RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Pontianak Halaman IV-1
BAB. IV
PROFIL KOTA PONTIANAK
4.1. Keadaan Geografis
Kota Pontianak merupakan
ibukota Propinsi Kalimantan
Barat. Luas wilayah Kota
Pontianak mencapai 107,82
km² yang terdiri atas 6
Kecamatan dan 29 kelurahan.
Kota Pontianak terletak pada
0° 02’ 24” Lintang Utara
sampai dengan 0° 05’ 37”
Lintang Selatan, dan 109° 16’
25” Bujur Timur sampai dengan 109° 23’ 01” Bujur
Timur. Berdasarkan garis
lintang, maka Kota Pontianak
dilalui garis katulistiwa.
Ketinggian Kota Pontianak
berkisar antara 0,10 meter
sampai 1,50 meter diatas
permukaan laut. Gambar 4.1.
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Pontianak Halaman IV-2 Wilayah Kota Pontianak secara keseluruhan berbatasan dengan
wilayah Kabupaten Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya, yaitu:
Bagian Utara : Kecamatan Siantan Kabupaten Mempawah
Bagian Selatan : Kecamatan Sungai Raya dan Kecamatan Sungai Kakap
Kabupaten Kubu Raya.
Bagian Barat : Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya.
Bagian Timur : Kecamatan Sungai Raya dan Kecamatan Sungai Ambawang
Kabupaten Kubu Raya
Kecamatan di Kota Pontianak
yang mempunyai wilayah
Kecamatan Pontianak Selatan (13,49 persen) dan Kecamatan Pontianak Timur (8,14
persen). Di dalam wilayah Kota Pontianak banyak terdapat sungai dan parit yang
keseluruhannya berjumlah 55 sungai/parit. Sungai/parit tersebut dimanfaatkan oleh
sebagian masyarakat untuk keperluan sehari-hari dan sebagai penunjang sarana
transportasi. Kondisi tanah di Kota Pontianak terdiri dari jenis tanah Organosol, Gley,
Humus dan Aluvial yang masing-masing mempunyai karekteristik yang berbeda. Gambar 4.2.
Lambang Kota Pontianak
Gambar 4.3.
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Pontianak Halaman IV-3
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Pontianak Halaman IV-4 4.3. Wilayah administrasi
Dalam perkembangan sejarahnya,
Kota Pontianak pada awalnya
merupakan daerah kesultanan,
kemudian pada tahun 1959
dikembangkan menjadi Kotapraja
dengan status Daerah Otonomi
Tingkat II. Selanjutnya daerah
otonom ini disesuaikan dengan
perkembangan dalam bidang
pemerintahan, maka berdasarkan SK
DPRD Gotong Royong No.
12/KPTS.DPRD.GR/65 tanggal 31
Desember 1965, terbentuklah Kota
Pontianak yang terdiri dari tiga
kecamatan.
Setelah mengalami beberapa kali
pemekaran wilayah administrasi, pada tahun 2008 terbentuk lagi satu kecamatan baru
yaitu Pontianak Tenggara yang terdiri dari empat kelurahan, sehingga di Kota Pontianak
pada saat ini terdapat enam kecamatan, yaitu :
1. Kecamatan Pontianak Selatan
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Pontianak Halaman IV-5
4.4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Anggota DPRD Kota Pontianak yang tercatat pada tahun 2013 berjumlah 45 orang, terdiri
dari 40 orang laki-laki dan 5 orang perempuan. Jumlah anggota terbanyak berasal dari
Partai Demokrat yaitu sebanyak 17,78 persen. Selama tahun 2013, DPRD Kota Pontianak
yang diketuai oleh Drs. Hartono Azas L, MBA ini telah menerbitkan sebanyak 50
keputusan sebagai salah satu bentuk Produk DPRD.
