BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 LandasanTeori
2.1.1 PengertianDaging
Daging merupakan bahan pangan yang penting dalammemenuhikebutuhan gizi.Daging adalah sekumpulan otot yang
melekat padakerangka.Istilah daging dibedakan dengan karkas.Menurut
Karyadi dan Muhillal
(2000;5).Dagingadalahbagianyangsudahtidakmengandungtulang,sedangka nkarkas berupa daging yang belum dipisahkan dari tulang atau kerangkanya.Proteinmerupakankomponenkimiaterpentingyangadadidalam
daging,proteinyangterkandung didalam daging berkisar 15-20 persen dari berat bahan. Proteindaging lebih mudah dicerna dibanding yang berasal
dari nabati, sehingga proteinsangatbaik dibutuhkan untuk proses
pertumbuhan, perkembangan, danpemeliharaan bagitubuh.Kebutuhanproteinpadaanakbalita2-2,5gramperkilogramberat
badan,sedangkanpadaorangdewasahanya1gramperkilogramberatbadan. Selainmutuproteinyatinggi,padadagingterdapatpulakandunganasamamino esensialyanglengkapdanseimbangsertakayaakanvitamindanmineralyang
diperlukan oleh tubuh. Berdasarkan keadaan fisik, daging dapatdikelompokan menjadi : (1) daging segar yang dilayukan atau tanpa
pelayuan, (2) Dagingsegaryangdilayukankemudiandidinginkan(dagingdingin),(3)Daging
segaryang didinginkan kemudian dibekukan (daging beku), (4) Daging
2.1.2. Proses PelayuanDaging
Hewan yang baru dipotong dagingnya lentur dan lunak, kemudianterjadi perubahan-perubahan sehingga jaringan otot menjadi keras, kaku,
dantidak mudah digerakkan, keadaan inilah yang disebut dengan rigor mortis (KaryadidanMuhillal, 2000; 7). Dalam kondisi rigor, daging menjadi lebih alot dankeras dibandingkan dengan sewaktu baru dipotong,
jika dalam keadaan rigordimasak, akanalotdantidaknikmat,untukmenghindaridagingdaririgor,dagingperlu
dibiarkan untuk menyelesaikan proses rigornya sendiri, proses tersebutdinamakan proses aging(pelayuan).
Menurut Karyadi dan Muhillal (2000; 7) Pelayuan adalahpenanganandaging segar setelah penyembelihan dengan cara
menggantung ataumenyimpan selama waktu tertentu pada temperatur
diatas titik beku daging (-1,50 C0),prosespelayuan dibantu dengan sinar
ultraviolet. Selama proses pelayuan,terjadi aktivitasenzimyangmampumenguraikantenunanikatdaging,dagingmenjadi
lebihdapatmengikatair,bersifatlebihempuk,danmemilkiflavoryanglebih kuat. Daging yang sudah berada di pasar atau swalayan adalah daging
yangtelah mengalami prosespelayuan.
Tujuan pelayuan daging:
1. Agar proses pembentukan asam laktat dari glikogen ototberlangsungsempurna, sehingga pertumbuhan bakteri akanterhambat.
3. Lapisan luar daging menjaadi kering, sehingga
kontaminasimikroba pembusuk dari luar dapatditahan.
4. Untuk memperoleh daging yang memiliki tingkat keempukan optimumserta cita rasa yangkhas.
2.2 Teori Permintaan
2.2.1 Pengertian Permintaan
Teori permintaan terhadap suatu barang atau output menerangkan
bagaimana seseorang atau bahkan banyak konsumen sebagai pembeli untuk meminta sesuatu barang yang tersedia di pasar. Jumlah barang yang diminta oleh
konsumen pada dasarnya tergantung kepada tingkat harga barang itu sendiri. Adapun price effect terhadap jumlah barang yang diminta oleh konsumen menunjukkan hubungan negatif yang sekaligus mencerminkan the law of
demand.(Nasution, dkk , 2012:7).
