• Tidak ada hasil yang ditemukan

ALASAN KONSUMEN MEMILIH BUS TRANS JOGJA SEBAGAI SARANA TRANSPORTASI KOTA YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ALASAN KONSUMEN MEMILIH BUS TRANS JOGJA SEBAGAI SARANA TRANSPORTASI KOTA YOGYAKARTA"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Disusun oleh:

Nama : Filipus Puspa Kelana Enggar Jati NIM : 042214014

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

Ada saat-saat istimewa dalam kehidupan kita, dan sebagian besar datang melalui dorongan orang lain.

(George Adams) Pahitnya kehidupan adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Kepahitan yang kita rasakan tergantung dari wadah yang kita miliki. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan

dan kegagalan satu hal yang bisa kamu lakukan . Lapangkan dadamu dan luaskan hatimu untuk menampung setiap kepahitan hidup.

Kebahagiaan akan datang pada waktunya, bukan menurut waktu kita tapi menurut waktu-Nya

Kita harus meluangkan waktu lebih banyak Untuk berterima kasih kepada Tuhan

Atas anugerah-NYA, sama seperti saat kita meminta (Santo Vincent de paul)

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

Tuhan Yesus dan Bunda maria sebagai sumber kehidupanku.

Kedua orang tua ku tercinta untuk segala kasih saying, doa dan pengorbananya selama ini.

Adik-adiku yang kusayangi.

(5)
(6)

vi

Nama : Filipus Puspa Kelana Enggar Jati

Nomor Mahasiswa : 042214014

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

ALASAN KONSUMEN MEMILIH BUS TRANS JOGJA

SEBAGAI SARANA TRANSPORTASI KOTA YOGYAKARTA

Studi Kasus Halte Bus Trans Jogja

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 31 Maret 2009 Yang menyatakan

(7)

vii

Studi Kasus Halte Bus Trans Jogja

Filipus Puspa Kelana Enggar Jati Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetauhi alasan konsumen memilih bus trans jogja sebagai sarana transportasi kota Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 100 orang responden.

Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 100 responden yang dibagi sama rata untuk setiap penumpang bus trans jogja. Teknik analisis yang digunakan adalah 1) Analisis Persentase untuk mengetauhi karakteristik konsumen, 2) Analisis Cochran Q-Test untuk mengetauhi alasan-alasan konsumen menggunakan bus trans jogja.

(8)

viii

A Case Study at Trans Jogja Bus shelter

Filipus Puspa Kelana Enggar Jati Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

This research is conducted to figure out the reason why customers choose Trans Jogja as their mean of transportation in the city of Yogyakarta. This is a case study involving research samples numbering 100 of respondents.

This research was done by delivering questioners to fill to 100 respondents, all equally divided to each passenger boarding Trans Jogja. The technique of analysis used are 1). Percentage analysis to find out customers characteristic, 2). Cochran Q-test analysis to know the reasons why Trans Jogja is preferable.

(9)

ix

berkat, rahmat, dan kasih-Nya yang begitu besar sehingga pada akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

sarjana Ekonomi, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,

baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis ingin

menyampaikan terima kasih yang dalam dan tulus kepada:

1. Bapak Drs. YP Supardiyono.,Akt., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Drs. Venantius Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A. selaku Kepala Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, MS., selaku Dosen Pembimbing I yang penuh kesabaran

membimbing dan mengarahkan penulis selama menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Hendra Poerwanto G., M.Si., selaku dosen Pembimbing II yang dengan

penuh kesabaran membimbing dan mengarahkan penulis selama menyelesaikan skripsi

(10)

x

6. Segenap pihak Bappeda, Dinas perizinan kota, Dinas Perhubungan dan PT Jogja Tugu

Trans yang telah memberikan izin untuk menyelesaikan skripsi ini seluruh responden

yang telah membantu penulis dengan mengisi kuesioner guna melengkapi data yang

penulis perlukan.

7. Untuk Kedua Orang Tuaku, terima kasih atas cinta, kasih sayang, doa, dan dorongan

yang telah diberikan kepada penulis selama masa studi sehingga terselesaikan skripsi ini.

Kalian adalah segalanya dalam hidupku.

8. Buat adik-adiku tersayang ( Ian & Lena ), terima kasih atas dukungan dan doa yang

kalian berikan, kalian adalah adik-adiku terbaik dalam hidupku.

9. Saudaraku Anna yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.

10.Buat Maya, Tika, Murti, Tyas Ndut thanks atas bantuan meyelesaikan skripsi ini.

11.Buat eyang kakung,eyang putri, om-om dan tante- tante ku terima kasih atas dorongan

untuk menyelesaikan skripsi ini.

12.Teman-temanku MPT pak Alex terima kasih atas dukungan yang kalian berikan,ayo

cepet lulus.

13.Buat “adek Ku” Icha yang bawel terima kasih atas dukungan, masukan dan semangat

thanks you so much for everything wherever you are and whatever it takes, I’ll never

(11)

xi

15.Buat teman-temanku anak Manajemen 2004 dan semua rekan penulis yang tidak dapat

disebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan dan persahabatan yang diberikan

selama ini.

16.Temen –temanku futsal Niko, Soni, Fauzan,Mara, Dimas,Yor, Hari, Restu, Hendra,

Wisnu dan yang belum saya sebutkan ayo maju terus teman teman dan jaga kekompakan

selalu.

Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat berterima kasih atas

segala masukan baik yang berupa saran maupun kritik yang bersifat membangun. Akhirnya,

penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak.

Yogyakarta,22 Februari 2009

Penulis

(12)

xii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN……….iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN...iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ...vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACK………....viii

KATA PENGANTAR ...ix

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL………..xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

F. Sistematika penulisan……….4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

A. Pengertian Pemasaran ... 6

B. Pengertian Manajemen Pemasaran ... 7

C. Konsep Pemasaran ... 9

D. Industri jasa ... 11

(13)

xiii

I. Alasan Konsumen ... 22

J. Pengertian Biaya ... 24

K. Pengertian Lokasi... 24

L. Pengertian Promosi ... 26

M. Pengertian Kelompok Acuan ... 27

N. Hipotesis Penelitian... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Jenis Penelitian... 29

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 30

D. Teknik Pengumpulan Data... 30

E. Variabel Penelitian ... 31

F. Jenis dan Sumber Data ... 32

G. Populasi dan Sampel ... 33

H. Teknik Pengambilan Sampel……….34

I. Teknik Pengujian Instrumen ... 34

J. Teknik Analisis Data... 36

K. Analisis Cochran Q- Test ... 37

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 39

(14)

xiv

E. Aspek Teknis……….45

F. Rute Trayek Bus Trans Jogja………46

G. Struktur Manajemen Trans Jogja………..48

H. Tugas dan Wewenang………..50

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN………..51

A. Karakteristik Responden...51

B. Pengujian Validitas dan Reliabilitas………54

C. Analisis Data Penelitian………..55

D. Pembahasan………....65

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN………69

A. Kesimpulan……….69

B. Saran………...70

C. Keterbatasan Penelitian………..71

DAFTAR PUSTAKA……….72

(15)

xv

Tabel V.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 51

Tabel V.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Responden ... 52

Tabel V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 52

Tabel V.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan/ Pengeluaran

Perbulan Responden... 53

Tabel V.7 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian... 54

(16)

1 A. Latar Belakang

Pada zaman yang semakin maju sekarang ini, transportasi merupakan

sarana yang penting. Adapun banyak alat transportasi yang ada di masyarakat

kita seperti bus, sepeda motor, mobil, pesawat, dan lain-lain. Orang yang

mempunyai kendaraan pribadi tidak akan mendapatkan kesulitan dalam

aktivitasnya sehari-hari baik dalam bekerja maupun keperluan lainnya. Tetapi

bagi yang tidak punya kendaraan sendiri, alat transportasi umum yang

merupakan sarana bagi setiap aktivitasnya (Supriyanto, 2002).

Tujuan adanya alat transportasi adalah untuk memperlancar kegiatan

masyarakat. Sedangkan alat transportasi itu dibedakan menjadi tiga yaitu alat

transportasi darat, alat transportasi laut, alat transportasi udara. Alat

transportasi umum yang ada di Yogyakarta terdiri dari alat transportasi yang

dapat mengangkut banyak orang seperti bus.Pada awalnya jumlah bus di

Yogyakarta sangat banyak, namun pada perkembangan selanjutnya bus sudah

menjadi alat transportasi bagi semua lapisan masyarakat. Akhirnya pemerintah

Yogyakarta mengeluarkan bus Trans Jogja yang akan mencukupi kebutuhan

masyarakat Yogyakarta akan adanya bus yang nyaman.

