BAB V
5
ANALISIS DATA
5.1 Umum
Pada Bab ini akan dianalisis faktor-faktor dan kondisi eksisting yang telah dipaparkan di Bab sebelumnya. Faktor-faktor tersebut merupakan faktor berdasarkan hipotesa awal penyebab kurang bersaingnya moda kereta api dengan moda jalan raya, yaitu biaya dan waktu. Proses analisis pada Bab ini dibantu dengan menggunakan beberapa skema alternatif dalam peroses pengangkutan barang untuk mempermudah melakukan analisis perbandingan biaya multimoda. Dalam perhitungannya, biaya stuffing di pabrik tidak dimasukan ke dalam perhitungan biaya kegiatan. Karena biaya kegiatan tersebut merupakan biaya tidak langsung.
5.2 Biaya Operasi Kendaraan 5.2.1 Umum
Biaya operasi kendaraan (BOK) dipengaruhi oleh parameter fisik dari jalan serta tipe dan keadaan operasi kendaraan. Biaya operasi kendaraan (BOK) dari suatu kendaraan tergantung dari spesifikasi kendaraan tersebut. Biaya itu juga dipengaruhi oleh cara mengemudi kendaraan dan umur serta kondisi kendaraan itu sendiri. Kondisi kendaraan berhubungan erta dengan sejauh mana pemeliharaan dilakukan
Variabel yang tercakup dalam parameter fisik jalan antara lain geometrik jalan (lengkung horizontal, lengkung vertikal, lebar jalan), tipe pekerasan jalan (perkerasan lentur, perkerasan kaku) dan kondisi permukaan jalan serta keadaan lingkungan sekitar. Variabel uang mempengaruhi biaya operasi kendaraan (BOK) pada jalan urban dan rural berbeda. Pada jalan rural (antar kota), variabel yang paling mempengaruhi BOK ialah geometrik jalan dan tipe perkerasan. Sedang kan pada jalan urban (dalam kota), variabel yang mempengaruhi antara lain volume dan komposisi kendaraan serta kombinasi dan interaksi dari berbagai faktor lingkungan yang akan mempengaruhi pergerakan kendaraan.
5.2.2 Komponen Biaya Operasi Kendaraan
Untuk mencari nilai komponen-komponen biaya operasi kendaraan (BOK) kami melakukan survey ke perusahaan trucking. Survey dilakukan tanggal 20 sampai dengan 30 maret terhadap 10 perusahaan trucking. Kesepuluh perusahaan tersebut ialah :
x PT. Nirwana Surya
x PT. Tanah Selaras Mandiri
x PT. Tanah Makmur Panca Mandiri x PT. Pasir Indah
x PT. Hugar Matra x PT. Persada Cargo x PT. Kargo Mulia
x PT. Tirta Wijaya Sejahtera x PT. Indo Kemas
x PT. Tanah Sugih Mukti
Untuk memudahkan pencarian data, kami menggunakan kuesioner yang berisi beberapa pertanyaan yang harus diisi oleh perusahaan trucking tersebut. Bentuk keusioner beserta daftar pertanyaannya dapat dilihat di LAMPIRAN I.
Pada survei BOK dimana salah satu sumber data ialah operator kendaraan (perusahaan trucking), informasi yang didapat diusahakan seakurat mungkin dan dapat dipercaya oleh karena itu orang yang diwawancara hendaknya orang yang mengerti betul tentang operasi kendaraan misalnya montir, sopir atau pemilik perusahaan trucking. Selain itu, data yang diperoleh bisa di cross cek dengan sumber informasi lain seperti dari dealer kendaraan bermotor, toko suku cadang dll.
5.2.3 Perhitungan Biaya Operasi Kendaraan
Penelitian ini tidak melihat pengaruh parameter fisik jalan terhadap BOK, tetapi hanya melihat pengaruh fisik dari tipe dan keadaan operasi kendaraan. Variabel yang diperhatikan adalah :
1. Biaya variabel, biaya yang berhubungan dengan pengoperasian kendaraan. Semakin tinggi frekuensi pengoperasiannya semakin tinggi pula biaya variabel yang dikeluarkan.
