• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.3 Tujuan Penelitian - PENGARUH UMUR PINDAH BIBIT DAN DOSIS PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT COKLAT (Theobroma cacao L - Repository utu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "1.3 Tujuan Penelitian - PENGARUH UMUR PINDAH BIBIT DAN DOSIS PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT COKLAT (Theobroma cacao L - Repository utu"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 LatarBelakang

Tanaman Coklat (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditi unggulan Indonesia, baik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun kebutuhan ekspor, serta memiliki prospek yang cukup cerah pada era globalisasi persaingan pasar bebas, yang tujuannya untuk meningkatkan pendapatan devisa negara. Dengan demikian perluasan tanaman kakao perlu terus ditingkatkan. Untuk meningkatkan produksi tanaman kakao, pemilihan bibit merupakan langkah pertama yang harus diperhatikan (Rukmana, 2004).

Salah satu faktor penting dalam kegiatan pembibitan adalah penentuan umur pindah bibit coklat dari prenursery menuju nursery membutuhkan penetapan waktu yang tepat. Karena apabila terlalu cepat dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan berupa kematian pada saat akan dipindahkan ke polybag. Namun, apabila terlambat juga akan menghambat pertumbuhan bibit tersebut untuk pertumbuhan selanjutnya. Pemindahan bibit dari prenursery menuju nursery dilakukan antara umur 5-7 hari setelah semai (kecambah) (Atmawati, 2007).

Salah satu faktor untuk menghasilkan pertumbuhan yang baik bagi tanaman coklat, dapat digunakan pupuk sebagai sumber nutrisi bagi tanaman. Urea merupakan salah satu sumber nutrisinya bagi pertumbuhan bibit dan tanaman coklat setelah dari penyemaian (Rosmarkam danYuwono, 2002).

Urea merupakan elemen hara yang penting bagi pertumbuhan tanaman. Sumber utama Nitrogen di dalam tanah yaitu bahan organik tanah. Pada pembibitan coklat, unsur hara ini akan sangat berpengaruh bagi pertumbuhan awal

(2)

pada saat perkecambahan dan pertumbuhan tanaman dalam pembibitan (Rosmarkam danYuwono, 2002).

Beberapa manfaat yang dapat diberikan dan penggunaan unsur hara urea diantaranya: merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, merupakan bagian dari sel (organ) tanaman itu sendiri, berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman, merangsang pertumbuhan vegetatif (warna hijau) sepertidaun (Rosmarkam danYuwono, 2002).

Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh umur pindah bibit dan dosis pupuk urea terhadap pertumbuhan bibit coklat. (Theobroma cacao L.).

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh umur pindah bibit dan dosis pupuk urea terhadap pertumbuhan bibit coklat.

1.4 Hipotesis Penelitian

a. Umur Pindah Bibit berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit coklat. b. Dosis pupuk urea berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit coklat.

c. Terdapat interaksi antara umur pindah bibit dan dosis pupuk urea Terhadap pertumbuhan bibit coklat.

(3)

2.1. Botani Tanaman Coklat 2.1.1. Klasifikasi Tanaman

Menurut Cahyono (2007) Klasifikasi tanaman Coklat adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Malvales Familia : Sterculiaceae Genus : Theobroma

Spesies : Theobroma cacao L.

2.2 Morfologi Tanaman Coklat a. Batang dan Cabang

Menurut Hall (1932 dalam Marzuki, 2004), Tinggi tanaman coklat jika dibudidayakan di kebun maka tinggi tanaman coklat umur 3 tahun mencapai 1,8 – 3 meter dan pada umur 12 tahun dapat mencapai 4,5 – 7 meter. Tinggi tanaman tersebut beragam, dipengaruhi oleh intensitas naungan dan faktor-faktor tumbuh yang tersedia (Cahyono, 2007).