Adanya persaingan yang tepat dipasar, mendorong pemerintah

Yogyakarta untuk meletakan produknya pada posisi yang tepat di pasar atau

(17)

pada suatu bagian pasar tertentu agar merek tersebut dapat diterima lebih baik

dari pada merek yang bersaing (Herlambang, 2002)

Dalam rangka menciptakan kepuasan pelanggan, produk yang

ditawarkan pemerintah harus berkualitas. Kualitas mencerminkan semua

dimensi penawaran produk yang menghasilkan manfaat bagi pelanggan dan

sering digunakan untuk mengacu pada kualitas relative suatu produk dikaitkan

dengan harga produk bersangkutan (Chandra, 2002, Hal 6).

Bus Trans Jogja merupakan alat transportasi umum adalah komoditi

bagi pemerintah Yogyakarta untuk meraih keuntungan. Di Yogyakarta sangat

banyak bus yang mengalami perkembangan seiring dengan aktivitas di

wilayah Yogyakarta yang meningkat pula seperti banyak para mahasiswa yang

memilih berpergian menggunakan bus, atau keluarga yang hanya sekedar

jalan-jalan.

Perkembangan di wilayah Yogyakarta sangat tergantung pada

transportasi kota sehingga menimbulkan persaingan, baik dalam hal pelayanan

dapat mempengaruhi keputusan konsumen untuk melakukan pembelian baik

dalam memilih produk atau jasa, memilih jenis, penentuan saat pembelian.

Pemerintah tidak boleh terlalu keras mendesak produktifitas sehingga

mengurangi kualitas yang diinginkan, beberapa metode untuk meningkatkan

produktivitas akan meningkatkan kepuasan pelanggan dengan

menstandarsasikan kualitas (Kotler,1997, Hal 90).

Pemerintah mengembangkan kebijakan penetapan harga dan membuat

(18)

yang layak bagi konsumen dan menguntungkan bagi pemerintah (Kotler,

1997, Hal 125).

Berdasarkan pentingnya pemahaman atas sikap untuk mengetahui

perilaku maka penulis tertarik untuk mengangkat masalah ini sebagai topik

dalam skripsi dengan judul “Alasan Konsumen Memilih Bus Trans Jogja Sebagai Sarana Transportasi Kota Yogyakarta”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, penulis dapat

merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana karakteristik konsumen pengguna bus Trans Jogja?

2. Apa saja yang menjadi alasan untuk konsumen menggunakan Bus Trans

Jogja?

C. Batasan Masalah

Agar masalah tidak terlalu luas, maka dalam penelitian ini penulis

membatasi masalah pada beberapa hal:

1. Konsumen yang diteliti adalah konsumen yang menggunakan sarana Bus

Trans Jogja.

2. Pengujian ini terbatas pada alasan konsumen untuk menggunakan sarana

Bus Trans Jogja.

3. Responden dari penelitian ini adalah para penumpang yang berada di halte

(19)

4. Responden yang diteliti 100 responden.

D. Tujuan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini penulis mempunyai tujuan untuk:

1. Mengetahui karakteristik konsumen menggunakan sarana Bus Trans Jogja

2. Mengetahui alasan-alasan konsumen menggunakan Bus Trans Jogja.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan

Memberikan wawasan bagi perusahaan untuk meningkatkan pangsa pasar.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi kepustakaan dan

sebagai bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini dimaksudkan untuk menerapkan teori-teori yang telah

dipelajari ke dalam praktek sehingga dapat menambah wawasan dan

pengetahuan.

F. Sistematika Penulisan

1. BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan

(20)

2. BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan landasan teori yang berhubungan dengan masalah

penelitian dan konsep yang mendasari perumusan masalah.

3. BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang jenis penelitian, subyek dan obyek penelitian,

tempat dan waktu penelitian, variabel penelitian, jenis data, teknik

pengumpulan data, populasi dan sampel, teknik pengujian instrumen, dan

teknik analisis data.

4. BAB IV : GAMBARAN UMUM DINAS PERHUBUNGAN

Bab ini berisikan tentang sejarah berdirinya Dinas Perhubungan dan

sejarah munculnya bus Trans Jogja tersebut.

5. BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan tentang hasil penelitian disertai dengan analisis data

sesuai dengan tujuan penelitian.

6. BAB VI : KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

Bab ini berisikan kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan penelitian dan

saran bagi produsen sehubungan dengan permasalahan yang dibahas

penulis.

(21)

6 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pemasaran

Pada dasarnya pemasaran merupakan fungsi bisnis yang

mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen. Pemasaran tidak

sekedar fungsi bisnis yang terpisah dari yang lain, tetapi merupakan sebuah

falsafah yang menjadi pedoman seluruh perusahaan. Tujuan pemasaran adalah

menciptakan kepuasan konsumen dengan membangun hubungan timbal balik

yang menguntungkan.

Beberapa ahli mengemukakan pengertian pemasaran yang

berbeda-beda meskipun pada intinya sama. Perberbeda-bedaan ini disebabkan karena mereka

meninjau pemasaran dari segi yang berbeda-beda.

Menurut William J. Stanton ( 1985:7)

Pemasaran adalah sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan

barang-barang yang dapat memuaskan keinginan, baik keinginan para

konsumen saat ini maupun konsumen potensial.

Menurut Alex S. Nitisemito ( 1981:13 )

Pemasaran adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk memperluas arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen secara paling efisien dengan

(22)

Menurut Philip Kotler & Armstrong (2001:7)

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui

penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain

Menurut pandangan bisnis (Stanton, 1995), kegiatan yang terdapat

dalam pemasaran meliputi:

1. Mengetauhi apa yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen

2. Merencanakan dan mengembangkan sebuah barang dan jasa yang akan

memenuhi kegiatan pemasaran tersebut.

3. Memutuskan cara terbaik untuk menentukan harga, mempromosikan, dan

mendistribusikan barang dan jasa tersebut

Dari definisi tentang pemasaran di atas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa seluruh kegiatan pemasaran ditujukan untuk memuaskan kebutuhan dan

keinginan manusia melalui proses pertukaran.

B. Manajemen Pemasaran

Dalam pemasaran, perusahaan berusaha untuk memperoleh laba dari

kegiatan penjualan barang dan jasa yang diciptakan untuk memenuhi

keinginan konsumen. Agar target penjualan dapat tercapai, perusahaan harus

dapat memilih dan melaksanakan kegiatan pemasaran yang dapat membantu

(23)

dengan baik semua tugas yang ada dengan melakukan perencanaan dan

pengawasan pemasaran.

Pada pokoknya, manajemen itu terdiri atas perancangan dan

pelaksanaan rencana-rencana. Secara umum manajemen itu mempunyai tiga

tugas pokok, yaitu:

1. Mempersiapkan rencana atau strategi umum bagi perusahaan

2. Melaksanakan rencana tersebut

3. Mengadakan evaluasi, menganalisa dan mengawasi rencana tersebut

dalam operasinya.

Adapun definisi manajemen pemasaran menurut Philip Kotler adalah

sebagai berikut:.

Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi, dan distribusi gagasan, barang dan jasa

untuk menghasilkan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran perorangan

dan organisasi ( Philip Kotler, 1994 ).

Jadi, dalam fungsi manajemen tersebut termasuk penganalisaan,

perencanaan, pelaksanaan atau penerapan, serta pengawasannya. Tahap

perencanaan, merupakan tahap yang sangat menentukan terhadap

kelangsungan dan sukses organisasi. Proses perencanaan merupakan satu

proses yang selalu memandang ke depan atau kemungkinan-kemungkinan

yang akan dating termasuk disini adalah pengembangan program,

(24)

Untuk membuat suatu rencana, fungsi penganalisaan sangat penting

agar rencana yang dibuat dapat lebih matang dan tepat. Dari segi lain,

penerapan merupakan kegiatan untuk menjalankan rencana. Sedangkan fungsi

terakhir dari manajemen adalah pengawasan, yaitu fungsi mengendalikan

segala macam aktivitas agar tidak terjadi penyimpangan. Jadi, fungsi ini untuk

menghindari adanya penyimpangan, atau memperkecil penyimpangan yang

mungkin terjadi.