Biaya variabel terdiri dari komponen biaya sebagai berikut : a. Biaya pemakaian bahan bakar
Pemakaian bahan bakar umumnya dinyatakan dalam Km/Liter. Peningkatan dalam Km/liter menyatakan penurunan dalam biaya. Faktor yang mempengaruhi jumlah pemakaian bahan bakar antara lain :
x Jenis kendaraan dan ukuran kendaraan x Iklim dan ketinggian lokasi
x Teknik mengemudi x Kondisi kendaraan x Load faktor x Permukaan jalan x Kecepatan kendaraan x Gradien dan curvature
b. Biaya pemakaian minyak pelumas
Biaya yang dikeluarkan untuk pembelian minyak pelumas/oli. Dinyatakan dalam liter/bulan. Faktor yang mempengaruhi pemakaian minyak pelumas antara lain : x Kondisi kendaraan
x Karakteristik jalan dan lalu lintas c. Biaya pemakaian ban
Umur ban umumnya dinyatakan dalam jarak pemakaian ban untuk km tertentu. Faktor yang mempengaruhi pemakaian ban antara lain :
x Teknik mengemudi x Iklim x Kualitas ban x Kondisi kendaraan x Load factor x Permukaan jalan x Gradien dan curvature x Kecepatan kendaraan d. Biaya pemeliharaan kendaraan
Pemeliharaan kendaraan terdiri dari servis perbaikan dan penggantian suku cadang. Faktor yang mempengaruhi pemeliharaan kendaraan :
x Umur dan kondisi kendaraan x Load factor
x Gradien dan curvature
x Kondisi dan jenis permukaan jalan x Kecepatan kendaraan
Besarnya biaya variabel per tahun dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
BV = BB + MP + Bn + PP Keterangan :
BV = Biaya variabel, per tahun BB = Biaya bahan bakar, per tahun MP = Biaya pelumas/oli, per tahun Bn = Biaya ban, per tahun
PP = Biaya pemeliharaan
2. Biaya tetap
Biaya tetap ini terdiri dari :
Biaya yang dikeluarkan untuk membayar upah supir dan kernet. Tidak ada kesulitan dalam menentukan biaya untuk upah pengemudi dan kernet.
b. Biaya administrasi
Yang dimaksud biaya administrasi ialah biaya yang harus dikeluarkan pemilik untuk setiap kendaraan yang menggunakan jalan umum. Biaya ini berbeda-beda tergantung dari tipe kendaraan. Biaya ini biasanya dibayarkan tiap tahun. Contoh biaya administrasi ialah biaya STNK.
c. Biaya asuransi
Biaya yang dikeluarkan untuk membayar tarif premi tahunan. Tujuan membayar asuransi ini adalah untuk menghindari resiko mengeluarkan biaya perbaikan kendaraan jika terjadi kecelakaan, atau dari resiko kehilangan akibat pencurian kendaraan bermotor yang bersangkutan. Biaya asuransi diwajibkan di beberapa negara, sehingga hal ini harus dimasukkan sebagai salah satu variabel dalam menghitung BOK
d. Biaya overhead
Biaya overhead didefinisikan sebagai biaya-biaya lainnya yang penting dari operasi kendaraan yang tidak dapat secara langsung dalam komponen biaya diatas. Contoh biaya sewa kantor, gaji pegawai non sopir dan kernet, biaya telepon, biaya listrik, dll
e. Depresiasi (penyusutan)
Depresiasi ialah nilai kendaraan akibat pemakaian, biasanya akan meningkat seiring dengan jarak tmpuh dan umur kendaraan (Pelensky, 1970). Depresiasi diadakan dengan tujuan untuk mengembalikan modal yang diinvestasikan dalam suatu bentuk dana cadangan. Faktor yang mempengaruhi depresiasi antara lain :
