• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV – PROFIL KOTA - DOCRPIJM d27d67f28c BAB IVBAB IV PROFIL KOTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV – PROFIL KOTA - DOCRPIJM d27d67f28c BAB IVBAB IV PROFIL KOTA"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV – PROFIL KOTA

IV.1. GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI WILAYAH

Kota Probolinggo merupakan salah satu daerah kota di wilayah bagian

Utara Propinsi Jawa Timur. Secara geografis Kota Probolinggo terletak antara

7o43’41” sampai 7o49’04” Lintang Selatan dan 113o10’ sampai 113o15’ Bujur Timur dengan batas wilayah :

a. Sebelah Utara : Selat Madura

b. Sebelah Timur : Kecamatan Dringu (Kabupaten Probolinggo)

c. Sebelah Selatan : Kecamatan Leces, Wonomerto, Bantaran, dan

Sumberasih (Kabupaten Probolinggo)

d. Sebelah Barat : Kecamatan Sumberasih (Kabupaten Probolinggo)

Secara administrasi Kota Probolinggo terdiri dari 5 kecamatan yaitu

Kecamatan Mayangan dengan 5 Kelurahan, Kecamatan Kanigaran dengan

6 Kelurahan, Kecamatan Kedopok dengan 6 Kelurahan, Kecamatan Wonoasih

dengan 6 Kelurahan dan Kecamatan Kademangan dengan 6 Kelurahan. Dasar

pembagian wilayah administrasi Kota Probolinggo ini adalah Peraturan Daerah

Kota Probolinggo Nomor 20 Tahun 2006 tentang Penataan dan Pengembangan

Kelembagaan Kecamatan, dimana sebelumnya Kota Probolinggo hanya terdiri

dari 3 (tiga) kecamatan dan kemudian dilakukan penataan dan pengembangan

kecamatan menjadi 5 (lima) kecamatan yang membawahi 29 Kelurahan.

Pembagian Wilayah Administrasi Kota Probolinggo terlihat pada Tabel III.1.

Kota Probolinggo memiliki luas wilayah 5.666,7 Ha dengan urutan

wilayah Kecamatan mulai dari yang terluas yaitu Kecamatan Kedopok

(1.362,4 Ha), Kecamatan Kademangan (1.275,4 Ha), Kecamatan Wonoasih

(1.098,1 Ha), Kecamatan Kanigaran (1.065,3 Ha), dan yang terkecil adalah

Kecamatan Mayangan dengan luas 865,5 Ha.

Tabel III. 1 Pembagian Kecamatan Dirinci Per Kelurahan di Kota Probolinggo

NO KECAMATAN LUAS (HA)

1 Mayangan

1. Mayangan 127,6

2. Sukabumi 148,7

(2)

NO KECAMATAN LUAS (HA)

(3)

Gambar 3. 1 Peta Wilayah Administrasi Kota Probolinggo

B A P P E D A

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

(4)

IV.2. DEMOGRAFI

Jumlah penduduk Kota Probolinggo pada akhir tahun 2012 tercatat

sebesar 219.139 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar 108.810 jiwa

dan jumlah penduduk perempuan sebesar 110.329 jiwa. Sex ratio pada akhir

tahun 2012 sebesar 98,62 dimana angka ini berarti dari 100 penduduk

perempuan terdapat 99 penduduk laki-laki.

Persentase penduduk terbesar di Kecamatan Mayangan sebesar 27,6%,

disusul Kecamatan Kanigaran 25,5%, Kecamatan Kademangan sebesar 17,8%,

Kecamatan Wonoasih sebesar 14,8% dan Kecamatan Kedopok sebesar 14,3%.

Ditinjau dari aspek persebaran penduduk berdasarkan tingkat kepadatan

penduduk tersebut diketahui bahwa terjadi konsentrasi kepadatan penduduk

di wilayah Utara Kota Probolinggo (Kecamatan Mayangan dan Kanigaran –

53,1%) yang merupakan daerah pusat kota dengan luas wilayah yang

cenderung kecil (34,1%) jika dibandingkan dengan luas wilayah daerah Selatan

(Kecamatan Kademangan, Wonoasih dan Kedopok) dengan luas wilayah 65,9%

dan tingkat kepadatan penduduk 46,9%.

Jumlah kelahiran yang tercatat pada tahun 2012 sebesar 2.756 jiwa,

jumlah kematian sebesar 1.752 jiwa dan penduduk migrasi yang masuk 5.619

orang, sedangkan yang keluar 5.545 orang.

Tabel III. 2 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk Kota Probolinggo Tahun 2012

1 Kademangan 12,754 22,5 19.343 19.649 38.992 17,8 3.057

2 Kedopok 13,624 24 15.594 15.679 31.273 14,3 2.295

3 Wonoasih 10,981 19,4 16.215 16.311 32.526 14,8 2.962

4 Mayangan 8,655 15,3 29.903 30.565 60.468 27,6 6.986

5 Kanigaran 10,653 18,8 27.755 28.125 55.880 25,5 5.245

Jumlah 56,67 100 108.810 110.329 219.139 100 3.867

Sumber : Kota Probolinggo Dalam Angka Tahun 2013

Tabel III. 3 Komposisi Penduduk Kota Probolinggo Tahun 2009 - 2012

NO URAIAN 2009 2010 2011 2012

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Jumlah Penduduk (jiwa) 217.501 217.349 218.061 219.139

2 Rata-rata kepadatan penduduk (km2) 3.838 3.836 3.848 3.867

3 Laju Pertumbuhan Penduduk (%) 0,31 -0,07 0,33 0,49

4 Penduduk menurut :

(5)

NO URAIAN 2009 2010 2011 2012

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

- Laki-laki 107.865 108.028 108.321 108.810

- Wanita 109.636 109.321 109.740 110.329

b. Sex ratio 98,38 98,82 98,71 98,62

c. Angkatan kerja :

