• Tidak ada hasil yang ditemukan

LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016 A. LATAR BELAKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LKj Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2016 A. LATAR BELAKANG"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Hal 1

Penyelenggaraan sistem pemerintahan yang baik, transparan, akuntabel dan bebas dari korusi, kolusi dan nepotisme merupakan tujuan setiap daerah dalam penigkatan kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat Kabupaten Tanggamus. Tujuan ini menjadi sebuah prasyarat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam penyelenggaraan Negara. Dengan penyelenggaraan sistem pemerintahan good governance, menjadi sebuah tolak ukur dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat di dalam suatu daerah. Untuk mencapai sistem pemerintahan yang good governance perlu adanya penguatan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi pemerintah. Penguatan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi pemerintah bertujuan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Hal ini dikarenakan akuntabilitas kinerja merupakan bentuk kewajiban setiap instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi. Penyelenggaraan sistem ini mewujudkan sebuah sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP) yang terdiri dari beberapa komponen, yaitu perencanaan strategik, perencanaan kinerja, pengukuran dan evaluasi kinerja serta penyusunan laporan kinerja.

Akuntabilitas kinerja sebagai perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabakan keberhasilan/ kegagalan pelaksanaan misi pemerintahan daerah dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik. Sejalan dengan pelaksanaan azas akuntabilitas, Inpres Nomor 7 Tahun 1999 mewajibkan kepada penyelenggara negara mulai dari pejabat eselon II ke atas, untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan padanya berdasarkan Rencana Strategis (Renstra), pertanggungjawaban tersebut untuk disampaikan kepada lembaga pengawasan dan penilai akuntabilitas yang berwenang. Dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah yang berazaskan desentralisasi (otonomi daerah), maka dalam rangka memenuhi

(2)

Hal 2

kewajiban penyampaian laporan keterangan pertanggung-jawaban Kepala Daerah kepada DPRD sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 pasal 69 (Ayat 2) berbunyi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sebagaimana dimaksud ayat 1 mencakup Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj), sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Kinerja Instansi Pemerintah ( SAKIP).

Laporan Kinerja (LKj) Instansi Pemerintah Pemerintah Kabupaten Tanggamus ini dimaksudkan sebagai wujud pertanggung-jawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut. Diharapkan dengan laporan ini dapat diperoleh suatu kesimpulan pencapaian kinerja atas pelaksanaan tugas dan fungsi serta dapat dipergunakan sebagai masukan dalam rangka peningkatan kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus pada masa yang akan datang.

Maksud disusunnya LKj Kabupaten Tanggamus Tahun 2016 adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah daerah selama kurun waktu 1 (satu) tahun dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi pada tahun 2016. Penyusunan LKj juga menjadi alat kendali untuk mendorong peningkatan kinerja setiap unit organisasi.

Tujuan penyusunan LKj sebagai salah satu alat untuk mendapatkan masukan stakeholders demi perbaikan kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus. Identifikasi keberhasilan, permasalahan dan solusi yang tertuang dalam LKIP, menjadi sumber untuk perbaikan perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang. Dengan pendekatan ini, LKIP sebagai proses evaluasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perbaikan yang berkelanjutan di pemerintah untuk meningkatkan kinerja pemerintahan melalui perbaikan pelayanan publik.

(3)

Hal 3

Sejarah perkembangan daerah Kabupaten Tanggamus, menurut catatan yang ada diawali pada tahun 1889 pada saat Belanda mulai masuk di daerah Kota Agung, yang pada saat itu pemerintahannya dipimpin oleh seorang kontroller yang memerintah di Kota Agung. Pada waktu itu Pemerintahan telah dilaksanakan oleh Pemerintahan Adat yang terdiri dari 5(Lima) Marga :

1. Marga Gunung Alip (Talang Padang) 2. Marga Benawang

3. Marga Belungu

4. Marga Pematang Sawah 5. Marga Ngarip

Masing-masing marga tersebut dipimpin oleh seorang Pasirah yang membawahi beberapa kampung. Pada tahun 1944 berdiri Pemerintahan Kecamatan dan Kewedanaan, serta pada tahun 1953 berdiri pula Pemerintahan Negeri yang juga sekaligus menghapus Pemerintahan Adat. Pada masa Pemerintahan Kewedanaan Kota Agung mengkoordinir 4 (empat) daerah Kecamatan yaitu Kecamatan Kota Agung, Kecamatan Wonosobo, Kecamatan Cukuh Balak, dan Kecamatan Talang Padang yang mencakup Kecamatan Pulau Panggung. Selanjutnya pada tahun 1964 Pemerintahan Kewedanaan di hapuskan dan pada Tahun 1971 Pemerintahan Negeri juga dihapuskan.

Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 114/1979 tanggal 30 juni 1979 dalam rangka mengatasi rentang kendali pelayanan kepada masyarakat dan sekaligus merupakan persiapan pembentukan Pembantu Bupati Lampung Selatan daerah Kota Agung yang berkedudukan di Kota Agung yang terdiri dari 10 (sepuluh) Kecamatan dan 7 (tujuh) Perwakilan Kecamatan dengan 300 (tiga ratus) desa dan 3 (tiga) Kelurahan serta 4 (empat) Desa Persiapan.

Pada akhirnya dengan terbitnya Undang–Undang Nomor 2 Tahun 1997

C. SEJARAH SINGKAT KABUPATEN TANGGAMUS

(4)

Hal 4

yang diundangkan pada tanggal 3 Januari 1997 terbentuklah Kabupaten Tanggamus yang diresmikan menjadi Kabupaten Tanggamus pada tanggal 21 maret 1997.

Sejalan dengan dinamika perkembangan masyarakat adat di Kabupaten Tanggamus pada tanggal 12 Januari 2004 Kepala Adat Saibatin Marga Benawang merestui tegak berdirinya Marga Negara Batin, yang sebelumnya merupakan satu kesatuan Adat dengan Marga Benawang, pada tanggal 10 Maret 2004 di Pekon Negara Batin dinobatkan Kepala Adat Negara Batin dengan gelar Sutan Batin Kamarullah Pemuka Raja Semaka V.

Dengan berdirinya Marga Negara Batin tersebut, masyarakat adat yang pada tahun 1889 terdiri dari 5 marga, saat ini menjadi 6 marga yaitu :

1. Marga Gunung Alip ( Talang Padang). 2. Marga Benawang.

3. Marga Belunguh.

4. Marga Pematang Sawah. 5. Marga Ngarip.

6. Marga Negara Batin.

1. Kondisi Geografis

Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu dari lima belas kabupaten/kota yang ada pada Pemerintahan Provinsi Lampung. Secara administratif letak geografis Kabupaten Tanggamus dibatasi oleh tiga wilayah daratan dan satu wilayah laut pada sisi-sisinya. Disisi sebelah barat, Wilayah Kabupaten Tanggamus berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat, disisi Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia, sementara disisi sebelah timur wilayah Kabupaten Tanggamus berbatasan dengan Kabupaten Pringsewu, sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat dan Lampung Tengah, selanjutnya ditengah-tengah Kabupaten Tanggamus terdapat Ibu Kota Kabupaten Tanggamus

(5)

Hal 5

yaitu diwilayah Kecamatan Kota Agung Timur.

Secara geografis letak Kabupaten Tanggamus berada pada 104° 18΄ sampai dengan 105° 12΄ Bujur Timur dan 5°05΄ sampai dengan 5°56΄ Lintang Selatan. Keempat koordinat bujur dan lintang tersebut membatasi wilayah seluas 2.855,46km² untuk luas daratan ditambah dengan luas wilayah laut 1.799,5 km² luas keseluruhan 4.654,96 km² dengan jumlah Penduduk 560.286 jiwa

Suhu Udara rata-rata di Kabupaten Tanggamus bersuhu sedang, hal ini disebabkan karena dilihat berdasarkan ketinggian wilayah dari permukaan laut, Kabupaten Tanggamus berada pada ketinggian 0 sampai dengan 2.115 meter. Kabupaten Tanggamus memiliki Topografi wilayah darat bervariasi antara dataran rendah dan dataran tinggi, yang sebagian merupakan daerah berbukit sampai bergunung sekitar 40% dari seluruh wilayah.

Kabupaten Tanggamus memiliki 2 (dua) sungai utama yang melintasi daerah-daerah tersebut, kedua sungai itu adalah Way Sekampung dan Way Semangka. Selain kedua sungai utama terdapat juga beberapa sungai yang mengaliri wilayah Kabupaten Tanggamus yaitu :

1. Sungai Way Pisang 2. Sungai Way Gatal 3. Sungai Way Semah 4. Sungai Way Senguras 5. Sungai Way Bulok 6. Sungai Way Semuong

Hal lain yang patut untuk diperhatikan berkaitan dengan keadaan wilayah Kabupaten Tanggamus adalah gunung yang berada di wilayah ini, tercatat 5 gunung yang berada diwilayah Kabupaten Tanggamus yaitu :

1. Gunung Tanggamus (2.102m)di kecamatan Kota Agung. 2. Gunung Suak (414m) di Kecamatan Cukuh Balak. 3. Gunung Pematang halupan(1.646km) diKec.Wonosobo

(6)

Hal 6

4. Gunung Rindingan (1.508m) di Kec. Pulau Panggung. 5. Gunung Gisting (786 m) di Kecamatan Gisting.

Gambar 1.1 Peta Kabupaten Tanggamus

2. Jumlah Penduduk

Penduduk Kabupaten Tanggamus berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2015 sebanyak 573.904 jiwa yang terdiri atas 299.214 jiwa penduduk laki-laki dan 274.690 jiwa penduduk perempuan.

Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Tanggamus tahun 2010 – 2015 sebesar 1.34 persen, sedangkan periode tahun 2014 – 2015 pertumbuhannya sekitar 1.19 persen. Pertumbuhan penduduk terbesar di Kecamatan Wonosobo mencapai 3.16 persen, sedangkan pertumbuhan terendah di Kecamatan Kelumbayan hanya 0.14 persen. Sementara

(7)

Hal 7

besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2015 penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan sebesar 109

1.1 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Tanggamus No . Kecamatan Jumlah Penduduk (ribu) Laju Pertumbuhan Penduduk/Tahun (%) 2010 2014 2015 2010-2015 2014-2015 1 Wonosobo 34.189 34.595 34.649 3.30 3.16 2 Semaka 34.380 35.094 35.225 0.53 0.37 3 Bandar Negeri Semuong 18.272 19.190 19.399 1.26 1.09 4 Kota Agung 39.517 41.473 41.918 1.24 1.07 5 Pematang Sawa 15.658 16.457 16.639 1.28 1.11 6 Kota Agung Barat 20.843 23.231 23.837 2.81 2.61 7 Kota Agung Timur 17.709 18.854 19.125 1.61 1.44 8 Pulau Panggung 32.022 34.144 34.648 1.65 1.48 9 Ulu Belu 38.892 43.294 44.407 2.78 2.57 10 Air Nanlngan 27.161 29.587 30.185 2.21 2.02 11 Talang Padang 43.150 44.175 44.375 0.60 0.45 12 Sumberejo 31.243 32.454 32.718 0.98 0.81 13 Gi sting 36.133 38.344 38.862 1.53 1.35 14 Gunung Atip 17.314 17.853 17.965 0.79 0.63 15 Pugung 51.977 53.182 53.412 0.59 0.43 16 Bulok 19.599 20.695 20.948 1.40 1.22 17 Cukuh Balak 21.162 22.544 22.871 1.63 1.45 18 Kelumbayan 10.772 10.830 10.830 0.14 0.00 19 Umau 17.079 17.508 17.592 0.64 0.48 20 Kelumbayan Barat 11.346 13.668 14.299 4.87 4.62 Tanggamus 538.4 18 567.1 72 573.9 04 1.34 1.19 Sumber : TDA, BPS, 2016

(8)

Hal 8

Kepadatan penduduk di Kabupaten Tanggamus tahun 2015 mencapai 201 jiwa/km2. Kepadatan penduduk di 20 kecamatan cukup beragam dengan

kepadatan penduduk tertinggi terletak di Kecamatan Gisting dengan kepadatan sebesar 1.195 jiwa/km2 dan terendah di Kecamatan Limau

sebesar 73 jiwa/km2.

Tabel 1.2 Persebaran Penduduk Per Kecamatan di Kabupaten Tanggamus Tahun 2015

No. Kecamatan Penduduk

(jiwa) Luas (km2)

Kepadatan (jiwa/km2)

1 Wonosobo 34.649 209,63 165

2 Semaka 35.225 170,9 206

3 Bandar Negeri Semuong 19.399 98,12 198

4 Kota Agung 41.918 76,93 545

5 Pematang Sawa 16.639 185,29 90

6 Kota Agung Barat 23.837 101,3 235 7 Kota Agung Timur 19.125 73,33 261

8 Pulau Panggung 34.648 437,21 79 9 Ulu Belu 44.407 323,08 137 10 Air Nanlngan 30.185 186,35 162 11 Talang Padang 44.375 45,13 983 12 Sumberejo 32.718 56,77 576 13 Gisting 38.862 32,53 1195 14 Gunung Atip 17.965 25,68 700 15 Pugung 53.412 232,4 230 16 Bulok 20.948 51,68 405 17 Cukuh Balak 22.871 133,76 171 18 Kelumbayan 10.830 121,09 89 19 Limau 17.592 240,61 73 20 Kelumbayan Barat 14.299 53,67 266 Tanggamus 573.904 4.654,96 200,98 Sumber : TDA, BPS, 2016

