BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN
2.1.1. SEJARAH PERHOTELAN
Dalam sejarahnya, keberadaan fungsi hotel adalah sarana penunjang
kegiatan berpergian yang berjarak jauh dari tempat tinggal sehingga dibutuhkan
sarana akomodasi untuk tempat beristirahat berupa kamar tidur.Menurut Drs. Oka
A.A. Yoeti, sejarah perhotelan sebenarnya sudah dimulai semenjak Mariam dan
Yusuf membutuhkan tempat menginap sewaktu Mariam akan melahirkan Nabi Isa,
hal ini sejalan dengan peradaban manusia yang selalu memerlukan tempat untuk
berlindung sementara terhadap cuaca panas dan dingin dalam melakukan kegiatan
perjalanan. Pada awalnya, penginapan-penginapan ini merupakan rumah-rumah
yang memiliki kamar khusus untuk dijadikan tempat penginapan.
Gambar 2.1: Suasana Hotel pada Zaman Dahulu Sumber : google.com
Pada masa kerajaan Romawi telah dibangun rumah penginanpan yang
disebut Mansiones yang berlokasi sepanjang jalan raya utama dengan jarak masing-masing sekitar 40 km. Kemudian selama abad pertengahan, peraturan
keagamaan di Eropa memerintahkan agar dibangun tempat-tempat menginap di
sepanjang jalan yang dilalui orang ( road side inn ). Pada waktu Perang Salib
berkecamuk, banyak pengusaha rumah penginapan yang membangun
tempat-tempat bagi para prajurit perang, juga bagi para peziarah yang sedang melancong
ke tanah suci seperti tertulis di kitab Injil. Selain itu, gereja-gereja yang ada juga
pelancong yang memerlukannya. Kebanyakan gereja pada waktu itu mempunyai
dua buah dapur, yang satu untuk para Rahib yang tinggal disana dan yang lainnya
untuk para pelancong yang bermalam. Tidak diambil pungutan biaya, tetapi
diharapkan adanya sumbangan sukarela bagi mereka yang mampu.
Menurut Jusupadi Salmun SH, dalam film - film Western cowboy, sekitar tahun 1800 s.d 1900, sudah terdapat hotel yang bersebelahan dengan saloon dan bar
restaurant, yang berarti sejak kehidupan tahun tersebut penyediaan hotel, motel,
penginapan atau losmen telah dikenal orang sebagai sarana atau penunjang bagi
para pelancong.
Gambar 2.2: Hotel di era “Wild West” Sumber : google.com
Pertumbuhan usaha perhotelan di Indonesia baru dikenal abad ke-19, dan
hanya terbatas pada kota - kota besar dan kota yang berada didekat pelabuhan. Pada
masa pendudukan Jepang, berkobarnya perang dunia ke II dan disusul dengan
pendudukan Jepang di Indonesia, menyebabkan keadaan pariwisata di Indonesia
semakin terlantar. Ditahun – tahun pihak Jepang akan kalah perang, menyusul setelah jatuhnya bom Nagasaki dan Hirosyima, terjadilah inflasi di mana – mana yang mengakibatkan usaha perhotelan sama sekali mati. Pada masa setelah
Indonesia merdeka, lahir surat keputusan Wakil Presiden RI (Dr. Moch. Hatta) yang
dikeluarkan di Jogyakarta tentang pendirian suatu badan atau lembaga yang diberi
Secara harfiah kata hotel berasal dari kata hospitium (bahasa Latin), yang berarti ruangan tamu yang berarti rungan tamu yang berada dalam suatu
monastery yang kemudian kata hospitium di Perancis dipadukan dengan kata hospes lalu menjadi hospice. Untuk beberapa lama kata hospice tidak mengalami perubahan. Dalam perkembangan selanjutnya, setelah melalui proses pengertian
dan analogi yang sangat lama untuk membedakan antara guest house dengan mansion house (sebuah rumah besar), maka rumah besar tersebut disebut hostel. Kata hostel ini terus menerus digunakan orang,lambat laun huruf ”s” pada kata hostel menghilang atau dihilangkan, menjadi hotel seperti apa yang kita kenal
sekarang ini.
Didalam Columbia Encyclopedia dijelaskan bahwa yang dimaksud hotel itu
adalah House of Public Entertainment, dan dapat disimpulkan dalam istilah
menjamu, dengan memberikan kesenangan/kepuasan berupa akomodasi, makanan,
minuman dan lain-lainnya. Kepuasan para tamu tergantung dari pada usaha yang
baik dari pihak yang menjamu/tuan rumah. Dengan demikian dapat ditetapkan
bahwa ciri-ciri dari perhotelan itu adalah disediakannya:
- Kamar tidur
- Makanan dan minuman
- Pelayanan
2.2. TINJAUAN FUNGSI
2.2.1. TINJAUAN FUNGSI UMUM
Menurut Webster, Hotel adalah suatu bangunan atau suatu lembaga yang
menyediakan kamar untuk menginap, makan dan minum serta pelayanan lainnya
untuk umum
Menurut Lawson (1976:27), Hotel adalah Sarana tempat tinggal umum untuk
wisatawan dengan memberikan pelayanan jasa kamar, penyedia makanan dan
minuman serta akomodasi dengan syarat pembayaran.
Menurut Surat Keputusan Menteri Perhubungan R.I No. PM 10/PW – 301/Phb. 77, tanggal 12 Desember 1977, Hotel merupakan bentuk akomodasi yang
dikelola secara komersial, yang disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh
Karakteristik dari industri perhotelan, secara garis besar, berbeda dengan
industri pariwisata lainnya, perbedaannya antara lain:
- Industri hotel tergolong industri yang padat modal serta padat karya yang
artinya dalam pengelolaannya memerlukan modal usaha yang besar dengan
tenaga pekerja yang banyak pula
- Dipengaruhi oleh keadaan dan perubahan yang terjadi pada sektor ekonomi,
politik, sosial, budaya, dan keamanan dimana hotel tersebut berada.
- Menghasilkan dan memasarkan produknya bersamaan dengan tempat
dimana jasa pelayanannya dihasilkan
- Beroperasi selama 24 jam sehari, tanpa adanya hari libur dalam pelayanan
jasa terhadap pelanggan hotel dan masyarakat pada umumnya.
- Memperlakukan pelanggan seperti raja selain juga memperlakukan
pelanggan sebagai patner dalam usaha karena jasa pelayanan hotel sangat
tergantung pada banyaknya pelanggan yang menggunakan fasilitas hotel
tersebut.
