ANALISIS PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN (DP3) PEGAWAI PUSKESMAS DI KABUPATEN MINAHASA SELATAN
Putrinesia K. Ruindungan*, Ricky C. Sondakh*, Ardiansa Tucunan* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
ABSTRAK
Dalam pelaksanaan fungsional puskesmas dibutuhkan efektivitas kinerja pegawai yang baik dalam memberikan pelayanan kepada masyakarat untuk meningkatkan kesehatan. Melihat baik tidaknya kinerja dari pegawai, perlu dilaksanakannya pelaksanaan penilaian kinerja pegawai. Dengan adanya penilaian kinerja maka dapat diketahui sejauh mana para pegawai dapat melaksanakan tugasnya. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP3) pegawai Puskesmas di Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Selatan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Jumlah informan sebanyak 10 informan. Pengumpulan data melalui wawancara mendalam dengan menggunakan daftar pertanyaan pada panduan wawancara mendalam dan hasilnya direkam dengan voice recorder. Pemeriksaan atau pengecekan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Kesetiaan dari pegawai dalam melaksanakan tugas, ditemukan mereka memiliki kesanggupan dan tekad dalam menaati dan melaksanakan tugas mereka. Para pegawai telah menunjukkan prestasi kerja yang baik. Para pegawai memiliki rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas mereka. Ketaatan dari para pegawai, dinilai baik. Para pegawai memiliki sikap kejujuran yang baik, hal ini dapat dilihat dalam mereka melaksanakan tugas mereka. Para pegawai mampu bekerjasama dengan baik antar sesama rekan kerja maupun dengan atasan. Prakarsa yang dimiliki oleh para pegawai dapat dikatakan cukup baik. Para pegawai yang ada yang menjabat sebagai bawahan tetapi mereka mampu menunjukkan sifat kepemimpinan yang baik. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa secara umum penilaian pelaksanaan pekerjaan pegawai puskesmas di 3 (tiga) Puskesmas yang ada dapat dikatakan sudah berjalan dengan cukup baik, dan hasil dari penilaian 8 (delapan) unsur yang ada rata-rata tergolong baik. Meskipun, masih ada unsur-unsur penilaian dalam pelaksanaannya belum maksimal.
Kata kunci: Penilaian kinerja, Kinerja pegawai, DP3
ABSTRACT
In the functional implementation of Community Health Center, the effectiveness of employees performance is needed to service the society to increase health. To see whether good or not the employees’ performances needs to conduct an assessment on the employees. With an assessment, the employees’ performance can be determined, how far the employees can do their job. The aim of this study is to determine the assessment of the employees’ job implementation (DP3) in Community Health Center in Health Department of South Minahasa Regency. This research used qualitative research method. The number of informants is 10. Data collection was conducted by deep interviews using questions list from on the deep interviews model and the results was recorded by voice recorder. The validity was checked by source triangulation and method triangulation. In doing their job it was found that they have loyality, they have ability and strong will to obey and do their job. The employees have shown good work achievements. The employees have responsibility in doing their job. Their loyality can be said as good. The employees have good integrity this can be seen when they do job. The employees are able to cooperate each other whether with their fellows or their superior. Their initiative can be said good enough. The subordinate employees can show good leadership characteristic. Based on the research result, can be concluded that generally, the job implementation assessment of the employees in three community health center have been running well, and the result of 8 elements of the assessment are good enough. Although, there are some elements which are not optimal. Keywords: Job assessments, Employee Performance, DP3
PENDAHULUAN
Puskesmas merupakan suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pengembangan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama (Azwar, 2010).
Untuk melaksanakan program kesehatan yang ada di Puskesmas serta untuk tercapainya tujuan Puskesmas, perlu adanya sumber daya manusia yang memiliki kinerja yang baik dalam menjalankan tugasnya yang
disesuaikan dengan bidangnya. Untuk
melihat baik tidaknya kinerja dari pegawai, maka perlu dilaksanakannya pelaksanaan penilaian terhadap kinerja pegawai.