Marzuki (2004), juga menyatakan bahwa tanaman coklat bersifat dimorfisme, artinya mempunyai dua bentuk tunas vegetatif. Tunas yang arah pertumbuhannya ke atas disebut dengan tunas ortotrop atau tunas air (wiwilan

(4)

atau chupon), sedangkan tunas yang arah pertumbuhannya ke samping disebut dengan plagiotrop (cabang kipas atau fan) (Cahyono, 2007)

Tanaman coklat asal biji, setelah mencapai tinggi 0,9 – 1,5 meter akan berhenti tumbuh dan membentuk jorket (jorquette). Jorket adalah tempat percabangan dari pola percabangan ortotrop ke plagiotrop dan khas hanya pada tanaman coklat (Rukmana, 2004).

b.Daun

Sama dengan sifat percabangannya, daun coklat juga bersifat dimorfisme. Pada tunas ortotrop, tangkai daunnya panjang, yaitu 7,5-10 cm sedangkan pada tunas plagiotrop panjang tangkai daunnya hanya sekitar 2,5 cm (Hall (1932) dalam Marzuki, 2004). Tangkai daun bentuknya silinder dan bersisik halus, bergantung pada tipenya (Hall (1932) dalam Cahyono, 2007).

Cahyono, (2007), juga menjelaskan bahwa salah satu sifat khusus daun coklat yaitu adanya dua persendian (articulation) yang terletak di pangkal dan ujung tangkai daunyang membuat daun mampu membuat gerakan untuk menyesuaikan dengan arah datangnya sinar matahari. Bentuk helai daun bulat memanjang (oblongus), ujung daun meruncing (acuminatus) dan pangkal daun runcing (acutus).Susunan daun tulang menyirip dan tulang daun menonjol ke permukaan bawah helai daun.Tepi daun rata, dagingdaun tipis. Warna daun dewasa hijau tua bergantung pada kultivarnya. Panjang daun dewasa 30 cm dan lebarnya 10 cm. Permukaan daun licin dan mengkilap (Cahyono, 2007).

(5)

Tanaman coklat bersifat kauliflori, artinya bunga tumbuh dan berkembang

dari bekas ketiak daun pada batang dan cabang. Tempat tumbuh bunga tersebut semakin lama semakin membesar dan menebal atau biasa disebut denganbantalan bunga (cushioll). Bunga coklat mempunyai rumus K5C5A5+5G (5) artinya, bunga disusun oleh 5 daun kelopak yang bebas satu sama lain, 5 daun mahkota, 10 tangkai sari yang tersusun dalam 2 lingkaran dan masing-masing terdiri dari 5 tangkai sari tetapi hanya 1 lingkaran yang fertil, dan 5 daun buah yang bersatu (Anonymus, 2013).

Bunga coklat berwarna putih, ungu atau kemerahan. Warna yang kuat terdapat pada benang sari dan daun mahkota.Warna bunga ini khas untuk setiap kultivar. Tangkai bunga kecil tetapi panjang (1-1,5 cm). Daun mahkota panjangnya 6-8 mm, terdiri atas dua bagian.Bagian pangkal berbentuk seperti kuku binatang (claw) dan bisanya terdapat dua garis merah.Bagian ujungnya berupa lembaran tipis, fleksibel, dan berwarna putih (Rukmana, 2004).

d.Buah dan Biji

Warna buah coklat sangat beragam, tetapi pada dasarnya hanya ada dua macam warna. Buah yang ketika muda berwarna hijau atau hijau agak putih jika sudah masak akan berwarna kuning. Sementara itu, buah yang ketika muda berwarna merah, setelah masak berwarna jingga (oranye) (Anonymus, 2013).

(6)

masak setelah berumur enam bulan. Pada saat itu ukurannya beragam, dari panjang 10 hingga 30 cm, pada kultivar dan faktor-faktor lingkungan selama perkembangan buah (Cahyono, 2007).

2.3 Syarat Pertumbuhan Coklat 1. Iklim

Ditinjau dari wilayah penanamannya, cokelat ditanam pada daerah-daerah yang berada pada 10oLU-10oLS. Areal penanaman cokelat yang ideal adalah daerah-daerah bercurah hujan 1.100-3.000 mm/tahun. Suhu udara ideal bagi pertumbuhan cokelat adalah 30-32oC (maksimum) dan 18-21oC (minimum). Berdasarkan keadaan iklim di Indonesia, suhu udara 25–26oC merupakan suhu udara rata-rata tahunan tanpa faktor pembatas. Karena itu, daerah-daerah tersebut sangat cocok jika ditanami cokelat. Cahaya matahari yang terlalu banyak menyoroti tanaman cokelat akan menyebabkan lilit batang kecil, daun sempit dan tanaman relatif pendek (Cahyono, 2007).

