56
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Pengumpulan Data. 4.1.1 Sejarah Perusahaan
Pada era perkembangan teknologi yang sedemikian pesatnya, banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan internet dan TV Cabel berlomba mengembangkan segala macam teknologi yang dimilikinya guna mencapai tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi sesuai dengan tujuan dari perusahaan tersebut dalam memberikan pelayanan yang optimal. PT. First Media Tbk, yang merupakan perusahaan besar dibidang internet Broadband selalu berusaha memberikan sebuah pengalaman yang luar biasa bagi pelanggannya didalam setiap produk yang mereka tawarkan, sebagai salah satu perusahaan penyedia jasa layanan Internet dan TV berbayar dengan akses jaringan berkecepatan tinggi pengadaan produk dari PT. First Media Tbk selalu mengalami variasi yang mengikuti perkembangan teknologi terbaru guna memberikan kepuasan terhadap pelangganya.
4.1.2 Visi.
Menjadi perusahan megamedia terkemuka di indonesia yang mengandalkan teknologi pita lebar. Visi PT. First Media Tbk mencangkup landasan enam-C yang terpadu yaitu :
1. Cable TV – Multi-Channels Interactive Television. 2. Computer- Layanan Broadband Internet.
3. Communication – Layanan Data Komunikasi. 4. Content – Konten untuk Internet dan TV. 5. Channels – Memproduksi In-House Channels.
6. Commerce – TV Home Shopping dan Internet E-Commerce.
4.1.3 Misi.
1. Menjadi Pelopor dibidangnya.
2. Mengutamakan Kompetensi dan Profesionalisme. 3. Fokus pada Pelanggan.
4. Menjadi Pilihan Utama untuk Berkarier. 5. Warga Usaha yang Bertanggung Jawab.
4.1.4 Inventory yang digunakan untuk pemasangan TV Cable. 1). DSTB (Digital Set Top Box)
Material ini digunakan sebagai suatu alat yang mengolah transmiter signal menjadi sebuah gambar.
2). Fitting RG-11
Digunakan sebagai soket untuk menyambungkan kabel RG ke terminal jaringan pada DSTB (Digital Set Top Box)
3). Cable RG.
Digunakan sebagai penghantar signal dari jaringan utama agar dapat diterima oleh DSTB.
4). Smart Card.
Digunakan sebagai indentifikasi untuk aktivasi jaringan secara sistem Nagra.
4.1.5 Aktivitas Proses Kerja. 1). Receiving
Beberapa fungsi bagian penerimaan adalah sebagai berikut :
1. Menerima seluruh material/barang yang datang dari pemasok internal maupun eksternal.
2. Memeriksa material/barang yang datang.
3. Memeriksa dokumen yang menyertai material tersebut. 4. Mencatat faktur penerimaan.
5. Mencatat kekurangan-kekuangan jika ada kualitas dan kuantitas yang tidak sesuai.
6. Membuat laporan penerimaan. 7. Mengirim ketempat penerimaan. 2). Receiving Transit Area
Proses penempatan sementara material hasil proses receiving, pada bagian ini terjadi aktivitas scan bacode DSTB (Digital Set Top Box) secara komputerisasi.
3). Pairing & Qc Inspection.
Beberapa Fungsi bagian Pairing dan Qc :
1. Melakukan pemeriksaan kualitas kelayakan secara sistem dan fisik dari material/barang yang akan dikirim.
2. Melakukan pendataan terhadap terhadap material/barang yang dinyatakan layak untuk dikirim.
3. Melakuka proses pemasangan antara DSTB dan Smar Card secara sistem. 4. Melakukan pelabelan terhadap material/barang yang terbagi dalam 2
bagian yaitu : - Good Material dan Bad Material. 4). Picking.
Proses pengambilan material berdasarkan form material request. 5). Shipping Proses
Beberapa Aktivitas yang dilakukan pada bagian pengiriman : 1. Melakukan pengepakan barang/material yang akan dikirim.
2. Melakukan pendataan barcode terhadap material/barang yang akan dikirim.
3. Memeriksa dokumen permintaan material dari kontraktor.
4. Membuat laporan bulanan terhadap permintaan material/barang secara harian dan bulanan.
6). Shipping Transit Area
Area transit material setelah dilakukan proses pendataan secara sistem oleh bagian pengiriman untuk diberikan kepada kontraktor sesuai dengan nomor antrian .