x Kondisi dan umur kendaraan x Load factor
x Keadaan dan kondisi permukaan jalan
Untuk menentukan berapa besarnya biaya penyusutan, dapat dihitung secara matematis dengan mengunakan rumus yang disebut dengan metode garis lurus, Yaitu : n S HP P Keterangan :
P = Penyusutan per periode HP = Harga perolehan kendaraan S = Nilai sisa kendaraan n = Umur ekonomis kendaraan
Dari uraian komponen biaya tetap sebagaimana tersebut diatas, maka untuk menentukan Biaya Tetap (BT) per tahun dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
BT = P + A + PK + GPK + OH Keterangan :
BT = Biaya tetap, per tahun
P = Biaya penyusutan (depresiasi), per tahun A = Biaya asuransi, per tahun
PK = Pajak kendaraan bermotor, per tahun GPK = Gaji pengemudi dan kernet
OH = Biaya over head
Perhitungan Biaya Operasi Kendaraan (BOK) digunakan untuk mencari nilai biaya persatuan jarak (Rp/Km) untuk moda jalan raya. Nilai BOK dihitung dengan persamaan :
BOK = Biaya Tetap (BT) + Biaya Variabel (BV) Dimana :
Biaya Tetap terdiri dari:
x Biaya asuransi kendaraan x Biaya awak
x Biaya overhead
x Biaya adminstrasi kendaraan x Biaya penyusutan
Biaya variabel terdiri dari: x Biaya penggunaan ban x Biaya bbm
x Biaya pelumas x Biaya pemeliharaan
Dari hasil survei BOK didapat 2 jenis kendaraan yang biasa digunakan oleh perusahaan trucking untuk proses pengangkutan, yaitu Jenis truk Mitsubishi Fuso dan Nissan Diesel. Total jumlah kendaraan yang digunakan untuk perhitungan BOK dari 10 perusahaan truking adalah 74 truk (28 truk jenis Mitsubishi Fuso dan 46 truk jenis Nissan Diesel).
Berikut nilai rata-rata BOK beserta Standar Deviasinya dari sepuluh perusahaan trucking untuk 2 jenis kendaraan. Untuk perhitungan lebih lengkap dapat dilihat di LAMPIRAN A.
Tabel 5.1 Rekapitulasi BOK (Rp/truk/km)
Jenis Truk Kapasitas Kontaner (Feet) BOK (Rp/truk/km) Standar Deviasi
Mitsubishi Fuso 40 7240.70 979.80
Nissan Diesel 20 4492.12 506.81
Tabel 5.2 Rekapitulasi BOK (Rp/MT/km)
Jenis Truk Kapasitas Kontaner (Feet) BOK (Rp/MT/km) Standar Deviasi
Mitsubishi Fuso 40 362.03 48.99
Tabel 5.3 Rekapitulasi BOK (Rp/TEU/km)
Jenis Truk Kapasitas Kontaner (Feet) BOK (Rp/TEU/km) Standar Deviasi
Mitsubishi Fuso 40 3620.35 489.90
Nissan Diesel 20 4492.12 506.81
5.3 Fungsi Biaya Transportasi 5.3.1 Umum
Salah satu output yang dihasilkan oleh tugas akhir ini ialah fungsi biaya transportasi untuk masing-masing alternatif, yang menggunakan truk sendiri (A) dan menggunakan truk sewa (B), sehingga dari grafik tersebut dapat diketahui perbandingan biaya untuk tiap alternatif dan dapat diketahui alternatif mana yang paling menguntungkan dan paling merugikan bagi shiper. Dalam perhitungannya biaya stuffingdi pabrik tidak dimasukkan karena biaya tersebut tidak termasuk biaya yang dikeluarkan secara langsung oleh pihak shiper.
