• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCRPIJM 1504862090bab 4 profil kota pontianak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOCRPIJM 1504862090bab 4 profil kota pontianak"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Pontianak Halaman IV-1

BAB. IV

PROFIL KOTA PONTIANAK

4.1. Keadaan Geografis

Kota Pontianak merupakan

ibukota Propinsi Kalimantan

Barat. Luas wilayah Kota

Pontianak mencapai 107,82

km² yang terdiri atas 6

Kecamatan dan 29 kelurahan.

Kota Pontianak terletak pada

0° 02’ 24” Lintang Utara

sampai dengan 0° 05’ 37”

Lintang Selatan, dan 109° 16’

25” Bujur Timur sampai dengan 109° 23’ 01” Bujur

Timur. Berdasarkan garis

lintang, maka Kota Pontianak

dilalui garis katulistiwa.

Ketinggian Kota Pontianak

berkisar antara 0,10 meter

sampai 1,50 meter diatas

permukaan laut. Gambar 4.1.

(2)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Pontianak Halaman IV-2 Wilayah Kota Pontianak secara keseluruhan berbatasan dengan

wilayah Kabupaten Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya, yaitu:

 Bagian Utara : Kecamatan Siantan Kabupaten Mempawah

 Bagian Selatan : Kecamatan Sungai Raya dan Kecamatan Sungai Kakap

Kabupaten Kubu Raya.

 Bagian Barat : Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya.

 Bagian Timur : Kecamatan Sungai Raya dan Kecamatan Sungai Ambawang

Kabupaten Kubu Raya

Kecamatan di Kota Pontianak

yang mempunyai wilayah

Kecamatan Pontianak Selatan (13,49 persen) dan Kecamatan Pontianak Timur (8,14

persen). Di dalam wilayah Kota Pontianak banyak terdapat sungai dan parit yang

keseluruhannya berjumlah 55 sungai/parit. Sungai/parit tersebut dimanfaatkan oleh

sebagian masyarakat untuk keperluan sehari-hari dan sebagai penunjang sarana

transportasi. Kondisi tanah di Kota Pontianak terdiri dari jenis tanah Organosol, Gley,

Humus dan Aluvial yang masing-masing mempunyai karekteristik yang berbeda. Gambar 4.2.

Lambang Kota Pontianak

Gambar 4.3.

(3)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Pontianak Halaman IV-3

(4)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Pontianak Halaman IV-4 4.3. Wilayah administrasi

Dalam perkembangan sejarahnya,

Kota Pontianak pada awalnya

merupakan daerah kesultanan,

kemudian pada tahun 1959

dikembangkan menjadi Kotapraja

dengan status Daerah Otonomi

Tingkat II. Selanjutnya daerah

otonom ini disesuaikan dengan

perkembangan dalam bidang

pemerintahan, maka berdasarkan SK

DPRD Gotong Royong No.

12/KPTS.DPRD.GR/65 tanggal 31

Desember 1965, terbentuklah Kota

Pontianak yang terdiri dari tiga

kecamatan.

Setelah mengalami beberapa kali

pemekaran wilayah administrasi, pada tahun 2008 terbentuk lagi satu kecamatan baru

yaitu Pontianak Tenggara yang terdiri dari empat kelurahan, sehingga di Kota Pontianak

pada saat ini terdapat enam kecamatan, yaitu :

1. Kecamatan Pontianak Selatan

(5)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Pontianak Halaman IV-5

4.4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

Anggota DPRD Kota Pontianak yang tercatat pada tahun 2013 berjumlah 45 orang, terdiri

dari 40 orang laki-laki dan 5 orang perempuan. Jumlah anggota terbanyak berasal dari

Partai Demokrat yaitu sebanyak 17,78 persen. Selama tahun 2013, DPRD Kota Pontianak

yang diketuai oleh Drs. Hartono Azas L, MBA ini telah menerbitkan sebanyak 50

keputusan sebagai salah satu bentuk Produk DPRD.

4.5. Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Berdasarkan catatan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Pontianak, jumlah Pegawai

Negeri Sipil di Pemerintah Daerah Kota Pontianak pada tahun 2013 adalah sebanyak

6.861 pegawai yang terdiri dari 2.465 orang laki-laki dan 4.396 orang perempuan. Di

Lingkungan Pemerintah Kota Pontianak terdapat 65 Instansi termasuk Kantor Camat dan

Kantor Lurah, dimana secara keseluruhan pegawainya didominasi oleh pegawai yang

berpendidikan D4/S1 yaitu sebanyak 34,25 persen, kemudian diikuti oleh pegawai yang

berpendidikan D-1/D-2/D-3 sebanyak 31,99 persen, SLTA 28,63 persen, S-2/S-3 2,51 Tabel 4.4.

