (SPSS) versi 20.

4.2 Karakteristik Responden

(2)

29

demografi responden dengan kaitannya terhadap perilaku disposition effect yang mereka alami jika mereka diperhadapkan pada pengambilan keputusan investasi.

Tabel 4.1

Karakteristik Responden

Karakteristik Kategori Jumlah Responden

Status Pernikahan Single /

Belum

(3)

30

orang (60,42%) sedangkan laki-laki sebanyak 19 orang (39,58%). Dalam hal pendapatan atau uang saku, diketahui sebanyak 19 orang (39,58 %) memiliki uang saku atau pendapatan diantara Rp.1.000.000,00 hingga Rp.2.499.000,00, sedangkan sebanyak 17 orang memiliki pendapatan atau uang saku diatas Rp.2.500.000,00, dan sebanyak 12 orang memiliki pendapatan atau uang saku dibawah Rp.1.000.000,00. Hasil data mengenai status pernikahan menyatakan 38 orang (79,17 %) responden sebagian besar masih berstatus single atau belum menikah, dan 10 responden (20,83%) berstatus menikah. Yang terakhir mengenai karakteristik usia responden terdapat 16 responden (33,33%) berusia 20-24 tahun, 23 responden (47,92 %) yang berusia diantara 25-29 tahun, dan 9 responden (18,75%) yang berusia diatas 30 tahun..

4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas

(4)

31

Tabel 4.2

Uji Validitas Personality Traits Variabel Indikator Nilai r

hitung

Nilai r tabel

Keterangan

Extroversion Bicara 0,566 0,2353 Valid

Terbuka 0,102 0,2353 Tidak Valid

mudah bekerjasama 0,662 0,2353 Valid

Neuroticism Depresi 0,683 0,2353 Valid

Gelisah 0,552 0,2353 Valid

Mudah grogi 0,713 0,2353 Valid

Cemas 0,702 0,2353 Valid

Emosi tidak stabil 0,607 0,2353 Valid

Moody -0,336 0,2353 Tidak Valid

Resah 0,411 0,2353 Valid

Nervous 0,611 0,2353 Valid

Openness Orisinal 0,830 0,2353 Valid

Penasaran 0,632 0,2353 Valid

Cinta alam 0,416 0,2353 Valid

Imajinasi 0,355 0,2353 Valid

Daya cipta 0,806 0,2353 Valid

(5)

32

Mudah merealisasi ide 0,672 0,2353 Valid

Suka hal baru 0,558 0,2353 Valid

Seni, sastra 0,633 0,2353 Valid

Agreeableness Tidak mudah menyalahkan orang

0,610 0,2353 Valid

Menolong 0,742 0,2353 Valid

Tidak cuek 0,448 0,2353 Valid

Cinta damai 0,699 0,2353 Valid

Pekerja yang dipercaya 0,350 0,2353 Valid

Pemaaf 0,657 0,2353 Valid

Mudah percaya 0,339 0,2353 Valid

Peduli 0,707 0,2353 Valid

Sopan 0,641 0,2353 Valid

Conscientiousness Tepat waktu 0,706 0,2353 Valid

Cerdas 0,614 0,2353 Valid

Terorganisir 0,629 0,2353 Valid

Malas 0,825 0,2353 Valid

Pekerja keras 0,773 0,2353 Valid

Efisien 0,559 0,2353 Valid

Suka pekerjaan rutin 0,363 0,2353 Valid

Tetap pada rencana

awal

0,535 0,2353 Valid

Fokus 0,680 0,2353 Valid

(6)

33

penelitian dengan jumlah sampel 48 orang terdeteksi ada 3 indikator yang tidak valid, yaitu untuk indikator penyendiri dan pemalu pada variabel extroversion dan indikator moody pada variabel neuroticism. Berdasarkan temuan uji validitas ini, maka ketiga indikator yang tidak valid dikeluarkan dari data untuk dapat diproses dengan pengujian selanjutnya. Berdasarkan tabel diatas, 41 indikator yang dideteksi valid dikarenakan nilai r hitungnya lebih besar dari nilai r tabel (0,2353), sehingga dapat digunakan untuk analisa lebih lanjut.

