• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARTIKEL. Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum OLEH: LIATI SRIANDRIANI NPM:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ARTIKEL. Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum OLEH: LIATI SRIANDRIANI NPM:"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENYIDIKAN OLEH PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS) SATPOL PP KOTA PADANG TERHADAP PEDAGANG KAKI LIMA YANG

MELANGGAR PERDA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG KETERTIBAN UMUM DAN KETENTRAMAN MASYARAKAT

ARTIKEL

Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

OLEH:

LIATI SRIANDRIANI

NPM: 1210012111138

Program Kekhususan Hukum Pidana

BAGIAN HUKUM PIDANA

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS BUNG HATTA

(2)

2 FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS BUNG HATTA

PERSETUJUAN ARTIKEL

Nama : LIATI SRIANDRIANI

Nomor Pokok Mahasiswa : 1210012111138 Program Kekhususan : Hukum Pidana

Judul Skripsi : Penyidikan Oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Satpol PP Kota Padang Terhadap Pedagang Kaki Lima Yang Melanggar Perda Nomor 11 Tahun 2005 Tentang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat

(3)

1

INVESTIGAIONS BY THE INVESTIGATOR CIVIL SERVANTS CIVIL SERVICE POLICE UNIT PADANG CITY STREET VENDOR WHO VIOLATE LOCAL

REGULATION NUMBER 11 OF 2005 ON PUBLIK ORDER AND PUBLIC TRANQUILITY

Liati Sriandriani1, Fitriati2,Yetisma Saini1 1

Prodi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Bung Hatta 2

Prodi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum,Universitas Taman Siswa E_mail: liati_sriandriani@yahoo.com

ABSTRAK

Street Vendors who violate regulations Padang Local No. 11 of 2005 Article 8 (1), vendors are prohibited from opening a business and selling out a special place reserved for it, in violation will be subject to criminal sanctions least 3 (three) months imprisonment and a maximum fine of Rp. 6,000,000 (six million). Civil Servant Investigators are required to conduct an investigation for violation of regulations. The problem are (1) How is the investigation by the Civil Servant Investigators Padang City municipal police against street vendors who violate the Padang City Regulation No. 11 of 2005? (2) Are the constraints faced by the Civil Servant Investigators Civil Service Police Unit of Padang in investigating vendors who violate the Padang City Regulation No. 11 of 2005? This research method juridical sociological. Data sources include primary data and secondary data. Data collection techniques, interviews and document study. Data were analyzed qualitatively. Conclusions the research (1) vendors who violate Padang Local Regulation No. 11 of 2005 proved to be violated will be investigated and submitted to the Padang District Court for trial conducted misdemeanor. (2) Constraints faced by civil servant investigators in investigating vendors who have violated the regulation of Padang No. 11 of 2005 due to the limited facilities and infrastructure owned by Civil Service Police Unit (Investigator) of Padang, the limited investigators to conduct investigations against violatorsof localregulations.

Keywords: investigator of civil servants, the Civil Service Police Unit, Street Vendors

PENDAHULUAN

Keberadaan Pedagang Kaki Lima disatu

sisi merupakan pemenuhan lapangan kerja

dan menjadi kekuatan perekonomian

rakyat, sedangkan disisi lain keberadaan

Pedagang Kaki Lima karena kegiatan

usahanya berada pada lokasi-lokasi yang

bukan tempatnya, seperti trotoar, taman

lapangan, halaman rumah, diatas parit

(4)

2 masalah-masalah ketertiban, kebersihan,

keindahan, kesehatan, serta keamanan

Kota Padang.

