• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA TULIS ILMIAH PENERAPAN PERAWATAN PERIANAL DENGAN EXTRA VIRGIN OLIVE OIL (EVOO) UNTUK MENGATASI DIAPER DERMATITIS PADA BAYI DI PUSKESMAS KUWARASAN Diajukan untuk Memenuhi Jenjang Pendidikan Diploma III Kebidanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KARYA TULIS ILMIAH PENERAPAN PERAWATAN PERIANAL DENGAN EXTRA VIRGIN OLIVE OIL (EVOO) UNTUK MENGATASI DIAPER DERMATITIS PADA BAYI DI PUSKESMAS KUWARASAN Diajukan untuk Memenuhi Jenjang Pendidikan Diploma III Kebidanan"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

i STIKES Muhammadiyah Gombong KARYA TULIS ILMIAH

PENERAPAN PERAWATAN PERIANAL

DENGAN EXTRA VIRGIN OLIVE OIL (EVOO) UNTUK MENGATASI DIAPER DERMATITIS PADA BAYI

DI PUSKESMAS KUWARASAN

Diajukan untuk Memenuhi Jenjang Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh :

CATUR NUGRAHAENI B1501252

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

(2)
(3)
(4)
(5)

v STIKES Muhammadiyah Gombong KARYA TULIS ILMIAH

PENERAPAN PERAWATAN PERIANAL

DENGAN EXTRA VIRGIN OLIVE OIL (EVOO) UNTUK MENGATASI DIAPER DERMATITIS PADA BAYI

DI PUSKESMAS KUWARASAN 1 Catur Nugrahaeni2 , Kusumastuti3

INTISARI

Latar Belakang : Angka kejadian diaper dermatitis pada bayi diwilayah Kebumen ada sekitar 10,6%. Diaper dematitis disebabkan oleh beberapa faktor, seperti fisik, kimia, enzimatik, dan biogenik (kuman dalam urin dan feses). Selain itu, diaper dermatitis juga disebabkan oleh kulit bayi terpapar cukup lama dengan urin atau feses yang mengandung bahan amonia, kimia yang ada dalam diapers. Cara pengobatan diaper dermatitis dapat dilakukan dengan terapi non farmakologi seperti menggunakan extra virgin olive oil (EVOO), ini merupakan bahan olahan alami yang dapat dipertimbangkan sebagai terapi topikal alternatif yang dapat digunakan untuk perawatan kulit pada bayi yang mengalami diaper dermatitis yaitu menggunakan extra virgin olive oil (EVOO) hal ini dikarenakan extra virgin olive oil (EVOO) akan memperbaiki sel-sel kulit yang rusak sebagai antioksidan yang dapat melindungi kulit dari iritasi.

Tujuan : Mengetahui penerapan extra virgin olive oil (EVOO) sebagai perawatan perianal mengatasi diaper dermatitis pada bayi di Puskesmas Kuwarasan.

Metode : Penelitian ini adalah metode deskripsi observasional dengan pendekatan studi kasus. Teknik yang digunakan dalam menentukan partisipan yaitu insidental sampling berdasarkan kriteria dengan jumlah partisipan 5 bayi. Sumber data menggunakan data yang dikumpulkan melalui lembar pengkajian, SOP, dan dokumentasi.

Hasil : Setelah dilakukan penerapan dengan menggunakan extra virgin olive oil (EVOO), terdapat penurunan diaper dermatitis yaitu dari diaper dermatitis derajat sedang menjadi diaper dermatitis derajat sedikit (2 partisipan) dan dari diaper dermatitis derajat ringan menjadi diaper dermatitis derajat sedikit (3 partisipan), 1 partisipan sembuh dalam 3 hari dan 4 partisipan sembuh dalam 2 hari.

Kesimpulan : perawatan perianal dengan meggunakan extra virgin olive oil (EVOO) dapat menyembuhkan diaper dermatitis pada bayi.

