• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEM ER IN TA H KABU PA TEN M A G E LA N G DINAS PENDIDIKAN SEK O LA H D A SA R NEGERI G R A B A G 3 K ECA M ATAN G R A BA G

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PEM ER IN TA H KABU PA TEN M A G E LA N G DINAS PENDIDIKAN SEK O LA H D A SA R NEGERI G R A B A G 3 K ECA M ATAN G R A BA G"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

M E N IN G K A T K A N K E T R A M P IL A N B A C A A L -Q U R ’A N D E N G A N M E N G G U N A K A N A L A T P E R A G A K A R T U H U R U F

PA D A S IS W A K E L A S V SD N E G E R I G R A B A G 3 T A H U N 2007/2008

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Pada Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah STAIN SALATIGA

Oleh :

A R B 1 Y A T U N NIM. 11406460

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI STAIN SALATIGA

(2)

PEM ER IN TA H KABUPATEN M A G E LA N G

DINAS PENDIDIKAN

SEK O LA H D A SA R NEGERI G R A B A G 3

K ECAM ATAN G R A BA G

SURAT KETERANGAN

No. Surat: 423.6/17.18/03/V/2008

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : WASONO, BA

NIP :130651821

Pangkat / Gol / Ruang : Pembina / IVa

Jabatan : Kepala sekolah SD Negeri Grabag 3

Dengan ini menerangkan bahwa:

Nama : ARBIYATUN

NIM : 11406460

Alamat : Gunungsari, Banyusari. Grabag, Magelang

Dengan ini menerangkan bahwa nama tersebut diatas telah mengadakan Penelitian di SD N Grabag 3 sejak tanggal 7 - 2 1 Mei 2008 dalam rangka menyusun skripsi yang berjudul MENINGKATKAN KETRAMPILAN BACA AL-Q U RAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA KARTU HURUF PADA SISWA KELAS V SD

NEGERI GRABAG 3 TAHUN 2007/2008.

Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenar - benarnya agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

(3)

PENGESAHAN SKRIPSI

Judul MENINGKATKAN KETRAMPILAN BACA AL-QUR’AN

DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA KARTU HURUF PADA SISWA KELAS V SD NEGERI GRABAG 3 TAHUN 2007/2008

Nama : ARBIYATUN

N I M : 11406460

Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Salatiga, 24 Agustus 2008

(4)

DEPARTEMEN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA JL Tentara Pelajar no. 2 Telp. (0234) 3333706 Kcde Pos 50721 Salatiga

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Apabila dikemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan kembali dihadapan munaqosyah skripsi.

Demikian pernyataan keaslian tulisan ini dibuat oleh peneliti untuk dijadikan bahan pertimbangan.

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

j i i ^ 1 1 4 ^ 1 jfeMU

Salatiga, 9 Agustus 2008 Peneliti

(5)

DEPARTEMEN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 23433, 33706 Kode Pos 50721 Salatiga

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Salatiga, 9 Agustus 2008 No. :

Lamp. : 1 (satu) naskah

Hal : Pengajuan Naskah Skripsi

Kepada

Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga

Aj ISj j J Aii' Aa a J j ^ ^LwJl

Bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa :

Nama : ARBIYATUN

Nomor induk : 11406460

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Judul : MENINGKATKAN KETRAMPILAN BACA AL-

Q U R A N DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA KARTU HURUF PADA SISWA KELAS V SD NEGERI GRABAG 3 TAHUN 2007/2008

Untuk diajukan dalam Sidang Munaqosyah Skripsi. Demikian untuk menjadikan periksa.

Aj j j j A_a^ j j >%]£■ ^ ^LuJl j

Pembimbing

(6)

HALAMAMAN PENGESAHAN

Nama : Arbiyatun

NPM : 11406460

Program Studi : Tarbiyah

Judul Proposal Penelitian : MENINGKATKAN KETRAMPILAN BACA AL- QUR’AN (Pemahaman Hukum Nun Sukun/ Tanwin) DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA KARTU HURUF PADA SISWA KELAS V SD NEGERI GRABAG 3 TAHUN 2007/2008

Salatiga, 2008

(7)

MOTTO

A rtinya:

A

j

A C*

J (J

(8)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada : 1. Suami tercinta yang selalu

menemaniku dalam suka dan duka. 2. Anak-anakku tersayang yang menjadi

(9)

ABST

RAK

Hasil belajar Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Negeri Grabag 3 Kec. Grabag belum memuaskan, khususnya pada pokok bahasan hukum nun sukun dan tanwin. Hal ini diduga karena guru dalam mengajar masih terlalu monoton dan kurang menarik siswa,maka perlu menggunakan alat peraga.

Dengan demikian permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan menggunakan alat kartu peraga dapat meningkatkan motivasi siswa sehingga prestasi dalam Pendidikan Agama Islam pada pokok bahasan hukum nun sukun dan tanwin bagi siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Grabag 3.

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V yang beijumlah 40 siswa, yang terdiri dari siswa laki-laki 17 siswa dan perempuan 23 siswa. Seluruh siswa diberi pembelajaran dengan pendekatan siswa aktif dan menggunakan alat peraga kartu huruf dengan 3 siklus. Siklus I diberi materi nun sukun dan tanwin yang bertemu dengan huruf khalqi, Siklus II dengan materi nun sukun dan tanwin yang bertemu dengan u f j J J , sedang pada siklus III siswa diberi materi nun sukun dan tanwin yang bertemu dengan ^ £ j i '-* o* -1»

Metode pengumpulan data yang dipergunakan adalah dengan menggunakan observasi terhadap belajar siswa, tes berbentuk isian yang ditujukan kepada siswa. Analisis diawali dari proses pembelajaran dengan melihat masalah masalah yang dihadapi siswa dan peneliti pada saat pembelajaran berlangsung.kemudian hasil tes akhir siklus 1 ,11,dan siklus III dianalisis untuk dilihat hasilnya.

(10)

KATA

PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Di dalam penyelesaian skripsi ini banyak pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan kepada penulis, baik berupa bimbingan maupun kritik yang bersifat membangun yang mana semua itu sangat bermanfaat bagi penulis.

Untuk itu tidak lupa penulis ucapkan terima kasih serta penghargaan yang setulus-tulusnya kepada semua pihak, terutama kepada :

1. B pk. Drs. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN yang telah berkenan memberi fasilitas dalam penelitian ini.

2. Bpk. Drs. H. Sa’adi, M.Ag selaku Ketua Jurusan Tarbiyah yang telah memberi semangat dan dorongan sehingga kami dapat menyelesaikan kuliah.

3. Bpk. M. Hafidz, M.Ag selaku pembimbing yang dengan penuh kesabaran telah membimbing, sehingga terselesainya skripsi ini.

4. Bpk. Kepala Sekolah SD Negeri Grabag 3 Wasono, BA.

5. Bapak dan ibu guru SD Negeri Grabag 3 yang telah membantu dalam penelitian. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak, khusunya bagi kalangan pendidik.

(11)

DAFTA

R ISI

HALAMAN PERSEM BAHAN... vi

HALAMAN A B STR A K ... vii

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Hipotesis T indakan... 5

E. Manfaat Penelitian... 5

F. Pelaksanaan Penelitian... 6

G. Sistematika S kripsi... 10

BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Belajar ... 12

B. Kerangka B erfikir... 36

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian... 38

B. Rancangan Penelitian... 40

C. Instrumen Penelitian... 42

D. Kriteria P enilaian... 42

E. Prosedur Penelitian... 43

(12)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian... 48

B. Pem bahasan... 56

BAB V PENUTUP A. Sim pulan... 60

B. S a ra n ... 60

C. Kata Penutup... 62

DAFTAR PU STA K A ... 63 LAMPIRAN

(13)

BA B

I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di dalam belajar mengajar guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai tehnik penyajian yang biasanya disebut metode mengajar dan penggunaan alat peraga.

Tehnik penyajian pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara - pengajaran yang digunakan oleh guru atau instruktur. Pengertian lain ialah sebagai tehnik penyajian bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, agar pelajaran atau bahan pelajaran tersebut mudah, dapat ditangkap, dipahami, dan digunakan oleh siswa dengan baik.

Di dalam kenyataan cara atau metode, mengajar atau tehnik penyajian yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan pesan {message) lisan kepada siswa berbeda dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan, ketrampilan serta sikap.

