• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Signaling - BAB II ARDY KURNIAWAN AKUNTANSI'17

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Signaling - BAB II ARDY KURNIAWAN AKUNTANSI'17"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Teori Signaling

Teori Signaling menyebutkan bahwa manajemen selaku agen, berusaha untuk mengungkapkan informasi privat yang menurut pertimbangannya sangat diminati oleh investor dan pemegang saham, khususnya kalau informasi tersebut merupakan berita baik good news (Wardani, 2013). Teori signaling juga menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik, dengan sengaja akan memberikan sinyal kepada pasar, dengan harapan pasar dapat membedakan mana perusahaan yang berkualitas baik dan mana perusahaan yang berkualitas buruk. (Retnoningsih, 2013).

Laporan keuangan yang mencerminkan kinerja baik merupakan sinyal bahwa perusahaan telah beroperasi dengan baik, yang akan direspon baik juga oleh pihak luar. Oleh karena itu, perusahaan dengan kinerja yang baik cenderung akan memberikan sinyal berupa pengungkapan informasi yang lebih luas termasuk informasi pengungkapan akuntansi sumber daya manusia sebagai cerminan bahwa perusahaan merupakan investasi yang menjanjikan bagi investor (Ulfa, 2016).

(2)

9 2. Teori Legitimasi

Teori legitimasi beranggapan bahwa organisasi dapat dilihat sebagai sesuatu yang diberikan masyarakat kepada perusahaan dan sesuatu yang diinginkan atau dicari perusahaan dari masyarakat. Perusahaan bisa ada dalam suatu masyarakat karena adanya dukungan dari masyarakat. Oleh sebab itu, perilaku perusahaan dan cara yang digunakan perusahaan saat menjalankan bisnis harus berada dalam bingkai pedoman yang ditetapkan masyarakat (Wardani, 2013). Teori ini secara eksplisit mengakui bahwa bisnis dibatasi oleh kontrak sosial yang menyebutkan bahwa perusahaan sepakat untuk menunjukkan berbagai aktivitas sosial perusahaan agar diterima masyarakat akan tujuan perusahaan yang pada akhirnya akan menjamin kelangsungan hidup perusahaan (Rachmawati, 2009).

Chariri (2008), menjelaskan bahwa teori legitimasi sangat bermanfaat dalam menganalisis perilaku organisasi. Legitimasi adalah hal yang penting bagi organisasi sehingga batasan-batasan yang ditekankan oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial, dan reaksi terhadap batasan tersebut mendorong pentingnya analisis perilaku organisasi dengan memperhatikan lingkungan. Oleh karena itu, meskipun perusahaan mempunyai kebijaksanaan operasi dalam batasan institusi, kegagalan perusahaan dalam menyesuaikan diri dengan norma ataupun adat yang diterima oleh masyarakat, akan mengancam legitimasi perusahaan serta sumber daya perusahaan, dan pada akhirnya akan mengancam kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini membuat perusahaan akan selalu mememuhi apa yang

(3)

10 diinginkan oleh masyarakat dengan cara mengungkapakan informasi yang lebih luas, termasuk informasi akuntansi sumber daya manusia dalam laporan tahunannya. Dengan adanya pengungkapan yang lebih luas, diharapkan aktivitas dan kinerja suatu perusahaan dapat diterima oleh masyarakat.

3. Teori Stakeholder

Teori stakeholder menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri, akan tetapi perusahaan juga dituntut mampu memberikan manfaat bagi para pemegang kepentingannya. Sehingga, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan stakeholder perusahaan tersebut (Saputro 2013).

Perusahaan memerlukan dukungan dari para stakeholder yang dapat memberikan keuntungan guna mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dalam persaingan bisnis yang semakin ketat. Sementara itu, para stakeholder mempunyai kepentingan akan rasa keingintahuan yaitu untuk memperoleh informasi sebanyak-banyaknya yang berkaitan dengan aktivitas bisnis perusahaan. Salah satu cara untuk memenuhi kepentingan dari para stakeholder tersebut maka perusahaan melakukan pengungkapan

(disclosure). Penyampaian (pengungkapan) informasi kepada para

stakeholder haruslah bersifat transparan, berkualitas tinggi serta

didistribusikan secara merata diantara para stakeholder (Prasetyo, 2012).

