• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANG BANGUN SENSOR BEBAN BERBASIS SERAT OPTIK SINGLEMODE-MULTIMODE-SINGLEMODE MENGGUNAKAN HIGH DENSITY POLYETHYLENE SEBAGAI MATERIAL PENAHAN BEBAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RANCANG BANGUN SENSOR BEBAN BERBASIS SERAT OPTIK SINGLEMODE-MULTIMODE-SINGLEMODE MENGGUNAKAN HIGH DENSITY POLYETHYLENE SEBAGAI MATERIAL PENAHAN BEBAN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak Sensor beban merupakan sensor elastik, yang berarti akan men-sensing perubahan dimensi akibat dari perubahan gaya. Sensor beban dalam sistem pengukuran beban merupakan sebuah kunci dari perangkat sistem tersebut. Terdapat tiga jenis sensor yang telah digunakan dalam sistem pengukuran beban, yaitu sensor piezoelectric, bendingplate, dan loadcell. Sensor beban yang berbasis piezoelectric, bendingplate, dan loadcell memiliki dimensi yang cukup besar. Ketiga sensor tersebut menggunakan sinyal elektrik sebagai basis sinyal pengukurannya, sehingga memungkinkan terjadinya interferensi elektromagnetik. Saat ini sensor dan tranduser berbasis serat optik berkembang pesat. Salah satu jenis sensor berbasis serat optik adalah sensor serat optik berstruktur singlemode-multimode-singlemode (SMS). Pada penelitian ini akan dirancang sensor beban yang berbasis serat optik singlemode-multimode-singlemode (SMS). Material yang digunakan sebagai penahan beban untuk melindungi serat optik adalah High Density Polyethylene (HDPE). Berdasarkan hasil percobaan sensor beban berbasis serat optik berstruktur SMS menggunakan HDPE sebagai material penahan beban. Dimensi sensor beban 20 cm x 10 cm x 1 cm dengan serat optik SMS ditanam pada polimer lapisan bawah. Sensor yang dirancang mempunyai range pengukuran linier pada beban 180-400 kg. Sensitivitas sensor sebesar 0,118 W/kg dan resolusi sebesar 0,42

Kata Kunci: Singlemode-Multimode-Singlemode, HDPE, Sensor beban, Serat optik.

I. PENDAHULUAN

ENSOR BEBAN merupakan elemen dalam sistem pengukuran

yang digunakan untuk merasakanperubahan dari gaya yang mengenai luasan tertentu. Sensor beban merupakan sensor elastik, yang berarti akan merasakanperubahan dimensi akibat dari perubahan gaya[1]. Dalam perkembangan teknologi, telah

dikembangkan sensor beban untuk kendaraan. Sensor beban dalam sistem pengukuran beban merupakan sebuah kunci dari perangkat sistem tersebut. Terdapat tiga jenis sensor yang telah digunakan dalam sistem pengukuran beban, yaitu sensor piezoelectric, bendingplate, dan loadcell[2].

Sensor beban yang berbasis piezoelectric, bending plate, dan load cell memiliki dimensi yang cukup besar. Ketiga sensor tersebut menggunakan sinyal elektrik sebagai basis sinyal pengukurannya, sehingga memungkinkan terjadinya interferensi elektromagnetik. Selain itu, jika diaplikasikan untuk jaringan sistem pengukuran yang terintegrasi di

beberapa titik, memerlukan sistem perkabelan yang sangat rumit.

Saat ini sensor dan tranduser berbasis serat optik berkembang pesat. Teknologi ini berkembang pesat karena serat optik memiliki beberapa keunggulan, di antaranya tidak terpengaruh gelombang elektromagnetik dan tidak memicu ledakan karena sinyal berupa cahaya[3]. Kelebihan sensor

berbasis serat optik dibandingkan ketiga sensor di atas adalah sensor berbasis serat optik sangat sensitif, dapat digunakan pada jarak jauh dan dapat digunakan pada jaringan sistem pengukuran yang terintegrasi di beberapa titik[4].

Salah satu jenis sensor berbasis serat optik adalah sensor serat optik berstruktur singlemode-multimode-singlemode (SMS). Sensor berbasis serat optik berstruktur SMS telah banyak dikembangkan misalnya sensor dengan teknik mikrobending[5-6], refraktometer berbasis serat optik SMS[8].

Saat ini juga telah dikembangkan sensor beban berbasis serat optik SMS menggunakan prinsip makrobending[7].