(14)

Kita mengenal bermacam-macam metode dan alat peraga yang tradisional yang digunakan sejak zaman dahulu kala, sampai pada zaman modem seperti sekarang ini. Dari bermacam-macam teknik mengajar baik yang menggunakan alat peraga maupun yang tidak menggunakan alat peraga, ada yang menekankan peranan guru yang utama dalam penyajian, tetapi ada juga yang menekankan pada media hasil teknologi modem seperti televisi, radio, kaset, video, tape, film, head proyektor dan lain-lain.

Metode mengajar yang digunakan oleh guru dalam setiap kali pertemuan bukanlah asal pakai tetapi telah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan perumusan tujuan instruksional khusus, sebab dalam kegiatan belajar mengajar bukan semata persoalan menceritakan. Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari perenungan informasi dalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan keija siswa sendiri. Penjelasan dan peragaan semata tidak akan membuahkan hasil-hasil belajar yang langgeng, yang bisa membuahkan hasil belajar langgeng hanyalah kegiatan belajar yang aktif.

(15)

Dengan menyadari hal tersebut di atas maka dalam penelitian tindakan kelas ini penulis mengambil judul “Meningkatkan Ketrampilan Membaca Al- Qur’an Tentang Hukum Nun Sukun dan Tanwin Dengan Menggunakan Alat Peraga Kartu Huruf Pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Grabag 3 Kab. Magelang Tahun 2007/2008”.

B. Rumusan Masalah

Dari hasil pengamatan penulis data awal menunjukkan adanya kesenjangan hasil belajar siswa, antara harapan dan kenyataan. Adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan adalah suatu masalah yang harus perlu dicari sebab-sebab yang menimbulkan kesenjangan tersebut untuk diatasi. Dalam hal ini penulis membuat identifikasi sebagai berikut:

1. Apakah materi yang disampaikan terlalu luas?

2. Apakah guru dalam menggunakan metode kurang tepat? 3. Apakah guru dalam mengajar tidak menggunakan alat peraga? 4. Apakah kurang sesuainya pendekatan pembelajaran yang dipakai? 5. Apakah kurangnya waktu yang memadai?

(16)

Penggunaan alat peraga/media pengajaran perlu dipertimbangkan sebagai salah satu uraian dan kreatifitas dalam pengajaran. Pemilihan atas keragaman

monoton dan membosankan. Kartu huruf adalah salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk menerangkan materi hukum bacaan nun sukun atau tanwin pada kelas 5 SD Negeri Grabag 3. Diharapkan dengan penggunaan alat peraga ini siswa lebih mudah memahami dan dapat mempraktekkan dalam membaca Al-Qur’an. Adapun permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: 1. Apakah dengan pembelajaran bantuan alat peraga kartu huruf dapat membuat

siswa lebih aktif dalam belajar?

2. Apakah dengan pembelajaran berbantuan alat peraga kartu huruf siswa lebih dapat lebih terampil dalam praktek membaca Al-Qur’an?

3. Apakah dengan alat peraga kartu huruf hasil belajar siswa dapat ditingkatkan?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai b erik u t: 1. Untuk mengetahui keaktifan siswa Sekolah Dasar Negeri Grabag 3

Kecamatan Grabag dalam membaca Al-Qur’an setelah memakai alat peraga kartu huruf.

2. Untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam baca Al-Qur’an dengan alat peraga kartu huruf.

3. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

harus tepat sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran, sehingga tidak

(17)

D. Hipotesa Tindakan

Berdasarkan uraian di atas dapat di tarik hipotesis tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini yaitu dengan pembelajaran berbantuan alat peraga kartu huruf pada siswa kelas 5 Sekolah Dasar Negeri Grabag 3 Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang tahun 2007/2008, maka aktifitas, ketrampilan dan kemampuan siswa dalam memahami hukun nun sukun dan tanwin dapat ditingkatkan sehingga kemampuan membaca Al-Qur’an juga meningkat.

E. Manfaat Penelitian

Kualitas bobot penyajian dan evaluasi yang kontinue terhadap pelaksanaan Pendidikan Agama Islam harus tetap diprioritaskan untuk mencapai hasil yang maksimal. Penelitian Tindakan Kelas ini akan mengungkapkan sejauh mana kemampuan siswa Sekolah Dasar Negeri Grabag 3 Kecamatan Grabag dalam membaca Al-Qur’an yang dikaitkan dengan proses belajar mengajar menggunakan alat bantu, alat peraga kartu huruf sehingga diharapkan bermanfaat bagi :

1. Manfaat Bagi Siswa

(18)

2. Manfaat Bagi Guru

Mendorong guru untuk lebih kreatif dalam proses belajar mengajar, dapat merencanakan, merancang dan membuat alat peraga dengan baik.

3. Manfaat Bagi Sekolah

Informasi yang didapat dari penelitian ini dapat merupakan bahan pertimbangan bagi sekolah untuk perencanaan masa-masa yang akan datang, salah satunya adalah memberi fasilitas dan sarana bagi pengadaan alat peraga pengajaran agama Islam.

F. Pelaksanaan Penelitian

1. Waktu Penelitian

(19)

Tabel 1.1

Jadwal Pelaksanaan Penelitian

2. Subyek Penelitian/Populasi

(20)

Karena penelitian ini merupakan penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil pembelajaran maka subyek penelitian adalah merupakan penelitian populasi yaitu seluruh siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Grabag 3 yang berjumlah 40 siswa, terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan.

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang relevan dan valid penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data. Hal ini dimaksudkan agar metode yang satu dengan yang lain dapat saling melengkapi. Adapun metode yang penulis gunakan adalah sebagai b erik u t:

a. Metode dokumentasi

Yaitu mencari data mengenai hal-hal yang merupakan catatan, manuskrip, buku, surat kabar, notulen, agenda dan ssbagainya. Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data mengenai jum lah siswa, nilai siswa dan keadaan sarana dan prasarana Sekolah Dasar Negeri Grabag 3. b. Metode test

Metode test diartikan sebagai serentetan pertanyaan-pertanyaan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa, intelegensi atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.

(21)

c. Metode interview

Adalah dialog yang dilakukan oleh interviewer (pewawancara) untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh informasi tentang situasi umum Sekolah Dasar Negeri Grabag 3.

4. Metode Analisa Data

Analisa yang digunakan dalam penelitian tindakan diwakili oleh momen refleksi putaran. Dari refleksi tindakan putaran pertama akan diperoleh hasil, yang kemudian menjadi evaluasi pelaksanaan pembelajaran serta digunakan untuk meningkatkan pembelajaran selanjutnya. Sehingga dengan melakukan refleksi tersebut peneliti akan memiliki wawasan otentik dalam menafsirkan data.

Berdasarkan hal tersebut maka tehnik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagi b e rik u t:

a. Data yang diperoleh dari presentasi tertinggi untuk selanjutnya ditafsirkan dalam bentuk kata/uraian dan ditarik kesimpulan.

Adapun rumus yang dipakai dalam mencari presentasi adalah : P = F x 100%

N

F = Frekuensi yang sedang dicari presentasinya N = Number o f case

P = Angka presentasi1

b. Data yang bersifat kuantitatif disajikan dalam bentuk uraian kemudian ditafsirkan selanjutnya ditarik kesimpulan.

(22)

c. Keseluruhan hasil penelitian baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif disajikan kemudian diambil kesimpulan dengan menggunakan metode berpikir induktif.

Jadi pembahasan dalam penelitian ini bersifat diskriptif analitik.

G. Sistematika Skripsi

Dalam penulisan skripsi ini penulis membagi menjadi tiga bagian dengan sistematika sebagai berikut:

1. Bagian Muka

Bagian ini meliputi halaman judul, halaman nota dinas, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, halaman kata pengantar, halaman daftar isi dan halaman tabel.

2. Bagian Isi Skripsi

Dalam bagian ini terdiri dari lima bab dan beberapa sub bab antara lain ialah:

Bab I Pendahuluan bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesa tindakan, manfaat penelitian, pelaksanaan penelitian, dan sistematika skripsi.

Bab II Landasan Teori dan Hipotesis Tindakan yang mencakup tinjauan kepustakaan dan kerangka berfikir.

(23)

1, Siklus 2 dan Siklus 3. Selain itu juga memuat sumber data dan cara pengolahan data serta tolok ukur keberhasilan.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan memuat hasil pelaksanaan siklus 1, hasil pelaksanaan siklus 2 dan hasil pelaksanaan siklus 3 dan pembahasan. Bab V Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

(24)

BAB

II

LANDASAN TEORI

A. Teori Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan proses untuk menghilangkan kebodohan dan keterbelakangan. Dengan belajar diharapkan teijadi suatu perubahan pada individu pelaku belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan tetapi juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat, dan penyesuaian diri, pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang.1

Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.1 2

Dari kedua definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah kegiatan untuk mendapatkan perubahan yang diperoleh dari pengalaman yang berupa pengetahuan. Selanjutnya untuk mendapat pengetahuan ada beberapa pendapat sebagaimana yang disampaikan oleh para ahli adalah sebagai b erik u t:

1) Nasution, D ikdatikAsas Mengajar, Bina Aksara, Jakarta, 1995 him. 35.

