• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Motivasi dan Pengetahuan Terhadap Keaktifan Kader Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Motivasi dan Pengetahuan Terhadap Keaktifan Kader Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang

Keberhasilan Pembangunan kesehatan di Indonesia terutama di bidang

pelayanan kesehatan tidak terlepas dari partisipasi aktif masyarakat antara lain

peran aktif masyarakat dan swasta dalam penyelenggaraan upaya kesehatan

masyarakat strata pertama yang diwujudkan melalui berbagai upaya yang dimulai

dari diri sendiri, keluarga sampai dengan upaya kesehatan yang bersumber

masyarakat (UKBM). Salah satu upaya pemerintah di bidang kesehatan yang

sedang digalakkan untuk menjembatani antara upaya-upaya pelayanan kesehatan

professional dan non professional yang dikembangkan oleh masyarakat dan

keluarga yakni melalui pos pelayanan terpadu yang dikenal dengan sebutan

posyandu (Depkes RI, 2009).

Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya

masyarakat, yang dikelola dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, dalam

penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan

memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan

kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.

Posyandu yang memiliki lima program prioritas yaitu: KB, KIA, Gizi, Imunisasi

dan Penanggulangan Diare (Kemenkes RI, 2011).

Setiap kegiatan posyandu diselenggarakan dan digerakkan oleh kader dan

bimbingan teknis dari petugas kesehatan. Kader merupakan anggota masyarakat

(2)

posyandu secara sukarela. Kader dipilih dari dan oleh masyarakat pada saat

pembentukkan posyandu. Jumlah kader untuk setiap posyandu sebanyak 5 (lima)

orang sesuai dengan jumlah kegiatan utama yang dilaksanakan oleh posyandu

dengan sistem layanan 5 meja atau 5 langkah kegiatan, yaitu: 1) Pendaftaran; 2)

Penimbangan; 3) Pencatatan/pengisisan Kartu Menuju Sehat (KMS); 4)

Penyuluhan ; 5) Pelayanan kesehatan (Depkes RI, 2006).

Kader merupakan kunci utama dalam kegiatan posyandu mulai dari

perencanaan, pelaksanaan termasuk pencatatan, dan pelaporan. Peran aktif kader

di sini sangat menentukan kelangsungan dan perkembangan posyandu, di pihak

lain jumlah kader tidak aktif, yaitu kader yang terdaftar tetapi tidak melaksanakan

dan tidak terlibat dalam kegiatan posyandu semakin banyak. (Adisasmito, 2007).

Untuk membangun posyandu yang baik diperlukan kader-kader yang

kompeten. Diperlukan peningkatan peran kader dalam setiap kegiatan posyandu

melalui pembinaan oleh petugas.

Terdapat 280.225 posyandu pada tahun 2013 di Indonesia. Dari jumlah

tersebut posyandu pratama sebanyak 32,7%, madya sebanyak 29,1%, purnama

sebanyak 29,9%, dan mandiri sebanyak 8,3%. Diperkirakan hanya 40% yang

masih aktif dan diperkirakan hanya 43% anak balita yang terpantau status

kesehatannya (Riskesdas, 2007). Bila ditinjau dari aspek kualitas, masih

ditemukan banyak masalah. Antara lain, kelengkapan sarana dan keterampilan

kader yang belum memadai, dimana kader posyandu adalah anggota masyarakat

yang dipilih, bersedia, mampu, dan memiliki waktu untuk mengelola kegiatan

(3)

Nasional pada tahun 2007 menunjukkan sebesar 53% dari target 95% (Kemenkes

RI, 2012).

Berdasarkan data Profil Kesehatan Sumatera Utara tahun 2014 terdapat

15.587 posyandu yang ada dilaporkan yang terdiri dari 2.026 unit (13%) posyandu

pratama, 7.031 unit (45,1%) posyandu madya, 6.130 unit (39,33%) posyandu

purnama dan 400 unit (2,57%) posyandu mandiri. Disini terdapat peningkatan

jumlah posyandu secara keseluruhan, khususnya posyandu purnama dan mandiri

persentasenya sampai dengan tahun 2013 sudah mencapai 41,90%, angka sudah

mampu mencapai target pada Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

yaitu sebesar 40% pada tahun 2013. Apabila melihat rasio posyandu terhadap

desa/kelurahan di Provinsi Sumatera Utara adalah 2,62 atau rata-rata pada tiap

desa/kelurahan terdapat 2-3 posyandu (Profil Kesehatan Sumatera Utara, 2013).

Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten Deli Serdang tahun 2014

terdapat 1442 posyandu yang terdiri dari 77 posyandu pratama, 872 posyandu

madya, 474 posyandu purnama, dan 19 posyandu mandiri. Dari keseluruhan

jumlah tersebut tidak semua posyandu aktif, jumlah posyandu yang aktif kurang

dari separuhnya yaitu 493 posyandu.