- Tingkat Partisipasi Angkatan

Kerja (TPAK) 65,26 63 68,08 67,65

- Tingkat Pengangguran Terbuka

(TPT) 8,53 6,85 4,66 5,12

- Tingkat Kesempaten Kerja (TKK) 91,47 93,15 95,34 94,88

Sumber : LKPJ AMJ Walikota Probolinggo Tahun 2013

Tabel III. 4 Penduduk Kota Probolinggo Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin Tahun 2009 - 2012

1 0-4 9.652 8.727 8.932 8.599 6.748 6.549 8.617 8.286

2 5-9 9.622 9.214 9.309 8.925 9.459 8.912 9.635 8.995

3 10-14 9.054 8.514 9.250 8.687 9.599 9.064 9.714 9.104

4 15-19 8.681 8.244 8.614 8.201 8.927 8.534 9.002 8.576

5 20-24 9.004 8.845 8.768 8.746 8.853 8.509 8.768 8.335

6 25-29 9.814 10.330 10.351 10.416 9.621 9.498 9.326 9.293

7 30-34 8.143 8.893 9.801 9.398 9.593 9.560 9.319 9.356

8 35-39 8.963 9.268 9.050 8.881 8.913 8.934 8.724 8.961

9 40-44 8.188 8.766 8.194 8.518 8.925 9.118 8.901 9.053

10 45-49 7.426 7.965 6.889 7.576 7.259 8.010 7.167 7.971

11 50-54 6.191 6.136 5.930 6.066 6.303 6.642 6.235 6.656

12 55-59 4.794 4.466 4.595 4.351 5.034 4.978 4.953 4.955

13 60+ 8.333 10.268 8.345 10.957 9.087 11.432 8.449 10.788

Total 107.865 109.636 108.028 109.321 108.321 109.740 108.810 110.329

217.501 217.349 218.061 219.139

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Probolinggo Tahun 2013

Apabila diperhatikan dalam tabel III.4 di atas, dapat diketahui bahwa

penduduk berdasarkan usia selama kurun waktu 2009-2012, 74,81 persen

sampai dengan 76,91 persen penduduk Kota Probolinggo termasuk usia

produktif (usia 15-60+ tahun), dan 23,05 persen sampai dengan 25,18 persen

masuk dalam kelompok usia non produktif (usia 0-14 tahun). Berdasarkan

perhitungan angka tersebut memberikan gambaran bahwa selama kurun waktu

2009-2012 angka ketergantungan (age dependency ratio) penduduk

Kota Probolinggo rata-rata sebesar 31,40, ini berarti bahwa secara hipotesis

setiap 100 penduduk usia produktif, menanggung sekitar 31-32 orang

(6)

Tabel III. 5 Jumlah Penduduk Miskin Kota Probolinggo Tahun 2009 - 2012

1. 2008 216.833 51.285 23,65

2. 2009 217.501 47.079 21,64

3. 2010 217.349 41.364 19,03

4. 2011 218.061 38.800 17,79

5. 2012 219.139 Proses update Proses update

Sumber : BPS Kota Probolinggo Tahun 2013

Gambar 3. 2 Trend Penurunan Jumlah Penduduk Miskin Kota Probolinggo

Angka kemiskinan adalah proporsi jumlah penduduk yang hidup

dibawah garis kemiskinan dalam total jumlah penduduk suatu wilayah.

Berdasarkan tabel 1.12 prosentase penduduk miskin terhadap jumlah

penduduk Kota Probolinggo tahun 2008 sampai dengan tahun 2011

mengalami penurunan, untuk tahun 2008 mencapai sebesar 23,65 persen,

tahun 2009 sebesar 21,64 persen, tahun 2010 sebesar 19,03 persen dan

tahun 2011 mencapai sebesar 17,79 persen.

Menurunnya penduduk miskin di Kota Probolinggo (data awal tahun

2011 penduduk miskin Kota Probolinggo sejumlah 74.629 jiwa) berdasarkan

surat resmi Sekretariat Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan,

ditandatangani oleh Sekretaris Eksekutif TNP2K Nomor

B-398/Setwapres/D-3/TNP2K.03.04/07/2013, tanggal 22 Juli 2013) dijelaskan bahwasanya yang

menjadi pedoman mengukur kinerja penanggulangan kemiskinan disuatu

wilayah adalah angka kemiskinan yang dihasilkan melalui Survey Sosial

Ekonomi Nasional (SUSENAS) yang dilaksanakan oleh BPS (yang masuk kategori

(7)

Kota Probolinggo tahun 2011 sebesar 38.800 jiwa menurun dibandingkan

tahun 2010 sebesar 41.364 jiwa.

Trend menurunnya penduduk miskin di Kota Probolinggo merupakan

dampak program-program penanggulangan kemiskinan yang non sektoral dan

sinergitas antar SKPD melalui Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan

(TKPK) Kota Probolinggo. Berbagai program prioritas yang digulirkan untuk

mengatasi masalah kemiskinan bertujuan untuk menumbuhkan pemberdayaan

dan kemandirian masyarakat sehingga dapat meringankan beban pemenuhan

kebutuhan dasar, pengembangan usaha, perluasan lapangan kerja dan

peningkatan pendapatan masyarakat.

IV.3. TOPOGRAFI

Wilayah Kota Probolinggo terletak pada ketinggian 0 sampai kurang dari

50 meter dia atas permukaan air laut. Apabila ketinggian tersebut

dikelompokkan atas; ketinggian 0 -10 meter, ketinggian 10 -25 meter,

ketinggian 25 -50 meter. Semakin ke wilayah selatan, ketinggian dari

permukaan laut semakin besar. Namun demikian seluruh wilayah Kota

Probolinggo relatif berlereng (0 – 2%). Hal ini mengakibatkan masalah erosi

(8)

Gambar 3. 3 Peta Topografi Kota Probolinggo

RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA

(9)

IV.4. GEOHIDROLOGI

Di wilayah Kota Probolinggo terdapat 6 sungai yaitu Kali Kedunggaleng,

Umbul, Banger, Legundi, Kasbah, dan Pancur. Sungai-sungai tersebut mengalir

sepanjang tahun, mengalir dari arah selatan ke utara sesuai dengan kelerengan

wilayah dan mempunyai hulu di wilayah Kabupaten Probolinggo.