(7)

34

Tabel 4.3

Uji Reliabilitas Personality Traits

Sumber : Lampiran 4 sumber data SPSS

4.4. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan untuk melihat apakah asumsi residual terdistribusi dengan normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan pada nilai residual model regresi. Berikut adalah pengujian normalitas yang dilakukan pada variabel faktor demografi dan personality traits. Pada tabel 4.4 diketahui bahwa nilai residual yang dimiliki variabel gender, pendapatan/uang saku, status pernikahan, usia dan variabel personality traits adalah 0,708 dimana nilai ini lebih besar dari nilai signifikansi 5% atau 0,05 sehingga disimpulkan bahwa kesembilan variabel yang diuji terdistribusi normal.

Variabel Alpha hitung Alpha Cronbach

Keterangan

Extroversion 0,727 0,500 Reliabel

Neuroticism 0,534 0,500 Reliabel

Openness 0,781 0,500 Reliabel

Agreeableness 0,737 0,500 Reliabel

Conscientiousne ss

(8)

35

Tabel 4.4

Uji Normalitas Faktor Demografi dan Personality Traits Indikator Unstandardized

Residual

Keterangan

RES_2 0,708 Distribusi

Normal

Sumber : Lampiran 5 sumber data SPSS

4.5 Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukannya analisis regresi linier berganda untuk membuktikan hipotesis yang dibuat harus dilakukan pengujian asumsi klasik. Supaya dapat dilakukan uji regresi linier berganda maka asumsi-asumsi ini harus terlebih dahulu terpenuhi. Pada pengujian asumsi-asumsi klasik akan dilakukan tiga pengujian yaitu uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskesdatisitas.

4.5.1 Uji Multikolinearitas

(9)

36

bebas sama dengan nol. Tabel berikut adalah hasil pengujian normalitas yang dilakukan pada variabel faktor demografi dan personality traits..

Tabel 4.5

Uji Multikolinearitas Faktor Demografi dan Personality Traits

Variabel

Collinearity Statistics

Keterangan

Tolerance VIF

Gender 0,852 1,173 Tidak terjadi multikolinearitas

Pendapatan_1 0,496 2,017 Tidak terjadi multikolinearitas

Pendapatan_2 0,614 1,630 Tidak terjadi multikolinearitas

Status Pernikahan 0,583 1,715 Tidak terjadi multikolinearitas

Usia_1 0,725 1,380 Tidak terjadi multikolinearitas

Usia_2 0,484 2,065 Tidak terjadi multikolinearitas

Extroversion 0,468 2,138 Tidak terjadi multikolinearitas

Neuroticism 0,812 1,232 Tidak terjadi multikolinearitas

Openness 0,406 2,462 Tidak terjadi multikolinearitas Agreeableness 0,318 3,141 Tidak terjadi multikolinearitas

Conscientiousness 0,220 4,550 Tidak terjadi multikolinearitas

(10)

37

jika dilihat dari nilai VIF, variabel-variabel bebas tidak terjadi multikolinearitas jika nilai VIF lebih kecil dari 10,00. Pada tabel 4.5 dibawah, diketahui bahwa kesembilan variabel yang dimiliki memiliki nilai tolerance diatas 0,10. Dapat disimpulkan bahwa kesembilan variabel tersebut tidak mengalami multikolinearitas sehingga dapat dilanjutkan untuk pengujian selanjutnya

4.5.2 Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi bertujuan untuk melihat model regresi linier terdapat korelasi antara nilai residual periode-t dengan nilai residual periode sebelumnya. Pengujian yang dilakukan menggunakan uji autokorelasi dengan Durbin-Watson. Berikut hasil pengujian autokorelasi dengan menggunakan Durbin-Watson

Tabel 4.6

Uji Autokorelasi Faktor Demografi dan Personality Traits Indikator Durbin-Watson Keterangan

RES_2 1,968 Tidak terjadi

autokorelasi

(11)

38

independen sebanyak 8. Berdasarkan nilai dU diketahui bahwa nilai DW lebih besar dari batas atas (dU) yakni 1,939 dan kurang dari (4-dU) 4-1,939 = 2,0601 dan berdasarkan nilai asumsi ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi pada variable faktor demografi dan personality traits.