2.2.2. KLASIFIKASI FUNGSI
Bangunan hotel, menurut kriteria dalam hal kondisi atau fasilitas yang
tersedia dalam suatu hotel, maka klasifikasi tersebut dapat dikatakan sebagai
berikut :
a. Berdasarkan standar hotel, maka hotel dapat dikelompokkan sebagai:
- Hotel Nasional
- Hotel Semi-Internasional
- Hotel Internasional
b. Berdasarkan jumlah kamar, maka hotel dapat dikelompokkan sebagai:
- Hotel Kecil, yang memiliki jumlah kamar kurang dari 25 kamar
- Hotel Sedang, yang memiliki jumlah kamar antara 25-100 kamar
- Hotel Sedang-Besar, yang memiliki jumlah kamar antara 100-300
kamar
- Hotel Besar, yang memiliki jumlah kamar lebih dari 300 kamar
c. Berdasarkan lama tinggal, maka hotel dapat dikelompokkan sebagai:
- Hotel Transit (Komersial) , yaitu hotel yang rata-rata pengunjungnya
hanya menginap dalam waktu yang singkat
- Hotel Resident,yaitu hotel yang waktu kunjungan tamunya lama
d. Berdasarkan jenis tamu, maka hotel dapat dikelompokkan sebagai:
-Hotel Family, yang berfungsi sebagai tempat menhginap keluarga
-Hotel Bisnis, yang menargetkan diri sebagai tempat penginapan
kalangan pebisnis
-Hotel Komersial, yang berfungsi sebagai tempat penginapan umum
-Hotel Tourist, yang dibangun dnegan menyasar kalangan wisatawan
-Hotel Transit, yang merupakan hotel tempat persinggahan, yang
dimana penggunanya merencanakan menginap tidak lebih dari satu
hari
-Hotel Cure, yaitu hotel yang diperuntukkan untuk tamu yang tengah
mengalami penyembuhan
-Hotel Official
- Hotel Konvensi, yaitu hotel yang memiliki fungsi pendukung yaitu
pergelaran konvensi
e. Berdasarkan jenis kamar, maka hotel dapat dikelompokkan sebagai
(Sulastiono, 2001 p.25):
- Single Room, yaitu kamar untuk satu orang yang dilengkapi dengan satu buah tempat tidur berukuran single untuk satu orang
- Twin Room, yaitu kamar untuk dua orang yang dilengkapi dengan dua buah tempat tidur masing-masing berukuran single.
- Double Room, yaitu kamar yang dilengkapi dengan satu buah tempat tidur berukuran double (untuk dua orang).
- Double-double, yaitu kamar untuk empat orang yang dilengkapi dengan dua kamar tamu dan dengan tempat tidur berukuran double
(untuk dua orang).
f. Berdasarkan fasilitas kamar, maka kamar hotel dapat dikelompokkan
sebagai:
- Moderate Room - Suite Room
- Executive Suite Room - Presidential Room
g. Berdasarkan target pemasaran , maka hotel dapat dikelompokkan sebagai:
- Hotel Komersil
- Hotel Airport
- Hotel Suite
- Extended Stay Hotels - Residential Hotel - Resort Hotel
- Bed and Breakfast Hotel - Casino Hotel
- Pusat Konferensi
- Hotel Konvensi
- Pilgrimage Hotel
h. Berdasarkan tipe harga kamar, yang ditentukan lewat pelayanan makanan,
maka hotel dapat dikelompokkan sebagai:
- European Plan, dimana biaya kamar hanya sekedar biaya sewa, dan tidak termasuk biaya makan
- Full American Plan, dimana biaya kamar sudah termasuk biaya makan tga kali
- Modified American Plan, dimana biaya kamar termasuk biaya makan dua kali (jam dapat dipilih)
- Continental/Bermuda Plan, dimana biaya kamar termasuk biaya sarapan pagi saja
i. Berdasarkan tarif kamar, maka hotel dapat dikelompokkan sebagai:
- Hotel Kelas Ekonomi
- Hotel First Class
- Hotel Deluxe
- Season Hotel, dimana hotel hanya beroperasi pada musim tertentu saja
- Around a Year Hotel, dimana hotel beroperasi sepanjang tahun k. Berdasarkan kelas, maka hotel dapat dikelompokkan sebagai::
- Hotel Melati, dimana hotel ini belum masuk kedalam klasifikasi
hotel berbintang.
Penjelasan mengenai kelas hotel berbintang:
Tabel 2.1: Klasifikasi hotel menurut bintang menurut Kep Dirjen Pariwisata
Kantor pengelola hotel
Sama dengan fasilitas bintang satu
Bintang Tiga 30 kamar standard, 2 kamar suite
Sama dengan fasilitas bintang satu
Sama dengan fasilitas bintang tiga
Bintang Lima 100 kamar Sama dengan fasilitas bintang tiga
Sumber: Kep Dirjen Pariwisata no 14/U/II88
- Berdasarkan American Automobile Association (AAA) dan Petrochemical
a. A Mobile One-Star Lodging, merupakan hotel dengan pelayanan terbatas, bersih, nyaman, dan dapat dipercaya atau diandalkan keberadaannya
b. A Mobile Two-Star Lodging, merupakan hotel dengan pelayanan terbatas, bersih, nyaman, dan dapat dipercaya, dan memiliki fasilitas
restoran
c. A Mobile Three-Star Lodging, merupakan hotel dengan pelayanan terbatas, bersih, nyaman, dan dapat dipercaya, serta memiliki fasilitas
tambahan berupa restoran, fitness center, golf course, lapangan tenis,
pelayanan kamar 24 jam, dan pilihan layanan lainnya
d. A Mobile Four-Star Lodging, merupakan hotel yang menawarkan fasilitas lengkap dan berada di lingkungan khusus. Standar pelayanan
sama seperti Hotel Berbintang 3
e. A Mobile Five-Star Lodging, merupakan pelayanan tinggi dengan lingkungan sangat istimewa dan fasilitas yang sangat lengkap.
