• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - Pengaruh keselamatan kerja dan beban kerja terhadap kinerja pegawai lapangan PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung - Repository Universitas Bangka Belitung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 - Pengaruh keselamatan kerja dan beban kerja terhadap kinerja pegawai lapangan PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung - Repository Universitas Bangka Belitung"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu hal yang penting

bagi oganisasi atau perusahaan, karena sumber daya manusia ialah orang,

individu-individu atau kelompok yang membantu organisasi atau perusahaan dalam

menghasilkan atau memproduksi barang atau jasa. Walaupun istilah-istilah atau

konsep manajemen sumber daya manusia sering berbeda penyebutannya di kalangan

organisasi atau perusahaan, tetapi pada hakikatnya tujuan akhirnya adalah sama, yaitu

untuk meningkatkan produktivitas,efesiensi, efektivitas sumber daya manusia, untuk

meningkatkan loyalitas sumber daya manusia baik secara internal maupun eksternal

dari organisasi dan meningkatkan kepuasan pegawai atau sumber daya manusia dan

konsumen dari organisasi (Chr. Jimmy L.Gaol, 2014:2).

Sumber daya manusia juga berperan dalam menghasilkan suatu kinerja.

Mangkunegara (2010:9) dalam penelitian Indria Al Kautsar, dkk (2013)

mengemukakan bahwa, kinerja sumber daya manusia merupakan istilah yang berasal

dari kata Job Performance dan Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang). Oleh karena itu, seorang karyawan selalu

dituntut untuk bekerja secara maksimal demi kemajuan perusahaan. Dimana

(2)

berbanding lurus dengan output perusahaan. Salah satunya ialah peningkatan

penyelesaian tanggung jawab yang diberikan perusahaan pada karyawannya. Apabila

dikerjakan dengan sungguh-sungguh oleh karyawan maka output yang dihasilkan

akan menghasilkan dampak yang positif, namun sebaliknya jika dikerjakan dengan

suasana yang tidak kondusif maka output yang dihasilkan akan menghasilkan dampak

negatif terhadap perusahaan.

Kinerja telah menjadi pusat perhatian dari berbagai kalangan baik perusahaan

maupun organisasi secara umum. Kinerja merupakan hasil kerja yang telah dicapai

karyawan dalam suatu perusahaan atau organisasi dalam melaksanakan tugas dengan

tanggung jawab masing-masing untuk mencapai tujuan. Kinerja juga dapat diartikan

sebagai hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan pekerjaan yang

dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan

dan waktu (Hasibuan, 2009:34) dalam penelitian Mersya Anjani, dkk (2014). Kinerja

juga ialah suatu gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program

kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi

melalui perencanaan strategis suatu organisasi.

Menurut Rivai (2008:14) dalam penelitian Mersya Anjani, dkk (2014) bahwa

kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama

periode tertentu didalam melaksanakan pekerjaan dibandingkan dengan berbagai

kemungkinan, seperti standar hasil kerja, sasaran atau kriteria yang telah ditentukan

(3)

apabila individu atau sekelompok karyawan telah mempunyai kriteria atau standar

keberhasilan tolak ukur yang ditetapkan oleh organisasi. Oleh karena itu, jika tanpa

tujuan dan target yang ditentukan dalam pengukuran, maka kinerja pada seseorang

atau kinerja organisasi tidak mungkin dapat diketahui bila tidak ada tolak ukur

keberhasilannya.

Kinerja pegawai dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti keselamatan

kerja, beban kerja dan faktor lain-lainnya. Dimana saat pegawai memiliki rasa aman

dan nyaman dalam bekerja maka pegawai merasa mendapatkan perlindungan yang

baik dari perusahaan, pegawai tersebut juga akan bekerja dengan perasaan yang

tenang tanpa adanya perasaan tertekan dengan kondisi disekitarnya dan tidak ada

halangan untuk mencapai kinerja yang maksimal. Hal ini merupakan kondisi yang

saling menguntungkan bagi perusahaan maupun pegawainya.

