• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara motivasi, pengalaman kerja dan pengawasan dengan produktivitas tenaga kerja : studi kasus di PT. Perkebunan Nusantara X Gayamprit, Klaten - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Hubungan antara motivasi, pengalaman kerja dan pengawasan dengan produktivitas tenaga kerja : studi kasus di PT. Perkebunan Nusantara X Gayamprit, Klaten - USD Repository"

Copied!
153
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA

DAN PENGAWASAN DENGAN PRODUKTIVITAS

TENAGA KERJA

Studi Kasus di PT. Perkebunan Nusantara X Gayamprit, Klaten SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

YOYOK BUDI SANTOSO NIM : 021334079

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

(2)
(3)
(4)

Motto

janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu

Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau Aku akan memegang engkau dengan Tangan kanan Ku yang membawa kemenangan (Yesaya 41 : 10)

Apa yang ada dibelakang dan di depan kita hanyalah hal kecil jika dibandingkan

dengan apa yang ada di dalam diri kita ( Oliver Wendell Holmes)

Demikian juga orang-orang muda; nasihatilah mereka supaya mereka menguasai diri dalam segala hal dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu (Titus 2:6 -7)

(5)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini aku persembahkan untuk: ” Allah Bapa di surga ” Bapak dan Ibu ” Mbak Ana ” Alamamater

(6)
(7)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA DAN PENGAWASAN DENGAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA

Studi Kasus: PT. Perkebunan Nusantara X Gayamprit Klaten

Yoyok Budi Santoso Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) apakah ada hubungan positif antara motivasi dengan produktivitas tenaga kerja, (2) apakah ada hubungan positif antara pengalaman kerja dengan produktivitas tenaga kerja, (3) apakah ada hubungan positif antara pengawasan dengan produktivitas tenaga kerja, dan (4) apakah ada hubungan positif antara motivasi, pengalaman kerja dan pengawasan secara bersama-sama dengan produktivitas tenaga kerja.

Penelitian ini merupakan studi kasus dengan mengambil obyek PT. Perkebunan Nusantara X Gayamprit, Klaten, Jawa Tengah pada bulan Mei – Juni 2007. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 36 karyawan. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis korelasi product moment dan teknik analisis korelasi ganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) ada hubungan positif antara motivasi dengan produktivitas tenaga kerja (r = 0,340; ρ =0,039), (2) ada hubungan positif antara pengalaman kerja dengan produktivitas tenaga kerja (r = 0,279;

024 , 0

=

ρ ), (3) ada hubungan positif antara pengawasan dengan produktivitas tenaga kerja (r = 0,278; ρ =0,386), dan (4) ada hubungan positif antara motivasi, pengalaman kerja dan pengawasan secara bersama-sama dengan produktivitas tenaga kerja (R = 0,517; ρ =0,018).

(8)

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN THE MOTIVATION, WORKING EXPERIENCE AND SUPERVISION WITH LABOR PRODUCTIVITY

A Case Study at PT. Perkebunan Nusantara X Gayamprit Klaten.

Yoyok Budi Santoso Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

The aims of this research are to know wheter there is positive relationship between (1) motivation and labor productivity, (2) working experience and labor productivity, (3) supervision and labor productivity, and (4) simultaneously motivation, working experience, supervision and labor productivity.

This research is a case study done at PT. Perkebunan Nusantara X Gayamprit, Klaten, Central Java from May to June 2007. The population number of this research were 36 employees. The technique of data collection were questionnaire, interview and documentation. The techniques of data analysis were Product Moment Correlation and Multiple Correlation technique.

The results of this research show that there is positive relationship between (1) motivation and labor productivity (r = 0,340; ρ=0,039), (2) working experience and labor productivity (r = 0,279; ρ =0,024), 3) supervision with labor productivity (r = 0,278; ρ =0,386), and 4) motivation, working experience, supervision simultaneously and labor productivity (R = 0,517; ρ =0,018).

(9)

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmat Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang

berjudul “Hubungan Antara Motivasi, Pengalaman Kerja dan Pengawasan dengan

Produktivitas Tenaga Kerja”.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat untuk mendapatkan Gelar

Sarjana Pendidikan. Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bimbingan,

pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan ucapan

banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan

Sosial Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd., selaku dosen Pembimbing yang senantiasa

meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA., yang telah bersedia menyumbangkan

saran dan masukan yang sangat berarti kepada penulis dalam penyelesaian

skripsi ini.

(10)

6. Seluruh staf dan dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membimbing, mendidik, bekerjasama

dengan baik pada penulis selama belajar di alamamater tercinta ini.

7. Bapak H. Guntaryo Tri Indarto, selaku Administratur PT. Perkebunan

Nusantara X (PERSERO) Kebun Kebonarum/ Gayamprit/ Wedi Birit yang

telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di PT.

Perkebunan Nusantara X Unit Gudang Pengolahan Gayamprit.

8. Bapak Suryo Widyanto, SP., selaku Sinder PT. Perkebunan Nusantara X

Klaten Unit Gudang Pengolahan Gayamprit yang telah membimbing dan

memberi masukan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian.

9. Kedua orang tuaku tercinta Broto Utomo dan Rusmiyati tiada kata yang dapat

terucap oleh penulis atas semua yang telah diberikan baik doa, materi, dan

dukungan yang tiada hentinya, yang tanpa lelah selalu mendukung,

membimbing dan mendoakan penulis.

10.Mbak’ku Ana Kristiani yang selalu mendukung dan mengarahkan penulis.

11.Dik Maya, terima kasih atas cinta dan dukungannya.

12.Teman–temanku Duwi DP, Lusi, Crewol, “mbokde” Yuni, Keket, Lamdos,

Edi “paijo”, dari kalian aku tahu arti persahabatan.

13.Teman-teman seperjuangan Bowo, Boim, Harso, Fanya, Siska, Rena, Indri,

Muntari, Wiwin, Dewi Bulan, Imas, Tyas, Goris n Eri, Erma, Adi n Uci,

Didik, Tyas, Sastro, Dita, Tobing.

(11)

14.Teman-teman PAK B’02, Cayoo..Kalian bisa!!

15.Temen-temen kost Gg. Wuluh 14 Arif, Narko, Slamet, Asep, Philip, Satya.

16.Temen-temenku kostku lama Primus (ma’kasih laptopnya), Sadewo, Hendrik,

Heru, Paijo, Wahyu.

17.Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu oleh penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh

karenanya penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

membangun dari berbagai pihak. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Yogyakarta, 22 September 2007

Yoyok Budi Santoso

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teoretik ... 8

1. Produktivitas Kerja ... 8

a. Pengertian Produktivitas... 8

b. Faktor Penentu Produktivitas ... 11

c. Pengukuran Produktivitas ... 13

d. Metode Peningkatan Produktivitas ... 14

(13)

2. Motivasi Kerja... 16

a. Pengertian Motivasi Kerja... 16

b. Teori Motivasi... 17

c. Jenis Motivasi ... 20

d. Unsur Penggerak Motivasi... 20

3. Pengalaman Kerja ... 24

4. Pengawasan ... 25

B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan... 27

C. Kerangka Berpikir... 28

D. Hipotesis Penelitian... 31

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 32

B. Tempat Dan Waktu Penelitian ... 32

C. Subyek Dan Obyek Penelitian ... 32

D. Populasi ... 33

E. Variabel penelitian ... 33

F. Pengukuran Variabel... 34

G. Teknik Pengumpulan Data... 36

H. Data Yang Diperlukan ... 38

I. Instrumen Penelitian ... 38

1. Pengujian Validitas ... 38

2. Pengujian Reliabilitas ... 40

J. Teknik Analisa Data... 42

1. Deskripsi Data... 42

2. Uji Prasyarat Analisis Data ... 42

a. Uji Normalitas... 42

b. Uji Liniearitas ... 43

3. Pengujian Hipotesis Penelitian... 44

(14)

4. Sumbangan Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat... 47

a Sumbangan Relatif ... 47

b. Sumbangan Efektif... 47

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah PT. Perkebunan Nusantara X ... 49

B. Visi dan Misi PT. Perkebunan Nusantara X ... 51

C. Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara X... 53

D. Personalia ... 59

E. Proses Produksi ... 60

F. Pemasaran ... 66

G. Pendanaan ... 67

H. Fasilitas Perusahaan ... 67

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data... 68

1. Deskripsi Responden... 68

2. Deskripsi Variabel Penelitian... 70

a. Motivasi Kerja... 70

b. Pengalaman Kerja ... 71

c. Pengawasan ... 72

d. Produktivitas ... 73

B. Pengujian Hipotesis dan Penelitian... 73

1. Pengujian Prasyarat Analisis Data ... 73

a. Uji Normalitas... 73

b. Uji Linieritas ... 76

2. Pengujian Hipotesis... 76

3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 80

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 88

B. Keterbatasan Penelitian... 89

(15)