7). Office (Administration Proses) Akivitas pada bagian office adalah :
1. Melakukan proses pembuatan dokumen pengirman berdasarkan material request form.
2. Melakukan pengentrian data dari bagian pengiriman dan penerimaan material/barang ke dalam oracle sistem.
3. Membuat report stock material dan membuat laporan transaksi bulanan berdasarkan data yang ada disistem.
4. Mempersiapkan data untuk stock ofname bulanan.
5. Sebagai tempat informasi material/barang untuk dept lannya. 4.1.6 Kebutuhan Material.
Tabel 4.1 Kebuthan Material
No Bulan DSTB (Pcs) Fitting Rg 11 (Pcs) Cable Rg (Mtr) Smart Card (Pcs) 1 Januari 9.500 13.900 330.390 50.000 2 Februari 1.480 4.800 550.900 68.900 3 Maret 8.770 7.890 480.000 45.000 4 April 6.850 4.700 600.000 90.700 5 Mei 3.300 5.950 350.890 56.000 6 Juni 5.670 9.860 480.000 37.800 7 Juli 3.890 11.890 228.900 66.000 8 Agustus 4.800 8.900 674.800 87.500 9 September 1.620 4.800 589.000 78.900 10 Oktober 1.330 5.900 378.800 48.900 11 November 8.700 8.290 58.900 38.900 12 Desember 1.450 6.800 390.700 28.500
Tabel 4.2 Chart DSTB Tabel 4.3 Chart Fitting Rg 11
Tabel 4.5 Chart Smart Card Tabel 4.6 Chart Cabel RG
4.1.7 Gambar dan Luas Tata Tetak Lantai kerja Warehouse.
Tata letak lantai kerja pada Dept. Warehouse and Distribution Center di PT. First Media Tbk, terbagi satas beberapa stasiun kerja. Data tentang kondisi lantai warehouse berupa luas lantai stasiun kerja dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.6 Luas Area Kerja Dept.Warehouse and Distibution Center.
No Work Station P(m) L (m) Luas (m2)
1 Receiving Proses 5 3 15
2 Receiving Transit Area 3.5 3 10.5
3 Pairing & Qc Area 6.5 4 26
4 Shipping Proses 5 3 15
5 Shipping Transit Area 3.5 3 10.5
6 Office 8 5 40
4.2 Pengumpulan Data
Langkah awal dalam perancangan tata letak dengan melakukan pengumpulan data awal seperti pengerjaan produk yang diproduksi dan data-data lainnya yang berkaitan dengan proses produksi. Data-data ini diperoleh dari bentuk peta proses operasi dan dalam tahapan pengumpilan data.
4.2.1 Membuat Activity Relationship Chart (ARC)
Pembuatan Activity Relationship Chart (ARC) didapat dari data-data urutan aktivitas dalam proses produksi yang akan dihubungkan secara berpasangan untuk mengetahui tingkat hubungan antar aktivitas tersebut. Hubungan tersebut ditinjau dari beberapa aspek diantaranya adalah hubungan keterkaitan secara organisasi, aliran material, peralatan yang digunakan, manusia, informasi dan keterkaitan lingkungan. Activity Relationship Chart (ARC) merupakan peta keterkaitan aktivitas yang berupa belah ketupat yang terdiri dari 2 bagian yaitu bagian atas yang menunjukan symbol derahat keterkaitan antar dua departemen sedangkan bagian bawah merupakan alasan yang dipakai untuk mengukur derajat keterkaitan.
Dalam penyusunan Activity Relationship Chart (ARC) ada beberapa pertimbangan sebagai berikut :
• Stasiun kerja Receiving area penting untuk stasiun kerja receiving transit area karena proses terserbut berurutan.
• Stasiun kerja receiving transit area sangat penting untuk stasiun kerja Pairing dan Qc area karena sebagai supply kepada unit kerja tersebut untuk dilakukan proses kerja selanjutnya.
• Pairing dan Qc area sangat penting untuk stasiun kerja picking karena sebagai supply untuk stock good pada unit kerja picking dan proses kerjanya berurutan.
• Picking area sangat penting untuk stasiun kerja shipping area dikarenakan sebagai penyuplai material ke area tersebut dan proses yang dilakukan berurutan.