- Berdasarkan United States Lodging Industry:
a. Transient Hotel: hotel yang terletak di tengah kota dan jenis tamu yang sebagian besar menginap adalah untuk wisata dan bisnis
b. Residential Hotel: Hotel yang berbentuk seperti rumah-rumah yang disewakan per bulan atau per tahun, dengan jenis layanan yang mirip
dengan hotel pada umumnya
c. Resort Hotel: Hotel yang berada di kawasan wisata. Menyediakan tempat rekreasi dan fasilitas konferensi untuk tamu-tamunya
Tujuan umum dari penggolongan kelas hotel adalah:
a. Untuk menjadi pedoman teknis bagi calon investor (penanam modal)di
bidang usaha perhotelan
b. Agar calon penghuni hotel dapat mengetahui fasilitas dan pelayanan
yang akan diperoleh di suatu hotel, sesuai dengan golongan kelasnya
c. Agar terciptanya persaingan yang sehat antara pengusaha hotel.
d. Agar tercipta kesinambungan antara permintaan dan penawaran dalam
2.3. DESKRIPSI PENGGUNA, KEGIATAN DAN PERILAKU Karakteristik pengguna hotel
Tabel 2.2 : Karakteristik Pengguna Hotel
Jenis
Pengunjung Karakter Pengunjung Tujuan Tipe Kamar Bisnis
Grup
Single atau Double Konferensi King, Twin, Double-bed
Menginap 2-4 malam
Perkumpulan profesional
Kamar mandi memiliki area ganti pakaian
75% pria, 25% wanita
Rapat pelatihan dan perdagangan
Terdapat area kerja yang baik
Harga tidak
dipermasalahkan
Perorangan
Single Kerjasama bisnis King
Menginap 1-2 mlam Perdagangan
Kamar mandi standar dengan shower
85% pria, 15% wanita
Konvensi dan konferensi
Terdapat area kerja yang baik
anak-anak) Liburan keluarga
Double Bed,King sofa, kamar berdekatan 1-4 malam Bertamasya Area duduk dan televisi
Harga menengah
Olahraga, aktivitas
keluarga Kamar mandi
Memiliki balkon dan
1-7 malam Bertamasya Area makan dan kerja
Single
Single
Tour, club,
perkumpulan Queen
Profesional Muda Budaya, seni, teater Area makan dan kerja
Harga menengah ke atas Berbelanja
Kamar mandi standar dengan shower
Sumber: Hotel Planning and Design
Terdapat dua jenis perilaku dasar dalam penggunaan gedung, diantaranya adalah: Perilaku penggunaan menetap, dimana disini pengguna menggunakan
bangunan sebagai bagian daripada pekerjaannya. Contoh: pengelola
gedung
Perilaku penggunaan sementara, dimana disini pengguna hanya menggunakan bangunan untuk jangka waktu tertentu. Contoh: penyewa,
pengunjung
2.4. DESKRIPSI KEBUTUHAN RUANG
Organisasi Fungsi Hotel Secara prinsip, hotel dapat dibagi menjadi 4 area
aktivitas, antara lain:
A. Private area, area ini merupakan area untuk kegiatan pribadi pengunjung,
seperti kamar pada hotel.
B. Publik area, area ini merupakan area pertemuan antara lain yang melayani,
yaitu karyawan dengan yang dilayani, yaitu tamu dan juga tamu dengan
tamu lainnya.
C. Semi Privat area, area ini merupakan area untuk kegiatan para karyawan
terutama karyawan administrasi, ruang rapat, zona dimana hanya orang-
orang tertentu yang dapat memasukinya.
D. Service area, area ini merupakan area khusus untuk karyawan, disini segala
macam pelayanan disiapkan untuk kebutuhan pengunjung. Secara
fungsional, hotel mempunyai 2 bagian utama, antara lain:
1.Front of the house (sektor depan hotel), terdiri dari private area dan
a. Guest Room: Kamar tamu, ruang tempat tamu menginap.
b. Public space area, merupakan tempat dimana suatu hotel dapat
memperlihatkan isi dan tema yang ingin disampaikan kepaad
tamunya. Daerah ini menjadi pusat kegiatan utama dari
aktivitas yang terjadi pada hotel, dalam hal ini menjadi jelas
bahwa wajah sebuah hotel dapat terwakili olehnya.
c. Lobby, adalah Tempat penerima pengunjung untuk
mendapatkan informasi, menyelesaikan masalah administrasi
dan keuangan yang bertalian dengan penyewaan kamar. Ruang-
ruang yang termasuk dalam lobby adalah:
d. Entrance hall, Ruang penerima utama yang menghubungkan
ruang luar atau amin entrance denagn ruang- ruang dalam hotel.
Bersifat terbuka dengan besaran ruang yang cukup luas.
e. Front desk/ Reception desk, Terdiria tas ruang- ruang personil
front desk yang berfungsi untuk memproses dan mengelolah
administrasi pengunjung.
f. Guest elevator, Sebagai sarana sirkulasi vertikal untuk para
tamu dari lobby atau publik area menuju guest room atau fungsi
lainnyadia ats.
g. Sirkulasi, Merupakan hal penting dalam publik area yang
berfungsi sebagai sarana untuk menghubngkan fungsi- fungsi
di dalamnya untuk kegunaan pengunjung.
h. Seating area, Menyediakan wadah bagi tamu untuk beristirahat
atau sekedar berbincang- bincang. Sarana ini sangat berguna
untuk terjadinya kontak sosial diantara pengunjung.
i. Retail area. Berfungsi untuk menyediakan kebutuhan
pengunjung sehari- hari.
j. Bell man, Sebagai sarana pelayanan kepada tamu yang abru
datang atau hendak meninggalkan hotel dengan pelayanan
berupa membawakan koper- koper pengunjung. Support
publik area, antara lain seperti toilet, telepon umum, mesin
ATM, dan lain- lain.
k. Consession space, Pada dasarnya ruang- ruang ini termasuk
retail area, tetapi untuk hotel berbintang, ruang- ruang konsesi
ini terpisah sendiri dan merupakan bagian dari publik area
antara lain terdiri dari:
- Travel agent room
- Perawatan kecantikan/ salon
- Toko buku dan majalah
- Money changer
- Souvenir shop
- Toko- toko khusus
l. Food and Beverages outlets, Yaitu area yang digunakan untuk
menikmati makanan dan minuman berupa:
- Restoran
- Coffee shop
- Lounge
- Bar
m. Ruang serbaguna, Yaitu ruangan yang disediakan untuk
berbagai macam penemuan antara lain:
- Pameran
- Seminar
- Pertemuan/ pernikahan
n. Area rekreasi adalah daerah yang dipergunakan oleh
pengunjung untuk berekreasi, berolahraga, santai dan lain- lain,
- Sarana olahraga
- Fitness
- Spa dan sauna
2. Back of the house (Sektor belakang hotel). Terdiri dari area servis.
Yang termasuk back of the house yaitu:
a. Daerah dapur dan gudang (Food and storage area)
Area ini merupakan gudang penyimpanan makanan dan
minuman. Terdapat gudang kering dan gudang basah,
disesuaikan dengan kebutuhan makanan dan minuman yang
dimasukkan.
