• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis kepuasan mahasiswa terhadap kualitas pelayanan Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang dan Universitas Sanata Dharma dan studi pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Analisis kepuasan mahasiswa terhadap kualitas pelayanan Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang dan Universitas Sanata Dharma dan studi pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma - USD Repository"

Copied!
204
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEGUNUNGAN BINTANG DAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

STUDI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS SANATA DHARMA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

  Oleh:

Willibrodus Alwolka Nim : 082214099

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

ANALISIS KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEGUNUNGAN BINTANG DAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

STUDI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS SANATA DHARMA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

  Oleh:

Willibrodus Alwolka Nim : 082214099

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

“Syukurilah kesulitan. Karena terkadang kesulitan mengantarkan kita pada hasil yang lebih baik dari apa yang kita bayangkan”

“Jangan mencari ketakutanmu melainkan carilah harapan dan mimpimu. Jangan berpikir tentang frustrasimu, tapi tentang potensi yang belum terpenuhi. Perhatikan dirimu bukan dengan apa yang telah kamu coba dan gagal, tapi dengan apa yang masih mungkin bagimu untuk melakukan sesuatu” PausYohanes XXIII “Kesusahan hari ini, janganlah membuatkita cemas untuk hari esok”

“Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya,dan Ia akan bertindak”(Mazmur37:5)

“Tak ada yang mustahil bagi yang mau berusaha dan percaya kepada Yesus” (Asmal 1:7a)

Skripsi Ini Kupersembahkan Kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang telah menyertai dan melindungiku selama ini. 2. Bunda Maria yang selalu mendengarkan segala keluh kesahku.

3. Bapak dan Ibuku tercinta yang telah sabar dan selalu mendukung aku. 4. Kaka dan adikku tersayang yang selalu menghiburku.

(6)
(7)
(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terimakasih kepada Tuhan Yesus Kristus karena anugerah dan penyertaannya mulai dari awal penulisan hingga terselesaikannya penyusunan skripsi yang berjudul ANALISIS KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEGUNUNGAN BINTANG DAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA STUDI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS SANATA DHARMA

Skripsi ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan wajib memperoleh gelar sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan banyak sekali bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik moral maupun material. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Dr. Lukas Purwoto, M.Si. selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Dra. Diah Utari BR; M.Si, selaku dosen pembimbing I, yang telah meluangkan waktu dan dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan dan arahan yang sangat bermanfaat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

4. Drs. Theodorus Sutadi, M. B. A, selaku dosen pembimbing II, yang juga telah meluangkan waktu dan dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan dan arahan yang sangat bermanfaat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Dr. Lukas Purwoto, M.Si. selaku dosen wali.

6. Seluruh dosen dan segenap staf Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan atas bantuan yang diberikan pada penulis.

7. Segenap pimpinan dan karyawan Sekretariat setiap Fakultas Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, terutama Bu Atun yang telah membantu memberikan pengarahan untuk membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

8. Dekanat FKIP Universitas Sanata Dharma yang menjadi objek penelitian penulis.

9. Kedua orang tua penulis, Anton Alwolka dan Yosepa Yamhin yang selalu memberikan kasih sayang, doa, dukungan, nasihat, kebahagian, dan memberikan penghidupan yang layak bagiku.

(9)
(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... x

HALAMAN ABSTRAK ... xii

HALAMAN ABSTRACT ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... 12

B. Penelitian Sebelumnya Kepuasan Kualitas Pelayanan ... 39

C. Kerangka Konseptual Penelitian ... 43

(11)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Pegunungan Bintang ... 73

B. Gambaran Umum Universitas Sanata Dharma ... 82

C. Tujuan Dilakukan Kerjasama ... 87

D. Dasar Kerja Sama Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang dan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ... 88

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data dan Analisis ... 90

B. Analisis Data Tanggapan Responden Terhadap Kualitas Pelayanan Universitas Sanata Dharma dan Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang ... 94

C. Uji Instrumen Penelitian (Pengujian Validitas dan Reliabilitas) ... 100

D. Analisis Data Dengan Metode SEVQUAL ... 110

E. Rekapitulasi ... 122

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 140

B. Saran... 141

C. Keterbatasan ... 145

DAFTAR PUSTAKA ... 148

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

V.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 91

V.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 91

V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 92

V.4 Prestasi Akademik ... 93

V.5 Deskripsi Variabel Kualitas Pelayanan Universitas Sanata Dharma ... 95

V.6 Deskripsi Variabel Kualitas Pelayanan Kabupaten Pegunungan Bintang ... 97

V.7 Analisis Pendahuluan ... 99

V.8 Hasil Uji Validitas Untuk Universitas Sanata Dharma ... 103

V.9 Hasil Uji Validitas Kabupaten Pegunungan Bintang ... 106

V.10 Pengujian Reliabilitas Universitas Sanata Dharma ... 104

V.11 Pengujian Reliabilitas Kabupaten Pegunungan Bintang ... 109

V.12 Analisis Data dengan Metode Servqual ... 110

V.13 Perhitungan Nilai Servqual Universitas Sanata Dharma ... 111

V.14 Pengolahan Metode Infortan Performance Analisis Perhitungan Tingkat Kepentingan Universitas Sanata Dharma ... 112

V.15 Penjabaran Setiap Atribut dalam Diagram Kartesius ... 113

v.16 Pengujian Reliabilitas Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang ... 109

V.19 Perhitungan Nilai Servqual Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang ... 117

V.20 Pengolahan Data Infontan Performance Analisis Score Servqual ... 119

(13)

ABSTRAK

ANALISIS KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEGUNUNGAN

BINTANG DAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA STUDI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS SANATA DHARMA

Willibrodus Alwolka Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kepuasan mahasiswa program kerjasama asal Kabupaten Pegunungan Bintang terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh Universitas Sanata Dharma dan Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang. Penelitian ini menggunakan metode SERVQUAL dan Important Performance Analysis dengan pendekatan diagram Kartesius yang dikembangkan oleh Parasuraman. Data yang digunakan data primer yang di peroleh melalui kuesioner yang disebarkan.

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasaan mahasiswa terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh kedua lembaga, Universitas Sanata Dharma dan Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang masih rendah. Kualitas jasa diukur dengan lima dimensi antara lain bukti langsung (fisik), keandalan, daya tanggap, jaminan dan empati.

(14)

ABSTRACT

THE COMPARISONS ANALYSIS OF STUDENT’S SATISFACTION FOR QUALITY SERVICES THE PEGUNUNGAN BINTANG LOCAL GOVERNMENT AND SANATA DHARMA UNIVERSITY STUDY ON

SANATA DHARMA UNIVERSITY STUDENTS

This study aims to measure the satisfaction of students of pegunungan bintang regency under cooperative program on the quality of services provided by University of Sanata Dharma and the regional governments of Pegunungan Bintang. This research uses the SERVQUAL and Importance Performance Analysis using Cartesian diagram approach developed by Parasuraman. The Primary data used is obtained through questionnaires distributed to the students.

The findings of this study indicate that student satisfaction on quality of services provided by both university and regional government institutions is low. The Quality of the services is measured by five dimensions including direct evidence (physical), reliability, responsiveness, assurance and empathy.

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kerjasama antara lembaga pendidikan dan pemerintah daerah tertentu

adalah merupakan langkah awal dimana saling mendukung dalam

membangun sumber daya manusia suatu daerah atau membangun masyarakat.

Untuk membangun dan menjawab tantangan suatu daerah adalah melalui

suatu kerjasama yang dilandasi dengan suatu kesepakatan bersama dimana

tidak keluar dari tujuan kedua pihak, baik secara individu maupun kelompok.

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat dipisahkan dari komunitasnya

dan setiap orang di dunia ini tidak ada yang dapat berdiri sendiri melakukan

segala aktivitas untuk memenuhi kebutuhannya tanpa bantuan orang lain.

Secara alamiah, manusia melakukan interaksi dengan lingkungannya, baik

sesama manusia maupun dengan makhluk hidup lainnya. Begitupun kita,

dalam aktivitas usahanya setiap orang selalu membutuhkan kehadiran dan

peran orang lain.Tidak seorang pun yang sukses karena hasil kerja atau

usahanya sendiri.

Kerjasama juga merupakan sebuah kemitraan antara Pemerintah dan

Swasta yang mana mereka melibatkan kerjasama yang bersifat kolaboratif.