2. Tanah

Pertumbuhan bibit tanaman coklat terbaik diperoleh pada tanah yang didominasi oleh :

a) Mineral liat smektit dan berturut-turut diikuti oleh tanah yang mengandung khlorit, kaolinit dan haloisit.

b) Tanaman cokelat dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki keasaman (pH) 6-7,5.

(7)

d) Faktor kemiringan lahan sangat menentukan kedalaman air tanah. Pembuatan teras pada lahan yang kemiringannya 8% dan 25% masing-masing dengan lebar minimal 1 m dan 1,5 m. Sedangkan lahan yang kemiringannya lebih dari 40% sebaiknya tidak ditanami cokelat. Daerah yang cocok untuk penanaman cokelat adalah lahan yang berada pada ketinggian 200-700 m dpl (Cahyono, 2007).

2.4 Teknik Penyemaian Benih 1. Penyiapan Benih

Buah dipotong membujur, lalu benih yang berada di bagian tengah diambil sebanyak 20-25. Bersihkan lendir buah dengan meremas-remasnya dalam serbuk gergaji lalu dicuci dengan air dan direndam dengan fungisida.Benih dijemur di bawah sinar matahari.Benih yang baik memiliki daya kecambah sedikitnya 80% (Cahyono, 2007).

2. Pembuatan Bedengan

(8)

selanjutnya dilakukan dua kali sehari dan disemprot insektisida jika perlu.Keping biji terbuka tidak serentak sehingga perlu dibantu dengan tangan.Setelah 4-5 hari di persemaian benih sudah berkecambah dan siap dipindahtanamkan ke polybag.

3. Penyemaian

Untuk mendapatkan bibit pohon kakao, cara generatif bisa dilakukan dengan penyemaian biji buah coklat. Selain itu, pembibitan dapat pula dilakukan secara vegetatif dengan menggunakan teknik stek maupun okulasi. Namun, sebelum bisa ditanam di lahan, bibit tanaman coklat tersebut sebaiknya sudah berusia 4-5 bulan dengan tinggi pohon 50-60 cm. Helaian daun pada bibit paling tidak sudah berjumlah 20-40 helai dengan minimal daun tua berjumlah 4 helai. Batang harus berdiameter 8 mm dan bibit tersebut harus dalam keadaan sehat (Rukmana, 2004).

Jumlah bibit yang diperlukan dalam budidaya coklat sangat tergantung pada luas lahan serta jarak tanam yang dipilih.Jarak tanam perlu dipertimbangkan dengan baik dengan melihat jenis tanah serta iklim di areal penanaman. Sebagai contoh, bibit sejumlah 1.650 batang diperlukan untuk setiap hektar lahan jika jarak tanam yang dipilih adalah 2,4 x 2,4 meter. Akan tetapi, jika jarak tanam yang dipilih adalah 5 x 5 m, bibit yang diperlukan hanya 400 batang (Rukmana, 2004).

(9)

suara dan jika diketuk dengan tangan timbul gema. Bibit yang baik harus memenuhi persyaratan, antara lain:

a) Pertumbuhan bibit normal, yaitu tidak kerdil dan tidak terlalu jagur. b) Bebas hama dan penyakit serta kerusakan lainnya.

c) Berumur 4–6 bulan.

4. Umur Pindah

Umur pindah bibit tanaman coklat sebelum dipindahkan dari prenurseri ke nursery dapat dilakukan sesuai dengan ketepatan waktu dan kondisi bibit, hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memaksimalkan pertumbuhan pada saat dipembibitan di lapangan (Cahyono, 2007).

Secara umum umur pindah bibit dapat dimulai pada saat bibit berumur 5; 7; dan 10 hari. Hal ini harus dilakukan dengan cara sangat hati-hati, karena apabila salah, dapat berakibat fatal pada saat pertumbuhan bibit di nursery (Rukmana, 2004).

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Arif, dkk. (2009), tentang pembibitan coklat, menunjukkan bahwa umur pindah 0, 10-13, dan 16 hari sedangkan perbedaan pemupukan urea sebagai dalam berbagai bentuk pada penanaman benih langsung memperlihatkan pertumbuhan bibit yang kurang baik dari pada pemupukan urea pada perlakuan pindah tanam. Kombinasi perlakuan penanaman biji langsung, pindah tanam umur 10, 16 hari dengan pemupukan urea menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik tetapi umur pindah 10 hari lebih baik lagi.