C. Konsep Pemasaran

Falsafah konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap

keinginan dan kebutuhan pembeli/konsumen. Seluruh kegiatan dalam

perusahaan yang menganut konsep pemasaran harus diarahkan untuk

memenuhi tujuan tersebut. Menurut Basu Swastha dan Irawan (1981:10)

mengatakan bahwa:

Konsep pemasaran sebagai sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan social

bagi kelangsungan hidup perusahaan.

Konsep pemasaran menurut Kotler (200:22) yaitu:

Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasional yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih

efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan

(25)

Penggunaan konsep pemasaran bagi sebuah perusahaan dapat

menunjang berhasilnya bisnis yang dilakukan. Sebagai falsafah bisnis, konsep

pemasaran tersebut disusun dengan memasukkan tiga elemen pokok, yakni

(Swastha dan Irawan, 1981:8):

1. Orientasi konsumen/pasar.pembeli

2. Volume penjualan yang menguntungkan

3. Koordinasi dan integrasi seluruh kegiatan pemasaran dalam

perusahaan.

Pada dasarnya, perusahaan yang ingin mempraktekan orientasi

konsumen ini harus:

a. Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan

dipenuhi. Perusahaan yang memproduksi mobil pada dasarnya

menghasilkan alat transport, sedangkan alat transport itu sendiri dapat

dibuat dalam berbagai macam model dan ukuran.

b. Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam penjualannya.

c. Menentukan produk dan program pemasarannya.

d. Mengadakan penelitian pada konsumen, untuk mengukur, menilai, dan

menafsirkan keinginan, sikap, serta tingkah laku mereka.

e. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah

menitikberatkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah, atau model

yang menarik.

Konsep pemasaran mempunyai perspektif dari luar- kedalam. Konsep

(26)

kebutuhan pelanggan, mengkoordinasikan semua aktivitas yang akan

mempengaruhi pelanggan, dan menghasilkan laba dengan memuaskan

pelanggan.

D. Industri Jasa 1. Pengertian Jasa

Jasa sering dipandang sebagai suatu fenomena yang rumit. Kata

“jasa” (service) itu sendiri memiliki banyak arti, mulai dari pelayanan

pribadi (personal service) sampai jasa sebagai suatu produk. Valarie A.

Zethaml dan Mary Jo Bitner (dalam Lupiyoadi dan Hamdani 2006 : 5)

memberikan batasan tentang jasa adalah sebagai berikut :

Service is all economic activities whose output is not physical product or

construction is generally consumed at that time is it produced, and

provides added value in forms (such as convenience, amusement, comfort

or health).

Jadi pada dasarnya jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang

hasilnya bukan berbentuk produk fisik atau kontruksi, yang umumnya

dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan serta memberikan nilai

tambah (misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan, atau kesehatan)

konsumen.

Tidak jauh berbeda dari definisi di atas, menurut Kotler (dalam

Lupiyoadi dan Hamdani 2006 : 6), jasa adalah setiap tindakan atau

(27)

pada dasarnya tidak berwujud atau tidak mengakibatkan kepemilikan

apapun. Produksi jasa bisa berkaitan dengan produk fisik atau sebaliknya.

Dari berbagai definisi di atas, tampak bahwa di dalam jasa selalu

ada aspek interaksi antara pihak konsumen dan pihak produsen (jasa),

meskipun pihak-pihak yang terlibat tidak selalu menyadari. Jasa bukan

suau barang melainkan suatu proses atau aktivitas yang tidak berwujud.

2. Klasifikasi Jasa

Griffin (dalam Lupiyoadi dan Hamdani, 2006 : 7),

mengklasifkasikan jasa sebagai berikut :

a. Berdasarkan Tingkat Kontak Konsumen

1) Sistem Kontak Tinggi (high contact system) : konsumen harus

menjadi bagian dari sistem untuk menerima jasa. Contoh: jasa

pendidikan, jasa rumah sakit, dan transportasi.

2) Sistem Kontak Rendah (low contact system) : konsumen tidak

harus menjadi bagian dari sistem untuk menerima jasa. Contoh:

jasa reparasi mobil dan jasa perbankan.

b. Berdasarkan Kesamaan Dengan Operasi Manufaktur

1) Jasa Murni (pure service) : jasa yang tergolong kontak tinggi, tanpa

persediaan, atau dengan kata lain sangat berbeda dengan

(28)

2) Jasa Semimanufaktur (quasimanufacturing service) : jasa yang

tergolong kontak rendah, memiliki kesamaan dengan manufaktur,

dan konsumen tidak harus menjadi bagian dari proses produksi

jasa. Contoh: jasa pengantaran, perbankan, asuransi, dan kantor pos

3) Jasa Campuran (mixed service) : kelompok jasa yang tergolong

kontak menengah (moderate contact), gabungan beberapa sifat jasa

murni murni dan jasa semifaktur. Contoh: jasa bengkel, dry

clening, ambulance, pemadam kebakaran, dan lain-lain.

c. Berdasarkan klasifikasi Organisasi Perdagangan Dunia (dalam

Lupiyoadi dan Hamdani 2006 : 7 ruang lingkup klasifikasi bisnis jasa

meliputi :

1) Jasa Bisnis

2) Jasa Komunikasi

3) Jasa Kontruksi dan Jasa Teknik

4) Jasa Distribusi

5) Jasa Pendidikan

6) Jasa Lingkungan Hidup

7) Jasa Keuangan

(29)

9) Jasa Kepariwisataan dan Jasa Perjalanan

10) Jasa Rekreasi, Budaya, dan Olahraga

11) Jasa Transportasi

Dalam bisnis jasa, kualitas pelayanan merupakan suatu hal yang

penting dan harus dikerjakan dengan baik, karena aplikasi kualitas sebagai

sifat dari penampilan produk atau kinerja merupakan bagian utama strategi

perusahaan dalam rangka meraih keunggulan yang berkesinambungan, baik

sebagai pemimpin pasar ataupun sebagai strategi untuk terus tumbuh.

3. Menurut Parasuraman dan kawan-kawan (dalam Fandy Tjiptono,2000:70)

ada 5 dimensi pokok yang menentukan kualitas jasa, kelima dimensi

tersebut adalah:

a. Tangibles (bukti langsung), yaitu bukti fisik dari jasa, meliputi fasilitas

dan kondisi fisik sekitar, perlemgkapan, pegawai dan sarana

komunikasi.

b. Reliability (dapat dipercaya), yaitu kemampuan memberikan pelayanan

yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan. Pelayanan

yang reliable merupakan harapan pelanggan dan berarti pelayanan

tersebut diselesaikan tepat waktu dengan cara yang sama dan tanpa

(30)

c. Responsiveness (daya tanggap), yaitu keinginan dan kesediaan para

staf/ pegawai untuk membantu para pelanggan dan memberikan

pelayanan dengan tanggap.

d. Assurance (jaminan), merupakan jaminan yang diberikan perusahaan

untuk konsumennya mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan

dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya,

resiko atau keragu-raguan.

e. Empathy (empati), yaitu kemampuan untuk peduli dan peka, meliputi

kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik,

perhatian pribadi dan memahami kebutuhan para pelanggan.

E. Perilaku Konsumen

Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, perilaku

konsumen itu berbeda-beda untuk produk dan pasar sasaran serta ragamnya

yang tidak terbatas, karena itu memasukkan semua kemungkinan untuk situasi

pasar tidak mungkin, tetapi prinsip yang umum tentang perilaku konsumen

dapat digunakan untuk lebih mengenal pasar sasaran .

Menurut Swastha dan Handoko (1997:10) perilaku konsumen adalah

kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan

dan menggunakan barang dan jasa, termasuk di dalamnya proses pengambian

keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.

Sedangkan menurut Amirullah ( 2002 : 3), perilaku konsumen didefinisikan

(31)

dipengaruhi oleh faktor kejiwaan (psikologis) dan faktor luar lainnya

(eksternal) yang mengarahkan mereka untuk memilih dan mempergunakan

barang-barang yang diinginkannya

Dari definisi tersebut mengandung dua elemen penting dalam perilaku

konsumen yaitu proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik yang

semuanya melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan menggunaan

barang dan jasa secara ekonomis.

American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen

sebagai interaksi dinamis antar pengaruh dan kognisi, prilaku dan kejadian

disekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup

mereka. Menurut Peter dan Olson (1999 : 6), ada 3 ide penting dari definisi

tersebut yaitu:

1. Perilaku konsumen adalah dinamis. Ini berarti bahwa seorang konsumen,

kelompok konsumen, serta masyarakat luas selalu berubah dan bergerak

sepanjang waktu.