(25)

a. Teori Belajar menurut Ilmu Jiwa Daya

Menurut teori ini bahwa manusia memiliki daya-daya kejiwaan yang harus dilatih agar menjadi kuat. Belajar adalah melatih daya-daya agar berfungsi. Dari teori ini belajar hanya dengan menghafal.3

b. Teori Belajar menurut Ilmu Jiwa Asosiasi

Menurut teori ini bahwa keseluruhan itu terdiri atas penjumlahan bagian- bagian atau unsur-unsurnya. Dalam aliran ini terdapat dua macam teori belajar yang terkenal yaitu :

1) Teori Connectionisme

Teori ini dikemukakan oleh Thorndike yang dikutip oleh Arifin, mengatakan bahwa belajar adalah pembentukan atau penguatan hubungan antar S (stimulus) dengan R (respon) atau tanggapan dari stimulus.4 Belajar adalah proses penerimaan rangsangan berupa penyajian bahan-bahan pelajaran dalam berbagai bentuk dan isinya, kemudian anak didik memberikan gerak balas (respon) terhadap rangsangan tersebut dalam bentuk pemikiran, pemahaman dan penghayatan sampai pada pengembangan yang disebut oleh Bond, gabungan antara S dan R.

2) Teori Conditioning

Teori conditioning ini dikemukakan oleh Pavlov yang mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan yang teijadi karena adanya sarat. Sarat (conditioning) yang kemudian menimbulkan reaksi (respon) untuk dijadikan seorang itu belajar haruslah memberikan

(26)

sarat-sarat tertentu. Yang penting adalah kontinue. Yang diutamakan dalam teori ini adalah belajar yang teijadi secara otomatis.5

c. Teori belajar menurut Ilmu Jiwa Gestal

Belajar menurut psikologi Gestal bukan hanya sekadar merupakan proses asosiasi antar stimulus respon yang makin lama makin kuat, karena adanya latihan-latihan atau ulangan-ulangan. Belajar menurut psikologi Gestal teijadi karena adanya pengertian. Pengertian ini muncul apabila seseorang setelah beberapa saat mencoba memahami suatu masalah tiba- tiba muncul adanya kejelasan, terlihat olehnya unsur-unsur yang satu dengan yang lain, kemudian dipahami sangkut pautnya.6

d. Faktor yang mempengaruhi belajar

Di atas telah dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses untuk memperoleh perubahan dalam tingkah laku atau kecakapan. Sampai dimana perubahan tersebut dapat dicapai atau dengan kata lain berhasil atau tidaknya belajar itu tergantung kepada bermacam-macam faktor. Menurut Ngalim Purwanto, faktor-faktor tersebut ada dua yaitu :

1) Faktor Individu

Yaitu faktor yag ada pada organisme itu sendiri. Yang termasuk faktor ini y a itu :

- Kematangan/pertumbuhan - Kecerdasan

- Latihan - Motivasi

5) Ngalim Purwanto, Psykologi Pendidikan, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1997 him. 91

(27)

2) Faktor Sosial

Yaitu faktor yang ada di luar individu. Adapun yang termasuk faktor ini antara lain faktor keluarga, keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajar, alat-alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia serta motivasi sosial.

2. Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Sebelum penulis membahas Pendidikan Agama Islam, terlebih dahulu penulis akan bahas pendidikan secara umum, antara lain :

1) Bab I pasal 1 ayat 1 undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan pengajaran dan atau latihan bagi perannya dimasa akan datang.7 8

2) Menurut AD. Marimba bahwa “Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan

Q jasmani terdidik menuju terbentuknya kepribadian utama.

Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa, dalam rangka menanamkan, membina dan mengembangkan potensi anak didik agar menjadi manusia utama yag berakhlak mulia yang terwujud dalam berfikir, bertindak, bersikap dan mempunyai ketrampilan yang berguna bagi nusa dan bangsa.

7) Diijen Pendidikan Dasar, 1995 him. 3.

(28)

Sedangkan Pendidikan Agama Islam menurut para ahli antara lain ia la h :

1) Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungannya kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan peranan nasional.

2) Adapun menurut Akhmadi pengertian Pendidikan Agama Islam ialah usaha sadar yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagaman subyek didik agar lebih mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam.

Dari pengertian tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah usaha yang dilakukan untuk mengembangkan potensi anak didik secara sistematis dan pragmatis berdasarkan hukum Islam agar dapat dipahami, dihayati, dan diamalkan sebagai pandangan hidup untuk keselamatan di dunia sampai di akherat nantinya.

b. Dasar Pendidikan Agama Islam 1) Dasar Pendidikan Agama Islam

(29)

rangka penyusunan teori, perencanaan maupun pelaksanaan pendidikan. Adapun dasar Pendidikan Agama Islam itu ada tiga :

a) Yuridis

Yaitu dasar Pendidikan Agama Islam yang berasal dari peraturan undang-undang yang secara langsung maupun tidak langsung dapat dijadikan pegangan dalam Pendidikan Agama Islam, diantaranya ialah :

- Dasar Ideal dan Konstitusional

Disebutkan dalam Undang-undang No. 2 Th 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 12: Pendidikan Nasional Berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

1945.

- Dasar Operasional

Yaitu dasar yang secara langsung mengatur pelaksanaan pendidikan secara nasional dalam hal ini adalah undang- undang No. 2 1989 tentang Pendidikan Nasional.

b) Dasar Religius

(30)

Firman Allah dalam Al-Qur’an surat At Taubah ayat 122 :

A rtin y a:

“Tidak sepantasnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semua (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka itu dapat menjaga diri”.

Sedang Hadist Nabi menyebutkan antara lain :

A rtin y a:

Barang siapa yang memberi petunjuk atas kebaikan, maka dia mendapat pahala seperti yang melakukan kebaikan itu.

perempuan.

c) Dasar Sosial Psikologis

Manusia dalam hidupnya selalu membutuhkan pegangan yang disebut agama. Mereka merasa bahwa dalam jiwanya ada perasaan yang mengakui ada Dzat Yang Maha Kuasa tempat A rtin y a:

(31)

berlindung dan mohon pertolongan. Mereka akan merasa tenang dan tentram hatinya jik a dapat mendekatkan diri kepada Allah, hal ini sesuai dengan firman A lla h :

( 28 : ■*=■

jll

)

jlfljT

(jU jai

Mil

^ ! A rtinya:

.... ingatlah hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tentram.

c. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tujuan Pendidikan Agama Islam adalah meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan siswa tentang Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, serta berakhlaq mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Tujuan ini merupakan penjabaran dari bunyi Undang-undang No. 2 tahun 1989 Bab II pasal 4 yaitu “... mengembangkan manusia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang lu h u r...”

Dengan melihat kerangka tersebut maka Pendidikan Agama Islam identik dengan tujuan hidup manusia yaitu sebagai hamba Allah SWT yang beriman dan bertqwa. Hal ini sesuai dengan firman Allah :

(56 *. ^ ^ S f| 1*3

A rtin y a:

(32)

d. Materi dan Proses Pendidikan Agama Islam

Belajar memang sangat komplek, disamping harus memperhatikan cara atau petunjuk belajar harus memperhatikan pula beberapa prinsip-prinsip belajar antara lain ialah :

1) Agar seseorang benar-benar belajar yang mempunyai tujuan.

2) Tujuan itu timbul dari atau hubungan dengan kebutuhan hidupnya dan bukan karena dipaksakan orang lain.

3) Orang itu harus bersedia mengalami bermacam-macam kesukaran dan berusaha dengan tekun untuk mencapai tujuan yang berharga bagi dirinya.

4) Belajar itu harus terbukti dari perubahan kelakuan.

5) Selain tujuan pokok yang hendak dicapai, diperoleh pula hasil-hasil sambilan atau sampingan.

6) Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melakukan.

7) Seorang belajar sebagai keseluruhan, tidak dengan otaknya atau secara intelektual saja tetapi juga secara sosial, emosional, etis, dan sebagainya.

8) Dalam belajar seorang memerlukan bantuan dan bimbingan orang lain.