(9)

Hal 9

3. Struktur Perekonomian

Struktur perekonomian Kabupaten Tanggamus masih berpola trasidional, karena sangat didominasi oleh Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan. Selama periode tahun 2010 - 2014 distribusi persentase sektor ini rata-rata 47.48 persen pertahun. Kemudian Sektor Perdagangan Besar dan Eceran rata-rata sebesar 10.47 persen dan Sektor Industri Pengolahan rata-rata sebesar 6.50 persen. Secara rinci distribusi persentase PDRB Kabupaten Tanggamud sebagaimana Tabel berikut.

Tabel 1.3 Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Tanggamus Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun

2011-2015 Katego ri Uraian 201 1 201 2 201 3 201 4 201 5 A Pertanian Kehutanan dan

Perikanan 49.0 4 47.0 1 46.2 45.4 9 45.4 0 B Pertambangan & Penggalian 3.21 6.21 6.49 6.75 6.83 C Industri Pengolahan 6.51 6.46 6.64 6.58 6.60 D Pengadaan Listrik dan Gas 0.06 0.06 0.06 0.06 0.05 E Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limbah dan Daur Ulang

0.13 0.12 0.11 0.11 0.12

F Konstruksi 6.27 6.06 6.12 6.18 5.78 G Perdagangan Besar dan

Eceran; Reparasi Mobil & Sepeda Motor 10.6 9 10.3 6 10.3 4 10.3 6 9.17

H Transportasi dan Pergudangan 4.51 4.44 4.46 4.60 5.05 I Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum

1.41 1.41 1.46 1.48 1.81

J Informasi dan Komunikasi 3.01 3.03 3.1 3.14 3.26 K Jasa Keuangan dan Asuransi 2.06 2.02 2.05 2.06 1.98 L Real Estate 2.86 2.84 2.91 2.95 2.68 M,N Jasa Perusahaan 0.07 0.07 0.07 0.08 0.08

(10)

Hal 10 Katego ri Uraian 201 1 201 2 201 3 201 4 201 5 O Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

4.31 4.1 4.07 4.08 4.71

P Jasa Pendidikan 3.54 3.54 3.66 3.80 4.12 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial

1.18 1.15 1.17 1.21 1.12

RSTU Jasa Lainnya 1.15 1.11 1.09 1.07 1.11 Sumber : BPS Kabupaten Tanggamus, 2016

4. Inovasi Daerah

Inovasi daerah merupakan adanya kemampuan memanfaatkan potensi daerah melalui inovasi karakteristik pasar yang dinamis, posisi tenaga kerja dengan upah tinggi, dan pengelolaan sumber daya manusia serta rendahnya entrepreneurship masyarakat. Fakta ini yang mengharuskan Pemerintah Kabupaten Tanggamus untuk berbuat dalam rangka meningkatkan kesejahateraan masyarakat melalui penyerapan tenaga kerja sebanyak-banyaknya serta lebih meningkatkan daya saing dengan daerah-daerah lain.

Dalam pelaksanaannya, Pemerintah Kabupaten Tanggamus senantiasa memotivasi dan mendorong aparat pemerintah, masyarakat, swasta, dan seluruh stakeholders untuk bersama-sama mengembangkan kreativitas dan inovasi serta lebih memanfaatkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek). Inovasi sebagai cara untuk menerapkan Iptek yang telah ada disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan diupayakan selalu menjadi

mindset semua elemen kabupaten, sedangkan Sistem Inovasi Daerah yang

selanjutnya disingkat SIDa adalah keseluruhan proses dalam satu sistem untuk menumbuhkembangkan inovasi yang dilakukan antar institusi pemerintah, pemerintah daerah, lembaga Litbang, lembaga pendidikan, lembaga penunjang inovasi, dunia usaha, dan masyarakat di daerah.

(11)

Hal 11

Dalam melaksanakan pengembangan inovasi daerah, Pemerintah Kabupaten Tanggamus senantiasa menjalin kerjasama dengan daerah lain, pemerintah propinsi maupun pemerintah pusat, swasta, perguruan tinggi, lembaga riset, dan masyarakat, dengan senantiasa mengacu pada kondisi kultural/budaya agar terjadi kolaborasi/sinergitas sehingga menjadi sebuah sistem inovasi daerah yang saling terkait dan berkelanjutan. Kerjasama yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Tanggamus dalam rangka sistem inovasi daerah adalah:

a.Kawasan Industri Maritim

Kawasan Industri Maritim (KIM) merupakan inovasi pemanfaatan potensi alam di Kabupaten Tanggamus. Dalam membentuk suatu Kawasan Strategis Batu Balai yang tertata dengan baik sesuai dengan kaidah tata ruang dan daya dukung lahan, serta agar tercipta suatu kawasan yang berkarakter kuat yang diharapkan mampu menampung berbagai aktivitas dan fasilitas kawasan maka dibutuhkan penataan kawasan.

