• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUAS"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kualitas merupakan bagian penting dalam penciptaan produk atau core business. Dalam ISO 8402 (Quality Vocabulary), kualitas didefinisikan sebagai totalitas dari karakteristik suatu produk yang menunjang kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dispesifikasikan atau ditetapkan. Kualitas seringkali diartikan sebagai kepuasan pelanggan (costumer satisfiaction) atau konformansi terhadap kebutuhan atau persyaratan (conformance to the requirements) oleh karena itu dibutuhkannya pengukuran kepuasan pelanggan Pengukuran kepuasan pelanggan seperti yang kita lihat dari jurnal asing yang menjelaskan antara manajemen dan pemasaran teoretisi bahwa kualitas layanan pelanggan adalah penting untuk keberhasilan bisnis (Kristensen et al, 1992;. McColl-Kennedy dan Schneider, 2000; Zeithaml et al., 1996). Perusahaan yang memberikan kualitas layanan yang unggul yang diukur dengan kepuasan pelanggan juga mengalami keuntungan ekonomi lebih tinggi dari pesaing yang tidak begitu berorientasi layanan (Aaker dan Jacobson, 1994; Bolton, 1998). Pelanggan yang puas adalah pusat untuk keberhasilan jangka panjang dari bisnis, dan hubungan antara kepuasan pelanggan dan perilaku pelanggan telah didokumentasikan dengan baik dalam pemasaran sastra.

(2)

itu sendiri. Sebagaimana dinyatakan oleh Mittal et al. (1999), atribut yang berpengalaman lebih dekat dengan evaluasi akhir dapat berkontribusi lebih banyak daripada mereka dengan jarak yang lebih besar dalam waktu

POKOK PERMASALAHAN

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi beberapa hal sebagai berikut:

 Terdapat konsep hubungan antara kualitas produk dengan kepuasan pelanggan pada pasca pembelian.

 Konsep pengukuran kepuasan terhadap kualitas produk.

Sehingga berdasarkan uraian di atas, maka permasalahannya dapat dirusmuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan pelanggan pasca pembelian.

2. Sejauh apa kepuasan pelanggan dapat diukur dari kualitas produk yang ditawarkan

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan pelanggan pasca pembelian

2. Untuk mengetahui adanya hubungan kualitas produk terhadap kepuasan pelanggan.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

(3)

2. Sebagai acuan konsumen untuk memilih faktor yang dapat berpengaruh dalam kepuasan mereka akan suatu produk

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kualitas

2.1.1. Pengertian Kualitas

Kualitas merupakan keadaan produk yang berhubungan dengan barang maupun jasa berupa kinerja, keandalan, keistimewaan, keawetan, dan keindahan yang memenuhi bahkan melebihi harapan seseorang. Secara umum kualitas merupakan salah satu cara bagi perusahaan untuk menguasai pasar. Sedangkan bagi masyarakat kualitas adalah alat ukur sekaligus cara seseorang dalam mencapai kepuasan.

Salah satu ahli yaitu Philip Kotler menyatakan bahwa (2002) “ Kualitas produk adalah keseluruhan ciri serta dari suatu produk atau pelayanan pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan/ tersirat”. Selain itu Anderson dan Sullivan (1993) Menyatakan bahwa Kepuasan konsumen yang tinggi menyebabkan loyalitas pelanggan yang lebih besar.

Pada dasarnya tujuan dilaksanakannya proses produksi adalah untuk menghasilkan barang dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan konsumen baik dalam hal selera maupun kegunaannya. Salah satu aspek yang dapat mendukung tercapainya tujuan tersebut adalah dengan memperhatikan kualitas yang benar-benar sesuai dengan keinginan konsumen.

Kata kualitas mengandung banyak sekali definisi makna, beberapa contoh dari pengertian kualitas menurut Tjiptono (1996:55) adalah :

(4)

2) kecocokan untuk pemakaian. 3) perbaikan berkelanjutan. 4) bebas dari kerusakan/cacat.

5) pemenuhan kebutuhan pelanggan sejak awal dan setiap saat. 6) melakukan segala sesuatu secara benar.

7) sesuatu yang bisa membahagiakan pelanggan.

2.2. Produk

2.2.1. Pengertian Produk

Dalam pemasaran, definisi produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Kepuasan konsumen tidak hanya mengacu pada bentuk fisik produk, melainkan satu paket kepuasan yang didapat dari pembelian produk kepuasan tersebut merupakan akumulasi kepuasan fisik, psikis, simbolis, dan pelayanan yang diberikan oleh produsen.