Untuk menciptakan ketertiban

umum dan ketentraman masyarakat,

Pemerintah Kota Padang menerbitkan

Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 11

Tahun 2005 tentang Ketertiban Umum dan

Ketentraman Masyarakat. Peraturan

Daerah Kota Padang tersebut dijelaskan

tentang pentingnya menciptakan tatanan

kehidupan kota yang tertib, nyaman dan

tentram serta melindungi kepentingan

masyarakat dari berbagai bentuk penyakit

masyarakat. Peraturan Daerah Kota

Padang Nomor 11 Tahun 2005 tentang

Ketertiban Umum dan Ketentraman

Masyarakat, dalam Bab V Pasal 8 ayat

(1) yang berbunyi, pedagang kaki lima

dilarang membuka usaha dan berjualan

diluar tempat khusus yang diperuntukkan

untuk itu.Pedagang Kaki Lima yang

melanggar peraturan akan dikenakan

sanksi pidana kurungan selama 3 (tiga)

bulan penjara dan denda setinggi-tingginya

Rp.6.000.000 (enam juta rupiah) akan

disidik oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil

(PPNS) pada Satuan Polisi Pamong Praja

Kota Padang.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah

Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pedoman

Satuan PolisiPamong Praja, maka tugas

Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOL PP)

tidak hanya sebatas memelihara dan

menyelenggarakan ketentraman serta

ketertiban umum dan menegakkan

Peraturan Daerah. Ketentuan Yuridis

menunjukkan bahwa posisi Satuan Polisi

Pamong Praja sangat strategis dan

dominan dalam proses penegakan hukum

atas peraturan daerah ataupun keputusan

daerah maka diperlukan adanya Penyidik

Pegawai Negeri Sipil yang juga diatur

dalam Peraturan Daerah Kota Padang

Nomor 11 Tahun 2005 Bab X Pasal 13

tentang Penyidikan ayat (1) dengan isinya

yang berbunyi Penyidik Pegawai Negeri

(5)

3 Daerah diberi wewenang khusus sebgai

penyidik untuk melakukan penyidikan

tindak pidana ketertiban umum dan

ketentraman masyarakat sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum

Acara Pidana. Mengenai hal tersebut, di

dalam KUHAP telah mengatur bagaimana

proses penyidikan yang dilakukan oleh

PPNS agar tidak terjadi tumpang tindih

kewenangan penyidikan dengan penyidik

polri.

Adapun kedudukan maupun

eksistensi PPNS dalam sistem peradilan

pidana dapat dilihat dari ketentuan Pasal 1

ayat (1) KUHAP, yang menyatakan bahwa

penyidik adalah pejabat polisi negara

Republik Indonesia atau pejabat

pegawai negeri sipil tertentu yang diberi

wewenang khusus oleh undang-undang

untuk melakukan penyidikan. Selain itu

terdapat dalam ketentuan Pasal 1 angka 11

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002

tentang kepolisian merupakan pejabat

pegawai negeri sipil tertentu yang

berdasarkan peraturan

perundang-undangan ditunjuk selaku penyidik dan

mempunyai wewenang untuk melakukan

penyidikan tindak pidana dalam lingkup

undang-undang yang menjadi dasar

hukumnya masing-masing.

Berdasarkan yang telah penulis

uraikan diatas, maka masalah yang

dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah penyidikan oleh

Penyidik Pegawai Negeri Sipil

(PPNS) Satpol PP Kota Padang

terhadap Pedagang Kaki Lima yang

melanggar Perda Kota Padang No

11 Tahun 2005 ?

2. Apakah kendala-kendala yang

dihadapioleh Penyidik Pegawai

Negeri Sipil (PPNS) Satpol PP

Kota Padang dalam menyelidiki

Pedagang Kaki Lima yang

melanggar Perda Kota Padang No

(6)

4 Adapun yang menjadi tujuan

penulis dalam melakukan

penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui penyidikan

oleh Penyidik Pegawai Negeri

Sipil (PPNS) Satpol PP Kota

Padang terhadap Pedagang

Kaki Lima yang melanggar

Perda Kota Padang No 11

Tahun 2005.

2. Untuk mengetahui

kendala-kendala yang dihadapioleh

Penyidik Pegawai Negeri Sipil

(PPNS) Satpol PP Kota

Padang dalam menyelidiki

Pedagang Kaki Lima yang

melanggar Perda Kota Padang

No 11 Tahun 2005.

