• Tidak ada hasil yang ditemukan

QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KABUPATEN ACEH UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KABUPATEN ACEH UTARA"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG

SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KABUPATEN ACEH UTARA

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA BUPATI ACEH UTARA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, serta Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, dipandang perlu menata kembali Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kabupaten Aceh Utara yang sesuai dengan karakteristik, potensi dan kemampuan daerah;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud di atas, perlu menetapkan dalam suatu Qanun Kabupaten Aceh Utara tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kabupaten Aceh Utara ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Drt. Tahun 1956 tentang Pembentukan

Daerah Otonom Kabupaten-kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1092);

2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169; Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890);

3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Aceh. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 172; Tambahan Lembaran Negara Nomor 3893);

4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 32 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548);

(2)

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);

7. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4633);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemeritahan, Antara Pemerintah, Pemeritahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741);

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah; dan

11. Qanun Aceh Nomor 3 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pembentukan Qanun (Lembaran Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2007 Nomor 03);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KABUPATEN ACEH UTARA dan

BUPATI ACEH UTARA

Menetapkan : QANUN KABUPATEN ACEH UTARA TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KABUPATEN ACEH UTARA.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Qanun ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Aceh Utara.

2. Qanun adalah Peraturan perundang-undangan sejenis Peraturan Daerah Kabupaten Aceh Utara yang mengatur penyelenggaraan pemerintahan dan kehidupan masyarakat Kabupaten Aceh Utara.

3. Pemerintah Kabupaten Aceh Utara adalah unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang terdiri dari Bupati dan Perangkat Daerah. 4. Bupati adalah Kepala Pemerintahan Kabupaten Aceh Utara yang dipilih

melalui suatu proses demokratis yang dilakukan berdasarkan azas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.

5. Sekretaris Daerah yang selanjutnya disebut SEKDA adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Utara.

6. Dinas adalah satuan kerja perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Utara.

(3)

7. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas di lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Utara.

8. Unit Pelaksana Teknis Dinas yang selanjutnya disebut UPTD adalah unsur pelaksana teknis Dinas Kabupaten Aceh Utara.

9. Kelompok Jabatan Fungsional adalah Kelompok Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan keahlian/profesinya dalam rangka kelancaran tugas Pemerintahan Daerah.

BAB II PEMBENTUKAN

Pasal 2

Dengan Qanun ini dibentuk Dinas-Dinas di lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Utara sebagai berikut :

1. Dinas Syariat Islam; 2. Dinas Pendidikan;

3. Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata; 4. Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah; 5. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil;

6. Dinas Kesehatan; 7. Dinas Bina Marga; 8. Dinas Cipta Karya; 9. Dinas Pengairan;

10. Dinas Perindustrian dan Perdagangan; 11. Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah; 12. Dinas Pertanian Tanaman Pangan;

13. Dinas Kehutanan dan Perkebunan; 14. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan;

15. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk; 16. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi; 17. Dinas Kelautan dan Perikanan;

18. Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan; 19. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral.

Pasal 3

(1) Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah.

(2) Dinas daerah mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi, penyelenggaraan keistimewaan dan kekhususan serta tugas pembantuan.

(3) Dinas daerah dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;

b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(4)

(4) Pada dinas daerah dapat dibentuk unit pelaksana teknis dinas untuk melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa kecamatan.

BAB III

DINAS SYARIAT ISLAM Bagian Pertama Susunan dan Kedudukan

Pasal 4

(1) Susunan Organisasi Dinas Syariat Islam, terdiri dari : a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat;

c. Bidang Program dan Pelaporan;

d. Bidang Dakwah, Bina Peribadatan dan Urusan Haji; e. Bidang Pemberdayaan Sarana dan Prasarana;

f. Bidang Bina Hukum Syariat Islam; g. Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD); h. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Sekretariat, terdiri dari : a. Sub Bagian Umum;

b. Sub Bagian Kepegawaian dan Tatalaksana; c. Sub Bagian Keuangan.

(3) Bidang Program dan Pelaporan, terdiri dari : a. Seksi Penyusunan Program;

b. Seksi Data dan Informasi;

c. Seksi Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan.

(4) Bidang Dakwah, Bina Peribadatan dan Urusan Haji, terdiri dari : a. Seksi Bimbingan Ibadah dan Urusan Haji;

b. Seksi Dakwah dan Syi’ar Islam;

c. Seksi Pemberdayaan Pranata Keagamaan.

(5) Bidang Pemberdayaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana, terdiri dari : a. Seksi Pemberdayaan Ekonomi Ummat, Peningkatan Sarana dan

Prasarana;

b. Seksi Pembinaan Sumber Daya Tenaga Keagamaan; c. Seksi Pengembangan Materi Wawasan Syariat Islam. (6) Bidang Bina Hukum Syariat Islam, terdiri dari :

a. Seksi Perundang-undangan Syariat Islam;

b. Seksi Bimbingan dan Penyuluhan Hukum Syariat Islam; c. Seksi Kerjasama Antar Lembaga Penegakan Hukum.

Pasal 5

(1) Dinas Syariat Islam adalah unsur pelaksana pemerintahan daerah dibidang keistimewaan dan kekhususan pelaksanaan Syariat Islam. (2) Dinas Syariat Islam dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui SEKDA.

(5)

Bagian Kedua

Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan Pasal 6

Dinas Syariat Islam mempunyai tugas melaksanakan tugas khusus dan umum dan pembangunan di bidang pelaksanaan syariat Islam.

Pasal 7

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Dinas Syariat Islam mempunyai fungsi :

a. pelaksanaan tugas yang berhubungan dengan perencanaan, penyiapan pra rancangan Qanun yang berhubungan dengan pelaksanaan Syariat Islam serta mendokumentasikan dan menyebarluaskan hasil-hasilnya; b. pelaksanaan tugas yang berhubungan dengan penyiapan dan pembinaan

sumber daya manusia yang berhubungan dengan pelaksanaan Syariat Islam;

c. penerbitan rekomendasi perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum; d. pelaksanaan tugas yang berhubungan dengan kelancaran dan ketertiban

pelaksanaan peribadatan dan penataan sarananya serta penyemarakan Syiar Islam;

e. pelaksanaan tugas yang berhubungan dengan bimbingan, penyuluhan dan pengawasan pelaksanaan Syariat Islam;

f. peyiapan rancangan Qanun dan produk hukum lainnya tentang pelaksanaan Syariat Islam dan penyebarluasannya serta menjalin kemitraan dengan lembaga-lembaga penegakan hukum lainnya; dan g. pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas; dan

h. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

Pasal 8

Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Dinas Syariat Islam mempunyai kewenangan :

a. menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan dilingkungan Dinas Syariat Islam;

b. merencanakan program di bidang Syariat Islam; c. melestarikan nilai-nilai Islami;

d. melakukan penelitian dan pengembangan di bidang pelaksanaan Syariat Islam;

(6)

e. mengawasi dan membimbing pelaksanaan Syariat Islam;

f. melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga penegakan hukum syariat; dan

g. membina dan mengawasi Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ).

Pasal 9

(1) Sekretariat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

(2) Bidang-Bidang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

(3) Sub Bagian-sub bagian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya.