4.5.3 Uji Heteroskesdastisitas

Pengujian heteroskesdastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Apabila varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain adalah tetap maka disebut homoskesdastisitas dan jika berbeda disebut heteroskesdastisitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskesdastisitas. Oleh karena itu sebelum dilakukan pengujian regresi berganda untuk melihat pengaruh faktor demografi dan personality traits terhadap disposition effect maka dilakukanlah pengujian heteroskesdastisitas menggunakan uji Glejser berikut ini.

(12)

39

tersebut mengalami heteroskesdastisitas, namun apabila nilai signifikansi variabel independen lebih dari nilai signifikansi 0,05 maka variabel tersebut tidak mengalami heteroskesdastisitas.

Tabel 4.7

Uji Heteroskedastisitas Faktor Demografi dan Personality Traits

Residual UnstandardizedResi

dual

Keterangan

RES_2 0,708 Distribusi

Normal

Sumber : Lampiran 6 sumber data SPSS Berdasarkan tabel 4.7 diatas diketahui bahwa nilai signifikansi faktor demografi yang terdiri dari variabel gender, uang saku / pendapatan, status pernikahan, dan usia, serta personality traits yang terdiri dari variabel extroversion, neuroticism, openness, agreeableness, dan conscientiousness diatas batas minimal signifikansi yaitu 0,05. Apabila nilai signifikansi > 0,05 maka diketahui bahwa tidak terjadi heteroskesdastisitas, oleh karena itu berdasarkan pengujian asumsi klasik yang telah dilakukan dapat dilakukan uji regresi linier berganda terhadap variabel-variabel tersebut.

4.6 Hasil Uji Hipotesis

(13)

40

(14)

41

Tabel 4.8

Regresi Linier Pengaruh Faktor Demografi dan Personality Traits

terhadap Disposition Effect Investor

Sumber : Lampiran 7 sumber data SPSS

4.6.1 Pengaruh Faktor Demografi terhadap Disposition Effect

Investor Individu

(15)

42

terhadap perilaku disposition effect yang dialami investor individu. Pada hipotesis kedua (H2) akan menguji apakah terdapat pengaruh

pendapatan / uang saku terhadap disposition effect sedangkan pada hipotesis ketiga (H3) akan dilihat pengaruh faktor status pernikahan

terhadap perilaku disposition effect yang dialami oleh investor dan yang terakhir hipotesis keempat (H4) akan diuji pengaruh usia terhadap

perilaku disposition effect yang dialami oleh investor.

Untuk melihat apakah terdapat pengaruh faktor demografi dan personality traits terhadap disposition effect investor individu dapat dilihat melalui nilai signifikansinya atau nilai t-hitungnya. Pada penelitian ini akan dilihat berdasarkan nilai signifikansinya untuk mempermudah pencarian. Pada tabel 4.8 diketahui bahwa hanya derajat gender yang memiliki pengaruh signifikan terhadap disposition effect yang dialami oleh investor sebesar 0,007 yang berarti bahwa nilai signifikansi variabel gender lebih rendah dibawah nilai signifikansi yang telah ditetapkan yaitu 0,05, hal ini berarti terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara faktor gender terhadap pengaruh perilaku disposition effect sehingga hipotesis pertama diterima.

(16)

43

yaitu mahasiswa MM UKSW setiap bulannya. Diketahui bahwa tingkat signifikansi variabel pendapatan terhadap disposition effect sebesar 0,237, hal ini berarti terdapat pengaruh yang negatif dan tidak signifikan antara faktor pendapatan terhadap disposition effect sehingga hipotesis kedua (H2) ditolak.

Selanjutnya faktor demografi yang akan diuji untuk melihat pengaruhnya terhadap disposition effect investor individu adalah derajat status pernikahan. Diketahui bahwa derajat status pernikahan memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,113, hal ini berarti terdapat pengaruh yang positif namun tidak signifikan antara faktor status pernikahan dengan adanya kecenderungan pengaruh perilaku disposition effect sehingga hipotesis ketiga (H3) ditolak.