Pada makalah ini akan dipaparkan mengenai perancangan sensor beban yang berbasis serat optik singlemode-multimode-singlemode (SMS). Material yang digunakan sebagai penahan beban untuk melindungi serat optik adalah High Density Polyethylene (HDPE). HDPE memiliki beberapa kelebihan yakni, murah, memiliki flexibilitas yang bagus untuk rentang temperatur yang lebar dan tahan korosi. HDPE secara struktural mempunyai sedikit cabang pada rantai utama, sehingga meningkatkan kekuatan[8-9]. Pada makalah ini dikaji

mengenai perancangan sensor beban untuk beban statis.

II. METODE PENELITIAN A. Alur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan hingga tujuan dapat tercapai. Pengerjaan tugas akhir ini meliputi studi literatur, perancangan dan pembuatan sensor beban,pengujian sensor beban, analisa data dan penyusunan laporan. Tahapan tersebut tergambar dalam diagram alir pada gambar 2.1.

RANCANG BANGUN SENSOR BEBAN BERBASIS SERAT OPTIK

SINGLEMODE-MULTIMODE-SINGLEMODE

MENGGUNAKAN

HIGH

DENSITY POLYETHYLENE

SEBAGAI MATERIAL PENAHAN BEBAN

Ika Puspita, Sekartedjo, Agus Muhamad Hatta

Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

E-mail

: ika.tf10@gmail.com, sekar@ep.its.ac.id, amhatta@ep.its.ac.id

(2)

Mulai Studi Literatur Perancangan Sensor Beban Pengujian Sensor Beban Karakteristik Sensor Baik? Penghitungan Karakteristik Statis Sensor Beban dan

Analisa Data

Penulisan Laporan

Selesai

Gambar 2.1 Diagram alir penelitian tugas akhir B. Perancangan Alat

Sensor beban yang akan dirancang diharapakan mampu mengukur beban hingga orde ton. Target beban maksimal yang dapat diukur menjadi acuan dalam perancangan sensor. Serat optik yang digunakan untuk sensor tidak langsung dikenai beban, melainkan menggunakan material pelindung dari beban yang akan dikenakan. Material yang digunakan untuk pelindung serat optik harus mempunyai modulus elastisitas tertentu sehingga dapat menahan beban yang berat tanpa merusak serat optik. Modulus elastisitas dari material pelindung yang dibutuhkan dapat dihitung menggunakan persamaan berikut[10]:

(2.1)

 adalah stress yang terjadi pada material, yaitu besarnya gaya yang mengenai luas permukaan tertentu. E adalah modulus elastisitas dari material dan  adalah regangan (strain) yang terjadi akibat adanya stress.

(2.2)

F adalah gaya yang bekerja pada luasan A0.

(2.3)

l adalah perubahan panjang akibat stress, l adalah panjang awal. Dari persamaan (2.2) dan (2.3) didapatkan persamaan untuk modulus elastisitas sebagai berikut,

(2.4)

Dengan menggunakan persamaan (2.4) didapatkan nilai dari modulus elastisitas minimal dari material yang akan digunakan sebagai pelindung serat optik adalah 100 MPa.

Material pelindung yang digunakan adalah High Density Polytethylene (HDPE). HDPE disiapkan dengan dimensi panjang 20 cm, lebar 10 cm, dan tebal 1 cm. Material HDPE yang digunakan mempunyai modulus tensile strength sebesar 29 MPa. Dalam proses mendesain suatu material maka, perlu diperhitungkan faktor keamanan dan kekuatan desain dari desain tersebut. Faktor keamanan merupakan perbandingan antara yield strength dengan work strength. Faktor keamanan yang digunakan untuk mendesain sebesar 1,49. Dengan faktor keamanan tersebut maka, kekuatan desain maksimal didapatkan sebesar 15, 44 MPa. Hal ini berarti bahwa HDPE mampu menahan tegangan hingga 15,44 MPa tanpa terjadi kerusakan. Serat optik berstruktrur SMS dibuat dengan menyambungkan secara aksial serat optik singlemode dengan serat optik multimode yang memiliki panjang 10,6 cm. Serat optik yang telah disambung menggunakan fusion splicer menjadi berstruktur SMS dipasang dan dilem pada bagian tengah HDPE seperti pada gambar 2.2 (a).