(4) Seksi-seksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.

BAB IV

DINAS PENDIDIKAN Bagian Pertama Susunan dan Kedudukan

Pasal 10

(1) Susunan Organisasi Dinas Pendidikan, terdiri dari : a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat;

c. Bidang Program dan Pelaporan;

d. Bidang Pendidikan Pra Sekolah, Madrasah Dasar dan Luar Sekolah; e. Bidang Pendidikan Madrasah Menengah Pertama dan Menengah

Atas;

f. Bidang Sarana dan Prasarana Pendidikan; g. Unit Pelaksana Teknis Dinas(UPTD); h. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Sekretariat, terdiri dari :

a. Sub Bagian Umum;

b. Sub Bagian Kepegawaian dan Tatalaksana; c. Sub Bagian Keuangan.

(3) Bidang Program dan Pelaporan, terdiri dari : a. Seksi Penyusunan Program;

b. Seksi Data dan Informasi;

c. Seksi Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan.

(4) Bidang Pendidikan Pra Sekolah, Madrasah Dasar dan Luar Sekolah, terdiri dari :

a. Seksi Kurikulum dan Tenaga Teknis; b. Seksi Pra Sekolah dan Madrasah Dasar; c. Seksi Pendidikan Luar Sekolah.

(7)

(5) Bidang Pendidikan Madrasah Menengah Pertama dan Menengah Atas, terdiri dari :

a. Seksi Kurikulum dan Tenaga Teknis; b. Seksi Madrasah Menengah Pertama; c. Seksi Madrasah Menengah Atas.

(6) Bidang Sarana dan Prasarana Pendidikan, terdiri dari :

a. Seksi Sarana dan Prasarana Pra Sekolah dan Madrasah Dasar; b. Seksi Sarana dan Prasarana Madrasah Menengah Pertama; c. Seksi Sarana dan Prasarana Madrasah Atas.

Pasal 11

(1) Dinas Pendidikan adalah Perangkat Daerah sebagai unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten Aceh Utara di bidang Pendidikan.

(2) Dinas Pendidikan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui SEKDA.

Bagian Kedua

Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan Pasal 12

Dinas Pendidikan mempunyai tugas melaksanakan tugas umum Pemerintahan dan pembangunan di bidang pendidikan dan pengajaran.

Pasal 13

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, Dinas Pendidikan mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis dibidang pendidikan dan pengajaran;

b. penerbitan rekomendasi perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum dibidang pendidikan dan pengajaran;

c. penyelenggaraan pendidikan madrasah dasar, madrasah menengah, madrasah lanjutan dan pendidikan luar sekolah;

d. pengkoordinasian pelaksanaan program pendidikan dan pengajaran; e. pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dinas; dan

f. pengelolaan dibidang ketatausahaan dinas.

Pasal 14

Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, Dinas Pendidikan mempunyai kewenangan :

a. mengembangkan dan mengatur berbagai jenis, jalur dan jenjang pendidikan serta menambah materi muatan lokal sesuai dengan Syariat Islam;

b. mengembangkan dan mengatur Lembaga Pendidikan Agama Islam bagi pemeluknya di berbagai jenis, jalur, dan jenjang pendidikan;

c. menetapkan kebijakan tentang penerimaan siswa dan mahasiswa dari masyarakat minoritas, terbelakang dan atau tidak mampu;

d. menyediakan bantuan pengadaan buku pelajaran pokok/modul pendidikan untuk Taman Kanak-kanak, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah dan Pendidikan Luar Sekolah;

(8)

e. mendukung/membantu penyelenggarakan Pendidikan Tinggi selain pengaturan kurikulum, akreditasi dan pengangkatan tenaga akademis; f. menyelenggarakan sekolah luar biasa dan balai pelatihan atau penataran

guru;

g. merencanakan dan mengendalikan pembangunan regional secara makro bidang pendidikan;

h. melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang pendidikan dan pengajaran; dan

i. mengalokasikan sumber daya manusia potensial.

Pasal 15

(1) Sekretariat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

(2) Bidang-Bidang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

(3) Sub Bagian-sub bagian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya. (4) Seksi-seksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, dipimpin oleh

seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.

BAB V

DINAS PEMUDA, OLAH RAGA, KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

Bagian Pertama Susunan dan Kedudukan

Pasal 16

(1) Susunan Organisasi Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata, terdiri dari :

a. Kepala Dinas; b. Sekretariat;

c. Bidang Program dan Pelaporan; d. Bidang Pemuda dan Olah Raga; e. Bidang Kebudayaan;

f. Bidang Pariwisata;

g. Bidang Sarana dan Prasarana;

h. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD); i. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Sekretariat, terdiri dari : a. Sub Bagian Umum;

b. Sub Bagian Kepegawaian dan Tatalaksana; c. Sub Bagian Keuangan.

(3) Bidang Program dan Pelaporan, terdiri dari : a. Seksi Penyusunan Program;

b. Seksi Data dan Informasi;

c. Seksi Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan.

(9)

(4) Bidang Pemuda dan Olah Raga, terdiri dari : a. Seksi Kepemudaan;

b. Seksi Olahraga;

c. Seksi Kerjasama Lembaga Purna Kepemudaan dan Olahraga. (5) Bidang Kebudayaan, terdiri dari :

a. Seksi Adat dan Nilai Budaya;

b. Seksi Permuseuman, Sejarah dan Kepurbakalaan; c. Seksi Bahasa dan Seni.

(6) Bidang Pariwisata, terdiri dari : a. Seksi Pengembangan Destinasi; b. Seksi Promosi dan Pemasaran;

c. Seksi Pengembangan Usaha Pariwisata. (7) Bidang Sarana dan Prasarana, terdiri dari :

a. Seksi Sarana dan Prasarana Kepemudaan dan Olahraga; b. Seksi Sarana dan Prasarana Kebudayaan;

c. Seksi Sarana dan Prasarana Pariwisata.

Pasal 17

(1) Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata adalah perangkat Daerah sebagai unsur pelaksana Pemerintahan Daerah di bidang kepemudaan, olah raga, kebudayaan dan pariwisata.

(2) Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui SEKDA.

Pasal 18

Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai tugas menyelenggarakan tugas pemerintahan umum, pembangunan dan kemasyarakatan dibidang kepemudaan, olah raga, kebudayaan dan pariwisata sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 19

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai fungsi : a. perumusan kebijakan perencanaan, pemanfaatan, pengendalian dan evaluasi secara teknis dibidang kepemudaan, olah raga, kebudayaan dan pariwisata;

b. penerbitan rekomendasi perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum dibidang kepemudaan, olah raga, kebudayaan dan pariwisata;

c. pelaksanaan kebijaksanaan pembinaan dan pengembangan dibidang kepemudaan, olah raga, kebudayaan dan pariwisata;

d. pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas dibidang kepemudaan, olah raga, kebudayaan dan pariwisata;

e. pengelolaan urusan ketatausahaan dinas; dan

f. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Bupati dibidang kepemudaan, olah raga, kebudayaan dan pariwisata.