Kata kunci : extra virgin olive oil (EVOO), bayi, diaper dermatitis Kepustakaan : 2004-2017

Jumlah halaman : xi + 68 halaman + 4 lampiran 1 Judul

2 Mahasiswa prodi DIII Kebidanan

(6)

vi STIKES Muhammadiyah Gombong SCIENTIFIC PAPER

THE APPLICATION OF PERIANAL TREATMENT USING EXTRA VIRGIN OLIVE OIL (EVOO) TO OVERCOME DIAPER DERMATITIS ON A BABY

IN HEALTH CENTER OF KUWARASAN 1 Catur Nugrahaeni2 , Kusumastuti3

ABSTRACT

Background: The number of diaper dermatitis cases on baby in Kebumen is around 10,6%. Diaper dermatitis is caused by several factors, such as physical, chemical, enzymatic, and biogenic (bacteria in urine and feses). Besides, it may be caused by the baby’s skin being exposed quite long with urine or feses containing ammonia, chemical substances in diapers. Diaper dermatitis can be treated by non-pharmacology therapy, such as using extra virgin olive oil (EVOO). It is a natural material product being considered as a topical alternative therapy which can be used to treat baby’s skin being exposed by diaper dermatitis. This is because EVOO will repair the damaged skin cells as it functions as antioxydan that can protect the skin from irritation.

Objectivee: To know the application of extra virgin olive oil (EVOO) in perianal treatment for overcoming diaper dermatitis on babies in health center of Kuwarasan.

Method: This study is an observational descriptive with a case study approach. The participants (5 babies) were taken by using insidental sampling technique in accordance with the criteria. Data were collected by assessment sheet, procedural operational standard, and documentation.

Result: After having the application of perianal treatment using EVOO, there was a decrease in the level of dermatitis, i.e. from medium level became light level (2 participants(, and from low level became light level (3 participants(. There was 1 participant recovered in 3 days and 4 participants recovered in 2 days.

Conclusion: Perianal treatment using extra virgin olive oil (EVOO) can heal diaper dermatitis on a baby.

Keywords : Extra virgin olive oil (EVOO), baby, diaper dermatitis Literatures : 2004-2017

Number of Pages : xi + 68 pages + 4 appendices 1 Title

2 Student of DIII Program of Midwifery Department

(7)

vii STIKES Muhammadiyah Gombong KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya tulis ilmiah yang berjudul “Penerapan perawatan perianal dengan extra virgin olive oil (evoo) untuk mengatasi diaper dermatitis pada bayi” yang diajukan guna memenuhi salah satu tugas akhir pada Program Studi Diploma III Kebidanan. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Herniyatun, M.Kep Sp.Mat selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Muhammadiyah Gombong.

2. Eka Novyriana, S.ST., M.P.H selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan STIKes Muhammadiyah Gombong.

3. Eni Indrayani, S.SiT., M.P.H selaku penguji 1 yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

4. Kusumastuti, S.SiT, M.Kes selaku pembimbing akademik yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

5. Supriyatin, Amd.Keb selaku pembimbing lahan yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

6. Orang tua yang telah memberikan dukungan baik materil maupun moril, dorongan semangat dan doa yang tiada henti.

7. Riyatno yang telah memberikan dukungan baik materil maupun moril, dorongan semangat dan doa yang tiada henti.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan laporan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari laporan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga laporan Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis pada khususnya.

Wassalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh.

Gombong, April 2018

(8)

viii STIKES Muhammadiyah Gombong DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv

INTISARI ... v

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ... 8

(9)