9) Untuk belajar diperlukan insting. Belajar harus dipahami, bukan hanya menghafal fakta secara verbalitas.

(33)

11) Belajar lebih berhasil apabila usaha itu memberi sukses yang menyenangkan.

12) Ulangan dan latihan perlu akanteyapi harus didahului oleh pemahaman.

13) Belajar hanya mungkin kalau ada kemampuan dan hasrat untuk belajar.9

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa belajar harus memenuhi prinsip-prinsip antara lain :

1) Ada tujuan

2) Ada kesulitan yang menimbulkan aktifi tas 3) Ada materi

4) Menggunakan metode yang tepat 5) Adanya penilaian

e. Alat dan Metode Pendidikan Agama Islam 1) Alat Pendidikan Agama Islam

Menurut Zuhairini alat pendidikan atau media pendidikan itu ada tiga kelompok :

> Alat Pengajaran Agama

> Alat Pendidikan Agama yang langsung > Alat Pendidikan gama yang tidak langsung 10 Ad. Alat Pengajaran Agama Islam

Untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam, maka jalan yang ditempuh adalah memberikan pengajaran agama. Dalam

(34)

pelaksanaan pengajaran agama tersebut dibutuhkan alat sebagai media bantu mengajar alat-alat tersebut dapat dibedakan menjadi tig a :

- Alat pengajaran klasikal, contoh papan tulis, kapur, tempat solat, dan lain-lainnya.

- Alat pengajaran individual, contoh alat-alat tulis, buku pelajaran murid, buku pegangan guru, buku persiapan guru. - Alat peraga yaitu alat pengajaran yang berfungsi untuk

memperjelas atau memberi gambaran yag konkrit tentang hal-hal yang diajarkan.11

Daiam penyampaian pelajaran bermacam-macam alat telah diciptakan agar mempermudah siswa memahaminya. Alat-alat tersebut sep erti:

- Visual audis, contoh gambar-gambar yang diproyeksikan di papan tulis.

- Audio audis, seperti radio, tape recorder. - Audio visual, seperti televisi, film. Ad. Alat Pendidikan Agama Langsung

Menurut Zuhairini yang disebut alat pendidikan langsung yaitu menanamkan pengaruh yang positif pada siswa dengan memberi contoh tauladan, nasehat, perintah berbuat amal soleh dan membiasakan suatu amal dan sebagainya.11 12 13

(35)

Ad. Alat Pendidikan Agama yang tidak langsung

Alat pendidikan yang bersifat kuratif dengan kata lain bahwa alat pendidikan ini juga disebut hukuman dapat dijadikan sebagai alat untuk mendidik.14

2) Metode Pendidikan Agama Islam

Metode adalah suatu cara yang dilaksanakan dalam pendidikan, fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan, sehingga tidak kalah pentingnya dengan komponen yang lain.

Penggunaan metode sangatlah sulit dalam efektifitasnya, sebab metode yang baik untuk guru yang satu bisa kurang baik bagi guru yang lain. Hal ini sangat mungkin timbul berbagai metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar.

Faktor yang menimbulkan banyak metode antara lain : a) Tujuan pengajaran

b) Materi pelajaran

c) Besarnya kelas (banyaknya siswa) d) Kemampuan siswa

e) Kemampuan guru f) Fasilitas

g) Waktu yang tersedia

Menurut Drs. Mansyur metode mengajar dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu :

(36)

a) Metode mengajar kelompok/klasikal b) Metode mengajar individual15

Adapun yang termasuk dalam klasifikasi metode mengajar kelompok/klasikal:

Adapun yang termasuk dalam klasifikasi metode individual antara la in :

a) Metode latihan b) Metode eksperimen f. Evaluasi Pendidikan Agama Islam

1) Tujuan Evaluasi

Menurut Akhmadi tujuan evaluasi Pendidikan Agama Islam adalah untuk memperoleh data pencapaian hasil belajar mengajar yang menunjukkan tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan pelajaran dan untuk mengukur atau menilai efektifitas pengalaman mengajar, kegiatan-kegiatan belajar dan metode-metode mengajar yang dipergunakan.16

(37)

2) Fungsi Evaluasi

Fungsi evaluasi Pendidikan Agama Islam tidak berbeda dengan fungsi pendidikan pada umumnya yaitu :

a) Penentuan kelemahan dan kekuatan serta kesanggupan murid dalam memiliki/menguasai materi perlajaran yang telah diterima dalam proses belajar mengajar, atau proses teaching learning. b) Penentuan komponen-komponen yang perlu diperbaiki/direvisi

(metode, materi, alat tujuan, dan lain-lain).

c) Penentuan kelemahan/kekuatan guru dalam melaksanakan program teaching learning.

d) Menyediakan bahan untuk membimbing pertumbuhan/ perkembangan murid secara individu/kelompok.17

3) Jenis Evaluasi

Menurut Drs. Dewanto, evaluasi dibedakan menjadi empat macam y a itu :

a) Evaluasi Formatif

Berfungsi untuk memperbaiki teaching learning b) Evaluasi Sumatif

Berfungsi untuk menentukan angka kemajuan anak c) Evaluasi Penempatan

Berfungsi untuk menempatkan siswa dalam situasi belajar mengajar

(38)

d) Evaluasi Diagnotik

Berfungsi untuk memecahkan masalah

Tampak bahwa siswa sebagai input selama proses belajar mengajar/proses transformasi dipengaruhi juga oleh sarana, alat pengajaran, alat peraga/media. Sebelum guru mulai kegiatan mengajar, bahkan sebelum atau sekurang-kurangnya pada waktu penyusunan rencana mengajar guru telah memilih alat yang diperkirakan dapat membantu melancarkan atau mempeijelas konsep yang akan diajarkan.

3. Ketrampilan Membaca Al-Qur’an

a. Pengertian Ketrampilan Membaca

Ketrampilan adalah kesanggupan atau kecakapan seseorang untuk

18 *

melaksanakan atau mengerjakan sesuatu dengan benar dan cepat.

Sedang membaca artinya adalah melihat serta memahami isi dari pada yang tertulis dengan melisankan, atau mengucapkan, mengeja tau melafalkan apa yang tertulis.18 19

Dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa arti ketrampilan membaca yaitu kesanggupan atau kecakapan seseorang untuk melafalkan tulisan dengan tepat dan cepat.

b. Pengertian Al-Qur’an

Menurut Prof. Dr. M. Hasbi Ash Shidqi, Al- Quran adalah Wahyu Illahi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah disampaikan kepada umatnya, dengan jalan mutawatir yang dihukum kafir bagi yang mengingkari.20

18) Purwadarminta W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2002, him. 722. 19) Ibid him. 83.

(39)

Sedang menurut Shubhi Salih adalah

^ l y J j jSLa l l ^Juuti C-J IjS J I j A

4j

j

itL

I jiil lj

A

j

I

c

. (J

j

S

l

I

a

II

i o

-

v

L ^

a

II

A rtin y a:

Al-Qur’an adalah Firman Allah yang bersifat atau berfungsi sebagai mu’jizat (sebagai bukti kebenaran atas kenabian Muhammad SAW) yang ditujukan kepada Nabi Muhammad yang diwakilkan atau diriwayatkan secara mutawatir dan dipandang ibadah membacanya.21

Adapun yang penulis maksudkan adalah ketrampilan membaca Al-Qur’an yang meliputi tiga komponen, yaitu:

a. Mahroj atau yang berkaitan dengan pengucapan huruf secara benar dan jelas.

b. Tajwid yaitu yang berkaitan dengan membaca Al-Qur’an secara benar dan tartil.

c. Kelancaran adalah menyangkut ketepatan dalam membaca, merangkai kata-perkata secara benar, tepat dan cepat.

Ketiga komponen tersebut sebagai tolok ukur kesempurnaan bacaan Al- Qur’an, masing-masing komponen berisi indikator secara bertingkat yang menerangkan kemampuan membaca Al-Qur’an.

Komponen penilaian dapat dilihat pada ta b e l:

(40)

Tabel 1.1

KOMPONEN TES BACA AL- QUR’AN

Keriteria Komponen

(41)

Pengertian tersebut perlu dijabarkan secara operasional untuk memudahkan pengukuran variabel, jik a diterapkan dalam kontak penelitian tindakan kelas yaitu “Ketrampilan membaca A l-Qur’an”. Ketrampilan membaca Al-Qur’an dalam hai ini adalah yang dikaitkan dengan kemampuan siswa sekolah dasar, penekanannya dalam membaca Al-Qur’an adalah kecakapannya yang diperagakan oleh siswa dalam membaca Al-Qur’an dilihat dari tiga komponen yaitu Mahroj, Tajwid dan kelancarannya.