Untuk keperluan usaha pertanian, sungai-sungai tersebut telah dimanfaatkan

seluruhnya melalui saluran-saluran irigasi yang dibangun untuk maksud itu.

Tabel III. 6 Data Sungai di Kota Probolinggo

NO SUNGAI PANJANG (KM)

Sumber : RTRW Kota Probolinggo Tahun 2009 - 2028

Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 32 Tahun 2013 tentang

Penetapan Kelas Air pada Wilayah Sungai Baru – Bajulmati, Wilayah Sungai

Pekalen – Sampeyan, Wilayah Sungai Bondoyudo – Bedadung, Wilayah Sungai

Welang – Rejoso dan Wilayah Sungai Madura – Bawean, telah ditetapkan Kelas

Air Wilayah Sungai Welang – Rejoso di Kota Probolinggo sebagaimana Tabel di

Bawah ini.

Tabel III. 7 Penetapan Kelas Air Wilayah Sungai Welang – Rejoso di Kota Probolinggo

No Nama DAS Nama Sungai Catchment

Area (Km2) Lokasi

Batas – Batas Peruntukan

Kelas Air

23 Pesisir Sungai Pesisir 104,90 Kota & Kab

Prob.

Ds. Ngadas Kec. Sukapura – Ds. Pesisir Kec. Sumberasih

III

24 Sumber Rejeki Sungai Sumber

Rejeki

2,80 Kota Prob. Kel. Pilang II

25 Legundi Sungai Legundi 46,83 Kota & Kab

Prob.

Ds. Wonokerso Kec. Sumber – Ds. Pilang Kec. Kademangan

III

26 Umbul Kali Umbul 9,22 Kota Prob. Ds. Sumberwetan – Kel.

Pilang

III

27 Sukabumi Sukabumi 1,64 Kota Prob. Kel. Tisnonegaran – Kel.

Sukabumi

II

28 Mangunharjo Sungai

Mangunharjo

2,45 Kota Prob. Kel. Kanigaran – Kel. Mangunharjo Sumber – Ds. Dringu Kec. Dringu

III

(10)

Selain sungai maka sumber air irigasi dan sumber air baku lainnya

adalah mata air yang terdapat di berbagai tempat. Terdapat 16 (enam belas)

Mata air yang ada di Kota Probolinggo dan harus dilindungi kelestariannya

antara lain :

1. Sumber Mata Air Langse.

2. Sumber Mata Air Jalil.

3. Sumber Mata Air Tiban.

4. Sumber Mata Air Gentong

5. Sumber Mata Air Umbul.

6. Sumber Mata Air Sumber Pacar.

7. Sumber Mata Air Sumber Kekok.

8. Sumber Mata Air Arum.

9. Sumber Mata Air Jati.

10.Sumber Mata Air Sumber Taman.

11.Sumber Mata Air Sentong.

12.Sumber Mata Air Ardi.

13.Sumber Mata Air Kareng.

14.Sumber Mata Air Grinting.

15.Sumber Mata Air Pilang Renes.

Air tanah di Kota Probolinggo umumnya jernih dan tidak berbau.

Penduduk yang belum mendapat fasilitas air system perpipaan PDAM

umumnya menggunakan air tanah sebagai sumber air minum. Hal ini

dilakukan dengan menggunakan sumur atau pompa. Kedalaman air tanah di

Kota Probolinggo, yang dilihat dari kedalaman sumur, bervariasi antara

kedalaman 3 sampai 12 meter. Semakin ke selatan kedalamannya

(11)

Gambar 3. 4 Peta Kedalaman Air Tanah Kota Probolinggo

RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA

(12)

Gambar 3. 5 Peta Sumber Mata Air Kota Probolinggo

RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA

(13)

IV.5. GEOLOGI

Wilayah Kota Probolinggo dibentuk dari bahan induk batuan volkanik

dan zaman quarter muda (young quarternary volcanic product) dan batuan

endapan (alluvium). Bahan induk tersebut terbentuk dengan fisiografi yang

relatif datar. Bahan induk alluvium terdapat pada wilayah bagian utara dan

tenggara, sedangkan bahan induk volcanic product terdapat pada

bagian lainnya.

Tabel III. 8 Luas Wilayah Berdasarkan Pada Jenis Batuan Induk di Kota Probolinggo

NO JENIS BAHAN INDUK LUAS (HA) LUAS (%)

1 Alluvium 1.899,90 33,53

2 Young Quartenary Volcanic Product 3.766,9 66,47

Jumlah 5.666,8 100,00

Sumber : RTRW Kota Probolinggo Tahun 2009 - 2028

Jenis tanah penting diketahui terutama dalam usaha pengembangan

pertanian. Jenis tanah di wilayah Kota Probolinggo terdiri dari Alluvial,

Mediteran, dan Regosol. Jenis tanah alluvial regosol terdapat pada daerah

paling utara yaitu daerah pantai. Alluvial kelabu tua pada bagian tengah ke

utara. Jenis tanah yang terluas di wilayah Kota Probolinggo adalah alluvial

coklat keabuan, yaitu dari bagian tengah hingga selatan kota. Jenis tanah

regosol coklat terdapat sebagian kecil di bagian timur kota, sedangkan

kompleks grumosol hitam dan litosol pada bagian barat daya kota. Jenis tanah

aluvial (63.98%) merupakan tanah yang sangat baik untuk usaha pertanian,

karena tersedia cukup mineral yang diperlukan untuk tumbuh-tumbuhan.

Demikian pula jika digunakan untuk bangunan, jenis tanah ini mempunyai

daya tahan yang kuat karena merupakan endapan tanah liat yang bercampur

pasir halus. Jenis tanah grumosol (4.82%) sifat tanahnya mudah longsor dan

memiliki drainase buruk. Dengan demikian, tentunya jenis tanah ini kurang

baik guna didirikan bangunan karena selalu terancam bahaya. Jenis tanah

Mediteran (31.20%) merupakan jenis tanah yang memiliki karakteristik

tahan menahan.