(6)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Pontianak Halaman IV-6 persen, SLTP 1,54 persen, dan SD sebanyak 1,09 persen. Dilihat dari golongan pegawai

Pemerintah Kota Pontianak, terdapat 2.924 orang pegawai dengan golongan IV, 2.769

orang golongan III, 1.127 golongan II, dan 41 orang golongan I.

4.6. Administrasi Pemerintahan

Pada tahun 2013 Dinas Kependudukan dan Pencacatatan Sipil Kota Pontianak telah

mengeluarkan sebanyak 24.131 akta. Tiga jenis akta yang paling banyak diterbitkan

diantaranya adalah Akte Kelahiran, yaitu sebanyak 18.861 akta, kemudian Akta Kematian

sebanyak 1.246 dan Akta Pengesahan Anak sebanyak 1.129

4.7. Penduduk

Kota Pontianak pada tahun 2013

diperkirakan berpenduduk

sebanyak 587.169 jiwa. Kepadatan

Penduduk Kota Pontianak dapat

digambarkan bahwa setiap

kecamatan yang kepadatannya paling kecil adalah Kecamatan Pontianak Utara dengan

tingkat kepadatan penduduknya sebesar 3.201 jiwa per km2.

Laju Pertumbuhan Penduduk di Kota Pontianak pada periode 1990-2000 adalah 0,7

persen per tahun, sedangkan untuk periode 2000-2010 meningkat menjadi sebesar 1,8

persen per tahun. Gambar 4.4.

(7)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Pontianak Halaman IV-7

Penduduk usia kerja adalah penduduk yang berumur 15 tahun ke atas, terdiri dari :

1. Angkatan Kerja, yaitu:

- Bekerja

- Pengangguran

2. Bukan Angkatan Kerja, yaitu

- Sekolah

- Mengurus rumah tangga

- Lainnya (pensiun, jompo, dll).

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mengindikasikan besarnya penduduk usia kerja

yang aktif secara ekonomi di suatu wilayah. TPAK diukur sebagai persentase jumlah

angkatan kerja terhadap jumlah penduduk usia kerja. Tabel 4.5.

(8)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Pontianak Halaman IV-8 Jumlah angkatan kerja di Kota Pontianak berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja

Nasional (Sakernas) 2013 adalah 264.090 jiwa atau sebesar 61,13 persen dari penduduk

usia kerja, dengan kata lain TPAK Kota Pontianak pada tahun 2013 adalah sebesar 61,13

persen. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki yang masuk ke dalam

angkatan kerja sebanyak 165.906 orang (77,67 persen), dan penduduk perempuan

sebanyak 98.184 orang (44,96 persen). Hal ini menunjukkan bahwa pasar kerja di Kota

Pontianak relatif didominasi oleh pekerja laki-laki.

Selama tiga tahun terakhir, tingkat pengangguran di Kota Pontianak cenderung

mengalami penurunan. Pada tahun 2013, tingkat pengangguran Kota Pontianak adalah

sebesar 6,12 persen atau sekitar 16.166 orang dari 264.090 angkatan kerja. Berdasarkan

tingkat pendidikan, pengangguran di Kota Pontianak didominasi oleh tamatan SLTA ke

atas.

Upah Minimum Regional (UMR) di Kota Pontianak selalu mengalami kenaikan dari tahun

ke tahun. Pada tahun 2013, UMR yang ditetapkan untuk Kota Pontianak adalah Rp.

1.165.000,- atau naik sebesar Rp. 170.000,- dibandingkan dengan tahun 2012. UMR ini

merupakan suatu standar minimum yang digunakan oleh para pengusaha atau pelaku

industri untuk memberikan upah kepada pegawainya.

4.9. Pendidikan

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pembangunan, sehingga

pendidikan menjadi suatu hal yang perlu diperhatikan secara serius baik oleh pemerintah

maupun masyarakat. Beberapa Indikator dalam subbab ini dapat digunakan untuk

mengetahui gambaran umum mengenai keadaan pendidikan di Kota Pontianak.