(a)

(b)

Gambar 2.2. (a) Desain sensor beban, (b) Penampang melintang sensor beban

Serat optik yang digunakan digunakan adalah serat optik yang terbuat dari bahan silika. Serat optik dari bahan silika memiliki modulus elastisitas sebesar 73 GPa dan flexural strength sebesar 110 MPa. Serat optik yang digunakan akan ditanam pada HDPE seperti pada gambar 2.2 (b). Ketika beban yang diberikan di bagian tengah dari sensor yang dibuat, maka menyebabkan serat optik yang ditanam pada HDPE akan mengalami deformasi sehingga, yang akan digunakan dalam perhitungan adalah flexural strength dari serat optik. Flexural

Tidak

(3)

strength yang dimiliki oleh serat optik silika sebanding dengan beban 10 kg.

C. Pengujian Kestabilan Sumber Cahaya

Sebelum sensor yang telah dirancang diuji dengan memberikan beban, perlu dilakukan pengujian kestabilan sumber cahaya yang digunakan. Pengujian sumber cahaya ini bertujuan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan sumber cahaya untuk stabil setelah sumber cahaya dinyalakan.

Gambar 2.3. Skema pengujian kestabilan sumber cahaya Pengujian ini dilakukan dengan cara melewatkan cahaya pada serat optik berstruktur SMS yang telah dipasang pada HDPE. Ujung serat optik yang satu disambungkan dengan power meter Thorlabs dan power meter disambungkan ke komputer yang telah siap dengan software PM100D untuk menampilkan fluktuasi daya yang keluar dari serat optik (gambar 2.3). Sumber cahaya yang digunakan adalah laser JDSU dengan panjang gelombang 1550 nm. Panjang gelombang yang memiliki nilai rugi daya intrinsik paling kecil adalah panjang gelombang 1550 nm.

D. Pengujian Pembebanan Statis

Uji pembebanan statis menggunakan alat uji tekan beton. Pembebanan dilakukan pada rentang pengukuran 0 – 400 kgf (0 - 3922,8 N), dengan kenaikan 10 kgf (98,07 N). Secara umum skema pengujian pembebanan dapat dilihat pada gambar 2.4. Sensor beban yang akan diuji dipasang pada alat uji tekan beton. Ujung serat optik singlemode masing-masing disambungkan dengan sumber cahayadan power meter. Power meter disambungkan pada komputer untuk mendapatkan display secara realtime.

Gambar 2.4 Skema pengujian beban statis Pengujian beban statis yang dilakukan dilakukan dengan prosedur berikut:

1. Sebelum melakukan pengujian pembebanan, sensor yang dirancang diberi tanda pada polimer lapisan atas untuk menunjukkan bagian tengah dari sensor yang akan diuji.

2. Sensor yang akan diuji dipasang pada alat uji tekan beton. Permukaan beban diarahkan tepat di bagian yang sudah diberi tanda.

3. Pembebanan dilakukan dengan memberikan beban secara perlahan naik dari 0 – 400 kgf (0 - 3922,8 N), dengan kenaikan 10 kgf (98,07 N).

4. Kemudian pengujian pembebanan dilakukan secara perlahan turun dari 400-0 kgf ((3922,8 – 0 N) dengan penurunan 10 kgf (98,07 N).

5. Langkah 3-4 dilakukan sebanyak 5 kali. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Kestabilan Sumber Cahaya

Sebelum melakukan pengujian pada sensor beban, daya keluran dari sumber cahaya harus diukur terlebih dahulu untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan sumber cahaya untuk stabil. Pengukuran daya keluran dari sumber cahaya dilakukan dengan melewatkan cahaya pada serat optik singlemode-multimode-singlemode (SMS) menggunakan power meter Thorlabs yang terhubung pada software PM100D pada komputer. Dari pengukuran yang dilakukan tersebut didapatkan hasil seperti pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Daya keluaran laser yang melalui serat optik SMS Dari gambar 4.1 dapat diketahui bahwa laser yang digunakan akan stabil pada menit kedelapan. Hal ini berarti bahwa untuk mendapatkan hasil pengujian yang stabil, maka pengujian dilakukan setelah laser menyala selama 8 menit. B. Hasil Perhitungan Teoritis

Ketika sensor beban yang dibuat dikenai beban, maka sensor beban tersebut akan mengalami deformasi. Deformasi pada sensor beban tersebut menyebabkan perubahan dimensi (panjang dan jari-jari) dan indeks bias serat optik multimode. Perubahan dimensi dan indeks bias tersebut mempengaruhi penjalaran moda pada serat optik, sehingga berakibat pada perubahan daya keluaran yang terbaca oleh power meter. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Morshed, pada bagian multimode serat optik SMS terjadi multimode interference (MMI) dari moda-moda yang dibangkitkan oleh moda dari serat optik singlemode dan MMI maksimum disebut dengan self-imaging. Self imaging yang terjadi pada serat optik multimode akan berulang sepanjang serat optik. Serat optik multimode yang digunakan bertipe graded index, sehingga self imaging yang terjadi berulang secara periodik. Pola penjalaran moda yang terjadi pada bagian serat optik multimode pada serat optik berstruktur SMS diperlihatkan pada gambar 3.2.

