SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun oleh:
Nama : Filipus Puspa Kelana Enggar Jati NIM : 042214014
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
Ada saat-saat istimewa dalam kehidupan kita, dan sebagian besar datang melalui dorongan orang lain.
(George Adams) Pahitnya kehidupan adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Kepahitan yang kita rasakan tergantung dari wadah yang kita miliki. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan
dan kegagalan satu hal yang bisa kamu lakukan . Lapangkan dadamu dan luaskan hatimu untuk menampung setiap kepahitan hidup.
Kebahagiaan akan datang pada waktunya, bukan menurut waktu kita tapi menurut waktu-Nya
Kita harus meluangkan waktu lebih banyak Untuk berterima kasih kepada Tuhan
Atas anugerah-NYA, sama seperti saat kita meminta (Santo Vincent de paul)
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
ℑ Tuhan Yesus dan Bunda maria sebagai sumber kehidupanku.
ℑ Kedua orang tua ku tercinta untuk segala kasih saying, doa dan pengorbananya selama ini.
ℑ Adik-adiku yang kusayangi.
vi
Nama : Filipus Puspa Kelana Enggar Jati
Nomor Mahasiswa : 042214014
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
ALASAN KONSUMEN MEMILIH BUS TRANS JOGJA
SEBAGAI SARANA TRANSPORTASI KOTA YOGYAKARTA
Studi Kasus Halte Bus Trans Jogja
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 31 Maret 2009 Yang menyatakan
vii
Studi Kasus Halte Bus Trans Jogja
Filipus Puspa Kelana Enggar Jati Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2009
Penelitian ini bertujuan untuk mengetauhi alasan konsumen memilih bus trans jogja sebagai sarana transportasi kota Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 100 orang responden.
Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 100 responden yang dibagi sama rata untuk setiap penumpang bus trans jogja. Teknik analisis yang digunakan adalah 1) Analisis Persentase untuk mengetauhi karakteristik konsumen, 2) Analisis Cochran Q-Test untuk mengetauhi alasan-alasan konsumen menggunakan bus trans jogja.
viii
A Case Study at Trans Jogja Bus shelter
Filipus Puspa Kelana Enggar Jati Sanata Dharma University
Yogyakarta 2009
This research is conducted to figure out the reason why customers choose Trans Jogja as their mean of transportation in the city of Yogyakarta. This is a case study involving research samples numbering 100 of respondents.
This research was done by delivering questioners to fill to 100 respondents, all equally divided to each passenger boarding Trans Jogja. The technique of analysis used are 1). Percentage analysis to find out customers characteristic, 2). Cochran Q-test analysis to know the reasons why Trans Jogja is preferable.
ix
berkat, rahmat, dan kasih-Nya yang begitu besar sehingga pada akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
sarjana Ekonomi, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,
baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis ingin
menyampaikan terima kasih yang dalam dan tulus kepada:
1. Bapak Drs. YP Supardiyono.,Akt., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Drs. Venantius Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A. selaku Kepala Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, MS., selaku Dosen Pembimbing I yang penuh kesabaran
membimbing dan mengarahkan penulis selama menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Hendra Poerwanto G., M.Si., selaku dosen Pembimbing II yang dengan
penuh kesabaran membimbing dan mengarahkan penulis selama menyelesaikan skripsi
x
6. Segenap pihak Bappeda, Dinas perizinan kota, Dinas Perhubungan dan PT Jogja Tugu
Trans yang telah memberikan izin untuk menyelesaikan skripsi ini seluruh responden
yang telah membantu penulis dengan mengisi kuesioner guna melengkapi data yang
penulis perlukan.
7. Untuk Kedua Orang Tuaku, terima kasih atas cinta, kasih sayang, doa, dan dorongan
yang telah diberikan kepada penulis selama masa studi sehingga terselesaikan skripsi ini.
Kalian adalah segalanya dalam hidupku.
8. Buat adik-adiku tersayang ( Ian & Lena ), terima kasih atas dukungan dan doa yang
kalian berikan, kalian adalah adik-adiku terbaik dalam hidupku.
9. Saudaraku Anna yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.
10.Buat Maya, Tika, Murti, Tyas Ndut thanks atas bantuan meyelesaikan skripsi ini.
11.Buat eyang kakung,eyang putri, om-om dan tante- tante ku terima kasih atas dorongan
untuk menyelesaikan skripsi ini.
12.Teman-temanku MPT pak Alex terima kasih atas dukungan yang kalian berikan,ayo
cepet lulus.
13.Buat “adek Ku” Icha yang bawel terima kasih atas dukungan, masukan dan semangat
thanks you so much for everything wherever you are and whatever it takes, I’ll never
xi
15.Buat teman-temanku anak Manajemen 2004 dan semua rekan penulis yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan dan persahabatan yang diberikan
selama ini.
16.Temen –temanku futsal Niko, Soni, Fauzan,Mara, Dimas,Yor, Hari, Restu, Hendra,
Wisnu dan yang belum saya sebutkan ayo maju terus teman teman dan jaga kekompakan
selalu.
Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat berterima kasih atas
segala masukan baik yang berupa saran maupun kritik yang bersifat membangun. Akhirnya,
penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak.
Yogyakarta,22 Februari 2009
Penulis
xii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN……….iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN...iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ...vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACK………....viii
KATA PENGANTAR ...ix
DAFTAR ISI... xii
DAFTAR TABEL………..xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Batasan Masalah ... 3
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 4
F. Sistematika penulisan……….4
BAB II LANDASAN TEORI ... 6
A. Pengertian Pemasaran ... 6
B. Pengertian Manajemen Pemasaran ... 7
C. Konsep Pemasaran ... 9
D. Industri jasa ... 11
xiii
I. Alasan Konsumen ... 22
J. Pengertian Biaya ... 24
K. Pengertian Lokasi... 24
L. Pengertian Promosi ... 26
M. Pengertian Kelompok Acuan ... 27
N. Hipotesis Penelitian... 28
BAB III METODE PENELITIAN ... 29
A. Jenis Penelitian... 29
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 30
D. Teknik Pengumpulan Data... 30
E. Variabel Penelitian ... 31
F. Jenis dan Sumber Data ... 32
G. Populasi dan Sampel ... 33
H. Teknik Pengambilan Sampel……….34
I. Teknik Pengujian Instrumen ... 34
J. Teknik Analisis Data... 36
K. Analisis Cochran Q- Test ... 37
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 39
xiv
E. Aspek Teknis……….45
F. Rute Trayek Bus Trans Jogja………46
G. Struktur Manajemen Trans Jogja………..48
H. Tugas dan Wewenang………..50
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN………..51
A. Karakteristik Responden...51
B. Pengujian Validitas dan Reliabilitas………54
C. Analisis Data Penelitian………..55
D. Pembahasan………....65
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN………69
A. Kesimpulan……….69
B. Saran………...70
C. Keterbatasan Penelitian………..71
DAFTAR PUSTAKA……….72
xv
Tabel V.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 51
Tabel V.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Responden ... 52
Tabel V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 52
Tabel V.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan/ Pengeluaran
Perbulan Responden... 53
Tabel V.7 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian... 54
1 A. Latar Belakang
Pada zaman yang semakin maju sekarang ini, transportasi merupakan
sarana yang penting. Adapun banyak alat transportasi yang ada di masyarakat
kita seperti bus, sepeda motor, mobil, pesawat, dan lain-lain. Orang yang
mempunyai kendaraan pribadi tidak akan mendapatkan kesulitan dalam
aktivitasnya sehari-hari baik dalam bekerja maupun keperluan lainnya. Tetapi
bagi yang tidak punya kendaraan sendiri, alat transportasi umum yang
merupakan sarana bagi setiap aktivitasnya (Supriyanto, 2002).
Tujuan adanya alat transportasi adalah untuk memperlancar kegiatan
masyarakat. Sedangkan alat transportasi itu dibedakan menjadi tiga yaitu alat
transportasi darat, alat transportasi laut, alat transportasi udara. Alat
transportasi umum yang ada di Yogyakarta terdiri dari alat transportasi yang
dapat mengangkut banyak orang seperti bus.Pada awalnya jumlah bus di
Yogyakarta sangat banyak, namun pada perkembangan selanjutnya bus sudah
menjadi alat transportasi bagi semua lapisan masyarakat. Akhirnya pemerintah
Yogyakarta mengeluarkan bus Trans Jogja yang akan mencukupi kebutuhan
masyarakat Yogyakarta akan adanya bus yang nyaman.