(Menurut Bovaird dalam Agus Dwiyanto, 2004: 252) mendefinisikan

kemitraan antara Pemerintah dan Swasta secara sederhana sebagai

(16)

atas yang diatur dalam setiap kontrak antara satu organisasi di sektor publik

dengan organisasi di luar sektor publik. Dari definisi tersebut, Bovaird

mendefinisikan bahwa kemitraan melibatkan bentuk kerjasama yang lebih

dari sekedar kontrak kerjasama yang mana keduanya memiliki komitmen

untuk mewujudkan tujuan bersama.

Salah satu contoh bentuk kerjasama atau kemitraan adalah antara

Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang dan Universitas Sanata

Dharma yang mana kedua pihak menyepakati dan menandatangani bersama.

Kerjasama ini dilakukan dengan kesepakatan bersama atau Memorandum Of

Understanding (MOU). Setiap tahun Pemerintah Daerah mengirim 25 orang

untuk mengikuti program matrikulasi atau program pengulangan

materi-materi pelajaran SMA dan tahap penyesuaian selama satu tahun. Program ini

tentu langkah awal yang dilakukan oleh kedua instansi tersebut untuk

menciptakan sumber daya manusia yang mampu bersaing di masa

mendatang. Kerjasama ini sudah berjalan selama 5 tahun sejak tahun 2007

sampai sekarang. Namun, dalam kepuasan mahasiswa terhadap kualitas

pelayanan banyaknya terjadi masalah adalah kerjasama dan dukungan yang

sehat demi memajukan atau meningkatkan pelayanan mahasiswa. Saya

merasa bahwa, masalah pelayanan atas puas atau tidaknya adalah tergantung

pada hubungan kerja sama antara Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan

Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang, karena kedua pihak

belum ada kerja sama yang sehat, kemudian kita sadar bahwa jika dalam

(17)

tentu tujuan maupun kesepakatn-ksepakatan dalam mencapai tujuan itu tak

dapat capai, dalam pelaksanannya banyak terjadi permasalahan antara

Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang, Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta, dan mahasiswa Kabupaten Pegunungan Bintang.

Kerjasama ini didasarkan pada pertimbangan keuntungan dari kedua

belah pihak dan dipahami sebagai suatu usaha bersama antara orang

perorangan atau kelompok di antara manusia untuk tujuan bersama dan

mendapatkan hasil yang lebih cepat dan lebih baik. Pemerintah Kabupaten

Pegunungan Bintang dan Universitas Sanata Dharma menyadari bahwa dalam

membangun dan meningkatkan sumber daya manusia suatu daerah adalah

melalui sebuah kerjasama di bidang pendidikan yang di dalamnya tercantum

Nota Kesepahamaan bersama.

Nota kesepahaman antara Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan

Bintang dengan Universitas Sanata Dharma mengenai kerjasama di bidang

pendidikan adalah sebagai berikut:

NOMOR: 420/154/BUP-PB NOMOR: 008/MOU-USD/IV/2007

Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang dan Universitas Sanata

Dharma selanjutnya disebut “Para Pihak”.

Mempertimbangkan kepentingan bersama untuk meningkatkan

kerjasama di bidang pendidikan.

Berkeinginan untuk mengembangkan dan meningkatkan kerjasama

(18)

peraturan perundang-undangan yang berlaku; Telah mencapai saling

pengertian sebagai berikut.

Pasal 1 Tujuan

Tujuan Nota Kesepahaman ini adalah untuk meningkatkan kerjasama

di bidang pendidikan guna mewujudkan rencana Pemerintah Kabupaten

Pegunungan Bintang dalam rangka peningkatan dan pengembangan sumber

daya manusia.

Pasal 2

Ruang Lingkup Kerjasama

Para pihak akan mewujudkan kerjasama di bidang-bidang berikut:

1) Pendidikan mahasiswa dan calon mahasiswa

2) Pengembangan kurikulum sekolah

3) Pelatihan guru

Pasal 3

Pelaksanaan dan Pendanaan Kerjasama

Pelaksanaan dan pendanaan kerjasama ini akandiatur dalam perjanjian

kerjasama tersendiri yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Nota

Kesepahaman ini.

Pasal 4

Penyelesaian Sengketa

Segala sengketa yang ditimbulkan karena penafsiran dan/atau

(19)

Pasal 5 Jangka Waktu

Nota Kesepahaman ini berlaku sejak ditandatangani sampai masa 5

(lima) tahun dan diperpanjang secara otomatis pada setiap akhir periode

kecuali para pihak memutuskan lain.

Perjanjian kerjasama ini ditandatangani di Yogyakarta pada tanggal 27

Juli 2007 dalam dua naskah asli, masing-masing bermeterai cukup dan

mempunyai kekuatan hukum yang sama.

Surat perjanjian kerjasama ini ditandatangani oleh masing-masing

perwakilan yakni Rektor Universitas Sanata Dharma Dr.Ir.P. Wiryono

Priyotamtama, S.J,M.Sc., Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang Drs.

Wellington L.Wenda, M.Si dan diketahui oleh ketua DPRD Kabupaten

Pegunungan Bintang Drs. Theo B. Opky.

Didalam kerjasama ini kedua pihak memerlukan komunikasi.

Komunikasi sangat berperan dalam sebuah kemitraan karena dengan adanya

komunikasi akan memperlancar kerjasama tersebut.Berdasarkan isi nota

kesepahaman pada pasal 4 tentang Penyelesaian sengketa yang berbunyi

“Segala sengketa yang ditimbulkan karena penafsiran dan/atau pelaksanaan

Nota Kesepahaman ini akan dilakukan dengan musyawara”. Dari isi pasal

tersebut akan terlaksana dengan baik apabila komunikasi berperan di dalam

musyawara yang dimaksud pada pasal 4.

Komunikasi Menurut (Forsdale 1981) seorang ahli pendidikan

terutama ilmu komunikasi menerangkan dalam sebuah kalimat bahwa

(20)

Komunikasi adalah suatu proses dimana suatu sistem dibentuk,

dipelihara, dan diubah dengan tujuan bahwa sinyal-sinyal yang dikirimkan

dan diterima dilakukan sesuai dengan aturan.

Komunikasi dirumuskan sebagai suatu proses penyampaian pesan atau

informasi diantara beberapa orang. Karenanya komunikasi melibatkan

seorang pengirim, pesan atau informasi saluran dan penerima pesan yang

mungkin juga memberikan umpan balik kepada pengirim untuk menyatakan

bahwa pesan telah diterima.

Tujuan komunikasi adalah berhubungan dan mengajak dengan orang

lain untuk mengerti apa yang kita sampaikan dalam mencapai tujuan.

Keterampilan berkomunikasi diperlukan dalam bekerjasama dengan orang

lain.

Dalam hal ini, Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang

dan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta membutuhkan komunikasi guna

mencapai tujuan dan maksud yang tertera di dalam Nota Kesepahaman.

Komunikasi ini diperuntukkan bagi kedua belah pihak agar dapat

mengkomunikasikan segala macam persoalan yangterjadi dalam kerjasama

tersebut.

Berdasarkan uraian diatas oleh pentingnya melakukan evaluasi

tentang kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan oleh kedua pihak yang

terlibat dalam Memorandum of understanding (MOU) oleh sebab itu yang

diajukan untuk diteliti adalah: Analisis Kepuasan Mahasiswa Terhadap

(21)

Studi pada Kasus Pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kepuasan mahasiswa terhadap kualitas pelayanan Pemerintah

Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang?

2. Bagaimana kepuasan mahasiswa terhadap kualitas pelayanan Universitas

Sanata DharmaYogyakarta?

3. Apakah ada perbedaan kepuasan mahasiswa terhadap kualitas pelayanan

Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang dan Universitas

Sanata DharmaYogyakarta?