Tabel III. 9 Jenis Tanah Kota Probolinggo

NO JENIS TANAH LUAS (HA) LUAS (%)

1 Regosol 273.01 4.82

2 Mediteran 1,768.34 31.2

3 Aluvial 3,625.80 63.98

Jumlah 5667.15 100

(14)

Kemampuan tanah suatu wilayah perlu ditinjau mengenai kedalaman

efektif tanah, tesktur tanah, drainase, dan faktor pembatasnya.

1. Kedalaman efektif

Kedalaman efektif merupakan kedalaman tanah dimana perakaran tanaman

masih bisa tumbuh denga baik. Kedalaman tanah di wilayah Kota

Probolinggo adalah lebih dari 90 cm.

2. Tekstur Tanah

Tesktur tanah adalah perbandingan partikel liat, debu dan pasir yang

terdapat pada suatu gumpalan tanah. Data mengenai tekstur tanah yang

diperoleh adalah tekstur tanah pada kedalaman 20 cm.

Tekstur tanah secara umum diklasifikasikan dalam 3 kelas, yaitu halus,

sedang dan kasar. Tekstur tanah di Kota Probolinggo terdiri dari tekstur

halus dan sedang. Tanah bertekstur halus terdapat di wilayah bagian Utara,

sedangkan tanah bertekstur sedang terdapat di bagian wilayah lainnya. Luas

tanah bertekstur halus ialah 3.816 Ha (67,35% dari luas wilayah), sedang

tanah bertekstur sedang ialah 1.849,93 Ha (32,65% luas wilayah). Tanah

pertanian, tanah bertekstur sedang merupakan tanah yang paling mudah

pengolahannya.

3. Drainase

Drainase yang dimaksud adalah kemampuan permukaan tanah untuk

merembeskan air secara alami. Keadaan drainase tanah dikelompokkan atas

3 kelas, yaitu drainase baik/tidak pernah tergenang, tergenang periodik,

dan drainase tergenang terus-menerus. Sebagian besar wilayah Kota

Probolinggo berdrainse cukup baik/tidak pernah tergenang. Drainase

tergenang periodik terdapat di dekat pantai dan beberapa kawasan di

daerah tengah. Areal persawahan dan tambak dimasukkan pada tanah

berdrainase baik.

Tabel III. 10 Kemampuan Tanah berdasarkan Kondisi Drainase Kota Probolinggo

NO DRAINASE LUAS (HA) LUAS (%)

1 Baik (tidak pernah tergenang) 5,556.80 96.06

2 Tergenang periodik 52.5 0.93

3 Tergenang terus-menerus 57.5 1.01

Jumlah 5,666.80 100

(15)

Gambar 3. 6 Peta Geologi Kota Probolinggo

RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA

(16)

Gambar 3. 7 Peta Jenis Tanah Kota Probolinggo

RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA

(17)

IV.6. KLIMATOLOGI

Kota Probolinggo mempunyai perubahan 2 musim setiap tahunnya,

yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Pada kondisi normal, musim

penghujan terjadi pada Bulan Desember sampai dengan Mei, sedangkan

musim kemarau terjadi pada bulan Juni sampai bulan Nopember.

Pada bulan Juni sampai dengan November arus angin bertiup dari

Australia mengandung uap air, hingga mengakibatkan musim kemarau.

Sebaliknya pada bulan Desember sampai dengan Mei arus angin mengandung

uap air berhembus dari Asia dan Samudera Pasifik sehingga terjadi musim

hujan. Musim kering yang terjadi pada bulan Juli sampai dengan Oktober

berpengaruh terjadinya angin kering dari arah tenggara ke barat laut, yang

populer dengan sebutan ”Angin Gending”.

Data dari Dinas Pekerjaan Umum Bidang Pengairan, jumlah curah hujan

terbanyak terjadi di bulan Januari. Selama bulan Juli sampai September tidak

terjadi hujan di Kota Probolinggo. Jumlah curah hujan pada tahun 2012 lebih

tinggi dibanding tahun 2011.

(18)

Tabel III. 11 Jumlah Curah Hujan dan Jumlah Hari Hujan Kota Probolinggo Tahun 2012

BULAN

NAMA STASIUN HUJAN

Triwung Kidul Kademangan Pakistaji Probolinggo

Curah

Januari 339 26 321 26 358 19 324 16

Februari 189 18 217 18 197 13 185 9

Maret 256 19 291 14 273 10 191 11

TotaL 2012 1034 91 1062 81 1080 66 875 53

Total 2011 1313 84 1062 81 1414 93 1292 48

Sumber : Kota Probolinggo Dalam Angka Tahun 2013

IV.7. SOSIAL EKONOMI

IV.7.1. KONDISI SOSIAL

IV.7.1.1. Karakteristik Sosial Masyarakat

Karakteristik sosial penduduk Kota Probolinggo dapat dilihat dari segi

etnik dan budaya masyarakatnya. Masyarakat Probolinggo dilihat dari sosial

budaya sebagian berasal dari budaya agraris (petani dan nelayan) dan

berkembang menjadi masyarakat urbanis. Sedangkan ditinjau dari suku,

sebagian besar merupakan Suku Jawa dan Madura yang terkenal ulet, lugas,

terbuka, dan kuat dalam mengarungi kehidupan (berjiwa wiraswasta tinggi).

Selain itu perpaduan masyarakat dan budaya yang masih asli

dicerminkan dengan gotong royong, dan adat budaya khas, serta diwarnai

dengan unsur Islam. Hal ini dapat dipandang sebagai potensi masyarakat

sehingga menjadi modal dalam peningkatan sumber daya manusia sehingga

terbentuk suatu masyarakat yang handal dan berkembang dan mudah tanggap

terhadap kemajuan.