Adapun kelancaran bacaan diukur dari kecepatan siswa membaca dan merangkai kata-perkata secara benar.

Ketiga komponen disatukan sebagai alat ukur kesempurnaan membaca Al-Qur’an. Masing-masing komponen penelitian berisi indikator yang secara bertingkat menunjukkan cakupan tingkat penyuaraan tertentu, baik mahroj, tajwid, maupun kelancaran bacaan. Kriteria penguasaan tajwid tidak mencakup keseluruhan namun dibatasi pada bagian pokok yang sangat mendasar sesuai dengan materi pembelajaran di tingkat Sekolah Dasar Kelas 5 yaitu H ukum ^^^ bertemu dengan huruf hijaiyah lainnya.

Apabila ketrampilan membaca diartikan dengan Al-Qur’an adalah kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam melafalkan tulisan Al-Qur’an secara tepat dan tepat menurut kaidah-kaidah hukum tajwid.

4. Alat Peraga/Media Pengajaran

(42)

komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah”.22 Selanjutnya “M edia pengajaran adalah sarana/alat bantu pembelajaran agar siswa mudah memahami apa yang disampaikan oleh guru”.23

Alat peraga adalah “Alat yang digunakan guru ketika mengajar untuk membantu memperjelas materi pembelajaran yang disampaikan kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa” 24

Belajar akan efektif jik a dimulai pada pengalaman langsung atau pengalaman konkrit untuk menuju kepada pengalaman abstrak. Untuk itu perlu dibutuhkan alat peraga pengajaran. Adapun nilai-nilai lebih dari alat peraga antara la in :

a. Meletakkan dasar-dasar konkrit untuk berfikir b. Memperbesar perhatian siswa dan gairah belajar c. Membuat pelajaran lebih menetap

d. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu

e. Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha di kalangan siswa.

5. K a rtu H u ru f a. Pembuatan

Mendengar kata kartu asosiasinya adalah suatu benda yang berbentuk persegi yang terbuat dari karton atau plastik, seperti kartu SIM, kartu ATM, dan sebagainya. Demikian juga kartu huruf dibuat dari kertas karton berbentuk persegi panjang dengan ukuran 12 cm x 8 cm

(43)

yang bertuliskan huruf hijaiyah dengan dasarnya berbeda-beda. Yaitu merah, kuning, hijau, biru, putih dan sebagainya. Agar anak tertarik dan mudah untuk membedakan huruf-huruf tersebut.

Gambar kartu huruf

Merah Kuning Hijau Biru Putih

Kartu dengan ukuran 12 cm x 8 cm ini masing-masing warna sebanyak huruf hijaiyah dan ditentukan dengan mengelompokkan menurut pembagian hukum nun sukun/tanwin, yaitu :

1) Kartu merah sebanyak 6 yaitu untuk huruf halqi ( t t t £0*' )

2) Kartu kuning sebanyak 4 yaitu untuk bacaan idgham biqunah

3) Kartu hijau sebanyak 2 lembar yaitu untuk bacaan idgham bilaqhunah

( Oj )

4) Kartu biru 1 lembar yaitu untuk bacaan iqlah ( M )

5) Kartu warna putih sebanyak 15 lembar yaitu untuk bacaan ihfak. V? j J (il ( J ia ia y z y a y y j £ ili (Jj ^

Kemudian kartu tersebut digandakan sesuai dengan kebutuhan yaitu sesuai dengan jum lah anak dalam ukuran yang lebih kecil,

b. Penggunaan Kartu Huruf

(44)

ditempelkan berjajar pada papan tulis atau diletakkan diruas kiri dua kotak dan dua kotak lainnya di ruas kanan.

Gambar papan tempel

1 2 3 4

Ukuran panjang kotak adalah lebih pendek dari panjang kartu dan kotak transparan sehingga tampak kartu di dalamnya. Penempatan kotak dibuat sedemikian rupa supaya mudah dijangkau oleh anak.

6. Materi Pengajaran Al-Qur’ar« / Tajwid

Hukum bacaan Nun Mati dan Tanwin

Nun mati ialah nun yang bertanda sukun diatasnya ( u ) sedang tanwin ialah bunyi nun mati pada setiap akhir kata yang ditulis sebagai b erik u t:

(Tanwin dengan harakat dua fathah) - (Tanwin dengan harakat dua dhumah) - (Tanwin dengan harakat dua kasrah)

Adapun hukum bacaan nun mati dan tanwin apabila bertemu dengan salah satu dari huruf hijaiyah hukum bacaannya terdiri dari emapt bagian :

(45)

1) Bacaan Idzhar

Menurut bahasa idzhar artinya jelas/terang, sedang menurut istilah artinya mengucapkan huruf nun sukun atau tanwin dari mahrojnya dengan jelas dan terang tanpa berdengung sedikitpun. Bacaan idzhar teijadi apabila nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf idzhar yang jumlahnya ada 6, yaitu :

- Hamzah ( * )

- H a’ ( • )

- ‘Ain (

E )

- Ghain ( £ )

- K h a ( c )

- Ha ( c )

H uruf idzhar yang jumlahnya 6 ini dinamai huruf halqi, karena keluarnya huruf (mahroj) dari tenggorokan. Adapun pembagian 6 huruf tersebut adalah sebagai b erik u t:

H uruf Hamzah dan Ha ( 0 I ) ditenggorokan atas

H uruf ‘Ain dan Ha’ ( C & ) ditenggorokan tengah

H uruf Kha’ dan Ghain ( E C ) ditenggorokan bawah 2) Bacaan Idgham

(46)

huruf yang hidup di depannya sehingga seolah-olah menjadi huruf yang bertasydid.

Bacaan idgham untuk nun mati atau tanwin itu ada dua macam, yaitu idgham bighunah (idgham dengan dengung) dan idgham bilaghunah (idgham tanpa dengung). Idgham bighunah teijadi bila ada nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf-huruf:

- Ya’ ( t f )

- Nun ( <j )

- Mim { f )

- Wau ( j )

Nun atau tanwin yang bertemu dengan huruf-huruf idgham tersebut cara membacanya harus berdengung sekitar dua (2) harakat. Hal ini kecuali apabila pertemuan nun mati dengan huruf-huruf idgham itu bukan dalam satu kalimat. Dalam keadaan demikian harus dibaca idzhar.

Adapun idgham bilaghunah (tanpa dengung) teijadi bila ada nun mati atau tanwin yang bertemu dengan huruf Lam (

J

) dan Ra’ ( J ).

Cara membacanya idgham bilaghunah yaitu dengan memasukkan huruf nun tersebut kedalam huruf lam (

J

) atau ra’ ( J ).

3) Bacaan Iqlab

(47)

huruf nun mati dengan bunyi mim ( f ) mati. Nun mati dibaca iqlah bila

bertemu dengan huruf ba’ ( M ).

Adapun cara membacanya yaitu nun mati berubah atau berganti dengan huruf mim mati, sehingga bibir bawah dan atas terkatub dan dalam siap untuk mengucapkan ba’ (S-1).

4) Bacaan Ikhfa’

Arti Ikhfa’ secara bahasa berarti menyembunyikan, menyamarkan atau merahasiakan. Sedang menurut istilah ilmu tajwid artinya menyembunyikan nun mati dengan cara tersamar berada dibalik huruf ikhfa’ yang terdapat di depannya, yang pada umumnya bunyi nun mati itu hampir berdengung tetapi tidak sepenuhnya dengan seperti idgham bighunah atau membunyikan nun mati diantara idzhar dan idgham bighunah. Adapun yang termasuk huruf-huruf ikhfa’ itu ada lima belas (15), y a itu :

Ta’ ( * ) — Sha ( o**)

Tsa ( ^ ) - Dha ( u-®)

Jim ( C ) - Tha ( J . )

Dal (■>) - D z a ( i )

Dzal ( i ) - Fa’ ( - )

Zai ( J ) - K of ( )

Sin ( u - ) - K a f ( ^ )

(48)

Untuk lebih mudahnya baiklah penulis sajikan bagan bacaan nun mati atau tanwin bila bertemu dengan huruf hijaiyah.

B. Kerangka Berfikir

Belajar sebagai proses interaksi antara guru dan murid di dalam kelas akan optimal, jik a komponen-komponen pelajaran saling mendukung, salah satu komponen tersebut adalah media pengajaran/alat peraga.