Menurut Dominick Salvatore (2005:94), permintaan akan suatu komoditas
timbul karena keinginan konsumen dan kemampuannya (dari hasrat dan keinginan yang didukung dengan pendapatan) untuk membeli suatu komoditas. Teori permintaan konsumen (consumer demand theory) mempostulatkan bahwa jumlah
komoditas yang diminta merupakan suatu fungsi dari atau bergantung pada harga komoditas tersebut, pendapatan konsumen, harga komoditas yang berhubungan
(komplementer atau subtitusi), dan selera konsumen. Dalam bentuk fungsi, dapat dituliskan sebagai berikut:
QdX = f (Px,I, Py, T) Dimana :
Qdx = kuantitas komoditas X yang diminta oleh individu per periode waktu Px = harga per unit komoditas X
I = pendapatan konsumen
Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu dan diikuti dengan daya beli.
Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi permintaan suatu barang yaitu:
2.2.2 Faktor-Faktor Yang MempengaruhiPermintaan
Permintaan suatu barang ditentukan oleh banyak faktor.Diantaranyaadalah (1) Harga barang itu sendiri, (2) Harga barang lain yang berkaitandengan barang tersebut, (3) Pendapatan masyarakat, (4) konsumsi, (5) Jumlah penduduk, (6)
Ketersediaan barang (produksi), (Sukirno, 2004;76).
1. Harga barang itusendiri
Hukum permintaan menjelaskan sifat hubungan antara permintaansuatu barang dengan tingkat harganya.Hukum permintaan
pada hakikatnyamerupakan
suatuhipotesayangmenyatakanmakinrendahhargasuatubarangmakama kin banyak permintaan terhadap suatu barang tersebut.Sebaliknya,
makin tinggiharga suatu barang maka semakin sedikit permintaan terhadap barang tersebut(caterisparibus).Harga suatu barang adalah nilai tukar yang dinyatakan ataudiukur dengan uang (Gilarso, 2004;
70). Faktor harga sangat menentukanjumlah permintaan, hal tersebut sesuai dengan hukum permintaan dimana jumlah barang yang
diminta berlawanan dengan perubahan harga dengan asumsi faktor lainyang mempengaruhi dianggaptetap.
2. Harga barang lain sebagaisubstitusi
akaorangakanmengurangipembelianterhadapbaranglainyangsamajeni snyadanmenambah pembelian terhadap barang yang mengalami
penurunan harga.Selainitu kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil para pembeliberkurang.Pendapatan yang merosot memaksa para
pembeli untuk mengurangipembelianya terhadapberbagaijenisbarangdanterutamabarangyangmengalamikenai
kan harga (Sukirno, 2003; 66).
3. Pendapatanmasyarakat
Pendapatan para pembeli merupakan faktor yang sangat pentingterhadap permintaan berbagai barang.Perubahan pendapatan
selalumenimbulkan perubahan permintaan berbagai jenis barang (Sukirno, 2003; 81).Bertambahnya penghasilan akan menyebabkan
permintaan barang atau produkbertambah (Rasyaf, 2000; 138), tetapi perubahan dalam pendapatan juga akanmengakibatkan berkurangnyapermintaanuntukkomoditiyangakandibeliterutamaolehr
umah tangga yang tetap atau berkurang pendapatanya (Lipsey, 1997;87).
4. Konsumsi
Menurut Keynes dalam Miller (2006; 21) konsumsi didefinisikansebagai jumlah total barang dan jasa yang dibeli untuk
tujuan konsumsilangsung. Konsumsi merupakan salah satu penentu utamapermintaan.
5. Jumlahpenduduk
Pertambahan jumlah penduduk secara umum akan menambah nilai kebutuhanya, seperti makanan, pakaian, rumah, kendaraan,
menyebabkanjumlahbarangyangdimintaakanbertambah(Hidayat,200 3;25). Gilarso (2004; 25) mengatakan, jika jumlah pembeli suatu
barangtertentu
bertambah,makapadahargayangsamajumlahbarangyangdibelijugaaka
n bertambah, hal ini dapat terjadi karena pertambahan jumlah pendudukdan perbaikan transportasi. Makin banyah jumlah penduduk, semakin besar pula barang yang dikonsumsi (Soekartawi,
2003;121).
