• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Mahasiswa Kedokteran Terhadap Pelaksanaan Progress Test

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Persepsi Mahasiswa Kedokteran Terhadap Pelaksanaan Progress Test"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Forum Kedokteran Islam Indonesia (FOKI)” 2016

MEDICAL EDUCATION

ABSTRAK

LATAR BELAKANG: Penilaian dalam pendidikan dokter memerlukan alat ukur yang komprehensif dan berkala dalam menilai pencapaian kompetensi mahasiswa. Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) menyelenggarakan Progress Test (PT) di setiap akhir tahun untuk mengevaluasi pencapaian kompetensi dalam pembelajaran. PT ini telah diselenggarakan sebanyak 5 kali sejak tahun 2011 dan diikuti oleh seluruh mahasiswa di tahap sarjana kedokteran. TUJUAN: Dengan implementasi yang sudah dilaksanakan, penelitian ini akan mengetahui persepsi mahasiswa terhadap pelaksanaan PT di FK UII. METODE: Penelitian ini dilakukan dengan memberikan kuesioner dengan skala Likert kepada seluruh mahasiswa yang mengikuti PT di tahun 2015 (460 mahasiswa). Kuesioner yang diberikan dilakukan face validity kepada beberapa mahasiswa yang sudah pernah mengikuti PT. Kuesioner berisi tentang persepsi umum mahasiswa terhadap PT, persiapan mahasiswa sebelum melakukan PT, dan PT sebagai evaluasi kognitif.

HASIL: Persepsi mahasiswa terhadap PT adalah menurut mahasiswa PT merupakan evaluasi pembelajaran yang bermanfaat (Setuju (S): 85,% ; Netral(N): 16,3%; Tidak Setuju (TS): 2,2%). PT mengujikan kasus-kasus yang sifatnya klinis (S: 67,7%; N: 24,0%; TS: 8,3%). PT merupakan cara yang baik untuk mengevaluasi apa yang telah dipelajari dari hari ke hari (S:73,8%, N:21,4%, TS: 5,7%), PT merupakan persiapan yang baik untuk menjadi seorang dokter (S:87,3%, N: 11,4%, TS: 1,3%).

KESIMPULAN: PT merupakan penilaian yang dapat diterima mahasiswa untuk mengevaluasi pencapaian pembelajaran di pendidikan tahap sarjana kedokteran.

Kata Kunci: Progress Test, Persepsi, kognitif, evaluasi ABSTRACT

Background: Assessment in medical education requires a comprehensive measuring tool and regularly assess student achievement of competence. Faculty of Medicine, Islamic University of Indonesia (FM-IUI) held a Progress Test (PT) at the end of each year to evaluate competence in learning achievement. PT has been held for 5 times since 2011 and was attended by all students in the undergraduate medicine. With the implementation of which has been implemented, this study will examine students’ perceptions of the implementation of the FK UII. Methods: This research was conducted by questionnaire with Likert scale to all students who attend PT in 2015 (460 students). The questionnaire was given face validity to some students who have completed PT. The questionnaire contains a general perception of students toward the PT, the preparation of students before doing PT and PT as cognitive evaluation.

Result: Students’ perceptions of PT is based on an evaluation of student learning useful (Agree (A): 85%; Neutral (N): 16,3% Disagree (D): 2.2%). PT testing the cases that are clinically (A: 67.7%; N: 24.0%; D: 8.3%). PT is a good way to evaluate what has been learned from day to day (A: 73.8%, N: 21.4%, D: 5.7%), PT is a good preparation for becoming a doctor (A: 87.3%, N: 11.4%, D: 1.3%). Preparation of the students in the final seconds to help PT (A:22.7%, N: 55.9% D: 21.4%). The identification program helps students felt clinic in doing PT. (A: 70.1%; N: 27.5%; D: 2.4%).

Conclusion: PT is acceptable assessment to evaluate student learning achievement in undergraduate medical education levels.