Penataan suatu kawasan adalah sebagai acuan dalam rangka perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pembangunan suatu kawasan. Agar penataan suatu kawasan dapat menjadi acuan dalam perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian yang tercermin dalam zonasi kawasan maka selain dibutuhkan suatu studi dan arahan penataan kawasan tetapi yang tidak kalah pentingnya juga diperlukan suatu sinergi perencanaan pembangunan dan koordinasi antar instansi pemerintah dan partisipasi seluruh pelaku pembangunan baik dalam satu wilayah maupun antar wilayah. Rencana Pembangunan Kawasan Industri Maritim di Kabupaten Tanggamus sudah berjalan sejak Tahun 2013, dan pada masa Pemerintahan saat ini komitmen memperkuat kawasan maritim Indonesia merupakan Prioritas Utama, oleh karenanya Kebijakan Pemerintah Kabupaten Tanggamus untuk lebih fokus dalam Pembangunan Kawasan Industri Maritim merupakan Kebijakan yang tepat dan sejalan

(12)

Hal 12

dengan Kebijakan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Lampung.

Sejalan dengan pembangunan Kawasan Industri Maritim tersebut telah banyak hal yang diperbuat dengan melakukan pengkajian-pengkajian yaitu terhadap posisi perairan Teluk Semangka sangat strategis yang berada di bagian utara perairan Selat Sunda dan merupakan Alur Laut Kepulauan Indonesia I (ALKI I) serta berhadapan langsung dengan Samudera Hindia, maka saat ini direncanakan untuk disusun grand design pembentukan Pangkalan TNI AL (Lantamal/Lanal) dalam rangka pembangunan Kawasan Industri Maritim di Teluk Semangka Kabupaten Tanggamus oleh TNI AL.

Beberapa tahapan pembangunan Kawasan Industri Maritim yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tanggamus, Pemerintah Pusat dan pihak swasta, antara lain :

1)Peresmian Penetapan Lokasi (Soft Inauguration) Kawasan Industri Maritim Terpadu Oleh Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri (PPI) Kementerian Perindustrian RI pada tanggal 17 Juli 2012.

2)Sidang Dokumen AMDAL pada tanggal 21 Januari 2013.

3)Kunjungan PT. PAL Dan PT. RJR ke lokasi KIM pada tanggal 28 Februari 2013.

4)Penandatanganan Perjanjian Kontrak Sewa antara PT. Pertamina (Persero) dengan PT. RJR Tanggal 6 Maret 2013.

5)Workshop Akselerasi Pembangunan Pembangunan Kawasan Industri Maritim (KIM) pada tanggal 22-23 Januari 2015.

6)Penetapan Kawasan Industri Maritim Kabupaten Tanggamus sebagai salah satu dari 13 (tiga belas) kawasan industri prioritas wilayah luar Jawa sesuai dengan Peraturan Presiden

(13)

Hal 13

Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019.

Gambar 1.2 Kawasan Industri Maritim Kab. Tanggamus

b. Posyandu Plus

Sejak dicanangkannya Pelayanan Posyandu Plus pada tanggal 11 Februari 2015, semua Posyandu yang ada di Kabupaten Tanggamus melaksanakan kegiatan pelayanan pengobatan dasar setiap bulan bersamaan dengan kegiatan Posyandu Balita, dengan mekanisme sebagai berikut :

1) Petugas Pengelola Obat Puskesmas mengajukan permintaan kebutuhan obat Puskesmas melalui Laporan Permintaan dan Pemakaian Obat (LPLPO) untuk semua unit kegiatan di Puskesmas termasuk Posyandu Plus setiap tiga bulan sekali. 2) Koordinator Posyandu Plus mengajukan permintaan obat untuk

kegiatan Posyandu Plus kepada petugasa pengelola obat Puskesmas setiap tiga bulan.

(14)

Hal 14

3) Untuk perbekalan kegiatan Posyandu Plus obat yang disediakan terdiri dari 20 item obat yaitu obat bebas dab bebas terbatas (logo hijau dan logo biru)

4) Koordinator Posyandu Plus Puskesmas mendistribusikan obat untuk kegiatan Posyandu Plus berdasarkan usulan bidan desa atau Pembina desa (Gasbinsa).