Pada variabel terakhir yang diuji untuk melihat pengaruh faktor demografi adalah variabel usia. Diketahui bahwa tingkat signifikansi pengaruh derajat usia terhadap disposition effect sebesar 0,136, hal ini berarti terdapat pengaruh yang positif namun tidak signifikan antara faktor status pernikahan dengan adanya kecenderungan pengaruh perilaku disposition effect sehingga hipotesis keempat (H4) ditolak.

(17)

44

disposition effect yang dialami oleh investor individu adalah derajat extroversion, neuroticism, openness, agreeableness, dan conscientiousness. Kelima hipotesis tersebut adalah hipotesis kelima (H5) menguji apakah terdapat pengaruh faktor extroversion terhadap

disposition effect yang dialami investor individu, hipotesis keenam (H6)

akan menguji apakah terdapat pengaruh neuroticism terhadap disposition effect investor individu. Sedangkan pada hipotesis ketujuh (H7) akan dilihat pengaruh faktor openness terhadap disposition effect

yang dialami oleh investor individu dan hipotesis kedelapan (H8) akan

diuji pengaruh agreeableness terhadap disposition effect yang dialami oleh investor individu dan yang terakhir hipotesis kesembilan (H9) akan

diuji pengaruh conscientiousness terhadap disposition effect yang dialami oleh investor individu. Kelima hipotesis terakhir ini (H5 – H9) akan dijelaskan dibawah ini.

4.6.2 Pengaruh Faktor Personality Traits terhadap Disposition Effect Investor Individu

(18)

45

agreeableness, dan conscientiousness. Pada hipotesis kelima, akan diuji apakah derajat extroversion yang dimiliki oleh investor individu memberikan pengaruh terhadap perilaku disposition effect yang dialami. Selanjutnya pada hipotesis keenam akan diuji apakah derajat neuroticism berpengaruh terhadap disposition effect yang dialami investor individu. Kemudian pada hipotesis yang ketujuh akan dilihat pengaruh derajat openness terhadap disposition effect yang dialami investor individu. Hipotesis kedelapan akan dilihat adakah pengaruh derajat agreeableness terhadap disposition effect yang dialami investor individu. Dan yang terakhir pada hipotesis yang kesembilan akan dilihat adakah pengaruh derajat conscientiousness terhadap disposition effect investor individu.

Dalam pengujian hipotesis kelima, diketahui bahwa tingkat signifikansi pengaruh derajat extroversion terhadap disposition effect sebesar 0,457, hal ini menunjukan bahwa tidak terjadi pengaruh yang signifikan oleh faktor extroversion terhadap perilaku disposition effect oleh calon investor individu sehingga hipotesis kelima (H5) ditolak.

(19)

46

yang signifikan oleh derajat neuoticism terhadap perilaku disposition effect oleh calon investor individu sehingga hipotesis keenam (H6)

ditolak.

Selanjutnya penjelasan lebih lanjut mengenai penelitian pengaruh faktor demografi dan personality traits terhadap disposition effect yang dialami investor individu serta pengaruh masing-masing indikator pada personality traits yang memberikan pengaruh terhadap disposition effect pada investor individu ini akan dijelaskan berikut ini :

4.7 Pembahasan

4.7.1 Pembahasan mengenai Pengaruh Faktor Demografi terhadap

Disposition Effect Investor Individu

(20)

47

(21)

48

4.7.2 Pembahasan mengenai Pengaruh Personality Traits terhadap

Disposition Effect Investor Individu

Berdasarkan tabel 4.8 diketahui pengaruh personality traits terhadap disposition effect yang dialami investor individu ditemukan bahwa derajat extroversion, neuroticism, agreeableness, openness, dan conscientiousness tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap disposition effect investor individu. Akan tetapi hal yang berbeda ditemukan ketika dilihat pengaruh masing-masing indikator pada faktor personality traits terhadap disposition effect yang dialami investor individu yang akan dijelaskan pada pembahasan dibawah ini.

Pada personality traits terdapat lima derajat yang diteliti untuk melihat pengaruh personality traits terhadap perilaku disposition effect yang dialami oleh calon investor individu. Pada derajat yang pertama yaitu extroversion diketahui bahwa tingkat signifikansi 0,457, hasil ini berarti tidak terjadi pengaruh yang signifikan oleh faktor extroversion terhadap perilaku disposition effect oleh investor individu.