ix STIKES Muhammadiyah Gombong DAFTAR TABEL

Tabel 1 Manajemen Kasus An. D sebelum penerapan

tanggal 6 Mei 2018 ... 43 Tabel 5 Manajemen Kasus An. A sebelum penenerapan

tanggal 12 Mei 2018 ... 46 Tabel 6 Manajemen kasus An. A penerapan ke-1

tanggal 13 Mei 2018 ... 47 Tabel 7 Manajemen kasus An. A penerapan ke-2

tanggal 14 Mei 2018 ... 47 Tabel 8 Manajemen Kasus An. N sebelum penenerapan

tanggal 14 Mei 2018 ... 48 Tabel 9 Manajemen kasus An. N penerapan ke-1

tanggal 15Mei 2018 ... 49 Tabel 10 Manajemen kasus An. N penerapan ke-2

tanggal 16 Mei 2018 ... 49 Tabel 11 Manajemen Kasus An. D sebelum penenerapan

tanggal 22 Mei 2018 ... 50 Tabel 12 Manajemen kasus An. D penerapan ke-1

tanggal 23 Mei 2018 ... 51 Tabel 13 Manajemen kasus An. D penerapan ke-2

tanggal 24 Mei 2018 ... 51 Tabel 14 Manajemen Kasus An. M sebelum penenerapan

tanggal 28Mei 2018 ... 52 Tabel 15 Manajemen kasus An. M penerapan ke-1

tanggal 29 Mei 2018 ... 53 Tabel 16 Manajemen kasus An. M penerapan ke-2

tanggal 30 Mei 2018 ... 53 Tabel 17 Penerapan perawatan perianal sebelum

dilakukan dengan EVOO untuk mengatasi diaper dermatitis ... 54 Tabel 18 Distribusi frekuensi derajat diaper dermatitis sebelum

dilakukan penerapan perawatan perianal dengan EVOO ... 54 Tabel 19 Penerapan perawatan perianal setelah

dilakukan dengan EVOO untuk mengatasi diaper dermatitis ... 55 Tabel 20 Distribusi frekuensi derajat diaper dermatitis setelah

dilakukan penerapan perawatan perianal dengan EVOO ... 55 Tabel 21 Efektivitas perawatan perianal

(10)

x STIKES Muhammadiyah Gombong DAFTAR GAMBAR

(11)

xi STIKES Muhammadiyah Gombong DAFTAR LAMPIRAN

(12)

1 STIKES Muhammadiyah Gombong BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perawatan perianal meliputi perawatan pada area genetalia, area sekitar anus, lipatan paha serta pantat bayi. Perawatan perianal ini penting untuk menjaga kesehatan kulit bayi, khususnya pada daerah genetalia bayi yang merupakan bagian yang sangat sensitif. Bagian pantat bayi dibersihkan agar tidak lembab, serta menghindari pemakaian bedak karena hal ini dapat menyebabkan infeksi (Ai Yeyeh, 2010).

Semua bayi memiliki kulit yang sangat peka dalam bulan-bulan pertama. Kondisi kulit pada bayi yang relatif lebih tipis menyebabkan bayi lebih rentan terhadap infeksi, iritasi, dan alergi. Secara struktural dapat pula dilihat bahwa kulit pada bayi belum berkembang dan berfungsi optimal. Salah satu masalah kulit yang masih sering terjadi pada bayi dan anak adalah diaper dermatitis (Ai Yeyeh, 2010).

Diaper dermatitis atau lebih dikenal sebagai eksim merupakan penyakit

(13)

2

STIKES Muhammadiyah Gombong Incidence rate (angka kejadian) diaper dermatitis berbeda-beda setiap negara, tergantung pada hygiene, pengetahuan orang tua (pengasuh) tentang tata cara penggunaan diaper. Kimberly A Horii, MD (Asisten profesor spesialis anak Universitas Misouri) dan Jhon Mersch, MD, FAAP menyebutkan bahwa 10-20% diaper dermatitis dijumpai pada praktek spesialis anak di Amerika. Sedangkan prevalensi pada bayi berkisar antara 7-35%, dengan angka terbanyak pada usia 9-12 bulan. Sementara itu, Rania Dib, MD menyebutkan diaper dermatitis berkisar 4-35% pada usia 2 tahun pertama (Sari, 2009). Insiden diaper dermatitis di Indonesia mencapai 7-35%, yang menimpa bayi laki-laki dan perempuan berusia dibawah tiga tahun (Muhandari, 2002).