C. Pembatasan Masalah

Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang

dihadapi kedua pihak, maka dalam hal ini penulis membatasi penyajian

masalah yang akan di bahas. Adapun permasalahan itu, hanya dikhususkan

analisis kepuasan mahasiswa terhadap kualitas pelayanan Pemerintah Daerah

Kabupaten Pegunungan Bintang dan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui bagaimana kepuasan mahasiswa terhadap kualitas

pelayanan Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang

(22)

3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan kepuasan mahasiswa terhadap

kualitas pelayanan Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang

dan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

E. Manfaat penelitian 1. Bagi Pemerintah

a. Memberikan masukan kepada pemerintah daerah Kabupaten

Pegunungan Bintang, terutama dalam hal memberikan pelayanan

kepada mahasiswa yang kuliah di Universitas Sanata Dharma maupun

diluar Universitas Sanata Dharma atas biaya Pemerintah Kabupaten

Pegunungan Bintang.

b. Memberikan masukan kepada para peneliti ingin melakukan penelitian

secara detail dan rinci tentang kepuasan mahasiswa terhadap kualitas

pelayanan guna kepuasan pada Pemerintah Kabupaten Pegunungan

Bintang

2. Bagi Universitas

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

refrensi tambahan untuk penelitian lebih lanjut dan sumbangan

keperpustakaan Universitas Sanata Dharma

3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian merupakan tambahan pengetahuan dalam menerapkan

ilmu teoritis yang dapat diperkuliahan dalam bentuk pratek khusus

dibidang sumber daya manusia. Manfaat baik secara langsung maupun

(23)

a. Untuk peneliti

Diharapkan dapat membantu peneliti guna menambah pengetahuan dan

meningkatkan kemampuan, kemauan untuk menganalisis sejauh mana

dalam memberikan kepuasan dan kualitas pelayanan yang diberikan

terhadap mahasiswa oleh kedua belah pihak.

b. Untuk ilmu pengetahuan

Diharapkan dapat membantu mahasiswa untuk menambah pengetahuan

tentang Analisis Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kualitas Pelayanan

Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang dan Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

c. Untuk yang ikut Memorandum of understanding ( MOU)

Diharapkan dapat mengetahui sejauh mana kepuasan dan kualitas

pelayanan yang diberikan kepada mahasiswa Kabupaten Pegunungan

Bintang yang menempuh studi di Universitas Sanata Dharma melalui

kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang dan

(24)

F. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan

Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat

Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan tentang teori-teori yang mendukung

penulisan skripsi ini yang meliputi uraikan secarateoritis

terhadap penelitian. Beberapa pokok pembahasan diantaranya

tentang Kerjasama, Kebijakan, Kepuasan, Jasa, Pelayanan atau

Servis, Kualitas Pelayanan, Penelitian Sebelumnya, Kerangka

Konseptual Penelitian dan Hipotesis.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini dijelaskan tentang Jenis Penelitian, Subyek dan Obyek

Penelitian, Waktu dan Lokasi, Variabel Penelitian, Definisi

Operasional, Populasi dan Sampel, Teknik Pengambilan

Sampel, Sumber Data, Teknik Penggumpulan Data, Teknik

Pengujian Instrumen,Teknik Analisis Data yang digunakan.

BAB IV : GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN

Bab ini diuraikan apa yang diperoleh dari penelitian mengenai

kehidupan subjek penelitian yang meliputi sejarah singkat

Kabupaten Pegunungan Bintang, Visi dan Misi Kabupaten

(25)

pendidikan, sejarah singkat dan Visi dan Misi Universitas

Sanata Dharma, dan Dasar Kerjasama Pemerintah Daerah

Kabupaten Pegunungan Bintang dan Universitas sanata

Dharma.

BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang deskripsi data dan analisis, hasil uji

statistik dan pembahasan.

BABVI : KESIMPULAN,SARAN DAN KETERBATASAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan, saran, dan keterbatasan.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka ini berisi sumber-sumber yang berupa buku-buku, skripsi, dan

(26)

BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori

1. Kerjasama

a) Pengertian Kerjasama

Kerjasama dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara orang

perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai tujuan bersama.

Kerjasama (cooperation) adalah suatu usaha atau bekerja untuk

mencapai suatu hasil. Kerjasama (cooperation) adalah adanya

keterlibatan secara pribadi di antara kedua pihak demi tercapainya

penyelesaian masalah yang dihadapi secara optimal (Sunarto, 2000

dalam Bunga Fajar Sari).Moh.Jafar Hafsah (dalam skripsi Bunga Fajar

Sari, 2008) menyebut kerjasama ini dengan istilah “kemitraan”,yang

artinya adalah “suatu strategi bisnis atau pun organisasi yang dilakukan

oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih

keuntungan bersama dengan prinsip saling menguntungkan anatar

kedua pihak.”(H.Kusnadi Hafsah dalam skripsi Bunga Fajar Sari 2008)

mengartikan kerjasama sebagai “dua orang atau lebih untuk melakukan

aktivitas bersama yang dilakukan secara terpadu yang diarahkan kepada

suatu target atau tujuan tertentu. Dari pengertian kerjasama di atas ada

beberapa aspek yang terkandung dalam kerjasama, yaitu dua orang atau

lebih, artinya kerjasama akan ada kalau minimal ada dua orang/pihak

(27)

kerjasama tersebut ditentukan oleh peran dari kedua orang atau kedua

pihak yang bekerja sama.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kerjasama

(cooperation) adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau

kelompok di antara kedua belah pihak manusia untuk tujuan bersama

dan mendapatkan hasil yang lebih cepat dan lebih baik.

b) Bentuk-bentuk kerja sama

Dalam teori sosiologi akan dijumpai beberapa bentuk kerjasama

(cooperation). Lebih lanjutnya kerjasama dapat dibedakan dalam

kerjasama spontan (spontaneous cooperation), kerjasama langsung

(directed cooperation), kerjasama kontrak (contractual cooperation),

serta kerjasama tradisional (traditional cooperation), Soekanto,1990.

c) Dasar Kerjasama

Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain.

Dalam menjalani kehidupannya manusia akan dihadapkan pada suatu

dilema sosial. Oleh karena dibutuhkan kerjasama dalam menjalani

kehidupannya. Salah satu bentuk kerjasama adalah antara Pemerintah

Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang dan Universitas Sanata

Dharma adalah dengan tujuan membangun dan meningkatkan sumber

daya manusia yang mampu bersaing dan membangun daerah.

Dengan adanya kebutuhan akan sumber daya manusia di

Kabupaten Pegunungan Bintang sehingga pemerintah daerah

(28)

SMA, dan PT (Perguruan Tinggi). Kerjasama ini tidak hanya dilakukan

antara pemerintah daerah dan Universitas Sanata Dharma tetapi dengan

lembaga pendidikan lainnya dan berbagai yayasan di seluruh indonesia.

d) Kebijakan

Kebijakan sebagai suatu program pencapain tujuan, nilai-nilai dan

tindakan-tindakan yang terarah dan kebijakan juga merupakan

serangkaian tindakan yang diusulkan seseorang, kelompok atau

pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dengan menunjukan

kesulitan-kesulitan dan kemungkinan usulan kebijaksanaan tersebut

dalam rangka mencapai tujuan tertentu.Secara umum kebijakan

dikelompokan menjadi tiga, yaitu:

1) Proses pembuatan kebijakan merupakan kegiatan perumusan

hingga dibuatnya suatu kebijakan.

2) Proses kepuasan merupakan pelaksanaan kebijakan yang sudah

dirumuskan.

3) Proses evaluasi kebijakan merupakan proses mengkaji kualitas

pelayanan yang sudah dilaksanakan atau dengan kata lain mencari

jawabanapa yang terjadi akibat kualitas pelayanan kebijakan

tertentu dan membahas antara cara yang di gunakan dengan hasil

yang dicapai.

2. Kepuasan

Kata kepuasan (satisfaction) berasal dari bahasa Latin "satis"

(29)

Menurut Kotler (1998), kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa

seseorang yang m yang munculsetelah membandingkan antara persepsi

atau kesannya terhadap kinerja atau hasilsuatu produk dan

harapan-harapannya. Kepuasan bisa diartikan sebagai "upaya pemenuhan sesuatu"

atau "membuat sesuatu memadai".

3. Jasa dan Kualitas Jasa a) Pengertian jasa

Menurut Kotler dan Amstrong (1993:494) jasa adalah setiap

kegiatan atau manfaat yang ditawarkan kepada pihaklain, pada dasarnya

tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Proses

produksinya mungkin juga tidak dikaitkan dengan suatu produk

fisik. Sementara itu Robert D. Reid (1989:29) memberikan penjelasan

mengenai jasa adalah sesuatu yang tidak berwujud, tidak seperti produk

yang berwujud jasa bukan barang fisik, tetapi sesuatu yang

menghadirkan kegiatan atau perbuatan. Kehadirannya ini umumnya

dilakukan atas dasar personal sering berhadap-hadapan langsung antara

individu.