Pertambahan penduduk tidak dengan sendirinyamenyebabkan pertambahan permintaan.Pertambahan penduduk diikuti
olehperkembangan
dalamkesempatankerja.Lebihbanyakorangyangakanmenerimapendap atan menambah daya beli dari masyarakat itu sendiri. Daya beli yang
bertambahinilah yang nantinya akan menaikkan atau menurunkan jumlah permintaan(Sukirno, 2003;72).
6. Ketersediaan Barang(Produksi)
Produk peternakan umumnya memiliki harga yang relatiftinggi dibandingkan dengan komoditas pertanian lainya, permintaan
produkpeternakan
berkaitaneratdengandayabelikonsumen.Semakinmeningkatnyapenda patan
masyarakatmenyebabkanpermintaanakanproduk-produkyangbermututinggi semakin meningkat. Seiring dengan
meningkatnya penghasilanmasyarakat
Menurut Robert S. Pindyck dan Daniel L. Rubinfeld (2011:26), kurva permintaan atau skedul permintaan adalah hubungan antara jumah barang yang
konsumen bersedia membei dengan harga barang tersebut. Kurva permintaandapat terjadi perubahan yaitu apabila terjadi perubahan harga, maka hanya
akanmempengaruhi jumlah barang yang diminta, sehingga pergerakan akan selaluberada di sepanjang kurva permintaan.Tetapi apabila terjadi perubahan dalfaktor-faktor lain selain harga barang itu sendiri yang memengaruhi jumlah
barang yang dibeli, kita sebut perubahan-perubahan ini sebagai pergeseran dalam permintaan. Permintaan bertambah atau berkurang saat jumlah yang diminta pada
setiap tingkat harga bertambah atau berkurang (Samuelson dan Nordhaus, 2003). Perubahan dan pergeseran tersebut dapat dilihat dari gambar 2.1
Gambar 2.1
Gerakan Sepanjang Kurva permintaan
Pada Gambar 2.1 di atas, diketahui bahwa harga es krim naik dari $1.00
menjadi $2.00 sebagai akibat dari adanya pajak (tax).Peningkatan harga es krim ini mengakibatkan jumlah permintaan es krim turun dari 8 menjadi 4, dan terjadi pergerakan di sepanjang kurva permintaan yaitu dari titik A ke B.
Kurva permintaan akan bergeser ke kanan atau ke kiri jika terdapat perubahan-perubahan ke atas permintaan yang ditimbulkan oleh faktor-faktor
Gambar 2.2
Pergeseran Kurva Permintaan
DariGambar 2.2 diatas untuk barang normal, apabila pendapatan
konsumen meningkat, maka jumlah barang yang diminta akan meningkat pula dan kurva permintaan akan bergeser ke kanan.Sedangkan untuk barang inferior,
apabila pendapatan konsumen meningkat, maka jumlah barang yang diminta akan turun dan kurva permintaan akan bergeser ke kiri.
2.2.3 Elastisitas Permintaan
Hubungan kuantitatif antara harga dan kuantitas yang dibeli dianalisis dengan menggunakan konsep elastisitas yang sangat penting. Elastisitas
permintaan adalah derajat (persentase) perubahan harga sesuatu barang (output) yang mempengaruhi persentase perubahan jumlah barang yang diminta sehingga dinyatakan sebagai price elasticity of demand (Nasution, dkk 2012 : 15).
Elastisitas permintaan didefinisikan sebagai persentase perubahan dalam kuantitas yang diminta dibagi dengan persentase perubahan harga dimana
Elastisitas permintaan dapat dibagi menjadi tiga jenis elastisitas, sesuai dengan determinan dari permintaan, diantaranya : (Nicholson, 2002:133)
1. Elastisitas harga terhadap permintaan.
Yaitu perubahan persentase kuantitas barang sebagai reaksi
perubahansebesar 1 persen pada harga.
eq,p = persentase perubahan Q
persentase perubahan P =
∂Q
∂P . P Q
Jika ��,�> 1, maka permintaan barang tersebut elastis, artinya perubahan
harga sebesar 1 persen merubah jumlah barang yang diminta dengan
persentase yang lebih besar. Jika ��,�= 1, maka permintaan barang tersebut
elastis uniter, artinya perubahan harga sebesar 1 persen merubah jumlah
barang yang diminta dengan perubahan yang sama besar. Jika ��,�< 1,
maka permintaan barang tersebut inelastis, artinya perubahan harga sebesar 1 persen merubah jumlah barang yang diminta dengan persentase yang lebih kecil.