Adanya persaingan yang tepat dipasar, mendorong pemerintah
Yogyakarta untuk meletakan produknya pada posisi yang tepat di pasar atau
pada suatu bagian pasar tertentu agar merek tersebut dapat diterima lebih baik
dari pada merek yang bersaing (Herlambang, 2002)
Dalam rangka menciptakan kepuasan pelanggan, produk yang
ditawarkan pemerintah harus berkualitas. Kualitas mencerminkan semua
dimensi penawaran produk yang menghasilkan manfaat bagi pelanggan dan
sering digunakan untuk mengacu pada kualitas relative suatu produk dikaitkan
dengan harga produk bersangkutan (Chandra, 2002, Hal 6).
Bus Trans Jogja merupakan alat transportasi umum adalah komoditi
bagi pemerintah Yogyakarta untuk meraih keuntungan. Di Yogyakarta sangat
banyak bus yang mengalami perkembangan seiring dengan aktivitas di
wilayah Yogyakarta yang meningkat pula seperti banyak para mahasiswa yang
memilih berpergian menggunakan bus, atau keluarga yang hanya sekedar
jalan-jalan.
Perkembangan di wilayah Yogyakarta sangat tergantung pada
transportasi kota sehingga menimbulkan persaingan, baik dalam hal pelayanan
dapat mempengaruhi keputusan konsumen untuk melakukan pembelian baik
dalam memilih produk atau jasa, memilih jenis, penentuan saat pembelian.
Pemerintah tidak boleh terlalu keras mendesak produktifitas sehingga
mengurangi kualitas yang diinginkan, beberapa metode untuk meningkatkan
produktivitas akan meningkatkan kepuasan pelanggan dengan
menstandarsasikan kualitas (Kotler,1997, Hal 90).
Pemerintah mengembangkan kebijakan penetapan harga dan membuat
yang layak bagi konsumen dan menguntungkan bagi pemerintah (Kotler,
1997, Hal 125).
Berdasarkan pentingnya pemahaman atas sikap untuk mengetahui
perilaku maka penulis tertarik untuk mengangkat masalah ini sebagai topik
dalam skripsi dengan judul “Alasan Konsumen Memilih Bus Trans Jogja Sebagai Sarana Transportasi Kota Yogyakarta”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, penulis dapat
merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana karakteristik konsumen pengguna bus Trans Jogja?
2. Apa saja yang menjadi alasan untuk konsumen menggunakan Bus Trans
Jogja?
C. Batasan Masalah
Agar masalah tidak terlalu luas, maka dalam penelitian ini penulis
membatasi masalah pada beberapa hal:
1. Konsumen yang diteliti adalah konsumen yang menggunakan sarana Bus
Trans Jogja.
2. Pengujian ini terbatas pada alasan konsumen untuk menggunakan sarana
Bus Trans Jogja.
3. Responden dari penelitian ini adalah para penumpang yang berada di halte
4. Responden yang diteliti 100 responden.
D. Tujuan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini penulis mempunyai tujuan untuk:
1. Mengetahui karakteristik konsumen menggunakan sarana Bus Trans Jogja
2. Mengetahui alasan-alasan konsumen menggunakan Bus Trans Jogja.
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan
Memberikan wawasan bagi perusahaan untuk meningkatkan pangsa pasar.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi kepustakaan dan
sebagai bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini dimaksudkan untuk menerapkan teori-teori yang telah
dipelajari ke dalam praktek sehingga dapat menambah wawasan dan
pengetahuan.
F. Sistematika Penulisan
1. BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan
2. BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini berisikan landasan teori yang berhubungan dengan masalah
penelitian dan konsep yang mendasari perumusan masalah.
3. BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang jenis penelitian, subyek dan obyek penelitian,
tempat dan waktu penelitian, variabel penelitian, jenis data, teknik
pengumpulan data, populasi dan sampel, teknik pengujian instrumen, dan
teknik analisis data.
4. BAB IV : GAMBARAN UMUM DINAS PERHUBUNGAN
Bab ini berisikan tentang sejarah berdirinya Dinas Perhubungan dan
sejarah munculnya bus Trans Jogja tersebut.
5. BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang hasil penelitian disertai dengan analisis data
sesuai dengan tujuan penelitian.
6. BAB VI : KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan penelitian dan
saran bagi produsen sehubungan dengan permasalahan yang dibahas
penulis.
6 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pemasaran
Pada dasarnya pemasaran merupakan fungsi bisnis yang
mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen. Pemasaran tidak
sekedar fungsi bisnis yang terpisah dari yang lain, tetapi merupakan sebuah
falsafah yang menjadi pedoman seluruh perusahaan. Tujuan pemasaran adalah
menciptakan kepuasan konsumen dengan membangun hubungan timbal balik
yang menguntungkan.
Beberapa ahli mengemukakan pengertian pemasaran yang
berbeda-beda meskipun pada intinya sama. Perberbeda-bedaan ini disebabkan karena mereka
meninjau pemasaran dari segi yang berbeda-beda.
Menurut William J. Stanton ( 1985:7)
Pemasaran adalah sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan
barang-barang yang dapat memuaskan keinginan, baik keinginan para
konsumen saat ini maupun konsumen potensial.
Menurut Alex S. Nitisemito ( 1981:13 )
Pemasaran adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk memperluas arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen secara paling efisien dengan
Menurut Philip Kotler & Armstrong (2001:7)
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui
penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain
Menurut pandangan bisnis (Stanton, 1995), kegiatan yang terdapat
dalam pemasaran meliputi:
1. Mengetauhi apa yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen
2. Merencanakan dan mengembangkan sebuah barang dan jasa yang akan
memenuhi kegiatan pemasaran tersebut.
3. Memutuskan cara terbaik untuk menentukan harga, mempromosikan, dan
mendistribusikan barang dan jasa tersebut
Dari definisi tentang pemasaran di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa seluruh kegiatan pemasaran ditujukan untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan manusia melalui proses pertukaran.
B. Manajemen Pemasaran
Dalam pemasaran, perusahaan berusaha untuk memperoleh laba dari
kegiatan penjualan barang dan jasa yang diciptakan untuk memenuhi
keinginan konsumen. Agar target penjualan dapat tercapai, perusahaan harus
dapat memilih dan melaksanakan kegiatan pemasaran yang dapat membantu
dengan baik semua tugas yang ada dengan melakukan perencanaan dan
pengawasan pemasaran.
Pada pokoknya, manajemen itu terdiri atas perancangan dan
pelaksanaan rencana-rencana. Secara umum manajemen itu mempunyai tiga
tugas pokok, yaitu:
1. Mempersiapkan rencana atau strategi umum bagi perusahaan
2. Melaksanakan rencana tersebut
3. Mengadakan evaluasi, menganalisa dan mengawasi rencana tersebut
dalam operasinya.
Adapun definisi manajemen pemasaran menurut Philip Kotler adalah
sebagai berikut:.
Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi, dan distribusi gagasan, barang dan jasa
untuk menghasilkan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran perorangan
dan organisasi ( Philip Kotler, 1994 ).
Jadi, dalam fungsi manajemen tersebut termasuk penganalisaan,
perencanaan, pelaksanaan atau penerapan, serta pengawasannya. Tahap
perencanaan, merupakan tahap yang sangat menentukan terhadap
kelangsungan dan sukses organisasi. Proses perencanaan merupakan satu
proses yang selalu memandang ke depan atau kemungkinan-kemungkinan
yang akan dating termasuk disini adalah pengembangan program,
Untuk membuat suatu rencana, fungsi penganalisaan sangat penting
agar rencana yang dibuat dapat lebih matang dan tepat. Dari segi lain,
penerapan merupakan kegiatan untuk menjalankan rencana. Sedangkan fungsi
terakhir dari manajemen adalah pengawasan, yaitu fungsi mengendalikan
segala macam aktivitas agar tidak terjadi penyimpangan. Jadi, fungsi ini untuk
menghindari adanya penyimpangan, atau memperkecil penyimpangan yang
mungkin terjadi.