Christian Gonroos (1990:27) mencoba memadukan pengertian

jasa sebagai aktivitas dari suatu hakikat yang tidak berwujud yang

berinteraksi antara konsumen dan pemberi jasa dan/sumber daya fisik

atau barang dan/sistem yang memberikan jasa, yang memberikan solusi

(30)

Dari pengertian tersebut Supranto (2001) dalam Rahmawati

(2010), menyimpulkan bahwa jasa merupakan suatu kinerja

penampilan, tidak berwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan dari

pada dimiliki, serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam

proses mengkonsumsi jasa tersebut.

b) Karakteristik jasa

Karakteistik jasa menurut Kotler (1998) dalam Rahmawati (2010)

memiliki empat karakteristik utama sebagai berikut:

1) Tidak berwujud

Jasa tidak memiliki bentuk fisik yang dapat diraba, dirasa, dilihat, di

dengar atau dicium sebelum dibeli.Tetapi kita dapat menikmatinya

setelah membelinya. Sehingga kita bisa menarik kesimpulan tentang

kualitas jasa dari apa yang kita rasakan, orang, alat komunikasi dan

lainnya.

2) Tidak terpisahkan

Pada umumnya jasa diproduksi dan digunakan secara bersamaan

karena jasa yang tidak memiliki wujud sehingga tidak dapat

disimpan. Ciri khusus dari pemasaran jasa yaitu adanya interaksi

antara penyedia dengan klien sebab penyedia jasa merupakan bagian

dari jasa. Sehingga penyedia maupun klien mempengaruhi kualitas

(31)

3) Bervariasi

Karena bergantung pada siapa yang menyediakan setra kapan dan

dimana jasa dilakukan, maka jasa sangat bervariasi. Pembeli jasa

sangat menyadari variabilitas yang tinggi ini dan sering di bicarakan

orang lain sebelum memilih seorang atau lembaga penyedia jasa.

Langkah yang perlu diambil dalam upaya pengendalian kualitas ada

beberapa alternatif.Yang pertama adalah investasi dalam seleksi dan

pelatihan karyawan yang baik. Kedua, adalah menstandarisasi proses

pelaksanaan jasa di seluruh organisasi.Yang terakhir adalah

memantau kepuasan pelanggan lewat sistem saran dan keluhan,

survey pelanggan dan belanja perbandingan sehingga pelayanan

yang kurang dapat terdeteksi dapat diperbaiki.

4) Mudah lenyap

Jasa bersifat tidak dapat disimpan. Namun ini tidak akan menjadi

masalah jika jumlah permintaan tetap atau cenderung meningkat

telah ada persiapan pengelolaan staf untuk menyediakan jasa. Akan

menjadi masalah yang cukup rumit jika jumlah permintaan bersifat

fluktuatif.

4. Kualitas jasa

Definisi kualitas jasa berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan

dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk

mengimbangi harapan pelanggan. Ada dua faktor utama yang

(32)

Rahmawati (2010). Apabila jasa yang diterima atau dirasakan (perceived

service) sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan

baik dan memuaskan. Jika jasa yang diterima melampaui harapan

pelanggan, maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal.

Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah dari pada yang

diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan buruk. Dengan demikian

baik tidaknya kualitas jasa tergantung pada kemampuan penyedia jasa

dalam memenuhi harapan pelanggan nya secara konsisten.

Kualitas harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir

pada persepsi pelanggan. Hal ini berarti bahwa citra kualitas yang baik

bukanlah berdasarkan sudut pandang atau persepsi pihak penyedia jasa,

melainkan berdasarkan sudut pandang atau persepsi pelanggan.

Pelangganlah yang mengkonsumsi dan menikmati jasa perusahaan,

sehingga merekalah yang seharusnya menentukan kualitas jasa (Kotler,

1994 dalam Tjiptono, 2002).

Kualitas jasa dikatakan baik apabila jasa yang diterima seperti

yang di harapkan atau melebihinya. Sebaliknya, kualitas jasa akan

dikatakan kurang baik jika jasa yang diterima lebih rendah dari apa yang

dibayangkan atau diharapkan. Hal ini karena kualitas jasa dipengaruhi

oleh expected service dan perceived service .

5. Diemensi kualitas jasa

Melalui serangkaian penelitian, Parasuraman, Zeithaml, dan

(33)

kualitas jasa yang disusun sesuai urutan tingkat kepentingan relatifnya

sebagai berikut:

a. Bukti fisik (tangibles), berkenaan dengan daya tarik fasilitas fisik,

perlengkapan dan material yang digunakan instansi, serta penyampain

karyawan.

b. Reliabilitas (reliability), berkaitan dengan kemampuan instansi untuk

memberikan layanan yang akurat sejak pertama kali tanpa membuat

kesalahan apapun dan menyampaikan jasanya sesuai dengan waktu

yang disepakati.

c. Daya tanggap (responssiveness), berkenaan dengan kesediaan dan

kemampuan para karyawan untuk membantu konsumen dan merespon

permintaan mereka, serta menginformasikan kapan jasa akan

diberikan dan kemudian memberikan jasa secara cepat.

d. Jaminan (assurance),yakni perilaku para karyawan mampu

menumbuhkan kepercayaan konsumen terhadap instansi dan instansi

bisa menciptakan rasa aman bagi para konsumennya. Jaminan juga

berarti bahwa para karyawan selalu bersikap sopan dan menguasai

pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menangani

setiap pertanyaan atau masalah konsumen.

Dimensi ini merupakan gabungan dari dimensi-dimensi:

1) Competence : menunjukan ketrampilan dan pengetahuan pegawai

(34)

2) Courtess : menunjukan sopan santun, rasa hormat, tanggung

jawab, dan keramahan pegawai.

3) Credibilit : menunjukan kepercayaan dan kejujuran dari

penyedia jasa.

4) Securit : menunjukan kemampuan penyedia jasa agar

pelanggan bebas dari bahaya dan resiko yang

mungkin terjadi.

e. Empati (empathy), instansi memahami masalah konsumennya dan

bertindak demi kepentingan konsumen, serta memberikan perhatian

personal kepada konsumen dan memiliki jam operasi yang nyaman.

Dimensi ini merupakan gabungan dari dimensi-dimensi:

1) Access: menunjukan kemudahan dari penyedia jasa untuk

dihubungi.

2) Communication : menunjukan penyedia jasa yang selalu

3) Mengkomunikasikan kepada pelanggan agar pelanggan memahami

pelayanannya dengan baik.

4) Understanding the Customer: menunjukan penyedia jasa berusaha

untuk mengetahui pelanggan dan kebutuhannya. Sedangkan

kualitas jasa yang di definisikan oleh Garvin ada 8 dimensi kualitas

jasa yang dapat digunakan sebagai kerangka perencanaan strategis

(35)

Dimensi tersebut adalah sebagai berikut:

1) Kinerja (performance) merupakan karakteristik pokok dari

produksi inti, misalnya kecepatan, konsumsi bahan bakar, jumlah

penumpang yang dapat diangkut, dll.

2) Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik

sekunder, misalnya kelengkapan interior dan eksterior, AC, sound

system dan door lock system

3) Kehandalan (reability) yaitu kemungkinan kecil akan terjadinya

kerusakan atau gagal pakai, misal mobil tidak sering macet atau

rusak.

4) Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to spesification) yaitu

sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar

yang telah ditetapkan sebelumnya, misal standar keamanan dan

emisi terpenuhi, seperti ukuran as roda trukharus lebih besar dari as

roda sedan.

5) Daya tahan (durability) berkaitan dengan berapa lama suatu produk

dapat terus digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun

umur ekonomis penggunaan.

6) Service abbility, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan,

mudah direparasi serta penanganan keluhan yang memuaskan.

7) Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera, misal

(36)

f. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality) yaitu citra dan reputasi

produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.

6. Pendekatan Pengukuran kualitas jasa

Pengukuran kulitas jasa dalam penelitian ini kembali di gunakan

pendekatan kulitas yang dianjurkan oleh Tjiptono (2002) dalam

Rahmawati (2010):

a. Trancendental approach, yaitu kualitas dipandang sebagai innate

excellence berarti kualitas itu dapat dirasakan, diketahui, tetapi sulit

didefinisikan dan dioperasionalisasikan.

b. Productbased approach, artinya kualitas merupakan karakteristik atau

atribut yang dapat dikualifikasi dan dapat diukur. Perbedaan dalam

kualitas mencerminkan perbedaan dalam jumlah beberapa unsur

atribut yang dimiliki produk.

c. User-based approach, yang berdasarkan pada pemikiran bahwa

kualitas tergantung pada orang yang memandangnya, sehingga produk

yang paling memuaskan preferensi seseorang merupakan produk yang

berkualitas tinggi.

d. Manufacturing based approach, dimana kualitas didefinisikan sebagai

kesesuaian dengan persyaratan.Pendekatan ini berfokus pada

penyesuaian spesifikasi yang dikembangkan secara internal, yang

sering kali didorong oleh tujuan peningkatan produktifitas dan

penekanan biaya. Jadi yang menentukan kualitas adalah standar yang

(37)

e. Value based approach, yang memandang kualitas dari segi nilai dan

harga. Akibatnya kualitas bersifat relative, sehingga produk yang

memiliki kualitas paling tinggi belum tentu merupakan produk yang

paling bernilai.