Meskipun diaper dermatitis menyebabkan sakit dan sangat mengganggu bayi, namun biasanya tidak berbahaya. Diaper dermatitis umumnya terjadi pada bayi dengan kulit yang lebih sensitive. Jika ruam pada bayi disebabkan oleh diaper yang basah atau infeksi jamur, maka hanya dengan melepas diaper dan membiarkan kulitnya terkena angin sudah mampu menyembuhkan. Pastikan ibu mengganti diaper secara rutin. Membasuh pantat bayi dan mengeringkannya sebelum memakaikan yang baru. Bisa juga menggunakan krim khusus untuk membantu melindungi iritasi pada kulit bayi akibat diaper dermatitis (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2010).

(14)

3

STIKES Muhammadiyah Gombong tidak hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan. Masalah kesehatan menjadi fenomena yang serius didunia, banyak anak-anak dapat mengalami gangguan kesehatan, salah satu penyakit yang mengganggu balita adalah diaper dermatitis (Ai Yeyeh, 2010).

Prevalensi diaper dermatitis pada anak etnis Asia belum banyak dilaporkan. Berbagai macam penyakit kulit saat ini masih menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat di dunia, tak terkecuali di Indonesia. Angka prevalensi diaper dermatitis yang dilaporkan adalah 20,1% di Hongkong, 19% di Jepang dan 20,8% di Singapura (Suzhou, 2010). Kejadian diaper dermatitis di Amerika Serikat, Eropa, Jepang, Australia, dan Negara Industri

lain memiliki prevalensi diaper dermatitis 10 sampai 20% pada anak dan 1-3% terjadi pada orang dewasa. Sedangkan di Negara Agraris misalnya China, Eropa Timur, Asia Tengah memiliki prevalensi diaper dermatitis lebih rendah (Sudarti, 2010).

Di Indonesia terdapat 261 kasus diaper dermatitis dari 2.356 pasien baru pada tahun 2013, dengan angka kejadian sebesar 11,8% (Notoadmodjo, 2010). Prevalensi nasional diaper dermatitis adalah 6,8% (berdasarkan keluhan responden). Sebanyak 13 provinsi mempunyai prevalensi diaper dermatitis di atas prevalensi nasional (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2010)

(15)

4

STIKES Muhammadiyah Gombong Kendal terdata ada (11.5%) (Riset Kesehatan Desa, 2007). Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Provinsi Jawa Tengah menunjukkan bahwa angka kejadian diaper dermatitis diwilayah Jawa Tengah khususnya daerah Kebumen ada sekitar 10,6% yang mengalami diaper dermatitis. Diaper dermatitis merupakan masalah kesehatan yang serius, tetapi apabila dibiarkan

akan mengakibatkan asma rhinitis alergik (Hidayat, 2009).

Ibu-ibu dikota besar saat ini, cenderung menggunakan popok sekali pakai pada bayi mereka dengan alasan kepraktisan, karena popok tersebut bisa digunakan 4-5 kali BAK. Sebenarnya tidak masalah menggunakan popok, hanya saja perlu diperhatikan kebersihan daerah perianal yang tertutupi oleh popok sehingga tidak menyebabkan diaper dermatitis (Muslihatun, 2010).

Penyebab diaper dematitis bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti fisik, kimia, enzimatik, dan biogenik (kuman dalam urin dan feses). Salah satu penyebabnya adalah kulit bayi terpapar cukup lama dengan urin atau feses yang mengandung bahan amonia, kimia yang ada dalam diapers. Diaper yang terbuat dari bahan plastik atau karet dapat menyebabkan iritasi

(16)

5

STIKES Muhammadiyah Gombong yang tertutup oleh popok karena cara pemakaian popok yang tidak benar (Notoatmodjo, 2010).

Upaya pencegahan agar diaper dermatitis ini tidak terjadi maka perawatan perianal penting dilakukan. Mengganti popok usai bayi BAB/BAK, mengusahakan kulit agar tetap kering, menggunakan sabun khusus, melonggarkan popok, membiarkan daerah alat kelamin terkena udara bebas (Saryono, 2010). Selain perawatan perianal cara pengobatan dan pencegahan diaper dermatitis dapat dilakukan dengan terapi non farmakologi, Salah satu dari bahan olahan alami yang dapat dipertimbangkan sebagai terapi topikal alternatif yang dapat digunakan untuk perawatan kulit pada bayi yang mengalami diaper dermtitis yaitu meggunakan EVOO karena EVOO akan menjaga kelembaban kulit (Apriyanti, 2012).