C. Konsep Pemasaran
Falsafah konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap
keinginan dan kebutuhan pembeli/konsumen. Seluruh kegiatan dalam
perusahaan yang menganut konsep pemasaran harus diarahkan untuk
memenuhi tujuan tersebut. Menurut Basu Swastha dan Irawan (1981:10)
mengatakan bahwa:
Konsep pemasaran sebagai sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan social
bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Konsep pemasaran menurut Kotler (200:22) yaitu:
Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasional yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih
efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan
Penggunaan konsep pemasaran bagi sebuah perusahaan dapat
menunjang berhasilnya bisnis yang dilakukan. Sebagai falsafah bisnis, konsep
pemasaran tersebut disusun dengan memasukkan tiga elemen pokok, yakni
(Swastha dan Irawan, 1981:8):
1. Orientasi konsumen/pasar.pembeli
2. Volume penjualan yang menguntungkan
3. Koordinasi dan integrasi seluruh kegiatan pemasaran dalam
perusahaan.
Pada dasarnya, perusahaan yang ingin mempraktekan orientasi
konsumen ini harus:
a. Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan
dipenuhi. Perusahaan yang memproduksi mobil pada dasarnya
menghasilkan alat transport, sedangkan alat transport itu sendiri dapat
dibuat dalam berbagai macam model dan ukuran.
b. Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam penjualannya.
c. Menentukan produk dan program pemasarannya.
d. Mengadakan penelitian pada konsumen, untuk mengukur, menilai, dan
menafsirkan keinginan, sikap, serta tingkah laku mereka.
e. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah
menitikberatkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah, atau model
yang menarik.
Konsep pemasaran mempunyai perspektif dari luar- kedalam. Konsep
kebutuhan pelanggan, mengkoordinasikan semua aktivitas yang akan
mempengaruhi pelanggan, dan menghasilkan laba dengan memuaskan
pelanggan.
D. Industri Jasa 1. Pengertian Jasa
Jasa sering dipandang sebagai suatu fenomena yang rumit. Kata
“jasa” (service) itu sendiri memiliki banyak arti, mulai dari pelayanan
pribadi (personal service) sampai jasa sebagai suatu produk. Valarie A.
Zethaml dan Mary Jo Bitner (dalam Lupiyoadi dan Hamdani 2006 : 5)
memberikan batasan tentang jasa adalah sebagai berikut :
Service is all economic activities whose output is not physical product or
construction is generally consumed at that time is it produced, and
provides added value in forms (such as convenience, amusement, comfort
or health).
Jadi pada dasarnya jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang
hasilnya bukan berbentuk produk fisik atau kontruksi, yang umumnya
dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan serta memberikan nilai
tambah (misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan, atau kesehatan)
konsumen.
Tidak jauh berbeda dari definisi di atas, menurut Kotler (dalam
Lupiyoadi dan Hamdani 2006 : 6), jasa adalah setiap tindakan atau
pada dasarnya tidak berwujud atau tidak mengakibatkan kepemilikan
apapun. Produksi jasa bisa berkaitan dengan produk fisik atau sebaliknya.
Dari berbagai definisi di atas, tampak bahwa di dalam jasa selalu
ada aspek interaksi antara pihak konsumen dan pihak produsen (jasa),
meskipun pihak-pihak yang terlibat tidak selalu menyadari. Jasa bukan
suau barang melainkan suatu proses atau aktivitas yang tidak berwujud.
2. Klasifikasi Jasa
Griffin (dalam Lupiyoadi dan Hamdani, 2006 : 7),
mengklasifkasikan jasa sebagai berikut :
a. Berdasarkan Tingkat Kontak Konsumen
1) Sistem Kontak Tinggi (high contact system) : konsumen harus
menjadi bagian dari sistem untuk menerima jasa. Contoh: jasa
pendidikan, jasa rumah sakit, dan transportasi.
2) Sistem Kontak Rendah (low contact system) : konsumen tidak
harus menjadi bagian dari sistem untuk menerima jasa. Contoh:
jasa reparasi mobil dan jasa perbankan.
b. Berdasarkan Kesamaan Dengan Operasi Manufaktur
1) Jasa Murni (pure service) : jasa yang tergolong kontak tinggi, tanpa
persediaan, atau dengan kata lain sangat berbeda dengan
2) Jasa Semimanufaktur (quasimanufacturing service) : jasa yang
tergolong kontak rendah, memiliki kesamaan dengan manufaktur,
dan konsumen tidak harus menjadi bagian dari proses produksi
jasa. Contoh: jasa pengantaran, perbankan, asuransi, dan kantor pos
3) Jasa Campuran (mixed service) : kelompok jasa yang tergolong
kontak menengah (moderate contact), gabungan beberapa sifat jasa
murni murni dan jasa semifaktur. Contoh: jasa bengkel, dry
clening, ambulance, pemadam kebakaran, dan lain-lain.
c. Berdasarkan klasifikasi Organisasi Perdagangan Dunia (dalam
Lupiyoadi dan Hamdani 2006 : 7 ruang lingkup klasifikasi bisnis jasa
meliputi :
1) Jasa Bisnis
2) Jasa Komunikasi
3) Jasa Kontruksi dan Jasa Teknik
4) Jasa Distribusi
5) Jasa Pendidikan
6) Jasa Lingkungan Hidup
7) Jasa Keuangan
9) Jasa Kepariwisataan dan Jasa Perjalanan
10) Jasa Rekreasi, Budaya, dan Olahraga
11) Jasa Transportasi
Dalam bisnis jasa, kualitas pelayanan merupakan suatu hal yang
penting dan harus dikerjakan dengan baik, karena aplikasi kualitas sebagai
sifat dari penampilan produk atau kinerja merupakan bagian utama strategi
perusahaan dalam rangka meraih keunggulan yang berkesinambungan, baik
sebagai pemimpin pasar ataupun sebagai strategi untuk terus tumbuh.
3. Menurut Parasuraman dan kawan-kawan (dalam Fandy Tjiptono,2000:70)
ada 5 dimensi pokok yang menentukan kualitas jasa, kelima dimensi
tersebut adalah:
a. Tangibles (bukti langsung), yaitu bukti fisik dari jasa, meliputi fasilitas
dan kondisi fisik sekitar, perlemgkapan, pegawai dan sarana
komunikasi.
b. Reliability (dapat dipercaya), yaitu kemampuan memberikan pelayanan
yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan. Pelayanan
yang reliable merupakan harapan pelanggan dan berarti pelayanan
tersebut diselesaikan tepat waktu dengan cara yang sama dan tanpa
c. Responsiveness (daya tanggap), yaitu keinginan dan kesediaan para
staf/ pegawai untuk membantu para pelanggan dan memberikan
pelayanan dengan tanggap.
d. Assurance (jaminan), merupakan jaminan yang diberikan perusahaan
untuk konsumennya mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan
dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya,
resiko atau keragu-raguan.
e. Empathy (empati), yaitu kemampuan untuk peduli dan peka, meliputi
kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik,
perhatian pribadi dan memahami kebutuhan para pelanggan.
E. Perilaku Konsumen
Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, perilaku
konsumen itu berbeda-beda untuk produk dan pasar sasaran serta ragamnya
yang tidak terbatas, karena itu memasukkan semua kemungkinan untuk situasi
pasar tidak mungkin, tetapi prinsip yang umum tentang perilaku konsumen
dapat digunakan untuk lebih mengenal pasar sasaran .
Menurut Swastha dan Handoko (1997:10) perilaku konsumen adalah
kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan
dan menggunakan barang dan jasa, termasuk di dalamnya proses pengambian
keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.
Sedangkan menurut Amirullah ( 2002 : 3), perilaku konsumen didefinisikan
dipengaruhi oleh faktor kejiwaan (psikologis) dan faktor luar lainnya
(eksternal) yang mengarahkan mereka untuk memilih dan mempergunakan
barang-barang yang diinginkannya
Dari definisi tersebut mengandung dua elemen penting dalam perilaku
konsumen yaitu proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik yang
semuanya melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan menggunaan
barang dan jasa secara ekonomis.