5.3.2 Fungsi Biaya Transportasi Alternatif A1 (Unimoda)
Pada alternatif A1 diasumsikan shipper mempunyai truk sendiri (Ts) dan menggunakan jalur jalan raya untuk mengirimkan barang komoditasnya ke Pelabuhan Tanjung Priok. Oleh karena itu komponen biaya yang dikenakan pada alternatif A1 ialah :
x Biaya operasi kendaraan (BOK) dalam satuan Rp/truk/km x Biaya pengurusan dokumen
x Biaya lift on lift off peti kemas di JICT
Tabel 5.4 Rekapitulasi Perhitungan Alternatif A1 20 kaki 40 kaki 1 Biaya Operasi Kendaraan dari
pabrik sampai Tanjung Priok 781.628 1.259.881 2 Tarif jalan Tol Padaleunyi 8.500 8.500 3 Tarif jalan Tol Cikampek 18.500 18.500 4 Biaya Jasa Terminal di
Dermaga JICT 215.250 325.800 1.023.878 1.612.681 102.388 80.634 1.023.878 806.341 588 463 Biaya/MT/Km
Ukuran Peti Kemas
Total Biaya (Rp/Truk) Biaya/MT Biaya/TEUS
No Komponen Biaya
Keterangan: - Jarak Bandung Jakarta = 174 Km - Berat muatan peti kemas 20 kaki = 10 ton - Berat muatan peti kemas 40 kaki = 20 ton
Fungsi biaya Transportasi Alternatif A1 dibagi dalam 2 jenis Kapasitas kontainer yang juga memiliki jenis truk yang berbeda. Untuk kontainer dengan ukuran 40 Feet menggunakan truk jenis Mitsubishi Fuso dan kontainer ukuran 20 Feet menggunakan truk jenis Nissan
Diesel. Berikut adalah grafik perbandingan Fungsi Biaya Transportasi antara kontainer ukuran 40” dengan 20”. Untuk perhitungan detail dapat di lihat pada LAMPIRAN D.
Fungsi Biaya Transportasi Alternatif A1 (Zona 1)
0 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000 1400000 1600000 1800000 2000000 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 Stationing A k umulasi B iaya
40 Feet (Fuso) 20 Feet (Nissan) Gambar 5.1 Grafik Fungsi Biaya Transportasi Alternatif A1
5.3.3 Fungsi Biaya Transportasi Alternatif A2 (Ts– KA – Tw)
Pada alternatif A2 diasumsikan shipper mempunyai truk sendiri (Ts) dan menggunakan jalur kereta api melalui TPKB Gedebage untuk mengirimkan barang komoditasnya ke Pelabuhan Tanjung Priok. Oleh karena itu komponen biaya yang dikenakan pada alternatif A2 ialah :
x Biaya operasi kendaraan (BOK) x Biaya pengurusan dokumen
x Biaya lift on lift off peti kemas di TPKB Gedebage x Biaya angkutan kereta api
x Biaya lift on lift off di Pasoso x Biaya trucking dari pasoso ke JICT x Biaya lift on lift off di JICT
Tabel 5.5 Rekapitulasi Perhitungan Alternatif A2 20 kaki 40 kaki
1 Biaya Operasi Kendaraan dari
pabrik sampai TPKB 44.921 72.407
2 Biaya Jasa Terminal di TPKB 63.000 88.500
3 Biaya perpindahan Kereta Api 353.980 353.980
4 Biaya Jasa Terminal di Pasoso 89.000 134.000
5 Biaya perpindahan dari Pasoso
ke Dermaga JICT 95.500 123.000
6 Biaya Jasa Terminal di
Dermaga JICT 215.500 325.800 861.901 1.097.687 86.190 54.884 861.901 548.843 427 272 Biaya/MT Biaya/TEUS Biaya/MT/Km
Ukuran Peti Kemas
Total Biaya (Rp/Truk)
No Komponen Biaya
Keterangan: - Jarak Bandung Jakarta (moda kereta)= 202 Km - Berat muatan peti kemas 20 kaki = 10 ton - Berat muatan peti kemas 40 kaki = 20 ton
Dengan banyaknya kegiatan pengangkutan pada titik-titik perpindahan moda maka akan menambah jumlah biaya pada Fungsi Biaya Transportasi. Berikut adalah Grafik Fungsi Biaya Transportasi Alternatif A2 untuk jenis kontainer 40 Feet dan 20 Feet untuk zona 1. Untuk perhitungan detail dapat di lihat pada LAMPIRAN D.
Fungsi Biaya Transportasi Alternatif A2 (Zona 1)
0 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000 0 50 100 150 200 Stationing A k u m u lasi B iaya
40 Feet (Fuso) 20 Feet (Nissan)
Gambar 5.2 Grafik Fungsi Biaya Transportasi Alternatif A2.