(4)

11 4. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan sumber-sumber yang dimilikinya seperti aset dan ekuitas. Menurut Adikara (2011) profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam upaya meningkatkan nilai pemegang saham.

Kasmir (2008) dalam Noviliyana (2014), menjelaskan bahwa tujuan dan manfaat penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan maupun bagi pihak luar perusahaan adalah (1) Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam suatu periode tertentu (2) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang (3) Untuk menilai perkembangan laba dari waktu kewaktu (4) Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri (5) Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

Menurut Sari (2014), perusahaan yang berprofitabilitas tinggi dengan sukarela akan memberikan informasi terkait sumber daya manusianya sebagai informasi penting dalam pengambilan keputusan karena didukung oleh tersedianya dana yang cukup untuk mengungkapkannya. Teori signaling menyatakan bahwa perusahaan dengan kinerja yang tinggi (perusahaan bagus) menggunakan informasi keuangan untuk mengirim sinyal kepada pasar (Suhardjanto dan Wardhani 2010). Penggunaan informasi keuangan sebagai sinyal ini membutuhkan biaya, dimana biaya

(5)

12 atas sinyal bad news lebih tinggi dari pada good news. Sehingga perusahaan lebih terdorong untuk melakukan pengungkapan informasi

good news berupa pengungkapan akuntansi sumber daya manusia.

Selain itu perusahaan yang profitnya tinggi didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas seperti kemampuan berinovasi. Oleh karena itu, untuk menjaga unsur manusia, perusahaan harus melakukan pengelolaan dan pemanfaatan yang baik (Ulfa, 2016).

5. Umur perusahaan

Perusahaan yang terdaftar di pasar modal lebih lama memiliki banyak pengalaman untuk pengungkapan informasi dengan mempertimbangkan reaksi pasar terhadap pengungkapan yang sesuai. Perusahaan cenderung untuk memberikan pengungkapan sukarela ketika mereka berencana untuk menerbitkan utang publik atau ekuitas atau mengakuisisi perusahaan lain dalam rangka memberikan informasi eksplisit investor dan mempengaruhi persepsi mereka (Healy dan Palepu 1993).

Semakin lama perusahaan asumsinya perusahan akan lebih berpengalaman untuk melakukan pengungkapan, termasuk pengungkapa akuntansi sumber daya manusia (Widodo, 2014). Hal ini dapat dikaitkan dengan teori legitimasi. Menurut teori legitimasi, organisasi dapat dilihat sebagai sesuatu yang diberikan masyarakat kepada perusahaan dan sesuatu yang diinginkan atau dicari perusahaan dari masyarakat. Semakin lama

(6)

13 perusahaan maka semakin banyak informasi yang telah diperoleh masyarakat tentang perusahaan tersebut (Marwata, 2001).

Selain itu, teori legitimasi menganjurkan perusahaan untuk meyakinkan bahwa aktivitas dan kinerjanya dapat diterima oleh masyarakat. Sehingga semakin lama perusahaan dapat bertahan, maka perusahaan semakin mengungkapkan informasi lebih lengkap termasuk pengungkapan akuntansi sumber daya manusiannya.

6. Leverage

Leverage merupakan perbandingan antara dana-dana yang dipakai

untuk membelanjai atau membiayai perusahaan atau perbandingan antara dana yang diperoleh dari ekstern perusahaan (dari kreditur-kreditur) dengan dana yang disediakan pemilik perusahaan (Makmum 2002).

Leverage terbagi atas dua jenis yaitu operating leverage dan financial

leverage. Operating leverage adalah meningkatnya sumbangan biaya

produksi tetap terhadap total biaya operasi pada berbagai tingkat penjualan. Sedangkan financial leverage dapat diartikan sejauh mana strategi pendanaan melalui utang untuk digunakan investasi dalam meningkatkan produksi, dan menghasilkan kemampuan laba yang mampu menutup biaya bunga dan pajak pendapatan ( Delvinur, 2015).