American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen
sebagai interaksi dinamis antar pengaruh dan kognisi, prilaku dan kejadian
disekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup
mereka. Menurut Peter dan Olson (1999 : 6), ada 3 ide penting dari definisi
tersebut yaitu:
1. Perilaku konsumen adalah dinamis. Ini berarti bahwa seorang konsumen,
kelompok konsumen, serta masyarakat luas selalu berubah dan bergerak
sepanjang waktu.
2. Melibatkan interaksi antara pengaruh dan kognisi. Ini berarti bahwa untuk
memahami konsumen dan pengembangan strategi pemasaran yang tepat,
kita harus memahami apa yang mereka pikirkan (kognisi) dan mereka
rasakan (pengaruh), apa yang mereka lakukan (perilaku), dan apa serta
dimana (kejadian di sekitar) yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh
3. Melibatkan pertukaran. Hal ini membuat definisi perilaku konsumen tetap
konsisten dengan definisi pemasaran yang sejauh ini juga menekankan
pertukaran.
Dengan mempelajari perilaku konsumen, perusahaan akan mengetahui
kesempatan baru yang berasal dari belum terpenuhinya kebutuhan dan
kemudian mengidentifikasinya untuk mengadakan segmentasi pasar.
F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Menurut Kotler dan Susanto (2000:223) faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen antara lain adalah sebagai berikut:
1. Faktor Budaya
Faktor budaya mempunyai pengaruh paling meluas dan mendalam
terhadap perilaku konsumen.
a. Kultur (kebudayaan)
Kebudayaan adalah determinan paling fundamental dari keinginan dan
perilaku seseorang. Nilai-nilai kebutuhan dan kepercayaan biasanya
relatif stabil sepanjang masa tapi bisa berubah dari satu generasi ke
generasi berikutnya sehubungan dengan perubahan-perubahan yang
terjadi dalam masyarakat.
b. Sub Kultur
Setiap kultur terdiri dari sub kultur yang lebih kecil yang memberikan
identifikasi dan sosialisasi anggotanya yang lebih spesifik. Sub kultur
Banyak sub kultur yang membentuk segmen pasar yang penting
dimana para pemasar sering merancang produk dan program
pemasaran yang khusus dibuat untuk kebutuhan mereka.
c. Kelas Sosial
Setiap masyarakat memiliki pengelompokan status terutama terutama
berdasarkan kesamaaan dalam pendapatan, pendidikan dan pekerjaan.
Dari kesamaan-kesamaan inilah muncul sikap sosial yang mencirikan
kelas tertentu.
2. Faktor Sosial
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti
kelompok acuan, keluarga, peran dan status sosial.
a. Kelompok Acuan
Banyak kelompok yang mempengaruhi perilaku seseorang. Kelompok
acuan seseorang terdiri dari kelompok yang berpengaruh langsung atau
tidak langsung terhadap perilaku seseorang. Orang-orang juga
berpengaruh oleh kelompok-kelompok dimana mereka bukan
anggotanya. Kelompok yang seseorang ingin masuk disebut kelompok
aspirasional. Para pemasar berusaha untuk mengidentifikasikan
kelompok acuan dari pelanggan sasaran mereka.
b. Keluarga
Anggota keluarga merupakan kelompok primer yang paling
Pengaruh yang lebih langsung terhadap perilaku pembelian sehari-hari
adalah keluarga prokreasi yaitu pasangan dan anak-anak.
c. Peran dan Status
Seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya.
Posisi orang dalam setiap kelompok dapat didefinisikan dalam isilah
peran dan status. Setiap peran membawa suatu status.
3. Faktor Pribadi
a. Usia dan tahap siklus hidup, ini akan menentukan selera seseorang
terhadap produk/ jasa
b. Pekerjaan, hal ini akan mempengaruhi pola konsumsi seseorang
c. Keadaan ekonomi, yaitu terdiri dari pendapatan yang dapat
dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan
hartanya, kemampuan untuk meminjam.
d. Gaya hidup yaitu pola hidup yang di ekspresikan oleh kegiatan, minat,
dan pendapatan seseorang. Gaya hidup ini menggambarkan seseorang
secara keseluruhan yang berinteraksi dengan lingkungan disamping itu
juga dapat mencerminkan sesuatu di balik kelas sosial seseorang,
misalnya kepribadian.
e. Kepribadian dan konsep pribadi, kepribadian ini adalah karakteristik
psikologis yang berbeda dari setiap orang yang memandang responnya
terhadap lingkungan yang relatif konsisten.
4. Faktor Psikologis
Suatu motif (dorongan) adalah suatu kebutuhan yang cukup untuk
mendorong seseorang untuk bertindak.
b. Persepsi
Persepsi tidak hanya tergantung pada stimuli fisik tapi juga pada
stimuli yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan
individu tersebut.
c. Pengetahuan
Teori pengetahuan mengajarkan pemasar bahwa mereka dapat
menciptakan permintaan akan suatu produk menghubungkannya
dengan dorongannya yang kuat, menggunakan petunjuk yang
memotivasinya dan memberikan pengetahuan yang positif.
d. Kepercayaan dan sikap pendirian
Melalui bertindak dan belaja, orang-orang memperoleh kepercayaan
dan pendirian yang kemudian mempengaruhi perilaku pembelian
mereka.
G. Proses Pengambilan Keputusan Konsumen
Menurut Kotler dan Armstrong (2001: 222), proses keputusan
pembelian terdiri dari lima tahap, yaitu :
1. Tahap pengenalan kebutuhan
Tahap proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen
2. Tahap pencarian informasi
Tahap proses pengambilan keputusan dimana konsumen telah tertarik
untuk mencari lebih lanjut informasi. Dalam tahap ini, konsumen hanya
mungkin meningkatkan perhatian atau mungkin aktif mencari informasi.
3. Tahap evaluasi berbagai alternatif
Tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen
menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek-merek alternative
dalam satu susunan pilihan.
4. Tahap keputusan pembelian
Tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen
benar-benar membeli produk.
5. Tahap Perilaku Pasca Pembelian
Dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen
mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan kepuasan
atau ketidakpuasan yang mereka rasakan.
H. Definisi Jasa Pelayanan
Olsen & Wyckoff, 1978 (dalam Zulian Yamit, 2000:22)
mendefinisikan jasa pelayanan sebagai sekelompok manfaat yang berdaya
guna baik secara eksplisit maupun implicit atas kemudahan untuk
mendapatkan barang maupun jasa pelayanan.
Collier, 1978 (dalam Zulian Yamit:22): memiliki pandangan lain dari
pelayanan, kualitas dan level atas tingkat kualitas pelayanan terbaik pada
pelanggan (excellent) dan tingkat kualitas pelayanan merupakan cara terbaik
yang konsisten untuk dapat mempertemukan harapan kosnumen dan system
kinerja pelayanan.
I. Alasan Konsumen
Alasan adalah sesuatu yang mendorong orang untuk melakukan
kegiatan. Alasan membeli produk sangat membantu konsumen untuk
mengambil keputusan akan membeli produk tersebut atau tidak
(Rangkuti,2002:44).