(10)

Pasal 20

Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai kewenangan sebagai berikut:

a. melakukan pembinaan terhadap penyelenggaraan kegiatan olahraga yang bersifat nasional, regional, internasional dan kegiatan olahraga di sekolah, perguruan tinggi, masyarakat, instansi serta kegiatan di bidang kepemudaan dan olahraga;

b. memelihara sarana dan prasarana kepemudaan, keolahragaan, kebudayaan dan kepariwisataan serta pengaturan penggunaannya; c. memberikan rekomendasi untuk pembangunan prasarana dan izin

operasional penggunaan sarana dan prasarana kepemudaan dan keolahragaan;

d. melaksanakan pemungutan restribusi atas penggunaan sarana atau prasarana kepemudaan, keolahragaan, kebudayaan dan pariwisata; e. menyiapkan bahan standarisasi harga satuan sarana olahraga; f. melakukan fasilitasi pembinaan pemuda dan olahraga;

g. memberikan bantuan sarana dan prasarana olahraga kepada sekolah, perguruan tinggi, masyarakat, karyawan, organisasi kepemudaan dan keolahragaan;

h. melestarikan museum, swaka peninggalan sejarah, kepurbakalaan, kajian sejarah, nilai tradisional dan pengembangan bahasa serta budaya daerah;

i. menyusun program kerja di bidang pemuda, olah raga, kebudayaan dan kepariwisataan;

j. meningkatkan sumber daya manusia potensial di bidang kepemudaan, olahraga, kebudayaan dan pariwisata;

k. mengembangkan dan menata objek dan sarana di bidang kebudayaan dan pariwisata sesuai dengan Syariat Islam;

l. mempromosikan dan memasarkan produk pariwisata; dan

m. memberikan rekomendasi perizinan atraksi/pertunjukan di bidang kebudayaan dan pariwisata.

Pasal 21

(1) Sekretariat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

(2) Bidang-Bidang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

(3) Sub Bagian-sub bagian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya. (4) Seksi-seksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, dipimpin oleh

seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.

(11)

BAB VI

DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KEKAYAAN DAERAH

Bagian Pertama Susunan dan Kedudukan

Pasal 22

(1) Susunan Organisasi Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah, terdiri dari:

a. Kepala Dinas; b. Sekretariat ;

c. Bidang Program, Dana Perimbangan Dan Lain-lain Pendapatan; d. Bidang Pendapatan Asli Daerah (PAD);

e. Bidang Anggaran; f. Bidang Perbendaharaan; g. Bidang Akuntansi;

h. Bidang Pengelolaan Kekayaan Daerah;

i. Kuasa Bendaharawan Umum Daerah (Kuasa BUD); j. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD);

k. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Sekretariat, terdiri dari :

a. Sub Bagian Umum;

b. Sub Bagian Kepegawaian dan Tatalaksana; c. Sub Bagian Keuangan.

(3) Bidang Program, Dana Perimbangan Dan Lain-lain Pendapatan, terdiri dari :

a. Seksi Penyusunan Program; b. Seksi Bagi Hasil Pajak;

c. Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak Dan Lain-lain Pendapatan. (4) Bidang Pendapatan Asli Daerah (PAD), terdiri dari :

a. Seksi Pendataan dan Penetapan; b. Seksi Pembukuan dan Penagihan; c. Seksi Pengembangan dan Pengendalian. (5) Bidang Anggaran, terdiri dari :

a. Seksi Perencanaan Anggaran; b. Seksi Penyusunan Anggaran; c. Seksi Pengendalian Anggaran. (6) Bidang Perbendaharaan, terdiri dari :

a. Seksi Tidak Langsung Belanja Pegawai; b. Seksi Tidak Langsun Non Pegawai; c. Seksi Belanja Langsung.

(7) Bidang Akuntansi, terdiri dari : a. Seksi Akuntansi Penerimaan; b. Seksi Akuntansi Pengeluaran; c. Seksi Pelaporan Keuangan.

(8) Bidang Pengelolaan Kekayaan Daerah, terdiri dari : a. Seksi Analisa Kebutuhan Aset Daerah;

b. Seksi Penilaian dan Pemanfaatan; c. Seksi Monitoring dan Evaluasi Aset.

Pasal 23

(1) Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah adalah Unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten Aceh Utara di bidang Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah.

(12)

(2) Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui SEKDA.

Bagian Kedua

Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan Pasal 24

Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah mempunyai tugas melaksanakan tugas umum pemerintahan di bidang pengelolaan keuangan dan kekayaan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 25

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24, Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah mempunyai fungsi :

a. pelaksanaan urusan ketatausahaan Dinas;

b. penyusunan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang;

c. perumusan kebijakan teknis administrasi dan teknis pelaksanaan penyusunan anggaran dan pendapatan daerah;

d. pelaksanaan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan dengan Qanun;

e. pelaksanaan fungsi Bendahara Umum Daerah; f. pengumpulan bahan penyusunan anggaran belanja;

g. pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang administrasi pengelolaan keuangan dan kekayaan daerah;

h. Perumusan Kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang milik daerah; dan

i. pengawasan atas penyelenggaraan pengelolaan Barang Milik daerah sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati.

Pasal 26

Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25, Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah mempunyai kewenangan:

a. menyiapkan kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBK; b. mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran;

c. melakukan pengendalian pelaksanaan APBK;

d. memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluaran kas daerah;

e. melaksanakan pemungutan pajak daerah;

f. memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBK oleh BANK dan atau Lembaga Keuangan lainnya yang telah ditunjuk;

g. mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan APBK;

h. menyimpan uang daerah;

i. melaksanakan penempatan uang daerah dan mengelola/ menatausahakan investasi;

j. melakukan pembayaran berdasarkan permintaan Pejabat Pengguna Anggaran atas beban rekening Kas Umum Daerah;

(13)

k. menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian jaminan atas nama Pemerintah Kabupaten Aceh Utara;

l. melaksanakan pemberian pinjaman atas nama Pemerintah Kabupaten Aceh Utara;

m. mengelola utang piutang daerah; n. melakukan penagihan piutang daerah;

o. melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah; p. menyajikan informasi keuangan daerah;

q. mempersiapkan Kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang milik daerah; dan

r. melakukan pengawasan atas penyelenggaraan pengelolaan Barang Milik Daerah sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati.

Pasal 27

(1) Sekretariat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

(2) Bidang-Bidang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

(3) Sub Bagian-sub bagian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya. (4) Seksi-seksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, dipimpin oleh

seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.

BAB VII

DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL Bagian Pertama

Susunan dan Kedudukan Pasal 28

(1) Susunan Organisasi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, terdiri dari: a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat;

c. Bidang Program dan Pelaporan; d. Bidang Pendaftaran Penduduk; e. Bidang Pencatatan Sipil;

f. Bidang Pengelolaan Data dan Dokumen Penduduk; g. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD);

h. Kelompok Jabatan Fungsional; (2) Sekretariat, terdiri dari :

a. Sub Bagian Umum;

b. Sub Bagian Kepegawaian dan Tatalaksana; c. Sub Bagian Keuangan.