Dalam ilmu manajemen, identifikasi dari produk adalah barang dan jasa yang di tawarkan kepada konsumen. Kata produk digunakan untuk tujuan mempermudah pengujian pasar dan daya serap pasar, yang akan sangat berguna bagi tenaga pemasaran, manajer, dan bagian pengendalian kualitas.

Menurut Philip Kotler (1998) memberikan definisi tentang produk sebagai berikut :

(5)

H1: Terdapat hubungan antara produk dengan dengan pemenuhan kebutuhan.

Sedangkan menurut William. J Stanton (2004), memberikan definisi produk sebagai berikut :

“Produk adalah seperangkat atribut yang berwujud maupun tidak berwujud termasuk didalamnya warna, harga, nama baik produk, nama baik toko yang menjual (pengecer) dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer yang diterima oleh pembeli guna memuaskan kebutuhan dan keinginan”.

Berdasarkan definisi diatas produk dapat dikatakan sebagai fokus inti dari semua bisnis (core business). Produk adalah apa yang dilakukan perusahaan mulai dari mendesain, mengadakan sistem produksi dan operasi, menciptakan program pemasaran, sistem distribusi, iklan dan mengarahkan tenaga penjual untuk menjual. Sedangkan bagi konsumen, produk identik dengan perusahaan. Bagi pesaing, produk adalah sasaran yang harus dikerahkan.

2.2.2. Tingkatan Produk

Berdasarkan definisi diatas produk dapat dikatakan sebagai fokus inti dari semua bisnis. Produk adalah apa yang dilakukan perusahaan, mulai dari mendesain, mengadakan sistem produksi dan operasi, menciptakan program pemasaran, sistem distribusi, iklan dan mengarahkan tenaga penjual untuk menjual produk tersebut.

Menurut Kotler dan Armstrong (2004) dalam merencanakan penawaran suatu produk, pemasar harus memahami lima tingkat produk, yaitu :

(6)

b. Produk Generik (Basic Produk), adalah produk dasar yang mampu memenuhi fungsi pokok produk yang paling dasar.

c. Produk Harapan (Expected Product), adalah produk formal yang ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisi secara normal (layak) diharapkan dan disepakati untuk dibeli.

d. Produk Pelengkap (Augment Product), adalah berbagai atribut produk yang dilengkapi atau ditambahkan dengan berbagai manfaat dan layanan, sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan dan dapat dibedakan dengan produk pesaing.

e. Produk Potensial (Potential Product), adalah segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk dimasa mendatang.

2.2.3. Klasifikasi Produk

Menurut Kotler dan Armstrong (2004) klasifikasi produk dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

a. Barang Konsumen

Barang konsumen yaitu barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri, bukan untuk tujuan bisnis. Umumnya barang konsumsi dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu :

1) Barang kebutuhan sehari-hari (Convience goods) adalah barang-barang yang biasanya sering dibeli konsumen (memiliki frekuensi pembelian tinggi), dibutuhkan dalam waktu segera, dan memerlukan waktu yang minim dalam pembandingan dan pembeliannya.

(7)

tersedia oleh konsumen berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga, dan daya dalam proses pemilihan dan pembeliannya.

3) Barang khusus (Speciality goods) adalah barang-barang dengan karakteristik dan atau identifikasi yang unik, yang untuknya sekelompok pembeli yang cukup besar bersedia senantiasa melakukan usaha khusus untuk pembeliannya.

4) Barang yang tidak dicari (Unsought goods) adalah barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau walau sudah diketahui namun secara umum konsumen belum terpikir untuk membelinya.

b. Barang Industri

Barang industri adalah barang-barang yang dikonsumsi oleh pelaku industri untuk keperluan selain konsumsi langsung, yaitu : untuk diubah, diproduksi menjadi barang lain kemudian dijual kembali oleh produsen, untuk dijual kembali oleh pedagang tanpa dilakukan transformasi fisik (proses produksi).

2.2.4. Aspek Produk

Ada tiga aspek produk : a. Bertujuan pada manfaat 1) Manfaat penggunaan 2) Manfaat psikologis

(8)

1) Atribut dan keistimewaan produk 2) Kualitas produk

3) Corak produk

4) Kemasan dan label produk 5) Merk

c. Menambah nilai produk 1) Garansi

2) Kemudahan instalasi 3) Pengiriman

4) Ketersediaan di pasar 5) Layanan purna jual

2.2.5. Diferensiasi Produk

Dalam pemasaran diferensiasi produk adalah kegiatan memodifikasi produk agar menjadi lebih menarik. Diferensiasi ini memerlukan penelitian pasar yang cukup serius karena agar bisa benar-benar berbeda, diperlukan pengetahuan tentang produk pesaing. Diferensiasi produk ini biasanya hanya mengubah sedikit karakter produk, meskipun itu diperbolehkan.