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, yang dilakukan oleh (Apriza, 2017) di Ruang Perawatan Anak RSUD Bangkinang pada perawatan dengan menggunakan EVOO didapatkan nilai p=0,000 (a<0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima, berarti bahwa penggunaan EVOO pada perawatan perianal efektif terhadap pencegahan diaper dermatitis sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh (James, 2005) perawatan dengan menggunakan EVOO pada perawatan perianal efektif terhadap pencegahan diaper dermatitis.

(17)

6

STIKES Muhammadiyah Gombong kejadian diaper dermatitis ini tidak berbahaya bagi bayi. Berdasarkan pernyataan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan perawatan perianal dengan EVOO untuk mengatasi diaper

dermatitis pada bayi di Puskesmas Kuwarasan.

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Melakukan penerapan extra virgin olive oil (EVOO) untuk mengatasi diaper dermatitis pada bayi di Puskesmas Kuwarasan.

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi kondisi diaper dermatitis sebelum dilakukan perawatan perianal dengan menggunakan EVOO pada bayi.

b. Mengidentifikasi kondisi diaper dermatitis setelah dilakukan perawatan perianal dengan menggunakan EVOO pada bayi.

(18)

7

STIKES Muhammadiyah Gombong C. Manfaat

1. Manfaat teoritis

a. Bagi pelayanan kesehatan

Memberikan pelayanan perawatan perianal dengan menggunakan extra virgin olive oil (EVOO) pada bayi sebagai upaya mengatasi terjadinya diaper dermatitis.

b. Bagi penulis

Penelitian ini dapat memberikan pengalaman baru dalam menerapkan pengetahuan yang dimiliki, serta dapat mengetahui hubungan setiap variabel dalam penelitian yang dapat dijadikan bahan penelitian lebih lanjut dalam pengembangan khasanah ilmu kebidanan.

2. Manfaat praktis a. Bagi Ibu balita

Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan ibu untuk mencegah dan mengatasi terjadinya diaper dermatitis.

b. Bagi Institusi pendidikan

Diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan memberikan sumbangan ilmu pengetahuan serta pemikiran mengenai perawatan perianal untuk mengatasi diper dermatitis pada bayi.

c. Bagi Bidan

(19)

STIKES Muhammadiyah Gombong DAFTAR PUSTAKA

Apriyanti, M. (2012). Tanaman obat paling berkhasiat dan paling dicari. Yogyakarta: Pustaka baru press.

Apriza. (2017). Pengaruh pemberian minyak zaitun terhadap ruam popok pada bayi di RSUD Bangkinang. ISSN 2580, 10-19.

Arief, S. (2009). Neonatus dan asuhan keperawatan anak. Yogyakarta: Nuha Offset.

Arikunto, S. (2016). Pedoman riset praktis untuk profesi perawat. Jakarta: EGC. Astawan. (2015). Fakta dan manfaat minyak zaitun . Jakarta: PT Kompas Media

Nusantara.

Ai Yeyeh. (2010). Asuhan neonatus bayi dan anak balita. Jakarta: CV Trans Info media.

Budiardja. (2006). Infeksi Kulit pada bayi dan anak. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Cakmoki. (2010). Penanggulangan ruam dibalik popok. Jakarta: Pustaka baru press.

Hidayat, A. A. (2009). Metode penelitian Kebidanan dan teknik analisis data. Jakarta: Salemba medika.

James. (2005). Efficacy of dietary hempseed oil in patients with dermatitis. journal of dermatological treatment, 87-94.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2010). Buku saku pelayanan kesehatan neonatal esensial rev. ed. Jakarta: Kementrian Kesehatan.

Lokanata, M. D. (2004). Eksim pada bayi dan Anak. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Maharani, A. (2014). Penyakit Kulit Perawatan Pencegahan Pengobatan . Yogyakarta: Pustaka Baru Press Edisi 1.