Metode Penelitian

Teknik pengumpulan data yang

dipergunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara dan Studi Dokumentasi.

Wawancara adalah teknik

pengumpulan data untuk memperoleh

keterangan dengan melakukan tanya jawab

secara lisan dengan informan, Wawancara

ini dilakukan dengan wawancara semi

terstruktur yaitu wawancara secara

langsung dengan informan.

Studi dokumen adalah teknik

pengumpulan data dengan cara

mempelajari bahan kepustakaan atau

literatur-literatur yang ada, terdiri dari

peraturan perundang-undangan,

dokumen-dokumen, buku-buku yang berkaitan Jenis pendekatan yang digunakan

dalam penelitian ini bersifat yuridis

sosiologis (Socio Legal Research), yaitu

penelitian yang berupa studi empiris yang

berupa studi empiris yang dalam mencari

data diperlukan, dilakukan dengan mencari

sumber data yang meliputi data primer dan

(7)

5 dengan permasalahan yang akan diteliti

dan memahami penelitian yang berkaitan

dengan masalah yang akan

ditelitimemahami penelitian yang

berkaitan dengan masalah yang akan

diteliti.

HASILPENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Penyelenggaraan penyidikan PPNS di

Satuan Polisi Pamong Praja Kota

Padangdalam rangka melaksanakan

ketentraman dan ketertiban umum serta

menegakkan Peraturan Daerah dan

Peraturan Walikota Nomor 11 Tahun

2005 diatur dalam Peraturan Pemerintah

Nomor 32 Tahun 2004, dan dalam

rangka efisiensi dan efektifitas

pelaksanaan tugas-tugas PPNS di Satuan

Polisi Pamong Praja adalah :

1.Menertibkan dan menindak warga

masyarakat atau badan yang

mengganggu ketentraman dan ketertiban

umum

2.Melakukan pemeriksaan terhadap

warga masyarakat atau badan hukum

yang melakukan pelanggaran atas

Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala

Daerah.

3.Melakukan tindakan represif non

yustisial terhadap warga atau badan

hukum yang melakukan pelanggaran

atas Peraturan Daerah dan Keputusan

Kepala Daerah.

Pemberian kewenangan dari

Walikota Padang tentang penyidikan serta

pembinaan pedagang kaki lima yang

diserahkan sepenuhnya kepada Satuan

Polisi Pamong Praja Kota Padang dalam

hal ini adalah Penyidik Pegawai Negeri

Sipil (PPNS).

Penegakan Peraturan Daerah Nomor 11

Tahun 2005, Penyidik Pegawai Negeri

Sipil (PPNS) di Satuan Polisi Pamong

Praja Kota Padang banyak berinteraksi

(8)

6 menjadi subyek yang diatur dan

dibebani kewajiban oleh Perda. Untuk

itu, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS)

menjalankan wewenang sesuai dengan

undang-undang yang menjadi landasan

hukumnya masing-masing dan dalam

pelaksanaan tugasnya berada dibawah

koordinasi dan pengawasan penyidik Polri.

Keberhasilan dalam pelaksanaan tugas

tersebut sekaligus mewujudkan ketertiban

dan ketentraman umum, oleh karena itu,

Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) di

Satuan Polisi Pamong Praja juga

melaksanakan koordinasi baik dengan

Korwas Penyidik Kepolisian Republik

Indonesia dan masyarakat pada umumnya.

Selamamelakukan penelitian dalam

penyidikan oleh Penyidik Pegawai Negeri

Sipil terhadap pedagang kaki lima di Kota

Padang menemukan beberapa pelanggaran

tentang pedagang kaki lima, seperti

terdapatnya kois-kios kecil dan pedagang

musiman yang mendirikan bangunan

diatas fasilitas umum dan fasilitas

lingkungan tidak memiliki izin dari

pemerintah setempat dalam hal ini izin

Walikota Padang. Hal demikian inilah

yang merupakan salah satu alasan

dilaksanakannya penyidikan terhadap

pelaku tindak pidana ringan pedagang kaki

lima.