Keywords: Progress Test, perception, cognitive, evaluation,

Persepsi Mahasiswa Kedokteran Terhadap Pelaksanaan Progress Test

Cahyaningrum,YD.*, Wijaya,DP*.,Saputra,FA.*, Mulyaningrum,U*

*Medical Education Unit, Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia

Coresponding Authors:

Cahyaningrum,YD.

e-mail: yenydyah@yahoo.com

LATAR BELAKANG

Pendidikan dokter diselenggarakan dalam rancangan pembelajaran yang mendukung pencapaian kompetensi. Pembelajaran disusun dalam kurikulum berbasis kompetensi, dengan harapan kompetensi mahasiswa sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI). Saat ini di Indonesia terdapat Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) yang memuat sebaran kompetensi yang diharapkan dikuasai setiap dokter yang lulus dari sebuah fakultas kedokteran. Hal ini memiliki dampak dijadikannya SKDI sebagai salah satu rujukan dalam sebagian (80%) dari keseluruhan (100%) susunan kurikulum pendidikan dokter.

(2)

materi yang diajarkan. Proses penilaian akan sangat menentukan pendekatan cara belajar yang akan dilakukan mahasiswa. Karena kompetensi dalam SKDI terdiri dari beberapa area kompetensi yang komprehensif, maka penilaian yang diselenggarakanpun selayaknya komprehensif. Hal ini ditujukan agar mahasiswa mendapatkan feedback yang tepat terkait dengan pembelajaran yang telah dilakukannya. Progress Test beberapa kali telah direkomendasikan sebagai penilaian yang feasible dan efektif untuk menilai kemampuan mahasiswa dalam proses pembelajarannya (Aarts et al., 2010).

Dengan harapan adanya penilaian yang komprehensif dan berkala itulah, maka Fakultas Kedokteran UII (FK UII) menyelenggarakan Progress Test (PT) sejak tahun 2011. PT ini bertujuan untuk mengevaluasi pencapaian kemampuan ilmu kedokteran biomedis dan ilmu kedokteran klinis dalam pendidikan tahap sarjana kedokteran. Selain itu PT akan merefleksikan pelaksanaan kurikulum dan assessment yang telah berlangsung sebelumnya (Wrigley, et al., 2012) FK UII menyelenggarakan Progress Test (PT) di setiap akhir tahun untuk mengevaluasi pencapaian kompetensi dalam pembelajaran (Plessass, A., 2015). PT ini telah diselenggarakan sebanyak 5 kali sejak tahun 2011 dan diikuti oleh seluruh mahasiswa di tahap sarjana kedokteran. Hasil PT menunjukkan adanya perbedaan rerata nilai antar angkatan yang mengikuti PT. Angkatan yang lebih dahulu mengikuti pembelajaran memiliki rerata nilai yang lebih tinggi daripada angkatan sesudahnya. Keberadaan PT di FK UII ini diharapkan dapat meningkatkan pola pembelajaran mahasiswa. Adanya PT diharapkan dapat memberikan stimulus bagi mahasiswa meningkatkan depth learning daripada surface learning (Jane, MH., et al., 2005). Hal ini disebabkan karena retensi pembelajaran yang dilakukan dalam depth learning lebih kuat daripada surface learning (Wade, et.al., 2012). Selain itu PT juga diharapkan memberikan feedback formatif dalam proses pembelajaran yang sudah dilakukan. Mahasiswa akan medapatkan masukan dan terjadi proses refleksi terkait pembelajaran yang sudah dan belum mereka lakukan (Oldham, J., 2007).

PT berisi materi yang ada pada tahap sarjana kedokteran. Blue print assessment memuat materi/soal yang sejalan dengan implementasi kurikulum berbasis kompetensi (KBK) FK UII tahun 2011. Berdasarkan latar belakang tersebut maka dilakukan penelitian terhadap persepsi mahasiswa terhadap pelaksanaan PT selama ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa terhadap implementasi Progress Test. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pengetahuan, persiapan, dan pemahaman mahasiswa sebelum dan sesudah mengerjakan Progress Test.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik. Subyek penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran UII yang mengikuti Progress Test pada tahun 2015. Mahasiswa yang mengikuti Progress Test adalah mahasiswa di tahap sarjana kedokteran (N:570 mahasiswa). Penelitian ini menggunakan kuesioner yang menggunakan pernyataan dengan skala likert (1-5).