2. Elastisitas pendapatan terhadap Permintaan
Yaitu perubahan persentase pada kuantitas barang yang diminta
sebagaireaksi terhadap perubahan pendapatan sebesar 1 persen.
eq,I = persentase perubahan Q
persentase perubahan I =
∂Q
∂P . I Q
Jika 0 <��,�< 1, maka komoditi tersebutadalah barang kebutuhan
pokok,dimana perubahan jumlah barang yang diminta searah dengan
perubahanpendapatan walaupun lebih kecil dari satu. Jika ��,�> 0, maka
komoditi ituadalah barang normal, dimana perubahan jumlah barang yang
diminta searahdengan perubahan pendapatan. Jika ��,�<0, maka komoditi
pendapatan.Jika ��,�>1,maka komoditi itu adalah barang mewah, dimana
perubahan jumlah barangyang diminta searah dengan perubahan
pendapatan dan lebih besar dari satu. 3. Elastisitas Harga Silang.
Yaitu persentase perubahan pada kuantitas barang yang diminta sebagai
reaksi terhadap perubahan 1 persen harga barang lain (P’)
eq,P = persentase perubahan QX
persentase perubahan PY = ∂QX
∂PY . PY
QX
Jika ��,�>0, maka kedua barang itu merupakan barang substitusi.
Jika ��,�<0, maka kedua barang itu merupakan barang komplementer.
Jika ��,�= 0, maka kedua barang itu tidak berhubungan (bebas).
2.2.4 Keinginan, Kebutuhan, danPermintaan
Awaldarisuatupemasaranbermuladalamupayapemenuhankebutuhan yang mendasar serta diikuti dengan semakin bertambahnya keinginandan berbagai permintaan manusia yang didapatkan pada penawaran barang yangrelatif
terbatas. Menurut Kotler (2000; 6) pengertian kebutuhan manusiaadalahsuatukeadaanakansebagiandaripemuasandasaryangdirasakanataudi
sadari.Sedangkan pengertian keinginan manusia adalah hasrat untukmemperoleh pemuas-pemuas tertentu untuk kebutuhan yang lebihdalam.
MenurutKotler(2000;23)Kebutuhanmanusiamerupakansesuatuyang telah ada dalam diri manusia, sehingga secara naluri manusia akanlebih cenderung
bergerak searah upaya pemenuhan kebutuhanya, sedangkankeinginanmanusia cenderung kearah upaya pemenuhan tingkat kepuasanmanusia.
3. Kebutuhan yang tidakdinyatakan
4. Kebutuhankesenangan 5. Kebutuhanrahasia
Refleksi dari berbagai kebutuhan dan keinginan tersebut
tercermindalambentuk permintaan.Konsep permintaan dicerminkan dalam
hubunganantara barangyangdiinginkandanharga(Sukirno2002;30). .Khususuntukkomoditas pertanian dalam hal ini daging sapi maka proyek
permintaan akan sangatdi pengaruhi oleh banyakhal.
Menurut Soekartawi (2003; 114), permintaan komoditas pertaniansecara umum merupakan suatu permintaan yang dibutuhkan dan dibeli konsumendalam
waktu tertentu dan dengan harga yang berlaku saat itu. Oleh karenaitu, permintaan akan sangat dipengaruhi oleh harga suatuproduk.
2.3 PengertianHarga
Istilah mengenai harga untuk berbagai produk tidak selalu samadan dengan berbagai nama. Harga adalah ukuran atau nilai dari suatu barangmaupun jasa
yang dinominalkan dalam bentuk angka. Harga merupakan satu-satunyaunsur dalam bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan penjualan(Kotler, 2000;53).