7. Metode Pengukuran kulitas jasa a. Metode Servqual

Dalam model SERVQUAL, kualitas jasa didefinisikan sebagai

“penilaian atau sikap global berkenaan dengan superioritas suatu jasa”

(Parasuraman et al, 1985) dalam sedangkan definisi kualitas layanan

yang sering disebut sebagai mutu pelayanan seberapa jauh perbedaan

antara kenyataan dan harapan para pelanggan atas pelayanan yang

mereka terima atau peroleh. Harapan merupakan keinginan para

pelanggan dari pelayanan yang mungkin diberikan oleh perusahaan.

Metode SERVQUAL dikembangkan oleh Zeithaml (1990)

menggunakan pendekatan user-based approach, yang mengukur

kualitas jasa secara kuantitatif dalam bentuk kuesioner dan

mengandung dimensi-dimensi kualitas jasa yaitu tangibles, reability,

responsiveness, assurance dan emphaty.

Metode ini secara garis besar terbagi menjadi 2 bagian yaitu:

1) Bagian ekspektasi, yang memuat pertanyaan-pertanyaan untuk

mengetahui dengan pasti ekspektasi atau harapan umum dari

(38)

2) Bagian persepsi, yang memuat pertanyaan-pertanyaan untuk

mengukur persepsi konsumen tentang pelayanan jasa yang

diberikan oleh suatu perusahaan dengan kategori tertentu.

Alat yang digunakan untuk mengukur kualitas jasa yaitu

servqual, yang mana konsepnya yaitu:

kualitas jasa= performance – expectation ... (2.1)

kualitas jasa= importance x (performance – expectation)... (2.2)

kualitasjasa= performance... (2.3)

kualitas jasa= importance x performance... (2.4)

Menurut Rahmawati (2010) Tanggapan konsumen dinyatakan

dengan skala Linkert, untuk selanjutnya konsumen diharapkan

memberikan bobot kepentingan dari masing-masing dimensi yang ada.

Perhitungan nilai Servqual adalah sebagai berikut:

Servqual score weighted for importance = (Percepstion score –

Expectation score) x Imporatant score ... ( 2.5)

b. Metode importance performance analysis

Pengertian Importance Performance Analysis (IPA)

Teknik analisis ini dikemukakan pertama kali oleh John.A.Mortila

danJohn C. James dalam Nasution, 2001. Dalam teknik ini responden

diminta untuk merangking berbagai atribut atau elemen dari

penawaran berdasarkan derajat pentingnya setiap atribut tersebut.

Selain itu responden juga diminta merangking seberapa baik kinerja

(39)

Sumber: Rahmawati 2010)

Gambar 1 model importance performance analysis

Model ini menjelaskan konsep tentang loyalty pelanggan. Dari

model ini dapat diketahui ada dua variabel utama yang menentukan

kepuasan pelanggan yaitu expectation dan perceived performance,

Expectation adalah harapan pelanggan terhadap produk yang

diinginkan. Harapan ini dipengaruhi kebutuhan pribadi, pengalaman

masa lalu, rekomendasi dari mulut ke mulut dan iklan. Sementara

perceived performance adalah persepsi pelanggan terhadap

penampilan, kinerja dari produk/produsen.

Oleh karena kepuasan akan menimbulkan loyalitas pelanggan,

maka loyalitas sebagai variabel endogenus disebabkan oleh suatu

kombinasi dari sementara voice adalah keluhan dalam arti

berhubungan dengan pelayanan terhadap konsumen saat atau pasca

pembelian. Sehinggan dapat disimpulkan bahwa importance

performance analysis ini membandingkan antara expectation

(harapan) dengan perceived performance (kinerja perusahaan) dalam

Exfectation  

Perrceived performance 

Customer Satisfication

Loyalty 

Voice  

(40)

mengukur kepuasan konsumen suatu perusahaan (Hidayatullah, 2006)

dalam Rahmawati 2010).

c. Diagram kartesius

Diagram kartesius merupakan suatu bagan yang dibagi atas empat

bagian yang di batasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak

lurus pada titik-titik X, Y) dimana X merupakan rata-rata dari skor

tingkat pelaksanaan atau kepuasan pelanggan atas seluruh faktor atau

atribut dan Y adalah rata-rata dari skor tingkat kepentingan seluruh

faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Secara matematis

dirumuskan sebagai berikut

Dimana K= banyaknya atribut/fakta yang dapat mempengaruhi

kepuasan

Berdasarakan tingkat unsur-unsur tersebut akan dijabarkan dan

dibagi menjadi empat bagian kedalam diagram kartesius, seperti pada

(41)

Gambar 2. Diagram Kartesius Sumber: Nasution (2001) dalam Rahmawati (2010)

Keterangan:

A.Menunjukkan faktor atau atribut yang dianggap mempengaruhi

kepuasan pelanggan, termasuk unsur-unsur jasa yang dianggap

sangat penting, namun manajemen belum melaksanakannya sesuai

keinginan pelanggan sehingga mengecewakan / tidak puas.

B. Menunjukkan unsur jasa pokok yang telah berhasil dilaksanakan

perusahaan, untuk itu wajib dipertahankan.Unsur ini dianggap

sangat penting dan sangat memuaskan.

C. Menunjukkan beberapa faktor yang kurang penting pengaruhnya

bagi pelanggan. Pelaksanaannya oleh pelanggan biasa-biasa saja

karena dianggap kurang penting dan kurang memuaskan.

D.Menunjukkan faktor yang mempengaruhi pelanggan kurang

penting, tetapi pelaksanaannya berlebihan. Faktor ini dianggap

(42)

8. Pelayanan atau servis

Pelayanan merupakan salah satu aspek yang sangat mempengaruhi

dalam pemasaran suatu usaha.Yusuf (2000) menyatakan bahwa salah satu

kelemahan tenaga penjual adalah kurang memperhatikan masalah

pelayanan purna jual, setelah produk laku penjual senang dan hanya

samapai di situ saja, pada hal untuk meningkatkan omzet pelayanan purna

jual, sehingga konsumen anda memesan lagi. Harapan pelanggan diyakini

mempunyai peranan yang besar dalam evaluasi kualitas produk (Barang

dan Jasa) dan kepuasan pelanggan. Harapan pelanggan pada dasarnya ada

hubungan yang erat antara penentuan kualitas dan kepuasaan mahasiswa.

Menurut pendapat (Tjiptono 1997; 28). Pelayanan publik atau

umum merupakan salah satu fungsi utama dari pemerintah. Pemerintah

berkedudukan sebagai lembaga yang wajib memberikan atau memenuhi

kebutuhan masyarakat. Pelayanan merupakan terjemahan dari istilah

service dalam bahasa inggris yang menurut Kotler yang dikutip Tjiptono,

yaitu berarti “setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh

satu pihak ke pihak yang lain, yang pada dasarnya bersifat intangible

(tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu”,

(Tjiptono, 2004:6). Kemudian Sutopo dan Sugiyanti mengemukakan

bahwa pelayanan mempunyai pengertian sebagai “membantu menyiapkan

(atau mengurus) apa yang diperlukan seseorang”, (Sutopo dan Sugiyanti,

1998:25). Sebagai suatu produk, pelayanan (service) mempunyai sifat

(43)

Menurut Martiani pelayanan mempunyai lima sifat dasar sebagai

berikut: Tidak berwujud (intangible), Tidak dapat dipisah-pisahkan

(inseperability), Berubah-ubah atau beragam (variability),Tidak tahan

lama (perishability), Tidak ada kepemilikan (unowwership). Menurut

(Martiani,1995:1). Dalam kaitannya dengan pelayanan umum Sedar

mayanti mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan pelayanan umum

adalah “melayani suatu jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam

segala bidang”, (Sedarmayanti, 1999:195). Hal senada juga diungkapkan

oleh Saefullah, yang menyatakan bahwa “pelayanan umum (public

service) adalah pelayanan yang diberikan pada masyarakat umum yang

menjadi warga negara atau yang secara sah menjadi penduduk negara yang

bersangkutan.”(Saefullah,1999:5). Kemudian pelayanan publik menurut

Pamudji adalah “berbagai kegiatan pemerintah yang bertujuan untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat di bidang barang dan jasa.”(Pamudji,

1994:21). Adapun yang dimaksud pelayanan publik menurut Ndraha, yaitu

“Proses produksi barang dan jasa yang ditujukan kepada publik.