Penilaian terhadap kinerja dari setiap pegawai di masing-masing Puskesmas yang ada di Kabupaten Minahasa Selatan dinilai langsung oleh pimpinan sebagai pejabat penilai yaitu Kepala Puskesmas di masing-masing Puskesmas, dan untuk penilaian kinerja dari Kepala Puskesmas sendiri di laksanakan oleh atasan pejabat penilai yaitu pejabat dari Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Selatan dengan menggunakan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
(DP3). Penilaian tersebut meliputi 8
(delapan) komponen penilaian yaitu
kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa, dan kepemimpinan.
Peneliti memilih 3 Puskesmas yang ada di Kabupaten Minahasa Selatan yaitu Puskesmas Tareran, Puskesmas Suluun, dan Puskesmas Tumpaan untuk dijadikan lokasi
pelaksanaan penelitian dengan alasan
memilih 3 Puskesmas tersebut yaitu ketiga Puskesmas tersebut secara geografis terletak pada wilayah yang berdekatan dan mudah dijangkau, dalam hal ketenagaan ketiga Puskesmas tersebut memiliki penyebaran
pegawai yang dapat mewakili semua
komponen tenaga baik struktural maupun fungsional, dan peneliti telah melakukan observasi awal terlebih dahulu, sehingga lebih memudahkan peneliti untuk melakukan
kajian dan mendalami kondisi sesuai
rumusan masalah dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil observasi awal, didapati bahwa penilaian pelaksanaan pekerjaan pegawai di salah satu Puskesmas belum terlaksana secara optimal disebabkan karena
masih banyak pegawai yang belum
memahami mengenai tahap-tahap penilaian tersebut. Dan, masih ada beberapa pegawai yang tidak memperhatikan unsur-unsur dalam penilaian tersebut, sehingga ada pegawai yang memiliki kinerja yang belum optimal.
Berdasarkan hal-hal tersebut maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang penilaian pelaksanaan pekerjaan pegawai Puskesmas yang ada di wilayah kerja atau unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Minahasa Selatan, yaitu di Puskesmas Tareran, Puskesmas Suluun, dan Puskesmas Tumpaan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam lewat wawancara.
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa
Selatan, yaitu di Puskesmas Tareran,
Puskesmas Suluun, dan Puskesmas Tumpaan, pada bulan April 2014 sampai dengan bulan Oktober 2014.
Informan dalam penelitian ini ialah 4 (empat) orang yang terlibat langsung dalam pelaksanaan penilaian pekerjaan pegawai
sebagai pejabat penilai yaitu Kepala
Puskesmas Tareran, Kepala Puskesmas Suluun, Kepala Puskesmas Tumpaan, dan pejabat dari Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Selatan yang bertanggung jawab
dalam pelaksanaan penilaian pekerjaan
pegawai dalam hal ini yaitu Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Selatan. Dan juga 6 (enam) orang pegawai yang
mendapatkan penilaian pelaksanaan
pekerjaan.
Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Juga ada instrumen penelitian dalam bentuk buku catatan dan voice recorder (rekaman).
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data primer dan sekunder. Data primer didapatkan dari hasil wawancara mendalam dengan informan. Data sekunder didapatkan dari observasi atau pengamatan
yang dapat mendukung data primer
(dokumen kantor, foto, dan lain-lain). Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini disesuaikan dengan metode dan
pendekatan penelitian kualitatif. Data
dianalisis dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: Mereduksi data, Penyajian
Data, Pengecekan keabsahan data,
Kesimpulan / Verifikasi.
Untuk menetapkan data secara sah (keabsahan data), dilakukan dengan teknik pemeriksaan melalui triangulasi metode dan triangulasi sumber.
HASIL DAN PEMBAHASAN Kesetiaan
Kesetiaan adalah kesetiaan, ketaatan, dan pengabdian kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah.
Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar pegawai telah memiliki kesanggupan dan tekad dalam menaati dan melaksanakan tugas mereka setiap hari. Dan, para pegawai
yang ada untuk lebih mengutamakan
kepentingan dalam pekerjaan dan
kepentingan pribadi, itu masih bersifat relative. Dimana, apakah kepentingan pribadi itu hal yang tidak bisa ditinggalkan. Para pegawai juga tidak melupakan kepentingan pekerjaan. Sedangkan, para informan belum bisa mengerti mengenai setia dan taat pada
Pancasila, UUD 1945, Negara, dan
Pemerintah karena mereka lebih mengerti kesetiaan tersebut lewat kegiatan upacara-upacara.
Prestasi Kerja
Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang Pegawai Negeri Sipil dalam
melaksanakan tugas yang dibebankan
kepadanya.
Berdasarkan hasil penelitian secara umum para pegawai negeri sipil pada 3 (tiga) puskesmas tersebut telah menunjukkan
prestasi kerja yang baik. Para pegawai yang ada memiliki kecakapan dan keterampilan dalam melaksanakan tugas mereka serta menguasai bidang tugasnya, dan hasil pekerjaan yang dihasilkan mencapai rata-rata. Kecakapan dan keterampilan dari para pegawai tersebut dapat dilihat dari latar belakang pendidikan, penempatan pegawai tersebut dalam pekerjaannya, dan kecakapan sesuai dengan profesi dan latar belakang pendidikan mereka.
Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah kesanggupan
seorang Pegawai Negeri Sipil menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya serta berani memikul resiko atas keputusan
yang diambilnya atau tindakan yang
dilakukannya.
Berdasarkan hasil penelitian, secara umum dapat disimpulkan bahwa para pegawai yang ada memiliki rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas mereka. Tanggung jawab pegawai dapat dilihat dari kemampuan mereka dalam menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat pada waktunya, meskipun sering masih ada juga pegawai
yang belum sepenuhnya mampu
menyelesaikan tugas mereka dengan baik dan tepat waktu. Hal ini diakibatkan karena ada faktor-faktor yang mempengaruhi dalam
pelaksanaan tugas tersebut, sehingga
penyelesaian tugas tersebut tertunda. Selain itu juga, dalam pengambilan keputusan para pegawai yang ada tidak berani mengambil resiko terhadap keputusan yang mereka
ambil, tentunya para pegawai melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan atasan sebelum mengambil keputusan.
Masing-masing pegawai sebenarnya memiliki rasa tanggung jawab, hanya tingkatan dan urgensinya berbeda-beda, bergantung pada beban tugas dan pekerjaan yang diserahkan kepadany (Sastrohadiwiryo, 2005).
Ketaatan
Ketaatan adalah kesanggupan seorang
Pegawai Negeri Sipil, untuk mentaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku, mentaati perintah kedinasan yang diberikan oleh atasan yang berwenang, serta kesanggupan untuk tidak melanggar larangan yang ditentukan.
Berdasarkan hasil penelitian, ketaatan dari para pegawai dalam melaksanakan tugas setiap hari, secara umum dapat dikatakan sudah cukup baik tetapi belum maksimal dalam pelaksanaannya. Ketaatan dari para pegawai dapat dilihat dari sikap mereka untuk mentaati perintah yang diberikan oleh atasan. Para pegawai yang ada memiliki sikap taat terhadap perintah yang diberikan oleh atasan mengenai pelaksanaan tugas
mereka, meskipun juga dalam
pelaksanaannya tidak semua yang
diperintahkan dapat dilaksanakan hal ini disebabkan karena ada juga faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi sehingga
menghambat pelaksanaan tugas tersebut. Ketaatan dari para pegawai dilihat juga dari ketaatan terhadap ketentuan jam kerja, Berdasarkan hasil wawancara, para informan
mengemukakan bahwa masih ada beberapa pegawai yang tidak taat terhadap jam kerja yang ada, tetapi hal tersebut tergantung dengan keadaan dari pegawai tersebut. Dan,
berdasarkan hasil observasi di lokasi
penelitian, ditemukan masih ada pegawai yang belum sepenuhnya menaati jam kerja yang ada entah jam masuk ataupun jam
pulang, sehingga hal tersebut dapat
mengakibatkan proses pelayanan kesehatan kepada masyarakat dapat terhambat.