Berdasarkan hasil Survei pendahuluan dapat ditentukan bahwa alasan
konsumen menggunakan Bus Trans Jogja Adalah:
1. Harga
Harga adalah sejumlah uang yang dibayarkan atas barang dan jasa
atau jumlah nilai yang ditukarkan oleh konsumen dalam rangka
mendapatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan barang atau jasa
(Kotler dan Armstrong,2003:430).Komponen dari harga adalah:
a. Harga yang terjangkau
2. Kualitas Jasa
Tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat
keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Komponen
dari kualitas jasa:
b. Sistem pembayaran mudah
c. Adanya layanan konsumen
3. Promosi
Promosi mencakup berbagai teknik yang digunakan untuk
berkomunikasi dengan para calon konsumen dan calon potensial
konsumen. Komponen dari promosi antara lain, yaitu:
a. Publikasi di radio-radio
b. Tarif Promosi
4. Kelompok Referensi
Kelompok yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung
terhadap perilaku seseorang.Komponen-komponen dari kelompok
referensi adalah:
a. Keluarga/ Teman/ Rekan kerja
5. Kenyamanan
Kenyamanan adalah sesuatu yang kita ciptakan sendiri, atas sesuatu
kejadian yang kita alami, atas sesuatu hal yang kita pikirikan, dan atas
semua masalah yang kita temui.Komponen-komponen dari kenyamanan
antara lain, yaitu:
a. Fisik bus yang baru
b. Sistem antrian yang tertib
c. Keamanan terjamin
d. Tersedianya halte
J. Biaya
Biaya transportasi (price) merupakan faktor penting yang harus
dipertimbangkan oleh Dinas Perhubungan dan Pemerintah Kota. Menurut
Soegoto (2008 : 124) biaya transportasi merupakan bentuk materil yang harus
dikeluarkan oleh calon penumpang untuk memperoleh pelayanan jasa
transportasi Bus Trans Jogja. Biaya produk jasa transportasi adalah dasar
penetapan biaya transportasi. Sedangkan penetapan biaya transportasi perlu
melihat pada aspek kemampuan atau daya beli di kalangan masyarakat
disamping nilai produk jasa transpotasi yang tawarkan. Ada konsumen yang
membeli produk jasa transportasi karena biaya transportasi murah, namun ada
konsumen yang mengutamakan kualitas yang ada pada produk jasa
transportasi tersebut.
K. Lokasi
Jasa tidak dipasarkan melalui saluran distribusi tradisional seperti
halnya barang fisik, akan tetapi dalam jasa ada dua kemungkinan : pertama,
pelanggan mendatangi lokasi fasilitas jasa (misalnya penumpang datang ke
Shelter atau halte). Kemungkinan kedua adalah penyedia jasa yang
mendatangi pelanggan (misalnya mobil pemadam kebakaran dikirim untuk
menangani dan memadamkan api di lokasi kebakaran. Lokasi fasilitas
seringkali menentukan kesuksesan suatu jasa, karena suatu lokasi erat
kaitannya dengan pasar potensial suatu perusahaan. Misalnya Pom bensin
padat kendaraan, karena Pom Bensin bertujuan untuk melayani masyarakat
umum secara luas. Sedangkan Warung makan bisa berlokasi dimana saja,
bahkan di daerah yang jarang penduduknya sekalipun.
Lokasi fasilitas berpengaruh secara nyata terhadap pilihan konsumen.
Pada umumnya konsumen menyukai tempat yang mudah dicapai oleh
kendaraan umum untuk memberikan kemudahan serta letaknya yang strategis.
Menurut Kotler & Armstrong (1999:353) lokasi merupakan tempat pemasaran
yang melibatkan aktivitas untuk menciptakan, memelihara atau mengubah
sikap dan prilaku terhadap tempat tertentu.
Menurut Tjiptono (2004 : 42) pemilihan tempat atau lokasi
memerlukan pertimbangan yang cermat terhadap beberapa faktor berikut :
1. Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah dijangkau sarana
transportasi umum.
2. Visibilitas, misalnya lokasi yang mudah dilihat dengan jelas dari tepi
jalan.
3. Lalu lintas (traffic), dimana ada dua hal yang perlu dipertimbangkan,
yaitu:
a. Banyaknya orang yang lalu lalang bisa memberikan peluang besar
terjadinya impulse buying.
b. Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa pula menjadi hambatan,
misalnya pelayanan kepolisian, pemadam kebakaran, atau ambulans.
5. Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang begitu luas untuk perluasa usaha
dikemudian hari.
6. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan.
Misalnya warung makan yang berdekatan dengan daerah kost. Asrama
mahasiswa, atau perkantoran.
7. Persaingan, yaitu lokasi pesaing. Misalnya dalam menentukan lokasi
wartel (warung telekomunikasi), perlu pertimbangan apakah dijalan atau
daerah yang sama banyak pula terdapat wartel lainnya.
8. Peraturan pemerintah, misalnya ketentuan yang melarang tempat reparasi
(bengkel) kendaraan bermotor berdekatan dengan pemukiman penduduk.
L. Promosi
Promosi merupakan salah satu variabel dari bauran pemasaran yang
sangat penting dalam kaitannya dengan pemasaran produk. Menurut Swastha
dan Irawan (1997: 349) promosi merupakan arus informasi atau pesan satu
arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada
tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Sedangkan menurut
Angipora (2002 : 28) promosi merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan
perusahaan dengan tujuan utama untuk menginformasikan, membujuk,
mempengaruhi dan mengingatkan konsumen agar membeli produk yang
dihasilkan. Pada perusahaan jasa, promosi perlu dilakukan guna memberikan
informasi pada masyarakat luas mengenai produk kelebihannya. Adapun
massa cetak maupun elektronik, publikasi, brosur pameran dan lain-lain.
Sedangkan kegiatan promosi dapat dilakukan dengan cara periklanan,
personal selling,promosi penjualan dan publisitas.
Lembaga pendidikan juga membutuhkan komunikasi yang efektif
dengan pasar sasaran yang biasanya dilakukan melalui kegiatan publik
relation (humas). Mereka harus menginformasikan kepada konsumen tentang
tujuan, aktivitas, dan menawarkan untuk memotivasi mereka agar tertarik
dengan programnya. Setiap lembaga pendidikan harus secara teratur
mengomunikasikan diri melalui programnya, mahasiswa, alumni, kampus dan
program komunikasi formal lainnya. Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2006 :
159) tujuan komunikasi dalam lembaga pendidikan adalah:
M. Kelompok Acuan
Menurut Kotler dan Armstrong (2003: 205) kelompok acuan berfungsi
sebagai titik pembanding atau acuan secara langsung maupun tidak langsung
dalam pembentukan sikap dan prilaku seseorang. Seseorang sering kali
dipengaruhi kelompok acuan meskipun dia bukan bagian dari kelompok
tersebut. Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok acuan calon konsumen
mereka. kelompok acuan memberikan ilham pada seseorang mengenai
perilaku dan gaya hidup baru, mempengaruhi sikap dan konsep diri konsumen,
dan menciptakan tekanan yang harus ditaati yang mungkin mempengaruhi
pilihan seseorang akan produk dan merek. Arti penting pengaruh kelompok
berbeda-beda diantara produk dan merek. Pengaruh cenderung sangat kuat
Menurut Assael (dalam Gunawan, 2004) menemukan bahwa pembuatan
keputusan bersama/kelompok lebih memungkinkan dalam situasi berikut ini:
1. Ketika tingkat resiko yang dirasakan dalam pembelian tinggi.
2. Ketika keputusan pembelian penting untuk keluarga.
3. Ketika sedikit ada tekanan waktu (tersedia cukup waktu).
4. Untuk kelompok demografi tertentu.
N. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah,
kerena sifatnya masih sementara maka perlu dibuktikan kebenarannya melalui
data empiris yang terkumpul. Berdasarkan pokok permasalahan yang ada
dalam penelitian maka penulis mengajukan hipotesis yang merupakan
anggapan sementara sebagai pedoman mempermudah jalannya penelitian.
Adapun hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :
Dari rumusan masalah, rumusan masalah pertama tidak dihipotesiskan
karena hanya untuk mengetauhi karakteristik konsumen. Sedangkan hipotesis
masalah kedua adalah harga, jadwal, system pembayaran, pengaduan
konsumen, publikasi, tariff promosi, kelompok acuan, fisik bus, system
antrian, keamanan, lokasi halte, fasilitas menjadi alasan konsumen
29 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian survey. Dalam penelitian survey
informasi dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Umumnya
pengertian survey dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari
sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi. Ini berbeda dengan
sensus yang informasinya dikumpulkan dari seluruh populasi.
Penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu
populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang
pokok (Singarimbun, Masri dan effendi, Sofyan, 1989:3).
Pada umumnya yang merupakan unit analisa dalam penelitian survey
adalah individu tetapi tidak terturup kemungkinan bahvva unit analisanya
adalah beberapa individu sekaligus.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian dilakukan di Halte Bus Trans Jogja
C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah calon penumpang Bus Trans
Jogja di Kota Yogyakarta.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah alasan konsumen
menggunakan Bus Trans Jogja.