Masalah keselamatan kerja merupakan salah satu komponen yang terpenting

di dalam suatu perusahaan, dimana faktor keamanan dan perlindungan dalam bekerja

menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai. Menurut

Notoatmodjo (2009:153) dalam penelitian Veronica Mugista, dkk (2014) keselamatan

kerja bertujuan agar para karyawan di sebuah institusi bebas dari segala kecelakaan

akibat kerja, gangguan-gangguan lain sehingga menurunkan bahkan menghilangkan

produktivitas kerja. Oleh karena itu, karyawan perlu mendapat perhatian lebih dari

perusahaan. Perhatian lebih yang diberikan perusahaan salah satunya adalah dengan

(4)

sistem program yang dibuat oleh perusahaan untuk pekerja maupun pengusaha

sebagai upaya pencegahan penyebab terjadinya kecelakaan kerja dalam lingkungan

kerja guna mengantisipasi apabila terjadinya hal-hal yang dapat menimbulkan

kecelakaan kerja dan membantu untuk memelihara kondisi fisik pedawainya.

Menurut Mangkunegara (2009:161) dalam penelitian Mersya Anjani (2014)

resiko keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat

menyebabkan kebakaran, luka memar, keseleo, patah tulang, gangguan pengelihatan

dan pendengaran. Dan untuk meningkatkan keselamatan kerja pegawai, pemberian

sarana dan fasilitas pendukung juga sangat diperlukan agar pegawai dapat terhindar

dari bahaya yang ditimbulkan dalam kegiatan operasional perusahaan tersebut.

Kesadaran mengenai keselamatan kerja sangat diperlukan, resiko kecelakaan

kerja dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Maka pemerintah mengeluarkan

Undang No. 1 Tahun 1970 mengenai tentang keselamatan kerja.

Undang-Undang ini mengatur dengan jelas tentang keselamatan kerja yang memiliki ruang

lingkup yang berhubungan dengan mesin, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja

dan cara mencegah terjadinya kecelakaan kerja sehingga dapat meningkatkan

efesiensi dan produktivitas. Tentu tidak ada pekerja yang menginginkan terjadinya

kecelakaan kerja. Maka para pekerja juga wajib memakai alat pelindung diri (APD)

dengan tepat dan benar serta mematuhi persyaratan keselamatan kerja.

Selain keselamatan kerja hal lain yang harus diperhatikan untuk

(5)

menyebabkan kinerja menurun. Beban kerja menurut Meshkati dalam Hariyati (2011)

dapat didefenisikan sebagai suatu perbedaan antara kapasitas atau kemampuan

pekerja dengan tuntutan pekerjaan yang harus dihadapi.

PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung merupakan Badan

Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang jasa penyediaan listrik

baik untuk industri maupun rumah tangga, berdasarkan Undang-Undang Nomor 30

tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan. PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan

Bangka Belitung berada di wilayah Desa Air Anyir, Kecamatan Merawang

Kabupaten Bangka. PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung

memiliki tujuan untuk menjadi perusahaan pembangkit listrik kelas dunia. Adapun

data yang di peroleh dari PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung

mengenai jumlah karyawan bagian lapangan. Berikut tabel data pegwai bagian

lapangan pada PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung:

Tabel I.1 Data Pegawai Bagian Lapangan pada PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung

No Bagian teknisi lapangan Laki-laki Perempuan 1

2 3

Enginner

Operasi sistem penyaluran Operasi pemeliharaan

9 23 19

-Total 51

-Sumber : PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung

Berdasarkan dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat 3 bagian lapangan

(6)

dengan jumlah pegawai sebanyak 9 orang, bagian operasi sistem dan penyaluran 23

orang, sedangkan bagian operasi pemeliharaan 19 orang. Jadi keseluruhan jumlah

pegawai lapangan PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung ialah 51

orang yang didominasi oleh laki-laki.