4.5. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Berdasarkan catatan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Pontianak, jumlah Pegawai
Negeri Sipil di Pemerintah Daerah Kota Pontianak pada tahun 2013 adalah sebanyak
6.861 pegawai yang terdiri dari 2.465 orang laki-laki dan 4.396 orang perempuan. Di
Lingkungan Pemerintah Kota Pontianak terdapat 65 Instansi termasuk Kantor Camat dan
Kantor Lurah, dimana secara keseluruhan pegawainya didominasi oleh pegawai yang
berpendidikan D4/S1 yaitu sebanyak 34,25 persen, kemudian diikuti oleh pegawai yang
berpendidikan D-1/D-2/D-3 sebanyak 31,99 persen, SLTA 28,63 persen, S-2/S-3 2,51 Tabel 4.4.
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Pontianak Halaman IV-6 persen, SLTP 1,54 persen, dan SD sebanyak 1,09 persen. Dilihat dari golongan pegawai
Pemerintah Kota Pontianak, terdapat 2.924 orang pegawai dengan golongan IV, 2.769
orang golongan III, 1.127 golongan II, dan 41 orang golongan I.
4.6. Administrasi Pemerintahan
Pada tahun 2013 Dinas Kependudukan dan Pencacatatan Sipil Kota Pontianak telah
mengeluarkan sebanyak 24.131 akta. Tiga jenis akta yang paling banyak diterbitkan
diantaranya adalah Akte Kelahiran, yaitu sebanyak 18.861 akta, kemudian Akta Kematian
sebanyak 1.246 dan Akta Pengesahan Anak sebanyak 1.129
4.7. Penduduk
Kota Pontianak pada tahun 2013
diperkirakan berpenduduk
sebanyak 587.169 jiwa. Kepadatan
Penduduk Kota Pontianak dapat
digambarkan bahwa setiap
kecamatan yang kepadatannya paling kecil adalah Kecamatan Pontianak Utara dengan
tingkat kepadatan penduduknya sebesar 3.201 jiwa per km2.
Laju Pertumbuhan Penduduk di Kota Pontianak pada periode 1990-2000 adalah 0,7
persen per tahun, sedangkan untuk periode 2000-2010 meningkat menjadi sebesar 1,8
persen per tahun. Gambar 4.4.
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Pontianak Halaman IV-7
Penduduk usia kerja adalah penduduk yang berumur 15 tahun ke atas, terdiri dari :
1. Angkatan Kerja, yaitu:
- Bekerja
- Pengangguran
2. Bukan Angkatan Kerja, yaitu
- Sekolah
- Mengurus rumah tangga
- Lainnya (pensiun, jompo, dll).
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mengindikasikan besarnya penduduk usia kerja
yang aktif secara ekonomi di suatu wilayah. TPAK diukur sebagai persentase jumlah
angkatan kerja terhadap jumlah penduduk usia kerja. Tabel 4.5.
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Pontianak Halaman IV-8 Jumlah angkatan kerja di Kota Pontianak berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja
Nasional (Sakernas) 2013 adalah 264.090 jiwa atau sebesar 61,13 persen dari penduduk
usia kerja, dengan kata lain TPAK Kota Pontianak pada tahun 2013 adalah sebesar 61,13
persen. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki yang masuk ke dalam
angkatan kerja sebanyak 165.906 orang (77,67 persen), dan penduduk perempuan
sebanyak 98.184 orang (44,96 persen). Hal ini menunjukkan bahwa pasar kerja di Kota
Pontianak relatif didominasi oleh pekerja laki-laki.
Selama tiga tahun terakhir, tingkat pengangguran di Kota Pontianak cenderung
mengalami penurunan. Pada tahun 2013, tingkat pengangguran Kota Pontianak adalah
sebesar 6,12 persen atau sekitar 16.166 orang dari 264.090 angkatan kerja. Berdasarkan
tingkat pendidikan, pengangguran di Kota Pontianak didominasi oleh tamatan SLTA ke
atas.
Upah Minimum Regional (UMR) di Kota Pontianak selalu mengalami kenaikan dari tahun
ke tahun. Pada tahun 2013, UMR yang ditetapkan untuk Kota Pontianak adalah Rp.
1.165.000,- atau naik sebesar Rp. 170.000,- dibandingkan dengan tahun 2012. UMR ini
merupakan suatu standar minimum yang digunakan oleh para pengusaha atau pelaku
industri untuk memberikan upah kepada pegawainya.