C. Saran... 90

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(16)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel III.1 Kisi-kisi Kuesioner ... 37

Tabel III.2 Hasil Pengujian Validitas... 39

Tabel III.3 Penilaian Koefisien Korelasi Nilai r ... 41

Tabel V.1 Deskripsi Responden Dilihat Dari Umur Karyawan ... 68

Tabel V.2 Deskripsi Responden Dilihat Dari Jenis kelamin ... 69

Tabel V.3 Deskripsi Responden Dilihat Dari Status Pekerjaan... 69

Tabel V.4 Kategori Penilaian Motivasi Kerja ... 70

Tabel V.5 Kategori Penilaian Pengalaman Kerja ... 71

Tabel V.6 Kategori Penilaian Pengawasan Kerja ... 72

Tabel V.7 Kategori Penilaian Produktivitas Tenaga Kerja ... 73

Tabel V.8 Hasil Pengujian Normalitas... 75

Tabel V.9 Sumbangan Relatif dan Efektif ... 87

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN I Kuesioner Penelitian ... 91

LAMPIRAN II Data Induk Penelitian ... 95

LAMPIRAN III Uji Validitas dan Reliabilitas ... 100

LAMPIRAN IV Uji Normalitas dan Linieritas ... 106

LAMPIRAN V Uji Analisis Korelasi Ganda ... 114

LAMPIRAN VI Mean, Median, Modus, PAP II ... 116

LAMPIRAN VII Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif ... 120

LAMPIRAN VIII Daftar Tabel Statistik ... 123

LAMPIRAN IX Surat Bukti Penelitian ... 128

(18)
(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Di dalam sebuah lembaga atau organisasi, baik itu pemerintah ataupun

swasta pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Tujuan perusahaan

diantaranya adalah mendapatkan laba dan mengembangkan perusahaan.

Perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan tidak bisa lepas dari

lingkungan, baik internal maupun eksternal. Lingkungan internal perusahaan

meliputi manajemen perusahaan, karyawan sedang lingkungan eksternal

meliputi pemerintah, masyarakat, pemasok dan sebagainya. Setiap perusahaan

terus-menerus berusaha meningkatkan produktivitas karyawan. Produktivitas

merupakan salah satu tolok ukur dari keberhasilan perusahaan. Untuk

meningkatkan produktivitas tidak hanya tergantung dari peralatan modern,

modal yang besar tapi juga sumber daya manusia yang dimiliki oleh

perusahaan. Produktivitas adalah perbandingan yang dicapai (output) dengan

keseluruhan sumber daya (input) yang digunakan per satuan waktu (Payaman

J. Simanjutak, 1985:30).

Manfaat peningkatan produktivitas adalah menghemat sumber daya

karena perusahaan dituntut menghemat dalam proses produksi, membantu

memperkecil biaya karena dapat menekan biaya tenaga kerja, biaya bahan

baku dan energi. Peningkatan produktivitas juga meningkatkan daya saing

(20)

antar perusahaan karena perusahaan berusaha untuk menggunakan usaha yang

sekecil mungkin untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Kegiatan peningkatan produktivitas perusahaan merupakan kegiatan

yang tidak pernah berakhir seiring berjalannya perusahaan. Setiap perusahaan

menginginkan tenaga kerja yang mempunyai produktivitas yang tinggi.

Produktivitas yang tinggi akan membuat perusahaan berkembang dan dapat

mempertahankan operasinya. Untuk meningkatkan produktivitas, perusahaan

membutuhkan tenaga kerja yang memiliki sumber daya manusia yang

potensial seperti tenaga kerja yang produktif, memiliki motivasi kerja yang

tinggi, pengalaman kerja yang mendukung kegiatan karyawan.

Produktivitas perusahaan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti

pendidikan, motivasi, disiplin kerja, ketrampilan, sikap etika kerja,

pengawasan, tingkat penghasilan dan lain sebagainya (Pandji Anoraga,

1995:71). Motivasi merupakan suatu dorongan untuk dapat bekerja guna

mencapai tujuan yang dikehendaki. Motivasi kerja dapat berasal dari dalam

diri maupun dari luar. Perusahaan membutuhkan karyawan yang memiliki

motivasi kerja yang tinggi, hal ini dapat nampak pada saat karyawan merasa

senang dalam bekerja, karyawan mendapat kepuasan dalam bekerja, karyawan

berusaha memperoleh hasil yang maksimal. Untuk meningkatkan motivasi

kerja dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan memberikan

gaji yang adil dan layak, melindungi karyawan saat bekerja sehingga

karyawan akan merasa tenang dan diperhatikan sehingga mendorong

(21)

karyawan yang tinggi maka akan menghasilkan produktivitas yang tinggi,

sebaliknya motivasi kerja yang rendah akan menghasilkan produktivitas yang

rendah pula.

Di samping faktor motivasi, pengalaman kerja juga diperlukan dalam

menjalankan perusahaan. Yang dimaksud dengan pengalaman kerja adalah

lamanya seseorang bekerja dalam suatu perusahaan. Pengalaman kerja yang

dimiliki karyawan dapat melatih dan mengembangkan kemampuan dan

ketrampilan karyawan. Untuk meningkatkan ketrampilan yang dimiliki

karyawan, perusahaan perlu mengadakan pelatihan kerja sehingga diharapkan

karyawan memiliki kemampuan dan ketrampilan yang sesuai dengan tuntutan

organisasi untuk menghadapi tugas dengan segala permasalahan dan

tuntutannya, karena adanya pelatihan kerja dapat meningkatkan ketrampilan,

kemampuan dan pengetahuan.

Karyawan yang sudah mempunyai pengalaman kerja dalam

melaksanakan pekerjaan belum tentu lebih baik dari karyawan yang belum

memiliki pengalaman kerja. Hal ini berarti bahwa karyawan yang sudah

berpengalaman tetap membutuhkan latihan dan petunjuk kerja yang nantinya

dapat meningkatkan produktivitas kerja. Karyawan yang sudah

berpengalaman akan membutuhkan latihan dan petunjuk kerja yang relatif

singkat dibandingkan dengan karyawan yang belum berpengalaman.

Karyawan yang sudah lama bekerja biasanya lebih terampil daripada

karyawan yang baru bekerja. Pengalaman kerja berakibat karyawan lebih

(22)

Selain faktor motivasi dan pengalaman kerja, pengawasan kerja juga

diperlukan untuk meningkatkan produktivitas. Yang dimaksud dengan

pengawasan adalah kegiatan untuk mengetahui kondisi dan kegiatan yang

sedang dilakukan apakah kegiatan tersebut telah mencapai sasaran yang telah

ditetapkan. Pengawasan yang dilakukan oleh manajer bertujuan untuk

mengetahui atau memantau karyawan pada saat bekerja dan untuk mengetahui

penyimpangan dari tujuan sehingga dapat dilakukan tindakan korektif untuk

memperbaikinya. Pengawasan yang dilakukan manajer sebaiknya tidak terlalu

kaku sehingga dapat membuat karyawan dapat bekerja dengan tenang.

Adanya pengawasan akan memacu karyawan dalam bekerja sehingga dapat

meningkatkan produktivitas kerja.

PT. Perkebunan Nusantara X Klaten merupakan salah satu perusahaan

yang mengolah daun tembakau yang mempekerjakan karyawan dengan latar

belakang yang berbeda-beda. Setiap karyawan yang bekerja di perusahaan

tersebut tentunya memiliki tingkat produktivitas kerja yang berbeda-beda. Hal

tersebut tergantung pada berbagai faktor yang mempengaruhinya di antaranya

adalah usia, motivasi, pengalaman, disiplin kerja, pengawasan kerja,

ketrampilan dan tingkat pendidikan dan lain sebagainya. Untuk mengetahui

sejauh mana hubungan antara faktor-faktor tersebut dengan produktivitas

kerja di PT. Perkebunan Nusantara X Klaten diperlukan suatu penelitian

dengan prosedur yang jelas. Bertitik tolak dari dari latar belakang tersebut

(23)

“HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA DAN PENGAWASAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis mengajukan

permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan yang positif antara motivasi dengan

produktivitas tenaga kerja?

2. Apakah ada hubungan yang positif antara pengalaman kerja

dengan produktivitas tenaga kerja?

3. Apakah ada hubungan yang positif antara pengawasan dengan

produktivitas tenaga kerja?