Perusahaan yang mempunyai leverage tinggi dalam struktur permodalannya cenderung akan melakukan pengungkapan yang lebih luas. Dengan adanya pengungkapan yang lebih luas diharapkan akan

(7)

14 menyakinkan minat para investor untuk melakukan investasi maupun para

stakeholder untuk mengelola sumber daya perusahaan. Sementara itu,

perusahaan dengan leverage tinggi mempunyai biaya pengawasan yang tinggi sehingga perusahaan berusaha untuk mengurangi biaya tersebut dengan mengungkapkan informasi lebih banyak kepada para stakeholder, khususnya para kreditur (Prasetyo, 2012). Karena kreditur akan selalu mengawasi aktivitas dan kinerja perusahaan untuk meyakinkan bahwa perusahaan tersebut nantinya dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo (Delvinur 2015). Dengan demikian, semakin tinggi leverage perusahaan, maka semakin luas pengungkapan informasi dalam laporan tahunannya, termasuk pengungkapan mengenai informasi akuntansi sumber daya manusianya.

7. Pengungkapan Akuntansi Sumber Daya Manusia

Pengungkapan akuntansi sumber daya manusia menjadi salah satu pengungkapan yang penting seiring dengan kebutuhan untuk menghargai nilai sumber daya manusia dalam laporan keuangan karena sumber daya manusia tersebut merupakan salah satu aset perusahaan yang menunjang terciptanya tujuan perusahaan (Ulfa, 2016). Menurut Mamun (2009), akuntansi sumber daya manusia adalah proses mengidentifikasi dan mengukur data tentang sumber daya manusia serta mengkomunikasikan informasi ini kepada pihak yang berkepentingan.

(8)

15 pengungkapan akuntansi sumber daya manusia ini bisa dikategorikan ke dalam pengungkapan sosial, karena pengungkapan mengenai akuntansi sumber daya manusia ini merupakan pelaporan sosial, termasuk adanya deskripsi terhadap sejumlah aspek yang terkait dengan karyawan dalam pelaporan perusahaan (Arfan, 2008). Selain itu komponen pengungkapan akuntansi sumber daya manusia lebih banyak berkaitan dengan tanggung jawab perusahaan terhadap karyawannya, yaitu dalam bentuk pemberian uang pesangon, pensiun, dan bonus (Anggraini, 2006).

Barney (1991), mencatat bahwa akuntansi sumber daya manusia telah membantu dalam memecahkan sebagian besar terkait masalah pegawai dalam organisasi perusahaan. Aset merupakan keuntungan kompetitif berkelanjutan yang dicapai ketika perusahaan memiliki sumber daya manusia yang tidak dapat ditiru atau tersubstitusi oleh para pesaingnya. Flamholtz, Bullen & Hua (2002), menambahkan bahwa harus ada perspektif jangka panjang dalam mengelola manusia dan mendesak bahwa manusia harus dipertimbangkan sebagai aset daripada hanya variabel biaya.

Pengembangan sumber daya disamping membutuhkan biaya yang tinggi akan tetapi manfaat yang diperoleh dari investasi melalui sumber daya manusia tersebut dapat dirasakan. Oleh karena itu pengungkapan akuntansi sumber daya manusia diperlukan dan pengungkapan ini penting sebagai acuan dalam pengambilan keputusan.

(9)

16 B. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan Mamun (2009), dengan judul pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya manusia di Bangladesh memberikan hasil bahwa jenis perusahaan (keuangan dan non keuangan), ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya manusia. Dan hanya umur perusahaan yang tidak berpengaruh. Sedangkan penelitian Alam dan Deb (2010), di Negara yang sama juga menemukan hasil bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas, jenis perusahaan,

multinational affiliation, dan konsentrasi kepemilikan mempunyai

pengaruh positf terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya manusia. Sedangkan untuk umur perusahaan terbukti tidak berpengaruh.