5) Alur pelayanan Posyandu Plus dimulai dengan pendaftaran pasien dilanjutkan dengan pemeriksaan dan pemberian obat sesuai dengan diagnosas dan diberikan obat yang rasional.

6) Pabila ditemukan jenis penyakit yang memerlukan penanganan lebih lanjut, maka dilakukan rujukan ke Puskesmas.

7) Pencatatan dan Pelaporan berupa kunjungan pasien dan pemakaian obat dilaporkan ke Puskesmas setiap bulan.

Kegiatan Posyandu tersebut dilaksanakan di seluruh wilayah Kabupaten Tanggamus dengan mengikuti jadwal kegiatan Posyandu di Pekon masing-masing.Dalam rangka mendukung program tersebut Pemerintah Kabupaten Tanggamus telah mengeluarkan kebijakan pengobatan gratis untuk masyarakat Tanggamus. Keterkaitan kegiatan Posyandu Plus ini di dukung oleh beberapa sektor terkait seperti Kementrian Agama, Dinas Pertanian, PKK dan PLKB.

(15)

Hal 15

Dengan adanya program inovasi pelayanan Posyandu Plus berdampak pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat di wilayah Kabupaten Tanggamus adanya peningkatan jumlah kunjungan pasien dan terdeteksi data penyakit yang timbul di masyarakat menjadi acuan bagi Dinas Kesehatan dan Pemerintah Kabupaten Tanggamus dalam merencanakan pengendalian penyakit.

Dukungan dari Pemerintah Kabupaten Tanggamus terhadap kelanjutan program inovasi ini adalah dengan memberikan insentif terhadapa seluruh kader Posyandu Plus sebesar Rp. 10.000 per orang di Tahun 2012 . Tahun 2013 Pemerintah melalui Dinas Kesehatan meningkatkan dana insentif bagi kader Posyandu Plus sebesar Rp. 20.000 per orang demikian pula di Tahun 2014. Untuk Tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Tanggamus menganggarkan 1,2 milyard untuk memberikan insentif kepada kader Posyandu Plus, dengan perhitungan Rp. 25.000 per orang yang dapat diterima.

Sejak dilaksanakan Posyandu Plus akses Pelayanan Kesehatan masyarakat semakin mudah dan efesien, disisi lain Pelayanan kesehatan dapat berjalan merata dan dapat menjangkau ddaerah terpencil. Partisipasi masyarakat dalam mencari pertolongan pengobatan kepada tenaga kesehatan semakin meningkat.

c. Posyandu Hewan

Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Lampung yang terdiri dari 20 kecamatan dan 302 desa . Dengan keadaan geografi Ttanggamus, pelayanan kesehatan hewan ternak di kabupaten Tanggamus dirasa sangat tidak ideal. Jumlah penyuluh yang sangat terbatas, membuat persoalan menjadi semakin sulit karena kelompok tani ternak belum memiliki kemampuan untuk dapat menangani persoalan-persoalan kesehatan ternak yang timbul.

(16)

Hal 16

Gambar 1.4 Posyandu Hewan

Sebelum inisiatif ini mulai dilaksanakan banyak ternak sakit yang tidak ditangani dengan baik berakhir dengan kematian, banyak bayi ternak lahir tanpa bantuan dari petugas kesehatan ternak, beberapa mati dan yang lain bermasalah. Meskipun tenaga kesehatan hewan dan Inseminator tersedia di Kabupaten, tradisi masyarakat dalam hal perlakuan terhadap hewan ternaknya masih sangat konvensional masih melekat, di samping persoalan biaya yang seringkali jadi pertimbangan pokok. Semua itu terjadi karena tingkat pengetahuan peternak masih rendah dan daerah yang jauh dari jangkauan sarana kesehatan hewan ternak. Kelompok tani ternak seringkali kurang mendapatkan pelatihan medis atau pengetahuan tentang prosedur penanganan kesehatan ternak yang benar, akibatnya kelompok tani ternak tidak memiliki bekal yang memadai untuk menangani konpleksitas masalah yang dapat mengancam kesehatan ternak mereka.

