• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat krisis ekonomi berlangsung di Indonesia, UKM merupakan sektor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Pada saat krisis ekonomi berlangsung di Indonesia, UKM merupakan sektor"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Usaha Kecil Menengah (UKM) mempunyai peran penting dan strategis bagi pertumbuhan ekonomi negara, baik negara berkembang maupun negara maju. Pada saat krisis ekonomi berlangsung di Indonesia, UKM merupakan sektor ekonomi yang memiliki ketahanan paling baik. Kemampuan UKM perlu diberdayakan dan dikembangkan secara terus menerus dengan berusaha mereduksi kendala yang dialami UKM, sehingga mampu memberikan kontribusi lebih maksimal terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat (Sutaryo, 2004).

Seorang wirausahawan (entrepreneur) adalah seseorang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yang signifikan dan menggabungkan sumber-sumber daya yang diperlukan sehingga sumber-sumber daya itu bisa dikapitalisasikan (Zimmerer, 2008). Dengan demikian wirausahawan harus mampu menciptakan peluangnya sendiri demi tercipta suatu hal yang berharga dan dapat dipakai untuk bertahan hidup.

Sebelum suatu perusahaan memulai operasi produksinya, pimpinan/pemilik perusahaan itu harus menentukan lebih dahulu di mana letak gedung perusahaan tersebut. Tetapi banyak perusahaan kurang memperhatikan pentingnya lokasi perusahaan/pabrik. Biasanya jika ada kesempatan untuk mendirikan perusahaan di suatu tempat atau daerah, maka pengusaha atau pemilik akan mendirikan perusahaannya di daerah atau di tempat itu. Sehingga banyak perusahaan yang

(2)

didirikan tanpa pertimbangan-pertimbangan lokasi yang ekonomis, mengalami kesulitan dalam menjamin kelangsungan hidup/eksistensinya (Assauri, 2008).

Pemilihan lokasi berarti menghindari sebanyak mungkin seluruh segi-segi negatif dan mendapatkan lokasi dengan paling banyak faktor-faktor positif. Penentuan lokasi yang tepat akan meminimumkan biaya investasi dan operasional jangka pendek maupun jangka panjang, dan ini akan meningkatkan daya saing perusahaan (Handoko, 2000).

Lokasi merupakan salah satu faktor penting bagi perusahaan karena dapat mempengaruhi perkembangan dan kelangsungan hidup perusahaan. Terdapat dua hal penting yang mendasari pemilihan lokasi, yaitu merupakan komitmen jangka panjang dan berpengaruh terhadap biaya operasional dan pendapatan. Perusahaan pada umumnya berada di suatu lokasi pada masa yang cukup lama. Apabila lokasi sudah ditentukan, bangunan sudah didirikan dan mesin-mesin sudah dipasang, perusahaan tidak akan begitu mudah untuk memindahkan lokasi kegiatannya, jika kemudian disadari bahwa lokasi yang dipilih tidak tepat. Kesalahan seperti ini akan sulit untuk diperbaiki tanpa adanya risiko kerugian investasi yang besar. Kesalahan dalam pemilihan lokasi juga dapat mengakibatkan tingginya biaya transportasi, kekurangan tenaga kerja, kehilangan kesempatan dalam bersaing, tidak cukupnya bahan baku yang tersedia, atau hal-hal serupa yang menggangu kelancaran operasi perusahaan yang pada akhirnya dapat mengakibatkan rendahnya pendapatan operasi (Herjanto, 2008).

Pemilihan lokasi usaha adalah hal utama yang perlu dipertimbangkan. Lokasi strategis menjadi salah satu faktor penting dan sangat menentukan keberhasilan suatu usaha. Banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih

(3)

lokasi, sebagai salah satu faktor mendasar, yang sangat berpengaruh pada penghasilan dan biaya, baik biaya tetap maupun biaya variabel. Lokasi usaha juga akan berhubungan dengan masalah efisiensi transportasi, sifat bahan baku atau sifat produknya, dan kemudahannya mencapai konsumen. Lokasi juga berpengaruh terhadap kenyamanan pembeli dan juga kenyamanan Anda sebagai pemilik usaha