5.3.4 Fungsi Biaya Transportasi Alternatif B1 (Truk Sewa)
Pada alternatif B1 diasumsikan shipper menyewa truk (Tw) dari perusahaan trucking dan menggunakan jalur jalan raya untuk mengirimkan barang komoditasnya ke Pelabuhan Tanjung Priok. Oleh karena itu komponen biaya yang dikenakan pada alternatif B1 ialah :
x Biaya sewa truk
x Biaya pengurusan dokumen
x Biaya lift on lift off peti kemas di JICT Dengan rincian biaya sebagai berikut :
Tabel 5.6 Rekapitulasi Perhitungan Alternatif B1 20 kaki 40 kaki
1 Tarif pengangkutan dari pabrik
sampai Tanjung Priok 1.500.000 2.000.000
2 Biaya Jasa Terminal di
Dermaga JICT 215.250 325.800 1.715.250 2.325.800 171.525 116.290 1.715.250 1.162.900 986 668 Biaya/MT/Km
Ukuran Peti Kemas
Total Biaya (Rp/Truk) Biaya/MT Biaya/TEUS
No Komponen Biaya
Keterangan: - Jarak Bandung Jakarta = 174 Km - Berat muatan peti kemas 20 kaki = 10 ton - Berat muatan peti kemas 40 kaki = 20 ton
Berikut ditampilkan Grafik Fungsi biaya transportasi dari hasil rekapitulasi diatas. Untuk perhitungan detail dapat di lihat pada LAMPIRAN D.
Fungsi Biaya Transportasi Alternatif B1
0 500000 1000000 1500000 2000000 2500000 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 Stationing (Km ) A k u m u lasi B iaya ( R p /t ru k ) 40 TEUS (Fuso) 20 TEUS (Nissan)
Gambar 5.3 Grafik Fungsi Biaya Transportasi Alternatif B1
5.3.5 Fungsi Biaya Transportasi Alternatif B2 (Tw– KA – Tw)
Pada alternatif B2 diasumsikan shipper menyewa truk (Tw) dari perusahaan trucking dan menggunakan jalur kereta api melalui TPKB Gedebage untuk mengirimkan barang komoditasnya ke Pelabuhan Tanjung Priok. Oleh karena itu komponen biaya yang dikenakan pada alternatif B2 ialah :
x Biaya pengurusan dokumen
x Biaya lift on lift off peti kemas di TPKB Gedebage x Biaya angkutan kereta api
x Biaya lift on lift off di Pasoso x Biaya trucking dari pasoso ke JICT x Biaya lift on lift off di JICT
Dengan rincian biaya sebagai berikut :
Tabel 5.7 Rekapitulasi Perhitungan Alternatif B2 20 kaki 40 kaki 1 Tarif pengangkutan dari pabrik
sampai TPKB 375.000 525.000
2 Biaya Jasa Terminal di TPKB 63.000 88.500 3 Biaya perpindahan Kereta Api 353.980 353.980 4 Biaya Jasa Terminal di Pasoso 89.000 134.000 5 Biaya perpindahan dari Pasoso
ke Dermaga JICT 95.500 123.000
6 Biaya Jasa Terminal di
Dermaga JICT 215.500 325.800 1.191.980 1.550.280 119.198 77.514 1.191.980 775.140 590 384 Biaya/MT/Km
Ukuran Peti Kemas
Biaya/MT Biaya/TEUS
No Komponen Biaya
Total Biaya (Rp/Truk)
Keterangan: - Jarak Bandung Jakarta (moda kereta)= 202 Km - Berat muatan peti kemas 20 kaki = 10 ton - Berat muatan peti kemas 40 kaki = 20 ton
Berikut ditampilkan Grafik Fungsi biaya transportasi dari hasil rekapitulasi diatas. Untuk perhitungan detail dapat di lihat pada LAMPIRAN D.