2. Melibatkan interaksi antara pengaruh dan kognisi. Ini berarti bahwa untuk

memahami konsumen dan pengembangan strategi pemasaran yang tepat,

kita harus memahami apa yang mereka pikirkan (kognisi) dan mereka

rasakan (pengaruh), apa yang mereka lakukan (perilaku), dan apa serta

dimana (kejadian di sekitar) yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh

(32)

3. Melibatkan pertukaran. Hal ini membuat definisi perilaku konsumen tetap

konsisten dengan definisi pemasaran yang sejauh ini juga menekankan

pertukaran.

Dengan mempelajari perilaku konsumen, perusahaan akan mengetahui

kesempatan baru yang berasal dari belum terpenuhinya kebutuhan dan

kemudian mengidentifikasinya untuk mengadakan segmentasi pasar.

F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Menurut Kotler dan Susanto (2000:223) faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku konsumen antara lain adalah sebagai berikut:

1. Faktor Budaya

Faktor budaya mempunyai pengaruh paling meluas dan mendalam

terhadap perilaku konsumen.

a. Kultur (kebudayaan)

Kebudayaan adalah determinan paling fundamental dari keinginan dan

perilaku seseorang. Nilai-nilai kebutuhan dan kepercayaan biasanya

relatif stabil sepanjang masa tapi bisa berubah dari satu generasi ke

generasi berikutnya sehubungan dengan perubahan-perubahan yang

terjadi dalam masyarakat.

b. Sub Kultur

Setiap kultur terdiri dari sub kultur yang lebih kecil yang memberikan

identifikasi dan sosialisasi anggotanya yang lebih spesifik. Sub kultur

(33)

Banyak sub kultur yang membentuk segmen pasar yang penting

dimana para pemasar sering merancang produk dan program

pemasaran yang khusus dibuat untuk kebutuhan mereka.

c. Kelas Sosial

Setiap masyarakat memiliki pengelompokan status terutama terutama

berdasarkan kesamaaan dalam pendapatan, pendidikan dan pekerjaan.

Dari kesamaan-kesamaan inilah muncul sikap sosial yang mencirikan

kelas tertentu.

2. Faktor Sosial

Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti

kelompok acuan, keluarga, peran dan status sosial.

a. Kelompok Acuan

Banyak kelompok yang mempengaruhi perilaku seseorang. Kelompok

acuan seseorang terdiri dari kelompok yang berpengaruh langsung atau

tidak langsung terhadap perilaku seseorang. Orang-orang juga

berpengaruh oleh kelompok-kelompok dimana mereka bukan

anggotanya. Kelompok yang seseorang ingin masuk disebut kelompok

aspirasional. Para pemasar berusaha untuk mengidentifikasikan

kelompok acuan dari pelanggan sasaran mereka.

b. Keluarga

Anggota keluarga merupakan kelompok primer yang paling

(34)

Pengaruh yang lebih langsung terhadap perilaku pembelian sehari-hari

adalah keluarga prokreasi yaitu pasangan dan anak-anak.

c. Peran dan Status

Seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya.

Posisi orang dalam setiap kelompok dapat didefinisikan dalam isilah

peran dan status. Setiap peran membawa suatu status.

3. Faktor Pribadi

a. Usia dan tahap siklus hidup, ini akan menentukan selera seseorang

terhadap produk/ jasa

b. Pekerjaan, hal ini akan mempengaruhi pola konsumsi seseorang

c. Keadaan ekonomi, yaitu terdiri dari pendapatan yang dapat

dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan

hartanya, kemampuan untuk meminjam.

d. Gaya hidup yaitu pola hidup yang di ekspresikan oleh kegiatan, minat,

dan pendapatan seseorang. Gaya hidup ini menggambarkan seseorang

secara keseluruhan yang berinteraksi dengan lingkungan disamping itu

juga dapat mencerminkan sesuatu di balik kelas sosial seseorang,

misalnya kepribadian.

e. Kepribadian dan konsep pribadi, kepribadian ini adalah karakteristik

psikologis yang berbeda dari setiap orang yang memandang responnya

terhadap lingkungan yang relatif konsisten.

4. Faktor Psikologis

(35)

Suatu motif (dorongan) adalah suatu kebutuhan yang cukup untuk

mendorong seseorang untuk bertindak.

b. Persepsi

Persepsi tidak hanya tergantung pada stimuli fisik tapi juga pada

stimuli yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan

individu tersebut.

c. Pengetahuan

Teori pengetahuan mengajarkan pemasar bahwa mereka dapat

menciptakan permintaan akan suatu produk menghubungkannya

dengan dorongannya yang kuat, menggunakan petunjuk yang

memotivasinya dan memberikan pengetahuan yang positif.

d. Kepercayaan dan sikap pendirian

Melalui bertindak dan belaja, orang-orang memperoleh kepercayaan

dan pendirian yang kemudian mempengaruhi perilaku pembelian

mereka.

G. Proses Pengambilan Keputusan Konsumen

Menurut Kotler dan Armstrong (2001: 222), proses keputusan

pembelian terdiri dari lima tahap, yaitu :

1. Tahap pengenalan kebutuhan

Tahap proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen

(36)

2. Tahap pencarian informasi

Tahap proses pengambilan keputusan dimana konsumen telah tertarik

untuk mencari lebih lanjut informasi. Dalam tahap ini, konsumen hanya

mungkin meningkatkan perhatian atau mungkin aktif mencari informasi.

3. Tahap evaluasi berbagai alternatif

Tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen

menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek-merek alternative

dalam satu susunan pilihan.

4. Tahap keputusan pembelian

Tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen

benar-benar membeli produk.

5. Tahap Perilaku Pasca Pembelian

Dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen

mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan kepuasan

atau ketidakpuasan yang mereka rasakan.

H. Definisi Jasa Pelayanan

Olsen & Wyckoff, 1978 (dalam Zulian Yamit, 2000:22)

mendefinisikan jasa pelayanan sebagai sekelompok manfaat yang berdaya

guna baik secara eksplisit maupun implicit atas kemudahan untuk

mendapatkan barang maupun jasa pelayanan.

Collier, 1978 (dalam Zulian Yamit:22): memiliki pandangan lain dari

(37)

pelayanan, kualitas dan level atas tingkat kualitas pelayanan terbaik pada

pelanggan (excellent) dan tingkat kualitas pelayanan merupakan cara terbaik

yang konsisten untuk dapat mempertemukan harapan kosnumen dan system

kinerja pelayanan.

I. Alasan Konsumen

Alasan adalah sesuatu yang mendorong orang untuk melakukan

kegiatan. Alasan membeli produk sangat membantu konsumen untuk

mengambil keputusan akan membeli produk tersebut atau tidak

(Rangkuti,2002:44).

Berdasarkan hasil Survei pendahuluan dapat ditentukan bahwa alasan

konsumen menggunakan Bus Trans Jogja Adalah:

1. Harga

Harga adalah sejumlah uang yang dibayarkan atas barang dan jasa

atau jumlah nilai yang ditukarkan oleh konsumen dalam rangka

mendapatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan barang atau jasa

(Kotler dan Armstrong,2003:430).Komponen dari harga adalah:

a. Harga yang terjangkau

2. Kualitas Jasa

Tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat

keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Komponen

dari kualitas jasa:

(38)

b. Sistem pembayaran mudah

c. Adanya layanan konsumen

3. Promosi

Promosi mencakup berbagai teknik yang digunakan untuk

berkomunikasi dengan para calon konsumen dan calon potensial

konsumen. Komponen dari promosi antara lain, yaitu:

a. Publikasi di radio-radio

b. Tarif Promosi

4. Kelompok Referensi

Kelompok yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung

terhadap perilaku seseorang.Komponen-komponen dari kelompok

referensi adalah:

a. Keluarga/ Teman/ Rekan kerja

5. Kenyamanan

Kenyamanan adalah sesuatu yang kita ciptakan sendiri, atas sesuatu

kejadian yang kita alami, atas sesuatu hal yang kita pikirikan, dan atas

semua masalah yang kita temui.Komponen-komponen dari kenyamanan

antara lain, yaitu:

a. Fisik bus yang baru

b. Sistem antrian yang tertib

c. Keamanan terjamin

d. Tersedianya halte

(39)

J. Biaya

Biaya transportasi (price) merupakan faktor penting yang harus

dipertimbangkan oleh Dinas Perhubungan dan Pemerintah Kota. Menurut

Soegoto (2008 : 124) biaya transportasi merupakan bentuk materil yang harus

dikeluarkan oleh calon penumpang untuk memperoleh pelayanan jasa

transportasi Bus Trans Jogja. Biaya produk jasa transportasi adalah dasar

penetapan biaya transportasi. Sedangkan penetapan biaya transportasi perlu

melihat pada aspek kemampuan atau daya beli di kalangan masyarakat

disamping nilai produk jasa transpotasi yang tawarkan. Ada konsumen yang

membeli produk jasa transportasi karena biaya transportasi murah, namun ada

konsumen yang mengutamakan kualitas yang ada pada produk jasa

transportasi tersebut.