4. Apakah ada hubungan yang positif antara motivasi, pengalaman

kerja dan pengawasan dengan produktivitas tenaga kerja?

C. Batasan Masalah

Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas adalah tingkat

pendidikan, motivasi, disiplin kerja, ketrampilan, pengawasan, tingkat

penghasilan, lingkungan kerja.dan kesempatan berprestasi. Mengingat begitu

banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja, penelitian

(24)

D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif antara motivasi

dengan produktivitas tenaga kerja.

2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif antara pengalaman

kerja dengan produktivitas tenaga kerja.

3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif antara pengawasan

dengan produktivitas tenaga kerja.

4. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif antara motivasi,

pengalaman kerja dan pengawasan dengan produktivitas tenaga kerja.

E. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :

1. Perusahaan.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi

perusahaan untuk menentukan kebijakan dalam bidang produksi terutama

tentang pentingnya menciptakan motivasi kerja yang tinggi, pengalaman

kerja dan pengawasan.

2. Universitas Sanata Dharma.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan tambahan atau referensi

pustaka untuk peneltian selanjutnya dan sebagai sumbangan bagi

(25)

3. Penulis.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan dapat

mengembangkan pengetahuan serta menerapkan teori-teori yang

(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoretik

Pada bab ini diuraikan mengenai hubungan motivasi, pengalaman

kerja dan pengawasan dengan produktivitas tenaga kerja dengan uraian

sebagai berikut:

1. Produktivitas Kerja

a. Pengertian Produktivitas Kerja

Produktivitas bukanlah ukuran produksi atau keluaran yang

diproduksi, tetapi adalah ukuran seberapa baik perusahaan

menggunakan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan.

Peningkatan produktivitas lebih banyak merupakan hasil dari

perencanaan yang tepat, tekhnologi baru, teknik yang lebih baik, dan

pelaksanaan manajemen yang baik. Produktivitas merupakan efisiensi

pengunaan sumber daya untuk menghasikan keluaran. Menurut

Bambang Kusriyanto (1993:2) produktivitas adalah perbandingan antara

hasil yang dicapai dengan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai

hasil tersebut. Produktivitas mengandung pengertian yang berkenaan

dengan konsep, filosofis dan sistem (Kadarman, 1991). Produktivitas

adalah kemampuan memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari

sarana dan prasarana yang tersedia dengan menghasilkan output yang

(27)

optimal bahkan kalau mungkin yang maksimal. (Sondang P. Siagian,

1989).

Menurut Dewan Produktivitas Nasional 1983 pengertian

produktivitas adalah sebagai berikut (Bambang K, 1993):

1. Produktivitas mengandung pengertian sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.

2. Secara umum produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan.

Sedangkan konsep produktivitas menurut Piagam Oslo 1984

adalah sebagai berikut: (J. Ravianto, 1985):

1. Produktivitas adalah konsep universal, yang dimaksud yaitu menyediakan banyak barang dan jasa untuk kebutuhan semakin banyak orang dengan menggunakan semakin sedikit sumber-sumber daya.

2. Produktivitas didasarkan pada pendekatan multi disiplin yang secara efektif merumuskan tujuan, rencana pengembangan, dan pelaksanaan cara-cara produktif dengan menggunakan sumber-sumber daya secara efisien namun tetap menjaga kualitas. 3. Produktivitas lebih dari sekedar ilmu, teknologi dan teknik-teknik manajemen, akan tetapi juga mengandung filosofis dan sikap yang didasarkan pada motivasi yang kuat untuk mencapai mutu kehidupan yang baik.

Pengertian produktivitas menurut George Kuper yang dikutip

Kommarudin (1993:124) merupakan perpaduan antara efektivitas dan

efisien. Untuk menentukan produktivitas, seseorang harus menjawab

hasil yang dibutuhkan tercapai (pertanyaan efektivitas) dan sumber

daya apakah yang dipergunakan untuk mencapainya (pertanyaan

efisiensi). Terdapat nilai dalam perpaduan kedua istilah tersebut

(28)

dengan alat-alat yang menghasilkan hasil tersebut, karena itulah

produktivitas merupakan perpaduan antara efektivitas dan efisiensi.

Menurut Ravianto (1985:9) produktivitas adalah sebuah

pengertian dan perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran

serta tenaga kerja persatuan waktu. Pengertian di atas menunjukkan

bahwa ada kaitan antara hasil kerja dengan waktu yang dibutuhkan

untuk menghasilkan produk dari seorang tenaga kerja. Menurut

Moekiyat (1989:36) produktivitas adalah kemampuan seperangkat

sumber-sumber ekonomi untuk menghasilkan sesuatu atau diartikan

juga sebagai perbandingan antara pengorbanan (input) dengan

penghasilan (output).

Produktivitas berkaitan dengan hasil akhir, yaitu seberapa

besar hasil akhir yang diperoleh dalam proses produksi (Simanjutak,

2001:38). Hal ini tidak terlepas dengan efektivitas dan efisiensi.

Efisiensi dapat diukur dengan perbandingan antara masukan dengan

keluaran. Para manajer operasi merupakan pelopor peningkatan

produktivitas di suatu perusahaan. Dari sudut pandang para tenaga

kerja, peningkatan produktivitas mengarah pada peningkatan upah.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas produktivitas

mempunyai pengertian yang berhubungan dengan efektifitas dan

efisiensi, yang melibatkan usaha-usaha manusia dengan menggunakan

(29)

daya-sumber daya yang lainnya untuk perbaikan kehidupan yang

bermanfaat bagi kehidupan manusia.

b. Faktor-faktor Penentu Produktivitas

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya

produktivitas di suatu perusahaan antara lain (Sulistyani, 2003:200).

1. Knowledge (pengetahuan)

Pengetahuan adalah merupakan akumulasi hasil proses pendidikan

baik yang diperoleh secara formal maupun non formal yang

memberikan kontribusi pada seseorang di dalam pemecahan

masalah. Dengan pengetahuan yang luas dan pendidikan yang

tinggi, seorang tenaga kerja diharapkan mampu melakukan

pekerjaan dengan baik dan produktif.

2. Skills (ketrampilan)

Ketrampilan adalah kemampuan dan penguasaan teknis

operasional mengenai bidang tertentu, yang bersifat kekaryaan.

Seorang tenaga kerja yang mempunyai ketrampilan yang tinggi

dapat meningkatkan produktivitas perusahaan.

3. Abilities (kemampuan)

Kemampuan terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki

seorang tenaga kerja. Pengetahuan dan ketrampilan adalah faktor

(30)

pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi, diharapkan memiliki

ability yang tinggi pula.

4. Attitude (sikap)

Attitude merupakan suatu kebiasaan yang terpolakan, jika

kebiasaan yang terpolakan tersebut positif maka hal ini akan

memberi keuntungan. Jika seorang pegawai mempunyai kebiasaan

disiplin, tepat waktu maka perilaku kerja juga baik.

5. Behaviors (tingkah laku)

Tingkah laku seseorang dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan

yang sudah tertanam sehingga dapat mendukung kerja yang

efektif. Dengan kondisi karyawan tersebut, maka produktivitas

dapat terwujud. Unsur-unsur yang mempengaruhi produktivitas

menurut Scroeder (1997:271) adalah faktor luar, produk, proses,

kapasitas, sediaan, tenaga kerja dan mutu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas menurut

Mulyono (1993:26) adalah status sosial ekonomi, kualitas fisik,

kualitas nir fisik, tekno struktur, peraturan birokrasi, gaya

kepemimpinan. Menurut Pandji Anoraga (1995:71) faktor-faktor

yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan adalah

pendidikan, motivasi, disiplin kerja, ketrampilan, sikap etika kerja,

gizi dan kesehatan, tingkat penghasilan, lingkungan kerja dan iklim

kerja, teknologi, sarana produksi, jaminan sosial, manajemen dan

(31)

c. Pengukuran produktivitas

Pengukuran produktivitas di perusahaan dapat diukur dengan

membandingkan antara input dengan output, pengukuran ini menggunakan

rasio penentu produktivitas yang digunakan dalam perusahaan (Scroeder,

1997:268)

1. Rumus Sperry Flight Systems

Penerimaan (Revenue) Produktivitas =

(Tenaga Kerja Langsung + Tenaga Kerja Tidak Langsung + Usaha Pencarian Langsung Total + Pengeluaran Lainnya + Biaya Modal – Perubahan Sediaan)

2. Rumus General Electric

Total barang dan jasa yang ditagih Produktivitas =

(Upah pekerja + Beban fasilitas + Biaya bahan baku langsung + Biaya pelayanan Bisnis)

3. Rumus Western Electric

Produksi – bahan baku yang dibeli – Penyusutan - Pajak Produktivitas =

Masukan tenga kerja – Investasi bersih x Tingkat laba

4. Rumus Northrup Corporation

Pengiriman Produktivitas =

Jam Tenaga kerja

5. Rumus Honeywell

Penjualan Produktivitas =

(32)

d. Metode Peningkatan Produktivitas

Produktivitas merupakan perpaduan antara efisien dengan

efektifitas. Ada beberapa bidang kerja yang dapat meningkatkan

produktivitas disamping perlunya pembenahan kembali beberapa bagian

organisasi dan fungsi staf untuk menunjang peningkatan produtivitas

semaksimal mungkin. Bidang pekerjaan yang mempunyai dampak besar

terhadap produktivitas menurut Bambang Kusriyanto (1993:8) antara lain:

1. Investasi mesin untuk mengganti tenaga manusia.

2. Upaya yang diarahkan pada penentuan dan penerapan metode kerja

yang paling cocok.