Beberapa pakar wirausaha menyarankan agar dalam memilih lokasi usaha seperti ruko, kios, rumah atau kaki lima harus sesuai dengan jenis usaha yang dijalankan. Karena ada usaha yang cocok didirikan di satu lokasi tapi tidak cocok di tempat lain. Untuk itu pengusaha disarankan untuk melakukan survei untuk mencari tempat yang sesuai bagi usahanya. Amati kondisi pasarnya, potensi permintaannya dan jangan lupa cari juga informasi bagaimana prospek perkembangan daerah itu ke depannya, karena hal ini bisa mempengaruhi kelangsungan usaha. Lokasi yang strategis dalam teori wirausaha ditafsirkan sebagai lokasi di mana banyak ada calon pembeli, dalam artian lokasi ini mudah dijangkau, gampang dilihat konsumen, dan lokasi yang banyak dilalui atau dihuni target konsumen yang berpotensi membeli produk atau jasa yang dijual(arsipbisnis.com). Lokasi seperti ini cocok untuk usaha perdagangan barang atau jasa yang harus berhubungan langsung dengan pelanggan. Itu sebabnya pasar, pusat pertokoan, atau pusat perbelanjaan menjadi lokasi-lokasi usaha perdagangan yang paling dicari pemilik usaha. Usaha-usaha yang sangat tergantung dengan lokasi strategis misalnya; apotek, rumah makan, mini market, bengkel, toko pakaian, juga salon kecantikan.

(4)

Pajak USU Medan atau yang lebih familiar dengan Pajus sekarang telah menjadi lokasi bisnis yang menggeliat dan bisa meraup omset sampai belasan juta rupiah perharinya. Meskipun operasionalnya hanya enam hari dalam seminggu, Pajus dengan 110 kios ini telah menunjukkan perkembangan yang signifikan di berbagai sektor. Mulai dari jumlah pengunjung, ragam ataupun jenis dagangan sampai omset dan laba yang mereka peroleh perharinya selalu mengalami peningkatan (Medan Bisnis Online).

Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk membuat penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wirausahawan Memilih Lokasi Penjualan Di Pajak USU Medan”.

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas adalah sebagai berikut:

“Apakah Lokasi yang Dekat Dengan Pasar, Transportasi, dan Biaya Sewa Kios Mempengaruhi Pengusaha Memilih Lokasi Penjualan Di Pajak USU?”

C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual bertujuan untuk mengemukakan secara umum mengenai objek penelitian yang dilakukan dalam kerangka variabel yang akan diteliti. Dengan demikian dalam kerangka penelitian ini dikemukakan variabel yang akan diteliti yaitu lokasi yang dekat dengan pasar, transportasi, dan ketersediaan tenaga kerja sebagai variabel bebas dan penentuan lokasi sebagai variabel terikat.

(5)

Lokasi yang dekat dengan pasar akan membuat perusahaan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada para pelanggan, dan sering mengurangi biaya distribusi (Handoko, 2000). Faktor kedekatan dengan pasar ini juga mempertimbangkan aspek keamanan barang dan kemungkinan kerusakan selama dalam transportasi. Bagi perusahaan jasa seperti restoran, bank dan kamtor pos faktor kedekatan pasar merupakan hal yang sangat penting untuk dipertimbangkan dalam memilih lokasi (Herjanto, 2008).

Pengangkutan (transportasi) merupakan suatu faktor yang penting diperhatikan, karena kegiatan pengangkutan baik untuk bahan mentah maupun produk jadi dapat memakan waktu dan biaya yang sangat besar (Herjanto, 2008). Tersedianya fasilitas transportasi baik lewat darat, udara dan air akan melancarkan pengadaan faktor-faktor produksi dan penyaluran produk perusahaan. Hal ini berarti faktor transportasi harus diperhatikan dalam penentuan lokasi usaha.

Biaya dari tanah dan gedung dapat mempengaruhi pemilihan suatu daerah sebagai tempat lokasi penjualan. Dan pada umumnya biaya dari tanah dan gedung berbeda besarnya diantara daerah-daerah penjualan atau selling manufacturing communities (Assauri, 2008).