Tahapan penelitian dimulai dari:

1. Pembuatan kuesioner yang meliputi beberapa aspek terkait dengan implementasi Progress Test (PT) dalam persepsi mahasiswa. Aspek tersebut meliputi persepsi umum mahasiswa terhadap PT, persiapan PT, dan PT dalam mengevaluasi kognitif mahasiswa. Pada tiap aspek terdapat 10-15 pernyataan yang mencerminkan persepsi mahasiswa. Skala Likert yang digunakan adalah skala 1-5 (1: Sangat Tidak Setuju; 2: Tidak Setuju; 3: Netral; 4: Setuju; 5: Sangat Setuju).

2. Setelah kuesioner disusun,dilakukan face validity terhadap kuesioner tersebut, sebelum dibagikan ke seluruh mahasiswa. Beberapa klarifikasi dan masukan dilakukan serta diperbaiki pada kuesioner tersebut.

Instrument penelitian diberikan kepada mahasiswa seminggu setelah pelaksanaan PT. Sebelum mengisi kuesioner, mahasiswa dijelaskan mengenai tujuan dari penelitian ini dan diminta membaca petunjuk pengisian kuesioner. Analisis penelitian ini dilakukan dengan deskriptif (prosentase) pada setiap aspek dalam kuesioner tersebut.

HASIL PENELITIAN

Kuesioner diberikan kepada 570 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia yang telah mengikuti Progress Test. Mahasiswa terdiri dari angkatan tahun I: 133 mahasiswa, tahun II: 110 mahasiswa, tahun III: 142 mahasiswa, tahun IV: 185 mahasiswa. Kuesioner yang diisi dengan lengkap diinput dan dilakukan analisis. Jumlah kuesioner yang terisi adalah 460 kuesioner.

Kuesioner persepsi umum mahasiswa terhadap PT mencakup 9 pernyataan. Mahasiswa memberikan respon beragam terhadap pernyataan yang diberikan. Pernyataan yang diberikan semua merupakan pernyataan

(3)

10

Forum Kedokteran Islam Indonesia (FOKI)” 2016

positif tentang PT. Rerata jawaban Tidak Setuju:16.51%, Setuju : 57.06%, Netral : 26,46%. Diagram 1. Persepsi umum Mahasiswa Terhadap Progress Test

Pendapat mahasiswa dalam % tertulis dalam table di bawah ini: Tabel 1. Persepsi Umum Mahasiswa terhadap Progress Test (dalam %)

Sumber: data primer (dalam %) Pernyataan terkait dengan persiapan mahasiswa sebelum PT terdiri dari 9 pernyataan. Pernyataan negative sejumlah 4 pernyataan (44.44%) dan pernyataan positif 5 pernyataan (55.56%). Pernyataan dengan dengan persepsi tidak setuju lebih besar terdapat pada beberapa pernyataan terkait dengan persiapan PT, bahwa PT dapat dipersiapkan di detik-detik terakhir, PT dapat dipersiapkan 6 jam sebelumnya, PT merupakan pengenalan pola soal daripada menguji pengetahuan (rerata S:11.025%, N:50.875% TS: 38,1%).

(4)

Diagram 2. Persepsi mahasiswa terkait dengan persiapan mereka sebelum pelaksanaan PT

Persepsi mahasiswa terkait dengan persiapan mahasiswa sebelum PT dalam % dapat dilihat dalam table sebagai berikut:

Tabel 2. Persepsi mahasiswa terkait dengan persiapan mereka sebelum pelaksanaan PT (dalam %)

Sumber: data primer (dalam%) Pernyataan terkait dengan PT sebagai evaluasi kognitif terdiri dari 11 pernyataan, 2 pernyataan (18.18%) merupakan pernyataan negative dan 9 pernyataan positive (81.81%). Pernyataan positive yang menonjol dari mahasiswa adalah bahwa PT membantu meningkatkan pengetahuan mahasiswa (S:73.3%;TS:2.8%;N:23.9%).

(5)

12

Forum Kedokteran Islam Indonesia (FOKI)” 2016

N:30%).