Menurut(Ndraha, 2000:58), Sedarmayanti, 1999:195). Pelayanan

kepada masyarakat merupakan perwujud dan dari fungsi aparatur

pemerintah sebagai abdi negara dan abdi masyarakat, sehingga

penyelenggaraannya harus terus ditingkatkan sesuai dengan sasaran

pembangunan. Pendapat Saefullah, (1999:7-8). Kemudian menurut

Ndraha, pelayanan publik terdiri dari layanan publik, jasa publik maupun

(44)

dengan layanan civil, sebagai berikut:“Layanan civil (civil service)

berbeda dengan layanan publik (public service). Layanan civil tidak dijual

beli, dimonopoli oleh badan-badan public (pemerintah, negara), dan tidak

boleh diprivatisasikan (diswastakan), sedangkan layanan publik dijual beli,

di bawah kontrol legislatif”.

Menurut pendapat (Ndraha,2000:56). Setelah mempelajari berbagai

pembagian jenis-jenis pelayanan umum (Public service), Saefullah

menyimpulkan bahwa pada dasarnya secara garis besar pelayanan umum

yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat dapat dibedakan

menjadi 2 (dua) kelompok besar, yaitu sebagai berikut: Pertama,

pelayanan umum yang diberikan tanpa memperhatikan orang perseorang,

tetapi keperluan masyarakat secara umum. Dalam pelayanan ini meliputi

penyediaan sarana dan prasarana transportasi, penyediaan pusat-pusat

kesehatan, pembangunan lembaga-lembaga pendidikan, pemeliharaan

keamanan, dan lain sebagainya. Kedua, pelayanan yang diberikan secara

orang perseorangan, pelayanan ini meliputi kemudahan-kemudahan dalam

memperoleh pemeriksaan kesehatan, memasuki lembaga pendidikan,

memperoleh kartu penduduk, pembelian karcis perjalanan dan sebagainya.

Menurut pendapat (Saefullah,1999:8). Dari berbagai pendapat

tentang pembagian jenis-jenis pelayanan umum yang diberikan oleh

pemerintah kepada masyarakat terlihat bahwa pelayanan umum mencakup

lingkup kegiatan dan jenis-jenis yang sangat luas. Dengan kata lain,

(45)

permasalahan yang sangat kompleks dan karena itu membutuhkan

perhatian semua kalangan, baik dari pemerintah sebagai pihak pemberi

layanan maupun dari masyarakat sebagai pihak yang menerima pelayanan.

9. Kualitas pelayanan

Kualitas pelayanan didefinisikan sebagai penilaian pelanggan atas

keunggulan atau keistimewaan suatu produk atau layanan secara

menyeluruh (Zeithaml,1988:p.3). Parasuraman, Zeithaml, dan Berry

(1988: p.15) mendefinisikan kualitas pelayanan sebagai suatu bentuk

sikap, berkaitan tetapi tidak samadengan kepuasan, sebagai hasil dari

perbandingan antara harapan dengan kinerja. Storey dan Wood (1998: p.1)

berpendapat bahwa manajemen harus memahami keseluruhan layanan

yang ditawarkan dari sudut pandang pelanggan. Barata (2006: p.36)

menyatakan bahwa ukuran kualitas pelayanan bukan hanya ditentukan

oleh pihak yang melayani saja tetapi lebih banyak ditentukan oleh pihak

yang dilayani, karena merekalah yang menikmati layanan sehingga dapat

mengukur kualitas pelayanan berdasarkan harapan-harapan mereka dalam

memenuhi kepuasannya. Selanjutnya,bila kinerja pelayanan ini kita

kaitkan dengan harapan (expectation) dan kepuasan (satisfaction) maka

gambarannya adalah sebagai berikut (Barata,2006,p.38): (Performance

Expectation) bila kinerja layanan menunjukkan keadaan di bawah harapan

pelanggan, maka pelayanan kepada pelanggan dapat dianggap tidak

memuaskan. Performance Expectation). Bila kinerja layanan menunjukkan

(46)

memuaskan, tetapi tingkat kepuasannya minimal karena pada keadaan

seperti ini dapat dianggap belum ada keistimewaan layanan. Jadi

pelayanan dianggap biasa atau wajar-wajar saja. (Performance

Expectation). Bila kinerjalayanan menunjukkan lebih dari harapan

pelanggan, maka pelayanan dianggap istimewa atau sangat memuaskan,

karena pelayanan yang diberikan ada pada tahap yang optimal.

Kualitas pelayanan menjadi salah satu ukuran atas keberhasilan

dalam memberikan jaminan atas kepuasan bagi konsumen, melalui

kualitas pelayanan seorang konsumen dapat memberikan penilaian secara

obyektif dalam usaha menciptakan kepuasan konsumen.Kualitas

pelayanan adalah keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik-karakteristik dari

suatu produk atau jasa dalam hal kemampuannya untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhanyang telah ditentukan atau bersifat laten, dengan

menekankan pada orientasi pemenuhan harapan pelanggan untuk

memperoleh kecocokan untuk pemakaian (fitness foruse) (Tjiptono, 2005;

Lupiyoadi, 2001). Salah satu fungsi pemerintahan yang kini semakin

disorot masyarakat adalah pelayanan publik yang di selenggarakan oleh

instansi-instansi pemerintah yang menyelenggarakan pelayanan publik.

Peningkatan kualitas pelayanan publik yang diselenggarakan instansi

pemerintahan kini semakin mengemukan, bahkan menjadi tuntutan

masyarakat. Persoalan yang sering dikritisi masyarakat atau para penerima

layanan adalah persepsi terhadap “kualitas” yang melekat pada selurus

(47)

Pada prinsipnya pengertian-pengertian tersebut di atas dapat

diterima bila dikaitkan dengan kebutuhan atau kepentingan masyarakat

yang menginginkan kualitas pelayanan dalam takaran tertentu.Namun

demikian setia jenis pelayanan publik yang diselenggarakan oleh

instansi-instansi pemerintahan tentu mempunyai kriteria kualitas tersendiri. Hal ini

tentu terkait erat dengan atribut pada masing-masing jenis pelayanan.

Ciri-ciri atau atribut-atribut yang ada dalam kualitas tersebut menurut Tjiptono

(1996 : 56) adalah :

a. Ketepatan waktu pelayanan, yang meliputi waktu tunggu dan waktu

proses.

b. Akurasi pelayanan, yang meliputi bebas dari kesalahan-kesalahan.

c. Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan

d. Kemudahan mendapatkan pelayanan, misalnya banyaknya petugas yang

melayani dan banyaknya fasilitas pendukung seperti komputer.

e. Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan, berkaitan dengan lokasi,

ruang tempat pelayanan, tempat parkir, ketersediaan informasi, dan

lain-lain.

Dari pendapat di atas di atas diketahui bahwa kualitas pelayanan

mencakup berbagai faktor. Menurut Albrecht dan Zemke (dalam

Dwiyanto, 2005:145) bahwa kualitaspelayanan publik merupakan hasil

interaksi dari berbagai aspek, yaitu sistem pelayanan, sumber daya

manusia pemberian pelayanan, strategi, dan pelanggan (customers).

(48)

2005:2) berpendapat bahwa pelayanan adalah produk-produk yang tidak

kasat mata (tidak dapat diraba) yang melibatkan usaha-usaha manusia dan

menggunakan peralatan. Senada dengan pendapat itu, Gronroos (dalam

Ratminto dan Atik,2005:2) berpendapat: Pelayanan adalah suatu aktivitas

atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat

diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen

dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan

pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan

perbandingan kepuasan terhadap kualitas pelayanan mahasiswa.

Tuntutan mahasiswa untuk mendapatkan pelayanan yang lebih baik

(service excellence) tidak dapat dihindari oleh penyelenggara pelayanan

jasa.Tuntutan para penerima layanan untuk memperoleh pelayanan yang

lebih baik harus disikapi sebagai upaya untuk memberikan kepuasan

kepada penerima pelayanan. Kepuasan penerima layanan sangat berkaitan

dengan kualitas pelayanan yang diberikan, seperti yang diungkapkan

Tjiptono (1996:56), bahwa kualitas memiliki hubungan yang sangat erat

dengan kepuasan mahasiswa.

Menurut pendapat Kotler (dalam Tjiptono, 1996:147) mengatakan

bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah

membandingkan kinerja atau hasil yang dia rasakan dibanding dengan

harapannya. Setiap mahasiswa atau penerima pelayanan tentu

menghendaki kepuasan dalam menerima suatu pelayanan. Menurut

(49)

pelayanan ditentukan oleh tingkat kepuasan penerima pelayanan.