Pelaksanaan penyidikan terhadap

tindak pidana ringan, khususnya pedagang

kaki lima merupakan salah satu tugas dari

Penyidik Pegawai Negeri Sipil PPNS di

Satuan Polisi Pamong Praja Kota Padang.

Penyidikan tindak pidana ringan ini

bertujuan untuk menemukan kebenaran

materiil atau kebenaran yang

selengkap-lengkapnya tentang telah terjadinya tindak

pidana ringan yang dilakukan oleh seorang

pedagang kaki lima yang tidak sesuai

dengan aturan yang telah diatur dalam

Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 11

Tahun 2005 tentang Ketentraman dan

Ketertiban Umum.1

1

Wawancara dengan Koordinator PPNS Satuan Polisi Pamong Praja Kota Padang, wawancara tanggal 22 Maret 2016.

(9)

7 Selanjutnya menyatakan pula bahwa,

penyidikan yang dilaksanakan oleh

Penyidik Pegawai Negeri Sipil Satuan

Polisi Pamong Praja Kota Padang

merupakan mata rantai terdepan dari

seluruh proses pemeriksaan tindak pidana

ringan. Oleh karena itu dalam pelaksanaan

penyidikan pedagang kaki lima yang

melanggar Perda Nomor 11 Tahun 2005

diperlukan adanya kemampuan teknis

penyidikan dan profesionalisme yang

dapat mendukung pelaksanaan penyidikan

untuk mendapatkan keterangan-keterangan

pembuktian dan atau pengakuan dari

tersangka dalam upaya mendapatkan titik

terang telah terjadinya tindak pidana

ringan tersebut.2

Salah satu kegiatan dalam pelaksanan

penyidikan terhadap pedagang kaki lima

yang telah melanggar Perda Nomor 11

Tahun 2005 adalah dengan melakukan

penyitaan barang bukti, pemeriksaan saksi

2

Wawancara dengan Kepala Bidang Pemeriksaan dan Penyelidikan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Padang, wawancara tanggal 22 Maret 2016.

dan pemeriksaan tersangka berdasarkan

hukum acara pidana, dengan tetap

berpegang pada asas praduga tak bersalah

yang berarti bahwa setiap orang yang

disangka, sebagai pelaku tindak pidana

ringan maupun yang diadili dimuka sidang

wajib diduga tidak bersalah sebelum

adanya putusan pengadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap.3

3

Wawancara dengan Koordinator Penyidik Pegawai Negeri Sipil Sat Pol PP Kota Padang, wawancara dilakukan pada tanggal 22 Maret2016.

(10)

8 Adapun PPNS mendapatkan

kewenangan untuk menyidik berpegang

pada asas praduga tak bersalah Penyidik

Pegawai Negeri Sipil Satuan Polisi

Pamong Praja Kota Padang sebelum

melakukan penyidikan terhadap tersangka

pelanggaran Peraturan Daerah Kota

Padang Nomor 11 Tahun 2005 tentang

Ketentraman dan Ketertiban Umum dalam

hal ini pedagang kaki lima harus

melengkapi berkas perkara pelanggaran

Perda yang akan disidangkan dengan

prosedur yang telah ditetapkan yaitu,

Berkas Perkara tersebut berisi resume

dari penyidikan yang telah dilakukan

oleh penyidik, Berita Acara Pemeriksaan

(BAP), Relas A, Pemeriksaan saksi-saksi,

Barang Bukti dan surat-surat perintah

untuk mengambil tindakan selama proses

penyidikan. Sehingga dapat dikatakan

bahwa PPNS merupakan penyidik,

disamping penyidik POLRI yang

memiliki kedudukan serta berperan

penting dalam melakukan penyidikan

berdasarkan Undang-Undang yang

menjadi dasar hukumnya, sehingga

penyidikannya terbatas sepanjang

menyangkut tindak pidana yang diatur

dalam undang-undang tersebut.