(14)

(3) Bidang Program dan Pelaporan, terdiri dari : a. Seksi Data dan Informasi;

b. Seksi Penyusunan Program; dan

c. Seksi Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan. (4) Bidang Pendaftaran Penduduk, terdiri dari :

a. Seksi Identitas Penduduk;

b. Seksi Perpindahan Penduduk; dan c. Seksi Pendataan Penduduk Rentan. (5) Bidang Pencatatan Sipil, terdiri dari :

a. Seksi Pencatatan Kelahiran dan Kematian; b. Seksi Pencatatan Perkawinan dan Perceraian;

c. Seksi Pencatatan Pengangkatan, Pengakuan dan Pengesahan Anak serta Perubahan Kewarganegaraan.

(6) Bidang Pengelolaan Data dan Dokumen Penduduk, terdiri dari : a. Seksi Sistem Teknologi Informasi;

b. Seksi Analisa Data dan Pelayanan; c. Seksi Pengelolaan Dokumen Penduduk.

Pasal 29

(1) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Aceh Utara adalah perangkat daerah sebagai Unsur Pelaksana Pemerintah Daerah dibidang kependudukan dan catatan sipil.

(2) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Aceh Utara dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui SEKDA.

Bagian Kedua

Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan Pasal 30

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil mempunyai tugas membantu Bupati menyelenggarakan pemerintahan di bidang Kependudukan dan Catatan Sipil dan melaksanakan tugas-tugas lain sesuai kebijakan yang dtetapkan oleh Bupati berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Pasal 31

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut dalam Pasal 30, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis dibidang kependudukan dan catatan sipil; b. penyelenggaraan pelayanan umum dibidang Kependudukan dan Catatan

Sipil meliputi penerbitan kartu keluarga, kartu tanda penduduk, pemberian nomor induk kependudukan, penerbitan akta kelahiran, akta perkawinan, akta perceraian, akta kematian, akta pengakuan dan pengesahan anak, perubahaan kewarganegaraan, mutasi penduduk, pengelolaan data penduduk dan penyuluhan;

c. pengelolaan urusan ketatausahaan dinas; dan

d. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

(15)

Pasal 32

Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil mempunyai kewenangan sebagai berikut :

a. mengoordinasikan penyelenggaraan administrasi kependudukan dan catatan sipil;

b. melakukan pengaturan teknis penyelenggaraan administrasi kependudukan dan catatan sipil sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

c. melakukan pembinaan dan sosialisasi penyelenggaraan administrasi kependudukan dan catatan sipil;

d. melaksanakan kegiatan pelayanan kepada masyarakat di bidang administrasi kependudukan dan catatan sipil;

e. menugaskan kepada Gampong untuk menyelenggarakan sebagian urusan administrasi kependudukan dan catatan sipil berdasarkan azas tugas pembantuan; dan

f. mengelola dan menyajikan data kependudukan dan catatan sipil berskala kabupaten.

Pasal 33

(1) Sekretariat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

(2) Bidang-Bidang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

(3) Sub Bagian-sub bagian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya. (4) Seksi-seksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, dipimpin oleh

seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.

BAB VIII DINAS KESEHATAN

Paragraf 1

Susunan dan Kedudukan Pasal 34

(1) Susunan Organisasi Dinas Kesehatan, terdiri dari : a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat;

c. Bidang Program dan Pelaporan;

d. Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan; e. Bidang Pelayanan Kesehatan;

f. Bidang Pengembangan Sumber Daya Kesehatan dan Kefarmasian; g. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD);

h. Kelompok Jabatan Fungsional.

(16)

(2) Sekretariat, terdiri dari : a. Sub Bagian Umum;

b. Sub Bagian Kepegawaian dan Tatalaksana; c. Sub Bagian Keuangan.

(3) Bidang Program dan Pelaporan, terdiri dari : a. Seksi Data dan Informasi;

b. Seksi Penyusunan Program;

c. Seksi Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan.

(4) Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, terdiri dari :

a. Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit; b. Seksi Penyehatan Lingkungan dan Permukiman; c. Seksi Promosi Kesehatan.

(5) Bidang Pelayanan Kesehatan, terdiri dari : a. Seksi Kesehatan Dasar dan Rujukan; b. Seksi Kesehatan Ibu, Anak dan Gizi; c. Seksi Konseling Trauma.

(6) Bidang Pengembangan Sumber Daya Kesehatan dan Kefarmasian, terdiri dari:

a. Seksi Kefarmasian dan Bantuan Kesehatan; b. Seksi Pengembangan Profesi Kesehatan; c. Seksi Registrasi dan Akreditasi.

Pasal 35

(1) Dinas Kesehatan adalah Perangkat Daerah sebagai unsur pelaksana Pemerintah Aceh di bidang kesehatan.

(2) Dinas Kesehatan di pimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui SEKDA.

Paragraf 2

Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan Pasal 36

Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan tugas umum pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat di bidang kesehatan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan.

Pasal 37

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36, Dinas Kesehatan mempunyai fungsi:

a. pelaksanaan urusan ketatausahaan Dinas;

b. penyusunan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang;

c. penyusunan program dan kebijaksanaan teknis di bidang kesehatan;

(17)

d. pelaksanaan pembinaan dan pengendalian di bidang kesehatan meliputi bidang peningkatan upaya kesehatan, pencegahan penyakit, penyehatan lingkungan dan permukiman, pelayanan pengobatan, promosi kesehatan, pemulihan kesehatan dan penelitian kesehatan serta pelayanan konseling trauma;

e. pelaksanaan pembinaan teknis di bidang peningkatan Sumber Daya Tenaga Kesehatan, registrasi dan akreditasi tenaga dan sarana kesehatan;

f. pelaksanaan hubungan kerjasama dengan Instansi Pemerintah, lembaga swasta dan organisasi kemasyarakatan;

g. pelaksanaan uji kompetensi tenaga kesehatan;

h. pengawasan dan pengendalian internal pelaksanaan program-program kesehatan;

i. pemantauan, evaluasi dan pelaporan;

j. pelaksanaan pembinaan operasional di bidang kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku; dan

k. pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas.

Pasal 38

Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37, Dinas Kesehatan mempunyai kewenangan sebagai berikut:

a. menetapkan pedoman penyuluhan dan kampanye kesehatan;

b. mengelola dan memberikan izin sarana dan prasarana kesehatan serta sarana dan prasarana pelayanan kesehatan lainnya;

c. memberikan sertifikasi tehnologi kesehatan;

d. melaksanakan surveilans epidemiologi serta penanggulangan wabah penyakit dan kejadian luar biasa;

e. menetapkan tenaga kesehatan strategis, pemindahan tenaga kesehatan tertentu antar Kecamatan dan bimbingan teknis tenaga kesehatan; dan f. merencanakan dan mengendalikan pembangunan regional secara makro

di bidang kesehatan.

Pasal 39

(1) Sekretariat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34, dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

(2) Bidang-Bidang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34, dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

(3) Sub Bagian-sub bagian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34, dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya. (4) Seksi-seksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34, dipimpin oleh

seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.