Lebih dari itu potensi potensi yang ada menjadikan ketahanan sosial

masyarakat akan mampu menangkal dan menyaring kemungkinan adanya

pengaruh budaya luar yang negatif. Salah satu wujud kekhasan budaya

(19)

seni musik dan seni rupa. Hal ini selain memperkuat budaya masyarakat juga

menjadi aset yang bisa dikembangkan untuk wisata maupun industri.

IV.7.1.2. Tingkat Pendidikan Masyarakat

Tabel III. 12 Tingkat Pendidikan Masyarakat Kota Probolinggo Tahun 2008 - 2012

KELOMPOK UMUR 2008 2009 2010 2011 2012

Tidak / Belum Sekolah 31.459 31.534 31.500 31.754 43.297

Belum Tamat SD 17.524 17.573 17.609 17.693 17.514

Tamat SD 62.858 62.986 62.948 63.178 55.516

Tamat SLTP 29.500 29.574 29.519 29.584 27.876

Tamat SLTA 50.832 50.964 50.829 50.893 49.460

Diploma I/II 1.871 1.876 1.871 1.877 1.482

Diploma III 1.869 1.873 1.867 1.870 2.057

Sarjana (S1) 9.460 9.488 9.463 9.478 10.623

Sarjana (S2) 529 531 530 531 713

Sarjana (S3) 11 11 11 11 13

Tidak Terisi 11.050 11.091 11.142 11.192 10.587

TOTAL 216.962 217.501 217.349 218.061 219.139

Sumber : Kota Probolinggo Dalam Angka Tahun 2013

Berdasarkan data tingkat pendidikan masyarakat di Kota Probolinggo,

diketahui bahwa mayoritas penduduk di Kota Probolinggo memiliki tingkat

pendidikan yang tergolong rendah, yaitu tamatan SD dan SMA.

Pengukuran dimensi kemampuan menyerap ilmu pengetahuan suatu

daerah dilakukan melalui dua hal yaitu Angka Melek Huruf (AMH) umur 15

tahun ke atas dan angka rata-rata lama sekolah (RLS). Pada tahun tahun 2011

angka melek huruf di Kota Probolinggo mencapai sebesar 92,51 persen lebih

baik dari tahun 2010 sebesar 92,49 persen. Pada tahun 2012 angka melek

huruf meningkat menjadi 93,35 persen artinya prosentase penduduk yang

buta huruf mengalami penurunan. Penurunan angka buta huruf dimungkinkan

karena adanya pembelajaran bagi masyarakat yang tidak dapat baca tulis oleh

para kader kelurahan. Pemerintah berupaya terus untuk memberantas buta

huruf karena masih ada sebagian penduduk usia 64+ yang belum memiliki

(20)

Tabel III. 13 Rata-rata Lama Sekolah Penduduk 15 Tahun ke atas Kota Probolinggo

2007 2008 2009 2010 2011

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Kab. Lumajang 5,90 5,90 6,03 6,10 6,41

Kab. Jember 6,29 6,29 6,45 6,53 6,73

Kab. Banyuwangi 6,68 6,68 6,81 6,85 6,89

Kab. Bondowoso 5,20 5,20 5,49 5,54 5,66

Kab. Situbondo 5,68 5,68 5,99 6,18 6,19

Kab. Probolinggo 5,00 5,00 5,08 5,57 5,80

Kab. Pasuruan 6,16 6,16 6,33 6,34 6,54

Kota Probolinggo 8,29 8,29 8,35 8,52 8,53

Kota Pasuruan 8,74 8,74 8,81 8,85 8,96

Jawa Timur 6,90 6,95 7,20 7,24 7,34

Rata-rata Lama Sekolah (tahun) Kabupaten/Kota

Sumber : LKPJ AMJ Walikota Probolinggo Tahun 2013

Pada tahun 2011, rata-rata lama sekolah penduduk Kota Probolinggo

mencapai 8,53 tahun yang berarti penduduk usia 15 tahun ke atas di Kota

Probolinggo bersekolah hingga tingkat SLTP kelas 2 semester II (8 tahun 6,36

bulan atau hampir naik ke kelas 3 SLTP). Dibanding lima tahun yang lalu

rata-rata lama sekolah penduduk di Kota Probolinggo, naik 2,88 bulan.

Untuk Jawa Timur rata-rata lama sekolahnya adalah 7,34 tahun, artinya

apabila dibandingkan dengan beberapa Kabupaten lain di sekitar Kota

Probolinggo, rata-rata lama sekolah di Kota Probolinggo masih terhitung cukup

baik (di atas rata-rata).

Kondisi di Kota Probolinggo bisa dijelaskan dengan dua kemungkinan.

Pertama, kesadaran masyarakat Kota Probolinggo dalam hal pendidikan

memang masih kurang. masyarakat masih merasa cukup dengan pendidikan

tingkat SD. Kedua, masyarakat Kota Probolinggo yang berpendidikan tinggi,

memilih untuk tidak tinggal di Kota Probolinggo dan memutuskan tinggal di

daerah yang lebih mendukung dalam mendapatkan lapangan pekerjaan yang

lebih sesuai dengan tingkat pendidikannya. Singkatnya, banyak Sumber Daya

Manusia (SDM) Kota Probolinggo yang lari keluar kota untuk pengembangan

diri sesuai dengan pendidikan yang diterimanya. Hal ini tentu merupakan

kerugian yang besar untuk Kota Probolinggo karena SDM adalah modal dasar

bagi pembangunan. Oleh karena itu upaya untuk memaksimalkan ketersediaan

fasilitas pendidikan baik sarana maupun prasarana akan sangat menunjang

(21)

IV.7.2. KONDISI EKONOMI

IV.7.2.1. PDRB

Kinerja perekonomian suatu daerah secara makro dapat digambarkan

dari nilai produk domestik regional bruto. Hal ini karena di dalam nilai tersebut

mampu menggambarkan kemampuan suatu wilayah untuk menciptakan output

(nilai tambah) yang mencakup semua output barang dan jasa yang dihasilkan

selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Dari nilai PDRB tersebut

dapat diketahui berbagai indikator antara lain : pertumbuhan ekonomi, inflasi

di tingkat produsen, sektor yang dominan dan PDRB perkapita.

Angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Probolinggo Atas

Dasar Harga Berlaku (ADHB) selama kurun waktu tiga tahun terakhir

masing-masing adalah 4,768 trilyun rupiah pada Tahun 2010; 5,262 trilyun rupiah

pada Tahun 2011 dan 5,880 trilyun rupiah pada Tahun 2012. Sementara,

angka PDRB Kota Probolinggo Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2000, selama

kurun waktu tiga tahun terakhir masing-masing 2,021 trilyun rupiah pada

Tahun 2010; 2,154 trilyun rupiah pada Tahun 2011 dan 2,303 trilyun rupiah

pada Tahun 2012.

Beralihnya struktur lapangan usaha sebagian masyarakat

Kota Probolinggo dari sektor pertanian ke sektor ekonomi lainnya dapat

terlihat dari besarnya peranan masing-masing sektor ini terhadap

pembentukan PDRB Kota Probolinggo. Selama kurun waktu tiga tahun terakhir,

sumbangan terbesar dihasilkan oleh sektor perdagangan, hotel dan restaurant.

Pada tahun 2012, sumbangan sektor perdagangan, hotel dan restauran

mencapai 45,39%, kemudian diikuti oleh sektor pengangkutan dan komunikasi

dengan andil sebesar 13,80%, kemudian sector industri pengolahan sebesar

12,76%. Sektor lainnya yang kontribusinya relatif cukup besar adalah sektor

jasa-jasa (12,48%). Adapun sumbangan lima sektor lainnya masih kurang dari

10%, dengan penyumbang terkecil adalah sektor pertambangan dan

penggalian hampir 0 persen.

Seluruh sektor ekonomi pada tahun 2012 mencatat pertumbuhan positif

kecuali sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian. Bila

diurutkan pertumbuhan PDRB menurut sektor ekonomi dari yang tertinggi ke

yang terendah, maka pertumbuhan tertinggi dihasilkan oleh sektor

perdagangan, hotel dan restauran sebesar 9,52%, diikuti sektor bangunan

sebesar 7,01%; sektor Lembaga keuangan sebesar 7,04%; sektor jasa-jasa

(22)

industri pengolahan sebesar 4,91%. Sementara sektor pertanian mengalami

penurunan sebesar minus 2,40% dan sektor pertambangan dan penggalian

minus 1,20%.

Gambar 3. 9 Pertumbuhan Ekonomi Kota Probolinggo Tahun 2009 - 2012

Tabel III. 14 Peranan ekonomi sektoral PDRB Kota Probolinggo Tahun 2008 - 2012

NO LAP. USAHA ADHK (PERSEN) ADHB (PERSEN)

2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012

1. Pertanian 9,56 9,17 8,02 7,14 6,52 9,07 8,88 7,77 6,75 6,36

2. Pertambangan & penggalian

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3. Industri

pengolahan

14,78 14,11 13,64 13,51 13,26 15,14 14,34 13,75 13,31 12,76

4. Listrik, gas dan air bersih

1,37 1,33 1,34 1,33 1,30 1,15 1,08 1,08 1,09 1,05

5. Konstruksi 0,87 0,88 0,91 0,90 0,91 0,96 0,97 1,07 1,10 1,11

6. Perdagangan,

hotel & restoran

41,89 43,18 44,58 45,73 46,86 40,16 40,94 42,60 44,03 45,39

7. Pengangkutan & komunikasi

13,74 13,68 13,53 13,55 13,51 15,71 15,16 14,36 14,21 13,80

8. Keuangan,

persewa-an & jasa perusahaan

7,17 7,18 7,40 7,47 7,48 6,60 6,58 6,75 6,97 7,05

9. Jasa-jasa 10,62 10,46 10,58 10,37 10,17 11,20 12,05 12,62 12,54 12,48

Sumber : LKPJ AMJ Walikota Probolinggo Tahun 2013

Berdasarkan data series pada tabel diatas, diketahui bahwa peranan

ekonomi sektoral PDRB Kota Probolinggo tersaji bahwasanya 3 sektor lapangan

(23)

dibandingkan 6 sektor lainnya, yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran,

sektor pengangkutan dan komunikasi, dan sektor industri pengolahan.

Dua sektor berikutnya yaitu sektor jasa-jasa dan sektor keuangan, sewa,

jasa perusahaan dapat berpotensi lebih berkembang lagi melalui peran

pemerintah maupun masyarakat untuk lebih mengembangkan potensi lokal

yang ada.

IV.7.2.2. Indikator Ekonomi Makro

Tabel III. 15 Peranan ekonomi sektoral PDRB Kota Probolinggo Tahun 2008 - 2012

No INDIKATOR MAKRO TAHUN

2009 2010 2011 2012

1. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

a. Jumlah Penduduk

b. Laju Pertumbuhan Penduduk (%) c. Laju Pertumbuhan Ekonomi ( %) d. Laju Inflasi (%)

2. Kesejahteraan Sosial dan Pendidikan

a. Angka Melek Huruf(%)

b. Angka Rata-rata Lama Sekolah (RLS / Tahun)

c. Angka Partisipasi Murni(APM/Th)

• SD

• SMP

• SMU

d. Angka Partisipasi Kasar (APK/Th)

• SD

4. Ketenagakerjaan & tingkat kemiskinan

a. Angka Partisipasi Angkatan Kerja (%) b. Tingkat Pengangguran Terbuka

a. Pendapatan Asli Daerah (PAD) b. Dana Perimbangan

c. Lain-lain Pendapatan Yang Sah d. APBD

6. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 73,73 74,33 74,85 75,23

(24)

Secara umum indikator makro Kota Probolinggo periode 2009-2012

menunjukkan peningkatan dan pertumbuhan yang cukup signifikan. Hal ini

dapat menjadi salah satu indikasi bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat

Kota Probolinggo relatif menjadi lebih baik.