(10)

Urea adalah pupuk urea yang berwarna putih dengan rumus kimia Co(NH2)2, berbentuk kristal dengan garis tengah ±1 mm dan mengandung nitrogen sebanyak 45-46%. Selanjutnya Sutejo (2002) menyatakan bahwa pupuk urea termasuk golongan pupuk yang higroskopis di mana pada kelembaban relatif 73 % pupuk ini mulai menarik air dari udara.

a. Unsur Hara Urea

Urea merupakan elemen hara yang penting bagi pertumbuhan tanaman.Sumber utama Nitrogen di dalam tanah yaitu bahan organik tanah. Selain dari bahan organik tanah nitrogen juga diperoleh dari gas N2 di atmosfer melalui penambatan atau fiksasi nitrogen. Penambatan alami disebabkan oleh jasad-jasad renik (terutama bakteri dalam tanah dan alga di air) dan gejala atmosfer tertentu, termasuk kilat.

b. Bentuk Pupuk Urea

Bentuk Urea yang dapat digunakan oleh tanaman adalah ion nitrat (NO3-) dan ion amonium (NH4+).Ion-ion ini kemudian membentuk material kompleks seperti asam-asam amino dan asam-asam nukleat yang dapat langsung diserap dan digunakan oleh tanaman tingkat tinggi. Rosmarkam dan Yuwono (2002) pada pH tanah yang rendah ion nitrat lebih cepat diserap oleh tanaman dibandingkan ion amonium, pada pH tanah yang tinggi ion Amonium diserap oleh tanaman lebih cepat dibandingkan ion nitrat dan pada pH netral kemungkinan penyerapan keduanya berlangsung seimbang.

(11)

Pupuk Urea berperan untuk menyusun zat hijau daun, protein dan lemak serta berperan memperbaiki pertumbuhan vegetatif. Sehingga tanaman yang tumbuh pada tanah yang cukup urea berwarna lebih hijau. Unsur hara makro ini disuplai dari pupuk organik dan pupuk non organik yang mengandung unsur Urea. Gejala kekurangan pada tanaman menyebabkan tanaman menjadi kerdil, pertumbuhan akar terbatas dan daun menguning (Hardjowigeno, 2002).

d. Dosis Urea

Pemupukan bibit coklat dengan Urea dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk NPK ( 2 : 1 : 2 ) dosis sesuai dengan umur bibit, umur 1 bulan : 1 gr/bibit, 2 bulan ; 2 gr/bibit, 3 bulan : 3 gr/bibit, 4 bulan : 4 gr/bibit. Pemupukan dilakukan dengan cara ditugal. Penggunaan cara tugal dikarenakan dapat memberikan efektifitas dalam penyerapan hara oleh akar tanaman (Rukmana, 2004).

III. BAHAN DAN METODA PENELITIAN

(12)

Penelitian ini akan dilakukan dikebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar Meulaboh Aceh Barat, dimulai pada bulan Mei 2015 sampai dengan selesai.

3.2 Bahan dan Alat 1. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Benih

Benih yang digunakan adalah benih coklat varietas Borbor yang berasal dari Kecamatan Kuala.

b. Tanah

Tanah yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lapisan atas (top soil) jenis Tanah Aluvial, yang diambil Desa Ujong Tanjong Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat.

3. Pupuk

Pupuk dasar yang akan digunakan yaitu SP36 dan KCl, sedangkan Pupuk Urea sesuai dengan perlakuan, yaitu 150 kg / ha (0,225 gr/polybag), 200 kg/ha (0,3 gr/polybag), 250 kg/ha (0,375 gr/polybag).

2. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, polybag ukuran 35x30cm, parang, cangkul, hands payer, meteran, timbangan analitik, dan alat tulis lain. 3.3 Rancangan Percobaan

(13)

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitiaan ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK), pola faktorial 3 x 3 dengan 3 ulangan. Faktor yang diuji meliputi Umur Pindah (U) dan Nitrogen (N).

Faktor Umur Pindah (U) yang terdiri atas 3 taraf perlakuan yaitu : U1 = 7 HSS

U2 = 14 HSS U3 = 21 HSS

Faktor Urea (N) yang terdiri atas 3 taraf yaitu : N1 = 150 kg/ha-1 = 0.225 gr/Polybag-1

N2 = 200 kg/ha-1 = 0,3 gr/Polybag-1 N3 = 250 kg/ha-1 = 0.375 gr/Polybag-1

Dengan demikian terdapat 9 kombinasi perlakuan dengan 3 ulangan, sehingga terdapat 27 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan terdiri atas 5 unit percobaan, sehingga terdapat 135 unit percobaan. Susunan kombinasi perlakuaan dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1 Susunan kombinasi perlakuan antara Umur Pindah (U) dan Pemberian Urea (N).