1.Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum
(receiving, trash and general storage area)
Area ini merupakan tempat turun naiknya barang dari
dan kedalam mobil pengangkut.
2.Daerah pegawai/ staff hotel (employess area)
Area ini merupakan ruang karyawan yang berisi loker
untuk karyawan, gudang, dll.
3.Daerah pencucian dan pemeliharaan (laundry and
housekeeping)
Untuk hotel berbintang, laundry berukuran cukup luas
dan berfungsi sebagai tempat mencuci, mengeringkan,
setrika, dan mesin press yang digunakan untuk melayani
tamu dan juga karyawan. Pada area housekeeping,
terdapat ruang kepala dan asisten departemen, gudang,
tempat menjahit kain, sarung bantal, gorden, dll yang
disiapkan untuk melayani tamu hotel.
4.Daerah mekanikal dan elektrikal (Mechanical and
Enginering Area)
Ruang ini berisi peralatan untuk heating dan cooling
yang berupa tangki dan pompa untuk menjaga sistem
diperhatikan adalah bahwa ruang public juga harus
berhubungan dengan ruang pelayanan dan mempunyai
batas yang jelas, sehingga bagian publik tidak terganggu
dengan aktivitas servis. Untuk itulah, penzoningan
berdasarkan jenis area sangat penting.
Diagram Organisasi Ruang pada Hotel:
Gambar 2.3: Organisasi ruang pada Hotel Sumber : google.com
Jenis kegiatan dan kebutuhan ruang untuk fungsi hotel, berupa:
Tabel 2.3. Kebutuhan Ruang
No. Nama
Ruang
Kebutuhan
Ruang
Kegiatan
1 Hall/Lobby Lobby Menunggu,reservasi
Informasi Informasi,reservasi
Ruang Tunggu Menunggu,duduk,mengobrol
Ruang kontrol Kontrol keamanan,pengawasan
Menginap, istirahat, makan, minum
Kamar mandi
Meeting room Mengadakan rapat/konfrensi
Gudang Tempat menyimpan barang
Toilet Kegiatan sanitasi
6 Kantor
pengelola
Ruang general
manager
Bekerja, rapat, koordinasi
Ruang rapat Rapat, koordinasi, riview
Ruang
tunggu/tamu
Menunggu, mengobrol
Toilet Kegiatan sanitasi
7 Ruang M/E R. Genset Penyimpanan genset
R. Chiller Pengaturan AC
R. Pompa Pengaturan pompa air
R. AHU Pengaturan listrik
R. Kontrol Mengontrol segala jenis M/E
14 Salon Etalase, R.
Membeli segala jenis perlengkapan
16 Restoran R.makan, dapur,
Gymnasium Arena olahraga
Ruang alat Menyimpan alat fitness
Ruang aerobik Aerobic/senam
Ruang ganti/ locker ♀/♂
Ganti pakaian
Toilet ♀/♂ Kegiatan sanitasi
Shower ♀/♂ Mandi
19 Musholla Ruang sholat Melaksanakan sholat
Gudang Menyimpan barang
20 Servis/ruan
g linen
Laundry washer Mencuci pakaian
Laundry dryer Mengeringkan pakaian
Ruang istirahat,
dapur, gudang,
toilet, ruang
makan
Istirahat pegawai
21 Parkir Mobil Memarkir mobil
Sepeda motor Memarkir sepeda motor
bus Memarkir bus
Sumber: Dokumen Pribadi
2.5.DESKRIPSI KRITERIA RUANG
2.5.1. KRITERIA RUANG PADA FUNGSI KONVENSI
Dalam sebuah gedung konvensi, terdapat beberapa kriteria dalam
penyusunan ruang didalam gedung. Salah satu yang terpenting adalah fleksibilitas
ruang. Dalam penggunaannya, sebuah gedung konvensi sudah pasti akan memiliki
berbagai macam kegiatan, yang membutuhkan tata ruang yang berbeda-beda. Maka
untuk menjawab tuntutan tersebut, ruang harus dibuat untuk menjalankan fungsi
yang berbeda-beda tadi, atau dengan kata lain, ruang harus bersifat serbaguna.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fleksibilitas ruang, yaitu:
A. Pemilihan struktur bangunan. Struktur harus memungkinkan untuk
membentuk ruangan yang lapang dan bebas kolom. Struktur bentang
lebar menjadi pilihan dalam merancang fungsi konvensi.
B. Pembagian ruang. Ruang-ruang yang ada harus dapat dibagi secara
fleksibel. Pemilihan sistem partisi yang mudah dibuka tutup menjadi
C. Ketinggian ruangan. Ketinggian ruangan disyaratkan agar dapat memuat
barang-barang pameran agar cukup skalanya dengan ruang yang ada
D. Pencahayaan ruangan. Dalam pencahayaan ada beberapa pertimbangan. Seperti pada contohnya di area konvensi. Fungsi ruang yang
menggunakan proyektor di dalamnya mengharuskan intensitas cahaya
yang redup. Sehingga kurang disarankan untuk memakai pencahayaan
alami. Namun pada area eksibisi, sangat disarankan untuk pencahayaan
alami karena ruangannya memang luas dan untuk efisiensi penggunaan
energi. Menurut Lawson (1981;hal. 201), sistem pencahayaan dapat
dibagi dua yaitu:
- Pencahayaan Langsung
Pemasangan pencahayaan pada langit – langit auditorium yang berukuran besar. Umumnya menggunakan pencahayaan vertikal
dengan sudut maksimal 10 derajat.
-Pencahayaan Tak Langsung
Bentuk pencahayaan ini biasanya melingkar juga digunakan untuk
memecah pencahayaan di daerah khusus. Pencahayaan yang
melingkar dapat mengurangi tingkat kekontrasan.
E. Sistem akustik bangunan. Sistem ini harus dirancang agar gelombang
suara yang memantul didalam bangunan tersebar dengan merata dan
kualitasnya baik.
F. Sirkulasi. Sirkulasi sebaiknya menjadi pertimbangan yang penting,
mengingat akan banyaknya jumlah pengunjung yang akan mengunjungi
bangunan. Selain itu juga agar pengunjung mendapatkan suasana
ruangan yang nyaman
G. Sistem pengkondisian udara bangunan. Menurut Lawson (1981; hal.
204), sistem AC pada gedung konvensi dan eksibisi tergantung dari
beberapa faktor antara lain:
- Skala dan Luasan Untuk pusat kongres atau pameran yang sangat
besar yang memungkinkan adanya bukaan dalam ruangan
memilih AC dan kekuatan AC itu. Bisa menggunakan AC split
maupun Non-split.