Fungsi Biaya Transportasi Alternatif B2 (Zona 1)
0 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000 1400000 1600000 1800000 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 Stationing (Km) Aku mula si B iaya (Rp)
40 TEUS (Fuso) 20 TEUS (Nissan)
5.4 Nilai Waktu Barang 5.4.1 Umum
Menurut Tavasszy, nilai waktu barang dipengaruhi oleh faktor nilai barang itu sendiri dan faktor penyusutan nilai barang akibat karakteristik barang itu sendiri ataupun perlakuan yang diterimanya. Nilai waktu barang merupakan faktor resiko terhadap nilai barang yang hilang, dapat disebabkan turunnya atau rusaknya nilai kegunaan barang ataupun sejumlah barang yang hilang dalam perjalanan. Nilai waktu barang dapat dicari dengan persamaan :
)
(p z i
v
ag g g g
Dimana : ag: nilai waktu produk vg: nilai produk (Rp/MT) pg : faktor kerusakan (1/t) zg : faktor resiko (1/t) i : faktor diskonto (1/t)
Nilai waktu barang dapat ditentukan dari dua kondisi dasar, yaitu :
1. Jenis barang dan perlakuannya (kemasan), nilai waktu barang berbeda akibat kemasan yang dilakukan terhadap barang tersebut. General kargo tentu lebih cepat rusak dan hilang daripada barang curah, yang biasanya berupa mineral dan barang tambang 2. Moda yang dipakai (Traksi Moda), moda yang dipakai juga menentukan tingkat safety,
berkaitan dengan risk factor. Moda jalan tentu mempunyai resiko yang lebih dibanding moda rel.
Untuk angkutan barang berjenis general kargo nilai waktu produk dicari dengan persamaan:
/ 96
( (1 )T )) /
g g g
a v v s Rp MT
Dimana : ag: nilai waktu produk vg: nilai produk (Rp/MT) s : nilai penyusutan T : waktu perjalanan (jam) (Sumber : Tugas Akhir Alfa-Dody, 2003) 5.4.2 Perhitungan Nilai Waktu Barang
Pada Bab 4 telah dijabarkan waktu pelayanan untuk setiap jenis kegiatan dimana berdampak pada penambahan nilai waktu barang. Oleh karena itu jika waktu pelayanan semakin kecil maka penambahan nilai waktu barang pun akan kecil.
Pada tugas akhir ini angkutan barang diasumsikan berjenis general kargo yaitu barang-barang umum dengan perlakuan yang umum mempunyai nilai barang-barang rata-rata sebesar Rp 5.000.000/MT, mempunyai nilai penyusutan barang sebesar 10 %. Sehingga rumus yang digunakan untuk menghitung nilai waktu barang adalah :
Untuk menghitung nilai diperlukan kecepatan rata-rata truk. Dari data-data yang didapat, diasumsikan kecepatan rata-rata di tiap ruas jalan adalah sebagai berikut :
x Kecepatan rata-rata di daerah perkotaan : 20 Km/jam x Kecepatan rata-rata di jalan antar kota : 40 Km/jam x Kecepatan rata-rata di jalan tol : 60 Km/jam
Dalam perhitungan nilai waktu barang, setiap alternatif dengan jalur yang sama akan memiliki nilai waktu barang yang sama. Sehingga alternatif A1 dengan B1 akan memiliki nilai waktu yang sama dan alternatif A2 dengan alternatif B2 akan memiliki nlai waktu yang sama juga. Berikut Tabel dan grafik perbandingan nilai waktu tiap alternatif dengan asumsi lokasi pabrik berada pada zona 1. Untuk perhitungan detail dapat di lihat pada LAMPIRAN E.
Tabel 5.8 Nilai waktu Alternatif A1 & B1
20 kaki 40 kaki
1 Nilai waktu perpindahan di
perkotaan 4.114 4.114
2 Nilai waktu perpindahan di
Tol Panci 2.012 2.012
3 Nilai waktu perpindahan di
Jalan Nasional 7.814 7.814 4 Nilai waktu perpindahan di
Tol Cikampek 6.855 6.855
5 Nilai waktu perpindahan di
Jakarta 2.743 2.743
6 Nilai waktu kegiatan di
Dermaga 1.006 1.006
24.543 24.543
245.430 490.860
Biaya/kontainer
Ukuran Peti Kemas Komponen Nilai Waktu
No