Dominguez (2012), meneliti hubungan karakteristik perusahaan dengan pengungkapan akuntansi sumber daya manusia di Spanyol memberikan hasil bahwa konsentrasi kepemilikan, ukuran perusahaan, jenis industi berpengaruh positif terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya manusia. Namun profitabilitas, leverage dan intangible investment tidak berpengaruh.

Enofe et al (2013), di Nigeria memberikan hasil bahwa kinerja keuangan perusahaan dan profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya manusia.

Di Indonesia sendiri Wardini dan Muktiyanto (2010), dalam penelitiannya yang berjudul pengungkapan biaya biaya tenaga kerja dalam

(10)

17 laporan keuangan perusahaan go public yang terdaftardi BEI menemukan hasil bahwa terdapat pengaruh positif signifikan antara kapitalisasi pasar dengan pengungkapan biaya tenaga kerja.

Widodo (2014), yang berjudul pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya manusia dengan objek penelitian perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI, menemukan hasil bahwa ukuran perusahaan, umur perusahaan dan diversifikasi produk berpengaruh positif terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya manusia. Hanya profitabilitas yang tidak berpengaruh terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya manusia.

Cristy (2015), meneliti pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya manusia menemukan hasil bahwa umur perusahaan dan diversifikasi produk berpengaruh positif terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya manusia. Sedangkan ukuran perusahaan dan profitabilitas tidak berpengaruh.

Amalia (2015), penelitiannya yang berjudul pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya manusia menemukan hasil bahwa profitabilitas, diversifikasi produk dan leverage berpengaruh positif terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya manusia. Sedangkan ukuran perusahaan dan umur perusahaan berpengaruh negatif terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya manusia.

Ulfa (2016), meneliti pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya manusia menemukan hasil bahwa

(11)

18 hanya ukuran perusahaan dan ukuran dewan komisaris yang berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya manusia. Sedangkan profitabilitas dan konsentrasi kepemilikan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya manusia.

Dari penelitian terdahulu yang telah dikemukakan diatas maka secara singkat dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu Peneliti Judul

Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Mamun (2009) Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya manusia

Variabel independen : Jenis perusahaan ( keuangan dan non keuangan), ukuran perusahaan, profitabilitas, umur perusahaan Variabel dependen : Pengungkapan akuntansi sumber daya manusia

Jenis perusahaan (keuangan dan non keuangan), ukuran

perusahaan dan profitabilitas berpengaruh positif.

Sedangkan umur perusahaan tidak berpengaruh

Alam dan Deb (2010) Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya manusia Variabel independen : Ukuran perusahaan, profitabilitas, umur perusahaan, jenis perusahaan, multinational affiliation, konsentrasi kepemilikan Variabel dependen : Pengungkapan Ukuran perusahaan, profitabilitas, jenis perusahaan, multinational

affiliation dan

konsentrasi kepemilikan berpengaruh positif terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya manusia. Sedangkan umur

(12)

19 akuntansi sumber

daya manusia

perusahaan tidak berpengaruh Dominguez (2012) Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya manusia Variabel independen: Ukuran perusahaan, profitabilitas, jenis industi,

leverage, konsentrasi kepemilikan, intangible investment Variabel dependen : Pengungkapan akuntansi sumber daya manusia Ukuran perusahaan, konsentrasi kepemilikan, jenis industi berpengaruh positif terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya manusia. Sedangkan

profitabilitas, leverage, intangible

investment tidak

berpengaruh Enofe et al

(2013 Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya manusia Variabel independen : Kinerja perusahaan, profitabilitas Variabel dependen : Pengungkapan akuntansi sumber daya manusia

Kinerja keuangan perusahaan dan profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya manusia.