(18)

BAB IX

DINAS BINA MARGA Bagian Pertama Susunan dan Kedudukan

Pasal 40

(1) Susunan Organisasi Dinas Bina Marga, terdiri dari : a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat;

c. Bidang Program dan Pelaporan;

d. Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan; e. Bidang Pemeliharaan Jalan dan Jembatan; f. Bidang Pengujian dan Peralatan;

g. Unit Pelaksana Teknis Dinas(UPTD); h. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Sekretariat, terdiri dari : a. Sub Bagian Umum;

b. Sub Bagian Kepegawaian dan Tatalaksana; c. Sub Bagian Keuangan.

(3) Bidang Program dan Pelaporan terdiri dari : a. Seksi Data dan Informasi;

b. Seksi Penyusunan Program;

c. Seksi Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan.

(4) Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan, terdiri dari : a. Seksi Pembangunan Jalan;

b. Seksi Pembangunan Jembatan; c. Seksi Pemanfaatan dan Perizinan.

(5) Bidang Pemeliharaan Jalan dan Jembatan, terdiri dari : a. Seksi Pemeliharaan Jalan;

b. Seksi Pemeliharaan Jembatan; c. Seksi Jasa Konstruksi.

(6) Bidang Pengujian dan Peralatan, terdiri dari : a. Seksi Uji Tanah dan Geoteknik;

b. Seksi Uji Bahan dan Konstruksi; c. Seksi Peralatan dan Perbekalan.

Pasal 41

(1) Dinas Bina Marga adalah perangkat daerah sebagai unsur pelaksanaan Pemerintah Daerah di bidang kebinamargaan.

(2) Dinas Bina Marga dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui SEKDA.

(19)

Bagian Kedua

Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan Pasa1 42

Dinas Bina Marga mempunyai tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang jalan, jembatan, pemeliharaan, peralatan dan perbekalan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 43

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42, Dinas Bina Marga mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis di bidang bina marga sesuai dengan kebijakan umum yang ditetapkan oleh Bupati;

b. pelaksanaan pelayanan umum, ketatausahaan, pengumpulan, pengolahan, penganalisaan, penyajian data, penyusunan rencana dan program Dinas;

c. pengoordinasian dan penyusunan program kerja tahunan, jangka menengah, jangka panjang yang berhubungan dengan infrastruktur bidang bina marga;

d. pengendalian pelaksanaan kegiatan bidang bina marga;

e. pelaksanaan, pembinaan, pengevaluasian, pengendalian dan pengawasan bidang pembangunan jalan dan jembatan, peningkatan, pemeliharaan jalan, jembatan ;

f. pelaksanaan inventarisasi, evaluasi, penelitian pelaksanaan rencana program/proyek pembangunan ;

g. pembinaan unit pelaksana teknis Dinas; dan

h. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

Pasal 44

Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43, Dinas Bina Marga mempunyai kewenangan sebagai berikut :

a. merencanakan pembangunan dan pemeliharaan jalan Kabupaten/dan lintas kecamatan;

b. menyusun dan menetapkan jaringan transportasi jalan Kabupaten/dan lintas kecamatan;

c. melaksanakan rumusan perencanaan, kebijaksanaan teknis pembangunan, pengelolaan, pembinaan umum, pemberian bimbingan dan perizinan sesuai dengan kebijaksaan yang ditetapkan oleh Bupati; d. melaksanakan pengawasan dan pengendalian teknis di bidang Bina

Marga;

e. melakukan pembinaan dan bimbingan yang bersifat teknis terhadap institusi yang menangani Bina Marga;

f. melaksanakan penanganan penanggulangan kerusakan jalan dan jembatan akibat bencana alam;

g. melakukan pengujian, pengembangan dan pengelolaan peralatan dan perbekalan; dan

h. melaksanakan pengembangan Bina Marga serta pengaturan pelayanan jasa pengujian mutu kontruksi.

(20)

Pasal 45

(1) Sekretariat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40, dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

(2) Bidang-Bidang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40, dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

(3) Sub Bagian-sub bagian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40, dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya. (4) Seksi-seksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40, dipimpin oleh

seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.

BAB X

DINAS CIPTA KARYA Bagian Pertama Susunan dan Kedudukan

Pasal 46

(1) Susunan Organisasi Dinas Cipta Karya, terdiri dari : a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat;

c. Bidang Program dan Pelaporan;

d. Bidang Tata Ruang dan Pengembangan Wilayah; e. Bidang Tata Bangunan dan Jasa Konstruksi;

f. Bidang Perumahan, Air Bersih, Sarana dan Prasarana Permukiman; g. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD);

h. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Sekretariat, terdiri dari :

a. Sub Bagian Umum

b. Sub Bagian Kepegawaian dan Tatalaksana; c. Sub Bagian Keuangan.

(3) Bidang Program dan Pelaporan terdiri dari : a. Seksi Data dan Informasi;

b. Seksi Penyusunan Program;

c. Seksi Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan.

(4) Bidang Tata Ruang dan Pengembangan Wilayah, terdiri dari : a. Seksi Perencanaan Tata Ruang Kabupaten;

b. Seksi Pemantauan dan Pengendalian Tata Ruang; c. Seksi Pengembangan Wilayah.

(5) Bidang Tata Bangunan dan Jasa Konstruksi, terdiri dari : a. Seksi Perencanaan Teknis;

b. Seksi Pelaksanaan dan Pembinaan Jasa Konstruksi; c. Seksi Pemanfaatan Bangunan.

(21)

(6) Bidang Perumahan, Air Bersih, Sarana dan Prasarana Permukiman, terdiri dari:

a. Seksi Perumahan;

b. Seksi Air Bersih dan Air Limbah;

c. Seksi Drainase dan Penyehatan Lingkungan.

Pasal 47

(1) Dinas Cipta Karya adalah perangkat daerah sebagai unsur pelaksana pemerintah daerah di bidang cipta karya.

(2) Dinas Cipta Karya dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui SEKDA.

Bagian Kedua

Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan Pasal 48

Dinas Cipta Karya mempunyai tugas melaksanakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang penataan perkotaan, bangunan dan permukiman sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasa1 49

Untuk menyelengarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48, Dinas Cipta Karya mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis dibidang cipta karya sesuai dengan kebijakan umum yang ditetapkan oleh Bupati;

b. penerbitan dan rekomendasi izin mendirikan bangunan;

c. pelaksanaan ketatausahaan, rumah tangga, pengumpulan, pengolahan, penganalisaan, penyajian data, penyusunan rencana dan program Dinas;

d. pengoordinasian dan penyusunan program kerja tahunan, jangka menengah, jangka panjang yang berhubungan dengan infrastruktur bidang cipta karya;

e. pengendalian pelaksanaan kegiatan bidang cipta karya;

f. pelaksanaan, pembinaan, pengevaluasian, pengendalian dan pengawasan bidang tata ruang, perumahan, penyehatan lingkungan dan tata bangunan;

g. penataan pembangunan perumahan, gedung dan lingkungan;

h. pelaksanaan inventarisasi, evaluasi, penelitian pelaksanaan rencana program/proyek pembangunan;

i. pendataan kelayakan pembangunan, peningkatan penyehatan lingkungan;

j. pembinaan unit pelaksana teknis Dinas; dan

k. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

Pasal 50

Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49, Dinas Cipta Karya mempunyai kewenangan:

a. menyiapkan dukungan/bantuan kerjasama dalam pengembangan kawasan Tata Ruang dan Permukiman;

