BAB II DASAR KEWENANGAN PENUNTUT UMUM DALAM MELAKUKAN PEMISAHAN BERKAS PERKARA (SPLITSING) MENURUT KUHAP DAN UU NOMOR 16 TAHUN 2004 2.1. Tugas dan Wewenang Jaksa Sebagai Penuntut Umum di Indonesia - PEMISAHAN BERKAS PERKARA (SPLITSING) DALAM PERKARA PIDAN
Teks penuh
Garis besar
Dokumen terkait
Skripsi dengan judul “Pemisahan Berkas Perkara Pidana (Splitsing) oleh Penuntut Umum dalam Pembuktian Suatu Tindak Pidana dengan Delik Penyertaan (Studi pada
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi P asal 144 KUHAP oleh jaksa penuntut umum dalam melakukan perubahan dakwaan di Kejaksaan Negeri Surakarta dan
Apabila dirasa belum lengkap, maka jaksa mengembalikannya kepada penyidik dengan disertai petunjuk-petunjuk seperlunya (Pasal 14 KUHAP), dalam hal penyidik segera melakukan
Dalam hal penyidik mengirim satu berkas yang memuat tindak pidana yang dilakukan oleh beberapa orang kepada penuntut umum yang setelah diteliti dan diperiksa
Ketujuh, dalam hal penuntut umum mengembalikan hasil penyidikan untuk dilengkapi, penyidik wajib segera melakukan penyidikan tambahan sesuai dengan petunjuk dari
Dalam penanganan perkara tindak pidana perusakan hutan, fungsi prapenuntutan yang dilakukan oleh penuntut umum setelah menerima pemberitahuan dimulainya penyidikan dari
“…dari beberapa kriteria splitsing yang ada, yang menjadikan kriteria suatu perkara tersebut dipisah sebenarnya tetap ada pada penuntut umum yang memeriksa
Oleh karena itu secara konseptual bahwa praktik Jaksa Penuntut Umum mengajukan permintaan peninjauan kembali terhadap putusan pengadilan yang telah memperoleh