Total Biaya (Rp/MT)
Keterangan: - Jarak Bandung Jakarta = 174 Km - Berat muatan peti kemas 20 kaki = 10 ton - Berat muatan peti kemas 40 kaki = 20 ton
Tabel 5.9 Nilai waktu Alternatif A2 & B2 20 kaki 40 kaki
1 Nilai waktu perpindahan dari
pabrik ke TPKB 2.743 2.743
2 Nilai waktu kegiatan di
TPKB 9.642 9.642
3 Nilai waktu perpindahan
Kereta Api 30.090 30.090
4 Nilai waktu kegiatan di
Pasoso 457 457
5 Nilai waktu perpindahan dari
Pasoso ke Dermaga JICT 1.372 1.372
6 Nilai waktu kegiatan di
Dermaga JICT 1.006 1.006
45.311 45.311 453.105 906.211 Ukuran Peti Kemas
Total Biaya (Rp/MT) Biaya/kontainer
No Komponen Nilai Waktu
Keterangan: - Jarak Bandung Jakarta (moda kereta)= 202 Km - Berat muatan peti kemas 20 kaki = 10 ton - Berat muatan peti kemas 40 kaki = 20 ton
Perbandingan Nilai Waktu
0 10000 20000 30000 40000 50000 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 10 0 11 0 12 0 13 0 14 0 15 0 16 0 17 0 18 0 19 0 20 0 Stationing (Km) Ni la i W akt u
Alternatif A2 & B2 Alternatif A1 & B1 Gambar 5.5 Grafik Perbandingan Nilai Waktu
5.5 Fungsi Biaya Transportasi Gabungan
5.5.1 Fungsi Biaya Transportasi Gabungan (Biaya)
Perbandingan Biaya untuk masing-masing alternatif tanpa nilai waktu dapat dilihat pada
Gambar 5.6 untuk peti kemas ukuran 40 Feet dan Gambar 5.7 untuk peti kemas ukuran 20 Feet.
Perbandingan Biaya Transportasi (40 Feet) 0 500000 1000000 1500000 2000000 2500000 0 50 100 150 200 Stationing (km) B iaya (R p)
Alternatif A1 Alternatif A2 Alternatif B1 Alternatif B2 Gambar 5.6 Perbandingan Biaya Transportasi Ukuran 40 Kaki
Perbandingan Biaya Transportasi (20 Feet)
0 500000 1000000 1500000 2000000 0 50 100 150 200 Stationing (Km) B iaya (Rp)
Alternatif A1 Alternatif A2 Alternatif B1 Alternatif B2 Gambar 5.7 Perbandingan Biaya Transportasi Ukuran 20 Kaki
5.5.2 Fungsi Biaya Transportasi Gabungan (Nilai Waktu Dan Biaya)
Fungsi biaya transportasi gabungan merupakan hasil akumulasi antara kuantitas biaya yang dikeluarkan dengan nilai waktu yang terpakai selama barang tersebut mengalami proses perpindahan dari pabrik sampai Dermaga Tanjung Priok. Gambaran total biaya gabungan dapat dilihat pada Tabel 5.10 berikut.
Tabel 5.10 Rekapitulasi Komponen Biaya Gabungan Total Biaya (Rp/Kontainer) Alternatif
Peti kemas 20 Kaki Peti kemas 40 kaki Alternatif A1 (unimoda) 1.269.308 2.103.541 Alternatif A2 (Ts-KA-Tw) 1.315.007 2.003.898 Alternatif B1 (Truk Sewa) 1.960.680 2.816.660 Alternatif B2 (Tw-KA-Tw) 1.645.085 2.456.491
Dari Tabel 5.10 dapat dilihat bahwa Alternatif A2 untuk ukuran 40 kaki memiliki nilai total paling kecil dan Alternatif B1 memiliki nilai total yang paling besar. Tetapi untuk ukuran 20 kaki, Alternatif A1 yang memiliki nilai total terkecil dan Alternatif B1 memiliki nilai terbesar. Berikut akan ditampilkan 2 grafik perbandingan fungsi biaya transportasi tiap alternatif yang dibedakan dalam ukuran peti kemas, yaitu ukuran 40 kaki dan 20 kaki. Untuk perhitungan detail dapat di lihat pada LAMPIRAN F.
Fungsi Biaya Transportasi Ukuran 20 Kaki
0 500000 1000000 1500000 2000000 2500000 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 Stationing (Km) Total C o st (R p/ kontainer ) Alternatif A1 Alternatif A2 Alternatif B1 Alternatif B2
Fungsi Biaya Transportasi Ukuran 40 Kaki 0 500000 1000000 1500000 2000000 2500000 3000000 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 Stationing (Km) Total C o st ( R p/kontainer ) Alternatif A1 Alternatif A2 Alternatif B1 Alternatif B2