IV.7.2.3. Laju Pertumbuhan Ekonomi

Tabel III. 16 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Probolinggo dan Jawa Timur

Tahun Kota Probolinggo Jawa Timur

2009 5,35 5,01

2010 6,12 6,68

2011 6,58 7,22

2012 6,85 7,27

Sumber : LKPJ AMJ Walikota Probolinggo Tahun 2013

Pada tabel III.16 diketahui bahwa laju pertumbuhan ekonomi

Kota Probolinggo dalam empat tahun terakhir berada pada trend yang positif,

artinya kondisi perekonomian di Kota Probolinggo dapat memberikan

pertumbuhan yang positif walaupun masih di bawah rata-rata pertumbuhan

ekonomi regional Jawa Timur. Kecuali pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi

Kota Probolinggo lebih tinggi 0,34, hal ini bersamaan dengan munculnya

bencana lumpur Lapindo, sehingga sedikit banyak mempengaruhi kondisi

agregat perekonomian Jawa Timur, namun LPE Kota Probolinggo tahun 2012

lebih tinggi dari LPE Nasional sebesar 6,3 persen.

IV.7.2.4. Laju Inflasi

Perkembangan inflasi di Kota Probolinggo dari tahun ke tahun

mengalami fluktuasi, diujung tahun 2012 inflasi mencapai 5,88 % yang berarti

terjadi kenaikan dari tahun 2011 sebesar 3,78%. Kenaikan inflasi disebabkan

kenaikan harga barang dan jasa di Kota Probolinggo yang dipengaruhi

perkembangan situasi ekonomi nasional yang didorong kenaikan harga

komoditas tertentu di pasar internasional.

Tabel III. 17 Perkembangan Inflasi Kota Probolinggo Tahun 2009 - 2012

NO TAHUN INFLASI

1 2009 3,55

2 2010 6,68

3 2011 3,78

4 2012 5,88

(25)

Gambar 3. 10 Grafik Perkembangan Inflasi Kota Probolinggo Tahun 2009 - 2012

IV.7.2.5. Pendapatan Per Kapita

Secara agregat perkembangan pendapatan per kapita masyarakat Kota

Probolinggo mencerminkan trend positif tahun 2009-2012, hal ini dapat

diindasikan bahwa terjadi peningkatan pendapatan masyarakat yang

berimplikasi meningkatnya kesejahteraan masyarakat dari kondisi sebelumnya.

Gambar 3. 11 Grafik Pendapatan Per Kapita Kota Probolinggo Tahun 2009 - 2012

IV.7.2.6. Laju Investasi

Investasi produktif merupakan upaya untuk menanamkan modal dengan

harapan akan mendapatkan keuntungan pada masa yang akan datang.

Investasi tidak hanya ditinjau dari aspek ekonomi tapi juga dari aspek manusia

(26)

Dalam aspek ekonomi, investasi dilakukan dengan memanfaatkan

potensi ekonomi daerah secara optimal dan berkelanjutan, sehingga dapat

meningkatkan kemajuan perekonomian daerah yang akan berdampak

langsung terhadap terciptanya lapangan kerja baru yang pada akhirnya akan

bermuara terhadap peningkatan pendapatan masyarakat, mengurangi

pengangguran dan kemiskinan.

Salah satu wujud investasi yang dilakukan oleh masyarakat yaitu

besarnya nilai pinjaman masyarakat yang diberikan oleh bank umum dan BPR

untuk menambah modal usahanya, investasi dan konsumsi yang menunjang

investasi. Hal ini dapat tergambarkan pada tabel di bawah ini.

Tabel III. 18 Posisi Pinjaman Rupiah dan Valuta Asing yang diberikan Bank Umum dan BPR di Kota Probolinggo dan Jenis Penggunaannya (Juta Rp)

Jenis Penggunaan 2010 2011 2012 Maret 2013

Modal Kerja 352.146 390.846 494.210 504.670

Investasi 560.117 642.103 674.721 670.413

Konsumsi 412.078 585.795 607.849 650.065

Total 1.324.341 1.618.744 1.776.780 1.825.148

Sumber : LKPJ AMJ Walikota Probolinggo Tahun 2013

Berdasarkan tabel diatas diketahui data yang diperoleh Bank Indonesia

diketahui besarnya pemberian pinjaman yang diberikan bank umum dan BPR di

Kota Probolinggo mengalami peningkatan setiap tahunnya, hal ini

menunjukkan berkembangnya investasi di masyarakat didukung sektor

perbankan sebagai lembaga keuangan penyalur pinjaman, turut berkontribusi

dalam peningkatan investasi di Kota Probolinggo.

Apabila dilihat dari jenis penggunaannya maka pinjaman tersebut

dipergunakan untuk modal kerja, investasi dan konsumsi. Selama tiga tahun

terjadi trend investasi yang positif dengan pertumbuhan investasi rata-rata

sebesar 15,99%, yang menjadi perhatian dari tabel diatas dapat dlihat besarnya

posisi pinjaman pada bulan Maret 2013 telah mencapai Rp. 1825.148 (juta Rp)

melebihi angka capaian akhir tahun 2012.

Berikutnya pada tabel di bawah ini dapat dilihat realisasi investasi

daerah (PMDN) berdasarkan bidang usaha sumber data Badan Pelayanan

Perijinan & Penanaman Modal Kota Probolionggo menunjukkan perkembangan

yang baik. Hal ini didukung oleh kebijakan perijinan terpadu satu pintu,

(27)

Tabel III. 19 Data Realisasi Investasi Daerah / PMDN

NO BIDANG USAHA 2010 2011 2012

1 Pertanian (Penggilingan Padi) 50.000.000 -

-2 Peternakan (usaha ternak,

6 Perindustrian - 10.135.694.128 26.700.319.128

7 Perdagangan 308.270.565.974 134.182.250.000 358.486.784.467

8 Koperasi - -

-9 Perhotelan/losmen/penginap

an

2.257.827.664 1.323.931.882 7.107.952.583

10 Rumah Makan & Bar/Cafe - 1.330.000.000 8.991.848.000

11 Gedung Perumahan dan Ruko - 200.000.000 12.115.000.000

12 Gedung Perkantoran,

Supermarket & Supermall

- 5.824.848.000 32.614.322.000

13 Konstruksi Bangunan Sipil - 598.260.000 24.683.809.000

14 Pergudangan 158.396.913.984 375.810.292.400 281.924.238.000

15 Transportasi darat dan laut - - 27.851.205.000

16 Kesehatan (RS Umum,

18 Lain-lain ( Tower / Klinik Kecantikan )

- - 20.643.243.000

JUMLAH 469.805.387.622 532.498.036.410 806.304.399.178

Sumber : LKPJ AMJ Walikota Probolinggo Tahun 2013

Gambar 3. 12 Grafik Peningkatan Investasi Daerah / PMDN Kota Probolinggo Tahun 2010 - 2012