- Ketentuan yang Digunakan
Ketentuan yang ada biasanya digunakan untuk menentukan
jumlah minimal udara bersih yang harus dikeluarkan. Pada
ruangan mekanikal, dapur dan ruangan lain diperlukan ventilasi
yang sesuai agar menjaga ruangan tersebut tetap fresh.
2.5.2. KRITERIA RUANG PADA FUNGSI HOTEL
Kriteria klasifikasi Hotel berdasarkan bintang 4: HOTEL BINTANG 4
Hotel kelas ini mempunyai kondisi sebagai berikut:
A. Umum
Unsur dekorasi tercermin pada lobby, restoran, kamar tidur dan Function room.
a. Bedroom
Mempunyai minimum 50 kamar standar dengan luasan 24 m2/ kamar Mempunyai minimum 2 kamar suite dengan luasan 48 m2/ kamar Tinggi minimum 2.6 m tiap lantai
Dilengkapi dengan pengatur suhu kamar di dalam kamar
b. Dining room
Mempunyai minimum 2 buah dinning room, salah satunya dengan
spesialisasi masakan (Japanese/ Chinese/ European food).
c. Bar
Apabila berupa ruang tertutup maka harus dilengkapi AC dengan suhu
24ºC
Lebar ruang kerja bartender setidaknya 1m
d. Ruang fungsional
Minimum terdapat 1 buah pintu masuk yang terpisah dari lobby dengan
kapasitas minimum 2,5 kali jumlah kamar
Dilengkapi dengan toilet apabila tidak satu lantai dengan lobby Terdapat pre function room
Mempunyai luasan minimum 100 M2
Terdapat 2 toilet umum untuk pria dan 3 toilet umum untuk wanita
dan perlengkapannya
f. Drug store
Minimum terdapat drugstore, bank, money changer, biro perjalanan, air
line agent, souvenir shop, perkantoran, butik dan salon Tersedia poliklinik
Tersedia paramedis
g. Sarana rekreasi dan olah raga
Minimum 1 buah dengan pilihan : tennis, bowling, golf, fitness,
sauna, billiard, jogging.
Sarana rekreasi untuk hotel di pantai dapat dipilih dari alternatif
berperahu, menyelam, selancar, atau ski air
Diskotik / night club kedap suara dengan AC / Toilet
Area bermain anak minimum ayunan atau ungkit (children playground).
h. Utilitas penunjang
Transportasi vertikal mekanis.
Ketersediaan air bersih minimum 700 liter/ orang/ hari. Dilengkapi dengan instalasi air panas/ dingin.
Dilengkapi dengan telepon lokal dan interlokal, PABX Dilengkapi dengan sentral video, musik, teleks, radio, carcall.
i. Business center
Di business center ini tersedia beberapa staf yang dapat membantu dengan
bertindak sebagai co-secretary para tamu yang ingin berkomunikasi
dengan kantor pusatnya maupun relasi bisnisnya. Selain itu, ada pula
fasilitas lain seperti faksimili, teleks, mecanograf. Para tamu dapat
memanfaatkan pelayanan dengan akses internet melalui kamarnya untuk
reservasi dan promosi usahanya, di samping juga dapat melakukan
telekonferensi.
j. Restoran
1. Main dining room atau ruang makan utama yang menyediakan makanan Peraneis atau internasional.
2. Coffee shop, restoran yang menyediakan dan menyajikan makan pagi dengan menu dan jenis pelayanannya lebih sederhana atau biasa
disebut ready on plate.
3. Restoran yang spesilik seperti grill-room, pizzarea, japanesse, oriental.
4. Room service: restoran yang melayani dan menyediakan hidangan makanan dan minuman kepada tamu hotel yang enggan keluar kamar.
Atas dasar pesanan tamu, makanan dan minuman diantar langsung ke
kamar tamu.
2.6. STUDI BANDING ARSITEKTUR YANG MEMPUNYAI FUNGSI SEJENIS
2.6.1. GRAND QUALITY HOTEL YOGYAKARTA
Grand Quality Hotel Yogyakarta menawarkan berbagai macam fasilitas
standar internasional untuk para pelancong dan pelaku bisnis.Fasilitas bisnis,
konferensi dan pelayanan perjamuannya dilakukan dengan penuh perhatian. Hotel
ini memiliki 3 Ballroom, 7 ruang fungsi lainnya serta area tepi kolam renang yang
dapat menampung berbagai jenis MICE dan kegiatan acara lainnya 160 Kamar
Deluxe termasuk Executive Floor, 3 Executive Suites, 2 Business Suites, 2
Honeymoon Suites, 2 Junior Suites dan 1 Presidential Suite dengan jacuzzi. Semua
kamar setidaknya berukuran 37,5 meter persegi dan memiliki pendingin ruangan,
radio dan sistem pencahayaan, Kamar Mandi, TV warna dengan saluran satelit dan
telepon.
Gambar 2.5 Fasad Belakang Hotel dan Kolam Renang Sumber : rajakamar.com
Gambar 2.6 Lobby dan Lounge Hotel Sumber : rajakamar.com
Gambar 2.8 Restoran Hotel Sumber : rajakamar.com
Gambar 2.9 Kamar Hotel Sumber : rajakamar.com
2.6.2. HOTEL SANTIKA DYANDRA YOGYAKARTA
Santika Premiere Jogja Hotel Dihiasi dengan beragam ornament Jawa klasik, hotel bintang empat ini dianggap sebagai salah satu pelengkap kota yang
paling inspiratif. Hanya 20 menit dari bandara, 10 menit dari pusat perbelanjaan
utama dan 5 menit dari stasiun kereta api, Hotel Santika Premiere Jogja
menawarkan semua fasilitas dan kenyamanan modern. Dilengkapi dengan peralatan
audio visual dan presentasi, Rapat dan fasilitas perjamuan yang dirancang untuk
memenuhi kebutuhan semua jenis konferensi dan konvensi.Yogyakarta Ballroom
dapat menampung sampai 400 orang. Para pelaku bisnis dan wisatawan akan
merasakan hotel ini menjadi tempat yang nyaman untuk bekerja, istirahat dan
bersantai sebelum berpergian ke tempat tujuan lain mereka. Fasilitas yang dimiliki
oleh hotel ini antara lain:
- 148 kamar berbagai tipe ( Deluxe, Executive, Premiere)
- Concierge Room
- Koneksi WiFi
- Kolam Renang
- Ballroom
- Lift
- Restoran
- Layanan Antarjemput
- 6 Ruang Pertemuan
- Lobby Lounge
- Parkir di Lokasi
- Coffee Shop
- Fitness Center
- Business Center
- Spa
- Rental Mobil
Gambar 2.11 Resepsionis, Lounge dan Restoran Hotel Sumber : rajakamar.com
Gambar 2.12 Ruang Pertemuan Hotel Sumber : google. com
2.6.3. RADISSON BLU IVERIA HOTEL
Gambar 2.14 Perspektif Hotel Iveria Sumber : graftlab. com
Hotel ini awalnya dibangun tahun 1967 sebagai hotel utama di kawasan
Soviet Georgia. Pada saat perang Abkhazia tahun 1992, bangunan ini kemudian
beralih fungsi menjadi kamp pengungsi perang yang menanpung sekitar 800 orang
pengungsi. Pada tahun 2004, para pengungsi ini direlokasi dari tempat ini dengan
jaminan sebesar $7.000 per KK. Pada tahun 2008 bangunan ini dikelola oleh
jaringan hotel Radisson dan pada 2009 diresmikan dengan nama Radisson Blu
Iveria Hotel.