Harga merupakan salah satu unsur terpenting dalam menentukanpangsapasardanprofitabilitas.Umumnyapelangganpalingpekaterhada phargauntukproduk yang bernilai tinggi atau sering dibeli.Mereka kurang peka
terhadapharga untuk barang yang bernilai rendah atau barang yang jarang dibeli (Kottler,2000, 215).
Produk peternakan umumnya memiliki harga yang relatif tinggi
pendapatan masyarakat menyebabkan permintaan akan produk-produkyang bermutu tinggi semakin meningkat. Seiring dengan meningkatnyapenghasilan
masyarakat menyebabkan peningkatan pembelian terhadap suatu barangatau produk yang lebih baik (Rasyaf, 2000;145).
Menurut Swastha (2004; 25), harga adalah jumlah uang(ditambah
beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasidaribarangbesertapelayanannya.Darikeduadefinisitentanghargatersebut diatas,dapatdisimpulkanbahwahargaadalahnilaisuatubarangatau
jasayangdiukurdengansejumlahuangyangdikeluarkanolehpembeliuntuk
mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang atau jasa berikutpelayanannya.
Dalam menyusun kebijakan penetapan harga, perusahaan mengikutiprosedur enam tahap penetapan harga yaitu : (Swastha, 2004;55):
1. Perusahaan memilih tinjauan penetapanharga
2. Perusahaan memperkirakan kurva permintaan, probabilitas
kuantitasyang akan terjual pada tiap kemungkinanharga
3. Perusahaan memperkirakan bagaimana biaya bervariasi pada berbagailevel produksi dan pada berbagai level akumulasi
pengalamanproduksi
4. Perusahaan menganalisa biaya, harga, dan tawaranpesaing. 5. Perusahaan menyeleksi metode penetapanharga
2.4 Pendapatan
Lipsey (1997; 63) mengemukakan bahwa kenaikan pendapatanrumah
kenaikan pendapatan akan menurunkan permintaan barangtersebut.
Perubahan dalam distribusi pendapatan akan menyebabkannaiknya
permintaan untuk komoditi yang dibeli terutama oleh rumah tanggayang memperoleh tambahan pendapatan. Namun perubahan dalam distribusi
pendapatan akan mengakibatkan berkurangnya permintaan untuk komoditiyang akan dibeli terutama oleh rumah tangga yang berkurangpendapatannya.
2.5 PengertianKonsumsi
Konsumsi adalah suatu aktifitas memakai atau menggunakan suatuproduk barang atau jasa yang dihasilkan oleh para produsen.Perusahaanatau
perseorangan yang melakukan kegiatan konsumsi disebut konsumen.MenurutChaney (2003; 54) konsumsi adalah seluruh tipe aktifitas
sosial yangorang
lakukansehinggadapatdipakaiuntukmencirikandanmengenalmereka,selain
(sebagai tambahan) apa yang mungkin mereka lakukan untuk hidup. Gagasan
bahwa konsumsi telah menjadi atau sedang menjadi fokus utama kehidupansosial dan nilai-nilai kultural mendasari gagasan lebih umum dari budayakonsumen.
Konsumsi adalah takaran jumlah suatu barang maupun jasayang dipergunakan atau dipakai oleh konsumen, dan tingkat konsumsi yaknikuantitas
suatuprodukyangsudahpaten,ataujadiyangdibeliolehkonsumenpersatuan waktusatubulanyanglalu(Sukirno,2004;113).Sedangkanfaktor-faktoryang
mempengaruhitingkatkonsumsisuatuprodukialahvariabel-variabelyangikut
menentukan naik dan turunnya dan seberapa besar pengaruhnya terhadaptingkat konsumsi produk tersebut (Kottler, 2000;108).
urutan tanda-tanda dan penyatuan kelompok. Jadi konsumsiitu sekaligus sebagai moral (sebuah sistem ideologi) dan sistem komunikasi,struktur
pertukaran.Dengankonsumsisebagaimoral,makaakanmenjadifungsisosial yang memiliki organisasi yang terstruktur yang kemudian memaksamereka mengikuti
paksaan sosial yang takdisadari.