(22)

b. melaksanakan pengawasan dan pengendalian teknis di bidang pembangunan gedung;

c. melakukan penelitian dan bimbingan pembangunan di bidang perumahan dan permukiman;

d. menyusun dan menetapkan kawasan jaringan penyediaan air bersih, air limbah, drainase dan penyehatan lingkungan;

e. memberi rekomendasi pembangunan gedung baru dan izin untuk mengubah atau membongkar bangunan-bangunan yang bersejarah serta mengadakan perubahan dan pembongkaran bangunan-bangunan yang tidak layak huni;

f. melaksanakan penanggulangan akibat bencana alam di bidang perkotaan dan permukiman;

g. mengelola gedung-gedung pemerintah dan rumah-rumah Dinas; dan h. melaksanakan pembangunan, perbaikan prasarana dan sarana

permukiman dan jaringan air bersih serta air limbah beserta bangunan sarana dan prasarana pelengkapnya.

Pasal 51

(1) Sekretariat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

(2) Bidang-Bidang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

(3) Sub Bagian-sub bagian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya. (4) Seksi-seksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, dipimpin oleh

seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.

BAB XI

DINAS PENGAIRAN Bagian Pertama Susunan dan Kedudukan

Pasal 52

(1) Susunan Organisasi Dinas Pengairan, terdiri dari: a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat;

c. Bidang Program dan Pelaporan; d. Bidang Irigasi, Rawa dan Pantai; e. Bidang Sungai, Danau dan Waduk; f. Bidang Operasi dan Pemeliharaan; g. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD); h. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Sekretariat, terdiri dari : a. Sub Bagian Umum

b. Sub Bagian Kepegawaian dan Tatalaksana; c. Sub Bagian Keuangan.

(23)

(3) Bidang Program dan Pelaporan terdiri dari : a. Seksi Data dan Informasi;

b. Seksi Penyusunan Program;

c. Seksi Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan.. (4) Bidang Irigasi, Rawa, dan Pantai, terdiri dari :

a. Seksi Irigasi; b. Seksi Rawa; c. Seksi Pantai.

(5) Bidang Sungai, Danau dan Waduk, terdiri dari : a. Seksi Sungai;

b. Seksi Danau dan Waduk;

c. Seksi Konservasi Sumber Daya Air dan Hidrologi. (6) Bidang Operasi dan Pemeliharaan, terdiri dari :

a. Seksi Operasi Pengairan; b. Seksi Pemeliharaan Pengairan;

c. Seksi Pemberdayaan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A).

Pasal 53

(1) Dinas Pengairan adalah perangkat Daerah sebagai unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten Aceh Utara di bidang Pengairan.

(2) Dinas Pengairan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui SEKDA.

Bagian Kedua

Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan Pasal 54

Dinas Pengairan mempunyai tugas melaksanakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang pengairan.

Pasal 55

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54, Dinas Pengairan mempunyai fungsi :

a. pelaksanaan urusan ketatausahaan Dinas;

b. penyusunan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang;

c. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;

d. penyelenggaraan tugas di bidang pengelolaan pengairan termasuk perizinan dan pelayanan umum;

e. pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan tugas di bidang pengairan;

f. pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas; dan

g. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

(24)

Pasal 56

Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55, Dinas Pengairan mempunyai kewenangan :

a. menetapkan standar pengelolaan pengairan;

b. menyediakan dukungan kerja sama dalam pengembangan pengairan, bendungan dan danau;

c. melaksanakan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi dan drainase serta bangunan-bangunan pelengkapnya mulai dari bangunan pengambilan sampai kepada saluran percontohan sepanjang 50 m dan bangunan sadap;

d. mengurus perizinan untuk mengadakan perubahan dan atau pembongkaran bangunan-bangunan, saluran jaringan, prasarana dan sarana pengairan;

e. melaksanakan pembangunan perbaikan jaringan utama irigasi beserta bangunan pelengkapnya; dan

f. menyusun rencana penyediaan air irigasi.

Pasal 57

(1) Sekretariat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52, dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

(2) Bidang-Bidang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52, dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

(3) Sub Bagian-sub bagian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52, dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya. (4) Seksi-seksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52, dipimpin oleh

seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.

BAB XII

DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN Bagian Pertama

Susunan dan Kedudukan Pasal 58

(1) Susunan Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan, terdiri dari : a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat;

c. Bidang Program dan Pelaporan;

d. Bidang Produksi Industri dan Pengembangan Usaha; e. Bidang Perdagangan Dalam Negeri;

f. Bidang Perdagangan Luar Negeri; g. Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD); h. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Sekretariat, terdiri dari : a. Sub Bagian Umum;

b. Sub Bagian Kepegawaian dan Tatalaksana; c. Sub Bagian Keuangan.

(25)

(3) Bidang Program dan Pelaporan terdiri dari : a. Seksi Data dan Informasi;

b. Seksi Penyusunan Program;

c. Seksi Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan.

(4) Bidang Produksi Industri dan Pengembangan Usaha, terdiri dari : a. Seksi Industri Kecil, Kimia dan Agro;

b. Seksi Pendaftaran Usaha Industri; c. Seksi Pembinaan Usaha Industri.

(5) Bidang Perdagangan Dalam Negeri, terdiri dari : a. Seksi Pengadaan Penyaluran Barang;

b. Seksi Pengawasan dan Perlindungan Konsumen; c. Seksi Bina Usaha Perdagangan.

(6) Bidang Perdagangan Luar Negeri, terdiri dari : a. Seksi Ekspor Impor;

b. Seksi Pengembangan Ekspor; c. Seksi Promosi dan Pemasaran.

Pasal 59

(1) Dinas Perindustrian dan Perdagangan adalah Perangkat Daerah sebagai unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten Aceh Utara di bidang perindustrian dan perdagangan.

(2) Dinas Perindustrian dan Perdagangan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui SEKDA.

Bagian Kedua

Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan Pasal 60

Dinas Perindustrian dan Perdagangan mempunyai tugas umum Pemerintahan dan Pembangunan di bidang perindustrian dan perdagangan berdasarkan peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.