(20)

STIKES Muhammadiyah Gombong Maryunani, A. (2010). Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta: CV.

Trans Media.

Muhandari. (2002). Perawatan kulit bayi dan balita. Jakarta: Fakultas kedokteran Universitas Indonesia.

Muslihatun. (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya. Nangili. (2013). Manfaat pemberian minyak zaitun untuk kulit. Jakarta: EGC. Notoatmodjo, S. (2010). Metodelogi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. (2008). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak . Jakarta: Salemba

Medika.

Orey, C. (2008). Khasiat minyak zaitun. Jakarta: PT Mizan Publika. Paulette, H. (2008). Asuhan neonatus rujukan cepat. Jakarta: EGC.

Puspitasari, P. d. (2016). Pemberian Extra Virgin Oil untuk mengatasi diaper rash pada bayi usia 1-12 bulan. Jurnal kesehatan hesti wira sakti, 91-96.

Rahmat, H. (2011). Faktor-faktor yang mempengaruhi diaper rush pada bayi 0-12 bulan diwilayah kerja puskesmas Kota Bantaeng Kecamatan Bontotiro.

Dipetik 28 Mei 2018, dari Google Cendekia:

Https://www.scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2c5&q=Fakto

r+yang+mempengaruhi+diaper_rush+pada+bayi+usia+0-12+bulan+wilayah+Puskesmas+Bantaeng+Kecamatan+Bontotiro%btnG= #d=gs_qabs&p=&u=%23p%3DN2JFoN0ocAEJ.

Rahmah. (2011). Asuhan neonatus, bayi dan balita. Jakarta: EGC.

Riset Kesehatan Desa. (2007). Buku saku pelayanan kesehatan neonatus provinsi Jawa Tengah. Jawa Tengah: Riset Kesehatan Desa.

Sari. (2009). Neonatus dan asuhan keperawatan anak. Yogyakarta: Nuha Medika. Saryono. (2010). Metodologi penelitian kesehatan : penuntun praktis bagi

pemula. Yogyakarta: Mitra cendikia press.

(21)

STIKES Muhammadiyah Gombong Suzhou, E. A. (2010). Diaper Dermatitis A Survey of risk factors for children

aged 1-36 months. China: randomized double blind.

Utami, R. (2013). Minyak zaitun untuk kulit sensitif. Yogyakarta: Rineka Cipta. Yasril. (2009). Teknik sampling untuk penelitian kesehatan. Yogyakarta: Graha

(22)
(23)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PERAWATAN PERIANAL UNTUK MENGATASI RUAM POPOK PADA BAYI

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PERAWATAN

PERIANAL UNTUK MENGATASI DIAPER DERMATITIS PADA BAYI

Pengertian Membantu perawatan pada area genitalia, area sekitar anus, lipatan paha serta pantat bayi.

Tujuan Menjaga kebersihan pada bayi, memberikan rasa nyaman pada bayi, dan mencegah terjadinya diaper dermatitis pada bayi.

Kebijakan Bayi umur 1-12 bulan.

Peralatan 1 Handuk

8 Popok kain bersih atau popok sekali pakai 9 Baju bersih

10 Extra virgin olive oil (EVOO) Prosedur

Pelaksanaan

A Tahap Pra interaksi

1 Mengecek kembali kelengkapan alat dan bahan

2 Hand hygiene (Hand Wash/ Hand Scrub) B Tahap Orientasi

1 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada ibu/keluarga.

2 Menanyakan kesiapan ibu dan bayi. C Tahap Kerja

1 Menjelaskan kepada ibu pengertian perawatan perianal pada bayi adalah perawatan daerah yang tertutup oleh popok atau daerah kemaluan dan sekitarnya yaitu dengan membersihkan area genitalia, area sekitar anus, lipatan paha serta pantat bayi. 2 Menjelaskan kepada ibu tentang tujuan

(24)

nyaman pada bayi, dan mencegah terjadinya diaper dermatitis pada bayi.