Berdasarkan survei yang peneliti lakukan pada PT.PLN (Persero) Sektor

Pembangkitan Bangka Belitung diduga terdapat masalah dalam kinerja pegawai yaitu

dengan tidak tercapainya target kinerja. Berikut data target dan realisasi kinerja tahun

2014-2016 pada PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung:

Tabel I.2 Target dan Realisasi Kapasitas Daya Listrik Pada PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung

No Tahun Satuan Target Realisasi

1

Sumber : PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung, Data diolah peneliti, 2017

Berdasarkan dari tabel I.2 dapat dilihat bahwa PT. PLN (Persero) Sektor

Pembangkitan Bangka Belitung tidak mampu mensuplay energi listrik yang telah

ditetapkan dimana target dengan realisasi tidak sesuai. Seperti salah satunya pada

tahun 2016 target yang ditentukan 2 x 30 MW (Mega Watt) kenyataannya yang

terealisasi hanya 1 x 35 Mw (Mega Watt) yang berarti terdapat selisih 1 x 25 MW

dimana realisasi yang dihasilkan lebih kecil dari target yang ditentukan.

Berdasarkan uraian diatas secara umum target capaian kerja terlaksana,

(7)

bahwa kinerja PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung mengalami

permasalahan.

Selain dengan data objek penelitian, Peneliti juga melakukan survei awal

terbatas kepada 15 responden mengenai kinerja yang ada di PT.PLN (Persero) Sektor

Pembangkitan Bangka Belitung. Berikut hasil yang disajikan pada tabel:

Tabel I.3 Hasil Pra Survei Penelitian Kinerja Terhadap 15 Responden pada PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung

No Pernyataan Jawaban Persentase (%)

1

2

Saya mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

Saya selalu menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tugas pokok dan kewajiban dengan tepat waktu.

Berdasarkan jawaban responden pada hasil survei awal pra penelitian yang

dilakukan oleh peneliti terhadap 15 responden didominasi jawaban tidak. Dari

pertanyaan pertama 3 orang menjawab ya, 5 orang menjawab ragu-ragu dan 7 orang

menjawab tidak. Sedangkan untuk pertanyaan kedua, 2 orang menjawab ya, 6 orang

menjawab ragu-ragu dan 7 orang menjawab tidak. Dari hasil pra survei tersebut dapat

dilihat bahwa pegawai belum mampu sepenuhnya menyelesaikan pekerjaan yang

telah ditetapkan oleh perusahaan dengan tenggat waktu tertentu dan keadaan kinerja

(8)

sehingga perlu adanya perbaikan agar kinerja membaik dan meningkat.

Hal ini diduga adanya unsur yang mempengaruhi kinerja yaitu keselamatan

kerja serta beban kerja. Dimana Keselamatan kerja merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi kinerja pegawai, oleh karena itu pihak perusahaan harus lebih

memperhatikaan keadaan pegawai dalam melaksanakan tugasnya terutama yang

berkaitan dengan keselamatan kerja pegawai, karena tidak dipungkiri bahwa semakin

canggih dan modernnya mesin-mesin yang digunakan dalam bekerja, salah satunya

yaitu terjadinya kecelakaan kerja di tempat kerja.

Kecelakaan kerja yang terjadi pada bagian pegwai lapangan tidak sepenuhnya

disebabkan oleh PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung. Dimana

kenyataannya PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung sudah

menerapkan sistem prosedur keselamatan kerja dan sudah menerangkan budaya

keselamatan kerja dalam menjalankan pekerjaannya. Akan tetapi pegawainya masih

sering mengabaikan prosedur yang telah ditetapkan oleh PT.PLN (Persero) Sektor

Pembangkitan Bangka Belitung, sehingga masih banyak pegawai yang mengalami

kecelakaan kerja dalam melakukan pekerjaan. Kelalaian pegawai yang sering

dilakukan antara lain tidak memakai APD (alat pelindung diri) yang berupa safety helmet, sarung tangan, masker atau pelindung wajah, sepatu boot, kacamata pengaman dan lain-lain. Berikut data jumlah pegawai bagian lapangan yang pernah

mengalami kecelakaan kerja tahun 2014-2016 pada PT.PLN (Persero) Sektor

(9)