• Office mutlak diperlukan untuk unit shipping area dikarenakan proses pembuatan dokumen sebelum barang itu dikeluarkan kepada kontraktor.
Tabel 4.7 Kegiatan Proses dept. Warehouse and Distribution Center
Gambar 4.2 Activity Relationship Chart Dept. Warehouse and Distribution Center
4.2.2 Menyusun Worksheet
Cara penentuan worksheet adalah penyajian lembar kerja dari peta ARC dalam bentuk ringkasan, dapat diketahui bahwa stasiun kerja A memiliki keterkaitan derajat hubungan E dengan stasiun kerja B, C, D, dan E, derajat hubungan U dengan stasiun kerja F, G, H, dan I demikian seterusnya.
Worksheet secara detailnya dapat dilihat pada table 4.9.
4.2.3 Membuat Diagram Hubungan Aktivitas
Dalam perencanaan tata letak fasilitas, derajat hubungan antar departemen dapat dipandang dari dua aspek, baik aspek kualitatif maupun aspek kuantitatif. Perancangan tata letak fasilitas yang bersifat kualitatif akan lebih dominan dalam menganalisis derajat hubungan aktifitas dan biasanya ditunjukan oleh ARC. Namun adakalanya analisis dalam perancangan tata letak fasilitas lebih dominan dalam menganalisis aliran material, sehingga yang dibuat adalah suatu flow diagram atau diagram alir. Dalam Systematic Layout Planning (SLP) kedua aspek tersebut menjadi pertimbangan, dengan mengkombinasikan antara derajat hubungan aktivitas dengan aliran material. Kombinasi dari kedua aspek tersebut dibuat dalam suatu diagram yang dinamakan Relationship Diagram atau Activity Relationship Diagram (ARD).
Berikut pembuatan diagram hubungan aktivitas perancangan tata letak Dept. Warehouse and Distribution Center berdasarkan dari ARC (Gambar 4.2).
Gambar 4.3 Aktivity Relationship Diagram Awal Dept. Warehouse and Distribution
Center. Ket :
1. Receiving Transit Area 2. Shipping Proses 3. Office
4. Receiving Proses 5. Shipping Transit Area 6. Qc & Pairing Proses
Dari hasil diagram awal hubungan aktivitas di atas dapat diketahui bahwa dalam setiap proses kerja tidak terintegrasi dengan baik antara satu pos kerja dengan pos kerja yang lainya, hal ini menyebabkan lamanya waktu untuk setiap proses kerja yang berdampak besar kepadanya pemprosesan material dari satu pos kerja sampai pada pengiriman ke kontraktor.
Hal ini membutuhkan sebuah perbaikan layout untuk meningkatkan waktu pelayanan pendistribusian material/barang kepada kontraktor demi menciptakan pelayanan yang optimal kepada pelanggan dan untuk meningkatkan kinerja antar pos kerja dalam melaksanakan proses kerja yang ada pada Dept. Warehouse and Distribution Center.
4.2.4 Jarak Antar Stasiun Kerja
Berikut ini adalah jarak antar stasiun kerja pada Dept. Warehouse and Distrbution Center.
Tabel 4.10 Jarak Antar Dept. Warehouse and Distribution Center. Layout Awal
No Stasiun Kerja Awal Stasiun Kerja Tujuan Waktu (Detik)