K. Lokasi

Jasa tidak dipasarkan melalui saluran distribusi tradisional seperti

halnya barang fisik, akan tetapi dalam jasa ada dua kemungkinan : pertama,

pelanggan mendatangi lokasi fasilitas jasa (misalnya penumpang datang ke

Shelter atau halte). Kemungkinan kedua adalah penyedia jasa yang

mendatangi pelanggan (misalnya mobil pemadam kebakaran dikirim untuk

menangani dan memadamkan api di lokasi kebakaran. Lokasi fasilitas

seringkali menentukan kesuksesan suatu jasa, karena suatu lokasi erat

kaitannya dengan pasar potensial suatu perusahaan. Misalnya Pom bensin

(40)

padat kendaraan, karena Pom Bensin bertujuan untuk melayani masyarakat

umum secara luas. Sedangkan Warung makan bisa berlokasi dimana saja,

bahkan di daerah yang jarang penduduknya sekalipun.

Lokasi fasilitas berpengaruh secara nyata terhadap pilihan konsumen.

Pada umumnya konsumen menyukai tempat yang mudah dicapai oleh

kendaraan umum untuk memberikan kemudahan serta letaknya yang strategis.

Menurut Kotler & Armstrong (1999:353) lokasi merupakan tempat pemasaran

yang melibatkan aktivitas untuk menciptakan, memelihara atau mengubah

sikap dan prilaku terhadap tempat tertentu.

Menurut Tjiptono (2004 : 42) pemilihan tempat atau lokasi

memerlukan pertimbangan yang cermat terhadap beberapa faktor berikut :

1. Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah dijangkau sarana

transportasi umum.

2. Visibilitas, misalnya lokasi yang mudah dilihat dengan jelas dari tepi

jalan.

3. Lalu lintas (traffic), dimana ada dua hal yang perlu dipertimbangkan,

yaitu:

a. Banyaknya orang yang lalu lalang bisa memberikan peluang besar

terjadinya impulse buying.

b. Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa pula menjadi hambatan,

misalnya pelayanan kepolisian, pemadam kebakaran, atau ambulans.

(41)

5. Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang begitu luas untuk perluasa usaha

dikemudian hari.

6. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan.

Misalnya warung makan yang berdekatan dengan daerah kost. Asrama

mahasiswa, atau perkantoran.

7. Persaingan, yaitu lokasi pesaing. Misalnya dalam menentukan lokasi

wartel (warung telekomunikasi), perlu pertimbangan apakah dijalan atau

daerah yang sama banyak pula terdapat wartel lainnya.

8. Peraturan pemerintah, misalnya ketentuan yang melarang tempat reparasi

(bengkel) kendaraan bermotor berdekatan dengan pemukiman penduduk.

L. Promosi

Promosi merupakan salah satu variabel dari bauran pemasaran yang

sangat penting dalam kaitannya dengan pemasaran produk. Menurut Swastha

dan Irawan (1997: 349) promosi merupakan arus informasi atau pesan satu

arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada

tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Sedangkan menurut

Angipora (2002 : 28) promosi merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan

perusahaan dengan tujuan utama untuk menginformasikan, membujuk,

mempengaruhi dan mengingatkan konsumen agar membeli produk yang

dihasilkan. Pada perusahaan jasa, promosi perlu dilakukan guna memberikan

informasi pada masyarakat luas mengenai produk kelebihannya. Adapun

(42)

massa cetak maupun elektronik, publikasi, brosur pameran dan lain-lain.

Sedangkan kegiatan promosi dapat dilakukan dengan cara periklanan,

personal selling,promosi penjualan dan publisitas.

Lembaga pendidikan juga membutuhkan komunikasi yang efektif

dengan pasar sasaran yang biasanya dilakukan melalui kegiatan publik

relation (humas). Mereka harus menginformasikan kepada konsumen tentang

tujuan, aktivitas, dan menawarkan untuk memotivasi mereka agar tertarik

dengan programnya. Setiap lembaga pendidikan harus secara teratur

mengomunikasikan diri melalui programnya, mahasiswa, alumni, kampus dan

program komunikasi formal lainnya. Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2006 :

159) tujuan komunikasi dalam lembaga pendidikan adalah:

M. Kelompok Acuan

Menurut Kotler dan Armstrong (2003: 205) kelompok acuan berfungsi

sebagai titik pembanding atau acuan secara langsung maupun tidak langsung

dalam pembentukan sikap dan prilaku seseorang. Seseorang sering kali

dipengaruhi kelompok acuan meskipun dia bukan bagian dari kelompok

tersebut. Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok acuan calon konsumen

mereka. kelompok acuan memberikan ilham pada seseorang mengenai

perilaku dan gaya hidup baru, mempengaruhi sikap dan konsep diri konsumen,

dan menciptakan tekanan yang harus ditaati yang mungkin mempengaruhi

pilihan seseorang akan produk dan merek. Arti penting pengaruh kelompok

berbeda-beda diantara produk dan merek. Pengaruh cenderung sangat kuat

(43)

Menurut Assael (dalam Gunawan, 2004) menemukan bahwa pembuatan

keputusan bersama/kelompok lebih memungkinkan dalam situasi berikut ini:

1. Ketika tingkat resiko yang dirasakan dalam pembelian tinggi.

2. Ketika keputusan pembelian penting untuk keluarga.

3. Ketika sedikit ada tekanan waktu (tersedia cukup waktu).

4. Untuk kelompok demografi tertentu.

N. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah,

kerena sifatnya masih sementara maka perlu dibuktikan kebenarannya melalui

data empiris yang terkumpul. Berdasarkan pokok permasalahan yang ada

dalam penelitian maka penulis mengajukan hipotesis yang merupakan

anggapan sementara sebagai pedoman mempermudah jalannya penelitian.

Adapun hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :

Dari rumusan masalah, rumusan masalah pertama tidak dihipotesiskan

karena hanya untuk mengetauhi karakteristik konsumen. Sedangkan hipotesis

masalah kedua adalah harga, jadwal, system pembayaran, pengaduan

konsumen, publikasi, tariff promosi, kelompok acuan, fisik bus, system

antrian, keamanan, lokasi halte, fasilitas menjadi alasan konsumen

(44)

29 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian survey. Dalam penelitian survey

informasi dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Umumnya

pengertian survey dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari

sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi. Ini berbeda dengan

sensus yang informasinya dikumpulkan dari seluruh populasi.

Penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu

populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang

pokok (Singarimbun, Masri dan effendi, Sofyan, 1989:3).

Pada umumnya yang merupakan unit analisa dalam penelitian survey

adalah individu tetapi tidak terturup kemungkinan bahvva unit analisanya

adalah beberapa individu sekaligus.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian dilakukan di Halte Bus Trans Jogja

(45)

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah calon penumpang Bus Trans

Jogja di Kota Yogyakarta.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah alasan konsumen

menggunakan Bus Trans Jogja.

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Angket atau Kuesioner

Angket atau kuesioner merupakan metode pengumpulan data

dengan mengajukan pernyatan-pernyatan secara tertulis kepada subyek

penelitian dengan maksud untuk memperoleh data tentang alasan-alasan

yang mempengaruhi keputusan kosnumen menggunakan Bus Trans Jogja

sebagai alat transportasi. Dalam penyusunan kuesioner penulis

menggunakan skala Guttman.Skala ini terdiri dari dua kategori jawaban

yaitu ya dan tidak. Bobot nilai yang diberikan untuk setiap jawaban

pernyataan:

Jawaban Ya mendapat nilai 1

Jawaban Tidak mendapat nilai 0.