(22)

49

indikator energik menunjukan nilai positif, sehingga dapat digambarkan bahwa semakin enerjik investor individu, semakin besar kemungkinan mengalami disposition effect investor tersebut. Hal ini dikarenakan investor yang enerjik cenderung untuk cepat mengambil keputusan tanpa dipertimbangkan secara matang, sehingga mereka cenderung mudah untuk mengalami disposition effect dan cepat mudah bangga saat mengalami keuntungan dan mudah menyesali keputusan yang cepat diambil. Selanjutnya penjelasan mengenai derajat neuroticism akan dijelaskan melalui tabel 4.10.

Tabel 4.9

Regresi Linier Extroversion Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of theEstimate

(23)

50

Energik ,860 ,412 ,383 2,087 ,043

Diam -,324 ,211 -,278 -1,533 ,133

Percaya_diri -,363 ,323 -,195 -1,122 ,268

Dingin -,413 ,218 -,348 -1,894 ,065

Bergaul ,047 ,424 ,023 ,110 ,913

Kerjasama ,220 ,455 ,093 ,484 ,631

Sumber : Lampiran 8 sumber data SPSS Pada derajat yang kedua yaitu neuroticism diketahui bahwa tingkat signifikansi 0,003 derajat neuroticism berpengaruh signifikan terhadap disposition effect investor. Berdasarkan tabel 4.9 neuroticism coefficients diketahui bahwa terdapat tiga indikator yang menunjukan pengaruh signifikan terhadap disposition effect yaitu indikator santai dengan nilai signifikansi sebesar 0,002, cemas dengan nilai signifikansi sebesar 0,009, dan tenang dengan nilai signifikansi sebesar 0,014. Diketahui pula dari tabel tersebut bahwa nilai unstandardized coeficients beta pada indikator santai menunjukan nilai negatif, pada indikator cemas menunjukan nilai positif, dan pada indikator tenang menunjukan nilai positif. Berdasarkan temuan tersebut maka dapat diasumsikan bahwa semakin besar investor individu bersikap santai, semakin kecil pengaruhnya terhadap disposition effect investor tersebut.

(24)

51

Regresi Linier Neuroticism

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of theEstimate

1 ,628a ,395 ,289 1,051

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

(25)

52

merasa cemas, semakin besar pula pengaruhnya terhadap disposition effect investor tersebut. Kondisi ini terjadi karena investor yang mudah cemas cenderung tidak percaya diri dalam proses pengambilan keputusan sehingga mereka cenderung lebih mudah mengalami disposition effect. Yang terakhir, penjelasan mengenai indikator tenang adalah semakin besar tenang investor individu, semakin kecil pula pengaruhnya terhadap disposition effect. Kesimpulan ini diambil didasarkan pada kondisi dimana investor yang cenderung memiliki perilaku tenang adalah individu yang mampu mengendalikan situasi dalam kondisi apapun. Mereka cenderung berhati-hati dalam proses pengambilan keputusan sehingga mereka dapat terhindar dari bias dan memperoleh keuntungan yang optimal. Selanjutnya penjelasan lebih lanjut mengenai derajat openness akan dijelaskan melalui tabel 4.11.

(26)

53

dan indikator indah dengan nilai signifikansi 0,002. Diketahui pula dari tabel tersebut bahwa nilai unstandardized coeficients beta indikator original menunjukan nilai positif sedangkan pada indikator indah menunjukan nilai negatif.

Berdasarkan nilai signifikansi dan nilai unstandardized coeficients beta yang diketahui maka dapat diasumsikan bahwa semakin investor individu berpegang pada sisi originalitasnya, semakin besar pengaruhnya terhadap disposition effect sedangkan semakin investor menyenangi hal-hal yang indah semakin kecil pengaruhnya terhadap disposition effect yang dialami. Hal ini dikarenakan investor yang original cenderung sangat percaya dan cenderung tidak mau mendengarkan pendapat orang lain, sehingga dalam proses pengambilan keputusan berdasarkan asumsi yang mereka percayai, sehingga kondisi ini cenderung membuat mereka mengalami disposition effect karena mereka akan mudah bangga saat mengalami keuntungan dan percaya bahwa hal itu karena ide mereka sendiri