Lokasi adalah letak toko atau pengecer pada daerah yang strategis sehingga dapat memaksimumkan laba (Swastha, 2000:339). Lokasi adalah tempat toko yang paling menggantungkan yang dapat dilihat dari jumlah rata-rata halayak yang melewati toko itu setiap harinya, persentasi khalayak yang mampir ke toko.

Pada uraian diatas dapat disimpulkan bahwa lokasi yang dekat dengan pasar, transportasi, dan kesediaan tenaga kerja dapat mempengaruhi wirausahawan dalam menentukan lokasi usaha.

(6)

Kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian adalah seperti yang digambarkan dalam skema berikut:

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

Sumber : Handoko (2000), Herjanto (2008), Assauri (2008), diolah Penulis.

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2005). Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:

“Kedekatan Dengan Pasar, Transportasi, Dan Biaya Sewa Kios Berpengaruh Terhadap Penentuan Lokasi Penjualan Di Pajak USU Medan.”

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengusaha memilih lokasi penjualan di Pajak USU Medan.

2. Manfaat Penelitian a. Bagi Pelaku Usaha Kedekatan dengan Pasar (X1)

Transportasi (X2)

Biaya Sewa Kios (X3)

(7)

Memberikan tambahan informasi dan wawasan serta memberikan masukan bagi para wirausahawan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengusaha memilih lokasi penjualan di Pajak USU Medan.

b. Bagi Penulis

Memberikan kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan teori yang telah diperoleh di bangku kuliah dan menambah wawasan peneliti serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengusaha memilih lokasi penjualan di Pajak USU Medan.

c. Bagi peneliti lain

hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai referensi bagi penelitian-penelitian mendatang yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pengusaha memilih lokasi penjualan di Pajak USU Medan

F. Metode Penelitian

1. Batasan Operasional Variabel

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Variabel Independent (X), yaitu variabel yang nilainya tidak

tergantung pada variabel lain, yaitu: X1 = Kedekatan dengan pasar X2 = Transportasi

(8)

b. Variabel Dependent (Y), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain, yaitu:

Y = Penentuan Lokasi Usaha 2. Definisi Operasional Variabel

Pada penelitian ini variabel-variabel yang dioperasionalkan adalah semua variabel yang termasuk dalam hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian, maka perlu definisi variabel-variabel yang akan diteliti sebagai berikut:

a. “Variabel bebas (X) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat” (Sugiyono, 2005:33). Variabel bebas (X) dari penelitian ini yaitu:

1. Kedekatan dengan pasar (X1) yaitu Lokasi Pajak USU Medan terletak dekat dengan pasar sasaran.

2. Transportasi (X2) yaitu lokasi Pajak USU Medan dapat dengan mudah dijangkau oleh konsumen dan biaya untuk pendistribusian produk tidak membutuhkan biaya yang besar. 3. Biaya Sewa Kios (X3) yaitu lokasi Pajak USU Medan

memerlukan biaya yang sesuai dengan kebutuhan usaha yang dijalankan oleh wirausahawan.

b. “Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas” (Sugiyono, 2005:33). Adapun yang menjadi variabel terikat adalah:

(9)

1. Penentuan Lokasi Usaha (Y) yaitu Lokasi Pajak USU Medan merupakan lokasi usaha yang tepat untuk dijadikan tempat berusaha bagi para wirausahawan.

Tabel 1.1

Definisi Operasional Variabel

VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL INDIKATOR SKALA UKUR Kedekatan dengan Pasar (X1)

Lokasi Pajak USU Medan terletak dekat dengan pasar sasaran

Pajus terletak dekat dengan pasar sasaran

wirausahawan

Likert

Transportasi (X2) Lokasi Pajak USU Medan dapat dengan mudah dijangkau oleh konsumen dan biaya untuk pendistribusian produk tidak membutuhkan biaya yang besar. 1. Banyak alat angkutan yang lalu lalang untuk menjangkau Pajak USU Medan 2. Biaya pengangkutan bahan baku murah. Likert Ketersediaan Tenaga Kerja (X3)

Lokasi Pajak USU Medan memerlukan biaya yang sesuai dengan kebutuhan usaha yang dijalankan oleh wirausahawan.