Kejujuran
Kejujuran adalah ketulusan hati seorang Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan
tugas dan kemampuan untuk tidak
menyalahgunakan wewenang yang diberikan kepadanya.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa para pegawai yang ada memiliki sikap kejujuran yang baik, hal ini dapat dilihat dalam mereka melaksanakan tugas mereka. Kejujuran dari para pegawai tersebut dilihat dari kemampuan pegawai melaksanakan tugas dengan ikhlas dan sepenuh hati. Dalam melaksanakan tugas setiap hari, para pegawai selalu berusaha untuk dapat melaksanakan tugas mereka dengan ikhlas dan sepenuh hati. Kejujuran pegawai juga dapat dilihat dari pelaporan hasil pekerjaan mereka kepada
atasan sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya. Berdasarakan hasil penelitian para pegawai melaporkan hasil pekerjaan mereka kepada atasan sesuai dengan keadaan yang ada, apa yang mereka temukan ketika mereka melaksanakan tugas itu juga yang
mereka laporkan kepada atasan sesuai dengan keadaan yang ada.
Kejujuran menampakkan diri dalam komunikasi umpan balik yang jujur di antara
pimpinan, pekerja, dan rekan kerja.
Kejujuran termasuk dalam mengekspresikan pendapat, menyampaikan fakta, memberikan pertimbangan dan perasaan (Wibowo, 2010).
Kerjasama
Kerjasama adalah kemampuan seorang
Pegawai Negeri Sipil untuk bekerja bersama dengan orang lain dalam menyelesaikan tugas yang ditentukan, sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya.
Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar informan mengemukakan bahwa para pegawai mampu untuk bekerjasama dengan baik antar sesama rekan kerja maupun bekerjasama dengan atasan, meskipun dalam pelaksanaannya masih ditemukan adanya beberapa pegawai yang masih memiliki sifat egois. Kerjasama dari para pegawai juga dapat dilihat dari sikap para pegawai apakah selalu bersedia menerima keputusan yang diambil. Para pegawai yang ada juga selalu bersedia menerima keputusan yang diambil secara sah dengan penjelasan-penjelasan yang bisa diterima oleh para pegawai meskipun ia tak sependapat, dan para pegawai juga mampu untuk menghargai pendapat yang diberikan oleh sesama rekan kerja.
Kerjasama merupakan strategi kunci
untuk memberdayakan orang dan
dari kerjasama akan lebih besar daripada penjumlahan hasil kerja individu (Wibowo, 2010).
Prakarsa
Prakarsa adalah kemampuan seorang
Pegawai Negeri Sipil untuk mengambil
keputusan, langkah-langkah, atau
melaksanakan sesuatu tindakan yang
diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dari atasan.
Prakarsa yang dimiliki oleh para pegawai yang ada di 3 (tiga) Puskesmas dapat dikatakan cukup baik. Prakarsa dari para pegawai dapat dilihat dari kemampuan para pegawai dalam memberikan saran kepada atasan dalam pelaksanaan pekerjaan juga dalihat dari inisiatif yang dimiliki para pegawai. Para pegawai yang ada selalu berusaha untuk memberikan saran yang dipandang baik dan berguna kepada atasan baik diminta atau tidak diminta memberikan
pendapat mengenai atau yang ada
hubungannya dengan pelaksanaan tugas. Tetapi, belum semuanya memiliki inisiatif sendiri dalam melaksanakan tugas. Sebagian besar pegawai akan melaksanakan tugas jika mendapatkan petunjuk atau perintah dari atasan.