(49)
(50)

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan {action research), karena penelitian tindakan dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk diskriptif sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik/metode pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dicapai.

A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian

1. T empat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di Sekolah Dasar Negeri Grabag 3 Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang. 2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei semester genap tahun pelajaran 2007/2008.

3. Subyek Penelitian

(51)

T abel 3.1

10 Fidencio Yoga Adi Cahya L

11 M ila Yulianti P

21 Anis Widya Marta T. P

22 ii i i P

34 N ur Alfi Hidayanti P

35 Nurul Hidayah P

36 ,, Rezki Suci Andani P

37 Wahyu Estining M. P

38 W idya Ayu Pangestika P

39 Riyati P

40 Achmad Robani L

(52)

B. Rancangan Penelitian

Sesuai dengan jenis penelitian yang diteliti yaitu penelitian tindakan kelas maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kommis dan Taggart, yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan) dan reflection (refleksi).

Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahapan-tahapan penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.

Refleksi

Tindakan/ Observasi

Refleksi

Tindakan/ Observasi

Refleksi

Tindakan/ Observasi

(53)

Penjelasan alur di atas :

1. Rancangan/rencana awal sebelum mengadakan penelitian, peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan. Termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

2. Kegiatan dan pengamatan meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari yang diterapkannya. Metode pembelajaran dengan alat peraga kartu huruf.

3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.

4. Rancangan/rencana yang direvisi berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

(54)

C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian terdiri d a ri: 1. Silabus

Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolaan serta penilaian hasil pembelajaran.

2. Rencana Pelajaran

Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai r

pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing- masing rencana pelajaran berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus dan kegiatan belajar mengajar.

3. Tes Formatif

Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman bacaan Al-Qur’an terhadap hukum nun sukun.

D. Kriteria Penilaian

Untuk memudahkan evaluasi terhadap tingkat kemampuan siswa, perlu dirumuskan kriteria penilaian sebagai b erik u t:

1. Kategori benar semua 2. Kategori benar sebagian 3. Kategori salah semua

(55)

pemahaman hukum nun sukun dengan menyebutkan sebab dibaca izhar, idgham, iqlab dan jh fa’ serta dalam mempraktekkan bacaan tersebut.

Untuk ketuntasan belajar ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum Depdikbud 1994 yaitu seorang siswa telah tuntas bila telah mencapai skor 65 % atau nilai 65 dan kelas disebut tuntas bila di kelas tersebut mencapai 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%.

Untuk menghitung prosentasi ketuntasan belajar digunakan rumus : P = Z Siswa yang tuntas belajar x 100 ^

E Siswa

E. Prosedur Kerja Dalam Penelitian

Penelitian ini direncanakan dalam tiga siklus, tiap siklus memuat empat tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

1. Siklus I

a. Perencanaan

1) Guru menentukan materi yang akan diberikan 2) Guru mempersiapkan rencana pengajaran (RP) 3) Merancang dan membuat alat peraga

4) Merancang dan membuat soal latihan/LKS 5) Meminta guru lain membantu mengamati

(56)

b. Pelaksanaan

1) Guru melaksanakan pengajaran dengan menggunakan alat peraga kartu huruf.

2) Guru memberi materi contoh peragaan. 3) Siswa dalam kelompok berdiskusi.

4) Siswa dalam kelompok mendemonstrasikan bacaan Al-Qur’an yang telah ditentukan oleh guru.

5) Siswa dengan bimbingan guru membuat rangkuman. c. Pengamatan

1) Guru dan pengamat lain mengamati minat belajar, perhatian siswa dan kesiapan menerima pelajaran.

2) Pengamatan aktifitas dan ketrampilan siswa dalam mengeijakan soal- soal dan mendemonstrasikan bacaan.

3) Mengamati hasil belajar siswa dengan melakukan penilaian terhadap hasil latihan /LKS.

d. Refleksi

Menilai pelaksanaan dari siklus I untuk mengetahui kelebihan dan kekurangannya. Hasil dari refleksi ini digunakan untuk memperbaiki dan mempersiapkan siklus U.

2. Siklus II

a. Perencanaan

(57)

2) Merancang pengajaran dengan alat peraga kartu huruf. 3) Merancang soal-soal latihan (LKS).

4) Mempersiapkan siswa mengikuti pelajaran dengan alat peraga kartu huruf

5) Menentukan waktu pelaksanaan. b. Pelaksanaan

1) Guru melaksanakan pengajaran dengan menggunakan alat peraga kartu huruf.

2) Guru memberikan materi dengan menggunakan alat peraga kartu huruf.

3) Siswa dalam kelompok mendemonstrasikan bacaan.

4) Siswa dengan bimbingan guru mengeijakan soal-soal latihan (LKS). 5) Siswa dengan bimbingan guru membuat rangkuman.

c. Pengamatan

1) Guru dan pengamat lain mengamati minat belajar, perhatian dan kesiapan siswa menerima pelajaran.

2) Pengamatan aktifitas dan ketrampilan siswa dalam berdemonstrasi/ mendemonstrasikan bacaan.

3) Pengamatan guru dalam mengeijakan soal. d. Refleksi

(58)

3. Siklus III

a. Perencanaan

1) Guru menentukan materi lanjutan dan mempersiapkan Rencana Pengajaran III (RP III).

2) Merancang kembali pengajaran dengan alat peraga kartu huruf. 3) Merancang lembar keija dan soal-soal latihan/LKS.

4) Mempersiapkan siswa mengikuti pelajaran. 5) Menentukan waktu pelaksanaan.

. b. Pelaksanaan

1) Guru melaksanakan pengajaran dengan alat peraga kartu huruf. 2) Guru menyampaikan materi contoh bacaan.

3) Siswa dalam kelompoknya mendemonstrasikan bacaan. 4) Siswa berdiskusi dalam kelompok.

5) Siswa mengeijakan soal-soal latihan (LKS).

6) Dengan bimbingan guru siswa membuat rangkuman. 7) Diadakan tes akhir,

c. Pengamatan

1) Guru dan pengamat lain mengamati kesiapan siswa menerima pelajaran.

2) Pengamatan aktifitas siswa dan ketrampilan siswa dalam mendemonstrasikan bacaan.

(59)

d. Refleksi

Hasil dari pengamatan siklus IH dianalisa, didiskusikan dengan pengamat lain untuk mendapatkan suatu kesimpulan. Kesimpulan ditarik pula dari pengamatan siklus I dan siklus H. Diharapkan refleksi ini membenarkan hipotesis yang penulis ajukan.

F. Tolok Ukur Keberhasilan

Sebagai tolok ukur keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran pada Penelitian Tindakan Kelas ini ialah sebagai b erik u t:

1. Keaktifan Siswa

Siswa dikatakan aktif jik a dapat memenuhi 4 dari 6 indikator keaktifan yang dapat dilakukan siswa.

2. Ketrampilan/kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal.

a. Siswa dikatakan mampu jik a dapat menyelesaikan 4 dari 5 butir soal. b. Siswa dapat membaca Al-Qur’an dengan lancar.

c. Siswa dapat menyebutkan bacaan idzhar dan sebab-sebabnya. 3. Hasil Belajar

Sesuai Acuan Pedoman Kenaikan Kelas, bahwa 75 % termasuk ketentuan belajar sedang, 85 % ketentuan belajar tinggi, dan 65 % ketentuan belajar rendah. Berdasarkan rapat guru-guru SD Negeri Grabag 3 Tahun 2007/2008 ketentuan minimal 65 %. Oleh karena itu siswa dikatakan berhasil jika:

(60)

3

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Penelitian Siklus I

a. Rencana Penelitian

Proses perencanaan, peneliti menentukan materi pada siklus I yaitu Hukum bacaan Nun Sukun bertemu dengan huruf hijaiyah, guru membuat Rencana Pembelajaran (RP) tentang materi tersebut. Merancang dan membuat alat peraga yang sesuai dengan materi yaitu kartu huruf dan lembar peraga beberapa kalimat yang mengandung bacaan idzhar, idghom, iqlab dan ihfa’. Membuat soal sebagai latihan, membuat lembar keija Siswa (LKS) siklus I dan memperbanyak sesuai dengan jum lah siswa. M eminta guru lain untuk membantu pengamatan, mempersiapkan siswa mengikuti pelajaran dengan membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 9 kelompok, tiap kelompok 5 atau 4 siswa. Menentukan jadwal pelaksanaan yaitu Mei minggu I.