Tersedia banyak tenaga kerja yang dibutuhkan di

sekitar Pajak USU. Likert

Penentuan Lokasi Usaha (Y)

Lokasi Pajak USU Medan merupakan lokasi usaha yang tepat untuk dijadikan tempat berusaha bagi para wirausahawan.

Lokasi Pajus diminati oleh

banyak

wirausahawan. Likert

Sumber: diolah Penulis

3. Skala Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan skala Likert yaitu digunakan untuk mengukur sifat, pendapat dan persepsi seseorang ataupun kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2005). Untuk keperluan analisis

(10)

kuantitatif penelitian memberikan lima alternatif jawaban kepada responden dengan menggunakan skala 1 sampai 5 dilihat pada tabel 1.2 berikut ini.

Tabel 1.2

Instrument Skala Likert

Sumber: Sugiyono (2005) 4. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian direncanakan dilakukan di Pajak USU Medan. Penelitian dilakukan dari Mei 2010 hingga Agustus 2010.

5. Populasi dan Sampel a. Populasi

Menurut Sugiyono (2005), Populasi adalah wilayah yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wirausahawan yang terdapat di area Pajak USU Medan yang berjumlah 167 orang yang beroperasi di 110 kios yang ada di Pajak USU Medan.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2005:73). Untuk menentukan jumlah sampel, penulis menggunakan rumus Slovin (Umar, 2008:78) sebagai berikut:

No Pertanyaan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Ragu-ragu/Netral (RG) 3 4 Tidak Setuju (TS) 2 5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

(11)

N

n

=

1 + N.e 2

Dimana : n = jumlah sampel N = ukuran populasi

e = taraf kesalahan yaitu 5 % atau 0,05

Populasi (N) berjumlah 167 orang, sehingga jumlah sampel adalah : 167

n

=

1 + (167 x 0,052)

n

= 117,81 atau 118 orang

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah (simple random

sampling) yaitu teknik pengambilan sampel dimana setiap elemen populasi

mempunyai kesempatan yang sama dan diketahui untuk diseleksi (Cooper & Schindler, 2006). Penulis menyebarkan kuesioner secara acak kepada wirausahawan yang ada di Pajak USU Medan.

6. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data yaitu: a. Data primer

Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan kuesioner dan wawancara kepada responden.

(12)

Yaitu data yang diperoleh melalui studi pustaka, dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, untuk mendukung penelitian ini. 7. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan 3 (tiga) cara, yaitu:

a. Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar pertanyaan pada setiap responden untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan sehingga penelitian penulis dapat lebih terstruktur.

b. Wawancara

Peneliti melakukan wawancara tatap muka (face to face) dengan responden terpilih. Wawancara dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa seperangkat daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu atau sering disebut interview guide.

c. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung pada lokasi penelitian, dalam hal ini di Lokasi Pajak USU Medan, untuk melengkapi catatan penelitian yang diperlukan.

8. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan realibilitas dilakukan pada 30 orang diluar responden yang memiliki kesamaan sifat dengan sampel data penelitian. Penulis mengambil data validitas dari Pajak USU Medan juga, mengingat masih

(13)

tersedia 49 orang yang tidak menjadi sampel dalam populasi sehingga masih memungkinkan untuk dijadikan sebagai data validitas dalam penelitian ini. Data diproses dengan menggunakan program software SPSS

(Statistic Product and Service Solution) versi 15.0. Instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel.

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk menguji apakah kuesioner layak dilakukan sebagai instrumen penelitian. Instrumen yang valid alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid (Sugiyono, 2005:109). Untuk menguji validitas digunakan pendekatan koefisien korelasi yaitu dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor totalnya. Bila nilai korelasinya positif dan r > 0,361 maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Dalam uji validitas kriteria pengambilan keputusan adalah:

1. Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid. 2. Jika r hitung <rtabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.

Jika telah memenuhi syarat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut telah memiliki validitas konstruk yang baik. Sementara butir-butir pertanyaan yang tidak valid akan gugur dan dikeluarkan. Setelah semua butir pernyataan dinyatakan valid maka instrumen tersebut layak untuk kuesioner penelitian.