Kepemimpinan
Dalam penelitian ini, penilaian pada
komponen Kepemimpinan selain dilakukan terhadap 3 (tiga) orang pegawai negeri sipil yang memangku jabatan sebagai kepala puskesmas, dalam penelitian ini juga melihat apakah para pegawai yang ada di 3 (tiga)
Puskesmas memiliki sifat kepemimpinan atau tidak. Penilaian kinerja terkait dengan aspek kepemimpinan terhadap Kepala Puskesmas tersebut dilakukan oleh atasan dalam hal ini pejabat pada Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Selatan.
Secara umum, kepala puskesmas pada 3
(tiga) UPTD tersebut telah
mengimpelementasikan upaya kepemimpinan secara maksimal dalam melaksanakan tugas masing-masing. Para pegawai juga mampu menunjukkan sikap kepemimpinan yang di miliki mereka, meskipun mereka hanya pegawai yang menjabat sebagai bawahan tetapi mereka mampu menunjukkan sifat kepemimpinan yang baik karena. Para pegawai yang ada selalu berusaha untuk memupuk dan mengembangkan kerjasama antara atasan dan bawahan, selain itu juga para pegawai yang ada dalam melaksanakan tugas mereka, mereka mampu untuk dapat bertindak tegas dan tidak memihak, dan para pegawai yang ada mampu untuk saling memberikan motivasi antar sesama rekan kerja dalam menjalankan tugas setiap hari.
Kepemimpinan yang efektif juga dapat berdampak pada loyalitas kelompok. Hal ini lebih berfungsi untuk meningkatkan moral
kerja daripada membatasinya
(Sastrohadiwiryo, 2005).
PENUTUP Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini, yaitu:
1. Kesetiaan dari pegawai, pegawai yang
mereka telah memiliki kesanggupan dan tekad dalam menaati dan melaksanakan tugas mereka setiap hari. Sedangkan, para informan belum bisa mengerti mengenai setia dan taat pada Pancasila, UUD 1945, Negara, dan Pemerintah karena mereka lebih mengerti kesetiaan tersebut lewat kegiatan upacara-upacara.
2. Secara umum, para pegawai telah
menunjukkan prestasi kerja yang baik.
Para pegawai yang ada memiliki
kecakapan dan keterampilan dalam
melaksanakan tugas mereka serta
menguasai bidang tugasnya, dan hasil pekerjaan yang dihasilkan mencapai rata-rata.
3. Pegawai yang ada memiliki rasa
tanggung jawab dalam melaksanakan
tugas mereka. Mereka mampu
menyelesaikan tugas mereka dengan baik, meskipun sering masih ada juga pegawai
yang belum sepenuhnya mampu
menyelesaikan tugas mereka dengan baik dan tepat waktu. Dan, para pegawai yang ada tidak berani mengambil resiko terhadap keputusan yang mereka ambil, mereka melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan atasan.
4. Ketaatan dari para pegawai secara umum
dapat dikatakan baik. Para pegawai taat
terhadap perintah yang diberikan,
meskipun juga dalam pelaksanaannya tidak semua yang diperintahkan dapat dilaksanakan. Kemudian, ketaatan para pegawai terhadap jam kerja ditemukan bahwa masih ada beberapa pegawai yang tidak taat terhadap jam kerja yang ada,
tetapi hal tersebut tergantung dengan keadaan dari pegawai tersebut.
5. Para pegawai memiliki sikap kejujuran
yang baik, hal ini dapat dilihat dalam mereka melaksanakan tugas mereka. Dalam melaksanakan tugas setiap hari, para pegawai mampu untuk melaksanakan tugas mereka dengan ikhlas dan sepenuh hati. Dan, mereka melaporkan hasil pekerjaan mereka kepada atasan sesuai dengan keadaan yang ada.