Kepuasan penerima pelayanan dicapai apabila penerima pelayanan

memperoleh pelayanan sesuai dengan yang dibutuhkan dan diharapkan.

Dengan demikian kebutuhan para penerima pelayanan harus

dipenuhi oleh pihak penyelenggara pelayanan agar para penerima layanan

tersebut memperoleh kepuasan.Untuk itulah diperlukan suatu pemahaman

tentang konsepsi kualitas pelayanan.

Menurut Wyckof (dalam Tjiptono, 1996:59): Kualitas pelayanan

diartikan sebagai tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian

atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan.

Kualitas pelayanan bukanlah dilihat dari sudut pandang pihak

penyelenggara atau penyedia layanan, melainkan berdasarkan persepsi

masyarakat (pelanggan) penerima layanan. Mahasiswa yang mengk

onsumsi dan merasakan pelayanan yang diberikan, sehingga merekalah

yang seharusnya menilai dan menentukan kualitas pelayanan. Apabila

pelayanan yang diterima atau dirasakan itu sesuai dengan apa yang

diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan.

Jika pelayanan yang diterima melampaui harapan pelanggan, maka

kualitas pelayanan dipersepsikan sebagai kualitasyang ideal. Sebaliknya

jika pelayanan yang diterima lebih rendah dari yang diharapkan, maka

kualitas pelayanan dipersepsikan buruk. Dengan demikian baik buruknya

kualitas pelayanan tergantung kepada kemampuan penyedia layanan dalam

(50)

Berdasarkan uraian sejumlah pendapat yang tersaji, maka

pengertian kualitas pelayanan adalah totalitas karakteristik suatu konsep

pelayanan yang mencakup seluruh aspek pelayanan, dan tolask ukur

kualitas pelayanan itu adalah dapat memberi kepuasan kepada para

mahasiswa atau penerima layanan.

Menurut Wyckof (dalam Lovelock, 1988), Kualitas pelayanan

adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat

keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan mahasiswa. Pernyataan

Wyckof didukung oleh Zeithaml, Parasuraman dan Bery (Zeithaml et all,

1990) yang mendefinisikan kualitas pelayanan sebagai “kesenjangan

antara ekspektasi atau keinginan pengguna jasa dengan apa yang dirasakan

oleh mereka”. Berdasar definisi ini, maka kualitas pelayanan tidak ditinjau

berdasarkan sudut pandang perusahaan tetapi berdasarkan sudut pandang

pengguna jasa.

Jika jasa yang diterima atau dirasakan (perceived service) sesuai

dengan yang diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan baik dan

memuaskan. Jika jasa yang diterima melampaui harapan mahasiswa, maka

kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya jika

jasa yang diterima lebih rendah daripada yang diharapkan, maka kualitas

jasa dipersepsikan buruk. Dengan demikian baik tidaknya kualitas

pelayanan tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi

(51)

Disini kita dapat melihat bahwa kualitas memegang peranan yang

penting baik bagi konsumen dan produsen. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia: kualitas adalah tingkat baik buruknya atau taraf atau derajat

sesuatu. Selain itu, banyak pandangan dari para ahli yang berusaha

menjelaskan makna dari kualitas seperti Philip B.Crosby (Suardi, 2003)

yang mengemukakan: kualitas merupakan kesesuaian terhadap

persyaratan. Sedangkan menurut W. Edwards Deming (Suardi,2003):

kualitas merupakan pemecahan masalah untuk mencapai penyempurnaan

terus-menerus. Disini terlihat bahwa kualitas merupakan suatu solusi yang

tepat bagi perusahaan untuk meningkatkan kinerja dari perusahaan tersebut

dalam produksi, distribusi, pelayanan. Berbeda halnya dengan Josep M.

Juran (Suardi, 2003) yang menyatakan: kualitas berarti kesesuaian dengan

penggunaan.

Sedangkan K. Ishikawa (Suardi, 2003) mengemukakan: kualitas

berarti kepuasan mahasiswa dalam hal ini kepuasan dan pelayanan yang

berkualitas adalah jika mahasiswa merasakan kepuasan setelah mereka

menggunakan kepuasan dan pelayanan tersebut. Hal ini terlihat dari

ekspresi mahasiswa setelah mereka menggunakan kualitas atau pelayanan

tersebut.

Menurut Tjiptono (2005:110) : kualitas jasa atau kualitas pelayanan

yang mendefinisikan sebagai kondisi dinamis yang berhubungan dengan

jasa, sumber daya manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau

(52)

suatu jasa, misalnya child care centre, bisa mencakup berbagai faktor yang

saling terkait, diantaranya lokasi, biaya, status akreditasi, jumlah dan

kualifikasi staf, reputasi child centre bersangkutan, desain kelas, dan arena

bermain, variasi menu yang disajikan, jam operasi, sikap staf, perhatian

personal terhadap kebutuhan dan perkembangan masing-masing anak,

ketersediaan dan aksesibilitas terhadap fasilitas bermain dan belajar dan

seterusnya. Individu yang berbeda akan memberikan bobot kepentingan

yang berbeda pada masing-masing faktor. Selanjutnya Assauri (2003)

menyatakan bahwa: Mahasiswa menilai mutu atau kualitas umumnya

setelah mahasiswa tersebut menerima jasa atau pelayanan itu dari suatu

perusahaan tertentu. Mereka menilai mutu jasa atau pelayanan yang mereka

terima dengan harapan mereka atas jasa atau pelayanan tersebut. Pelanggan

mempertimbangkan mutu jasa atau pelayanan tersebut dalam beberapa

dimensi. Dimensi-dimensi dari jasa atau pelayanan yang didapatkan atau

diterima pelanggan, mereka nilai terhadap apa yang mereka harapkan atas

dimensi tersebut.

Kepuasan mahasiswa tidak hanya dibentuk oleh kualitas pelayanan

semata, akan tetapi juga ditentukan oleh kepuasan, kualitas pelayanan,

faktor pribadi dan faktor sosial. Artinya sekalipun kualitas pelayanan yang

diberikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang dinilai

baik oleh mahasiswa, namun apabila mereka merasa harga yang ditetapkan

jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan yang diharapkan, mereka belum

(53)

sangat menentukan tingkat kepuasan seorang konsumen. Karena tinggi

rendahnya kepuasan tidak terlepas dari bagaimana seorang mahasiswa

memandang pemberian yang mereka peroleh tersebut.

B. Penelitian Sebelumnya Kepuasan Kualitas Pelayanan

Dalam penelitian ini tidak menggunakan penelitian sebelumnya

karena belum ada yang melakukan penelitian tentang masalah tersebut.

Berikut ini terdapat beberapa penelitian yang menguji hubungan antara

dimensi pengukur kualitas jasa (SERVQUAL) dengan kepuasaan pelanggan.

1. Pengaruh Antara Bukti Fisik (Tangible) dengan Kepuasan Pelanggan.

Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2006) dalam Santoso (2013),

karena suatu bentuk jasa tidak bisa dilihat, tidak bisa dicium dan tidak bisa

diraba maka aspek wujud fisik menjadi penting sebagai ukuran dari

pelayanan. Pelanggan akan menggunakan indera penglihatan untuk

menilai suatu kulitas pelayanan. Bukti fisik yang baik akan mempengaruhi

persepsi pelanggan. Pada saat yang bersamaan aspek ini juga merupakan

salah satu sumber yang mempengaruhi harapan pelanggan. Karena dengan

bukti fisik yang baik maka harapan konsumen menjadi lebih tinggi. Oleh

karena itu merupakan hal yang penting bagi perusahaan untuk mengetahui

seberapa jauh aspek wujud fisik yang paling tepat, yaitu masih

memberikan impresi positif terhadap kualitas pelayanan yang diberikan

tetapi tidak menyebabkan harapanpelanggan yang terlalu tinggi sehingga

(54)

pelanggan. Beberapa penelitian yang mendukung hipotesis bukti fisik

(tangible) berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan misalanya penelitian

yang dilakukan oleh Anindita (2012), Adhiyanto (2012), Anuraga (2012),

Aryani dan Rosinta (2010) dalam Susanto, 2013).

2. Pengaruh Antara Kehandalan (Reliability) dengan kepuasan pelanggan.

Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2006), berpendapat kehandalan

(reliability) yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan seusai dengan

apa yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai

dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang

sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang simpatik, dan

dengan akurasi yang tinggi.

3. Pengaruh Antara Daya Tanggap (Responsiveness) dengan Kepuasan

Pelanggan.

Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2006) dalam Santoso (2013),

Daya tanggap yaitu respon atau kesigapan dalam membantu pelanggan dan

memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap, yang meliputi kesigapan

dalam melayani pelanggan, kecepatan dalam menangani transaksi serta

penanganan keluhan pelanggan. Daya tanggap atau ketanggapan yang

diberikan oleh penyedia layanan jasa dengan baik akan meningkatkan

kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan. Beberapa penelitian yang

mendukung hipotesis daya tanggap (responsiveness) berpengaruh terhadap

kepuasan pelanggan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Anindita (2012),

(55)

4. Pengaruh Antara Jaminan (Assurance) dengan kepuasan pelanggan.

Kotler (2005) mendefinisikan keyakinan (assurance) adalah

pengetahuan terhadap produk secara tepat, kesopan santunan karyawan

dalam memberi pelayanan, ketrampilan dalam memberikan informasi,

kemampuan dalam memberikan keamanan dan kemampuan dalam

menanamkan kepercayaan dan keyakinan pelanggan. Menurut Lupiyoadi

dan Hamdani (2006), yaitu meliputi kemampuan karyawan atas

pengetahuannya terhadap produk secara tepat, keramah tamahan, perhatian

dan kesopanan, ketrampilan dalam memberikan informasi, kemampuan

dalam memberikan keamanan dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan

dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan pelanggan, sifat dapat

dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko atau pun

keraguan. Pengetahuan, kesopan santunan,dan kemampuan dapat

menumbuhkan rasa percaya para pelanggan. Beberapa penelitian yang

mendukung hipotesis jaminan (assurance) berpengaruh terhadap kepuasan

pelanggan yaitu penelitian yang Ravichandranet al. (2010).Atas penjelasan

tersebut, maka diperoleh hipotesis sebagai berikut:

5. Pengaruh Antara Empati (Empathy) dengan Kepuasan Pelanggan.

Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2006), dalam Santoso (2013)

empati (empathy) yaitu perhatian dengan memberikan sikap yang tulus dan

berifat individual atau pribadi yang diberikan penyedia layanan jasa

kepada pelanggan seperti kemampuan karyawan untuk berkomunikasi

(56)

(empathy) berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan yaitu penelitian yang

dilakukan oleh Anindita (Dibyantoro dan Cesimariani (2012)

Berdasarkan hasil penelitian dan penjelasn teori tersebut diatas

dihasilkan kerangka konsep sebagai berikut:

Sumber: Parasuraman, Zeithaml, and Bitner (1996) dalam santoso (2013) Kualitas layanan:

Bukti Fisik (Tangible), Kehandalan (Reliability), Daya Tanggap

(Responsiveness), Jaminan

(Assurance), Empati (Empathy)

(57)

C. Kerangka Konseptual Penelitian

Berdasarkan dari uraian latar belakang, tinjauan pustaka dengan

teori-teori yang telah dijelaskan pada bab terdahulu terhadap penelitian ini, maka

sebagai kerangka pikir dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 3 : Kerangka Pikir Penelitian

Terhadap gambar kerangka pikir penelitian di atas, maka alur

penelitian yang akan dilakukan untuk Analisis Kepuasan Mahasiswa

Terhadap Kualitas Pelayanan Pemerintah Daerah Pegunungan Bintang dan

Universitas Sanata Dharma Dan Studi Pada Kasus Mahasiswa Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta, yaitu dengan langkah terlebih dahulu yang

dianalisis dan diteliti adalah variabel kepuasaan mahasiswa tersebut di atas

dengan maksud untuk memperoleh hipotesis adakah pengaruhi kualitas

pelayanan.

Kualitas Pelayanan (SERVQUAL)  Pemerintah Daerah Kabupaten  Pegunungan Bintang 

(58)

D. Hipotesis

Perbedaan kepuasaan mahasiswa terhadap kualitas pelayanan

Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang dan Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta. Hipotesis adalah kesimpulan sementara atau proposisi

tentatif tentang hubungan dari dua variabel yang dapat dipergunakan sebagai

tuntunan sementara dalam penelitian untuk menguji kebenarannya. Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel yang dapat digunakan untuk menguji

kebenarannya adalah analisis kepuasaan mahasiswa terhadap kualitas

pelayanan Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang dan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Kepuasan terhadap kebutuhan dan keinginan mahasiswa dapat

tercapai dengan adanya ke inginan kegiatan dan sesuatu yang diberikan. Oleh

karena itu kemampuan salah satu masalah utama dalam menciptakan proses

pertukaran antara manajemen dan mahasiswa. Kualitas pelayanan yang baik

merupakan satu hal yang sangat penting untuk memperoleh sesuatu yang kita

inginkan. Karena hal tersebut akan bermuara pada kepuasan mahasiswa

sendiri dapat didefinisikan sebagai berikut “kepuasan mahasiswa merupakan

perasaan mahasiswa setelah membandingkan kinerja hasil yang dirasakan

dengan harapannya”risetmahasiswa untuk mengungkapkan reaksi mahasiswa

terhadap pelayanan yang diberikan Universitas Sanata Dharma dengan

tingkat kepuasan yang berkaitan dengan layanan tersebut sangat relevan dan

dibutuhkan oleh perguruan tinggi yang berorientasi pada mahasiswa. Proses

(59)

kebijakan.Tujuan Program Kerjasama antara Pemerintah Daerah Kabupaten

Pegunungan Bintang dan Universitas Sanata Dharma adalah mau

menciptakan sumberdaya manusia (SDM) dengan harapan mahasiswa

memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk membangun

pegunungan bintang.

Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka yang mengacu

kepada konsep Zeithmal dan Bitner (2003) dan Parasuraman (2004), konsep

ini menyatakan bahwa kualitas layanan yang dikemukakan terdiri atas 5

(lima) dimensi kualitas pelayanan yaitu tangibility, empathy, reliability,

responsiveness, assurance. Kebutuhan dan keinginan serta pengalaman

memberikan pelayanan kepada mahasiswa terhadap pemenuhan tingkat

kepuasan, pada akhirnya akan mempengaruhi minat mahasiswa untuk

memperoleh pelayanan yang diberikan sesuai dengan prosedur kualitas

pelayanan. Harapan atas kepuasan yang diinginkan oleh mahasiswa muncul

dari kebutuhan dan keinginan terhadap pelayanan yang diberikan yang

sesuai dengan harapan, yang dinyatakan sebagai harapan yang sesuai dari

kenyataan yang diterima dalam mendapatkan pelayanan Universitas Sanata

Dharma maupun pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang.

Sebaliknya, harapan dengan kenyataan yang diterima atas kepuasan,

merupakan suatu kesamaan dalam menerima pelayanan. Keberhasilan suatu

kegiatan dalam memberikan pelayanan kepada mahasiswa sangat tergantung

kepada pemahaman manajemen praktis dan konsep manajemen sumberdaya

Gambar

Tabel                                                                                                            Halaman
Gambar 1 model importance performance analysis
Gambar 2.4 (Nasution, 2001) dalam Rahmawati (2010)
Gambar 2. Diagram Kartesius
+7

Referensi

Dokumen terkait

Lain halnya dalam pembelajaran kewirausahaan di SMA Adiguna Bandar Lampung cenderung lebih bersifat teoritis, sehingga siswa tidak memiliki kemampuan untuk memulai

Bahwa Terdakwa pada waktu-waktu dan ditempat-tempat sebagaimana tersebut bawah ini, yaitu pada tanggal Dua bulan November Tahun Dua ribu lima belas, sampai dengan laporan polisi

Bidang lomba CNC Milling merupakan salah satu bidang lomba pada program studi keahlian Teknik Mesin yang mencakup kemampuan pembuatan dan pemahaman gambar teknik, kemampuan

instrumen bantu berupa lembar tugas yang berisi soal tes dan pedoman wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data,

terukur. BBPP Kupang sebagai instansi pemerintah wajib mempertanggungjawabkan kinerjanya dalam bentuk Laporan Kinerja. Tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan

Berdasarkan pada pengalaman kami dan informasi yang ada, diharapkan tidak ada efek yang membahayakan jika ditangani sesuai dengan rekomendasi dan tindakan pencegahan yang sesuai

1) Melaksanakan pembinaan anak terlantar dan penanganan anak jalanan baik di dalam maupun di luar panti. 2) Melaksanakan pelayanan kesejahteraan anak yatin dan piatu,

Selain itu juga dilakukan evaluasi secara periodik untuk keterampilan penguasaan teknologi pengolahan palm sugar dan pola manajemen usaha pertanian sehingga