3. Usaha-usaha menghilangkan praktek yang tidak produktif yang

biasanya menghambat peningkatan produktivitas.

4. Metode-metode personalia yang dapat digunakan oleh manajemen

untuk memanfaatkan secara lebih efektif sumber daya manusia suatu

perusahaan.

Metode-metode untuk meningkatkan produktivitas dikategorikan menjadi

4 buah yaitu (Kommarudin, 1993:128):

1. Metode pemanfaatan sumber daya yang lebih sedikit untuk mendapatkan

jumlah produk yang sama.

2. Metode pemanfaatan sumber daya yang lebih sedikit untuk mendapatkan

(33)

3. Metode pemanfaatan sumber daya yang sama untuk mendapatkan jumlah

yang lebih banyak.

4. Metode pemanfaatan sumber daya yang lebih banyak untuk mendapatkan

jumlah produk yang lebih banyak lagi.

Bambang Kussriyanto (1993:9) mengelompokkan peningkatan produktivitas

ke dalam empat bentuk yaitu:

1. Pengurangan sedikit sumber daya untuk memperoleh jumlah produk yang

sama.

2. Pengurangan sumber daya sekedarnya untuk memperoleh jumlah untuk

memperoleh jumlah produk yang lebih besar.

3. Pengurangan sumber daya yang lebih besar untuk memperoleh jumlah

produk yang lebih besar.

4. Pengurangan sumber daya yang lebih besar untuk memperoleh jumlah

produk yang lebih besar lagi.

Ada empat jenis metode yang mempunyai pengaruh terhadap produktivitas

(Kommarudin, 1993:128):

1. Metode peningkatan produktivitas dengan menghemat tenaga buruh.

2. Metode peningkatan produktivitas dengan menerapkan metode kerja yang

paling cepat.

3. Metode peningkatan produktivitas dengan melenyapkan praktek-praktek

yang tidak produktif.

4. Metode peningkatan produktivitas dengan memanfaatkan sumber daya

(34)

II. Motivasi Kerja

a. Pengertian Motivasi Kerja 1. Motivasi

Menurut arti katanya, motivasi berarti pemberian motif atau hal

yang menimbulkan dorongan atau keadaan yang menimbulkan dorongan.

Yang dimaksud dengan motif adalah suatu dorongan yang menjadi pangkal

seseorang melakukan sesuatu atau bekerja, sedangkan arti dari motivasi

adalah pekerjaan yang yang dilakukan oleh seseorang manajer dalam

memberikan inspirasi, semangat dan dorongan kepada orang lain, dalam hal

ini karyawannya untuk mengambil tindakan-tindakan (M. Manullang,

2001:166). Pemberian dorongan ini bertujuan untuk menggiatkan karyawan

supaya lebih semangat dalam bekerja sehingga dapat mencapai hasil yang

diinginkan.

Setiap manusia pasti mempunyai kebutuhan dalam hidupnya. Bagi

manusia apabila suatu kebutuhan telah terpenuhi maka akan muncul

kembali untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Seperti contohnya kebutuhan

pokok seperti makan, setelah seseorang makan ia akan merasa kenyang

namun setelah beberapa jam kemudian maka ia akan lapar kembali. Hal ini

akan berjalan terus menerus untuk segala macam kebutuhan.

Menurut Sondang P. Siagian (1989:138) yang dimaksud dengan

motivasi adalah daya pendorong untuk mengerahkan kemampuan dalam

bentuk keahlian atau ketrampilan, tenaga dan waktunya untuk

(35)

menunaikan kewajibannya dalam pencapaian tujuan dan berbagai sasaran

yang telah ditentukan sebelumnya.

2. Motivasi Kerja

Motivasi kerja adalah segala sesuatu yang menimbulkan

dorongan dalam bekerja (Moh As’ad, 1978:34). Dengan pendek kata, yang

dimaksud dengan motivasi kerja adalah pendorong semangat kerja. (M.

Manullang, 2001:166)

Dari pengertian kata motivasi di atas, dapat disimpulkan bahwa

motivasi kerja adalah dorongan, keinginan sehingga seseorang melakukan

kegiatan atau pekerjaan dengan memberikan yang terbaik bagi dirinya, baik

waktu maupun tenaga demi tercapainya tujuan yang diinginkan.

b. Teori Motivasi 1. Teori Mc Gregor

Teori Mc Gregor sering disebut dengan teori X dan teori Y Mc Gregor.

Asumsi teori X mengenai manusia:

a. Pada umumnya manusia tidak senang bekerja.

b. Pada umumnya manusia tidak senang berambisi, tidak ingin tanggung

jawab dan lebih suka diarahkan.

c. Pada umumnya manusia harus diawasi dengan ketat dan sering harus

dipaksa untuk memperoleh tujuan-tujuan organisasi.

d. Motivasi hanya sampai tingkat lower order needs (physiological and

(36)

Asumsi Teori Y mengenai manusia:

a. Bekerja adalah kodrat manusia, jika kondisi menyenangkan.

b. Pengawasan diri sendiri tidak terpisahkan untuk mencapai tujuan

organisasi.

c. Manusia dapat mengawasi diri sendiri dan memberi prestasi pada

pekerjaan yang diberi motivasi dengan baik.

d. Motivasi tidak saja mengenai lower needs tetapi sampai

high-order-needs.

Douglas Mc Gregor menginginkan agar para manajer perusahaan

menggunakan teori Y sehingga karyawan merasa didorong untuk

berkembang.

2. Teori A. H. Maslow

Menurut A. H Maslow kebutuhan manusia dapat dimasukkan ke dalam

lima kategori yang disusun menurut prioritas.

a. Physiological Needs, yaitu kebutuhan badaniah meliputi sandang, pangan

dan pemuasan seksual.

b. Safety Needs yaitu kebutuhan akan keamanan meliputi kebutuhan akan

keamanan jiwa maupun kebutuhan akan keamanan harta.

c. Social Needs yaitu kebutuhan sosial meliputi kebutuhan akan perasaan

diterima oleh orang lain, kebutuhan akan perasaan dihormati, kebutuhan

akan perasaan untuk berprestasi dan kebutuhan akan perasaan ikut serta

(37)

d. Esteem Needs yaitu kebutuhan penghargaan meliputi kebutuhan akan

harga diri dan pandangan baik dari orang lain terhadap kita.

e. Self Actualization Needs yaitu kebutuhan akan kepuasan diri yaitu

kebutuhan untuk mewujudkan diri seperti kepuasan yang didapat dari

pekerjaan.

Maslow berpendapat bahwa tingkah laku atau tindakan manusia

pada waktu tertentu ditentukan oleh kebutuhan yang mendesak. Oleh karena

itu manajer perusahaan yang ingin memotivasi karyawan perlu mamahami

hirarki kebutuhan manusia.