Chaney (2003; 47) menambahkan, gagasan bahwa konsumsi telahmenjadi atau sedang menjadi fokus utama kehidupan sosial dan
nilai-nilaikulturalmendasari gagasan lebih umum dari budaya konsumen. MenurutBaudrillard,
(2004;30)kitahidupdalameradimanamasyarakattidaklagididasarkanpadapertukaran barang materi yang berdaya guna, melainkan pada komoditassebagaitanda dan simbol yang signifikansinya sewenang-wenang dantergantung kesepakatan dalam
apa yang disebutnya kode. Pada saat ini telahterbentuk masyarakat konsumen, yaitu masyarakat dimana orang-orangberusaha menginformasikan, meneguhkan
identitas dan perbedaannya, sertamengalami kenikmatan melalui tindakan membeli dan mengkonsumsi sistem tandabersama.
2.6 Subtitusi
Menurut Sukirno (2000; 80), sesuatu barang dinamakan barangpengganti
kepada sesuatu barang lain apabila ia dapat menggantikan fungsi dari baranglain tersebut.Hargabarangpenggantidapatmempengaruhipermintaanbarangyang dapat digantikannya. Sekiranya harga barang pengganti bertambah murah,maka barang
yang digantikannya akan mengalami pengurangan dalampermintaan.
2.7 PengertianProduksi
kebutuhan manusia.Sedangkan orang, badan usaha, atau organisasiyangmenghasilkan barang dan jasa disebut produsen (Rasyaf,
2000;201).
Produksiadalahsuatukegiatanyangmenghasilkanoutputdalambentuk barang maupun jasa. Menurut Sugiarto (2005; 75), produksi adalah suatukegiatan
yangmengubahinputmenjadioutput.Kegiatantersebutdalamekonomisbiasa
dinyatakan dalam fungsi produksi. Sedangkan menurut Suparmoko (2000;92), Produksi adalah hubungan teknis antara faktor produksi dan barang
produksiyang
dihasilkandalamprosesproduksi.Dalambentukumumnyapadajumlahfaktor
produksi yang digunakan.
2.8 Konsep Kesediaan Untuk Membayar (Willingness to Pay)
Willingness to Payatau kesediaan untuk membayar adalah kesediaan
individu untuk membayar terhadap suatu kondisi lingkungan atau penilaian terhadap sumberdaya alam dan jasa alami dalam rangka memperbaiki kualitas
lingkungan. Dalam WTP dihitung seberapa jauh kemampuan setiap individu atau masyarakat secara agregat untuk membayar atau mengeluarkan uang dalam rangka memperbaiki kondisi lingkungan agar sesuai degan kondisi yang
diinginkan.WTP merupakan nilai kegunaan potensial dari sumberdaya alam dan jasa lingkungan (Hanley dan Spash, 1993).
Beberapa pendekatan yang digunakan dalam penghitungan WTP untuk menghitung peningkatan atau kemunduran kondisi lingkungan adalah:
1. Menghitung biaya yang bersedia dikeluarkan oleh individu untuk
2. Menghitung pengurangan nilai atau harga dari suatu barang akibat
semakin menurunnya kualitas lingkungan.
3. Melalui suatu survey untuk menentukan tingkat kesediaan masyarakat
untuk membayar dalam rangka mengurangi dampak negatif pada
lingkungan atau untuk mendapatkan lingkungan yang lebih baik. Penghitungan WTP dapat dilakukan secara langsung (direct method) dengan melakukan survey, dan secara tidak langsung (indirect method),
yaitu penghitungan terhadap nilai dari penurunan kualitas lingkungan yang telah terjadi. Dalam penelitian ini penghitungan WTP dilakukan secara
langsung (direct method), dengan cara survey dan melakukan wawancara dengan masyarakat.