Tabel I.4 Data Jumlah Pegawai Bagian Lapangan yang Mengalami Kecelakaan Kerja Tahun 2014–2016 Pada PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung

Tahun

Sumber: Data diolah peneliti, 2017

Berdasarkan tabel di atas kecelakaan kerja di PT.PLN (Persero) Sektor

Pembangkitan Bangka Belitung terjadi pada dua tahun belakangan yaitu tahun 2015

dan 2016. Pada tahun 2015 terjadi tiga kasus kecelakaan kerja dimana dua orang

mengalami kecelakaan ringan pada pegawai bagian teknisi perencanaan dan

pengendalian, dan teknisi pemeliharaan prediktif. Dan satu orang mengalami

kecelakaan sedang pada pegawai bagian pemeliharaan gardu induk. Pada tahun 2016

terjadi penurunan jumlah pegawai yang mengalami kecelakaan kerja ringan yang

dialami oleh satu orang bagian operasi sistem dan penyaluran.

Kecelakaan kerja yang terjadi pada PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan

Bangka Belitung secara tidak langsung menyebabkan hilangnya jam kerja pegawai

dimana mengakibatkan kurangnya tenaga kerja yang menyebabkan pegawai tersebut

terganggu dalam menyelesaikan pekerjaan yang ditargetkan sehingga berdampak

pada kinerja pegawai lapangan PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka

(10)

Peneliti juga melakukan survei awal terbatas kepada 15 responden mengenai

keselamatan kerja yang ada di PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka

Belitung. Berikut hasil yang disajikan pada tabel:

Tabel I.5 Hasil Pra Survei Penelitian Keselamatan Kerja Terhadap 15 Orang Responden pada PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung

No Pertanyaan Jawaban Persentase (%)

1

2

Kondisi tempat kerja sudah membuat saya merasa aman.

Ketentuan atau peraturan kerja yang telah diterapkan sudah membuat saya merasa aman.

Berdasarkan jawaban responden pada hasil survei awal pra penelitian yang

dilakukan oleh peneliti terhadap 15 responden didominasi jawaban tidak. Dari

pertanyaan pertama 3 orang menjawab ya, 6 orang menjawab ragu-ragu dan 6 orang

menjawab tidak. Sedangkan untuk pertanyaan kedua, 3 orang menjawab ya, 5 orang

menjawab ragu-ragu dan 7 orang menjawab tidak. Dari hasil pra survei tersebut dapat

dilihat bahwa kondisi tempat kerja dan peraturan kerja masih menjadi masalah

keamanan bagi para pegawai.

(11)

masuk kerja tidak sesuai dengan hari kerja yang mestinya masuk kerja pada hari

senin sampai dengan hari jum’at, namun masih ada pegawai yang masuk kerja pada

hari libur seperti hari sabtu, minggu dan libur dan hari besar seperti hari raya

keagamaan. Ini dikarenakan ada kerusakan atau panggilan dari atasan untuk

memperbaiki kerusakan. Hal ini tentu menambah beban kerja pegawai, dimana

pegawai mengalami kurang istirahat, kurang tidur dan merasa terbebani karena pada

hari libur pun masih bekerja. Sesuai dengan standar waktu yang telah di tentukan oleh

Undang-Undang No.13 tahun 2003 pasal 77 tentang ketenagakerjaan yaitu

mewajibkan setiap pengusaha untuk melakukan ketentuan jam kerja pegawai

sebanyak 8 jam sehari dan 40 jam/minggu dengan 5 hari kerja. Namun untuk

mengantisipasi tingginya beban kerja pihak perusahaan telah memberikan

kompensasi dalam bentuk financial maupun non financial, kompensai financial

berupa uang tambahan, jaminan kesehatan kerja, sedangkan untuk kompensasi non financialberupa jaminan keselamatan kerja.

Berbeda halnya dengan shift kerja, dimana shift kerja adalah pembagian

waktu kerja berdasarkan waktu tertentu yang dilakukan pegawai secara bergantian.