N

o Kombinasi Perlakuan Hari setelah semaiUmur Pindah (U) Urea (N)(Kg/Ha) 1. Model Matematis yang digunakan adalah:

(14)

Keterangan:

Yijk = Nilai pengamatan untuk factor varietas taraf ke-j, factor Umur Pindah taraf ke-k dan ulangan ke-i

m = Nilai tengah umum

βɪ = Pengaruh ulangan ke-i (=1, 2, dan 3)

Uj = Pengaruh faktor Umur (U) ke-j (j = 1, 2 dan 3)

Nk = Pengaruh faktor Pemberian Urea (N) ke-k (k = 1,2,3 dan 4) (UN)jk = Interaksi pemberian U pada taraf ke-j, taraf Nitrogen ke-k

ij = Galat percobaan untuk ulangan ke-i, faktor Umur

Pindah (U) taraf ke-j, faktor Pemberian Urea (N) taraf ke-k.

Apabila uji F menunjukkan pengaruh yang nyata maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan yaitu uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%. Dengan persamaan sebagai berikut:

BNT0,05 = q0.05 (p ;dbg) ×

KTg r

Keterangan :

BNJ0,05 = Beda Nyata Jujur pada taraf 5 %

q0,05 ( p;dbg) = Nilai baku q pada taraf 5 %; (jumlah perlakuan p dan derajat bebas galat)

KT g = Kuadrat tengah galat r = Jumlah ulangan.

(15)

Buah dipotong membujur, lalu biji yang berada di bagian tengah diambil sebagai calon benih. Biji dibersihkan dari lender buah dengan meremas-remasnya dalam serbuk gergaji lalu dicuci dengan air, kemudian biji dijemur di bawah sinar matahari selama 2 hari.

2. Persemaian Benih

Benih coklat disemai pada bak pasir sebagai persemaian awal. Persemaian pada media pasir ini sebagai tahap awal pembibitan. Tahapan yang harus dilakukan untuk persemaian benih dengan cara membersihkan lahan dari tumbuhan liar, selanjutnya dicangkul sedalam mata cangkul.

Setelah lahan bersih, dibuat bedengan dengan ukuran 1 m x 1 m. bedengan yang telah terbentuk diberi media pasir, pada pinggiran bedengan diberi penyangga papan, kemudian dipasang sungkup (naungan) di atasnya.

Penanaman benih dilakukan dengan sistem sejajar dengan jarak tanam 2,5cm x 5cm. Model posisi benih sistem tidur sejajar, sehingga diperoleh posisi benih sejajar memanjang kea rah yang sama.

3. Persiapan Media Tanam

Media tanam yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari atas campuran tanah dan pupuk kandang 2 : 1 dimasukkan dalam polibag, kemudian diatur berbaris sesuai bagan percobaan.

(16)

Bibit coklat ditanam pada polybag dengan lubang tanam sedalam 3-5 cm. tiap lubang tanam berisi satu bibit, kemudian lubang tanam di tutup dengan tanah. Penanaman bibit sesuai dengan perlakuan, yaitu umur 7, 14, dan 21 HST.

5. Pemupukan

Pupuk yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk SP36 200 kg per hektar dan KCl 250 kg per hektar yang diberikan sebagai pupuk dasar, dan diberikan 3 hari sebelum penanaman dilakukan. Sedangkan pupuk Urea diberikan sesuai dengan perlakuan yang diberikan pada umur 21 HST dan 42 HST.

6. Pemeliharaan a. Penyiraman

Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari, tergantung dengan kondisi cuaca kemarau.

b. Penyulaman

Penyulaman dilakukan terhadap tanaman yang terserang penyakit atau mati. Penyulaman dilakukan pada tanaman berumur 7 hari setelah tanam (HST), dengan mengunakan coklat yanga sejenis yang telah disiapkan sebelumnya, dengan umur benih yang sama.