Berdasarkan laporan Puskesmas Bandar Khalipah tahun 2015 diketahui

bahwa terdapat 7 buah desa dan 69 buah posyandu, dengan jumlah kader

seluruhnya 301 orang, yang aktif 170 (56,48%) kader dan yang tidak aktif 131

(43,52%). Target standar pencapaian yang diharapkan masing-masing posyandu

(4)

Tabel 1.1 Data Posyandu dan Kader di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

No Desa Jumlah Posyandu Jumlah Kader Kader

Aktif Tidak Aktif

Sumber: Laporan Bulanan Posyandu Puskesmas Bandar Khalipah Tahun 2015

Berdasarkan tabel 1.2 menunjukkan bahwa sebagian besar kader

posyandu di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah masih banyak yang tidak

aktif. Berdasarkan survei pendahuluan diketahui ketidakaktifan kader

kemungkinan disebabkan oleh rendahnya penghargaan untuk mereka seperti

seragam, piagam ataupun hal lainnya, beberapa kader menyatakan menjadi kader

posyandu merupakan tangggung jawab yang besar yang lumayan sulit diemban

serta insentif yang diberikan kurang sesuai dengan tanggung jawab mereka. Kader

lain mengatakan menjadi kader merupakan pekerjaan yang monoton dan kurang

menyenangkan, selain itu mereka juga mengatakan hubungan antar kader kurang

menyatu sehingga sering menimbulkan salah paham. Hal-hal kecil seperti itu yang

membuat kader menjadi kurang ataupun tidak aktif dalam mengikuti kegiatan

posyandu.

Berdasarkan wawancara dengan kader posyandu lainnya ada yang

menyatakan alasan mereka masih menjadi kader dikarenakan beberapa dari

mereka suka bersosialisasi untuk mengisi waktu luang, diajak teman, meneruskan

(5)

dijadikan sebagai tempat untuk bersosialisasi daripada duduk-duduk dirumah, dan

ada yang menyatakan menjadi kader dihargai oleh warga sekitar. Alasan lain yang

dikemukakan kader yaitu karena insentifnya, walaupun tidak setiap waktu hanya

kadang-kadang saja hal itu tetap mereka harapkan.

Selain itu ketika dilihat dari sisi pengetahuan kader, pengetahuan mereka

tergolong rendah karena minimnya pelatihan terhadap mereka. Masih banyak

kader yang belum pernah ataupun jarang mengikuti kegiatan pelatihan. Minimnya

pelatihan terhadap kader membuat pengetahuan kader menajdi rendah, yang pada

akhirnya membuat kader semakin tidak aktif dalam mengikuti kegiatan posyandu

padahal dengan adanya pelatihan secara berkala membuat mereka termotivasi

untuk aktif dalam melaksanakan kegiatan dan program posyandu. Jika dilihat dari

jumlah kader yang datang saat melaksanakan kegiatan posyandu masih banyak

kader yang kadang-kadang datang dan kadang-kadang tidak (satu bulan datang

dan dua/tiga bulan berikutnya tidak datang). Jumlah kader posyandu aktif di

wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah masih tergolong rendah rata-rata 2-3

kader setiap posyandu.

Pengetahuan merupakan faktor/landasan awal yang dapat mempermudah

terjadinya perilaku pada diri seseorang atau masyarakat berperilaku kesehatan,

dalam hal ini ketidakaktifan kader untuk hadir ke posyandu (Notoatmodjo, 2010).

Nugroho dan Nurdiana (2008) menyatakan bahwa seorang kader akan aktif dalam

kegiatan posyandu setelah ia tahu tujuan dan manfaat posyandu bagi kesehatan,

khususnya ibu dan anak, serta tahu akibat bila tidak aktif ke posyandu. Semakin

(6)

menilai kurva pertumbuhan balita yang membuat mereka semakin aktif ke

posyandu (Hamariyana dkk, 2013 dalam Akbar, 2015).

Penelitian Handika (2016), tentang hubungan tingkat pengetahuan dengan

keaktifan kader dalam menjalankan posyandu balita di desa pacalan Wilayah kerja

puskesmas plaosan menyatakan bahwa adanya hubungan antara pengetahuan

dengan keaktifan kader posyandu di Desa Pacalan wilayah kerja Puskesmas

Plaosan Kabupaten Magetan.

Studi lain Djuhaeni dkk (2010) terkait motivasi kader aktif berpengaruh

pada keberhasilan kegiatan posyandu. Dorongan terbesar pada motivasi faktor

penyebab ketidakpuasan yaitu hubungan sosial (interpersonal) sedangkan

dorongan terbesar pada motivasi internal yaitu tanggung jawab. Studi serupa

Nugroho dan Nurdiana (2008), motivasi berkorelasi positif terhadap keaktifan

kader.