2. Observasi

Mengadakan pengamatan dan pencatatan langsung pada pada

(46)

manfaat penelitian ini sebagai penunjang sebagai objek yang akan diteliti

sehingga dapat melengkapi hasil wawancara.

E. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini yaitu alasan konsumen menggunakan Bus

Trans Jogja yang dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

konsumen. Variabel tersebut antara lain:

1. Harga

Harga adalah sejumlah uang yang dibayarkan oleh konsumen

dalam mendapatkan manfaat atau menggunakan barang atau jasa (Kotler

dan Armstrong,2003:430).Komponen dari harga adalah harganya yang

terjangkau, yang kemudian disebut harga.

2. Kualitas Jasa

Tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat

keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan.

Komponen-komponen dari kualitas jasa, antara lain yaitu:

a. Ketepatan waktu jadwal datang dan tiba

b. Sistem pembayaran yang mudah

c. Adanya layanan konsumen

3. Promosi

Promosi (komunikasi pemasaran) mencakup berbagai teknik yang

digunakan untuk berkomunikasi dengan para calon konsumen dan calon

(47)

tarif promosi dan publisitas karena disesuaikan dengan produk yang

diteliti.

4. Kelompok Referensi

Kelompok yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung

terhadap perilaku seseorang.Komponen-komponen dari kelompok

referensi adalah keluarga/ teman/ Rekan kerja.

5. Kenyamanan

Kenyamanan adalah sesuatu yang kita ciptakan sendiri, atas

sesuatu kejadian yang kita alami, atas sesuatu hal yang kita

pikirkan,danatas semua masalah yang kita temui.Komponen-komponen

dari kenyamanan antara lain, yaitu:

a. Fisik bus yang baru

b. Sistem antrian yang tertib

c. Keamanan terjamin

d. Tersedianya halte

e. Tersedianya fasilitas ( Ac, pengharum Bus)

F. Jenis dan Sumber Data 1. Data Primer

Data primer yaitu data yang didapat dari sumber pertama misalnya dari

individu/perorangan seperti hasil wawancara, pengisian kuesioner, atau

(48)

penelitian ini seperti hasil dari wawancara, kuesioner, dan observasi yang

berkaitan dengan alasan konsumen menggunakan bus Trans Jogja.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang dikumpulkan oleh pihak lain

(Boedijoewono, 2001 : 12). Data sekunder dari penelitian ini adalah

bersumber dari koran, majalah.

G. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono,2007:61).Populasi dalam penelitian ini adalah

Masyarakat Yogyakarta yang memilih Bus Trans Jogja.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi ( Sugiyono, 2007:62). Sampel dalam penelitian ini adalah

masyarakat yang berada di Halte Bus Trans Jogja yang pernah

menggunakan Bus Trans Jogja sebanyak 100 responden. Yang diperoleh

dari rumus Slovin (1960) dan dikutip dari Sevilla (1994), yaitu:

n= 2

(49)

di mana:

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi

e = persen kelongaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

sampel yang masih bisa ditolerir atau diinginkan, misal 10%.

3. Sampling

Menurut Nawawi (dalam Utari BR, 2005 : 15) sampling atau

teknik pengambilan sampel adalah cara untuk menentukan sampel yang

jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data

sebenarnya dengan memperhatikan sifat dan penyebaran populasi agar

diperoleh sampel yang representatif atau benar-benar mewakili populasi.

Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah

Accidental Sampling. Accidental sampling adalah teknik penentuan sampel

berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu

dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,bila dipandang orang

yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono,2001:77)

I. Teknik Pengujian Instrumen

Teknik pengujian instrumen dapat dilakukan dengan melakukan

pengujian validitas dan reliabilitas.

1. Uji Validitas

Uji Validitas yaitu keadaan yang menggambarkan tingkat

(50)

(Arikunto, 2000:219). Pengukuran ini menggunakan rumus Cronbach

alpha, yaitu :

Rumus ini dapat ditulis sebagai berikut:

⎟⎟

r = reliabilitas instrumen

k = banyak butir pertanyaan

2

Dengan taraf signifikan (α)= 0,05, apabila rhitung ≥rtabel maka kuesioner

sebagai alat ukur dikatakan valid atau sahih.

2. Uji Realibilitas

Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu

alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama (Umar, 2003: 86).

Teknik yang digunakan dalam pengukuran reliabilitas tersebut adalah

teknik Cronbach’s alpha yaitu dengan menggunakan koefisien alpha

(α). Rumus ini dapat ditulis sebagai berikut:

(51)

k = banyak butir pertanyaan

Dengan taraf signifikan (α)= 0,05, apabila rhitung ≥rtabel maka kuesioner

sebagai alat ukur dikatakan valid atau sahih.

Tujuan dari pengujian reliabilitas ini adalah untuk menguji

apakah kuesioner yang dibagikan kepada responden benar-benar dapat

diandalkan sebagai alat pengukur. Pengujian ini hanya dilakukan pada

butir-butir pertanyaan yang sudah diuji validitasnya dan telah

dinyatakan sebagai butir yang valid. Untuk mengetahui tingkat

reliabilitas item digunakan rumus Cronbach alpha, dimana rumus ini

dipergunakan untuk menguji reliabilitas berdasarkan atas uraian atau

angket atau kuesioner.

J. Teknik Analisis Data 1. Analisis Persentase

Metode analisis ini digunakan untuk menganalisis data karakteristik

responden yang diperoleh, yaitu berdasarkan jenis kelamin,usia, pekerjaan,

tujuan, uang saku atau pendapatan. Metode yang digunakan adalah dengan

mempersentasekan jawaban responden atas pertanyaan yang diajukan pada

kuesioner Bagian I, yaitu mengenai data pribadi konsumen (Dajan, 2000:

(52)

Rumus perhitungan analisis persentase adalah sebagai berikut:

2. Analisis Cochran Q - Test

Analisis data ini digunakan untuk mengetauhi alasan-alasan

konsumen untuk memilih bus Trans Jogja. Rumus Cochran Q-Test adalah:

Q=

(

)

{

(

)

}

n = Jumlah responden atau pengamatan

Cj = Total respon pada j variable ( kolom)

Ri =Total respon pada i pengamatan ( baris )

Dengan data yang ada, selanjutnya dilakukan perhitungan statistic

menggunakan rumus Cochran Q- Test. Bunyi Ho dan Ha sebagai berikut:

Ho: Alasan konsumen menggunakan bus Trans Jogja

(53)

Dari alasan- alasan yang ada diuji dengan menggunakan Cochran

Q-Test secara bertahap. Langkah awal dengan menguji semua variabel X

yang ada. Apabila hasil menolak Ho maka langkah selanjutnya adalah

menghilangkan Cj dengan jumlah terkecil, kemudian variabel tersebut

diuji kembali. Langkah ini diulang kembali apabila hasil masih menolak

Ho. Langkah tersebut harus terus dilakukan hingga hasil perhitungan

menerima Ho dan dapatdisimpulkan X1- X12 menunjukan bahwa alasan

(54)

39 BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum PT Jogja Tugu Trans 1. Latar Belakang PT Jogja Tugu Trans

Kota Yogyakarta yang juga disebut sebagai “Kota Budaya: dan

“Kota Pelajar” merupakan kota yang memiliki tingkat mobilitas penduduk

yang tinggi, memerlukan adanya sarana transportasi yang handal, aman,

nyaman dengan jadwal yang pasti dan mampu mendukung perkembangan

kota, sehingga dapat memuaskan pengguna jasa transportasi dan mampu

mendukung perkembangan kota, sehingga dapat memuaskan pengguna

jasa transpotasi dan mampu mengurangi kesemrawutan dalam berlalu

lintas serta ramah lingkungan. Oleh karena itu, Pemerintah Propinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta berkaitan dengan kondisi perkembangan

Kota Yogyakarta dengan Peraturan Daerah No. 10 Tahun 2001 tentang

Penyelenggaraan Angkutan Orang di jalan dengan kendaraan umum

bermaksud untuk memperbaiki system angkutan perkotaan di DIY melalui

peningkatan pelayanan angkutan orang di jalan dengan kendaraan umum

dengan system pembelian pelayanan ( Bus The Service).

Dalam program ini, pemerintah Propinsi DIY bekerja sama dengan

PT Jogja Tugu Trans, adalah sebuah PT (Perseroan Terbatas) yang

merupakan wadah konsorsium dari 4 (empat) koperasi dan 1 (satu) BUMN

(55)

DAMRI, yang memiliki trayek serta pengalaman dalam mengoperasikan

sarana angkutan di Propinsi DIY yang diharapkan oleh pemerintah untuk

menjadi operator dalam program “Buy The Service” secara professional.