Sebuah terobosan untuk menjalin kerjasama antara kelompok tani ternak dengan Pusat Kesehatan Hewan diperkenalkan pada tahun 2013, melalui program Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) ternak. Kerjasama ini bertujuan untuk memanfaatkan keterampilan para petugas kesehatan hewan yang terlatih dalam membantu

(17)

Hal 17

penanganan kesehatan hewan dan persalinan hewan ternak sesuai dengan standar prosedur yang benar dengan pendekatan kultural.

d. Sudut Baca Tanggamus

Inisiatif pelaksanaan upaya peningkatan minat baca masyarakat melalui sudut baca adalah program kelanjutan dari program gerakan gemar membaca yang dicanangkan Bupati Tanggamus yang tujuan utamanya adalah peningkatan minat baca agar masyarakat Tanggamus meningkatkan kesadarannya untuk lebih gemar membaca.

Jadi agar maksud dan tujuan dapat tercapai maka pembentukan sudut baca disetiap kecamatan dilakukan. Hal ini tentunya seiring dengan tujuan mendekatkan perpustakaan kepada masyarakat di seluruh kecamatan kabupaten tanggamus. Inisiatif ini dapat berhasil apabila adanya dukungan dari masyarakat untuk terus memantau jalannya inisiatif dan berpartisipasi dalam pelaksanaannya.

Pada tahap awal sudut baca sudah terbentuk di dua kecamatan yaitu kecamatan Kotaagung dan Wonosobo. Dengan adanya dua sudut baca di dua kecamatan tersebut dilakukan inisiatif dalam pemberian insentif kepada petugas sudut baca.

Upaya peningkatan minat baca di Kabupaten Tanggamus tentunya memang sudah di canangkan Bupati Tanggamus yaitu terbukti dengan surat edaran Bupati tentang program gerakan gemar membaca. Namun inisiatif pembentukan sudut baca untuk di setiap kecamatan tidak terlepas dari dukungan semua pihak yaitu Asisten III Bidang Administrasi, Kepala Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Daerah, Kasubag TU KPAD, Kasi Perpustakaan, Staf Perpustakaan, Camat di wilayah kecamatan yang sudah terbentuk sudut baca, pegawai Tenaga Kerja Sukarela (TKS) KPAD yang sudah berperan sebagai petugas sudut baca, dan seluruh masyarakat yang

(18)

Hal 18

sudah berpartisipasi dengan adanya sudut baca yang sudah terbentuk.

Pada proses pelaksanaan sudut baca di taman kota kecamatan kotaagung, partisipasi masyarakat kotaagung terhadap sudut baca sangatlah antusias. Maka timbullah inisisatif untuk menambah lagi sudut baca di setiap kecamatan, inisiatif awal penambahan sudut baca dibentuk dibeberapa kecamatan terdekat yaitu kecamatan Wonosobo dan Gisting. Namun setelah koordinasi dengan Asisten Bidang Administrasi mengingat dalam pembagian jadwal belum bisa memungkinkan untuk penambahan langsung menjadi dua sudut baca, maka akhirnya terbentuklah satu sudut baca di kecamatan wonosobo.

Capaian dari program ini adalah

1.Meningkatnya jumlah statistik kunjungan perpustakaan, karena dengan adanya sudut baca dapat mewakili pelayanan perpustakaan di KPAD. Kunjungan pada tahun 2014 berjumlah 2530 dan sampai dengan periode oktober 2015 kunjungan berjumlah 4500

2.Meningkatnya jumlah peminjaman sirkulasi bahan pustaka.

3.Dengan adanya sudut baca dapat menjadi wadah dalam survey kebutuhan informasi pemustaka.

5. Struktur Organisasi

Kabupaten Tanggamus dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor. 2 Tahun 1997 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Tulang Bawang dan Daerah Tingkat II Tanggamus. Seiring dengan pelaksanaan pemerintahan di daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah, Kabupaten Tanggamus merupakan daerah otonom sebagaimana Kabupaten lainnya di Indonesia, dipimpin oleh Kepala Daerah yang disebut Bupati.

(19)

Hal 19

STRUKTUR ORGANISASI

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS

BUPATI WAKIL BUPATI

DPRD

SEKRETARIS DAERAH

STAF AHLI INSPEKTORAT BAPEDA

LEMBAGA LAIN : 1. Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2. KPU Tanggamus 3. Kesatuan pengelolaan Hutan Lindung 4. Sekretariat Korpri DINAS DAERAH : 1. Dinas Pendidikan & Kebudayaan 2. Dinas kesehatan 3. Dinas Kependudukan dan pencatatan Sipil 4. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura 5. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan 6. Dinas Pekerjaan Umum 7. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan aset Daerah 8. Dinas Kelautan dan Perikanan 9. Dinas Kehutanan dan perkebunan 10. Dinas Sosial &

tenaga Kerja 11. Dinas Perhubungan 12. Dinas Komunikasi, Informatika, dan Persandian 13. Dinas Pariwisata, Pemuda Olahraga dan Ekonomi Kreatif 14. Dinas Koprasi, UMKM, dan Perindustrian 15. Dinas Perdagangan dan Pasar KECAMATAN 1. Kec. Wonosobo 2. Kec. Semaka 3. Kec. Bandar negri