469.805.387.622

532.498.036.410

(28)

IV.7.2.7. APBD Kota

Pendapatan daerah sebagai motor penggerak pemerintahan dan

pembangunan suatu daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening

kas umum daerah, yang menambah ekuitas dana, merupakan hak daerah

dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah.

Pendapatan daerah dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu Pendapatan Asli Daerah,

Dana Perimbangan, Pinjaman Daerah, dan Lain-lain Pendapatan yang sah.

Pendapatan asli daerah merupakan porsi pendapatan yang secara

hukum dan upaya diperoleh melalui usaha yang dilakukan oleh pemerintah

daerah. Melalui kreatifitas dan inovasi yang konstruktif dari pemerintah

daerah, pendapatan asli daerah diharapkan dapat meningkat dari tahun ke

tahun sesuai dengan kondisi dan potensi yang ada, hal ini menjadi cermin

kinerja daerah.

Kondisi perekonomian Kota Probolinggo jika ditinjau dari aspek

Keuangan Daerah yang berasal dari dana APBD Kota Probolinggo, Realisasi

Pendapatan Pemerintah Kota Probolinggo Tahun Anggaran 2012 adalah 614,21

milyar rupiah. Sumber pendapatan terbesar berasal dari Pendapatan Transfer

sebesar 535,637 milyar rupiah (87,21%) dari total pendapatan daerah. Sumber

lainya berasal dari Pendapatan Asli Daerah 69,261 milyar rupiah (11,28%) dan

Lain-lain Pendapatan yang Sah sebesar 9,308 milyar rupiah (1,51%). Dana

Alokasi Umum (DAU) merupakan pos terbesar dari pendapatan Kota

Probolinggo yaitu sebesar 367,601 milyar rupiah (59,85% dari total

pendapatan daerah). Sedangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih

mengandalkan hasil restribusi daerah dan pajak daerah. Sedangkan

Realisasi Belanja Peme-rintah Kota Probolinggo pada tahun 2012 sebesar

578,77 milyar rupiah.

(29)

Mulai tahun 2009 perbandingan PAD terhadap kekuatan APBD sebesar

8,01%, tahun 2010 sebesar 8,13%, tahun 2011 sebesar 9,17%, tahun 2012

sebesar 10,50%.

Kinerja pendapatan daerah secara holistik berarti pula kekuatan APBD

Kota Probolinggo periode tahun 2009-2013 mengalami kecenderungan

meningkat, tahun 2009 sebesar ±Rp. 471 milyar, tahun 2010 sebesar ±Rp. 517

milyar, tahun 2011 sebesar ±Rp. 565. milyar, tahun 2012 sebesar ±Rp. 615

milyar, dan tahun berjalan 2013 diperkirakan sebesar ±Rp. 649 milyar.

Meningkatnya kekuatan APBD Kota Probolinggo masih didominasi dari

anggaran transfer pemerintah pusat, kondisi ini biasanya dipicu dengan

semakin bertambahnya transfer dana alokasi umum untuk daerah namun

sejalan dengan target LPE gaji pegawai juga meningkat seiring kebijakan

pemerintah pusat untuk meningkatkan belanja gaji PNS sebesar 10% serta

gaji ke 13.

Untuk itu diharapkan dengan adanya pengembangan Pelabuhan Tanjung

Tembaga akan banyak mengundang investor dan pelaku bisnis baik dalam

maupun international yang nantinya akan mendulang PAD dan menambah

pendapatan daerah. Daerah dapat lebih mengembangkan program-program

yang berpihak kepada pro growth, pro job, pro poor, pro gender dan pro

environmentuntuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Gambar

Gambar 3. 1 Peta Wilayah Administrasi Kota Probolinggo
Tabel III. 3 Komposisi Penduduk Kota Probolinggo Tahun 2009 - 2012
Tabel III. 4 Penduduk Kota Probolinggo Berdasarkan Usia dan Jenis KelaminTahun 2009 - 2012
Tabel III. 5 Jumlah Penduduk Miskin Kota Probolinggo Tahun 2009 - 2012
+7

Referensi

Dokumen terkait

digunakan peneliti untuk mengumpulkan data (Arikunto, 2000, h. Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah. metode skala. 3) skala merupakan alat

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia rahmat dan nikmat-Nya serta petunjuk, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir dengan judul

Pada penyusunan skripsi Review Design Gedung Rektorat Universitas Widya Dharma Klaten untuk mengetahui dimensi struktur sesuai dengan Persyaratan Peraturan

Berdasarkan berbagai definisi tentang kinerja di atas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja guru adalah hasil prestasi yang telah dicapai oleh seorang guru baik

karakteristik dari objek, lingkungan sekitar atau proses yang ada agar berubah menjadi optimal dengan membuat bagian – bagian produk dapat bergerak satu sama

Adapun penelitian berkaitan dengan efisiensi pemanfaatan ruang terutama ruang pusat kota ditinjau dari beban biaya pembangunan yang ditanggung oleh pemerintah daerah belum

Aplikasi parkir ini dirancang dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0, yang mana aplikasi parkir ini akan dijaga operator parkir yang bertugas menscan

Bab ini meliputi Hasil Penelitian dan Pembahasan tentang riwayat atau awal mula terbentuknya dan cara penyajian Kesenian Genjring Rudat Grup Kandaga