PT Jogja Tugu Trans dalam pengelolaan system transportasi “Buy The

Service” berkedudukan selaku penjual layanan yang diharapkan dapat

memperbaiki dan meningkatkan system pelayanan transportasi perkotaan

DIY. Selain itu, ada tujuan-tujuan yang ingin dicapai dengan adanya

system ini seperti:

a. Mengurangi kemacetan lalu lintas di wilayah DIY

b. Meningkatkan keamanan, kenyamanan dan ketepatan waktu dalam

menggunakan fasilitas transportasi dengan system “Buy The Service”.

c. Memberikan fasilitas pelayanan transportasi yang murah dan

terjangkau kepada masyarakat.

d. Mengubah paradigm masyarakat terhadap angkutan umum.

e. Mengurangi pemakaian kendaraan pribadi.

f. Mengurangi konsumsi BBM.

g. Mengurangi beban parker di dalam kota.

h. Mengurangi polusi udara dan suara.

i. Mengurangi social cost masyarakat.

2. Prinsip Sistem Buy The Service:

(56)

b. Operator dibayar berdasarkan kilometer layanan, bukan jumlah

penumpang.

c. Operator / pengemudi / Kru hanya berkosentrasi pada pelayanan prima

kepada masyarakat.

d. Adanya standar pelayanan tertentu yang harus dipenuhi.

e. Berbasis public service, bukan profit.

f. Mekanisme subsidi kepada masyarakat dapat berjalan baik.

3. Data Umum PT Jogja Tugu Trans:

Nama : PT Jogja Tugu Trans

Wilayah Kerja : Daerah Istimewa Yogyakarta

Akta Pendirian : No. 12 Tanggal 22 Juni 2007

Bidang Usaha : Usaha Jasa Transportasi

Bidang Hukum : SK. Pengesahan Perseroan Terbatas “PT” Menteri

Kehakiman NO. W22-0129 HT.01.01-Th 2007 Tanggal 6 Agustus

2007

No. HO : 0788-0169.MG/2007

6842/12

No. SIUP : 0006/MG/2007

7363/16

No. TDP : 120516001371

7641/33

(57)

4. Visi dan Misi PT Jogja Tugu Trans

a. Visi : Menjadi perusahaan transportasi yang terkemuka

b. Misi :

1) Melayani masyarakat dalam bidang transportasi dengan

sepenuh hati.

2) Memenuhi kebutuhan masyarakat akan alat transportasi

yang aman, nyaman, tepat waktu, dan terjangkau oleh

masyarakat.

3) Mendukung pelaksanaan reformasi transportasi

angkutan umum di DIY.

4) Menyediakan layanan transportasi yang dapat

diandalkan dan memenuhi standar pelayanan minimal.

5. Pelayanan PT Jogja Tugu Trans

a. Lokasi Perusahaan

PT Jogja Tugu Trans, sesuai dengan Akta Pendiriannya Nomer : 12

tanggal 22 Juni 2007 oleh Notaris Muhammad Haryanto, SH,

beralamat di jalan Bintaran Tengah NO. 5 Yogyakarta. Namun karena

perkembangan operasional, PT Jogja Tugu Trans sekarang

berkedudukan di Jalan Raya Jogja – Wonosari Km. 4,5 No.24 B

(58)

b. Operasional

PT Jogja Tugu Trans mengoperasikan 54 unit bus dengan

ketentuan 48 unit bus yang efektif beroperasional pada 6 (enam) jalur

yang ada yaitu Jalur IA, IB, IIA, IIB, IIIA, dan IIIB. Serta 6 (enam)

unit bus lainnya digunakan sebagai cadangan. Pero;ehan 54 unit bus

ini, 20 unit bus merupakan bantuan dari Pemerintah Daerah

Yogyakarta dan 34 unit bus merupakan tanggung jawab dari PT Jogja

Tugu Trans. Sehingga masing-masing jalur ada 8 (delapan) bus.

Melihat dari evaluasi selama ini, sering terjadi penambahan bus

dikarenakan lonjakan penumpang, sehingga bus yang ada tidak dapat

menampung, khususnya untuk jalur Ia dan IB. Untuk itu, mulai tanggal

24 September 2008 PT Jogja Tugu Trans telah menambah

masing-masing 1 (satu) unit bus pada jalur IA dan IB sehingga khusus jalur

tersebut masing masing ada 9 (Sembilan) unit bus.

c. Sumber Daya Manusia (MSDM)

Dalam perekutan SDM, PT Jogja Tugu Trans memberikan

kesempatan kerja kepada tenaga kerka yang memiliki kemampuan dan

profesionalisme, namun juga tidak menganggurkan orang-orang yang

sudah lama bekerja dan berkecimpung di dunia transportasi di DIY

sepanjang yang bersangkutan dapat memenuhi persyaratan yang

(59)

memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, PT Jogja Tugu

Trans juga memberikan pembekalan dan pelatihan, seperti:

1) Mengadakan pendidikan dan kepelatihan terhadap Pramudi pada

tanggal 4-6 Desember 2007 selama 3 (tiga) hari di BLPT Jalan

Kuai Mojo No. 70 Yogyakarta bekerja sama dengan Dinas

perhubungan Propinsi DIY.

2) Melakukan Pembinaan Fisik dan Kerohanian di Mandala Krida.

3) Melakukan Test Drive untuk menilai kemampuan Pramudi di

Mandala krida dan di beberapa shelter.

4) Melakukan Test Drive untuk menilai kemampuan armada ke

daerah Patuk, Wonosari.

5) Melakukan pendidikan teknik selama 3 (tiga) hari di PT Jogja

Tugu Trans.

6) Mengadakan pembekalan dan pelatihan bagi teknisi dengan

mendatangkan tenaga ahli seperti dari THERMO KING (PT Irama

Sejuk Sentosa), karoseri Laksana, Karoseri Tri Sakti, PT Korindo

Motors (Hyundai Bus) dan Mitsubishi Bus.

7) Beberapa kali melakukan pelatihan terhadap pramugara dan

pramugari untuk memberikan pelayanan yang professional kepada

masyarakat.

8) Serta, menngadakan pembekalan Akhir untuk seluruh karyawan PT

Jogja Tugu Trans pada tanggal 29 Januari 2008 di Jogja Expo

(60)

6. Aspek Teknis

PT Jogja Tugu Trans juga telah mempersiapkan armada dan tenaga

teknisi yang handal untuk menunjang kelancaran operasional Bus Trans

Jogja. Spesifikasi armada bus yang ditetapkan oleh Dinas Perhubungan

Propinsi DIY adalah:

Kendaraan : Bus Sedang

Merek/ Tipe Body : Standar Umum Karoseri

Kapasitas Bus : 22 penumpang duduk, 20 penumpang berdiri, 1

pengemudi

Model : Bus Pariwisata ( dilengkapi AC)

Warna : Hijau Metalik khas Kota Jogja, dengan ditambah

Logo/ ikon Jogja

Dimensi Teknis : Panjang : 7,5 m

Lebar : 2,2 m

Kapasitas : 22 penumpang duduk, 20 berdiri

Tinggi : 2,7 m

Chassis : Konstruksi Chasis dirancang untuk Bus

Sistem kemudi : Power Steering

Mesin : Motor Diesel – 4 silinder sejajar

Daya maksimum : 136 HP-3907 cc

Pintu : Pintu utama kiri dengan sliding electronic, pintu

darurat terletak disebelah kanan tengah, dan pintu sopir yang diletakan di

(61)

Perlengkapan : Pemadam api, P3K, palu pemecah kaca, audio

Untuk itu, berdasarkan kajian dan penilaian terhadap sejumlah merk

armada bus, PT Jogja Tugu Trans menilai armada bus dengan merk

Hyundai sanggup merealisasikan program ini dengan mengandeng

Karoseri Laksana dan tri sakti, serta AC merk Thermo King.

Selain dari latar belakang pendidikan dan pengalaman tenaga teknik, PT

Jogja Tugu Trans juga mengadakan pembekalan dan pelatihan bagi teknisi

dengan mendatangkan tenaga ahli yang mampu memberikan solusi yang

tepat dalam menyelesaikan permasalahan pada armada bus untuk

kelancaran proses operasional Bus Trans Jogja.