Penulis mengajukan kuesioner yang berisi pernyataan yang menyangkut variabel independen yaitu lokasi yang dekat dengan pasar,

(14)

transportasi, dan ketersediaan tenaga kerja dan varibel dependen yaitu penentuan lokasi usaha.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan tingkat kehandalan suatu instrumen penelitian. Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2005:110). Bila koefisien korelasi (r) positif dan signifikan, maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel. Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika r alpha positif atau > r tabel maka pernyataan reliabel. b. Jika r alpha negatif atau < r tabel maka pernyataan tidak reliabel. 9. Metode Analisis Data

a.Metode Analisis Deskriptif

Metode ini merupakan metode analisis data dimana peneliti mengumpulkan, mengklasifikasikan, menganalisis, dan menginterpretasikan data sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang diteliti.

b. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi, agar diperoleh perkiraan yang tidak bias dan demi efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi yaitu:

(15)

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogorov-Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang et al, 2008:62).

2. Uji Heteroskedastisitas

Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji Park dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya di atas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah pada adanya heteroskedastisitas (Situmorang et al, 2008:76).

3. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas berarti bahwa variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai

Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang et al, 2008:104).

(16)

Metode regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui berapa besar pengaruh variabel bebas (Kedekatan dengan pasar, transportasi, ketersediaan tenaga kerja) terhadap variabel terikat (penentuan lokasi usaha).

Menurut Sugiyono (2005:204) model regresi berganda yang digunakan, yaitu:

Keterangan :

Y : Penentuan Lokasi Usaha a : Konstanta

b1, 2, 3 : Koefisien regresi berganda X1 : Kedekatan dengan pasar X2 : Transportasi

X3 : Biaya Sewa Kios e : Standar error c. Pengujian Hipotesis

1. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Uji-t bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Bentuk pengujiannya adalah : H0 : β1 = 0

Artinya variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap variabel terikat.

Ha : β1 ≠ 0

(17)

Artinya varibael bebas secara parsial berpengaruh signifikan dan positif terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika thitung < ttabel pada α = 5% Ha diterima jika thitung > ttabelpada α = 5% 2. Uji Secara Simultan/Serempak (Uji F)

Uji-t bertujuan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel terikat.

Bentuk pengujiannya adalah : H0 : β1 = 0

Artinya variabel bebas secara serempak tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap variabel terikat.

Ha : β1 ≠ 0

Artinya varibael bebas secara serempak berpengaruh signifikan dan positif terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5% Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5% 3. Pengujian Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat, dimana 0<R2<1. Hal ini menunjukkan jika R2 semakin dekat dengan 1 maka kemampuan variabel bebas (X) untuk menjelaskan variabel terikat

(18)

(Y) semakin baik. Sebaliknya jika R2 semakin dekat pada 0 maka kemampuan variabel bebas (X) untuk menjelaskan variabel terikat semakin lemah. Hal ini berarti bila R2 =0 menunjukkan tidak adanya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan bila R2 mendekati satu menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Pemenuhan kebutuhan personal hygiene pasien adalah tugas/ tanggung jawab perawat.Pasien imobilisasi dengan stroke membutuhkan perawat untuk memenuhi kebutuhan personal

keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia dan Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia dan berbudi

Acara ini diikuti dari berbagai satker LIPI kedeputian IPK, antara lain dari UPT Loka Uji Teknik Penambangan Jampang Kulon, UPT Loka Uji Teknik Penambangan dan Mitigasi

aureus resisten terhadap antibiotik ciprofloxacin (15%), cefotaxime (31%), dan cefadroxil (8%), sedangkan bakteri Gram negatif yang mengalami resistensi tertinggi

Apabila nilai yang didapatkan pada bab sebelumnya kurang dari 75, maka akan muncul soal dengan tingkat kesulitan rendah seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 3.17.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Drs. Manullan G, pengorganisasian merupakan suatu proses penetapan dan pembagian pekerjaan yang akan dilakukan. analisis

Maka dari itu para produsen media cetak bersaing saling merebut hati khalayaknya dengan adanya gambar karikatur dengan nama maupun tokoh yang mudah diingat oleh masyarakat,

Ngadirejo Kediri pada tahun 2013-2015 yang terdiri dari biaya pemesanan, biaya penyimpanan, total biaya pemesanan dan penyimpanan bahan baku pembantu, dan fokus