Pada tahun 2013, angka Partisipasi Sekolah (APS) di Kota Pontianak untuk golongan umur

7-12 tahun adalah 98 persen. Hal tersebut menandakan bahwa penduduk Kota

(9)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Pontianak Halaman IV-9 ada sesuai dengan usia jenjang pendidikannya. Sementara itu, APS untuk kelompok

umur 13-15 tahun adalah sebesar 89 persen.

Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kota Pontianak, pada tahun 2013 Kota Pontianak

memiliki sebanyak 114 Taman Kanak-Kanak, 159 SD, 72 SMP, 44 SMA, dan 29 SMK.

Secara ratarata, rasio murid guru di Kota Pontianak adalah 21:1 untuk SD, 13:1 untuk

SMP, dan 13:1 untuk SMA.

4.10. Kesehatan dan Keluarga Berencana (KB)

Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) pada tahun 2013 di kota Pontianak yang tercatat oleh

Badan Pemberdayaan masyarakat, Perempuan, Anak dan KB Kota Pontianak adalah

sebanyak 90.785 pasangan, dimana pasangan yang menggunakan KB aktif adalah

sebanyak 69,26 persen. Dari berbagai macam metode kontrasepsi yang ada, metode

suntik KB adalah yang paling banyak digunakan.

4.11. Sosial Masyarakat

Jumlah sarana peribadatan masingmasing pemeluk agama yang ada di Kota Pontianak

pada tahun 2013 adalah sebagai berikut : Masjid 305 buah, Surau 459 buah, Mushola 118

buah, Gereja Kristen 86 buah, Gereja Katolik 8 buah, Kapel 22 buah, Vihara Budha 40

buah, Cetiya Budha 7 buah, dan Kelenteng kong Hu Cu 15 buah.

4.12. Tanaman Pangan

Data tentang Tanaman Pangan yang disajikan pada sub bab ini meliputi tanaman padi (padi sawah dan padi ladang) dan Palawija (jagung, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar).

Jenis tanaman padi yang dihasilkan di Kota Pontianak seluruhnya merupakan jenis padi

sawah. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, luas lahan sawah di Kota Pontianak

(10)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Pontianak Halaman IV-10 jumlah padi sawah yang diproduksi. Pada tahun 2012, ada sebanyak 1.075 ton padi

sawah yang diproduksi di Kota Pontianak, sedangkan pada tahun 2013 produksi padi

sawah adalah sebanyak 666 ton, atau dengan kata lain produksi padi sawah pada tahun

2013 berkurang sebanyak 38 persen bila dibandingkan dengan tahun 2012.

Sebagian besar produksi padi sawah di Kota Pontianak berasal dari Kecamatan Pontianak

Utara dimana konstribusinya mencapai 42 persen, sedangkan Kecamatan Pontianak

Selatan merupakan kecamatan dengan kontribusi produksi padi sawah terkecil, yaitu

hanya sebesar 1 persen.

Jenis tanaman palawija yang hasil produksinya paling besar di Kota Pontianak adalah

tanaman ubi kayu, dimana pada tahun 2013 produksinya mencapai 1.884 ton, kemudian

diikuti oleh Ubi jalar sebanyak 322,5 ton, dan jagung sebanyak 85 ton.

4.13. Tanaman Holtikultura

Data tentang Tanaman Holtikultura yang disajikan pada sub bab ini meliputi

sayur-sayuran, buah-buahan, dan tanaman biofarmaka. Khusus untuk tanaman sayur-sayur-sayuran,

tampak bahwa tanaman kangkung, petsai/sawi dan kacang panjang merupakan komoditi

yang dominan di Kota Pontianak, dimana pada tahun 2013 produksi masing-masing

tanaman tersebut adalah sebesar 1.560 ton, 1.063 ton, dan 592 ton. Berdasarkan Tabel

5.2.2, dapat dilihat bahwa Kecamatan Pontianak Utara merupakan kecamatan penghasil

sayuran terbesar di Kota Pontianak.

4.14. Peternakan

Data yang disajikan pada subbab ini meliputi ternak besar (sapi potong, sapi perah),

ternak kecil (kambing dan babi) serta Unggas (ayam kampung, ayam petelur, ayam

pedaging, dan itik). Tahun 2013, Dinas pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota

Pontianak mencatat bahwa populasi sapi potong mencapai 3.550 ekor, sapi perah

(11)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Pontianak Halaman IV-11 pedaging merupakan populasi yang terbesar dibandingkan dengan unggas lainnya, yaitu

mencapai 70.000 ekor, sedangkan ayam kampung dan itik masing-masing sebanyak

21.620 ekor dan 9.870 ekor.