(61)

ditentukan, dengan bimbingan guru siswa mendemonstrasikan bacaan yang mengandung bacaan idzhar secara bersama-sama. Kemudian dilanjutkan dengan tiap-tiap kelompok membaca bacaan yang mengandung bacaan idghom. Tiap-tiap kelompok diberi tugas untuk mencari huruf khalqi yang kemudian dimasukkan pada kotak yang telah disediakan. Setelah siswa betul* betul paham guru membagi lembar keija siswa kepada semua siswa untuk didistribusikan secara kelompok, kemudian mengeijakan soal secara individu. Guru bersama siswa membahas lembar keija siswa yang telah dikeijakan. Guru memberi penilaian terhadap hasil pekerjaan siswa. Siswa dengan bimbingan guru membuat rangkuman, simpulan pokok penting pada pembelajaran siklus I.

b. Tindakan

(62)

TABEL 4.1

Hasil Pembelajaran Siklus 1

Aktifitas Ketrampilan /

Kemampuan Rata-Rata

Ya 39 37

Tidak 1 3

% 97,5 % 92,5 % 85,5

c. Refleksi

Setelah dilaksanakan pengamatan atas tindakan pembelajaran di dalam kelas, selanjutnya diadakan refleksi terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan. Hasil dari refleksi siklus I adalah sebagai berikut : terdapat siswa dalam sebuah kelompok yang lupa membawa kartu huruf yang menjadi bagian tugas, sehingga menghambat kegiatan dalam kelompok tersebut. Kekompakan kelompok masih kurang disebabkan oleh kurang biasanya laki- laki dan perempuan dalam satu kelompok. Terdapat anak yang malu-malu maju kedepan untuk melaksanakan tugas terutama anak perempuan. Di dalam berdiskusi di kelompok terdapat anak over aktif sehingga berebutan kartu peraga. Keija sama dalam kelompok cukup baik, siswa yang sudah bisa membantu yang belum bisa. Terdapat seorang siswa yang tidak mengerjakan (pasif).

d. Revisi

(63)

telaten dan memotivasi siswa agar dalam mengikuti pelajaran dengan baik/mengikuti saran-saran guru, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. 2. Hasil Penelitian Siklus II

a. Rencana Penelitian

Pada proses perencanaan peneliti menentukan materi pada siklus II yaitu mengulang tentang hukum nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf hijaiyah. Guru membuat Rencana Pelajaran (RP) berkaitan dengan materi tersebut dan merancang penggunaan alat peraga. Yaitu kartu huruf serta lafal-lafal yang mengandung bacaan idzhar, idghom, iqlab dan ihfa’ serta membuat soal-soal latihan (LKS). Menugaskan siswa membuat kartu huruf yang berkaitan dengan bacaan idzhar, idghom, iqlab dan ihfa’. Mengingatkan siswa untuk ikut pelajaran siklus II agar siswa lebih terkondisi dan semua kelompok kompak tidak lupa membawa alat peraga tersebut. Menentukan waktu pelaksanaan siklus II yaitu bulan Mei minggu II.

b. Tindakan

(64)

berkelompok menggunakan alat peraga kartu huruf. Secara berkelompok pula para siswa mengerjakannya. Peneliti mengamati hasil belajar siswa dengan memberikan penilaian terhadap soal-soal yang telah dikerjakan siswa sebagai analisis belajar siklus H

Secara umum pelaksanaan siklus II berjalan dengan baik dan kondusif Hasil belajar siswa juga baik dengan ketuntasan 95 % sedang rata- rata perolehan nilai adalah 77,1 % atau setara dengan nilai 90. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel.

TABEL 4.2

Hasil Pembelajaran Siklus II

Aktifi tas Ketrampilan /

Kemampuan Rata-Rata

Ya 40 38

Tidak - 2

% 100% 95% 90

c. Refleksi

(65)

mengucapkannya, hal ini dapat diatasi dengan mengucapkan berulang-ulang dengan bimbingan guru. Keija sama dalam kelompok cukup kompak, tidak saling berebut alat peraga. Tutor sebaya sudah nampak beijalan lancar yaitu yang pandai membimbing yang kurang pandai, dalam lembar keija sudah mulai rapi tidak banyak coretan,

d. Revisi

Tindakan selanjutnya kepada siswa yang belum terampil diberi tugas rumah yaitu dengan cara membaca Al-Qur’an surat Al-Baqoroh ayat 1 s/d 15 dan sekaligus mencari bacaan idzhar, idghom, iqlab dan ihfa’ berikut alasannya.

3. Hasil Penelitian Siklus III a. Rencana Tindakan

Pada proses perencanaan peneliti menetapkan materi pada siklus El yaitu tentang bacaan nun sukun atau tanwin yang bertemu dengan huruf hijaiyah:

(66)

dan tes akhir. Mempersiapkan siswa untuk membawa alat peraga kartu huruf (membuat alat peraga kartu huruf) pada saat pelaksanaan. Menentukan waktu pelaksanaan siklus HI yaitu bulan Mei minggu UI.

b. Tindakan

Selanjutnya pelaksanaan pada saat yang telah ditentukan guru melaksanakan pengajaran dengan alat peraga kartu huruf. Dengan menggunakan metode gabungan ceramah, demonstrasi, tanya jaw ab dan penugasan. Guru menerangkan materi pelajaran secara klasikal yaitu hukum nun sukun dan tanwin yang bertemu dengan huruf hijaiyah berikut contoh- contohnya dan membacakan ayat Al-Qur’an yang diikuti oleh seluruh siswa. Setelah dijelaskan kemudian siswa dikelompokkan untuk mengerjakan LKS/soal latihan. Wakil dari kelompok masing-masing memimpin kelompoknya untuk mendemonstrasikan bacaan ayat-ayat Al-Qur’an dan dilanjutkan dengan membahas mengerjakan tugas masing-masing kelompok. Peneliti (guru) dibantu oleh pengamat, mengamati kelompok-kelompok siswa dalam mengerjakan dan memberi bimbingan pada kelompok mengenai soal- soal.

c. Refleksi

Guru memberikan penilaian terhadap pekerjaan dan latihan. Siswa dengan bimbingan guru membuat rangkuman.

(67)

tan win. Memberikan bantuan dan motivasi kepada siswa/kelompok yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas tugas yang diberikan. Sambil mengamati aktifitas siswa, guru memberikan penilaian terhadap hasil pekerjaan siswa sebagai analisis hasil belajar siswa pada siklus III.

Secara umum pelaksanaan siklus III berjalan baik, kondusif dengan hasil belajar siswa juga baik yaitu diperoleh rata-rata 93 dengan ketuntasan 97,5, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel.

TABEL

43

Seluruh siswa telah melaksanakan tugas masing-masing, sehingga pada pelaksanaan demonstrasi kelompok dapat berlangsung dengan baik. Seluruh siswa terlibat aktif baik dalam kelompok maupun individu dalam mengerjakan soal-soal latihan/LKS. Kerjasama antar siswa dalam kelompok baik, saling membantu. Setiap siswa siap melaksanakan tugas dari guru. Hasil belajar siswa pada siklus III baik dengan ketuntasan 97,5 %. Peneliti menganalisa materi pada siklus III termasuk tingkat kesukaran tinggi.

(68)

B. Pem bahasan

Uraian pada pembahasan ini lebih banyak berdasarkan pada pengamatan dan refleksi setiap siklus. Berdasarkan hasil refleksi didapatkan antara lain terdapat siswa yang belum siap mengikuti pelajaran terbukti dengan tidak membawa alat peraga yang menjadi bagian tugasnya, sehingga tugas kelompok menjadi sedikit terhambat. Hal ini teijadi tidak kesengajaan siswa. Kecanggunggan bersatunya antara siswa laki-laki dan siswa perempuan dalam satu kelompok akan tetapi kecanggungan ini perlahan- lahan hilang karena terbiasa atas petunjuk guru yang selalu memberi motivasi dan arahan kepada siswa.

Dalam mengucapkan/membaca idzhar sudah cukup bagus tetapi masih dijumpai anak yang lupa dalam mencantumkan tanda sukun ketika mengerjakan pada lembar kerja siswa dan masih banyak corat-coret dalam mengerjakan, sehingga pekerjaan anak tidak rapi. Juga dijumpai saat diskusi ada anak yang takut dalam mengeluarkan pendapat sehingga kelihatan pasif, tetapi ju g a ada anak yang over aktif sehingga mendominasi jalannya diskusi.