Berikut data shift kerja pegawai lapangan PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan

(12)

Tabel I.7 Data Shift Kerja Pegawai Lapangan Pada PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung

Unit kerja Jam kerja per Shift (hari senin – hari jum’at)

Jumlah pegawai

Pagi (08.00-15.59)

Sore (16.00-23.59)

Malam (00.00-07.59)

Enginner 3 3 3 9

Operasi sis.penyaluran 7 8 8 23

Operasi pemeliharaan 6 6 7 19

Sumber: Data diolah peneliti, 2017

Berdasarkan tabel I.7 data shift kerja pegawai lapangan pada PT. PLN

(Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung diketahui bahwa sihft kerja pada

unit kerja bagian enginner di shift kerja pagi (08.00-15.59) sebanyak 3 orang, di shift

kerja sore (16.00-23.59) sebanyak 3 orang dan pada shift kerja malam (00.00-07.59)

sebanyak 3 orang. Pada unit kerja bagian operasi sis. penyaluran di shift kerja pagi

(08.00-15.59) sebanyak 7 orang, di shift kerja sore (16.00-23.59) sebanyak 8 orang

dan shift kerja malam (00.00-07.59) sebanyak 8 orang. Sedangkan pada unit kerja

bagian operasi pemeliharaan di shift kerja pagi (08.00-15.59) sebanyak 6 orang, pada

shift kerja sore (16.00-23.59) sebanyak 6 orang dan shift kerja malam (00.00-07.59)

sebanyak 7 orang.

Selain itu juga, hasil pra penelitian menunjukan bahwa kinerja di duga

menurun karena beban kerja pegawai. Peneliti juga melakukan survei awal terbatas

terhadap 15 responden mengenai beban kerja di PT.PLN (Persero) Sektor

(13)

terhadap 15 responden pada PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka

Belitung:

Tabel I.8 Hasil Pra Survei Penelitian Beban Kerja Terhadap 15 Responden pada PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung

No Pertanyaan Jawaban Persentase (%)

1

2

Saya merasa dapat mengerjakan pekerjaan sesuai dengan tingkat kesulitan yang diberikan perusahaan.

Saya merasa waktu istirahat yang diberikan perusahaan sudah baik.

Berdasarkan jawaban responden pada hasil survei awal pra penelitian yang

dilakukan oleh peneliti terhadap 15 orang pegawai didominasi jawaban tidak. Dari

pertanyaan pertama 3 orang menjawab ya, 5 orang menjawab ragu-ragu dan 7 orang

menjawab tidak. Sedangkan untuk pertanyaan kedua, 2 orang menjawab ya, 5 orang

menjawab ragu-ragu dan 8 orang menjawab tidak. Dari hasil pra survei tersebut dapat

dilihat bahwa beban pekerjaan yang diberikan oleh perusahaan tidak sesuai dengan

kemampuan dan mengganggu jam istirahat pegawai.

Berdasarkan informasi yang peneliti peroleh melalui wawancara denganHRD (Human Resources Devlopment) PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung, dilihat dari faktor permasalahan baik dari keselamatan kerja dan beban

(14)

mempengaruhi dan memberi dampak buruk terhadap kinerja. Sehingga perlu adanya

penanganan yang insentif untuk lebih meningkatkan keselamatan kerja pegawai demi

tercapainya keamanan baik dari kondisi tempat kerja itu sendiri. Pemimpin juga harus

lebih memperhatikan permasalahan beban kerja pegawai yang masih terjadinya

lembur akibat beban kerja yang lumayan tinggi, agar pegawai dapat memenuhi target

yang diharapkan dalam mencapai sasaran dan tujuan perusahaan.

Berdasarkan uraian masalah di atas, diduga terdapat masalah dalam kinerja

maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih jauh dengan judul

“Pengaruh Keselamatan Kerja dan Beban Kerja terhadap Kinerja Pegawai

Lapangan PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat

dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran keselamatan kerja, beban kerja dan kinerja pegawai

lapangan PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung?

2. Apakah keselamatan kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai lapangan

PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung?