Tabel 4.11 Regresi Linier Openness

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of theEstimate

1 ,528a ,279 ,108 1,177

(27)

54

(28)

55

Pada derajat yang keempat yaitu agreeableness diketahui bahwa agreeableness memiliki tingkat signifikansi 0,520. Ini berarti terjadi pengaruh yang signifikan oleh faktor agreeableness terhadap perilaku disposition effect oleh investor individu. Berdasarkan tabel 4.12 agreeableness coefficients diketahui bahwa tidak ada indikator yang menunjukan pengaruh yang signifikan terhadap perilaku disposition effect. Tidak adanya indikator yang menunjukan nilai signifikansinya terhadap pengaruhnya atas perilaku disposition effect ini menyebabkan derajat agreeableness tidak memberikan pengaruh signifikannya terhadap disposition effect investor individu. , Individu dengan tipe kepribadian ini cenderung tunduk kepada orang lain dan mampu bersepakat untuk menghargai keputusan kelompok dibanding diri sendiri. Hal ini menyebabkan individu lebih jarang mengalami efek disposisi karena belajar dari pengalaman lingkungannya dalam pengambilan keputusan finansial.

Tabel 4.12

(29)

56

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of theEstimate

1 ,377a ,142 -,061 1,283

(30)

57

conscientiousness sebesar 0,104, hal ini berarti tidak terjadi pengaruh yang signifikan oleh faktor conscientiousness terhadap perilaku disposition effect oleh investor individu.

Tidak signifikannya pengaruh conscientiousness terhadap disposition effect investor individu ini disebabkan oleh beberapa indikator dalam derajat conscientiousness yang dapat dilihat pada tabel 4.9 conscientiousness coefficients yaitu ada indikator yang menunjukan pengaruh yang signifikan terhadap perilaku disposition effect yaitu indikator rencana dengan nilai signifikansi sebesar 0,026. Diketahui pula dari tabel tersebut bahwa nilai unstandardized coeficients beta indikator rencana menunjukan nilai positif, sehingga dapat diasumsikan bahwa semakin rencana investor individu tetap dalam sikap menjalankan rencananya, semakin besar pengaruhnya terhadap disposition effect investor tersebut. Hal ini dikarenakan investor yang cenderung berkarakter untuk membuat rencana dan menjalankannya cenderung memegang teguh prinsipnya saat proses pengambilan keputusan, sehingga mereka cenderung mudah untuk mengalami disposition effect dan cepat mudah bangga saat mengalami keuntungan dan mudah menyesali keputusan yang cepat diambil.

Tabel 4.13

(31)

58 Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of theEstimate

1 ,456a ,208 ,020 1,234

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

Gambar

Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.2 menunjukan hasil pengujian validitas instrumen
Tabel 4.5
+7

Referensi

Dokumen terkait

SILATURAHIM Pimpinan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dengan orangtua/wali mahasiswa baru (maba) gelombang pertama tahun ajaran 2015/2016 yang berlangsung pada Ahad (31/5)

Dosen Seni dan Budaya, Dr Arif Budi Wurianto, menambahkan agelaran ini akan menjadi trademark PGSD UMM dalam menanamkan budaya seni pada mahasiswa agar menjadi guru SD yang

Ketua PKMAH UMM Dr Ir Elfi Anis Saati MP menambahkan, di tengah tuntutan pasar global terhadap sertifikasi halal, nyatanya kondisi keamanan dan kehalalan pangan di Indonesia

[r]

“Selama ini, dalam melakukan penelitian, sivitas akademika ekonomi biasanya menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan adanya pelatihan ini PPA ingin memberikan wawasan terbaru bahwa

[r]

Pokja ULP Kegiatan Rehabilitasi/pemeliharaan jalan Pekerjaan DED Pembangunan Trotoar Jalan Protokol se Kota Tegal Pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Tegal akan

antarbangsa merupakan interaksi manusia antarbangsa baik secara individu maupun kelompok, dilakukan baik secara langsung maupun secara tidak langsung dan dapat berupa