3. Teori David Mc Clelland

Menurut David Mc Clelland, orang yang menpunyai kebutuhan untuk

keberhasilan harus mempunyai keinginan kuat untuk mencapai sesuatu,

dengan ciri-ciri sebagai berikut:

a. Mereka menentukan tujuan tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu

rendah, tetapi tujuan itu cukup merupakan tantangan untuk dapat

dikerjakan dengan baik.

b. Mereka menentukan tujuan seperti itu, karena mereka secara pribadi dapat

mengetahui bahwa hasilnya dapat dikuasai bila mereka kerjakan sendiri.

c. Mereka senang kepada pekerjaanya itu dan merasa sangat berkepentingan

dalam keberhasilannya sendiri.

d. Mereka lebih suka bekerja didalam pekerjaan yang dapat memberikan

(38)

4. Teori Keseimbangan (Uang Sebagai Motivator)

Teori keseimbangan adalah suatu model lain dari motivasi kerja dan

didasarkan pada asumsi bahwa evaluasi individu tentang kelayakan imbalan

yang di terima karyawan adalah faktor penting dalam motivasi. Dalam teori

ini, keseimbangan diartikan sebagi perbandingan antara masukan pekerjaan

individu dengan imbalan yang diterima oleh karyawan lain dalam situasi yang

sama.

c. Jenis Motivasi

Menurut Heidrachman Ranupandjono (2000:204) motivasi terdiri dari dua

yaitu motivasi positif dan motivasi negatif. Motivasi positif adalah proses

untuk mempengaruhi orang lain agar menjalankan sesuatu yang diinginkan

dengan cara memberikan kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan

hadiah yang mungkin dapat berwujud tambahan uang, penghargaan, dan

sebagainya. Motivasi negatif adalah proses untuk mempengaruhi seseorang

agar mau melakukan sesuatu yang diinginkan tetapi teknik dasar yang

digunakan adalah melalui kekuatan. Pada jenis motivasi ini apabila seseorang

tidak melakukan sesuatu yang diinginkan akan mengakibatkan kehilangan

sesuatu seperti kehilangan pengetahuan, uang atau jabatan.

d. Unsur Penggerak Motivasi

Motivasi tenaga kerja akan ditentukan oleh motivatornya. Motivator

(39)

menimbulkan pengaruh perilaku individu tenaga kerja yang bersangkutan.

Menurut Bedjo Siswanto (1978:244) unsur yang menjadi penggerak

motivasi adalah prestasi, penghargaan, tantangan, penghargaan, kesempatan,

tanggung jawab, pengembangan, dan keterlibatan.

Pada umumnya bentuk motivasi yang sering dianut oleh perusahaan

meliputi empat unsur utama seperti yang diuraikan oleh Bedjo Siswanto

(1987:47) yaitu meliputi kompensasi bentuk uang, pengarahan dan

pengendalian, penetapan pola kerja yang efektif, dan kebijakan. Pengarahan

dan pengendalian dimaksudkan agar karyawan benar-benar melaksanakan

tugasnya sesuai dengan arah tujuannya dan memastikan apa yang dilakukan

sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Herzberg yang dikutip M. Manullang (2001:197)

faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi adalah:

a. Achievement (keberhasilan pelaksanaan)

Agar para karyawan dapat berhasil melaksanakan pekerjaanya,

alangkah baiknya pemimpin memberikan kesempatan pada karyawan

untuk berusaha mencapai hasil yang semaksimal. Adanya kesempatan ini

bertujuan supaya karyawan dapat berkembang sendiri dan karyawan mau

berusaha untuk mengerjakan pekerjaan yang dirasa cukup berat. Bila

karyawan berhasil melaksanakan pekerjaanya, pemimpin harus

menyatakan keberhasilan itu, sehingga karyawan merasakan adanya

(40)

b. Recognition (pengakuan)

Sebagai kelanjutan dari keberhasilan pelaksanaan, pemimpin harus

memberikan pernyataan mengenai keberhasilan bawahannya. Pengakuan

terhadap keberhasilan karyawan dapat dilakukan dengan berbagai cara

sebagai berikut:

1. Langsung menyatakan keberhasilan di tempat kerjanya, alangkah

baiknya dilakukan sewaktu ada orang lain.

2. Memberi surat penghargaan.

3. Memberi hadiah berupa uang tunai.

4. Memberi medali, surat penghargaan dan hadiah uang tunai.

5. Memberi kenaikan gaji dan promosi.

c. The work it self (pekerjaan itu sendiri)

Pemimpin membuat usaha-usaha yang nyata dan meyakinkan,

sehingga karyawan mengerti akan pentingnya pekerjaan yang

dilakukannya dan berusaha menghindarkan kebosanan dalam pekerjaan

bawahan serta mengusahakan agar setiap bawahan sudah tepat dalam

pekerjannya.

d. Responsibilities (tanggung jawab)

Supaya tanggung jawab menjadi faktor motivator bagi karyawan,

pemimpin harus menghindari pengawasan yang super ketat, dengan

membiarkan karyawan bekerja sendiri maka akan memunculkan prinsip

partisipasi. Munculnya prinsip partisipasi membuat karyawan dapat

(41)

e. Advacement (pengembangan)

Advacement atau pengembangan merupakan salah satu faktor

motivator bagi karyawan. Agar faktor pengembangan benar-benar

berfungsi sebagai motivator maka pemimpin dapat memulainya dengan

melatih karyawannya untuk pekerjaan yang lebih bertanggung jawab. Bila

hal ini sudah dilakukan, selanjutnya pemimpin memberi arahan kepada

bawahan yang siap untuk pengembangan, untuk menaikkan pangkatnya

atau dikirim mengikuti pendidikan atau latihan lanjutan.

Faktor-faktor yang mendorong motivasi seseorang dalam bekerja

adalah (Moh As’ad, 1978:34):

1. Pekerjaan tetap.

2. Teman kerja yang baik.

3. Pimpinan yang baik.

4. Kesempatan untuk memperoleh pengalaman dari pekerjaannya.

5. Suasana kerja yang menyenangkan.

6. Kesempatan untuk mengabdi kepada masyarakat.

7. Jaminan sosial kerja yang baik.

8. Keadaan tempat kerja yamg menyenangkan.

9. Kesempatan untuk memperoleh jabatan yang lebih tinggi.

10.Gaji yang tinggi.

11.Jam kerja yang singkat.

(42)

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi (Panji Anoraga,1995).

1. Kebutuhan-kebutuhan pribadi.

2. Tujuan-tujuan dan persepsi orang atu kelompok yang bersangkutan.

3. Cara dengan apa kebutuhan-kebutuhan serta tujuan-tujuan tersebut akan

direalisasikan.

IV Pengalaman Kerja

Dalam menunjang keberhasilan karyawan dalam melaksanakan

pekerjaan, pengalaman kerja seorang karyawan memegang peranan yang

penting. Sebuah perusahaan pada umumnya lebih memilih calon karyawan

yang telah memiliki pengalaman kerja yang tinggi daripada karyawan

yang baru bekerja karena dipandang mampu menjalankan tugas.

Kenyataan yang ada menunjukkan bahwa semakin lama seseorang

bekerja maka pengalaman kerja yang dimiliki juga akan semakin

bertambah. Orang yang semakin lama bekerja maka orang tersebut

semakin mampu menguasai pekerjaan yang ditugaskan perusahaan

kepadanya. Meskipun pengalaman kerja menjadi modal utama bagi

karyawan untuk diterima di suatu perusahaan, tidak menutup

kemungkinan bahwa seseorang yang berpengalaman tidak dapat

menunjukkan produktivitasnya. Hal ini dikarenakan adanya seseorang

karyawan berubah bidang pekerjaan dikarenakan pergantian karyawan,

sehingga pekerjaan baru yang dilakukan tidak sesuai dengan pekerjaan

(43)

Pengalaman kerja sangat berkaitan dengan masa kerja. Menurut

Moh. As’ad (1978:5).yang dimaksud dengan masa kerja adalah lamanya

waktu seseorang bekerja dalam organisasi atau perusahaan.

Pengalaman kerja adalah lamanya waktu seseorang bekerja disuatu

perusahaan yang dinyatakan dengan satuan yang sama (Kadarman,

1991:58).

Dampak positif orang yang mempunyai pengalaman kerja yang

lama adalah meningkatkan produktivitas yang pada dasarnya

meningkatkan penghasilan karyawan, lebih mampu mengantisipasi

perubahan yang terjadi sewaktu-waktu, meningkatkan promosi bagi

perusahaan. Semakin lama seorang bekerja semakin tinggi pula tingkat

produktivitasnya.

III. Pengawasan

Pengawasan pada hakekatnya adalah suatu usaha untuk

mengetahui kondisi dan kegiatan yang sedang dilakukan apakah kegiatan

tersebut telah mencapai sasaran yang ditentukan. Apabila terjadi

penyimpangan itu dan tindakan yang diperlukan untuk mengatasi

penyimpangan tersebut. Pengertian pengawasan menurut Leslic W. Rue

dan Lioyd L. Byars yang dikutip Abi Sujak (1990:170) adalah pengawasan

adalah suatu kegiatan untuk membandingkan kegiatan nyata yang telah

(44)

segera mengambil tindakannya untuk mengoreksinya setiap penyimpangan

dari standar yang ada.