4.15. Perikanan

Berdasarkan data pada tahun 2013 produksi ikan tangkap di Kota Pontianak secara total

mengalami kenaikan sebanyak 28 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jenis

ikan yang memiliki jumlah produksi paling besar adalah ikan Ekor Kuning dan Ikan

Manyong, dimana jumlah produksi dari masing-masing jenis ikan mencapai 1.085 ton dan

963 ton.

4.16. Perindustrian

Data industri Kota Pontianak bersumber pada data yang dikumpulkan melalui Survei

Perusahaan Industri Besar dan Sedang Tahunan Badan Pusat Statistik. Kategori industri

yang digunakan sebagai berikut :

• Industri Besar mempunyai tenaga kerja 100 orang atau lebih • Industri Sedang dengan tenaga kerja 20 – 99 orang

• Industri Kecil dengan tenaga kerja 5 – 19 orang • Industri Mikro dengan tenaga kerja 1– 4 orang.

Jumlah perusahaan Industri Besar/Sedang di Kota Pontianak pada tahun 2013 sebanyak

26 perusahaan yaitu 15 perusahaan di Kecamatan Pontianak Utara, 4 perusahaan di

Kecamatan Pontianak Kota, 4 perusahaan di Kecamatan Pontianak Selatan, 2 perusahaan

di Kecamatan Pontianak Barat, dan 1 perusahaan di Kecamatan Pontianak Timur.

Tenaga kerja yang diserap oleh perusahaan Industri Besar/Sedang tersebut berjumlah

(12)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Pontianak Halaman IV-12

menggunakan listrik PLN adalah golongan rumah tangga dengan konsumsi listrik

sebanyak 56,53 persen dari total listrik yang diproduksi PLN, sedangkan pelanggan listrik

Prabayar hanya mengkonsumsi listrik sebesar 4,03 persen.

4.18. Perdagangan

(13)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Pontianak Halaman IV-13 4.19. Koperasi

Koperasi sebagai pondasi utama bagi tumbuhnya perekonomian rakyat perlu terus

didorong perkembangannya dalam rangka mewujudkan Demokrasi Ekonomi. Untuk

Keadaan koperasi di Kota Pontianak, pada tahun 2013, total jumlah koperasi aktif di Kota

Pontianak yang tercatat oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kota

Pontianak adalah sebanyak 477 buah koperasi, terdiri dari 75 KPN, 39 KOPKAR, 3

KOPPAS, 8 KOPWAN, dan 352 koperasi lainnya.

4.20. Transportasi

sisanya berupa jalan telford,

tanah dan beton.

4.21. Komunikasi

Berdasarkan data yang diperoleh dari PT. POS Indonesia Cabang Pontianak, tercatat

bahwa produksi Surat Pos terbesar selama tahun 2013 adalah Surat Kilat Khusus yaitu

sebanyak 5,7 juta lembar dengan nilai sebesar 25,8 milyar rupiah. Dibandingkan dengan

tahun sebelumnya, jumlah produksi Surat Kilat Khusus meningkat sangat tajam, namun Tabel 4.7.

(14)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Pontianak Halaman IV-14 hal ini juga diiringi dengan penurunan produksi dari Surat Biasa dan Surat Kilat Biasa yang

hanya berjumlah 50.331 lembar dan 111.004 lembar.

4.22. Pariwisata

Penghunian Kamar Hotel (TPK) adalah perbandingan antara banyaknya malam kamar

yang terpakai dengan banyaknya malam kamar yang tersedia. TPK Hotel Berbintang dan

non Berbintang di Kota Pontianak masih terbilang kecil. Pada tahun 2013, rata-rata TPK

Hotel Berbintang adalah sebesar 54,94 persen, keadaan ini naik dibandingkan dengan

tahun sebelumnya dimana terdapat peningkatan rata-rata TPK sebanyak 4,41 persen.

Sementara itu, TPK hotel Non bintang di Kota Pontianak pada tahun 2013 adalah sebesar

47,10 persen, atau naik sebanyak 2,36 poin dibandingkan dengan rata-rata TPK pada

tahun 2012.