3.5 Pengamatan

Adapun peubah-peubah yang diamati dalam penelitian ini, dintaranya :

(17)

Pengamatan tinggi tanaman dilakukan dengan cara mengukur tinggi tanaman dari pangkal batang sampai titik tumbuh atau pucuk tanaman dengan mengunakan meteran dalam satuan cm. Pengamatan dilakukan pada saat bibit berumur 30, 60, dan 90 HST.

b. Diameter Batang

Pengamatan diameter batang dilakukan dengan cara menggunakan jangka sorong, pengukuran dilakukan pada saat bibit berumur 30, 60, dan 90 HST.

c. Jumlah Daun

Pengamatan jumlah daun dilakukan dengan cara menghitung jumlah daun pertanaman pada saat bibit berumur 30, 60, dan 90 HST.

(18)

IV.1. Pengaruh Umur Pindah Bibit

Hasil uji F pada analisis ragam (Lampiran bernomor genap 2 sampai dengan 18) menunjukkan bahwa umur pindah bibit berpengaruh tidak nyata terhadaptinggi tanaman umur 30 HST, 60 HST, dan 90 HST,dan pengaruh tidak nyata terhadap diameter pangkal batang umur 30, 60 dan 90 HST. Namun berpengaruh nyata terhadap jumlah daun umur 90 HST dan berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun umur 30 HST dan 60 HST.

IV.1.1. Tinggi Tanaman, Diameter Batang, dan Jumlah Daun

Rata-rata tinggi tanaman, diameter, dan jumlah daun tanaman coklat pada umur pindah bibit umur 30, 60 dan 90 HST disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Rata-rata tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun tanaman coklat pada berbagai umur pindah bibit.

Pindah Bibit Hari Pengamatan (HST)

Simbol Umur PindahHSS 30 60 90

Tinggi tanaman

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada taraf peluang 5 % (Uji BNT).

(19)

lainnya. Sedangkan untuk jumlah daun tertinggi pada umur 30 HST dan 60 HST di jumpai pada U1 dan U2, sedangkan pada umur 90 HST tertinggi dijumpai pada U2 yang tidak berbeda nyata U3 tetapi berbeda nyata dengan U1.

Hubungan antara jumlah daun tanaman coklat umur 30, 60 dan 90 HST pada berbagai umur pindah bibit dapat dilihat pada Gambar 1.

(20)

Rata-rata tinggi tanaman, diameter batang, dan jumlah daun tanaman coklat pada dosis pupuk urea umur 30, 60 dan 90 HST dapat disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Rata-rata tinggi tanaman, diameter batang, dan jumlah daun tanaman coklat pada berbagai dosis pupuk urea.

Pupuk Urea Hari Pengamatan (HST)

Tabel 3 menunjukkan bahwa tinggi tanaman tertinggi pada 30dan 60 HST dijumpai pada pupuk 200 urea (N2), yang berbeda tidak nyata dengan pupuk 150 urea (N1) dan pupuk 250 urea (N3), sedangkan pada umur 90 HST tanaman tertingi di jumpai pada dosis 250 kg/h ( N3) yang berbeda tidak nyata dengan lainnya.

(21)

Sedangkan untuk jumlah daun tertinggi dijumpai pada 30 HST pada pupuk 200 urea (N2), yang berbeda tidak nyata dengan pupuk 150 urea (N1) dan pupuk 200 urea (N2). Jumlah daun terbanyak di jumpai pada 60 HST di jumpai pada pupuk urea 150 (N1) yang berbeda tidak nyata dengan pupuk urea 200 (N2), dan pupuk urea (N3) sedangkan pada umur 90 HST daun tertingi dijumpai pada dosis urea 250 (N3) yang tidak berbeda nyata dengan populasi lainnya.

IV.3. Pembahasan IV.3.1. Umur Pindah Bibit

(22)

adalah intensitas cahaya, suhu, kelembaban maupun tersedianya air maupun unsur hara. Selanjutnya juga dijelaskan oleh pendapat Loveless (1987) yang menyatakan bahwa mudah terputusnya sistem perakaran akibat pemindahan bibit yang relatif masih muda sebagian besar masih terdiri dari sel-sel meristematik yang sedang giat-giatnya mengalami diferensiasi dan pertumbuhan pada sel-sel tanaman.