D. Teknik Pengumpulan Data 1. Angket atau Kuesioner
Angket atau kuesioner merupakan metode pengumpulan data
dengan mengajukan pernyatan-pernyatan secara tertulis kepada subyek
penelitian dengan maksud untuk memperoleh data tentang alasan-alasan
yang mempengaruhi keputusan kosnumen menggunakan Bus Trans Jogja
sebagai alat transportasi. Dalam penyusunan kuesioner penulis
menggunakan skala Guttman.Skala ini terdiri dari dua kategori jawaban
yaitu ya dan tidak. Bobot nilai yang diberikan untuk setiap jawaban
pernyataan:
Jawaban Ya mendapat nilai 1
Jawaban Tidak mendapat nilai 0.
2. Observasi
Mengadakan pengamatan dan pencatatan langsung pada pada
manfaat penelitian ini sebagai penunjang sebagai objek yang akan diteliti
sehingga dapat melengkapi hasil wawancara.
E. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini yaitu alasan konsumen menggunakan Bus
Trans Jogja yang dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen. Variabel tersebut antara lain:
1. Harga
Harga adalah sejumlah uang yang dibayarkan oleh konsumen
dalam mendapatkan manfaat atau menggunakan barang atau jasa (Kotler
dan Armstrong,2003:430).Komponen dari harga adalah harganya yang
terjangkau, yang kemudian disebut harga.
2. Kualitas Jasa
Tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat
keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan.
Komponen-komponen dari kualitas jasa, antara lain yaitu:
a. Ketepatan waktu jadwal datang dan tiba
b. Sistem pembayaran yang mudah
c. Adanya layanan konsumen
3. Promosi
Promosi (komunikasi pemasaran) mencakup berbagai teknik yang
digunakan untuk berkomunikasi dengan para calon konsumen dan calon
tarif promosi dan publisitas karena disesuaikan dengan produk yang
diteliti.
4. Kelompok Referensi
Kelompok yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung
terhadap perilaku seseorang.Komponen-komponen dari kelompok
referensi adalah keluarga/ teman/ Rekan kerja.
5. Kenyamanan
Kenyamanan adalah sesuatu yang kita ciptakan sendiri, atas
sesuatu kejadian yang kita alami, atas sesuatu hal yang kita
pikirkan,danatas semua masalah yang kita temui.Komponen-komponen
dari kenyamanan antara lain, yaitu:
a. Fisik bus yang baru
b. Sistem antrian yang tertib
c. Keamanan terjamin
d. Tersedianya halte
e. Tersedianya fasilitas ( Ac, pengharum Bus)
F. Jenis dan Sumber Data 1. Data Primer
Data primer yaitu data yang didapat dari sumber pertama misalnya dari
individu/perorangan seperti hasil wawancara, pengisian kuesioner, atau
penelitian ini seperti hasil dari wawancara, kuesioner, dan observasi yang
berkaitan dengan alasan konsumen menggunakan bus Trans Jogja.
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang dikumpulkan oleh pihak lain
(Boedijoewono, 2001 : 12). Data sekunder dari penelitian ini adalah
bersumber dari koran, majalah.
G. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono,2007:61).Populasi dalam penelitian ini adalah
Masyarakat Yogyakarta yang memilih Bus Trans Jogja.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi ( Sugiyono, 2007:62). Sampel dalam penelitian ini adalah
masyarakat yang berada di Halte Bus Trans Jogja yang pernah
menggunakan Bus Trans Jogja sebanyak 100 responden. Yang diperoleh
dari rumus Slovin (1960) dan dikutip dari Sevilla (1994), yaitu:
n= 2
di mana:
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = persen kelongaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih bisa ditolerir atau diinginkan, misal 10%.
3. Sampling
Menurut Nawawi (dalam Utari BR, 2005 : 15) sampling atau
teknik pengambilan sampel adalah cara untuk menentukan sampel yang
jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data
sebenarnya dengan memperhatikan sifat dan penyebaran populasi agar
diperoleh sampel yang representatif atau benar-benar mewakili populasi.
Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah
Accidental Sampling. Accidental sampling adalah teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,bila dipandang orang
yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono,2001:77)
I. Teknik Pengujian Instrumen
Teknik pengujian instrumen dapat dilakukan dengan melakukan
pengujian validitas dan reliabilitas.
1. Uji Validitas
Uji Validitas yaitu keadaan yang menggambarkan tingkat
(Arikunto, 2000:219). Pengukuran ini menggunakan rumus Cronbach
alpha, yaitu :
Rumus ini dapat ditulis sebagai berikut:
⎟⎟
r = reliabilitas instrumen
k = banyak butir pertanyaan
2
Dengan taraf signifikan (α)= 0,05, apabila rhitung ≥rtabel maka kuesioner
sebagai alat ukur dikatakan valid atau sahih.
2. Uji Realibilitas
Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu
alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama (Umar, 2003: 86).
Teknik yang digunakan dalam pengukuran reliabilitas tersebut adalah
teknik Cronbach’s alpha yaitu dengan menggunakan koefisien alpha
(α). Rumus ini dapat ditulis sebagai berikut:
k = banyak butir pertanyaan
Dengan taraf signifikan (α)= 0,05, apabila rhitung ≥rtabel maka kuesioner
sebagai alat ukur dikatakan valid atau sahih.
Tujuan dari pengujian reliabilitas ini adalah untuk menguji
apakah kuesioner yang dibagikan kepada responden benar-benar dapat
diandalkan sebagai alat pengukur. Pengujian ini hanya dilakukan pada
butir-butir pertanyaan yang sudah diuji validitasnya dan telah
dinyatakan sebagai butir yang valid. Untuk mengetahui tingkat
reliabilitas item digunakan rumus Cronbach alpha, dimana rumus ini
dipergunakan untuk menguji reliabilitas berdasarkan atas uraian atau
angket atau kuesioner.
J. Teknik Analisis Data 1. Analisis Persentase
Metode analisis ini digunakan untuk menganalisis data karakteristik
responden yang diperoleh, yaitu berdasarkan jenis kelamin,usia, pekerjaan,
tujuan, uang saku atau pendapatan. Metode yang digunakan adalah dengan
mempersentasekan jawaban responden atas pertanyaan yang diajukan pada
kuesioner Bagian I, yaitu mengenai data pribadi konsumen (Dajan, 2000:
Rumus perhitungan analisis persentase adalah sebagai berikut:
2. Analisis Cochran Q - Test
Analisis data ini digunakan untuk mengetauhi alasan-alasan
konsumen untuk memilih bus Trans Jogja. Rumus Cochran Q-Test adalah:
Q=
(
)
{
(
)
}
n = Jumlah responden atau pengamatan
Cj = Total respon pada j variable ( kolom)
Ri =Total respon pada i pengamatan ( baris )
Dengan data yang ada, selanjutnya dilakukan perhitungan statistic
menggunakan rumus Cochran Q- Test. Bunyi Ho dan Ha sebagai berikut:
Ho: Alasan konsumen menggunakan bus Trans Jogja
Dari alasan- alasan yang ada diuji dengan menggunakan Cochran
Q-Test secara bertahap. Langkah awal dengan menguji semua variabel X
yang ada. Apabila hasil menolak Ho maka langkah selanjutnya adalah
menghilangkan Cj dengan jumlah terkecil, kemudian variabel tersebut
diuji kembali. Langkah ini diulang kembali apabila hasil masih menolak
Ho. Langkah tersebut harus terus dilakukan hingga hasil perhitungan
menerima Ho dan dapatdisimpulkan X1- X12 menunjukan bahwa alasan
39 BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Gambaran Umum PT Jogja Tugu Trans 1. Latar Belakang PT Jogja Tugu Trans
Kota Yogyakarta yang juga disebut sebagai “Kota Budaya: dan
“Kota Pelajar” merupakan kota yang memiliki tingkat mobilitas penduduk
yang tinggi, memerlukan adanya sarana transportasi yang handal, aman,
nyaman dengan jadwal yang pasti dan mampu mendukung perkembangan
kota, sehingga dapat memuaskan pengguna jasa transportasi dan mampu
mendukung perkembangan kota, sehingga dapat memuaskan pengguna
jasa transpotasi dan mampu mengurangi kesemrawutan dalam berlalu
lintas serta ramah lingkungan. Oleh karena itu, Pemerintah Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta berkaitan dengan kondisi perkembangan
Kota Yogyakarta dengan Peraturan Daerah No. 10 Tahun 2001 tentang
Penyelenggaraan Angkutan Orang di jalan dengan kendaraan umum
bermaksud untuk memperbaiki system angkutan perkotaan di DIY melalui
peningkatan pelayanan angkutan orang di jalan dengan kendaraan umum
dengan system pembelian pelayanan ( Bus The Service).