Pasal 61

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60, Dinas Perindustrian dan Perdagangan mempunyai fungsi:

a. pelaksanaan urusan ketatausahaan Dinas;

b. penyusunan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang;

c. penyusunan dan perumusan kebijakan teknis di bidang perindustrian, perdagangan;

d. peningkatan keterpaduan penyusunan rencana dan program antar instansi terkait di daerah di bidang perindustrian dan perdagangan; e. pemberian rekomendasi, perizinan, pendaftaran perusahaan dan

pelaksanaan pelayanan umum bidang perindustrian dan perdagangan; f. pembinaan dan pengembangan industri, perindustrian dan perdagangan; g. pemantauan operasional perindustrian dan perdagangan;

h. promosi, informasi dan pameran bagi upaya pengembangan perindustrian dan perdagangan;

(26)

i. pencegahan dan penanggulangan pencemaran akibat kegiatan industri guna menjaga kelestarian lingkungan;

j. penyediaan dan kelancaran distribusi barang beredar dan jasa bagi kepentingan industri perdagangan dan masyarakat;

k. pelaksanaan penyidikan di bidang pendaftaran perusahaan dan perlindungan konsumen;

l. pengawasan barang beredar dan jasa, penerapan standar, perbaikan serta peningkatan mutu barang dan jasa, perlindungan Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) dan memfasilitasi sertifikasi Eko Labeling, Sertifikasi Standar Mutu, Sertifikasi Mutu Barang bagi kemudahan pemasaran dalam dan luar negeri;

m. pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD); dan

n. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Pasal 62

Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61, Dinas Perindustrian dan Perdagangan mempunyai kewenangan:

a. menyediakan dukungan pengembangan industri, perdagangan dan merencanakan kawasan industri dan perdagangan;

b. merencanakan dan mengendalikan pembangunan secara makro di bidang industri dan perdagangan;

c. melaksanakan pelatihan bidang industri dan perdagangan;

d. melakukan kerjasama dalam bidang industri dan perdagangan antar kabupaten/kota;

e. melaksanakan pembangunan pasar tradisional, percontohan, daerah tertinggal, pasar seni, pasar lelang dan gudang sortasi;

f. melaksanakan pembinaan sumber daya manusia di bidang industri dan perdagangan;

g. melaksanakan promosi, pameran hasil usaha industri dan komoditi daerah dengan upaya kerjasama luar negeri dalam rangka pengembangan ekspor;

h. melakukan bimbingan kepada pengusaha dalam upaya pengembangan ekspor;

i. mengupayakan pengadaan dan penyaluran barang, pengendalian pasar bagi kebutuhan masyarakat, perlindungan konsumen dan pendaftaran perusahaan;

j. melaksanakan tera dan tera ulang di bidang Kemetrologian, laboratorium penelitian dengan sertifikasi mutu barang, laboratorium penelitian industri serta peningkatan pengembangan sumber daya manusia potensial di bidang industri dan perdagangan; dan

k. melakukan taksiran harga barang sitaan untuk negara dengan pelelangan.

Pasal 63

(1) Sekretariat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58, dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

(2) Bidang-Bidang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58, dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

(27)

(3) Sub Bagian-sub bagian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58, dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya. (4) Seksi-seksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58, dipimpin oleh

seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.

BAB XIII

DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH Bagian Pertama

Susunan dan Kedudukan Pasal 64

(1) Susunan Organisasi Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, terdiri dari :

a. Kepala Dinas; b. Sekretariat;

c. Bidang Program dan Pelaporan;

d. Bidang Kelembagaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah; e. Bidang Usaha Koperasi dan Usaha Kecil Menengah;

f. Bidang Fasilitasi Pembiayaan dan Simpan Pinjam; g. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD);

h. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Sekretariat, terdiri dari :

a. Sub Bagian Umum;

b. Sub Bagian Kepegawaian dan Tatalaksana; c. Sub Bagian Keuangan.

(3) Bidang Program dan Pelaporan terdiri dari : a. Seksi Data dan Informasi;

b. Seksi Penyusunan Program;

c. Seksi Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan.

(4) Bidang Kelembagaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, terdiri dari :

a. Seksi Organisasi dan Manajemen; b. Seksi Kaderisasi dan Penyuluhan;

c. Seksi Perizinan dan Badan Hukum Koperasi.

(5) Bidang Usaha Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, terdiri dari : a. Seksi Bina Usaha Koperasi;

b. Seksi Bina Usaha Kecil dan Menengah;

c. Seksi Pengembangan Jaringan Pasar dan Promosi.

(6) Bidang Fasilitasi Pembiayaan dan Simpan Pinjam, terdiri dari : a. Seksi Fasilitasi Simpan Pinjam;

b. Seksi Permodalan dan Jasa Keuangan;

c. Seksi Akuntabilitas dan Penilaian Pembiayaan.

Pasal 65

(1) Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah adalah unsur pelaksana Pemerintah Daerah di bidang koperasi dan usaha kecil menengah.

(28)

(2) Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui SEKDA.

Bagian Kedua

Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan Pasal 66

Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah mempunyai tugas melaksanakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang koperasi dan usaha kecil menengah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 67

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis dibidang koperasi, usaha kecil menengah dan penanaman modal sesuai dengan kebijakan umum yang ditetapkan oleh Bupati;

b. pelaksanaan ketatausahaan, rumah tangga, pengumpulan, pengolahan, penganalisa, penyajian data, monitoring dan evaluasi, penyusunan rencana dan program dinas;

c. penerbitan rekomendasi perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum dibidang koperasi, usaha kecil menengah;

d. pengesahan akte pendirian, perubahan anggaran dasar, pembubaran dan penggabungan badan hukum koperasi usaha kecil menengah.

e. pelaksanaan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan dibidang koperasi, usaha kecil menengah;

f. pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas; dan

g. pelaksana tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Pasal 68

Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah mempunyai kewenangan : a. menyediakan dukungan pengembangan koperasi dan usaha kecil

menengah;

b. merencanakan dan mengendalikan pembangunan secara makro di bidang koperasi dan usaha kecil menengah;

c. melaksanakan pelatihan bidang koperasi dan usaha kecil menengah; d. melakukan kerjasama dalam bidang koperasi dan usaha kecil menengah

dan pihak swasta;

e. melaksanakan promosi hasil koperasi dan usaha kecil menengah dan menyelenggarakan pameran, promosi dengan upaya kerjasama bagi keperluan koperasi dan usaha kecil menengah; dan

f. menyediakan dukungan fasilitas pengembangan koperasi dan usaha kecil menengah serta merencanakan kawasan koperasi dan usaha kecil menengah.

(29)

Pasal 69

(1) Sekretariat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64, dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

(2) Bidang-Bidang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64, dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

(3) Sub Bagian-sub bagian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64, dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya. (4) Seksi-seksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64, dipimpin oleh

seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.

BAB XIV

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN Bagian Pertama

Susunan dan Kedudukan Pasal 70

(1) Susunan Organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan, terdiri dari : a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat;

c. Bidang Program dan Pelaporan;

d. Bidang Pengembangan Lahan dan Perlindungan Tanaman Pangan; e. Bidang Bina Produksi Padi, Palawija dan Hortikultura;

f. Bidang Pengembangan Usaha Tani dan Pengolahan Hasil; g. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD);

h. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Sekretariat, terdiri dari :

a. Sub Bagian Umum;

b. Sub Bagian Kepegawaian dan Tatalaksana; c. Sub Bagian Keuangan.

(3) Bidang Program dan Pelaporan terdiri dari : a. Seksi Data dan Informasi;

b. Seksi Penyusunan Program;

c. Seksi Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan.

(4) Bidang Pengembangan Lahan dan Perlindungan Tanaman Pangan, terdiri dari :

a. Seksi Pengembangan Lahan; b. Seksi Perlindungan Tanaman;

c. Seksi Pengkajian Iklim dan Tata Guna Air.

