• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Pengertian dan Fungsi Umum Pemasaran Kata pemasaran sering dipersepsikan oleh orang sebagai promosi dan periklanan, namun makna dari kata

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "A. Pengertian dan Fungsi Umum Pemasaran Kata pemasaran sering dipersepsikan oleh orang sebagai promosi dan periklanan, namun makna dari kata"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

A. Pengertian dan Fungsi Umum Pemasaran

Kata pemasaran sering dipersepsikan oleh orang sebagai promosi dan periklanan, namun makna dari kata pemasaran sendiri lebih luas dari hanya sekedar promosi dengan memasang iklan ataupun membuat dan menyebarkan brosur. Pemasaran meliputi masalah penetapan produk, harga, saluran distribusi, dan juga promosi oleh suatu perusahaan (Anoraga, 1997). Definisi pemasaran secara manajerial menurut Asosiasi Pemasaran Amerika (American Marketing Association/AMA) adalah proses perencanan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran individu dan organisasi.

Struktur organisasi pemasaran bagi setiap perusahaan tidak selalu sama dengan perusahaan lainnya, tergantung pada kondisi yang ada maupun tujuan yang akan dicapai. Fungsi umum pemasaran adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Pertukaran

Dengan pemasaran pembeli dapat membeli produk dari produsen baik dengan menukar uang dengan produk maupun pertukaran produk dengan produk (barter) untuk dipakai sendiri atau untuk dijual kembali.

2. Fungsi Distribusi Fisik

Distribusi fisik suatu produk dilakukan dengan cara mengangkut serta menyimpan produk. Produk diangkut dari produsen mendekati kebutuhan konsumen dengan banyak cara baik melalui air, darat, udara, dsb. Penyimpanan produk mengedepankan menjaga pasokan produk agar tidak kekurangan saat dibutuhkan.

3. Fungsi Perantara

Untuk menyampaikan produk dari tangan produsen ke tangan konsumen dapat dilakukan pelalui perantara pemasaran yang menghubungkan aktivitas pertukaran dengan distribusi fisik. Aktivitas fungsi perantara antara lain seperti pengurangan resiko, pembiayaan, pencarian informasi serta standarisasi / penggolongan produk.

(2)

B. Peran Pemasaran dalam Organisasi

Organisasi dibagi menjadi tiga jika dilihat berdasarkan tujuan didirikannya organisasi tersebut. Tiga organisasi tersebut yang pertama adalah organisasi pemasaran dalam sektor bisnis, kedua adalah organisasi pemasaran sektor non-profit dan yang terakhir adalah organisasi pemasaran internasional.

1. Peran Pemasaran dalam Sektor Bisnis

Dalam sektor bisnis, pemasaran mulai di sadari oleh berbagai perusahaan pada waktu yang berbeda. Unilever, Philips, Sony, dan Canon termasuk pelopor di Asia. Praktik pemasaran juga berbeda antar negara. Secara umum, pemasaran paling cepat menyebar di perusahaan-perusahaan penghasil barang konsumen dalam kemasan (Consumer Packaged/Goods), perusahaan-perusahaan penghasil barang konsumen tahan lama (Consumer Durable-Goods), dan perusahaan-perusahaan peralatan industri.

Dalam dekade terakhir, perusahaan-perusahaan jasa atau pelayanan konsumen (Consumer Service Firm), khususnya penerbangan dan bank, telah menuju pemasaran modern. Pemasaran mulai menarik minat perusahaan asuransi dan pialang saham, meskipun mereka masih harus banyak belajar dalam menerapkan pemasaran secara efektif.