Dalam program ini, pemerintah Propinsi DIY bekerja sama dengan
PT Jogja Tugu Trans, adalah sebuah PT (Perseroan Terbatas) yang
merupakan wadah konsorsium dari 4 (empat) koperasi dan 1 (satu) BUMN
DAMRI, yang memiliki trayek serta pengalaman dalam mengoperasikan
sarana angkutan di Propinsi DIY yang diharapkan oleh pemerintah untuk
menjadi operator dalam program “Buy The Service” secara professional.
PT Jogja Tugu Trans dalam pengelolaan system transportasi “Buy The
Service” berkedudukan selaku penjual layanan yang diharapkan dapat
memperbaiki dan meningkatkan system pelayanan transportasi perkotaan
DIY. Selain itu, ada tujuan-tujuan yang ingin dicapai dengan adanya
system ini seperti:
a. Mengurangi kemacetan lalu lintas di wilayah DIY
b. Meningkatkan keamanan, kenyamanan dan ketepatan waktu dalam
menggunakan fasilitas transportasi dengan system “Buy The Service”.
c. Memberikan fasilitas pelayanan transportasi yang murah dan
terjangkau kepada masyarakat.
d. Mengubah paradigm masyarakat terhadap angkutan umum.
e. Mengurangi pemakaian kendaraan pribadi.
f. Mengurangi konsumsi BBM.
g. Mengurangi beban parker di dalam kota.
h. Mengurangi polusi udara dan suara.
i. Mengurangi social cost masyarakat.
2. Prinsip Sistem Buy The Service:
b. Operator dibayar berdasarkan kilometer layanan, bukan jumlah
penumpang.
c. Operator / pengemudi / Kru hanya berkosentrasi pada pelayanan prima
kepada masyarakat.
d. Adanya standar pelayanan tertentu yang harus dipenuhi.
e. Berbasis public service, bukan profit.
f. Mekanisme subsidi kepada masyarakat dapat berjalan baik.
3. Data Umum PT Jogja Tugu Trans:
Nama : PT Jogja Tugu Trans
Wilayah Kerja : Daerah Istimewa Yogyakarta
Akta Pendirian : No. 12 Tanggal 22 Juni 2007
Bidang Usaha : Usaha Jasa Transportasi
Bidang Hukum : SK. Pengesahan Perseroan Terbatas “PT” Menteri
Kehakiman NO. W22-0129 HT.01.01-Th 2007 Tanggal 6 Agustus
2007
No. HO : 0788-0169.MG/2007
6842/12
No. SIUP : 0006/MG/2007
7363/16
No. TDP : 120516001371
7641/33
4. Visi dan Misi PT Jogja Tugu Trans
a. Visi : Menjadi perusahaan transportasi yang terkemuka
b. Misi :
1) Melayani masyarakat dalam bidang transportasi dengan
sepenuh hati.
2) Memenuhi kebutuhan masyarakat akan alat transportasi
yang aman, nyaman, tepat waktu, dan terjangkau oleh
masyarakat.
3) Mendukung pelaksanaan reformasi transportasi
angkutan umum di DIY.
4) Menyediakan layanan transportasi yang dapat
diandalkan dan memenuhi standar pelayanan minimal.
5. Pelayanan PT Jogja Tugu Trans
a. Lokasi Perusahaan
PT Jogja Tugu Trans, sesuai dengan Akta Pendiriannya Nomer : 12
tanggal 22 Juni 2007 oleh Notaris Muhammad Haryanto, SH,
beralamat di jalan Bintaran Tengah NO. 5 Yogyakarta. Namun karena
perkembangan operasional, PT Jogja Tugu Trans sekarang
berkedudukan di Jalan Raya Jogja – Wonosari Km. 4,5 No.24 B
b. Operasional
PT Jogja Tugu Trans mengoperasikan 54 unit bus dengan
ketentuan 48 unit bus yang efektif beroperasional pada 6 (enam) jalur
yang ada yaitu Jalur IA, IB, IIA, IIB, IIIA, dan IIIB. Serta 6 (enam)
unit bus lainnya digunakan sebagai cadangan. Pero;ehan 54 unit bus
ini, 20 unit bus merupakan bantuan dari Pemerintah Daerah
Yogyakarta dan 34 unit bus merupakan tanggung jawab dari PT Jogja
Tugu Trans. Sehingga masing-masing jalur ada 8 (delapan) bus.
Melihat dari evaluasi selama ini, sering terjadi penambahan bus
dikarenakan lonjakan penumpang, sehingga bus yang ada tidak dapat
menampung, khususnya untuk jalur Ia dan IB. Untuk itu, mulai tanggal
24 September 2008 PT Jogja Tugu Trans telah menambah
masing-masing 1 (satu) unit bus pada jalur IA dan IB sehingga khusus jalur
tersebut masing masing ada 9 (Sembilan) unit bus.
c. Sumber Daya Manusia (MSDM)
Dalam perekutan SDM, PT Jogja Tugu Trans memberikan
kesempatan kerja kepada tenaga kerka yang memiliki kemampuan dan
profesionalisme, namun juga tidak menganggurkan orang-orang yang
sudah lama bekerja dan berkecimpung di dunia transportasi di DIY
sepanjang yang bersangkutan dapat memenuhi persyaratan yang
memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, PT Jogja Tugu
Trans juga memberikan pembekalan dan pelatihan, seperti:
1) Mengadakan pendidikan dan kepelatihan terhadap Pramudi pada
tanggal 4-6 Desember 2007 selama 3 (tiga) hari di BLPT Jalan
Kuai Mojo No. 70 Yogyakarta bekerja sama dengan Dinas
perhubungan Propinsi DIY.
2) Melakukan Pembinaan Fisik dan Kerohanian di Mandala Krida.
3) Melakukan Test Drive untuk menilai kemampuan Pramudi di
Mandala krida dan di beberapa shelter.
4) Melakukan Test Drive untuk menilai kemampuan armada ke
daerah Patuk, Wonosari.
5) Melakukan pendidikan teknik selama 3 (tiga) hari di PT Jogja
Tugu Trans.
6) Mengadakan pembekalan dan pelatihan bagi teknisi dengan
mendatangkan tenaga ahli seperti dari THERMO KING (PT Irama
Sejuk Sentosa), karoseri Laksana, Karoseri Tri Sakti, PT Korindo
Motors (Hyundai Bus) dan Mitsubishi Bus.
7) Beberapa kali melakukan pelatihan terhadap pramugara dan
pramugari untuk memberikan pelayanan yang professional kepada
masyarakat.
8) Serta, menngadakan pembekalan Akhir untuk seluruh karyawan PT
Jogja Tugu Trans pada tanggal 29 Januari 2008 di Jogja Expo
6. Aspek Teknis
PT Jogja Tugu Trans juga telah mempersiapkan armada dan tenaga
teknisi yang handal untuk menunjang kelancaran operasional Bus Trans
Jogja. Spesifikasi armada bus yang ditetapkan oleh Dinas Perhubungan
Propinsi DIY adalah:
Kendaraan : Bus Sedang
Merek/ Tipe Body : Standar Umum Karoseri
Kapasitas Bus : 22 penumpang duduk, 20 penumpang berdiri, 1
pengemudi
Model : Bus Pariwisata ( dilengkapi AC)
Warna : Hijau Metalik khas Kota Jogja, dengan ditambah
Logo/ ikon Jogja
Dimensi Teknis : Panjang : 7,5 m
Lebar : 2,2 m
Kapasitas : 22 penumpang duduk, 20 berdiri
Tinggi : 2,7 m
Chassis : Konstruksi Chasis dirancang untuk Bus
Sistem kemudi : Power Steering
Mesin : Motor Diesel – 4 silinder sejajar
Daya maksimum : 136 HP-3907 cc
Pintu : Pintu utama kiri dengan sliding electronic, pintu
darurat terletak disebelah kanan tengah, dan pintu sopir yang diletakan di
Perlengkapan : Pemadam api, P3K, palu pemecah kaca, audio
Untuk itu, berdasarkan kajian dan penilaian terhadap sejumlah merk
armada bus, PT Jogja Tugu Trans menilai armada bus dengan merk
Hyundai sanggup merealisasikan program ini dengan mengandeng
Karoseri Laksana dan tri sakti, serta AC merk Thermo King.