Hotel ini sendiri terdiri dari 249 kamar, yang terdiri dari 127 Standard
Room, 62 Superior Room, 44 Business Room, 15 Junior Suite dan satu Executive
Suite.
Gambar 2.16 Tipe Kamar Hotel Sumber : radissonblu. com
Selain daripada kamar, Hotel ini juga terdiri dari berbagai fasilitas, seperti
Restoran Italia Flini, Restoran Jepang Umami, Lounge Bar, beberapa ruang
pertemuan yang terdiri dari 10 ruang rapat dan hall berkapasitas 450 orang. Juga
termasuk bank, agen perjalanan, beberapa jenis kafe seperti Surface Café dan
Oxygen Bar, rental kendaraan, spa dan sauna, kasino, dan lain-lain. Hotel ini juga
menyediakan layanan unik yang khusus untuk penyewa ruang pertemuan, seperti
paket “Brain Meal”, yaitu berupa paket konsumsi yang diklaim
meningkatkan aliran darah ke otak sehingga peserta pertemuan diharapkan
memiliki fokus yang baik saat acara berlangsung
Gambar 2.18 Fasilitas Kafe dan Restoran Hotel Sumber : booking. com
Gambar 2.20 Fasilitas Pusat Bisnis dan Ruang Pertemuan Hotel Sumber : booking. com
Gambar 2.21 Fasilitas Spa dan Sauna Hotel Sumber : booking. com
Gambar 2.23 Tampak Hotel Sumber : graftlab. com
2.7. ELABORASI TEMA 2.7.1.PENGERTIAN
Arsitek , dari asal katanya, berasal dari Bahasa Yunani “architekton”, dimana “archi” berarti kepala dan “tekton” berarti pembangun / tukang kayu. Jadi berarti, arsitek adalah kepala pembangunan.
Arsitektur, menurut Vitruvius, adalah keseimbangan antara unsur
Keindahan (Venustas), Kekuatan (Firmitas), dan Kegunaan / Fungsi (Utilitas). Juga
menurut Vitruvius, arsitektur merupakan ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu yang
lainnya.
Definisi Arsitektur menurut para ahli lainnya:
a. Menurut Brinckmann: Arsitektur merupakan kesatuan antara ruang dan bentuk. Arsitektur adalah penciptaan ruang dan bentuk
b. Menurut Djauhari Sumintardja: Arsitektur merupakan sesuatu yang dibangun manusia untuk kepentingan badannya (melindungi diri dari
gangguan) dan kepentingan jiwanya (kenyamanan, ketenangan, dll)
c. Menurut Benjamin Handler: Arsitek adalah seniman struktur yang menggunakan struktur secara estetis berdasarkan prinsip-prinsip
struktur itu sendiri
d. Menurut Banhart CL. Dan Jess Stein: Arsitektur adalah seni dalam mendirikan bangunan termasuk didalamnya segi perencanaan,
konstruksi, dan penyelesaian dekorasinya; sifat atau bentuk bangunan;
proses membangun; bangunan dan kumpulan bangunan.
e. Menurut Van Romondt : Arsitektur adalah ruang tempat hidup manusia dengan bahagia. Ruang berarti menunjuk pada semua ruang
yang terjadi karena dibuat oleh manusia atau juga ruang yang terjadi
karena proses alam seperti gua, naungan pohon dan lain-lain
f. Menurut JB. Mangunwijaya (1992) : Arsitektur sebagai vastuvidya
(wastuwidya) yang berarti ilmu bangunan. Dalam pengertian wastu
terhitung pula tata bumi, tata gedung, tata lalu lintas (dhara, harsya,
yana)
g. Menurut Amos Rappoport (1981 ) : Arsitektur adalah ruang tempat
pranata-pranata budaya dasar. Pranata ini meliputi: tata atur kehidupan
sosial dan budaya masyarkat, yang diwadahi dan sekaligus
memperngaruhi arsitektur
h. Menurut Francis DK Ching (1979) : Arsitektur membentuk suatu tautan yang mempersatukan ruang, bentuk, teknik dan fungsi
Pada dasarnya, arsitektur juga merupakan bahasa, yang menimbulkan
persepsi berbeda bagi para penilainya. Penilai disini, semuanya masuk kedalam
kategori arsitek, dimana yang satunya merupakan arsitek perancang, lalu yang lainnya merupakan “arsitek” yang tengah membangun arsitektur pemikirannya. Mengingat arsitektur bukan merupakan bahasa yang konkrit, maka bahasa dalam arsitektur merupakan sebuah abstraksi, yang dimana penilaian para “arsitek” disini beragam dalam mengintepretasinya. Dalam perkembangannya, bahasa arsitektur
juga memiliki beragam kosakata dalam pengintepretasiannya.
Arsitektur Modern merupakan langgam arsitektur yang lahir sebagai
jawaban atas perkembangan teknologi dan peradaban manusia pada awal abad ke
20. Sejalan dengan kemajuan teknologi yang pesat ikut mempengaruhi arsitektur.
Munculnya teknologi bahan bangunan yang mendukung arsitektur modern.
Misalnya kaca yang dapat digunakan untuk mengekspresikan space atau ruang.