3 Mengajari ibu cuci tangan. 4 Menggunakan sarung tangan.

5 Memastikan bayi dalam posisi nyaman (terbaring).

6 Membuka popok bayi dengan hati-hati. 7 Membersihkan dengan kapas DTT pada

bagian kulit dan perianal bayi setelah BAB dengan cara mengusap dari depan ke belakang untuk membersihkan kotoran agar mencegah infeksi.

8 Membersihkan menggunakan washlap dengan air dan sabun.

9 Mengeringkan dengan handuk atau kain yang lembut dengan cara menepuk-nepuknya. 10 Mengangin-anginkan area genetalia sebentar

supaya benar-benar kering dan mengoleskan Extra virgin olive oil (EVOO).

11 Memakaikan popok kain atau popok sekali pakai.

Apabila menggunakan popok sekali pakai : a. Kendorkan perekat popok supaya tidak

tampak membekas di dekat pangkal paha bayi, ada beberapa bayi yang sensitif terhadap jenis merek popok tertentu. b. Pada bayi laki-laki, saat akan menutup

popok, posisikan penis ke arah bawah.Jika tali pusat bayi belum lepas, pastikan bagian atas popok tidak mengenai tali pusat.

12 Menganjurkan ibu untuk tidak menggunakan bedak bayi atau talk karena dapat menyebabkan pori-pori tertutup oleh bedak. 13 Menjelaskan pada ibu cara perawatan perianal

yang benar yaitu :

a. Menganjurkan ibu untuk segera mengganti popok bayi jika bayi setelah BAK dan BAB.

b. Menganjurkan ibu untuk mengganti popok sekali pakai setelah 3-4 jam pemakaian.

c. Memelihara kebersihan pakaian dan alat-alat untuk bayi.

(25)

seperti kemerahan ringan dikulit pada daerah genetelia bayi disertai dengan lecet atau luka ringan pada kulit, berkilat, kadang mirip luka bakar, timbul bintik-bintik merah dan kadang bengkak pada daerah yang paling lama berkontak dengan popok seperti paha maka menganjurkan ibu untuk segera datang ke tenaga kesehatan.

(26)

DOKUMENTASI

Partisipan pertama

Hari ke-1 Hari ke-2

(27)

Partisipan kedua

(28)

Partisipan ketiga

(29)

Partisipan keempat

Hari ke-1 Hari ke-2

(30)

Partisipan kelima

(31)
(32)
(33)

Gambar

Gambar 1  Diaper Dermatitis pada bayi ......................................................

Referensi

Dokumen terkait

Penulis akan meninjau dan merencanakan jalan baru Lingkar Luar Timur Surabaya untuk umur rencana 30 tahun yang akan datang dan akan ditulis dalam tugas akhir

Minat mahasiswa aktif Prodi Pendidikan Bahasa Mandarin Universitas “X” saat ini yang menjadi guru bahasa Mandarin sebesar 66%. Program pengajaran dan pembelajaran pada

Tempat : Masjid Agung Demak dan Sunan Kalijga Kadilangu Keterangan : - Penanggung Jawab Ketua II Kepala Dinas Pariwisata. - Koordinator Seksi Selamatan dan

Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat dari Usus Udang Penghasil Bakteriosin sebagai Agen Antibakteri pada Produk- Produk Hasil Perikanan.. Lactic Acid

• Mobile Computing adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan aplikasi pada piranti berukuran kecil, portable, dan wireless serta mendukung komunikasi.. •

1.0 Pembuatan Kartu Anggota Penyewa IDENTITAS PENYEWA KARTU ANGGOTA 2.0 Pencatatan Film yang Disewa APLIKASI PEMINJAMAN FILM [ FILM | INFORMASI. PENOLAKAN] 3.0* Pencarian INFORMASI

• Bila A ingin berhubungan dengan C pada jaringan 20.0.0.0, maka A tidak dapat melakukan hal tersebut, karena tabel routing di A tidak mempunyai informasi untuk mencapai

Malaysia tidak terdedah kepada ancaman bencana alam gunung berapi dan bencana alam yang seiring dengannya seperti gelombang tsunami, walau bagaimanapun kita