Semuong 4. Kec. Kota agung 5. Kec. Pematang

sawa 6. Kec. Kota Agung

Barat 7. Kec. Kota Agung

Timur 8. Kec. Pulau

Panggung 9. Kec. Ulu Belu 10. Kec. Air naningan 11. Kec. Talang

Padang 12. Kec. Sumberejo 13. Kec. Gisting 14. Kec. Gununga Alip 15. Kec. Pugung 16. Kec. Bulok 17. Kec. Cukuh Balak 18. Kec. Kelumbayan 19. Kec. Limau 20. Kec. Kelumbayan Barat LEMBAGA TEKNIS DAERAH : 1. Badan Kepegawaian, pendidikan dan pelatihan 2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 3. Badan pemberdayaan Masyarakat, Pembangunan Pekon dan Transmigrasi 4. Badan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan kehutanan 5. Badan Lingkungan Hidup Kebersihan & Pertamanan 6. Badan ketahanan Pangan 7. Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu 8. Kantor Kesatuan

Bangsa dan Politik 9. Kantor Sat Pol PP. 10. RSUD Kota Agung

SEKRETARIAT DPRD

Garis Mitra Kerja : Garis komando : Garis Koordinasi :

(20)

Hal 20

6. Sumber Daya Manusia

Jumlah PNS di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tanggamus pada akhir tahun 2014 berjumlah 6.882 orang dengan rincian sebagai berikut:

 Golongan I = 67 orang  Golongan II = 1.409 orang  Golongan III = 3.010 orang  Golongan IV = 2.396 orang

Penyajian Laporan ini terdiri dari 4 bab yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, maksud dan Tujuan, Kondisi Geografis dan sejarah terbentuknya Kabupaten, dan Inovasi Daerah, serta Kondisi Ekonomi dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi.

BAB II PERENCANAAN KINERJA

Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perencanaan kinerja dan perjanjian kinerja 2016.

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

A.Capaian Kinerja Organisasi

Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi tahun 2016 berdasarkan Penetapan Kinerja Tahun 2016 untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja Organisasi, serta analisa dari setiap capaian kinerja dari sasaran stretegis yang telah ditetapkan,

(21)

Hal 21 dengan analisa capaian kinerja sebagai berikut :

1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun 2016;

2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2016 dengan tahun 2015;

3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2016 dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;

4. Membandingkan realisasi kinerja tahun 2016 dengan standar nasional ( jika ada);

5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan;

6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;

7. Analisis Program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja.

B. Realisasi Anggaran

Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran tahun 2016 yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen perjanjian kinerja.

BAB IV PENUTUP

Pada bab ini diuraikan secara umum atas capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.

Gambar

Tabel 1.2 Persebaran Penduduk Per Kecamatan di Kabupaten  Tanggamus Tahun 2015
Tabel 1.3 Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Tanggamus Atas  Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun
Gambar 1.2 Kawasan Industri Maritim Kab. Tanggamus
Gambar 1.3 Aktivitas Posyandu Plus Kab. Tanggamus
+2

Referensi

Dokumen terkait

Adapun secara rinci simpulan dalam penelitian ini adalah: (1.) Bentuk kesalahan yang paling banyak dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal kalor yakni:

Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan implikasi bahwa penerapan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dapat memberikan

Hasil dari pengujian RULA tersebut, terlihat bahwa pergelangan tangan ( memperoleh simbol kuning yang berarti postur tersebut berada di luar rentang aman. ari postur ini

 Memfasilitasi masyarakat lokal terhadap akses permodalan dan pasar; Menumbuhkembangkan usaha masyarakat lokal; Menumbuhkan jiwa entrepreneurship/kewirausahaan pada

Yerusalem – Pusat Informasi Palestina: Sumber-sumber media Zionis mengatakan bahwa PM Zionis Benjamin Netanyahu dan Menteri Militer Moshe Ya’alon beberapa pekan yang lalu

[r]

Penelitian tentang EBNP juga dilakukan oleh (Mallion & Brooke, 2016) di tatanan pelayanan rumah sakit dan komunitas menyebutkan bahwa perawat memiliki sikap yang

(2-sided) 0,665, lebih besar dari tingkat signifikansi α=0,05, maka sesuai kriteria atau ukuran signifikansi di atas dapat disimpulkan bahwa hubungan yang terjadi