(9)

2.2.6. Bauran Produk

Produk sebagai salah satu variabel bauran pemasaran memiliki bauran produk tersendiri. Menurut Kotler dan Armstrong (2004) bauran produk terdiri dari :

a) Jenis produk b) Mutu/ kualitas c) Rancangan d) Ciri-ciri e) Nama merk f) Kemasan g) Ukuran h) Pelayanan

Salah satu bauran produk adalah kualitas. Untuk menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan, maka perusahaan harus memproduksi produk yang berkualitas dan bermanfaat secara optimal.

2.2.7. Siklus Hidup Produk

Siklus hidup produk adalah suatu konsep penting yang memberikan pemahaman tentang dinamika kompetitif suatu produk. Masa hidup produk tidak dapat bertahan selamanya. Hal ini di sebabkan teknologi yang selalu meningkat, gaya hidup masyarakat serta pendapat selalu berubah, sehingga membuat produk memiliki jangka waktu.

1) Perkenalan

(10)

penjualannya belum tinggi.pada tahap ini pula diperlukan investasi cukup besar untuk biaya iklann dan aset.

2) Pertumbuhan

Jika produk baru menarik perhatian dan cukup memuaskan konsumen, penjualan mulai menanjak secara cepat. Selama tahapan ini, produk mulai memperlihatkan laba, pesaing juga mulai mengikuti, mengeluarkan produk versi mereka. Tahap

3) Kedewasaan

Tahap kedewasaan merupakan titik puncak kejayaan perusahaan yang ditunjukan dengan peningkatan volume penjualan yang sangat tinggi. Pada tahap ini produk perusahaan sudah dikenal dengan baik oleh konsumen, sehingga usaha promosi amat sedikit peranannya dalam meningkatkan atau menambah volume penjualan.

4) Penurunan

Penjualan yang semakin bergerak ke arah penurunan merupakan gejala tahap decline dalam PLC. Penurunan penjualan ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti perubahan selera pasar, produk substitusi diterima konsumen (baik dan dalam negeri maupun dan luar negeri), dan perubahan teknologi

2.3. Kualitas Produk

2.3.1. Pengertian Kualitas Produk

Menurut Philip Kotler dan Gery (2003) menyatakan bahwa :

“Kualitas produk adalah salah satu faktor yang paling diandalkan oleh seorang pemasar dalam memasarkan suatu produk”.

(11)

berbeda dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategis. Definisi konvensional dari kualitas biasanya menggambarkan karakteristik langsung dari produk seperti performansi (Performance), keandalan (Realibility), mudah didalam penggunaan (Easy of use) dan estetika (Easthetic). Maka dari uraian diatas tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas produk adalah suatu kondisi dinamis yang saling berhubungan meskipun dapat memiliki definisi yang berbeda tetapi produk pada intinya memiliki suatu spesifikasi terhadap suatu barang dan/ atau jasa yang dapat menimbulkan kepuasan yang memenuhi atau melebihi harapan bagi konsumen yang menggunakannya.

2.3.2. Dimensi Kualitas Produk

Dimensi kualitas produk menurut Fandy Tjiptono (2002:25) mengenukakan, bahwa kualitas produk memiliki beberapa dimensi antara lain :

1. Kinerja (Performance) merupakan karakteristik operasi dan produk inti (core product) yang dibeli.

2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (Features) yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap.

3. Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance to Spesification) yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

4. Keandalan (Realibility) yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal pakai.

(12)

6. Estetika (Easthetica) yaitu daya tarik produk terhadap panca indera.

7. Kualitas yang dipersepsikan (Perceived Quality) merupakan persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk. Biasanya karena kurangnya pengetahuan pembeli akan atribut atau ciri-ciri produk yang akan dibeli, maka pembeli mempersepsikan kualitasnya dari aspek harga, nama merek, iklan, reputasi perusahaan, maupun negara pembuatnya.

8. Dimensi kemudahan perbaikan (Serviceability) meliputi kecepatan, kemudahan, penanganan keluhan yang memuaskan. Pelayanan yang diberikan tidak terbatas hanya sebelum penjualan, tetapi juga selama proses penjualan hingga purna jual yang mencakup pelayanan reparasi dan ketersediaan komponen yang dibutuhkan.