2. Peran Pemasaran dalam Sektor Non-Profit

Pemasaran semakin menarik minat organisasi non profit seperti perguruan tinggi, rumah sakit, gereja, dan kelompok kesenian, khususnya di Negara-negara maju. Berbagai instansi pemerintah dan lembaga non profit swasta juga meluncurkan kampanye pemasaran sosial untuk mengurangi merokok, minum alkohol, penggunaan obat bius, dan hubungan seks yang tidak aman. 3. Peran Pemasaran dalam Sektor Internasional

Perusahaan multi nasional banyak menanamkan modalnya untuk meningkatkan kemampuan pemasaran globalnya. Beberapa perusahaan multi nasional Eropa dan Jepang seperti Nestle, Benetton, Unilever, Toyota, Sony, dalam banyak hal telah memahami pemasaran secara lebih baik dan mengalahkan para pesaingnya dari Amerika Serikat. Perusahaan multi nasional telah memperkenalkan dan menyebarluaskan praktik pemasaran

(3)

modern ke seluruh dunia. Hal ini memaksa perusahaan-perusahaan domestik yang lebih kecil di berbagai Negara untuk memperkuat pemasaran mereka supaya dapat bersaing secara efektif dengan perusahaan multi nasional.

C. Pemasaran dalam Organisasi atau Perusahaan Pariwisata

Pariwisata dan hospitality atau perhotelan tidak dapat dipisahkan karena keduanya memiliki hubungan yang saling terkait, jika ada perjalanan wisata, maka ada penginapan, jika ada hotel mestinya ada tempat yang menarik untuk dikunjungi, dan begitu hubungan tersebut terjadi saling terkait. Keberhasilan komunikasi pemasaran pariwisata dan perhotelan dalam konteks destinasi adalah tersampaikannya sebuah pesan tentang sebuah destinasi pariwisata dan perhotelan tersebut kepada calon konsumen yang tepat, dan dengan cara yang benar. Komunikasi pemasaran mensyaratkan adanya merek atau branding untuk dapat menghubungan organisasi dengan calon pembeli.

Karakteristik komunikasi pemasaran pariwisata dan perhotelan berpengaruh pada proses pemasaran kepada konsumen potensial. Pariwisata dan perhotelan memiliki karakteristik sebagai berikut: tidak berwujud nyata, tidak dapat disimpan, proses antara produksi dan konsumsi terjadi secara bersama-sama, merupakan komponen gabungan untuk dapat dikatakan sebagai sebuah produk pariwisata.

Pada pariwisata dan perhotelan, komunikasi pemasaran merupakan hal yang dinamis dan memiliki keunikan yang cenderung mengikuti perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan teori pemasaran akan berdampak pada perubahan terhadap komunikasi pemasaran sehingga senantiasa diperlukan analisis terhadap perubahan lingkungan pemasaran tersebut. Untuk efektifitas dan efesiensi komunikasi penasaran diperlukan teori yang tepat agar pemasaran tercapai sesuai tujuan yang telah ditetapkan oleh sebuah organisasi. Peran media dalam melakukan imajinerisasi atau visualiasi menjadi semakin penting dalam komunikasi pemasaran pariwisata dan perhotelan karena ketidaknyataan wujudnya.

Pada industri pariwisata dan perhotelan idealnya senantiasa dinamis dalam menanggapi perubahan kebutuhan konsumen, serta perkembangan ini

(4)

harus mempengaruhi lingkungan pemasaran jasa pariwisata dan perhotelan. Persaingan antara destinasi juga akan mempengaruhi manajemen dan komunikasi pemasaran. Komunikasi harusnya melibatkan pertukaran informasi yang bermakna dan merupakan alat ampuh dari organisasi dan lingkungannya yang bertujuan strategis, bertujuan perencanaan pemasaran dan untuk melakukan tindakan taktis organisasi untuk menarik perhatian pelanggan dan stakeholder. Idealnya komunikasi pemasaran dibentuk untuk merespon konteks eksternal, termasuk konteks politik, hukum dan peraturan, perkembangan sosial-ekonomi, media dan perkembangan industri. Komunikasi pemasaran juga harus berhubungan dengan proses pembentukan perilaku konsumen dan mengeksplorasi interaksi antara tindakan konsumen dan reaksi terhadap pesan-pesan pemasaran (Bagus, 2010).

Antara Pariwisata dan Perhotelan keduanya adalah tidak nyata wujudnya karena tidak memungkinkan ditunjukkan sebelum permintaan terhadap jasa dilakukan. Karena sulitnya mengkomunikasikan pariwisata dan perhotelan dalam pemasaran, Mittal dan Baker (2002) menunjukkan ada empat kunci tantangan dalam komunikasi pemasaran pariwisata dan perhotelan yakni:

1. Abstractness: sulitnya mengkomunikasikan karena berbeda dengan

konsep jasa pada umumnya.