4.9. Pendidikan
Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pembangunan, sehingga
pendidikan menjadi suatu hal yang perlu diperhatikan secara serius baik oleh pemerintah
maupun masyarakat. Beberapa Indikator dalam subbab ini dapat digunakan untuk
mengetahui gambaran umum mengenai keadaan pendidikan di Kota Pontianak.
Pada tahun 2013, angka Partisipasi Sekolah (APS) di Kota Pontianak untuk golongan umur
7-12 tahun adalah 98 persen. Hal tersebut menandakan bahwa penduduk Kota
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Pontianak Halaman IV-9 ada sesuai dengan usia jenjang pendidikannya. Sementara itu, APS untuk kelompok
umur 13-15 tahun adalah sebesar 89 persen.
Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kota Pontianak, pada tahun 2013 Kota Pontianak
memiliki sebanyak 114 Taman Kanak-Kanak, 159 SD, 72 SMP, 44 SMA, dan 29 SMK.
Secara ratarata, rasio murid guru di Kota Pontianak adalah 21:1 untuk SD, 13:1 untuk
SMP, dan 13:1 untuk SMA.
4.10. Kesehatan dan Keluarga Berencana (KB)
Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) pada tahun 2013 di kota Pontianak yang tercatat oleh
Badan Pemberdayaan masyarakat, Perempuan, Anak dan KB Kota Pontianak adalah
sebanyak 90.785 pasangan, dimana pasangan yang menggunakan KB aktif adalah
sebanyak 69,26 persen. Dari berbagai macam metode kontrasepsi yang ada, metode
suntik KB adalah yang paling banyak digunakan.
4.11. Sosial Masyarakat
Jumlah sarana peribadatan masingmasing pemeluk agama yang ada di Kota Pontianak
pada tahun 2013 adalah sebagai berikut : Masjid 305 buah, Surau 459 buah, Mushola 118
buah, Gereja Kristen 86 buah, Gereja Katolik 8 buah, Kapel 22 buah, Vihara Budha 40
buah, Cetiya Budha 7 buah, dan Kelenteng kong Hu Cu 15 buah.
4.12. Tanaman Pangan
Data tentang Tanaman Pangan yang disajikan pada sub bab ini meliputi tanaman padi (padi sawah dan padi ladang) dan Palawija (jagung, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar).
Jenis tanaman padi yang dihasilkan di Kota Pontianak seluruhnya merupakan jenis padi
sawah. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, luas lahan sawah di Kota Pontianak
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Pontianak Halaman IV-10 jumlah padi sawah yang diproduksi. Pada tahun 2012, ada sebanyak 1.075 ton padi
sawah yang diproduksi di Kota Pontianak, sedangkan pada tahun 2013 produksi padi
sawah adalah sebanyak 666 ton, atau dengan kata lain produksi padi sawah pada tahun
2013 berkurang sebanyak 38 persen bila dibandingkan dengan tahun 2012.
Sebagian besar produksi padi sawah di Kota Pontianak berasal dari Kecamatan Pontianak
Utara dimana konstribusinya mencapai 42 persen, sedangkan Kecamatan Pontianak
Selatan merupakan kecamatan dengan kontribusi produksi padi sawah terkecil, yaitu
hanya sebesar 1 persen.
Jenis tanaman palawija yang hasil produksinya paling besar di Kota Pontianak adalah
tanaman ubi kayu, dimana pada tahun 2013 produksinya mencapai 1.884 ton, kemudian
diikuti oleh Ubi jalar sebanyak 322,5 ton, dan jagung sebanyak 85 ton.
4.13. Tanaman Holtikultura
Data tentang Tanaman Holtikultura yang disajikan pada sub bab ini meliputi
sayur-sayuran, buah-buahan, dan tanaman biofarmaka. Khusus untuk tanaman sayur-sayur-sayuran,
tampak bahwa tanaman kangkung, petsai/sawi dan kacang panjang merupakan komoditi
yang dominan di Kota Pontianak, dimana pada tahun 2013 produksi masing-masing
tanaman tersebut adalah sebesar 1.560 ton, 1.063 ton, dan 592 ton. Berdasarkan Tabel
5.2.2, dapat dilihat bahwa Kecamatan Pontianak Utara merupakan kecamatan penghasil
sayuran terbesar di Kota Pontianak.