2.8.1 Metode Perhitungan Nilai Willingness to Pay
Terdapat empat metode untuk memperoleh penawaran besarnya nilai
Willingness to Pay responden (Hanley dan Spash, 1993), yaitu :
1. Metode tawar menawar (Bidding Game)
Metode ini dilaksanakan dengan menanyakan kepada responden apaka bersedia membayar/menerima sejumlah uang tertentu yang diajukan sebagai titik awal (starting point).Jika “Ya” makin besarnya nilai uang yang
diturunkan/dinaikkan sampai ke tingkat yang disepakati. 2. Metode pertanyaan terbuka (Open-Ended Question)
Metode ini dilakukan dengan menanyakan langsung kepada responden
berapa jumlah maksimal uang yang ingin dibayarkan atau jumlah minimal
mempengaruhi nilai yang
diberikan dan metode ini tidak menggunakan nilai awal yang ditawarkan
sehingga tidak akan timbul akan timbul bias titik awal. Sementara kelemahan metode ini adalah kurangnya akurasi nilai yang diberikan dan terlalu besar variasinya.
3. Metode kartu pembayaran (Payment Card)
Metode ini menawarkan kepada responden satu kartu yang terdiri dari berbagai nilai kemampuan untuk membayar atau kesediaan untuk menerima
dimana responden tersebut dapat memilih nilai maksimal atau nilai minimal yang sesuai dengaan preferensinya. Pada awalnya, metode ini dikembangkan untuk mengatasi bias titik awal dari metode tawar-menawar.
Untuk meningkatkan kualitas metode ini terkadang diberikan semacam nilai patokan yang menggambarkan nilai yang dikeluarkan oleh orang dengan tingkat pendapatan tertentu bagi orang di lingkungan yang lain.
Kelebihan metode ini adalah memberikan semacam stimulan untuk
membantu responden berpikir lebih leluasa tentang nilai tertentu, seperti pada teori tawar-menawar.Untuk menggunakan metode ini, diperlukan pengetahuan statistik yang relatif baik.
4. Metode Pertanyaan Pilihan Dikotomi (Close-Ended Referendum)
Metode ini menawarkan responden jumlah uang tertentu dan menanyakan
apakah responden mau membayar atau tidak sejumlah uang tersebut untuk
memperoleh kualitas lingkungan tertentu apakah responden mau menerima
atau tidak sejumlah uang tersebut sebagai kompensasi atau diterimanya
penurunan kualitas lingkungan.
dari beberapa variabel yang diduga akan mempengaruhi nilai Willingness to
Pay masyarakat jika ada peningkatan pelayanan di Kabupaten Mandailing
Natal. Beberapa variabel yang digunakan adalah : 1. Umur Responden
Masyarakat yang membeli daging bervariasi umurnya karena itu perlu diteliti apakah umur responden berpengaruh terhadap kesediannya untuk membayar harga daging sapi.
2. Tingkat Pendapatan Responden
Tingkat pendapatan responden sangat berpengaruh terhadap besarnya nilai
Willingness to Payyang ingin dibayarkan oleh masyarakat untuk membeli
daging sapi menjelang lebaran.Asumsi yang berlaku adalah semakin tinggi pendapatan responden maka semakin besar pula nilai Willingness to Pay
yang akan dibayarkan oleh responden tersebut. Satuan yang digunakan adalah Rupiah.
3. Tingkat Pendidikan Responden
Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi pola pikir masyarakat terhadap
sumber daya alam yang umumnya digunakan secara bebas dan tidak
memerlukan biaya.Variabel ini dinilai berpengaruh karena umumnya
masyarakat dengan tingkat pendidikan lebih baik cenderung lebih
memahami nilai ekonomi dari sumber daya yang semakin terbatas
jumlahnya dan menjadi barang ekonomi akibat kelangkaan yang terjadi.