Dari hasil penelitian bahwa dalam

penyidikan yang dilakukan oleh Penyidik

Pegawai Negeri Sipil terhadap tindak Dalam kasus yang penulis teliti,

dalam perkara Nomor:

BP/789/III/2016/PPNS salah seorang

pedagang bernama Leni Marlina yang

telah terbukti secara sah dan meyakinkan

melakukan perkara “berjualan diatas fasilitas umum yang berlokasi di Bundaran

Air Mancur Pasar Raya Padang”. Diketahui terjadi pada hari Kamis Tanggal

17 Maret 2016 pukul 11.00 Wib dalam

operasi penertiban, tersangka dan

saksi-saksi serta barang bukti ikut diserahkan ke

Pengadilan Negeri Padang. Terhadap

tersangka sudah dilakukan pemanggilan

untuk hadir di persidangan pada

(11)

9 pidana ringan pedagang kaki lima di

Satuan Polisi Pamong Praja Kota Padang,

ada beberapa kendala yang dihadapi yaitu :

1. Terbatasnya sarana dan prasarana.

Terbatasnya sarana dan

prasarana ini termasuk didalamnya

fasilitas kendaraan yang dimiliki

oleh Satuan Polisi Pamong Praja

Kota Padang untuk mengadakan

patroli pada setiap wilayah yang

dianggap rawan terjadinya

pelanggaran peraturan daerah yang

memerlukan pengawasan setiap

saat tidak dapat dijangkau sehingga

penyidikan terhadap pedagang kaki

lima tidak optimal. Kondisi seperti

ini menyebabkan para anggota

Satuan Polisi Pamong Praja Kota

Padang tidak dapat bertindak

secara tepat untuk melakukan

penertiban dan mengangkut barang

bukti.

2. Terbatasnya sumber daya manusia

(Penyidik) untuk mengungkap tindak

pidana ringan.

Pesatnya kemajuan dalam

berbagai bidang terutama

terjadinya pelanggaran peraturan

daerah yang dilakukan pedagang

kaki lima, maka Penyidik Pegawai

Negeri Sipil (PPNS) dituntut untuk

lebih profesional dalam melakukan

penyidikan yang semakin sulit

dideteksi, dicegah dan diselesaikan

dengan baik dalam waktu yang

singkat akibat pada umumnya

tenaga penyidik pada kantor Satuan

Polisi Pamong Praja Kota Padang

belum memiliki syarat untuk

diangkat sebagai penyidik, tetapi

mereka hanya sebatas sebagai

penyidik pembantu.

Dalam menghadapi kendala

yang dihadapi oleh Penyidik

Pegawai Negeri Sipil (PPNS)

(12)

10 Padang dalam melakukan

penyidikan terhadap pedagang kaki

lima, maka beberapa upaya yang

dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Secara institusi Penyidik

Pegawai Negeri Sipil (PPNS)

senantiasa membenahi diri

dengan mensosialisasikan

perubahan paradigma Satuan

Polisi Pamong Praja Kota

Padang untuk mengubah

persepsi yang selama ini Pol

PP cenderung membuat

masyarakat menjadi takut

dengan keberadaan Pol PP,

maka masyarakat merasa

aman.

2. Penyidik Pegawai Negeri Sipil

(PPNS) Satuan Polisi Pamong

Praja Kota Padang senantiasa

membuka diri memberikan

kesempatan yang

seluas-luasnya kepada seluruh lapisan

masyarakat untuk memberikan

masukan kepada pihak Satuan

Polisi Pamong Praja Kota

Padangdalam rangka

pembinaan personil. Langkah

ini memberikan kesempatan

kepada berbagai pihak baik

tokoh adat, tokoh agama, dan

tokoh masyarakat.