Menurut Stoner yang dikutip Miftah Toha (1990: 84) pengawasan

adalah suatu proses dimana manajer dapat memastikan bahwa aktivitas

yang aktual sesuai dengan yang direncanakan.

Menurut Stoner yang dikutip Miftah Toha (1990: 89) prosedur

pengawasan mencatat perkembangan aktivitas pekerjaan oleh karyawan

dan memungkinkan manajer untuk mendeteksi penyimpangan dari apa

yang telah direncanakan kemudian melakukan tindakan korektif untuk

mengatasinya.

Harold Koonts dan Cyril O’Donell yang dikutip oleh Basu Swasta

menyebutkan adanya sepuluh prinsip pengawasan yang baik:

1. Pengawasan harus mencerminkan sifat kegiatan.

2. Pengawasan harus melaporkan penyimpangan-penyimpangan secara

tepat.

3. Pengawasan harus dapat melihat jauh kedepan.

4. Pengawasan harus menunjukkan perkecualian pada hal-hal yang

penting.

5. Pengawasan harus obyektif.

6. Pengawasan harus fleksibel.

7. Pengawasan harus mencerminkan pola organisasi.

8. Pengawasan harus ekonomis.

(45)

10.Pengawasan harus menunjukkan tindakan koreksi.

Pengawasan pada saat pekerjaan berlangsung bertujuan untuk

memonitor pekerjaan yang berlangsung guna memastikan bahwa sasaran

yang ingin dicapai dapat tercapai (Winardi, 1989:418). Yang dilakukan

pengawasan ini adalah mengawasi aktivitas-aktivitas para manajer yang

memberikan pengarahan kepada karyawan. Pelaksanaan proses

pengawasan akan memacu karyawan untuk bekerja dengan baik, dengan

demikian akan mendukung produktivitas kerja karyawan.

B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan

Hasil Peneltian Anania Septina Kurnianingsih (2001) tentang

Hubungan Antara Motivasi Dan Pengalaman Kerja Dengan Produktivitas

Kerja Karyawan pada PT. Kertas Blabak, Mungkid, Magelang

menyimpulkan (1) ada hubungan positif antara motivasi dengan

produktvitas kerja, (2) ada hubungan positif antara pengalaman kerja dan

produtivitas tenaga kerja, dan (3) ada hubungan positif antara motivasi

dan pengalaman kerja dengan produtivitas tenaga kerja. Hasil penelitian

ini menunjukkan ada hubungan positif antara motivasi dan pengalaman

kerja secara bersama-sama terhadap produtivitas tenaga kerja.

Hasil Penelitian Ramos Natipulu (1998) tentang Pengaruh Tingkat

Pendidikan dan Pengalaman Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan CV.

Dewata Furni Exporter menyimpulkan bahwa (1) ada hubungan yang

(46)

yang positif antara pengalaman kerja dengan produktivitas. Hal ini

menunjukkan bahwa karyawan yang mempunyai pengalaman kerja dan

tingkat pendidikan yang tinggi akan membantu dalam pencapaian

produktivitas kerja.

C. Kerangka Berpikir

1. Hubungan antara motivasi dengan produktivitas tenaga kerja.

Motivasi merupakan suatu dorongan dalam diri seseorang untuk

dapat bekerja untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Motivasi kerja

dapat berasal dari dalam diri (intrinsik) maupun dari luar (ekstrinsik).

Motivasi kerja yang ada pada seseorang berpengaruh terhadap

produktivitas kerja yang ingin dicapai. Motivasi kerja karyawan dapat

dilihat saat karyawan dalam bekerja dengan penuh semangat, karyawan

dapat melaksanakan tugas dengan baik, karyawan menerima gaji atau upah

yang layak dari perusahaan dan lingkungan kerja yang baik. Motivasi

kerja karyawan yang tinggi dalam bekerja karyawan tersebut nampak

mencurahkan segala kemampuan untuk bekerja dengan optimal. Motivasi

kerja tinggi akan menghasilkan produktivitas yang tinggi, sedangkan

motivasi kerja rendah akan menghasilkan produktivitas yang rendah pula

(Yuhana Susanti, 2004:65).

2. Hubungan antara pengalaman kerja dengan produktivitas tenaga kerja.

Pengalaman kerja adalah lamanya seseorang bekerja dalam suatu

(47)

dimiliki karyawannya dengan tujuan dapat meningkatkan keahlian dan

ketrampilan, sehingga kemampuan dan ketrampilan karyawan dapat

berkembang. Lamanya bekerja seseorang tidak hanya menambah

pengetahuan dan ketrampilan karyawan akan tetapi memberikan

pengalaman yang lebih baik. Jika seseorang berpengalaman maka

pengetahuan dan ketrampilan semakin tinggi sehingga dapat

meningkatkan produktivitas, sebaliknya jika pengalaman kerja yang

terbatas maka pengetahuan dan kemampuan kerja yang dimiliki karyawan

juga rendah. Adanya pengalaman kerja yang dimiliki karyawan, maka

karyawan dalam bekerja akan lebih efisien, kualitas kerja berkembang

sehingga dapat meningkatkan produktivitas.

Menurut Suncoko (2004:81) ada hubungan yang rendah antara

pengalaman kerja dengan produktivitas karyawan. Dengan diketahui

interpretasi hubungan yang rendah, kuat dugaan bahwa karyawan belum

menerapkan seluruh kemampuan, tempat kerja yang kurang nyaman dan

peralatan yang digunakan karyawan tidak sesuai dengan yang diharapkan.

3 Hubungan antara pengawasan dengan produktivitas tenaga kerja.

Pengawasan adalah kegiatan untuk mengetahui kondisi dan

kegiatan yang sedang dilakukan apakah kegiatan tersebut telah mencapai

sasaran yang telah ditetapkan. Bentuk-bentuk pengawasan seperti

pemasakan daun tembakau, pengawasan karyawan saat pengirisan

tembakau yang sudah kering, pengepakan untuk siap dikirim. Pengawasan

(48)

meningkatkan produktivitas perusahaan. Hal tersebut penting, mengingat

bahwa manusia merupakan sumber daya paling penting di dalam sebuah

organisasi (Winardi, 1989:439). Adanya pengawasan memungkinkan

organisasi yang bersangkutan mencapai tingkat-tingkat hasil pekerjaan

sesuai dengan yang diharapkan. Menurut Dian Ariyati (2000:71)

pengawasan kerja terhadap karyawan didalam perusahaan dapat

meningkatkan produktivitas perusahaan.

4. Hubungan antara motivasi, pengalaman kerja dan pengawasan dengan

produktivitas tenaga kerja.

Menurut Stoner yang dikutip Miftah Toha (1990:96) yang

mempengaruhi produktivitas adalah faktor luar, produk, proses, sediaan

dan tenaga kerja. Faktor luar diantaranya adalah pengawasan yang sengaja

dirancang oleh perusahaan yang bertujuan untuk meningkatkan

produktivitas kerja. Adanya pengawasan yang baik dapat mengetahui

tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan yang direncanakan atau tidak,

bila menyimpang dari yang direncanakan dapat dilakukan tindakan koreksi

dari penyimpangan. Faktor tenaga kerja meliputi minat, motivasi, bakat,

disiplin, pengalaman kerja dapat mempengaruhi proses produksi dan

produktivitas kerja.

Berdasar kajian di atas dapat dilihat keterkaitan antara motivasi,

pengalaman kerja dan pengawasan dengan produktivitas tenaga kerja,

(49)

motivasi, pengalaman kerja, dan pengawasan dengan produktivitas tenaga

kerja.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasar hasil kajian pustaka di bab sebelumnya dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

1

H : Ada hubungan yang positif antara motivasi dan produktivitas tenaga

kerja.

2

H : Ada hubungan yang positif antara pengalaman kerja dan produktivitas

tenaga kerja.

3

H : Ada hubungan yang positif antara pengawasan dan produktivitas tenaga

kerja.

4

H : Ada hubungan yang positif antara motivasi, pengalaman kerja, dan

(50)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah studi kasus

yaitu penelitian tentang motivasi, pengalaman kerja, dan pengawasan

dengan produktivitas tenaga kerja yang mendalam di bagian produksi pada

PT. Perkebunan Nusantara X, Gayamprit, Klaten.

B. Tempat dan Waktu Penelitan

Penelitian akan dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara X,

Gayamprit, Klaten pada bulan Mei-Juni 2007.

C. Subyek Dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah orang-orang yang terlibat dalam penelitian.

Dalam hal ini mereka yang bertindak sebagai pemberi informasi yang

berhubungan dengan penelitian ini. Pemberi informasi ini meliputi

kepala bagian informasi, kepala bagian personalia dan karyawan.