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka penulis ingin

melakukan penelitian yang berjudul: Pengaruh Motivasi dan Pengetahuan

terhadap Keaktifan Kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah

Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016.

1. 2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas yang menjadi rumusan masalah

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh motivasi tentang penghargaan terhadap keaktifan

kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kabupaten

(7)

2. Bagaimana pengaruh motivasi tentang tanggung jawab terhadap keaktifan

kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kabupaten

Deli Serdang Tahun 2016.

3. Bagaimana pengaruh motivasi tentang pekerjaan itu sendiri terhadap

keaktifan kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah

Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016.

4. Bagaimana pengaruh motivasi tentang hubungan interpersonal terhadap

keaktifan kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah

Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016.

5. Bagaimana pengaruh motivasi tentang insentif terhadap keaktifan kader

posyandu di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kabupaten Deli

Serdang Tahun 2016.

6. Bagaimana pengaruh pengetahuan terhadap keaktifan kader posyandu di

wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kabupaten Deli Serdang Tahun

2016.

1. 3. Tujuan Penelitian 1. 3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi dan

pengetahuan terhadap keaktifan kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas

(8)

1. 3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh penghargaan terhadap keaktifan

kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kabupaten

Deli Serdang Tahun 2016.

2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh tanggung jawab terhadap keaktifan

kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kabupaten

Deli Serdang Tahun 2016.

3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh pekerjaan itu sendiri terhadap

keaktifan kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah

Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016.

4. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh hubungan interpersonal terhadap

keaktifan kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah

Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016.

5. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh insentif terhadap keaktifan kader

posyandu di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kabupaten Deli

Serdang Tahun 2016.

6. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh pengetahuan terhadap keaktifan

kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kabupaten

Deli Serdang Tahun 2016.

1. 4. Hipotesis

1. Penghargaan berpengaruh terhadap keaktifan kader posyandu di wilayah

(9)

2. Tanggung jawab berpengaruh terhadap keaktifan kader posyandu di wilayah

kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016.

3. Pekerjaaan itu sendiri berpengaruh terhadap keaktifan kader posyandu di

wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kabupaten Deli Serdang Tahun

2016.

4. Hubungan interpersonal berpengaruh terhadap keaktifan kader posyandu di

wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kabupaten Deli Serdang Tahun

2016.

5. Insentif berpengaruh terhadap keaktifan kader posyandu di wilayah kerja

Puskesmas Bandar Khalipah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016.

6. Pengetahuan berpengaruh terhadap keaktifan kader posyandu di wilayah

kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016.

1. 5. Manfaat Penelitian

a. Memberikan masukan bagi Puskesmas Bandar Khalipah dan Dinas

Kesehatan Kabupaten Kabupaten Deli Serdang untuk meningkatkan

keaktifan kader Posyandu.

b. Sebagai bahan informasi dan pengembangan bagi penelitian sejenis dan

berkelanjutan yang dapat dijadikan acuan dalam meningkatkan keaktifan

kader posyandu.

c. Memberikan masukan bagi kader untuk meningkatkan motivasi dalam

melaksanakan kegiatan posyandu.

d. Memberikan masukan bagi kader untuk meningkatkan kemampuan kerja

Referensi

Dokumen terkait

Peserta PLPG menyiapkan bahan media pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran yang di ampu di sekolah masing-masing.. Peserta PLPG membawa Surat Tugas dari

Peserta PLPG membawa buku-buku dan literatur yang berhubungan dengan mata pelajaran di sekolah tempat tugas.. Peserta PLPG membawa silabus dan RPP sesuai mata pelajaran

Dari hasil analisa yang diperoleh kesimpulan bahwa perusahaan tersebut mendapatkan nilai bersih dari investasi yang bernilai positif, index keuntungan yang diperoleh hasilnya lebih

bahwa dalam rangka penyesuaian kelas jabatan dan besaran tambahan penghasilan di lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja dan Inspektorat, maka Peraturan

[r]

Kompetensi profesional adalah kompetensi guru dalam memiliki pengetahuan yang luas serta dalam tentang subject matter (bidang studi) yang akan diajarkan kepada peserta didik,

• KUM Bisnis Sosial adalah penyelenggaraan KUM yang menerapkan prinsip-prinsip bisnis yang dijalankan dalam proses pembelajaran dan rintisan usaha bersama antara Warga

Public policy: Pengertian Pokok untuk Memahami dan Analisa Kebijakan Pemerintah , Surabaya: Airlangga University Press.. Analisis Kebijakan Publik, Konsep, teori,