4.14. Peternakan
Data yang disajikan pada subbab ini meliputi ternak besar (sapi potong, sapi perah),
ternak kecil (kambing dan babi) serta Unggas (ayam kampung, ayam petelur, ayam
pedaging, dan itik). Tahun 2013, Dinas pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota
Pontianak mencatat bahwa populasi sapi potong mencapai 3.550 ekor, sapi perah
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Pontianak Halaman IV-11 pedaging merupakan populasi yang terbesar dibandingkan dengan unggas lainnya, yaitu
mencapai 70.000 ekor, sedangkan ayam kampung dan itik masing-masing sebanyak
21.620 ekor dan 9.870 ekor.
4.15. Perikanan
Berdasarkan data pada tahun 2013 produksi ikan tangkap di Kota Pontianak secara total
mengalami kenaikan sebanyak 28 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jenis
ikan yang memiliki jumlah produksi paling besar adalah ikan Ekor Kuning dan Ikan
Manyong, dimana jumlah produksi dari masing-masing jenis ikan mencapai 1.085 ton dan
963 ton.
4.16. Perindustrian
Data industri Kota Pontianak bersumber pada data yang dikumpulkan melalui Survei
Perusahaan Industri Besar dan Sedang Tahunan Badan Pusat Statistik. Kategori industri
yang digunakan sebagai berikut :
• Industri Besar mempunyai tenaga kerja 100 orang atau lebih • Industri Sedang dengan tenaga kerja 20 – 99 orang
• Industri Kecil dengan tenaga kerja 5 – 19 orang • Industri Mikro dengan tenaga kerja 1– 4 orang.
Jumlah perusahaan Industri Besar/Sedang di Kota Pontianak pada tahun 2013 sebanyak
26 perusahaan yaitu 15 perusahaan di Kecamatan Pontianak Utara, 4 perusahaan di
Kecamatan Pontianak Kota, 4 perusahaan di Kecamatan Pontianak Selatan, 2 perusahaan
di Kecamatan Pontianak Barat, dan 1 perusahaan di Kecamatan Pontianak Timur.
Tenaga kerja yang diserap oleh perusahaan Industri Besar/Sedang tersebut berjumlah
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Pontianak Halaman IV-12
menggunakan listrik PLN adalah golongan rumah tangga dengan konsumsi listrik
sebanyak 56,53 persen dari total listrik yang diproduksi PLN, sedangkan pelanggan listrik
Prabayar hanya mengkonsumsi listrik sebesar 4,03 persen.
4.18. Perdagangan
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Pontianak Halaman IV-13 4.19. Koperasi
Koperasi sebagai pondasi utama bagi tumbuhnya perekonomian rakyat perlu terus
didorong perkembangannya dalam rangka mewujudkan Demokrasi Ekonomi. Untuk
Keadaan koperasi di Kota Pontianak, pada tahun 2013, total jumlah koperasi aktif di Kota
Pontianak yang tercatat oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kota
Pontianak adalah sebanyak 477 buah koperasi, terdiri dari 75 KPN, 39 KOPKAR, 3
KOPPAS, 8 KOPWAN, dan 352 koperasi lainnya.
4.20. Transportasi
sisanya berupa jalan telford,
tanah dan beton.
4.21. Komunikasi
Berdasarkan data yang diperoleh dari PT. POS Indonesia Cabang Pontianak, tercatat
bahwa produksi Surat Pos terbesar selama tahun 2013 adalah Surat Kilat Khusus yaitu
sebanyak 5,7 juta lembar dengan nilai sebesar 25,8 milyar rupiah. Dibandingkan dengan
tahun sebelumnya, jumlah produksi Surat Kilat Khusus meningkat sangat tajam, namun Tabel 4.7.