Jadi kesimpulan dari kualitas produk adalah totalitas dari karakteristik produk yang meliputi kinerja produk, fungsi produk, keandalan produk, dan sebagainya untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen yang diharapkan.

3. Kepuasan

3.1 Pengertian Kepuasan

(13)

dengan harapannya. Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen adalah respon terhadap evaluasi ketidaksesuaian atau diskonfirmasi yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaian (Tse dan Wilson dalam Nasution, 2004) Oliver (dalam Peter dan Olson, 1996)menyatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah rangkuman kondisi psikologis yang dihasilkan ketika emosi yang mengelilingi harapan tidak cocok dan dilipatgandakan oleh perasaan.perasaan yang terbentuk mengenai pengalaman pengkonsumsian. Westbrook & Reilly (dalam Tjiptono, 2005) mengemukakan bahwa kepuasan konsumen merupakan respon emosional terhadap pengalaman yang berkaitan dengan produk dan jasa yang dibeli

3.2. Ciri-ciri konsumen yang puas

Kotler, (2000) menyatakan ciri-ciri konsumen yang merasa puas sebagai berikut:

a).Loyal terhadap produk

Konsumen yang puas cenderung loyal dimana mereka akan membeli ulang dari produsen yang sama

b) Adanya komunikasi dari mulut ke mulut yang bersifat positif

Komunikasi dari mulut ke mulut (word of mouth communication) yang bersifat positif yaitu rekomendasi kepada calon konsumen lain dan mengatakan hal-hal yang baik mengenai produk dan perusahaan

(14)

telah memberikan kepuasan kepadanya akan menjadi pertimbangan yang utama.

3.2. Elemen Kepuasan Konsumen

Wilkie (1994) menyatakan bahwa terdapat 5 elemen dalam kepuasan konsumen, yaitu :

1.Expectations

Harapan konsumen terhadap suatu barang atau jasa telah dibentuk sebelum konsumen membeli barang atau jasa tersebut. Pada saat proses pembelian dilakukanan, konsumen berharap bahwa barang atau jasa yang mereka terima sesuai dengan harapan, keinginan dan keyakinan mereka. Barang atau jasa yang sesuai dengan harapan konsumen akan menyebabkan konsumen merasa puas.

2.Performance

Pengalaman konsumen terhadap kinerja aktual barang atau jasa ketika digunakan tanpa diperngaruhi oleh harapan mereka. Ketika kinerja aktual barang atau jasa berhasil maka konsumen akan merasa puas. 3.Comparison

Hal ini dilakukan dengan membandingkan harapan kinerja barang atau jasa sebelum membeli dengan persepsi kinerja aktual barang atau jasa tersebut. Konsumen akan merasa puas ketika harapan sebelum pembelian sesuai atau melebihi perepsi mereka terhadap kinerja aktual produk

(15)

Harapan konsumen dipengaruhi oleh pengalaman mereka terehadap penggunaan merek dari barang atau jasa yang berbeda dari orang lain. Confirmation terjadi bila harapan sesuai dengan kinerja aktual produk. sebaliknya disconfirmation terjadi ketika harapan lebih tinggi atau lebih rendah dari kinerja aktual produk. konsumen akan merasa puas ketika tejadi confirmation/ discofirmation

Referensi

Dokumen terkait

Rencana proses langkah kerja aplikasi simulasi vending machine adalah seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8. Gambar 8 Langkah-langkah Kerja Aplikasi Simu lasi

Tahun 2003 menjadi awal titik balik dari perkembangan BMT Ki Ageng Pandanaran, dibawah pengurus baru ini BMT dapat berkembang dengan baik, karena pengurus dan anggota koperasi

independen yang lain dianggap konstanUji-t (uji individual) digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen (secara parsial) mempunyai pengaruh

Penelitian yang dilakukan oleh Candraditya (2013) hal 3-4 dengan penelitian yang berjudul “Analisis Penggunaan Uang Elektronik (Studi Kasus Pada Mahasiswa Pengguna

barangan tidak semata mata bertujuan memaksimumkan kepuasan, tetapi selalu memperhatikan apakah barang itu halal atau haram, islaf atau tabzir, memudaratkan

emanfaatan suatu teknologi seperti Sistem Informasi Geografis untuk perikanan di harapkan dapat mampu memberikan suatu gambaran dan suatu tampilan spasial

szeptember 18: Tankó Albert csikszentgyörgyi plébános és Mászáros Antal gyergyói esperes leve Kovács Miklós

Definisi tersebut adalah kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubung dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan3.