Wardini dan Muktiyanto (2010)

Pengungkapan biaya biaya tenaga kerja dalam laporan keuangan perusahaan go

public yang

terdaftar di BEI Variabel independen : Kapitalisasi pasar Variabel dependen : Pengungkapan biaya tenaga kerja

Kapitalisasi pasar dengan

pengungkapan biaya tenaga kerja berpengaruh positif signifikan Widodo (2014) Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan akuntansi Variabel independen : Ukuran perusahaan, profitabilitas, umur perusahaan,

Ukuran

perusahaan, umur perusahaan, diversifikasi produk berpengaruh

(13)

20 sumber daya

manusia diversifikasi produk Variabel dependen : Pengungkapan akuntansi sumber daya manusia

positif terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya manusia. Sedangkan

profitabilitas tidak berpengaruh Cristy (2015) Pengaruh

karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya manusia

Variabel independen : Ukuran perusahaan, profitabilitas , umur perusahaan, diversifikasi produk Variabel dependen : Pengungkapan akuntansi sumber daya manusia

Umur perusahaan dan diversifikasi produk

berpengaruh positif terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya manusia. Sedangkan ukuran perusahaan, profitabilitas tidak berpengaruh Amalia (2015) Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya manusia Variabel independen : Ukuran perusahaan, profitabilitas, umur perusahaan, diversifikasi produk, leverage Variabel

dependen : Pengungkapan akuntansi sumber daya manusia

Profitabilitas, diversifikasi produk, leverage berpengaruh positif terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya manusia. Sedangkan

ukuran

perusahaan, umur perusahaan

berpengaruh negative Ulfa (2016) Pengaruh

karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya manusia Variabel independen : Profitabilitas, ukuran perusahaan, ukuran dewan komisaris, konsentrasi kepemilikan Variabel dependen : Ukuran perusahaan, ukuran dewan komisaris

berpengaruh positif signifikan terhadap

pengungkapan akuntansi sumber daya manusia. Sedangkan

(14)

21 Pengungkapan

akuntansi sumber daya manusia

profitabilitas, konsentrasi

kepemilikan tidak berpengaruh

C. Kerangka pemikiran

Berdasarkan penjelasan dari latar belakang, landasn teori dan penelitian terdahulu diatas, penelitian pengaruh profitabilitas, umur perusahaan dan leverage terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya manusia, menggambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut :

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

Profitabilitas

Umur Perusahaan

Leverage Independen

Dependen H+

H+

H+

Pengungkapan ASDM

(15)

22 D. Hipotesis

1. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Akuntansi Sumber Daya Manusia

Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan sumber-sumber yang dimilikinya seperti aset dan ekuitas. Menurut Sari (2014), perusahaan yang berprofitabilitas tinggi dengan sukarela akan memberikan informasi terkait sumber daya manusianya sebagai informasi penting dalam pengambilan keputusan karena didukung oleh tersedianya dana yang cukup untuk mengungkapkannya. Signaling theory menyatakan bahwa perusahaan dengan kinerja yang tinggi (perusahaan bagus) menggunakan informasi keuangan untuk mengirim sinyal kepada pasar (Suhardjanto dan Wardhani, 2010). Penggunaan informasi keuangan sebagai sinyal ini membutuhkan biaya, dimana biaya atas sinyal bad news lebih tinggi dari pada good news. Sehingga perusahaan lebih terdorong untuk melakukan pengungkapan informasi good news berupa pengungkapan akuntansi sumber daya manusia.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Mamun (2009), Profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya manusia. Hasil yang sama juga ditemukan dalam penelitian Alam dan Deb (2010), Enofe et al, (2013) dan Amalia (2015). Berdasarkan landasan teori dan diperkuat dengan penelitian sebelumnya diatas, maka hipotesis yang diajukan adalah :

(16)

23 H

1 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya manusia.

2. Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap Pengungkapan Akuntansi Sumber Daya Manusi

Perusahaan yang terdaftar di pasar modal lebih lama memiliki banyak pengalaman untuk mengungkapan informasinya. Semakin lama perusahaan asumsinya perusahan akan lebih berpengalaman untuk melakukan pengungkapan, termasuk pengungkapa akuntansi sumber daya manusia (Widodo, 2014).