3. Apakah beban kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai lapangan PT.PLN

(15)

4. Apakah keselamatan kerja dan beban kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai

lapangan PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah ini bertujuan untuk memberikan ruang lingkup agar masalah

tidak terlalu luas, sehingga pembahasan terarah dan terfokus guna memperoleh

gambaran yang jelas mengenai masalah yang akan diteliti, selain keterbatasan

waktu dan biaya, peneliti membatasi penyajian yang akan diteliti hanya pada

variabel keselamatan kerja, beban kerja serta kinerja. Objek penelitian ini adalah

PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung. Yang dilakukan pada

tanggal 29 November 2016 sampai dengan selesai.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menggambarkan tentang keselamatan kerja, beban kerja dan kinerja

pegawai lapangan PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung.

2. Untuk mengidentifikasi dan mengkaji pengaruh keselamatan kerja terhadap

kinerja pegawai lapangan PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka

Belitung.

3. Untuk mengidentifikasi dan mengkaji pengaruh beban kerja terhadap kinerja

(16)

4. Untuk mengidentifikasi dan mengkaji pengaruh keselamatan kerja dan beban

kerja terhadap kinerja pegawai lapangan PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan

Bangka Belitung.

1.5 Manfaat penelitian

Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan

Sebagai bahan masukkan dan pertimbangan bagi perusahaan mengenai sejauh

mana pengaruh keselamatan kerja dan beban kerja terhadap kinerja pegawai

lapangan PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Dapat dijadikan referensi dalam melakukan kajian atau penelitian dengan pokok

permasalahan yang sama.

3. Bagi peneliti

Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai kenyataan di dunia usaha

dibandingkan dengan teori yang didapat di bangku kuliah khususnya tentang

keselamatan kerja dan beban kerja terhadap kinerja pegawai lapangan PT.PLN

(17)

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang uraian latar belakang masalah, perumusan masalah,

batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan tentang landasan teori yang mendasari

penelitian-penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan pengembangan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang pendekatan penelitian, populasi dan sampel penelitian,

jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, variabel penelitian dan

definisi operasional variabel, dan metode analisis data yang digunakan

untuk menguji hipotesis.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan mengenai deskripsi

objek penelitian yang terdiri dari deskripsi variabel dependen dan

independen, analisis data, dan interpretasi terhadap hasil analisis

(18)

BAB V PENUTUP

Bab penutup berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan secara garis

besarnya merupakan temuan pokok, serta dikemukakan pula implikasi dari

hasil pembahasan. Sedangkan saran merupakan implementasi dari

penemuan-penemuan ataupun rekomendasi tentang studi lanjutan dan

kebijakan-kebijakan yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Gambar

Tabel I.2 Target dan Realisasi Kapasitas Daya Listrik Pada PT.PLN (Persero) SektorPembangkitan Bangka Belitung
Tabel I.3 Hasil Pra Survei Penelitian Kinerja Terhadap 15 Responden pada PT.PLN(Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung
Tabel I.5 Hasil Pra Survei Penelitian Keselamatan Kerja Terhadap 15 Orang Respondenpada PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka Belitung
Tabel I.7 Data Shift Kerja Pegawai Lapangan Pada PT. PLN (Persero) Sektor
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pada Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Elektronika Politeknik Negeri Sriwijaya..

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana tanda-tanda penggambaran identitas perempuan muslim pada tokoh Hanum dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika I (BTDLA

Sistem monitoring mobil listrik menampilkan dan memberikan informasi-informasi arus yang digunakan, kapasitas accu, kecepatan dan jarak tempuh, informasi koneksi dengan

dirver dan VCC2 adalah jalur input sumber tegangan untuk motor DC..

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap beberapa guru, guru cenderung hanya sekedar menjalankan kurikulum seperti guru masih enggan untuk

pelanggaran yang dapat merugikan masyarakat. Pelaksanaan Pengawasan Oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng Terhadap Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris Dan Perlindungan

[r]

Oftentimes, according to Creswell (2006), transcendental phenomenology is useful in research involving such fields as sociology, psychology, nursing, health sciences, education or