3. Pembinaan anggota Satuan

Polisi Pamong Praja Kota

Padang yang mampu

memberikan tindakan-tindakan

persuasif, pembinaan

kesadaran hukum masyarakat

dengan melakukan penyuluhan

hukum khususnya fasilitas

umum dan fasilitas lingkungan

bukan untuk berjualan akan

tetapi dipergunakan untuk

kepentingan bersama bukan

untuk kepentingan pribadi

yang bertujuan untuk

membantu memberikan

(13)

11 informasi kepada Satuan Polisi

Pamong Praja Kota

Padangbaik secara

kelembagaan maupun secara

individual.

4. Dalam kaitannya dengan usaha

penciptaan sumber daya

manusia (Penyidik yang

profesional) Satuan Polisi

Pamong Praja Kota Padang

memberikan kesempatan

seluas-luasnya kepada setiap

personil yang berminat untuk

melanjutkan pendidikan baik

pada jenjang starata satu(S1)

sehingga dapat mengikuti

Pendidikan dan Pelatihan

Penyidik Pegawai Negeri Sipil

secara reguler dalam berbagai

bidang.

5. Berkaitan dengan usaha

mengatasi kendala aspek

kurangnya sarana yang

dimiliki oleh Satuan Polisi

Pamong Praja Kota Padang,

beberapa langkah yang

ditempuh selain mengusulkan

kepada Pemerintah Kota

Padang tentang pengadaan

sarana penunjang operasional.

A. Simpulan

1. PenyidikanPenyidik Pegawai

Negeri Sipil (PPNS) Satuan

Polisi Pamong Praja Kota

Padang terhadap pedagang kaki

lima yang melanggar Perda

Kota Padang Nomor 11 Tahun

2005 dilakukan mulai dari

pemanggilan, penyitaan barang

bukti, pemeriksaan saksi

sampai dengan evaluasi hasil

pemeriksaan seandainya berkas

pemeriksaan sudah lengkap

barulah penyidik

menyampaikannya ke

Pengadilan Negeri Padang

untuk dilakukan sidang tindak

(14)

12 2. Kendala yang dihadapi oleh

Penyidik Pegawai Negeri Sipil

(PPNS) Satuan Polisi Pamong

Praja Kota Padang dalam

melakukan penyidikan

pedagang kaki lima yang telah

melanggar Perda Kota Padang

Nomor 11 Tahun 2005.

a. Terbatasnya sarana dan

prasarana.yang dimiliki

oleh Satuan Polisi Pamong

Praja (Penyidik) Kota

Padang.

b. Terbatasnya sumber daya

manusia (Penyidik) untuk

melakukan penyidikan

terhadap pelaku pelanggar

peraturan daerah.

Ucapan Terima Kasih

Dalam penyusunan penulisan

skripsi ini, penulis tidak dapat

menyelesaikan dari awal hingga akhir

tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan

ini dengan segala kerendahan hati, penulis

mengucapkan terima kasih kepada

pihak-pihak sebagai berikut:

1. Ibu Dwi Astuti Palupi, SH. MH,

selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Bung Hatta, yang telah

memeberikan izin dan kesempatan

kepada penulis untuk menyelesaikan

penulisan skripsi ini.

2. Ibu Nurbeti, SH. MH, selaku Wakil

Dekan Fakultas Hukum Universitas

Bung Hatta.

3. Ibu Yetisma Saini, SH.MH, selaku

Ketua Bagian Hukum Pidana

sekaligus selaku Pembimbing II,

yang telah memberikan bantuan dan

ijin kepada penulis untuk

penyelesaian penulisan skripsi ini.

4. Ibu Dr. Fitriati,SH.MH, selaku

Pembimbing I, yang telah bersedia

meluangkan waktu dan pikirannya

untuk memberikan bimbingan dan

arahan dari awal hingga akhir hingga

(15)

13 5. Bapak dan Ibu Dosen serta

Karyawan Fakultas Hukum

Universitas Bung Hatta, yang selama

ini telah banyak memberikan bekal

ilmu bagi penulis selama penulis

belajar di Fakultas Hukum

Universitas Bung Hatta.