Asumsi yang berlaku adalah semakin tinggi tingkat pendidikan responden,
maka besar pula Willingness toPay yang akan dibayarkan untuk iuran air.
pendidikan responden disajikan dalam bentuk numerik dengan menetapkan skor-skor sebagai berikut :
a. Skor 0 untuk responden yang tidak bersekolah
b. Skor 1 untuk responden dengan pendidikan terakhir SD/Sederajat
c. Skor 2 untuk responden dengan pendidikan terakhir SMP/Sederajat d. Skor 3 untuk responden dengan pendidikan terakhir SMA/Sederajat
e. Skor 4 untuk responden dengan pendidikan terakhir Perguruan Tinggi 4. Tingkat Harga Daging Sapi di Kecamatan Sungai Kanan, Kab Labusel
Hukum permintaan menjelaskan sifat hubungan antara permintaansuatu barang dengan tingkat harganya.Hukum permintaan pada hakikatnyamerupakan
suatuhipotesayangmenyatakanmakinrendahhargasuatubarangmakamakin
banyak permintaan terhadap suatu barang tersebut.Sebaliknya, makin
tinggiharga suatu barang maka semakin sedikit permintaan terhadap barang tersebut(caterisparibus).Harga suatu barang adalah nilai tukar yang dinyatakan ataudiukur dengan uang (Gilarso, 2004; 70). Faktor harga sangat
menentukanjumlah permintaan, hal tersebut sesuai dengan hukum permintaan dimana jumlah barang yang diminta berlawanan dengan perubahan harga
dengan asumsi faktor lainyang mempengaruhi dianggaptetap. 5. Jumlah Tanggungan Keluarga
Jumlah tanggungan keluarga dalam tiap rumah tangga sangat
mempengaruhi jumlah permintaan daging sapi yang dikonsumsi tiap keluarga.Maka kesediaan membayar dalam tiap rumah tangga keluarga
berbeda karena faktor jumlah tanggungan keluarga.Dan setiap anggota keluarga yang berbeda-beda.Dalam jumlah tanggungan ini digunakan satuan jumlah angka.
semakin kecil angka tanggungan keluarga masyarakat yang mengkonsumsi daging sapi maka semakin besar pula nilai Willingness to Pay yang rela
dibayarkan oleh masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas dapat lebih dipahami pada alur kerangka
konseptual penelitian dibawah ini :
Gambar 2.3 Kerangka Konseptual
2.9 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
N
Rumusan Masalah Model Analisis Wellingness to Pay petani Terhadap lahan, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, dan tingkat uh positif Adalah produktivit as lahan dan
Umur (X1)
Pendapatan (X2)
Willingness To Pay
(Y) Pendidikan (X3)
berpengaruh lain tidak berpengru h terhadap nyata.
2 IMAN
HAROMAIN(2 0120) Faktor Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Daging Sapi DiIndonesia Pada Tahun 2000-2009
1.
Faktor-faktorapakahyangdapatmempengaruhipermin taandagingsapidi Indonesia?
kelompok t pengguna air kelompok ketiga.
3 Gusty Elfa M Simanjuntak
(2009) Analisis Willingnes to Pay masyarakat terhadap
peningkatan pelayanan
system
penyediaan air
bersih dengan
WSLIC (Water Sanitation for Low Income Community) (Studi Kasus Desa Situdaun,
Kecamatan
Tenjolaya,
Kabupaten
Bogor)
1.Bagaimanakah karakteristik masyarakat yang memanfaatkan air bersih dengan proyek WSLIC? 2.Berapakah estimasi dari besarnya nilai WTP masyarakat terhadap peningkatan pelayanan dan perbaikan aliran air dengan proyek WSLIC di Desa Situdaun Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor?
3.Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan masyarakat dalam membayar iuran air untuk peningkatan pelayanan BPS dalam mengelola WSLIC dan perbaikan aliran air di Desa Situdaun Kecamatan Tenjolaya
Kabupaten Bogor?
Dari t pengguna WSLIC,
i model WTP masyaraka t pengguna air
air kelompok ketiga.
2.10 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian pada kerangka konseptual penelitian dan
diformulasikan hipotesis sebagai berikut :
1. Umur, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan dan jumlah tanggungan
berpeengaruh positif dan signifikan terhadap willingness to pay di
Kecamatan Sungai Kanan Kabupaten Labuhan Batu Selatan.
2. Untuk mengetahui besar tingkat membayar daging sapi dalam menghadapi