Selain dari latar belakang pendidikan dan pengalaman tenaga teknik, PT
Jogja Tugu Trans juga mengadakan pembekalan dan pelatihan bagi teknisi
dengan mendatangkan tenaga ahli yang mampu memberikan solusi yang
tepat dalam menyelesaikan permasalahan pada armada bus untuk
kelancaran proses operasional Bus Trans Jogja.
7. Rute Trayek Bus Trans Jogja
IA : Pool PT Tugu Trans - Terminal Prambanan – Kalasan – Bandara
Adisucipto – Maguwoharjo – Flyover Janti – UIN Kalijaga –
Demangan – Gramedia – Tugu – Stasiun Tugu – Malioboro – Kantor
Pos – Gondomanan – Pasar Sentul – SGM – Gembira Loka – Babadan
Gedong Kuning – JEC – Blok O – Flyover Janti – Maguwoharjo –
Bandara Adisucipto – Kalasan – Terminal Prambanan.
IB : Pool PT Tugu Trans - Terminal Prambanan – Kalasan – Bandara
Adisucipto – Maguwoharjo – Flyover janti (lewat bawah) – Blok O –
JEC – babadan Gedong Kuning – Gembira loka – SGM – pasar sentul
– Gondomanan – kantor Pos – RS. PKU muhamadiyah – pasar
Bundaran UGM – Colombo – UIN kalijaga – Janti – Maguwoharjo –
Bandara Adisucipto – Kalasan – Terminal Prambanan.
IIA : Pool PT Tugu Trans - Terminal Jombor – monjali – Stasiun Tugu –
malioboro – Kantor Pos – Gondomanan – Jokteng Wetan – Tungkak –
Gambiran – Basen – Rejowinangun – babadan Gedong Kuning –
Gembira Loka – SGM – Cendana – mandala krida – Gayam – Flyover
Lempuyangan – kridosono – UKDW – Galeria – Gramedia –
Bundaran UGM – Colombo – Terminal Condong Catur – Kentungan –
Monjali – Terminal Jombor.
IIB : Pool PT Tugu Trans - Terminal Jombor – Monjali – Kentungan –
terminal Condong Catur – Colombo – Bundaran UGM – Gramedia –
Kridosono – UKDW – Flyover Lempuyangan – Gayam – Mandala
Krida – Cendana – SGM – Gembira Loka – Babadan Gedong Kuning
– rejowinangun – basen – Tungkak – Jokteng Wetan – Gondomanan –
Kantor Pos _ RS. PKU Muhammadiyah – Ngabean – Wirobajan –
BPK – Badran – Bundaran Samsat – Pingit – Tugu – Monjali –
Terminal Jombor.
IIIA : Pool PT Tugu Trans - Terminal Giwangan – Tegalgendu – HS.
Silver – Jl Nyi Pembayun – Pegadaian Kotagede – Basen –
Rejowinangun – Babadan Gedong Kuning – JEC – Blok O – Flyover
Janti (lewat atas) – Bandara Adisucipto – Maguwoharjo – Ring Road
Utara – Terminal Condong Catur – Kentungan – MM UGM – Mirota
Pasar Kembang – Stasiun Tugu – Malioboro – Kantor Pos – RS. PKU
Muhammadiyah – Ngabean – Jokteng Kulon – Plengkung Gading –
Jokteng Wetan – Tungkak – Wirosaban – Tegalgendu – Terminal
Giwangan.
IIIB : Pool PT Tugu Trans - Terminal Giwangan – tegalgendu –
Wirosaban – Tungkak – Jokteng Wetan – Plengkung Gading – Jokteng
Kulon – Ngabean – RS. PKU Muhammadiyah – Pasar kembang –
Badran – Bundaran Samsat – Pingit – Tugu – Gondolayu – Mirota
Kampus – MM UGM – kentungan – Terminal Condong Catur – Ring
Road Utara – Maguwoharjo – Bandara Adisucipto – Flyover Janti (
lewat bawah) – Blok O – JEC – Babadan Gedong Kuning –
rejowinangun – Basen – HS Silver – Tegalgendu – Terminal
Giwangan.
8. Struktur Manajemen Trans Jogja
Struktur Manajemen / Organisasi PT Jogja Tugu Trans terdiri dari
RUPS, Dewan Komisaris dan Direksi, Kasi Keuangan, Kasi Operasional,
Kasi Teknik, serta Kasi SDM & Umum.
RUPS (Rapat Umum pemegang Saham ) merupakan kekuasaan tertinggi.
Susunan Dewan Komisaris:
Komisaris Utama : Ir. F. Harmanto Djokowahjono, MT.
Komisaris I : Lupito, SH.
Komisaris III : Drs. Bambang Sugiharto
Komisaris IV : Ir. Ami Seno Sanjaya
Komisaris V : Achmad Zaenal
Susunan Dewan Direksi:
Direktur Utama : Poerwanto Johan Riyadi
Direktur Keuangan : Drs. Sri Widodo
Direktur Operasional & teknik: H. Eka Priya Surasa
9. Tugas dan Wewenang Masing-Masing Bagian Struktur Organisasi
a. Komisaris Utama yang mempunyai tugas pokok sebagai kepala PT
Tugu Trans Jogja yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan
operasi perusahaan yang meliputi perencanan, pengorganisasian,
pengawasan, menentukan kebijakan perusahaan dan melakukan
kegiatan di dalam dan diluar perusahaan serta bertanggung jawab atas
maju mundurnya perusahaan.
b. Komisaris I – IV yang mempunyai tugas sama yaitu bertanggung
jawab mengatur dan mengawasi kinerja para dewan direksi.
c. Direktur Utama yang mempunyai tugas mengatur dan mengawasi
kinerja para karyawan perusahaan serta bertanggung jawab terhadap
para dewan direksi.
d. Direktur Keuangan mempunyai tugas mencatat semua transaksi
keuangan sehari-hari, mencatat serta membukukan surat-surat dan
nota-nota pembelian maupun pembayaran serta menangani segala hal
mengenai kepegawaian serta memberikan gaji kepada karyawan.
e. Direktur Operasional dan Teknik mempunyai tugas melakukan
pengawasan terhadap para mekanik melakukan tugasnya serta
mengawasi pengoperasian bus setiap harinya.
f. Direktur SDM dan Umum mempunyai tugas untuk menjaga serta
mengawasi karyawan dalam menjalankan pekerjaan serta membawahi
urusan kesehatan, keselamatan serta urusan perlindungan para
51 BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner yang berisi
daftar pertanyaan mengenai karakteristik responden dan pernyataan
mengenai alasan-alasan konsumen dalam memilih Bus Trans Jogja sebagai
sarana transportasi kota Yogyakarta. Alat analisis yang digunakan yaitu:
analisis persentase, untuk mengetauhi karakteristik responden dan analisis
kuantitatif dengan menggunakan Cochran Q-Test.
Dengan menggunakan kuesioner yang telah disebarkan, maka penulis
memperoleh data mengenai karakteristik yang meliputi jenis kelamin, usia
responden, pekerjaan, penghasilan atau pengeluara. Untuk mengetauhi
frekuensi hasil dari karakteristik responden digunakan analisis persentase.
1. Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, responden dalam penelitian ini dibedakan
menjadi pria dan wanita. Hasil analisis data berdasarkan jenis kelamin
dapat ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel V.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Pria 31 31%
Wanita 69 69%
Total 100 100%