Tabel 2 menunjukan bahwa jumlah daun pada umur 30 dan 60 HST tidak berbeda nyata terhadap perlakuan umur pindah bibit, namun di umur 90 HST menunjukkan bahwa jumlah daun yang terbanyak dijumpai pada perlakuan umur pindah bibit 21 HSS (U3). Hal ini diduga bahwa bibit tanaman coklat pada umur 90 HST berpengaruh nyata akibat dipengaruhi oleh faktor genetik dari tanaman itu sendiri dan didukung oleh faktor lingkungan. Hal ini sesuai dengan pendapat Salisbury dan Ross (1995) menyatakan bahwa jumlah daun pada tanaman dipengaruhi oleh genetic dan lingkungan tumbuh. Sesuai dengan yang diungkapkan (Sitompul dan Guritno, 1995 ) bahwa perbedaan susunan genetic merupakan salah satu penyebab keragaman penampilan tanaman. Program genetic akan diekspresikan pada suatu fase atau keseluruhan fase pertumbuhan dan juga pada berbagai sifat tanaman yang mencakup bentuk dan fungsi tanaman. Keragaman penampilan tanaman akibat keragaman genetik mungkin terjadi meskipun bahan tanaman yang digunakan berasal dari jenis yang sama.

IV.3.2. Pengaruh Pemberian Pupuk Urea

(23)

belum sesuai dengan kebutuhan tanaman kakao. Hal ini sejalan dengan pendapat Leiwaka bessy dan Sutandi (2004) bahwa pertumbuhan dan perkembangan tanaman sangat berpengaruh oleh unsur hara yang tersedia. Pertumbuhan akan optimum jika unsur yang tersedia berada dalam keadaan optimum dan seimbang. Selanjutnya Hardjo wigeno (1987) menambahkan bahwa agar tanaman dapat tumbuh dengan baik perlu adanya keseimbangan unsur hara dalam tanah yang sesuai dengan kebutuhan tanaman akan unsur hara tersebut.

Sukanto (1991) yang bependapat bila tanaman kekurangan unsur hara akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman itu sendiri. Hakim et al. (1986) juga berpendapat bahwa kebutuhan unsur hara yang diperlukan bagi

tanaman belum cukup tersedia untuk menjalankan metabolism tanaman sehingga pertumbuhan tanaman tidak normal.

4.4 Pengaruh Interaksi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapatnya interaksi yang nyata antara umur pindah bibit dan dosis pupuk urea terhadap semua pengamatan yang diteliti. Hal ini berarti perbedaan pengaruh pertumbuhan dan hasil tanaman coklat akibat berbedanya umur pindah bibit tidak tergantung pada pemberian pupuk urea dan begitu pula sebaliknya.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

(24)

berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun umur 30 HST dan 60 HST, dan berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman umur 30 HST, 60 HST dan 90 HST. Namun berpengaruh tidak nyata terhadap diameter pangkal batang umur 30, 60 dan 90 HST.

2. Hasil Uji F pada analisis menunjukkan bahwa pupuk urea berpengaruh tidak nyata terhadap terhadap tinggi tanaman umur 30 HST, 60 HST dan 90 HST, berpengaruh tidak nyata terhadap diameter pangkal batang umur 30, 60 dan 90 HST, namun berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun umur 30 HST dan 60 HST, dan 90 HST.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi yang tidak nyata antara umur pindah bibit dan pupuk urea terhadap semua pengamatan yang diteliti.

5.2 Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh umur pindah bibit dan pupuk urea terhadap pertumbuhan tanaman coklat.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2008. Produksi Coklat Indonesia. Penebar Swadaya. Jakarta. Anton. 2012. Karakteristik Tanaman Coklat. Ciamis : Swakarsa.

Atmawati, Apryani, A. 2007. Petunjuk Praktikum Dasar-Dasar Agronomi. Jurusan Agronomi-Faperta Untirta. Serang.

(25)

Cahyono, 2007. Teknik Budidaya Coklat. CV. Aneka Ilmu. Semarang.

Darmanto, G. L., Trotta and Elia. 1994. Physiology of Crops Plant (Fisiologi Tanaman Budidaya). UNiversitas Indonesia. Jakarta. 388 Hlm.

Deptan. 2011. Statistik Tanaman Pangan. Jakarta : Direktur Jendral Tanaman Pangan.

Dwidjoseputro, D. 2003. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT Gramedia. Hardjowigeno, S. 1987. Ilmu Tanah. PT. Melton Putra. Jakarta.

Kimball, John W. 1983. Biology. Fifth Edition. Addison Wesley Publishing Company.