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Pontianak Halaman IV-14 hal ini juga diiringi dengan penurunan produksi dari Surat Biasa dan Surat Kilat Biasa yang
hanya berjumlah 50.331 lembar dan 111.004 lembar.
4.22. Pariwisata
Penghunian Kamar Hotel (TPK) adalah perbandingan antara banyaknya malam kamar
yang terpakai dengan banyaknya malam kamar yang tersedia. TPK Hotel Berbintang dan
non Berbintang di Kota Pontianak masih terbilang kecil. Pada tahun 2013, rata-rata TPK
Hotel Berbintang adalah sebesar 54,94 persen, keadaan ini naik dibandingkan dengan
tahun sebelumnya dimana terdapat peningkatan rata-rata TPK sebanyak 4,41 persen.
Sementara itu, TPK hotel Non bintang di Kota Pontianak pada tahun 2013 adalah sebesar
47,10 persen, atau naik sebanyak 2,36 poin dibandingkan dengan rata-rata TPK pada
tahun 2012.
4.23. Keuangan Daerah
Data mengenai Keuangan Daerah Kota Pontianak dikumpulkan melalui Survey Statistik
Keuangan dan diperoleh dari Badan Pengelola Keuangan dan Aset Kota Pontianak. Nilai
Realisasi Pendapatan Daerah Kota Pontianak pada tahun anggaran 2013 mencapai 1,25
triliun rupiah, atau meningkat sebanyak 16 persen dari tahun 2012.
Jumlah ini sebagian besar berasal dari Pos Dana Perimbangan yang memberikan
kontribusi sebesar 56,12 persen terhadap total pendapatan, sementara itu Pos
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Pontianak yang didominasi oleh Pajak Daerah hanya
memberikan kontribusi sebesar 21,27 persen. Dilihat dari sisi Pengeluaran, Belanja
Daerah Kota Pontianak untuk tahun anggaran 2013 menelan biaya sebesar 1,309 triliun
rupiah, atau meningkat sebanyak 30 persen dibandingkan dengan tahun 2012.
4.24. Inflasi dan Harga
Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Pontianak Halaman IV-15 Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan
pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat. Laju
inflasi secara umum di Kota Pontianak selama beberapa tahun terakhir cukup
berfluktuatif. Pada tahun 2013 laju Inflasi Kota Pontianak mencapai angka 9,48 persen
atau naik sebanyak 2,74 poin.
Dari beberapa kelompok pengeluaran yang merupakan komponen pembentuk inflasi,
Kelompok Transportasi dan Komunikasi adalah kelompok dengan inflasi tertinggi pada
tahun 2013, yaitu mencapai 16,96 persen, sedangkan kelompok dengan tingkat inflasi
yang terkecil adalah kelompok sandang yaitu sebesar 1,89 persen.
4.25. Perbankan
Industri Perbankan di Kota Pontianak selama empat tahun terakhir mengalami
perkembangan yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat salah satunya dari bertambahnya
jumlah Kantor Bank dengan berbagai bentuk pelayanannya, dimulai dari Kantor Pusat
hingga ATM. Pada Tahun 2013, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan
Barat mencatat bahwa di Kota Pontianak terdapat 4 Bank Umum Pemerintah, 24 Bank
Umum Swasta, 2 Bank Pembangunan, dan 9 Bank Perkreditan Rakyat.
Dilihat dari banyaknya dana yang berhasil dihimpun oleh Bank umum di Kota Pontianak
pada tahun 2013, simpanan berbentuk Tabungan rata-rata mencapai nilai 12,14 triliun
rupiah per bulan, sementara dana yang berasal dari Deposito dan Giro rata-rata
perbulannya adalah sebesar 6,47 triliun rupiah dan 3,39 triliun rupiah. Untuk posisi dana
pinjaman yang berhasil disalurkan oleh Bank Umum rata-rata perbulannya mencapai nilai
17,65 triliun rupiah.