7. Rute Trayek Bus Trans Jogja

IA : Pool PT Tugu Trans - Terminal Prambanan – Kalasan – Bandara

Adisucipto – Maguwoharjo – Flyover Janti – UIN Kalijaga –

Demangan – Gramedia – Tugu – Stasiun Tugu – Malioboro – Kantor

Pos – Gondomanan – Pasar Sentul – SGM – Gembira Loka – Babadan

Gedong Kuning – JEC – Blok O – Flyover Janti – Maguwoharjo –

Bandara Adisucipto – Kalasan – Terminal Prambanan.

IB : Pool PT Tugu Trans - Terminal Prambanan – Kalasan – Bandara

Adisucipto – Maguwoharjo – Flyover janti (lewat bawah) – Blok O –

JEC – babadan Gedong Kuning – Gembira loka – SGM – pasar sentul

– Gondomanan – kantor Pos – RS. PKU muhamadiyah – pasar

(62)

Bundaran UGM – Colombo – UIN kalijaga – Janti – Maguwoharjo –

Bandara Adisucipto – Kalasan – Terminal Prambanan.

IIA : Pool PT Tugu Trans - Terminal Jombor – monjali – Stasiun Tugu –

malioboro – Kantor Pos – Gondomanan – Jokteng Wetan – Tungkak –

Gambiran – Basen – Rejowinangun – babadan Gedong Kuning –

Gembira Loka – SGM – Cendana – mandala krida – Gayam – Flyover

Lempuyangan – kridosono – UKDW – Galeria – Gramedia –

Bundaran UGM – Colombo – Terminal Condong Catur – Kentungan –

Monjali – Terminal Jombor.

IIB : Pool PT Tugu Trans - Terminal Jombor – Monjali – Kentungan –

terminal Condong Catur – Colombo – Bundaran UGM – Gramedia –

Kridosono – UKDW – Flyover Lempuyangan – Gayam – Mandala

Krida – Cendana – SGM – Gembira Loka – Babadan Gedong Kuning

– rejowinangun – basen – Tungkak – Jokteng Wetan – Gondomanan –

Kantor Pos _ RS. PKU Muhammadiyah – Ngabean – Wirobajan –

BPK – Badran – Bundaran Samsat – Pingit – Tugu – Monjali –

Terminal Jombor.

IIIA : Pool PT Tugu Trans - Terminal Giwangan – Tegalgendu – HS.

Silver – Jl Nyi Pembayun – Pegadaian Kotagede – Basen –

Rejowinangun – Babadan Gedong Kuning – JEC – Blok O – Flyover

Janti (lewat atas) – Bandara Adisucipto – Maguwoharjo – Ring Road

Utara – Terminal Condong Catur – Kentungan – MM UGM – Mirota

(63)

Pasar Kembang – Stasiun Tugu – Malioboro – Kantor Pos – RS. PKU

Muhammadiyah – Ngabean – Jokteng Kulon – Plengkung Gading –

Jokteng Wetan – Tungkak – Wirosaban – Tegalgendu – Terminal

Giwangan.

IIIB : Pool PT Tugu Trans - Terminal Giwangan – tegalgendu –

Wirosaban – Tungkak – Jokteng Wetan – Plengkung Gading – Jokteng

Kulon – Ngabean – RS. PKU Muhammadiyah – Pasar kembang –

Badran – Bundaran Samsat – Pingit – Tugu – Gondolayu – Mirota

Kampus – MM UGM – kentungan – Terminal Condong Catur – Ring

Road Utara – Maguwoharjo – Bandara Adisucipto – Flyover Janti (

lewat bawah) – Blok O – JEC – Babadan Gedong Kuning –

rejowinangun – Basen – HS Silver – Tegalgendu – Terminal

Giwangan.

8. Struktur Manajemen Trans Jogja

Struktur Manajemen / Organisasi PT Jogja Tugu Trans terdiri dari

RUPS, Dewan Komisaris dan Direksi, Kasi Keuangan, Kasi Operasional,

Kasi Teknik, serta Kasi SDM & Umum.

RUPS (Rapat Umum pemegang Saham ) merupakan kekuasaan tertinggi.

Susunan Dewan Komisaris:

Komisaris Utama : Ir. F. Harmanto Djokowahjono, MT.

Komisaris I : Lupito, SH.

(64)

Komisaris III : Drs. Bambang Sugiharto

Komisaris IV : Ir. Ami Seno Sanjaya

Komisaris V : Achmad Zaenal

Susunan Dewan Direksi:

Direktur Utama : Poerwanto Johan Riyadi

Direktur Keuangan : Drs. Sri Widodo

Direktur Operasional & teknik: H. Eka Priya Surasa

(65)

9. Tugas dan Wewenang Masing-Masing Bagian Struktur Organisasi

a. Komisaris Utama yang mempunyai tugas pokok sebagai kepala PT

Tugu Trans Jogja yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan

operasi perusahaan yang meliputi perencanan, pengorganisasian,

pengawasan, menentukan kebijakan perusahaan dan melakukan

kegiatan di dalam dan diluar perusahaan serta bertanggung jawab atas

maju mundurnya perusahaan.

b. Komisaris I – IV yang mempunyai tugas sama yaitu bertanggung

jawab mengatur dan mengawasi kinerja para dewan direksi.

c. Direktur Utama yang mempunyai tugas mengatur dan mengawasi

kinerja para karyawan perusahaan serta bertanggung jawab terhadap

para dewan direksi.

d. Direktur Keuangan mempunyai tugas mencatat semua transaksi

keuangan sehari-hari, mencatat serta membukukan surat-surat dan

nota-nota pembelian maupun pembayaran serta menangani segala hal

mengenai kepegawaian serta memberikan gaji kepada karyawan.

e. Direktur Operasional dan Teknik mempunyai tugas melakukan

pengawasan terhadap para mekanik melakukan tugasnya serta

mengawasi pengoperasian bus setiap harinya.

f. Direktur SDM dan Umum mempunyai tugas untuk menjaga serta

mengawasi karyawan dalam menjalankan pekerjaan serta membawahi

urusan kesehatan, keselamatan serta urusan perlindungan para

(66)

51 BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner yang berisi

daftar pertanyaan mengenai karakteristik responden dan pernyataan

mengenai alasan-alasan konsumen dalam memilih Bus Trans Jogja sebagai

sarana transportasi kota Yogyakarta. Alat analisis yang digunakan yaitu:

analisis persentase, untuk mengetauhi karakteristik responden dan analisis

kuantitatif dengan menggunakan Cochran Q-Test.

Dengan menggunakan kuesioner yang telah disebarkan, maka penulis

memperoleh data mengenai karakteristik yang meliputi jenis kelamin, usia

responden, pekerjaan, penghasilan atau pengeluara. Untuk mengetauhi

frekuensi hasil dari karakteristik responden digunakan analisis persentase.

1. Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, responden dalam penelitian ini dibedakan

menjadi pria dan wanita. Hasil analisis data berdasarkan jenis kelamin

dapat ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel V.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Pria 31 31%

Wanita 69 69%

Total 100 100%

Gambar

Tabel V.3
tabel sebesar 0,197. Untuk dapat dinyatakan valid, nilai korelasi harus

Referensi

Dokumen terkait

By considering the results of the implementation of real objects and realia in teaching vocabulary that could improve the students’ vocabulary achievement and the students’

Maka dari uraian diatas tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas produk adalah suatu kondisi dinamis yang saling berhubungan meskipun dapat memiliki definisi yang

Saran yang dapat diberikan meliputi : in- tervensi untuk meningkatkan sikap dan perilaku gizi pada anak-anak sebagai pendidikan gizi sejak dini disampaikan melalui teknik

Melalui tercapainya sarana belajar yang memadai lingkungan tempat tinggal terutama keluarga, prestasi belajar siswa dan latar belakang pendidikan formal orang tua

b) Koefisien variabel X 1 (rasio utang) yang diikuti rasio lancar (X 2 ) sebesar -12,3% menunjukkan bahwa apabila rasio utang yang diikuti rasio lancar turun satu persen

Masa yang diperlukan untuk membaiki adalah mengikut agihan eksponen dengan min 0.2 minggu.. Walau bagaimanapun, jika mesin kedua rosak sebelum mesin pertama siap dibaiki, mesin

a) Pengawasan harus dihubungkan dengan rencana dan kedudukan seseorang Semua sistem dan teknik pengawasan harus menggambarkan/ menyesuaikan rencana sebagai pedoman.