Langkitan B. 1995 Dasar-Dasar fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Rajawali Press. Leiwakabessy, F. M. dan A. Sutadi. 2014. Pupuk dan Pemupukan. Jurusa Tanah,

Fakultas Pertanian , IPB. Bogor.

Leiwakabessy, F.M. 1981. Kesuburan Tanah. Departemen Ilmu-Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. 250 hlm.

Lingga, P, Marsono. 2001. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta.

Loveless, A.R. 2007. Prinsip-Prinsip Fisiologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik (Terjemahan Kuswata, dkk). Jakarta : PT Gramedia.

Loveless, A. L. 1987. Prinsip-Prinsip Fisiologi Tumbuahan Untuk Daerah Tropik. Gramedia, Jakarta. 808 Hlm.

MarsonodanSigit, P. 2005. Pupuk Akar dan Aplikasi. Penebar Swadaya, Jakarta. Marzuki, A.R, Soeprapto HS., 2004. Bertanam Coklat. Penebar Swadaya, Jakarta. Novizan. 2002. Petunjuk Penggunaan Pupuk yang Efektif. Agro Media Pustaka.

Jakarta.

Rosman, R., M.H. Bintoro, dan Rusdi sasgo, 1991. Pengaruh Nitroarumatik, Pupuk Nitrogen dan Kalium terhadap Pertumbuhan Stek Panili. Pemberitaan Tanaman Industri. XVI (4): 148-152 hlm.

Rosmarkam, A. dan N.W Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius. Yogyakarta.

(26)

Salisbury, F.B. and C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Jilid 3. Terjemahan dari: Plant Physiology. Penerjemah: D.R. Lukman dan Sumaryono. Penerbit ITB, Bandung

Siregar, TumpalH. S.,Riyadi,S., Nuraeni, L. 2005. Pembudidayaan, Pengolahan dan Pemasaran Cokelat. Penebar Swadaya, Jakarta. 130 hlm.

Sitompul, S.M dan B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Sutejo, M. 2002. Pupukdan Cara Pemupukan. Rineka Cipta, Jakarta.

Gambar

Tabel 1 Susunan kombinasi perlakuan antara Umur Pindah (U) dan PemberianUrea (N).
Tabel 2. Rata-rata tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun tanaman coklatpada berbagai umur pindah bibit.
Gambar  1  menunjukkan  bahwa  jumlah  daun  tertinggi  dijumpai  pada
Tabel 3. Rata-rata tinggi tanaman, diameter batang, dan jumlah daun tanamancoklat pada berbagai dosis pupuk urea.

Referensi

Dokumen terkait

Grafik Rata-rata Panjang Tanaman Sawi (cm) umur 21-HST dan Saat Panen akibat Pengaruh Penggunaan Dosis Pupuk Urea dan Dosis Pupuk Kompos. J umlah

Sidik Ragam Jumlah Daun Bibit Kakao oleh Perlakuan Jenis Pupuk Kandang dan Dosis Pupuk Majemuk NPK Umur 6 MST………... Jumlah Daun Bibit Kakao oleh Perlakuan Jenis Pupuk Kandang dan

Demikian pula dengan diameter pangkal batang bibit kelapa sawit pada umur 60 HST sedangkan pada umur 90 HST, peningkatan dosis kompos dari 1 menjadi 1,5

Demikian pula dengan diameter pangkal batang bibit kelapa sawit pada umur 60 HST sedangkan pada umur 90 HST, peningkatan dosis kompos dari 1 menjadi 1,5

Pemberian pupuk urea nyata meningkatkan tinggi bibit tanaman kakao pada umur 6, 8, dan 10 MST sesuai dengan hasil analisis regresi yang linier positif yang tertinggi pada dosis

Grafik Rata-rata Panjang Tanaman Sawi umur 21 HST dan Saat Panen akibat Pengaruh Penggunaan Dosis Pupuk Urea dan. Dosis Pupuk Kompos

Pengaruh jenis FMA dan dosis pupuk NPK pada bobot basah akar bibit kakao umur 4 bulan ………... Pengaruh jenis FMA dan dosis pupuk NPK pada bobot kering akar bibit

Pemberian pupuk urea nyata meningkatkan tinggi bibit tanaman kakao pada umur 6, 8, dan 10 MST sesuai dengan hasil analisis regresi yang linier positif yang tertinggi pada dosis