2. Generality: Sulitnya menunjukkan keunggulan service yang diberikan secara umum.

3. Non-searchability: Sulitnya melakukan pembuktian awal seperti

layaknya mencicipi rasa sebuah hidangan makanan atau minuman.

4. Impalpability: memerlukan pemahaman dan interpretasi mendalam

sebelum melakukan komunikasi pemasaran.

D. Destinating Marketing Organization

Sebuah tujuan wisata memiliki dua peran utama dan sejumlah peran pendukung penting. Pertama dan terpenting, ia harus berusaha untuk meningkatkan sosial dan ekonomi kesejahteraan warga yang tinggal dalam batas-batasnya. Kedua, harus diklasifikasikan sebagai tujuan wisata, itu harus menyediakan peningkatan kesejahteraan penduduk dengan menawarkan

(5)

berbagai kegiatan dan pengalaman dari jenis yang kita kenal sebagai pengalaman "pariwisata"

E. Contoh model pemasaran sebuah destinasi pariwisata

Paket wisata Agro Industri Pabrik Tebu Situbondo dibuat sedemikian rupa menggunakan bahasa Bahasa Belanda, dengan memunculkan icon atau artefak atau bangunan kuno style Belanda akan mempengaruhi secara emosial baik secara individu maupun kelompok terhadap target pasar wisatawan Belanda untuk membeli paket wisata tersebut. Artinya pesan yang disampaikan dalam komunikasi tersebut tidak hanya berupa pesan komersil namun terdapat pesan simboliasi politik dan budaya.

Analisis:

Sesuai dengan urutan dalam proses memanajemen pemasaran sebuah destinasi wisata, yang dilakukan pertama adalah segmentasi. Manajer pemasaran Agro Wisata Industri Pabrik Tebu Situbondo menetapkan segmen pasar mereka adalah turis asing. Sedangkan target mereka adalah turis yang berasal dari negara Belanda karena bangunan dari Industri Pabrik Tebu Situbondo sendiri merupakan bangunan dengan style kuno (jaman Belanda menjajah Indonesia). Oleh karena itu manajer pemasaran menetapkan strategi dengan cara memanfaatkan bangunan yang ada sekaligus menggunakan tour guide yang bisa berbahasa Belanda pada saat memberikan pengarahan wisata pada saat touring.

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Pandji. 1997. Pengantar Bisnis: Pengelolaan Bisnis dalam Era Globalisasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Bagus, I Gusti. 2010. Komunikasi Pemasaran Pariwisata dan Perhotelan. Diakses dari www.tourismbali.wordpress.com pada tanggal 2 Maret 2013. Mittal , B. and Baker , J. ( 2002 ) . Advertising strategies for hospitality

Referensi

Dokumen terkait

Para pemasar melihat merek memiliki implikasi penting terhadap citra kualitas produk yang ingin ditampilkan ke konsumen dengan harapan bahwa dengan adanya jaminan standar

Untuk itu, fasilitas yang tepat dalam menjawab berbagai fenomena di atas adalah dengan perencanaan dan perancangan Sinepleks dan Sinematek di Yogyakarta sebagai wadah

Variabel independen yang digunakan oleh peneliti antara lain yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing financing (NPF), Net Profit Margin (NPM), Biaya Operasional

Konseling lintas budaya adalah konseling yang melibatkan konselor dan klien yang berasal dari latar belakang budaya yang berbeda (Lestari, I. 2016), dan karena itu proses konseling

[r]

Pelaksanaan program ini dilakukan pada tanggal 25 Januari 2017 di beberapa Pos Kamling. Bentuk dari program ini adalah sosialisasi program keseluruhan Revolusi Mental

Heteroskedastisitas adalah adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Uji heteroskedatisitas adalah untuk melihat apakah

*) Nomor registrasi tidak tersedia untuk bahan ini karena bahan atau penggu naannya dibebaskan dari pendaftaran sesuai dengan Pasal 2 peraturan REAC H (EC) No 1907/2006, tonase