Karena ciri – cirinya yang ‘ada tapi tak terlihat’. Selain itu untuk mewujudkan kecepatan dalam membangun maka dilakukan dengan produksi masal bahan
bangunan sehingga mengakibatkan arsitektur modern dapat menembus batas
budaya dan geografis, dan arsitektur menjadi suatu gaya internasional serta
bangunan – bangunan di dunia menjadi seragam.
Arsitektur modern adalah suatu istilah yang diberikan kepada sejumlah
bangunan dengan gaya karakteristik serupa, yang mengutamakan kesederhanaan
bentuk dan menghapus segala macam ornamen. Pertama muncul pada sekitar tahun
1900. Pada tahun 1940 gaya ini telah diperkuat dan dikenali dengan Gaya
Internasional dan menjadi bangunan yang dominan untuk beberapa dekade..
Sepanjang sejarah manusia, Arsitektur hanya mengalami satu kali
perubahan yang mendasar, yaitu di saat hadirnya Arsitektur Modern.Sampai dengan
yaitu seni bangunan. Artinya Arsitektur dianggap sebagai suatu ‘olah rasa’ yang dibuat berdasarkan perasaan sebagai sumber idenya dan tidak ada rumusnya.
Arsitektur Modern berpangkal dari sekelompok orang yang ingin
menciptakan arsitektur berdasarkan hasil pemikiran logis, dah bukan hanya sekedar
pemahaman seni belaka. Dapat dikatakan bahwa Arsitektur Modernini sudah hadir
pada abad ke-18 bukan abad ke-20, saat sekelompok seniman Perancis
menyampaikan gagasan soal bangunan yang dirancang menurut pemikiran logis.
Tetapi, yang dimaksud Arsitektur Modernbukan karya Arsitektur, bukan bangunan
atau gedung tapi adalah ide, gagasan, pikiran atau pengetahuan dasar tentang
Arsitektur. Oleh sebab itu seringkali dikatakan bahwa pikiran-pikiran dasar/pokok
mengenai Arsitektur Modern telah dimunculkan di abad ke-18.
Pikiran-pikiran dasar yang baru tadi, baru mendapat kesempatan untuk
direalisasikan pada pertengahan abad 19, karena beberapa hal :
1. Dipertengahan abad 19 secara resmi pendidikan arsitektur telah terbagi
menjadi dua, yaitu:
a. Ecole des debeaux arts – yang mengajarkan arsitektur sebagai kesenian. b. Ecole polytechnique – yang mengajarkan arsitektur sebagai ilmu sipil.
2. Munculnya industri bahan bangunan yang mampu menghasilkan
keseragaman ukuran dan kecepatan membangun. Kedua hal ini menjadi
factor yang sangat mendorong percepatan dari arsitektur modern tersebut.
a.Tahun 1851 di Inggris diselenggarakan sebuah expo, dimana gedung
utamanya adalah rancangan dari seorang ahli botani. Gedung tersebut dikenal sebagai “Crystal Palace” karya Joseph Paxton yang oleh sejarah Arsitektur dinyatakan sebagai karya arsitektur modern yang
pertama, karena dalam perwujudannya mampu memperlihatkan
keberadaan arsitektur yang mendominasikan unsur space, dan form
merupakan unsur pertama perancangan arsitektur.
b. Eiffel tower karya Gustaf Eiffel, seorang insinyur sipil.
a. Ide tahun 1750 : ide tentang Arsitektur adalah ‘ olah pikir’ dan bukan ‘olah rasa’
b. Ide tahun 1851 : tentang Arsitektur adalah permainan ‘ruang’ dan
bukan ‘bentuk’ Modern
Mulai tahun 1890-an sampai dengan 1930-an, terjadi sejumlah pertentangan
dalam dunia Arsitektur yang ditunjukkan melalui munculnya berbagai eksperimen
yang dilekukan oleh perorangan maupun oleh kelompok, Eksperimen tersebut,
kalau diungkapkan sebagai sebuah pertentangan akan dapat dikatakan sebagai
berikut ini:
- Arsitektur sebagai art vs Arsitektur sebagai science - Arsitektur sebagai form vs Arsitektur sebagai space - Arsitektur sebagai craft vs Arsitektur sebagai assembly
- Arsitektur sebagai karya manual vs Arsitektur sebagai karya machinal
Antara 1890-1930 muncul berbagai macam pergerakan: art and craft, art
noveau, ekspresionisme, Bauhaus, Amsterdam School, Rotterdam School, dll. Periode 40 tahun itu merupakan puncak sekaligus titik awal dari Arsitektur Modern
Kemudian, setelah Perang Dunia II meletus, terjadilah pembangunan
besar-besaran sebagai dampak dari kehancuran luar biasa yang terjadi di Eropa pada
saat itu. Pada saat itu pula, arsitektur Modernisme mengalami perpecahan,
diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Bagi mereka yang berpihak pada Teknologi dan Industrialisasi, tahun
1950-an dikatakan sebagai titik puncak kejayaan Arsitektur Modern
b. Bagi mereka yang menempatkan Arsitektur sebagai karya yang estetik
dan artistik, tahun 1950-an dilihat sebagai titik awal kemerosotan
Arsitektur Modern
Arsitektur modern mempunyai pandangan bahwa arsitektur adalah ‘olah pikir’ dan bukan ‘olah rasa’ (tahun 1750), dan ‘permainan ruang’ dan bukan ‘bentuk’. Sejalan dengan kemajuan teknologi yang pesat ikut mempengaruhi arsitektur. Munculnya teknologi bahan bangunan yang mendukung arsitektur
modern. Misalnya kaca yang dapat digunakan untuk mengekspresikan space atau
mewujudkan kecepatan dalam membangun maka dilakukan dengan produksi masal
bahan bangunan sehingga mengakibatkan arsitektur modern dapat menembus batas
budaya dan geografis, dan arsitektur menjadi suatu gaya internasional serta
bangunan – bangunan di dunia menjadi seragam. Ornamen – ornamen dalam bangunan dianggap suatu kejahatan dan klasisme yang pernah dipakai oleh kaum
Fasis dan Nazi menjadi symbol yang negatif dan perlu diolak. Arsitektur lainnya
yang melihat gaya modern sebagai sesuatu yang di kendalikan oleh teknologi dan
pengembangan produk dan dengan munculnya bahan-bahan yang dipakai dalam
membangun gaya bangunan modern seperti material besi, baja, kaca dan beton
menambahkan pengetahuan bahwa gaya modern adalah sebuah penemuan baru
dalam bidanga Revolusi Industri. Pada tahun 1796, Shrewsbury dengan gaya
desainnya ohwis yang ' tahan api', yang mana gaya ini bersandar pada besi cor dan
batu bata. Konstruksi seperti itu sangat memperkuat struktur bangunan, yang
memungkinkan mereka untuk mengakomodasi banyak mesin yang lebih besar.