Diagram 3. Progress Test sebagai evaluasi kognitif mahasiswa

Pernyataan mahasiswa terkait dengan PT sebagai evaluasi kognitif mahasiswa dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3. Progress Test sebagai evaluasi kognitif mahasiswa

Sumber: Data Primer (dalam %) PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil kuesioner dalam beberapa aspek tersebut, persepsi mahasiswa terhadap pelaksanaan PT selama 5 tahun ini tampak dalam beberapa ragam pendapat. Sebagian besar mahasiswa merasakan bahwa PT

(6)

merupakan evaluasi pembelajaran yang bermanfaat. Menurut mahasiswa, PT dapat mengevaluasi pembelajaran dari hari ke hari yang telah mereka lakukan. PT juga merupakan penilaian yang baik untuk mempersiapkan mereka menjadi seorang dokter. Hal ini sesuai dengan beberapa penelitian sebelumnya bahwa PT mendorong mahasiswa untuk mengulang pembelajarannya, meningkatkan retensi pembelajaran (Butler,2010, Roadiger&Butler,2010 dalam Wade, L.,2012). Selain itu mahasiswa juga merasa bahwa PT meningkatkan pengetahuan mereka, dan dapat mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan dalam proses belajar mereka (Blake, 1996 dalam Wade,.L, 2012). Dalam persepsi umum ini mahasiswa tidak setuju bila dikatakan PT membuang waktu. Mereka juga tidak merasa letih dalam mengerjakan PT. Terkait dengan persepsi umum ini, mahasiswa juga merasa ada bagian soal PT yang mereka anggap sudah mereka kuasai, dan ada pula yang belum. Mahasiswa hanya akan mengerjakan dengan sungguh-sungguh hal yang memang sudah mereka kuasai (sudah ada pada pembelajaran blok sebelumnya).

Dalam aspek persepsi mahasiswa dalam persiapan PT, tidak banyak persiapan yang dilakukan mahasiswa sebelum PT. Sebagian kecil mahasiswa (46.3%) merasa bahwa persiapan PT itu penting, walaupun sedikit mahasiswa (40.7%) merasa sedikitnya waktu untuk mempersiapkan PT. Hal ini berarti perlu peningkatan kemandirian dan kualitas manajemen waktu yang baik bagi mahasiswa. Selain itu, secara teori memang PT akan menguji

kemampuan mahasiswa secara natural (Chen, Y. et al., 2015), karena akan sulit bagi mahasiswa menyiapkan seluruh pengetahuan yang telah dimilikinya dalam satu waktu yang sempit. Hal ini sesuai dengan teori bahwa PT akan menguji retensi ilmu pengetahuan seorang mahasiswa (Wrigley et al.,2012). Sebagian besar mahasiswa merasa netral bahwa PT akan mereka persiapkan di detik-detik terakhir menjelang PT. Hal ini dikarenakan mahasiswa merasa ingin mempersiapkan PT, akan tetapi untuk persiapan ini akan sangat membutuhkan waktu.

Persepsi PT bagi mahasiswa untuk mengevaluasi fungsi kognitif terkait dengan soal-soal yang diberikan dalam PT. Dalam PT mahasiswa merasa tidak menebak pola soal yang diberikan (48.8%). PT membantu meningkatkan pengetahuan mahasiswa. PT menguji pengetahuan yang telah saya kuasai. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian terdahulu (Wade et al., 2012) bahwa kemujuran, menebak dalam menjawab soal lebih menentukan nilai PT yang didapatkan daripada pengetahuan seharusnya yang dimiliki.

Mahasiswa juga merasa bahwa soal yang ada dalam PT sesuai dan menggambarkan pembelajaran blok yang telah dilewati. Hal ini sesuai dengan rancangan PT berupa blue print assessment PT yang memang mengacu pada pembelajaran yang telah dilakukan.

Dalam mengevaluasi kognitif, terdapat uraian pernyataan yang menggambarkan dampak PT terhadap proses pembelajaran mahasiswa. Hal yang diuraikan adalah dampak sebelum dan setelah pelaksanaan PT. Hasil kuesioner menyatakan bahwa setelah mengerjakan PT, mahasiswa merasa ingin mengetahui pembelajaran di blok yang akan datang. Selain itu mereka juga ingin mempelajarai kembali pembelajaran di blok yang telah dilewati sebagai proses evaluasi. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa ketika proses penilaian dirasakan bermanfaat oleh mahasiswa, maka mahasiswa akan mempunyai pengalaman dalam proses penilaian tersebut. Pengalaman ini akan membuat mahasiswa ingin belajar dengan pendekatan deep approach sehingga mahasiswa akan mempunyai motivasi intrinsic dalam proses pembelajaran mereka (Wade et al., 2012).