Hal tersebut di atas pada pelaksanaan siklus II dan UI hanya terjadi pada anak tertentu saja, yang memang menjadi catatan peneliti (wali kelas). Secara umum pelaksanaan pada siklus I berjalan baik dengan hasil yang cukup

(69)

terlalu over aktif dan sudah ada keberanian untuk maju membaca ayat-ayat yang telah ditentukan oleh guru. Tutor sebaya juga sudah mulai berjalan dengan baik. Namun demikian, siswa masih agak sulit membedakan dalam mengucapkan bacaan idghom bighunah dan iqlab.

Pada pekerjaan siswa kesalahan yang sering terjadi pada siklus I juga sudah berkurang yaitu dalam mencantumkan tanda sukun pada huruf nun, dan pekerjaannya pun sudah rapi. Semua siswa dalam siklus II sudah mengerjakan tugas pekerjaan rumah, sehingga pelajaran kondusif bila dibandingkan dengan pelaksanaan siklus I.

Pada pelaksanaan siklus III lebih kondusif dan lebih baik, siswa telah terkondisi belajar dengan alat peraga kartu huruf dan peraga lain. Siswa juga telah dapat membedakannya dalam pengucapannya antara idghom, iqlab dan ikhfa’. Juga sudah tidak ada lagi yang tidak mencantumkan tanda sukun pada huruf nun.

Berdasarkan pengamatan peneliti dan pengamat lain yang membantu dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada pelaksanaan siklus I,

/

(70)

TABEL 4.4

Hasil Pembelajaran Siklus I, II dan III

Keaktifan Ketrampilan

Rata-Nilai Pembelajaran Tes Akhir Siklus I, II dan UI

(71)

lebih baik. Hal ini diperkuat dengan hasil test akhir yang sangat menggembirakan dengan ketuntasan tinggi 92,5 % dan nilai rata-rata 84.

(72)

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Dari seluruh kegiatan Penelitian Tindak Kelas (PTK) yang dilaksanakan pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Grabag 3 Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2007/ 2008 dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan berbantukan alat peraga kartu huruf dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar, hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan pada siklus I 97,5 %, pada siklus H 98,5 % dan pada siklus DI

100

%.

2. Pembelajaran berbantuan kartu huruf pada sub bahasan membaca Al Qur’an dapat meningkatkan ketrampilan/kemampuan dalam membaca Al Qur’an yang berbacaan hukum nun sukun atau tanwin. Hal ini dapat ditunjukkan oleh perolehan nilai-rata-rata tiap siklus yang selalu meningkat yaitu pada Siklus I 85,5, pada Siklus II 90 dan pada Siklus III 93.

3. Hasil belajar siswa juga meningkat.

B. Saran

(73)

1. Kepada Guru Pendidikan Agama Islam

a. Diharapkan dalam pembelajaran subpokok bahasan membaca Al Qur’an/Tajwid, guru Pendidikan Agama Islam dapat menggunakan alat peraga kartu huruf, sehingga anak akan lebih paham dan terampil dalam membaca Al Q ur’an.

b. Proses pembelajaran yang baik disarankan melibatkan siswa secara aktif, misalnya siswa diberi tugas untuk membuat alat peraga.

c. Belajar Al Qur’an secara kelompok di dalam kelas perlu diupayakan, karena siswa akan aktif berdiskusi dan timbul keberanian untuk mengeluarkan pendapat sehingga anak akan lebih kritis.

2. Kepada pihak sekolah

a. Alat peraga adalah merupakan hal yang sangat penting. Oleh karena itu hendaknya dalam pengadaannya direncanakan lebih awal sehingga dapat dimasukkan dalam Rencana Anggaran Pendapatan Sekolah (RAPBS) pada setiap tahunnya.

(74)

C. Kata Penutup

(75)

DAFTA

R PUSTAKA

Abdullah Ahmad Qodiri, Tanggung Jawab Dalam Islam , CV. Toha Putra, Semarang. 1989.

AD Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam , Al Ma’arif, Bandung. 1986. Ahmadi, Ilm u Pendidikan Islam , Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri

Walisanga, Semarang.

Ali Asrof, H orison Baru Pendidikan Islam , Bulan Bintang, Jakarta. 1982.

Arifin HM, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agam a, Bulan Bintang, Jakarta. 1978.

Anominosus 155, Sabda Nabi Dalam Budi Pekerti, Balai Buku, Surabaya. 1986. Departemen Agama RI, Ilm u Pendidikan, Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi

Agama, Jakarta. 1983.

Departemen Agama RI, A l Qur ’an dan Terjemahan, Proyek Pengadaan Kitab Suci, Jakarta. 1983.

Harun Nasution, M anusia M enurut Konsep Islam , Lembaga Penelitian IAIN, Jakarta. 1984.

Hasan Lunggulung, Beberapa Pem ikiran Tentang Islam , Al Ma’arif, Bandung. 1983. Imam Bamawi, Segi-Segi Pendidikan Islam , Al Ikhlas, Surabaya. 1987.

Muh Athiyah Al-Abrasi, D asar-D asar Pokok Pemikiran Islam , Bulan Bintang, Jakarta. 1977.

Nasution, D ikdatikA sas M engajar, Bina Aksara, Jakarta, 1995.

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan Remaja, Rosela Karya, Bandung, 1997. Oemar Malik, M etode Belajar dan K esulitan Belajar, Transito, Bandung. 1983. Pemerintah RI, Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional, CV. Kloang Mas, Jakarta.

1990.

Purwa Darminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta. 1976. Slameto, Belajar M engajar dalam K redit Sem ester, Bina Aksara, Jakarta, 1991. Sumadi Surya Brata, Psikologi Pendidikan, Rajawali, Jakarta. 1982.

Sutari Imam Bamadib, Pengantar Ilm u Pendidikan, IKIP Yogyakarta. 1982.

Sutrisno Hadi, M ethodologi Riset, Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta. 1979.

(76)

Soal Tes BTQ Rabu, 30 April 2008

Nama Kelas No. Absen Bacalah dengan cermat surat Al Bayyinah ayat 1 sampai 8!

($ ) o * jjL^ ^

* \ * mff ~ » >1*., . ~ ***\ t /> lo ; i*" * ? »* * ,

I j j j 1 J_/4j L*j (Qp Lpd {^p 5 \s l£ ? 1 y Z j 4A1I ^ <Jy »J

Jj i t - jj i j ^ f 'U j @ k d i j^ r u - d j lL ; ^ v j c ^ s p T

jiJ jT o ! ( jjji 5^4^ ^ s jS jjT s jiia jT i^ - y A jj t lLl>- ^ .a!T

j^A ^ ( i J i ' O ? I j L ^

Aj ^JI j ^c>- v iT jJ jl C ^l4jLvaJI j j l ^ ♦ j l Aj^J I

A-r ^ ^ ^ ^ ^

^ ^ C jt i S j ^ 9 ^ f t p

( j j J ^ iJ » - -UP JJ p ^ P Ajjl

Carilah 1 bacaan idzhar khalqi, 1 bacaan idzghom bighunah, 1 bacaan idzghom bilaghunah dan 1 bacaan ikhfa’ serta 1 bacaan iglab!

No

T"

2

3 4 5

(77)

Gambar

Jadwal Tabel 1.1Pelaksanaan Penelitian
KOTabel 1.1MPONEN TES BACA AL- QUR’AN
Gambar kartu huruf
Gambar papan tempel
+5

Referensi

Dokumen terkait

rasa sakit terutama nyeri pada bayi baru lahir sangat bermanfaat memperbaiki fisiologis, perilaku serta hormonal.Kemampuan dokter dan perawat dalam menilai nyeri

Dorongan atau keinginan siswa untuk membangun dan memperluas pengetahuan ilmu lebih dalam melalui kegiatan ekstrakurikuler yang dirancang sekolah tanpa mengganggu waktu kegiatan inti

Judul dari proyek akhir ini Perancangan Buku Saku Panduan Menanam Tanaman Obat Keluarga di Kota Semarang, dengan pemilihan judul dan tema ini diharapkan

Standar Tarif Kapitasi di Puskesmas atau fasilitas kesehatan yang setara sebesar Rp.3.000,00 (tiga ribu rupiah) sampai dengan Rp.6.000,00 (enam ribu rupiah) dan

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunianya jugalah sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul

sumber daya yang penting bagi perusahaan, karena karyawan memiliki peran.. penting dalam hal mengoptimalkan bahan baku untuk menjadi suatu

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan sikap demokratis dan prestasi belajar PKn pada materi menghargai keputusan bersama melalui metode Role Playing

Menurut Richard Paul (Kowiyah, 2012:176) memberikan definisi bahwa: berpikir kritis adalah model berpikir mengenai hal, substansi atau masalah apa saja, dimana si