Hal ini dapat dikaitkan dengan teori legitimasi. Menurut teori legitimasi, organisasi dapat dilihat sebagai sesuatu yang diberikan masyarakat kepada perusahaan dan sesuatu yang diinginkan atau dicari perusahaan dari masyarakat. Semakin lama perusahaan maka semakin banyak informasi yang telah diperoleh masyarakat tentang perusahaan tersebut (Marwata, 2001). Selain itu, teori legitimasi menganjurkan perusahaan untuk meyakinkan bahwa aktivitas dan kinerjanya dapat diterima oleh masyarakat. Sehingga semakin lama perusahaan dapat bertahan, maka perusahaan semakin mengungkapkan informasi lebih lengkap termasuk pengungkapan akuntansi sumber daya manusiannya.

Penelitian yang dilakukan Widodo (2014), dan Cristy (2015) membuktikan bahwa umur perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya manusia. Berdasarkan landasan

(17)

24 teori dan diperkuat dengan penelitian sebelumnya diatas, maka hipotesis yang diajukan adalah :

H

2 : Umur perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya manusia.

3. Pengaruh Leverage Terhadap Pengungkapan Akuntansi Sumber Daya Manusia

Leverage merupakan perbandingan antara dana-dana yang dipakai

untuk membelanjai atau membiayai perusahaan atau perbandingan antara dana yang diperoleh dari ekstern perusahaan (dari kreditur-kreditur) dengan dana yang disediakan pemilik perusahaan (Makmum 2002).

Perusahaan yang mempunyai leverage tinggi dalam struktur permodalannya cenderung akan melakukan pengungkapan yang lebih luas. Dengan adanya pengungkapan yang lebih luas diharapkan akan menyakinkan minat para investor untuk melakukan investasi maupun para

stakeholder untuk mengelola sumber daya perusahaan. Sementara itu,

perusahaan dengan leverage tinggi mempunyai biaya pengawasan yang tinggi sehingga perusahaan berusaha untuk mengurangi biaya tersebut dengan mengungkapkan informasi lebih banyak kepada para stakeholder, khususnya para kreditur (Prasetyo, 2012). Karena kreditur akan selalu mengawasi aktivitas dan kinerja perusahaan untuk meyakinkan bahwa perusahaan tersebut nantinya dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo (Delvinur 2015). Dengan demikian, semakin tinggi leverage perusahaan, maka semakin luas pengungkapan informasi dalam laporan

(18)

25 tahunannya, termasuk pengungkapan mengenai informasi akuntansi sumber daya manusianya.

Penelitian Amalia (2015), membuktikan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap pengungkapan akuntansi sumber daya manusia. Berdasarkan landasan teori dan diperkuat penelitian sebelumnya diatas, maka hipotesis yang diajukan adalah :

H3 : Leverage berpengaruh positif terhadap pengungkapan akuntansi

sumber daya manusia.

Gambar

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Regulasi • Belum adanya national policy yang terintegrasi di sektor logistik, regulasi dan kebijakan masih bersifat parsial dan sektoral dan law enforcement lemah.. Kelembagaan

Dari masing kelompok didapat nilai P value < 0.05 yang berarti terdapat perbedaan antara masing-masing kelompok kecuali pada hitung trombosit sebasar P value

Semoga buku ini memberi manfaat yang besar bagi para mahasiswa, sejarawan dan pemerhati yang sedang mendalami sejarah bangsa Cina, terutama periode Klasik.. Konsep

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan atas dua sumber data yaitu:.. Data Primer adalah data yang diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan

Pengaruh Pemberian Jus Mentimun terhadap Tekanan Darah pada Lansia Dengan Hipertensi di Posyandu di Kabupaten Demak.. Prosiding Konferensi Nasional II PPNI Jawa

4.2.4 Pengujian Listing Program Visual Basic dan Kirim Pesan Singkat Pemrograman pada Visual Basic dimaksudkan untuk memberikan tampilan sistem kepada user yang memudahkan user

adapun untuk biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan melihat dari penempatan tugas karyawan dengan waktu penyelesaian optimum yaitu Rp 4.925.250,00 dengan

[r]