KESIMPULAN

Berdasarkan persepsi mahasiswa, PT merupakan penilaian yang bermanfaat dalam menilai kemampuan kognitif. Selain itu PT dapat digunakan untuk memonitor pengetahuan yang telah dicapai sebelumnya. Dengan diadakannya PT membuat mahasiswa ingin mempelajari kembali pembelajaran yang telah lampau dan ingin mengetahui pembelajaran yang akan dilaluinya di masa datang.

UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terimakasih kami haturkan kepada Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia dan seluruh jajarannya yang telah memberikan kesempatan sehingga terselesaikannya penelitian ini. Terimakasih juga kami haturkan kepada Kaprodi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia dan jajarannya yang telah mendorong untuk terselesaikannya penelitian ini, sebagai sebuah tindak lanjut dari program penilaian yang komprehensif di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia.

REFERENSI

Aarts, R., Steidel, K., Manuel, B.A. and Driessen, E.W., 2010. Progress testing in resource-poor countries: A case from Mozambique. Medical teacher, 32(6), pp.461-463.

(7)

1

Forum Kedokteran Islam Indonesia (FOKI)” 2016

Chen, Y., Henning, M., Yielder, J., Jones, R., Wearn, A. and Weller, J., 2015. Progress testing in the medical curriculum: students’ approaches to learning and perceived stress. BMC medical education, 15(1), p.147. Jane, MH., Bradley, P., Chamberlain, S., Rickets, C., Searle, J., Mclachlan, JC., 2005, Assessment of Progress

Test. Medical Education; 39:221-227

Oldham, J., 2007.,Formative Assessment for Progress Test of Applied Medical Knowledge. The Role of Students, http://www.reap.ac.uk

Plessas, A., 2015, Validity of Progress Testing in Healthcare Education. International Journal of Humanities Social Sciences and Education, 2,8:23-33

Schwartz P., A Most Unusual Examination: Progress Testing at the University of Otago Medical School. GPPG, www.akoaotearoa.ac.nz/gppg-ebook

Wade, L., Harrison, C., Hollands, J., Mattick, K., Rickets, C., Wass, V, 2012. Students Perceptions of The Progress Test in Two Settings and The Implications for test Deployment. Adv Health Sci Educ, 17:573-583

Wrigley, W.,Vleuten, CPMVD.,Freeman, A., Muijtjens, A., 2012, A systemic Framework for the Progress Test: Strength, Constraints, and issue : AMEE GUIDE No.71. Medical Teacher, 34:683-697.

Gambar

Tabel 1. Persepsi Umum Mahasiswa terhadap Progress Test (dalam %)
Tabel 2. Persepsi mahasiswa terkait dengan persiapan mereka sebelum pelaksanaan PT (dalam %)
Diagram 3. Progress Test sebagai evaluasi kognitif mahasiswa

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, terdapat temuan yang menunjukkan bahwa pengambilan keputusan yang diambil kedua subjek untuk

Dengan demikian, hipotesis perta- ma penelitian ini yang menyatakan bahwa variabel pertumbuhan giro, tabungan, depo- sito, pinjaman yang diterima, penempatan pada bank lain,

Perhitungan Recovery Factor dengan menggunakan metode material balance drive index maka lapangan yang sudah berproduksi dari waktu ke waktu dapat dievaluasi tenaga dorong alamiah

Begitu juga sebaliknya semakin sedikit waktu yang diberikan untuk melangsungkan proses hidrolisis makan semakin sedikit pula enzim selulase bekerja untuk menghidrolisis selulosa

Ið ðios pogrupës nusikaltimø galima iðskirti: gamybinius nusikaltimus (netikrø pinigø bei vertybiniø popieriø gaminimas, valstybiniø, vi- suomeniniø ir akciniø

Untuk menjawab hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengumpulkan informasi biologi kepiting bakau di Desa Kahyapu, Pulau Enggano, khususnya informasi

Perendaman telur ikan gurami (O.gouramy) dilakukan kedalam tiap-tiap wadah toples berukuran 1,5 liter dari masing-masing konsentrasi perlakuan yang telah berisi ekstrak

Ditinjau dari muatannya, semakin besar  muatan yang dimiliki ligan, gaya tarik menarik antara ligan dengan logam pusat juga makin kuat, sehingga ikatan yang terbentuk otomatis