6. Para pegawai mampu untuk bekerjasama
dengan baik antar sesama rekan kerja maupun bekerjasama dengan atasan, meskipun dalam pelaksanaannya masih ditemukan adanya beberapa pegawai yang masih memiliki sifat egois. Para pegawai juga selalu bersedia menerima keputusan yang diambil secara sah dan para pegawai juga mampu untuk menghargai pendapat yang diberikan oleh sesama rekan kerja. 7. Prakarsa yang dimiliki oleh para pegawai
dapat dikatakan cukup baik. Para pegawai yang ada selalu berusaha memberikan saran yang dipandang baik dan berguna kepada atasan, mengenai atau yang ada hubungannya dengan pelaksanaan tugas. Tetapi, para pegawai yang ada belum semuanya memiliki inisiatif sendiri dalam melaksanakan tugas. Sebagian besar pegawai akan melaksanakan tugas jika mendapatkan petunjuk atau perintah dari atasan.
8. Dalam penelitian ini, penilaian pada
komponen Kepemimpinan selain
dilakukan terhadap 3 (tiga) orang kepala puskesmas, dalam penelitian ini juga
melihat apakah para pegawai yang ada di
3 (tiga) Puskesmas memiliki sifat
kepemimpinan atau tidak. Secara umum, kepala puskesmas pada 3 (tiga) UPTD
tersebut telah mengimpelementasikan
upaya kepemimpinan secara maksimal
dalam melaksanakan tugas
masing-masing. Dan para pegawai yang ada yang
menjabat sebagai bawahan mereka
mampu menunjukkan sifat kepemimpinan yang baik. Para pegawai yang ada selalu
berusaha untuk memupuk dan
mengembangkan kerjasama antara atasan dan bawahan, selain itu juga para pegawai yang ada dalam melaksanakan tugas mereka, mereka mampu untuk dapat bertindak tegas dan tidak memihak, dan para pegawai yang ada mampu untuk saling memberikan motivasi antar sesama rekan kerja dalam menjalankan tugas setiap hari.
Saran
Dari hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka disarankan sebagai berikut:
1. Perlu ditingkatkannya pengawasan dan
pengendalian dari Kepala Puskesmas sebagai pimpinan terhadap para pegawai
ketika mereka melaksanakan tugas
mereka, terutama pengawasan terhadap jam kerja dari para pegawai.
2. Mengingat bahwa hasil penilaian kinerja
yang akurat sangat dibutuhkan instansi dalam pengambilan keputusan bidang
kepegawaian, hendaknya dalam
melakukan penilaian terhadap kinerja pegawai diusahakan lebih obyektif.
3. Mengingat bahwa setiap saat kinerja
pegawai diawasi oleh pimpinan sebagai pejabat penilai, maka diharapkan pegawai
juga dapat memperhatikan dengan
sungguh-sungguh terhadap kinerja dari masing-masing pegawai.
4. Pegawai hendaknya juga ikut
memperhatikan aspek-aspek penilaian
guna meningkatkan kinerjanya. Terlebih, pada aspek ketaatan. Diharapkan para pegawai juga bisa taat terhadap jam kerja yang ada sehingga dapat meningkatkan
pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, A. 2010.Pengantar Administrasi
Kesehatan. Jakarta: Binarupa Aksara
Depkes, RI. 2009. Sistem Kesehatan
Nasional. Jakarta
Ernawati, 2013. Kinerja Pegawai Sekretariat Dewan Pengurus Korps Pegawai Republik Indonesia di Kota Pontianak. Jurnal Administrasi Negara, Volume 2, No. 2, tahun 2013: 1-5, (-http://jurmafis.fisip.untan.ac.id//) (online) diakses pada 19 Agustus 2014
Lapau, B. 2013. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Sastrohadiwiryo. 2005. Manajemen Tenaga
Kerja Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara
Wibowo, 2010. Manajemen Kinerja Edisi
Ketiga. Jakarta: Divisi Buku Perguruan Tinggi PT. Raja Grafindo Persada