4.23. Keuangan Daerah

Data mengenai Keuangan Daerah Kota Pontianak dikumpulkan melalui Survey Statistik

Keuangan dan diperoleh dari Badan Pengelola Keuangan dan Aset Kota Pontianak. Nilai

Realisasi Pendapatan Daerah Kota Pontianak pada tahun anggaran 2013 mencapai 1,25

triliun rupiah, atau meningkat sebanyak 16 persen dari tahun 2012.

Jumlah ini sebagian besar berasal dari Pos Dana Perimbangan yang memberikan

kontribusi sebesar 56,12 persen terhadap total pendapatan, sementara itu Pos

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Pontianak yang didominasi oleh Pajak Daerah hanya

memberikan kontribusi sebesar 21,27 persen. Dilihat dari sisi Pengeluaran, Belanja

Daerah Kota Pontianak untuk tahun anggaran 2013 menelan biaya sebesar 1,309 triliun

rupiah, atau meningkat sebanyak 30 persen dibandingkan dengan tahun 2012.

4.24. Inflasi dan Harga

Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan

(15)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Pontianak Halaman IV-15 Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan

pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat. Laju

inflasi secara umum di Kota Pontianak selama beberapa tahun terakhir cukup

berfluktuatif. Pada tahun 2013 laju Inflasi Kota Pontianak mencapai angka 9,48 persen

atau naik sebanyak 2,74 poin.

Dari beberapa kelompok pengeluaran yang merupakan komponen pembentuk inflasi,

Kelompok Transportasi dan Komunikasi adalah kelompok dengan inflasi tertinggi pada

tahun 2013, yaitu mencapai 16,96 persen, sedangkan kelompok dengan tingkat inflasi

yang terkecil adalah kelompok sandang yaitu sebesar 1,89 persen.

4.25. Perbankan

Industri Perbankan di Kota Pontianak selama empat tahun terakhir mengalami

perkembangan yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat salah satunya dari bertambahnya

jumlah Kantor Bank dengan berbagai bentuk pelayanannya, dimulai dari Kantor Pusat

hingga ATM. Pada Tahun 2013, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan

Barat mencatat bahwa di Kota Pontianak terdapat 4 Bank Umum Pemerintah, 24 Bank

Umum Swasta, 2 Bank Pembangunan, dan 9 Bank Perkreditan Rakyat.

Dilihat dari banyaknya dana yang berhasil dihimpun oleh Bank umum di Kota Pontianak

pada tahun 2013, simpanan berbentuk Tabungan rata-rata mencapai nilai 12,14 triliun

rupiah per bulan, sementara dana yang berasal dari Deposito dan Giro rata-rata

perbulannya adalah sebesar 6,47 triliun rupiah dan 3,39 triliun rupiah. Untuk posisi dana

pinjaman yang berhasil disalurkan oleh Bank Umum rata-rata perbulannya mencapai nilai

17,65 triliun rupiah.

4.26. Pola Konsumsi Rumah Tangga

Pola konsumsi rumah tangga di Kota Pontianak selama tiga tahun terakhir cenderung

(16)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Pontianak Halaman IV-16 konsumsi untuk kebutuhan bukan makanan lebih besar dari makanan. Tahun 2013

rata-rata pengeluaran konsumsi rumah tangga selama sebulan untuk makanan tercatat

sebesar 2.822.694 Rupiah atau 40 persen dari total pengeluaran, sedangkan pengeluaran

konsumsi untuk kebutuhan bukan makanan mencapai 4.086.247 Rupiah, secara

persentase mendekati 60 persen.

Pola pengeluaran

terhadap total pengeluaran maka semakin baik tingkat perekonomian penduduk. Dirinci

menurut golongan pengeluaran, 80 persen lebih rumah tangga di Kota Pontianak

rata-rata pengeluaran sebulan berada diatas 2 Juta Rupiah , sedangkan 15 persen diantaranya

rata-rata pengeluaran sebulannya berkisar antara dibawah 2 Juta rupiah sampai 1,5 Juta,

dengan demikian masih terdapat sekitar 5 persen rumah tangga yang rata-rata

pengeluarannya dibawah 1,5 Juta Rupiah.

Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Tahun 2013 mencatat bahwa distribusi penduduk

dengan pengeluaran perkapita sebulan sebesar lebih dari 500 Ribu Rupiah sebanyak 68

persen, sedangkan 32 persen sisanya masih berkisar antara lebih dari 200 Ribu Rupiah

sampai dibawah 500 Ribu Rupiah.