4.26. Pola Konsumsi Rumah Tangga
Pola konsumsi rumah tangga di Kota Pontianak selama tiga tahun terakhir cenderung
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Pontianak Halaman IV-16 konsumsi untuk kebutuhan bukan makanan lebih besar dari makanan. Tahun 2013
rata-rata pengeluaran konsumsi rumah tangga selama sebulan untuk makanan tercatat
sebesar 2.822.694 Rupiah atau 40 persen dari total pengeluaran, sedangkan pengeluaran
konsumsi untuk kebutuhan bukan makanan mencapai 4.086.247 Rupiah, secara
persentase mendekati 60 persen.
Pola pengeluaran
terhadap total pengeluaran maka semakin baik tingkat perekonomian penduduk. Dirinci
menurut golongan pengeluaran, 80 persen lebih rumah tangga di Kota Pontianak
rata-rata pengeluaran sebulan berada diatas 2 Juta Rupiah , sedangkan 15 persen diantaranya
rata-rata pengeluaran sebulannya berkisar antara dibawah 2 Juta rupiah sampai 1,5 Juta,
dengan demikian masih terdapat sekitar 5 persen rumah tangga yang rata-rata
pengeluarannya dibawah 1,5 Juta Rupiah.
Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Tahun 2013 mencatat bahwa distribusi penduduk
dengan pengeluaran perkapita sebulan sebesar lebih dari 500 Ribu Rupiah sebanyak 68
persen, sedangkan 32 persen sisanya masih berkisar antara lebih dari 200 Ribu Rupiah
sampai dibawah 500 Ribu Rupiah.
4.27. Pendapatan Regional
Untuk mengetahui gambaran mengenai kondisi perekonomian di suatu wilayah dalam
periode tertentu, dapat ditunjukkan oleh besaran nilai Produk Domestik Regional Bruto Gambar 4.5.
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Pontianak Halaman IV-17 (PDRB). PDRB disajikan dalam dua versi penilaian, yaitu atas dasar harga berlaku (ADHB)
dan atas dasar harga konstan (ADHK). Sebagai salah satu indikator makro ekonomi,
pada dasarnya PDRB merupakan jumlah total dari nilai barang dan jasa, atau nilai tambah
bruto yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi pada suatu wilayah (regional).
PDRB Kota Pontianak
Perdagangan, Hotel dan Restoran merupakan basis perekonomian di Kota Pontianak
selama tiga tahun terakhir.
Hal ini dapat dilihat dari Distribusi persentase PDRB menurut lapangan usaha ADHB,
dimana Sektor Perdagangan, Hotel Dan Restoran memiliki peranan terbesar terhadap
total PDRB dibandingkan dengan sektor lainnya, yaitu sebesar 26,7 persen menunjukkan
bagaimana produk barang dan jasa digunakan untuk tujuan konsumsi, investasi, maupun
diperdagangkan dengan pihak luar negeri/ regional. Berdasarkan PDRB Penggunaan Tabel 4.8.
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Pontianak Halaman IV-18 ADHB, permintaan agregat Kota Pontianak pada tahun 2013 secara keseluruhan
mengalami peningkatan sebanyak 14 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya,
dimana komponen Konsumsi Rumah Tangga memberikan kontribusi paling besar yaitu
sebanyak 9,62 triliun rupiah atau sebesar 53,2 persen.
4.28. Kemiskinan
keluarga yang dikategorikan sebagai keluarga Pra Sejahtera, dan 151.099 keluarga yang
dikategorikan sebagai Keluarga Sejahtera.
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi
kebutuhan dasar. Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai
ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan non
makanan yang diukur dari sisi pengeluaran.
Metode yang digunakan adalah dengan menghitung Garis Kemiskinan (GK), dimana
penduduk yang memiliki ratarata pengeluaran per kapita per bulan di bawah GK
dikategorikan sebagai penduduk miskin. Selama delapan tahun terakhir, penduduk Tabel 4.9.
RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Pontianak Halaman IV-19 miskin di Kota Pontianak jumlahnya cukup berfluktuatif. Pada tahun 2013, BPS mencatat
ada sekitar 5,56 persen penduduk miskin di Kota Pontianak.
Penduduk miskin ini
memiliki rata-rata
pengeluaran per kapita
per bulannya dibawah
garis kemiskinan yang
jumlahnya sebesar Rp.
341.422,-.
Tabel 4.10.