6. Bapak Amzarus, SE selaku

Koordinator Penyidik Pegawai

Negeri Sipil (PPNS) Satuan Polisi

Pamong Praja Kota Padang yang

telah banyak membantu penulis

dalam memberikan data-data yang

diperlukan penulis dalam

penyusunan skripsi ini.

Daftar Pustaka

A. Buku-Buku

Adami Chazawi. 2005, Hukum Pidana Materiil dan Formil

Korupsi di

Indonesia.Bayumedia Publishing: Malang.

Andi Hamzah. 2002. Hukum Acara Pidana Indonesia.Sinar Grafika: Jakarta.

Bambang Sunggono. 2006.

Metodologi Penelitian Hukum. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

De Soto, H. 2009.The Other Path: the Invisible Revolution in the Third World. New York: Harper & Row.

Firdausy, C.M. 2005, Model dan Kebijakan Pengembangan Sektor Informal Pedagang Kaki Lima, Pengembangan Sektor Informal Pedagang Kaki Lima di Perkotaan. Jakarta: Dewan Riset Nasional dan Bappenas Puslitbang Ekonomi dan Pembangunan LIPI, 139156.

Hartono. 2015. Penyidikan dan Penegakan Hukum Pidana. Sinar Grafika: Jakarta.

H.A.K, Mochamad Anwar. 2004.

Hukum Pidana Bagian Khusus (KUHP Buku II), Jilid I. Citra Aditya Bakti: Bandung.

K. Yani. 1997, Kurikulum

Pendidikan PPNS di

Lingkungan Pemerintah Daerah” Bahan Pelatihan Pendidikan PPNS Pemda. Jakarta, Depdagri,

Muhammad Yahya Harahap. 2002.

Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP. Sinar Grafika: Jakarta.

Satjipto Rahardjo. 2010.Masalah Penegakan Hukum Suatu Tinjauan Sosiologis. Sinar Baru: Bandung.

Sethuraman. 2001.Sektor Informal di Negara Sedang Berkembang, Urbanisasi, Pengangguran, dan Sektor Informal di Kota.Yayasan Obor Indonesia: Jakarta.

(16)

14 Soemirat. 2009. Budaya Organisasi

Polisi Pamong Praja. Trisatya: Bandung.

Soerjono Seokanto. 2006. Pengantar Penelitian Hukum. UI Press: Jakarta.

Zainuddin Ali. 2010. Metode Penelitian Hukum, Cetakan 2. Grafika: Jakarta.

B. Peraturan perundang-undangan

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentangPedoman Satuan Polisi Pamong Praja.

Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 11 Tahun 2005 tentang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat.

C. Sumber Lain

mujibsite.wordpress.com/2009/08/ 14/sejarah-pedagang-kaki-lima-pkl/

Referensi

Dokumen terkait

a. Adanya Industri yang Menerima Kayu Rakyat. Produksi kayu dari hutan rakyat di Kabupaten Donggala telah menjadi subsitusi pasokan kayu dari hutan alam yang berasal

RANGKAIAN KILAS BALIK SEPEKAN APA KABAR JOGJA/ SELENGKAPNYA// INILAH

Dalam suatu perjalanan, Usman ingin menjalankan shalat Dzuhur dengan Ashar dengan cara

Gambar 1.3 Pekerjaan Pengangkutan Limbah kedalam truk pengangkut. Universitas

Balanced Scorecard merupakan instrument yang dibutuhkan untuk mengemudikan perusahaan menuju kepada keberhasilan persaingan masa depan, dengan menerjemahkan

Tika (2006) juga menjelaskan pengertian kinerja dari beberapa ahli manajemen yang antara lain sebagai berikut. 1) Stoner (1978) mengemukakan bahwa kinerja merupakan fungsi dari

menyatakan bahwa pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa khawatir dan takut jika pada proses hemodialisa terjadi hal-hal diluar dugaan yang

Dari hasil analisis menunjukkan laju erosi di ba- gian hulus sub DAS Jangkok masih rendah, karena rata-rata laju erosi potensial dibawah 5.75 ton/ha/ tahun lebih rendah dari