4.27. Pendapatan Regional

Untuk mengetahui gambaran mengenai kondisi perekonomian di suatu wilayah dalam

periode tertentu, dapat ditunjukkan oleh besaran nilai Produk Domestik Regional Bruto Gambar 4.5.

(17)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Pontianak Halaman IV-17 (PDRB). PDRB disajikan dalam dua versi penilaian, yaitu atas dasar harga berlaku (ADHB)

dan atas dasar harga konstan (ADHK). Sebagai salah satu indikator makro ekonomi,

pada dasarnya PDRB merupakan jumlah total dari nilai barang dan jasa, atau nilai tambah

bruto yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi pada suatu wilayah (regional).

PDRB Kota Pontianak

Perdagangan, Hotel dan Restoran merupakan basis perekonomian di Kota Pontianak

selama tiga tahun terakhir.

Hal ini dapat dilihat dari Distribusi persentase PDRB menurut lapangan usaha ADHB,

dimana Sektor Perdagangan, Hotel Dan Restoran memiliki peranan terbesar terhadap

total PDRB dibandingkan dengan sektor lainnya, yaitu sebesar 26,7 persen menunjukkan

bagaimana produk barang dan jasa digunakan untuk tujuan konsumsi, investasi, maupun

diperdagangkan dengan pihak luar negeri/ regional. Berdasarkan PDRB Penggunaan Tabel 4.8.

(18)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Pontianak Halaman IV-18 ADHB, permintaan agregat Kota Pontianak pada tahun 2013 secara keseluruhan

mengalami peningkatan sebanyak 14 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya,

dimana komponen Konsumsi Rumah Tangga memberikan kontribusi paling besar yaitu

sebanyak 9,62 triliun rupiah atau sebesar 53,2 persen.

4.28. Kemiskinan

keluarga yang dikategorikan sebagai keluarga Pra Sejahtera, dan 151.099 keluarga yang

dikategorikan sebagai Keluarga Sejahtera.

Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi

kebutuhan dasar. Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai

ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan non

makanan yang diukur dari sisi pengeluaran.

Metode yang digunakan adalah dengan menghitung Garis Kemiskinan (GK), dimana

penduduk yang memiliki ratarata pengeluaran per kapita per bulan di bawah GK

dikategorikan sebagai penduduk miskin. Selama delapan tahun terakhir, penduduk Tabel 4.9.

(19)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Pontianak Halaman IV-19 miskin di Kota Pontianak jumlahnya cukup berfluktuatif. Pada tahun 2013, BPS mencatat

ada sekitar 5,56 persen penduduk miskin di Kota Pontianak.

Penduduk miskin ini

memiliki rata-rata

pengeluaran per kapita

per bulannya dibawah

garis kemiskinan yang

jumlahnya sebesar Rp.

341.422,-.

Tabel 4.10.

Gambar

Gambar  4.1.
Gambar  4.2.
Tabel  4.1.
Tabel  4.4.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Secara hakikat sifat kikir ini berbeda dengan sifat boros dan hidup mewah, akan tetapi ia termasuk sifat yang tercela dalam Islam, karena seseorang tidak menggunakan

Berdasarkan hasil penelitian, hasil optimasi siklus amplifikasi dengan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) primer 12S rRNA dan 16S rRNA, maka dapat

Dari hasil praktikum kita kali ini dapat kita ketahui ukuran butir yang dihasilkan oleh alat hardgrove grindibility index ini tidaklah seragam akan tetapi tingkat atau

Pelelangan barang jaminan (marhun) di pegadaian syariah pada praktiknya menerapkan sistem penjualan. Marhun yang telah jatuh tempo dan tidak ditebus oleh rahin, maka

pemecahan masalah termasuk salah satu keterampilan yang harus dikuasai di abad 21 (PISA 2012). Dengan demikian sudah seharusnya pembelajaran fisika di kelas diharapkan tidak

Semua spesies yang telah diketahui dalam famili ini merupakan parasitoid telur dan hidup pada berbagai habitat (Hagen 1973; Austin et al.. telah menjadi spesies yang

Menurut ( Nitisemito : 2001 ) Saluran distribusi Barang Konsumsi adalah Penjualan barang konsumsi ditujukan untuk pasar konsumen, dimana umumnya dijual melalui perantara. Hal

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah persamaan Altman Z-Score untuk memprediksi.. kebangkrutan di perusahaan