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan

dalam penelitian. Yang menjadi obyek penelitian adalah motivasi,

pengalaman kerja, pengawasan dan produktivitas kerja karyawan.

(51)

D. Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang terdiri dari

manusia, benda, hewan, tumbuhan, atau peristiwa sebagai sumber data

yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. Dalam

penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh karyawan yang

bekerja di PT. Perkebunan Nusantara X yang berjumlah sekitar 36 orang,

yang terdiri dari pegawai tetap 6 orang, pegawai tidak tetap 6 orang dan

buruh harian 24 orang. Apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik

diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi

(Suharsimi, 2002:112).

E. Variabel

a. Variabel Bebas (Independent Variabel)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab berubahnya variabel terikat (Sugiyono, 1999:31).

Variabel bebas dalam peneltian ini adalah:

1. Motivasi

Motivasi adalah dorongan kerja yang timbul pada diri seseorang untuk

berperilaku dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan

motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat dalam

bekerja

(52)

2. Pengalaman kerja

Pengalaman kerja adalah lamanya waktu seseorang bekerja dalam

organisasi atau perusahaan (Moh. As’ad, 1978:24). Pengalaman kerja

merupakan suatu yang menerangkan bahwa seseorang memiliki

kemampuan dan ketrampilan yang tinggi.

3. Pengawasan

Pengawasan adalah suatu proses dimana manajer dapat memastikan

bahwa aktivitas yang aktual sesuai dengan yang direncanakan.

b. Variabel Terikat (Dependent Variabel)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 1999:34).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah produktivitas kerja

karyawan. Produktivitas kerja adalah perbandingan antara hasil yang

dicapai dengan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai hasil

tersebut.

F. Pengukuran Variabel 1. Pengukuran motivasi.

Pengukuran motivasi menggunakan skala Likert. Teknik pengukurannya

dinyatakan dalam bentuk skor dengan memberi skor antara 1 sampai

dengan 4 pada setiap butir pertanyaan. Jumlah pertanyaan ada 18. Nilai

maksimal yang diperoleh adalah 72, sedang nilai minimum adalah 18.

(53)

Skor dari pertanyaan yang bersifat positif adalah:

a. Sangat setuju dinilai 4

b. Setuju dinilai 3

c. Tidak setuju dinilai 2

d. Sangat tidak setuju dinilai 1

Sedang untuk jawaban pertanyaan yang bersifat negatif skornya

berlawanan dari skor pertanyaan positif.

a. Sangat setuju dinilai 1

b. Setuju dinilai 2

c. Tidak setuju dinilai 3

d. Sangat tidak setuju dinilai 4

2. Pengukuran pengalaman kerja.

Pengukuran pengalaman kerja berdasarkan lamanya karyawan bekerja

dengan satuan waktunya adalah tahun.

3. Pengukuran pengawasan.

Dalam pengukuran pengawasan menggunakan skala Likert. Skor dari

pertanyaan yang bersifat positif adalah:

a. Sangat setuju diberi nilai 4

b. Setuju diberi nilai 3

c. Tidak setuju diberi nilai 2

d. Sangat tidak setuju diberi nilai 1

(54)

Sedang untuk jawaban pertanyaan yang bersifat negatif skornya

berlawanan dari skor pertanyaan positif.

a. Sangat setuju diberi nilai 1

a. Setuju diberi nilai 2

b. Tidak setuju diberi nilai 3

d. Sangat tidak setuju diberi nilai 4

4. Pengukuran produktivitas

Untuk pengukuran variabel produktivitas berdasar jumlah unit/produk

yang dihasilkan oleh karyawan dalam satu bulan dalam satuan kwintal.

G. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner

Untuk memperoleh data penelitian maka peneliti akan memberikan

pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang berjumlah 36 kuesioner

sesuai dengan sampel yang akan diambil oleh peneliti. Kuesioner

digunakan untuk mengumpulkan data tentang motivasi kerja karyawan,

pengalaman kerja karyawan, pengawasan dan produktivitas tenaga kerja.

Berikut disajikan kisi-kisi untuk penyusunan kuesioner.

(55)

Tabel 3.1

Kisi-kisi kuesioner

No Variabel Indikator Pertanyaan

positif 1 Motivasi 1. Keinginan untuk berkembang

2. Partisipasi karyawan

3.Lingkungan kerja yang mendukung untuk bekerja

4. Tanggung jawab dalam bekerja 5.Menyelesaikan pekerjaan sebaik

mungkin

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 8, 9 10, 11, 12

13, 14, 15 16, 17, 18

2 Pengalaman kerja

Lama bekerja di perusahaan pada bidang yang sama

3 Pengawasan 1. Pelaporan hasil pekerjaan 2. Tindakan koreksi

19, 20, 21 22,23

2. Wawancara

Mengumpulkan informasi dengan bertanya secara bertatap muka dengan

responden. Untuk melengkapi data yang diperoleh dari kuesioner maka

peneliti akan mengadakan wawancara dengan pimpinan dari PT.

Perkebunan Nusantara X, Gayamprit, Klaten. Wawancara ini digunakan

untuk mengumpulkan data tentang gambaran umum perusahaan.

3. Observasi

Pengamatan dan pencatatan secara teliti dan sistematis atas gejala-gejala

yang diteliti. Peneliti akan melakukan pengamatan secara langsung di

pabrik untuk melengkapi data penelitian seperti kegiatan yang

dilaksanakan, jumlah tenaga kerja dan sebagainya.

(56)

4. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara melihat dan mempelajari buku-buku catatan dan dokumen

serta arsip-arsip. Dalam penelitian ini penulis memperoleh data

produktivitas kerja dengan melihat dokumen perusahaan.

H. Data Yang Diperlukan 1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden melalui

daftar pertanyaan atau kuesioner yang telah ditetapkan. Data ini meliputi

motivasi, pengalaman kerja, pengawasan dan produktivitas tenaga kerja.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber

yang bukan asli memuat informasi atau data tersebut, seperti

sarana-sarana, keadaan geografis.

I. Instrumen Penelitian 1. Pengujian Validitas

Pengujian validitas dimaksudkan untuk mengukur taraf

sampai di mana suatu kuesioner valid/sah. Suatu kuesioner dikatakan

valid jika butir-butir pertanyaan pada kuesioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur (Suharsimi, 2002:146).

Dengan kata lain, pengujian validitas dimaksudkan untuk mengukur

(57)

apakah instrumen pengukurannya dapat mengukur apa yang hendak

kita ukur. Rumus pengujiannya sebagai berikut:

=

r

xy

(

)( )

(

)

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

Y Y N X X N Y X XY N ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ Keterangan :

R = Korelasi antar skor masing-masing item dengan skor

total

xy

N = Jumlah subjek

X = Skor untuk masing-masing variabel bebas

Y = Skor untuk variabel terikat

∑XY = Jumlah perkalian variable bebas dengan variable teirakat

Besarnya nilai koefisien r dapat dihitung dengan menggunakan korelasi

“Product Moment” dengan signifikansi 5%. Jika nilai koefisien rhitung

lebih besar dari pada r , maka butir soal tersebut dapat dikatakan valid.

Jika sebaliknya maka butir soal tersebut tidak valid.

tabel

Sedang untuk proses perhitungan, penulis menggunakan bantuan

komputer program SPSS versi 11.5 yang hasilnya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Hasil Pengujian Validitas Kuesioner

Nama instrumen Butir soal r hitung r tabel Keterangan

Butir 1 0,5756 0,239 Valid

Butir 2 0,4746 0,239 Valid

Butir 3 0,4340 0,239 Valid

Butir 4 0,6375 0,239 Valid

Motivasi

Butir 5 0,3173 0,239 Valid

(58)

Butir 6 0,4607 0,239 Valid

Butir 7 0,4081 0,239 Valid

Butir 8 0,4619 0,239 Valid

Butir 9 0,6192 0,239 Valid

Butir 10 0,4340 0,239 Valid Butir 11 0,3826 0,239 Valid Butir 12 0,4408 0,239 Valid Butir 13 0,6024 0,239 Valid Butir 14 0,3785 0,239 Valid Butir 15 0,3629 0,239 Valid Butir 16 0,3719 0,239 Valid Butir 17 0,4197 0,239 Valid Butir 18 0,5865 0,239 Valid

Butir 1 0,3845 0,239 Valid

Pengalaman

Kerja Butir 2 0,3845 0,239 Valid

Butir 1 0,5702 0,239 Valid

Butir 2 0,2629 0,239 Valid

Butir 3 0,253 0,239 Valid

Butir 4 0,4067 0,239 Valid

Pengawasan

Butir 5 0,3224 0,239 Valid

Sumber: Lampiran halaman 103.