(5) Bidang Bina Produksi Padi, Palawija dan Hortikultura, terdiri dari : a. Seksi Pengembangan Produksi Padi dan Palawija;

b. Seksi Pengembangan Produksi Hortikultura; c. Seksi Perbenihan.

(30)

(6) Bidang Pengembangan Usaha Tani dan Pengolahan Hasil, terdiri dari :

a. Seksi Pengembangan Usaha Tani dan Agribisnis; b. Seksi Pasca Panen, Pengolahan, dan Pemasaran Hasil; c. Seksi Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian.

Pasal 71

(1) Dinas Pertanian Tanaman Pangan adalah Perangkat Daerah sebagai unsur pelaksana Pemerintah Daerah dibidang pertanian tanaman pangan.

(2) Dinas Pertanian Tanaman Pangan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui SEKDA.

Bagian Kedua

Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan Pasal 72

Dinas Pertanian Tanaman Pangan mempunyai tugas melaksanakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang pertanian tanaman pangan sesuai peraturan perundang-undangan.

Pasal 73

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72, Dinas Pertanian Tanaman Pangan mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis dibidang pertanian tanaman pangan;

b. penerbitan rekomendasi perizinan, pembinaan usaha dan pelaksanaan pelayanan umum;

c. pengelolaan dibidang ketatausahaan dinas; d. pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas; dan

e. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

Pasal 74

Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73, Dinas Pertanian Tanaman Pangan mempunyai kewenangan :

a. menyusun perencanaan dan melakukan pengendalian pembangunan secara makro di bidang Pertanian tanaman pangan dan hortikultura; b. menetapkan standar pelayanan minimal dalam bidang Pertanian

tanaman pangan dan hortikultura;

c. menetapkan standar pembibitan/pembenihan Pertanian Pertanian tanaman pangan dan hortikultura;

d. melakukan promosi ekspor komoditas Pertanian tanaman pangan dan hortikultura unggulan daerah;

e. mengatur penggunaan bibit unggul Pertanian tanaman pangan dan hortikultura;

f. menetapkan kawasan Pertanian tanaman pangan dan hortikultura terpadu;

g. melaksanakan penyidikan penyakit di bidang Pertanian tanaman pangan dan hortikultura;

(31)

h. menyediakan dukungan pengendalian eradikasi organisme pengganggu tumbuhan, hama dan penyakit di bidang Pertanian tanaman pangan dan hortikultura;

i. melakukan pengawasan pembenihan, pupuk, pestisida, alat dan mesin di bidang Pertanian tanaman pangan dan hortikultura;

j. melaksanakan pendidikan dan pelatihan Sumber Daya Manusia bidang Pertanian tanaman pangan dan hortikultura; dan

k. melakukan pengendalian mutu dan keamanan pangan serta memberikan pelayanan teknis administratif kepada instansi terkait dalam rangka peningkatan Pertanian tanaman pangan dan hortikultura.

Pasal 75

(1) Sekretariat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70, dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

(2) Bidang-Bidang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70, dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

(3) Sub Bagian-sub bagian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70, dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya. (4) Seksi-seksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70, dipimpin oleh

seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.

BAB XV

DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Bagian Pertama

Susunan dan Kedudukan Pasal 76

(1) Susunan Organisasi Dinas Kehutanan dan Perkebunan, terdiri dari: a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat;

c. Bidang Program dan Pelaporan; d. Bidang Kehutanan;

e. Bidang Perkebunan;

f. Bidang Pengolahan, Pemasaran Hasil dan Bimbingan Usaha; g. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD);

h. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Sekretariat, terdiri dari :

a. Sub Bagian Umum;

b. Sub Bagian Kepegawaian dan Tatalaksana; c. Sub Bagian Keuangan.

(3) Bidang Program dan Pelaporan, terdiri dari : a. Seksi Data dan Informasi;

b. Seksi Penyusunan Program;

c. Seksi Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan.

(32)

(4) Bidang Kehutanan, terdiri dari :

a. Seksi Perlindungan dan Pengamanan Hutan; b. Seksi Prasarana dan Produksi Kehutanan; c. Seksi Tertib dan Peredaran Hasil Hutan. (5) Bidang Perkebunan, terdiri dari :

a. Seksi Teknik Produksi Perkebunan; b. Seksi Usaha Tani;

c. Seksi Perlindungan Tanaman Perkebunan.

(6) Bidang Pengolahan Pemasaran Hasil dan Bimbingan Usaha, terdiri dari :

a. Seksi Bimbingan Usaha;

b. Seksi Teknologi dan Pengolahan Hasil; c. Seksi Peningkatan Mutu dan Pemasaran.

Pasal 77

(1) Dinas Kehutanan dan Perkebunan adalah Perangkat Daerah sebagai unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten Aceh Utara dibidang perkebunan dan kehutanan.

(2) Dinas Kehutanan dan Perkebunan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui SEKDA.

Bagian Kedua

Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan Pasal 78

Dinas Kehutanan dan Perkebunan mempunyai tugas melaksanakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang kehutanan dan perkebunan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 79

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78, Dinas Kehutanan dan Perkebunan mempunyai fungsi:

a. perumusan kebijakan teknis dibidang perkebunan dan kehutanan;

b. penerbitan rekomendasi perizinan, pembinaan usaha dan pelaksanaan pelayanan umum;

c. pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dinas dibidang perkebunan dan kehutanan;

d. pengelolaan dibidang ketata usahaan dinas;

e. pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dinas; dan

f. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Pasal 80

Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79, Dinas Kehutanan dan Perkebunan mempunyai kewenangan :

a. menyusun pedoman dan menyelenggarakan inventarisasi dan pemetaan hutan dan perkebunan;

Referensi

Dokumen terkait

Sebenarnya pembagian keuntungan ini kurang baik karena porsi koperasi pabrik terlalu besar, akan tetapi karena ini adalah kegiatan yang tujuan utamanya adalah “pancingan”

Bahwa pembangunan dalam hubungannya dengan hak masyarakat adalah pembangunan yang benar-benar memperhatikan hak-hak masyarakat atas potensi sumber daya alam yang terkandung di dalam

Buku yang berjudul Mengenal Lebih Dekat Agama Khonghucu di Indonesia, ditulis oleh Dr. Ikhsan Tanggok, pada tahun 2005, isi buku ini meliputi : agama tradisional orang

Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah: Jumlah telur yang ditetaskan, bobot telur dan bentuk telur (indeks), bobot tetas atau bobot DOD (Day Old Duck) dan nisbah

kenyamanan dari pengguna, namun beberapa layanan pada fitur-fitur tertentu yang sama sekali tidak memiliki metode pengamanan pada data yang disimpannya, salah satunya

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jengjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak

Tujuan dari penelitian ini: (1) Mengidentifikasi karakteristik pengunjung, tenaga kerja, unit usaha lokal, dan masyarakat sekitar kawasan wisata alam HPGW; (2)

sedimen dasar, perairan muara Sungai Rokan dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu daerah yang memanjang menuju Barat Laut sejajar garis pantai Kubu Babussalam hingga