Jarak (Mtr) 1
Receiving Proses
Receiving Transit Area 38,6 22,8
2 Qc & Pairing Area 14,5 8,6
3 Shipping Proses 3,2 1,8
4 Shipping Transit Area 22,5 18,8
1
Shipping Transit Area
Receiving Proses 28,6 18,8
2 Shipping Proses 17,7 11,5
3 Receiving Transit Area 6,9 3
4 Qc & Pairing Area 12,6 5,53
1
Qc & Pairing Area
Receiving Proses 14,5 8,6
2 Receiving Transit Area 18,7 10,8
3 Shipping Proses 13,2 7,2
4 Shipping Transit Area 12,6 5,53
1
Shipping Proses
Receiving Transit Area 24,7 18,5
2 Qc & Pairing Area 13,2 7,2
3 Receiving Proses 3,2 1,8
4 Shipping Transit Area 17,7 11,5
1
Receiving Transit Area
Shipping Proses 24,7 18,5
2 Qc & Pairing Area 18,7 10,8
3 Receiving Proses 38,6 22,8
4 Shipping Transit Area 6,9 3
1
Office
Receiving Transit Area 11,2 5,5
2 Qc & Pairing Area 15,3 9,8
3 Shipping Proses 3,3 1,5
4 Shipping Transit Area 13,3 10
5 Receiving Proses 3,3 1,5
4.2.5 Perhitungan Momen Perpindahan Bahan.
Kemudian dihitung total momen perpindahan bahan yang terjadi dilantai produksi selama satu bulan. Total momen perpindahan pada lantai kerja dapat ditentukan dengan mengalikan frekuensi perpindahan material dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja lainnya degan jarak antar stasiun kerja yang berkaitan.
Perhitungan total momen perpindahan awal dapat dihitung dengan rumus :
Dimana : = Frekuensi perpindahan perbulan dari proses i ke j = Jarakperpindahan dari i ke j
Maka perhitungan momen material handling untk perpindahan Material/barang dari stasiun kerja Receiving Transit Area ke stasin kerja Receiving Proses adalah sebagai berikut :
Jumlah perpindahan dari stasiun kerja Receiving Transit Area ke stasiun kerja Receiving Proses perbulannya sebanyak 156 kali. Jarak perpindahan dari stasiun kerja Receiving Transit Are ke stasiun kerja Receiving Proses adalah 4.8 Meter. Maka besar momen material handling adalah :
M = 156 x 22,8 = 3,556.8 Meter/Bulan
Perhitungan perpndahan momen material/barang selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.10.
Tabel 4.11 Perhitungan Momen Material Handling pada layout awal.
Periode Juli 2012
No Stasiun Kerja Awal Stasiun Kerja Tujuan Jarak (Mtr) Frekuensi Momen Perpindahan Perpindahan /bulan /bulan
1 Receiving Proses Receiving Transit Area 22,8 156 3.557
2 Receiving Transit
Area Qc & Pairing Area 10,8 156 1.685 3 Qc & Pairing Area Shipping Proses 7,2 289 2.081 4 Shipping Proses Shipping Transit Area 11,5 289 3.324
1 Receiving Transit Area
Office
5,5 127 699
2 Qc & Pairing Area 9,8 344 3.371
3 Shipping Proses 1,5 173 260
4 Shipping Transit Area 10 173 1.730
5 Receiving Proses 1,5 127 191
Total 80,6 1.834 16.896
4.2.6 Perhitungan Kecepatan Pemindahan Bahan
Kecepatan pemindahan barang merupakan jarak yang ditempuh persatuan waktu, dimana :
Dimana: d = Jarak perpindahan bahan antar stasiun i ke j t = Waktu perpindahan bahan antar stasiun i ke j
Sebagai contoh, jarak pemindahan material/barang dari stasiun kerja Receiving Transit Area ke stasiun kerja Receiving Proses adalah ? detik maka kecepatan pemindahan bahan adalah :
Kecepatan
(V) =
22,8 Meter
= m/s Waktu (t)
Maka perhitungan total waktu yang dibutuhkan untuk setiap perpindahan yang terjadi pada setiap proses produksi dapat dilihat pada tabel 4.12.
Tabel 4.12 Perhitungan Total Waktu Pada Layout Awal Perbulan
Periode Juli 2012
No Stasiun Kerja
Awal Stasiun Kerja Tujuan
Waktu (detik)
Jarak (Mtr)
Kecepatan Frekuensi Waktu Perpindahan (m/s) Perpindahan Perpindahan
1 Receiving Proses Receiving Transit Area 38,6 22,8 0,59 156 6.022
2 Receiving Transit
Area Qc & Pairing Area 18,7 10,8 0,58 156 2.917
3 Qc & Pairing Area Shipping Proses 13,2 7,2 0,54 289 3.815
4 Shipping Proses Shipping Transit Area 17,7 11,5 0,65 289 5.115
1 Receiving Transit Area Office 11,2 5,5 0,49 127 1.422
2 Qc & Pairing Area 15,3 9,8 0,64 344 5.263
3 Shipping Proses 3,3 1,5 0,45 173 571 4 Shipping Transit Area 13,3 10 0,75 173 2.301 5 Receiving Proses 3,3 1,5 0,45 127 571 Total 134,6 71,17 5,14 1.834 27.997