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan

indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan

reliabel/handal bila jawaban atas pernyataan adalah konsisten/stabil dari

waktu ke waktu. Untuk mengetahui koefisien reliabilitas digunakan rumus

Koefisien Alpha Cronbach dengan taraf signifikansi 5% (Suharsimi

Arikunto, 2002:171). ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ − =

σ

σ

2 2 11 1 1 t b k k r Keterangan :

r11 = Reliabel instrument yang dicari

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

(59)

σ

2

b = Jumlah varians butir

σ

2

t = Varians total

Besarnya r dapat dihitung dengan menggunakan korelasi dengan

signifikansi 5%. Jika nilai rhitung lebih besar dari pada rtabel, maka butir soal

tersebut dapat dikatakan reliabel, begitu sebaliknya jika rhitung lebih kecil

dari rtabel maka soal tersebut tidak reliabel.

Berikut ini interpretasi koefisien korelasi nilai r (Sugiyono,

2006:216).

Tabel 3.3

Interval koefisien Tingkat hubungan 0,00 – 0,199 Sangat rendah

2,00 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Tinggi

0,80 – 1,000 Sangat tinggi

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa koefisien alpha (r11) untuk

variabel motivasi kerja (X1) sebesar 0,854 (lampiran hal 103). Harga r11

selanjutnya dibandingkan dengan r sebesar 0,239, mengingat nilai r11

berada pada taraf 0,80 – 1,000 maka dapat dikatakan bahwa variabel

motivasi kerja mempunyai taraf reliabilitas sangat kuat.

tabel

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa koefisien alpha (r11) untuk

variabel pengalaman kerja (X ) sebesar 0,5473 (lampiran hal 104). Harga

r11 selanjutnya dibandingkan dengan r sebesar 0,239, mengingat nilai 2

tabel

(60)

r11 berada pada taraf 0,40 – 0,599, maka dapat dikatakan bahwa variabel

pengalaman kerja mempunyai taraf reliabilitas sedang.

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa koefisien alpha (r11) untuk

variabel pengawasan kerja (X3) sebesar 0,5993 (lampiran hal 105). Harga

r11 selanjutnya dibandingkan dengan r sebesar 0,239, mengingat nilai

r11 berada pada taraf 0,40 – 0,599, maka dapat dikatakan bahwa variabel

pengawasan kerja mempunyai taraf reliabilitas sedang.

tabel

J. Teknik Analisis Data 1. Deskripsi Data

Pada bagian ini peneliti mendeskripsikan data hasil observasi yang

sudah didapat dari penelitian yang meliputi variabel motivasi, pengalaman

kerja, pengawasan dan produktivitas. Data didiskripsikan dalam tabel

distribusi frekuensi dan kemudian dihitung nilai-nilai statistiknya antara

lain mean, median, modus dan standar deviasi.

2. Uji Prasyarat Analisis Data

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui

apakah data yang terjaring terdistribusi normal atau tidak. Apabila data

yang terjaring berdistribusi normal maka analisis untuk menguji hipotesis

dapat dilakukan. Hal ini sejalan dengan pendapat Sudjana (1996:291)

bahwa asumsi asumsi normalitas perlu dicek kebenarannya agar

langkah-langkah selanjutnya dapat dipertanggungjawabkan.

(61)

Dalam uji normalitas ini digunakan rumus Chi kuadrat sebagai berikut:

(

)

⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ = fh fh fo χ 2 2 Keterangan: χ2

= Chi kuadrat

Fo = Frekuensi yang diperoleh dari responden

Fh = Frekuensi yang diharapkan dari responden

Apabila harga Chi - kuadrat yang diperoleh melalui perhitungan

lebih kecil dari harga Chi - kuadrat tabel dengan taraf signifikasi 5%

pada derajat kebebasan, jumlah kelas interval dikurangi satu (k-1), maka

data dari variabel tersebut berdistribusi normal.

Sebaliknya jika harga Chi kuadrat melalui perhitungan atau

observasi lebih besar dari pada harga Chi kuadrat tabel, maka data

variabel tersebut berdistribusi tidak normal.

b. Uji Linearitas

Uji Linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah masing - masing

variabel bebas mempunyai hubungan linier atau tidak dengan variabel

terikatnya. Untuk uji linearitas ini digunakan rumus persamaan garis

regresi dengan menguji signifikasi nilai F. Adapun rumus yang

digunakan untuk mencari nilai F adalah sebagai berikut:

(62)

Keterangan:

F = Harga bilangan f garis regresi

S2TC = Tuna Corak dicari dengan cara =

( )

2 k

TC JK

Setelah didapatkan f (F hitung) kemudian diuji dengan taraf

signifikansi 5% dengan dk pembilang = (k – 2) dan dk penyebut (n-k).

Jika F hitung ≥ f (1-a) (k-2) dan dk penyebut (n-k) hipotesis model

regresi linear ditolak.

3. Pengujian Hipotesis Penelitian

Untuk menguji hipotesis pertama, kedua dan ketiga yaitu : (1) ada

hubungan antara motivasi (X1) dengan produktivitas karyawan (Y), (2)

ada hubungan antara pengawasan (X2) dengan produktivitas karyawan

(Y), dan (3) ada hubungan antara pengalaman kerja (X3) dengan

produktivitas karyawan (Y), digunakan tehnik analisis korelasi Product

Moment dengan rumus sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 2002:244).

xy

r =

( )( )

(

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

Y Y n X n Y X XY n

− − − X Keterangan:

n = Jumlah subyek yang diteliti

X = Variabel motivasi, pengalaman kerja, pengawasan

Y = Variabel produktivitas kerja karyawan

r = Koefisien korelasi

(63)

Untuk pengujian keberartian koefisien korelasi maka dihitung

thitung dan ttabel dengan rumus ( Sudjana, 2002 : 380):

t = 2 r 1 2 n r − −

Dimana r = koefisien korelasi sederhana

n = jumlah responden

t = Harga tes yang dicari

Kriteria pengujian yang digunakan adalah:

Ho = diterima bila t hitung ≤ t table

Ha = diterima bila t hitung > t table

Jika Ho diterima berarti tidak ada korelasi antara variabel

variabel X terhadap variabel Y, dan jika ditolak berarti Ha diterima

yang berarti ada korelasi antara variabel X terhadap Y (Suprapto,1984

:272).

Untuk menguji hipotesis keempat yaitu ada hubungan antara

motivasi (X1), pengalaman kerja (X2), pengawasan (X3) dengan

produktivitas tenaga kerja (Y) dianalisis dengan teknik analisis

korelasi ganda, dengan rumus sebagai berikut:

Ry(1,2,3) = 2

3 3 2 2 1 1 y a a a

x y+ x y+ x y

Ry(1,2,3) = Koefisien korelasi antara variabel y dengan x1. x2 dan x3

a1 = Koefisien variable motivasi kerja

a2 = koefisien variabel pengalaman kerja

(64)

a3 = koefisien variabel pengawasan

x1 =Variabel motivasi kerja

x2 = Variabel pengalaman kerja

x3 = Variabel pengawasan

y = Variabel produktivitas kerja

(

)( )

=

n Y X Y X y

x1 1 1

(

)( )

Gambar

Tabel 3.1 Kisi-kisi kuesioner
lebih besar dari pada r, maka butir soal tersebut dapat dikatakan valid. Jika sebaliknya maka butir soal tersebut tidak valid
Interval koefisien Tabel 3.3 Tingkat hubungan
Tabel 5.1 Deskripsi responden dilihat dari umur karyawan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Info selengkapnya dapat dibaca pada halaman 30 For details refer to page 30.. Info selengkapnya dapat dibaca pada halaman 304 - 308 For details refer to page 304

Sedangkan responden yang tidak mendukung perilaku merokok sebanyak 14 orang (87,5 %), Pengaruh Teman Sebaya Terhadap Perilaku Mahasiswi Merokok di Wilayah Purwokerto, sebagian

[r]

Hal yang dibahas meliputi pengaruh suhu udara pengering masuk, tinggi partikel inert, dan konsentrasi larutan umpan terhadap karakteristik kerja pengering yakni hold up

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah variable reputasi auditor, penjamin emisi, umur perusahaan, ukuran perusahaan dan

Jika diantara suku – suku tersebut disisipkan empat bilangan, dengan cara : antara suku kedua dan ketiga disisipkan satu bilangan dan antara suku ketiga dan keempat disisipkan tiga

[r]

yang tidak banyak mengkonsumsi lemak hewani, kelapa menjadi satu-satunya. sumber