(4)

R ad iu s ( m) Length of MMF, L-MMF (m) 1 1.01 1.02 1.03 1.04 1.05 1.06 x 105 -60 -40 -20 0 20 40 60 (a) R ad iu s ( m) Length of MMF, L-MMF (m) 1 1.01 1.02 1.03 1.04 1.05 1.06 x 105 -60 -40 -20 0 20 40 60 (b) R ad iu s ( m) Length of MMF, L-MMF (m) 1 1.01 1.02 1.03 1.04 1.05 1.06 x 105 -60 -40 -20 0 20 40 60 (c)

Gambar 3.2 pola penjalaran cahaya pada serat optik multimode (a) saat beban 0 N (b) saat beban 1961.2 N (c) saat beban

3922.8 N

Dari gambar 3.3 dapat dilihat bahwa ketika diberi beban pola self imaging pada serat optik multimode akan bergeser. Pada beban 1961,4 – 3922,8 N, pola penjalaran cahaya pada serat optik multimode semakin rapat. Hal ini akan menyebabkan daya yang masuk ke serat optik singlemode dari serat optik multimode akan semakin besar, sehingga tren perubahan daya pada range beban 1961,4 – 3922,8 N akan naik.

Pada hasil simulasi penjalaran cahaya pada serat optik multimode, titik self-imaging akan berulang secara periodik. Perubahan titik self-imaging ini akan menyebabkan perubahan daya keluran yang terbaca oleh power meter naik dan turun secara periodik pula. Perubahan daya keluaran serat optik SMS ditunjukkan oleh gambar 3.3.

Gambar 3.3 Daya keluaran serat optik berdasarkan hasil perhitungan

Pada gambar 4.3 didapatkan hasil perhitungan dari daya keluaran dari serat optik SMS pada beban yang berbeda-beda. Ketika diberi beban pada range 0 – 1961.2 N daya keluaran serat optik SMS turun, sedangkan pada range beban 1961.2 – 3922.8 N daya keluaran serat optik naik.

C. Hasil Pengujian Pembebanan Statis

Respon daya keluaran serat optik SMS yang dipasang pada HDPE diamati sebagai perubahan pembebanan yang diberikan. Hasil respon untuk semua variasi dapat dilihat pada gambar 4.4. Dari gambar 4.4 (a) dapat dilihat bahwa daya keluaran serat optik pada cenderung turun pada range 49,035 – 686,49 N kemudian daya keluaran serat optik naik pada range 1765,26 – 3922,8 N (gambar 4.4 (b)).

(a)

(b)

(5)

Hasil dari eksperimen yang didapatkan sesuai dengan hasil perhitungan secara teoritis, bahwa daya keluaran dari serat optik yang terbaca akan berubah turun kemudian naik. Pada saat pembebanan serat optik yang dipasang mengalami deformasi, sehingga serat optik mengalami perubahan jari-jari, panjang dan indeks bias. Namun, hasil eksperimen yang didapatkan tidak sama persis dengan hasil perhitungan. Hal tersebut terjadi karena ada beberapa faktor, yaitu kepresisian pemotongan serat optik multimode, karakteristik dari material penahan beban yang digunakan dan faktor eksternal.

Sebagai sensor alat yang dirancang mempunyai karakteristik statis. Tabel 3.1 merupakan perbandingan karakteristik statis dari sensor yang dirancang.

Tabel 4.1 Karakteristik Statis Sensor yang Dirancang

Sensor yang dirancang

Range Input Sensitivitas (W/kg) Resolusi (kg) Histeresis (%) R2

180 - 400 kgf (1765.26 –

3922.8 N) 0,118 0,42 39,60 0,952

Alat yang dirancang mempunyai range pengukuran yang lebar dan resolusi yang baik. Sensitivitas sensor yang dirancang sudah cukup baik, karena pembacaan power meter yang digunakan dapat mencapai orde nW. Namun, Alat yang dirancang mempunyai histeresis yang cukup besar.