Apapun yang menjadi penyebab pada tahun 1900 sejumlah arsitek di seluruh muka
bumi mulai mengembangkan gaya arsitektur mereka beralih dari arsitektur yang
klasik ( Gotik sebagai contoh) dengan berbagai kemungkinan teknologi baru.
Arsitek Louis Sullivan dan Frank Llyod Wright di Chicago, Viktor Horta di
Brussels, Antoni Gaudi di Barselona, Otto Wagner di Vienna dan Charles Rennie
Mackintosh di Glasgow, dan masih banyak lagi arsitektur modern lainnya berusaha
membangun gaya modern pada bangunan dengan meninggalkan gaya lama.
2.7.2. INTERPRETASI TEMA
Karakteristik ataupun ciri-ciri arsitektur modern adalah :
10 Aluminium dan stainless steel trim pada pintu dan jendela
11 Panel mengkilap
12 Baluster metal
13 Deretan jendela atau garis-garis
14 Sedikit atau tidak ada hiasan
15 Denah terbuka
Juga terdapat beberapa Ciri – ciri lain dari arsitektur modern adalah: 1. Satu gaya Internasional atau tanpa gaya (seragam)
Merupakan suatu arsitektur yang dapat menembus budaya dan geografis.
2. Berupa khayalan, idealis
3. Bentuk tertentu, fungsional
Bentuk mengikuti fungsi, sehingga bentuk menjadi monoton karena tidak
diolah.
4. Less is more
Semakin sederhana merupakan suatu nilai tambah terhadap arsitektur
tersebut.
5. Ornamen adalah suatu kejahatan sehingga perlu ditolak
Penambahan ornamen dianggap suatu hal yang tidak efisien. Karena
dianggap tidak memiliki fungsi, hal ini disebabkan karena dibutuhkan
kecepatan dalam membangun setelah berakhirnya perang dunia II.
6. Singular (tunggal)
Arsitektur modern tidak memiliki suatu ciri individu dari arsitek, sehingga
tidak dapat dibedakan antara arsitek yang satu dengan yang lainnya
(seragam).
7. Nihilism
Penekanan perancangan pada space, maka desain menjadi polos, simple,
bidang-bidang kaca lebar. Tidak ada apa–apanya kecuali geometri dan bahan
2.7.3.KETERKAITAN TEMA DENGAN JUDUL
Dalam kaitannya dengan Hotel Bisnis Tanjung Morawa, peran arsitektur
ini mengingat bahwa di daerah Tanjung Morawa, tidak ada corak kebudayaan yang
menonjol yang dapat dijadikan preseden perancangan, sehingga sebagai jalan
tengah, maka keberadaan arsitektur modern tetap dapat diperhitungkan
2.7.4.STUDI BANDING TEMA SEJENIS
1. Unite D’ Habitation
Gambar 2.25 Perspektif Massa Sumber : archiinside.com
Dibangun sebagai jawaban atas kebutuhan akan tempat tinggal baru pasca Perang Dunia Kedua, Le Corbusier menyebut ini sebagai “mesin tinggal” atau “Taman
Gantung”. Gedung ini merupakan sebuah proyek apartemen yang diperuntukkan
bagi keluarga kalangan kecil-menengah ke bawah. Gedung ini dirancang sebagai
sebuah “kerangka” yang memuat unit-unit hunian, yang dirancang untuk diproduksi
secara massal, yang juga merupakan pelopor teknik pembangunan pra-cetak
(precast). Bangunan ini mengandalkan permainan coakan beton sebagai pelindung bangunan dari sinar matahari. Bangunan sendiri dibangun tahun 1947 dan selesai
tahun 1952, menandakan bangunan ini dirancang sebagai bagian dari rekonstruksi
pasca-perang. Bangunan ini terbagi atas zona publik di tiga lantai pertama, dan
sisanya merupakan unit apartemen. Pada bagian atas bangunan terdapat kolam
renang dan sebuah studio. Bangunan ini sendiri pada perjalannnya mendapat
pembangunannya, yang sebagian besar dari beton). Bangunan ini pula merupakan salah satu ikon arsitektur modern pada era 50’an.
Gambar 2.26 Tampak Depan Sumber: archiinside.com
Gambar 2.27 Detail Fasad Sumber : archiinside.com
Gambar 2.29 Denah tipikal Sumber : archiinside.com
2. Hotel Savoy-Hommann Bidakara, Bandung
Gambar 2.31 Perspektif Eksterior Sumber : google.com
Salah satu contoh hotel yang menggunakan arsitektur modern, hotel ini
berdiri pada era keemasan arsitektur Art Deco, salah satu bagian daripada arsitektur
modern. Hotel bintang empat ini berdiri di tengah-tengah kota Bandung. Hotel ini
berdiri pada tahun 1939 menggantikan struktur lama yang sudah berdiri sejak abad
ke- 19. Hotel ini sendir imerupakan hasil daripada aktivitas lalu-lalang hasil panen
yang sudah terjadi sejak abad ke-19 di sekitaran tanah Priangan. Hotel ini awalnya
merupakan tempat persinggahan para pemilik lahan yang ada disana. Pada tahun
1939, pemilik hotel, Homann Group, menggunakan jasa arsitek Albert Aalbers
untuk merubah bangunan hotel menjadi bangunan bergaya Art Deco, yang tengah
popular saat itu. Penegasan bahwa hotel ini menerapkan gaya arsitektur modern
aliran Art Deco adalah, pada banguann ini terdapat bentukan yang menjulang
keatas, kemudian disusul dengan bentukan massa yang sebagian besar berbentuk
linerar monoton, dengan hanya menonjolkan tonjolan beton (sebagai pelindung
Gambar 2.32 Detail Fasad Sumber : google.com
Sebagai sebuah hotel, maka hotel ini terdiri dari 185 kamar, yang terdiri dari
126 kamar deluxe, 41 kamar eksekutif, 15 kamar junior suite, dan 3 Homann suite.
Fasilitas yang disediakan hotel ini antara lain:
- Layanan kamar 24 jam
- Resepsionis 24 jam
- Brankas
- Merokok di ruangan publik
- AC kamar
- Mesin pembuat kopi per kamar
- Minibar di tiap kamar
- Pengering rambut
- Telepon
- Concierge
- Laundry
- Valet parking
- Kurs