IV. PENUTUP

Pada makalah ini telah dipaparkan sensor beban dengan menggunakan HDPE sebagai penahan beban. Dimensi sensor beban 20 cm x 10 cm x 1 cm dengan serat optik SMS ditanam pada polimer lapisan bawah. Sensor yang dirancang mempunyai range pengukuran linier pada beban 180-400 kg. Sensitivitas sensor sebesar 0.118 W/kg dan resolusi sebesar 0.42 kg dan histeresis sebesar 39.60 %.

DAFTARPUSTAKA

[1] Bentley, J.P. 1995. Principles of Measurement Systems. Third Edition. Longman Singapore Publisher: Singapore [2] Lixin, Zhang. 2007. An Evaluation of The Technical and

Economical Performance of Weigh In Motion Technology. A thesis presented to the University of Waterloo

[3] Yin, Shizuo, Ruffin, Paul B, Yu, Francis T.S. 2008. Fiber Optics Sensor Second edition. CRC Press: USA

[4] Tosi, D, Olivero, M, Vallan, A, Perrone, G. 2010. Weigh-in-motion through fibre Bragg-grating optical sensors. Electronics Letters, Vol. 46, No. 17.

[5] Kumar, Arun, Varshney, Ravi K, Kumar, Rakesh. 2004. SMS fiber optics microbend sensor structures: effect of the modal interference. Optics Communications hal 239-244

[6] Setiono, Andi dan Widiyatmoko, Bambang. 2012. Desain Sensor Beban Kendaraan Menggunakan Teknik

Mikrobending Serat Optik. TELAAH Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Volume 30 hal 33-36

[7] Kuntaraco, Rionda B, Sekartedjo, AM. Hatta. 2013.

Pengembangan Metode Pengukuran Beban

Menggunakan Serat Optik Berstruktur Singlemode-Multimode-Singlemode. Tesis Program Magister Institut Teknologi Sepuluh Nopember

[8] Smith, William. 1990. Principles of Material Science and Engineering. Mc.Grawhill: Singapore

[9] Callister, William D dan Rethwisch, David G. 2009. Material Science and Engineering: An Introduction. Eight Edition. John Wiley and Son, Inc: USA

[10]Gao, R.X, Wang, Q., Zhao, F., Meng, B., dan Qu, S.L. 2010. Optimal Design and Fabrication of SMS Fiber Temperature Sensor For Liquid. Optics Communication, Vol 283, Hal. 3149-3152

[11]Morshed, Ahmed Hisham. 2011. Self-imaging in Single mode-Multimode-Single mode Optical Fiber Sensors.

Gambar

Gambar 2.1 Diagram alir penelitian tugas akhir  B.  Perancangan Alat
Gambar 2.4 Skema pengujian beban statis  Pengujian beban statis yang dilakukan dilakukan dengan  prosedur berikut:
Gambar 3.2 pola penjalaran cahaya pada serat optik multimode  (a) saat beban 0 N (b) saat beban 1961.2 N (c) saat beban
Tabel 4.1 Karakteristik Statis Sensor yang Dirancang

Referensi

Dokumen terkait

Pada pengukuran sensor serat optik dengan panjang 4 cm, nilai beda daya terbesar yang terukur adalah sebesar 1,50964 µW ketika nilai Specific Gravity 0,892, dan nilai beda

Untuk mendapatkan nilai efisiensi tiap bagian dari sistem pencahayaan buatan menggunakan serat optik, dilakukan pengukuran nilai intensitas cahaya pada beberapa titik

Pengukuran dengan menggunakan sensor serat optik ini bisa mengukur dalam jangka waktu yang lebih lama daripada menggunakan sensor accelerometer yang tidak tahan

Pada pengukuran sensor serat optik dengan panjang 2 cm, nilai beda daya terbesar yang terukur adalah sebesar 6,982 µW ketika nilai Specific Gravity 0,892, dan nilai beda

Pengukuran dengan menggunakan sensor serat optik ini bisa mengukur dalam jangka waktu yang lebih lama daripada menggunakan sensor accelerometer yang tidak tahan

Rugi daya atau daya keluaran (output) pada optical power meter akan di tampilkan pada komputer. Adapun keunggulan pada sensor serat optik plastik tertanam yaitu memiliki

Kedua ujung serat optik polimer terhubung dengan LED dan detektor cahaya, sedangkan bagian tengah serat optik (serat optik yang telah dilakukan pencacatan) yang digunakan

Pada penelitian ini akan dilakukan eksperimen sensor regangan dengan teknik pencacatan pada serat optik plastik mengunakan sumber cahaya LED dan detektor cahaya