• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. yang mengakomodasi kesehatan seksual, setiap negara diharuskan untuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. yang mengakomodasi kesehatan seksual, setiap negara diharuskan untuk"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan yang ditetapkan adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan, tetapi dalam segala hal yang berhubungan dengan system reproduksi dan fungsi serta proses-prosesnya. pemerintah dan organisasi non pemerintah wajib membuat program yang mengakomodasi kesehatan seksual, setiap negara diharuskan untuk melindungi dan mempromosikan hak-hak seorang dewasa maupun remaja untuk mendapatkan pendidikan, informasi dan pelayanan kesehatan agar mereka dapat menentukan keputusan yang lebih baik dan sehat dalam kehidupannya.

Upaya yang dilakukan pemerintah melalui Departemen Kesehatan disetiap negara dan lembaga-lembaga lainnya dalam mengurangi penderita HIV/AIDS dilakukan melalui edukasi dan promosi yaitu penyuluhan melalui kampanye dan media massa, Tetapi upaya tersebut masih saja kurang atau belum menurunkan angka HIV/AIDS.

(2)

Pada social marketing yang ditawarkan adalah ide, gagasan atau pemikiran untuk meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan untuk individu atau masyarakat luas. Dalam bidang kesehatan, upaya pemasaran sosial dipergunakan untuk mengurangi penggunaan tembakau, meningkatkan aktivitas fisik, meningkatkan nutrisi, menurunkan risiko stroke, mencegah serangan jantung, membatasi penyebaran HIV/AIDS, mencegah kehamilan di usia dini, dan pengaruh atau isu - isu kesehatan lain yang didukung melalui perubahan perilaku individu. Melakukan kampanye atau pemasaran sosial untuk meningkatkan informasi dan kesadaran masyarakat luas akan pentingnya kesehatan baik kalangan usia dewasa maupun remaja dan seluruh masyarakat.

HIV merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Disebut human (manusia) karena virus ini hanya dapat menginfeksi manusia, immunodeficiency karena efek virus ini adalah melemahkan kemampuan system kekebalan tubuh untuk melawan segala penyakit yang menyerang tubuh, termasuk golongan virus karena salah satu karakteristiknya adalah tidak mampu memproduksi diri sendiri, melainkan memanfaatkan sel-sel tubuh. Sel darah putih manusia sebagai sel yang berfungsi untuk mengendalikan atau mencegah infeksi oleh virus, bakteri, jamur,parasit dan beberapa jenis kanker diserang oleh HIV yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh sehingga mudah terserang penyakit. (Nursalam, 2011). Adapun beberapa tanda gejala HIV/AIDS yang perlu kita waspadai seperti: Penurunan Berat Badan Dengan Cepat, penurunan berat badan ini biasanya tanpa ada sebab yang jelas. Seperti kehilangan selera makan, walaupun makan dengan banyak kalori, karbohidrat,

(3)

bergizi, tetapi berat badan akan tetap menurun. Dan yang kedua adalah Demam dan Flu yang tidak kunjung sembuh atau berkepanjangan, setelah kita beri jenis obat. Dan yang ketiga Diare yang tak kunjung sembuh atau berkepanjangan, dan sudah diberikan berbagai macam jenis obat atau antibiotik namun tetap belum saja sembuh patut kita curigai seseorang tersebut tengah menderita salah satu gejala HIV. Dan yang terakhir adalah Cepat Merasa Lelah, karena jenis virus menyerang sistem kekebalan tubuh maka penderita HIV/AIDS ini akan cepat mudah merasakan lelah walaupun dalam aktifitas yang tak terlalu banyak.

Kehinde, Mohd, & Che Su (2015), Melakukan penelitian dengan berjudul: (Young people perception of HIV/AIDS Campaign in South-West Nigeria), Menyimpulkan bahwa identifikasi dan penyebaran HIV / AIDS, media telah digunakan sebagai kendaraan utama untuk penyampaian informasi baik formal maupun informal. Penelitian menunjukkan bahwa mayoritas anak muda di Nigeria memiliki persepsi negatif terhadap pesan HIV bahwa mereka mudah terkena HIV. Mereka berpendapat bahwa perencana kampanye tidak pernah melibatkan mereka dalam konseptualisasi dari pesan HIV / AIDS. Dan kampanye HIV / AIDS kurang kreativitas dan informasi kurang up-to-date. Karena itu, penelitian ini menyimpulkan bahwa agar kampanye komunikasi pencegahan HIV / AIDS menjadi efektif, menjadi kebutuhan mendesak untuk perencanaan kampanye untuk meningkatkan dan menggabungkan persepsi negatif dalam konsep kampanye HIV / AIDS di masa depan di Nigeria

(4)

Asal mula datangnya HIV di dunia ini adalah dari virus yang berasal simpanse yang ada di Afrika Tengah yang kemudian menular manusia dan bermutasi menjadi HIV saat pemburu tersebut berkontaminasi darah simpanse yang mengandung virus tersebut. Kasus pertama HIV /AIDS ditemukan pada tahun 1981, menyerang jutaan penduduk disetiap negara didunia dan menyerang pria, wanita serta anak-anak. WHO memperkirakan bahwa sekitar 10-12 juta orang dewasa dan anak-anak didunia telah terinfeksi dan setiap hari sebanyak 5000 orang tertular virus HIV. (WHO)

Dari seluruh infeksi HIV 90% akan terjadi di negara berkembang terutema di Asia, negara yang paling parah terkena antara lain : Thailand diperkirakan antara 500 ribu dan 800 ribu penduduknya telah terinfeksi, India sudah mencapai rata-rata antara 2-5 juta, di Bombay sudah 50% pekerja seks dan 22,5% perempuan hamil sudah terinfeksi virus HIV. Sementara itu negara-negara maju telah berhasil menekan laju infeksi HIV di negara-negaranya. Terakhir di Indonesia, penyakit infeksi HIV pertama kali ditemukan di Indonesia pada tahun 1987 di Bali. Dan sekarang penyebaran virus ini telah tersebar hingga seluruh provinsi di Indonesia dengan tingkat penyebaran tertinggi terdapat di provinsi Bali, Papua, dan Jakarta. (akupeduliaids.blogspot.co.id)

(5)

Gambar 1:1 Jumlah infeksi HIV yang dilaporkan perprovinsi tahun 1987 sampai dengan

september tahun 2014 Sumber: www.depkes.co.id

Berdasarkan laporan provinsi, jumlah (kumulatif) kasus infeksi HIV yang dilaporkan sejak 1987 sampai September 2014 yang terbanyak adalah Provinsi DKI Jakarta (32.782 kasus). 10 besar kasus HIV terbanyak ada di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Timur, Papua, Jawa Barat, Bali, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kepulauan Riau, dan Sulawesi Selatan.

Jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia sudah mencapai tahap memprihatinkan karena hampir merambah ke seluruh provinsi di Indonesia. Penyakit yang hingga saat ini belum ditemukan obat-obatan yang bisa menyembuhkan ini kian susah dikendalikan. PBB menyebutkan bahwa

(6)

masalah HIV/AIDS, Indonesia bisa dikatakan sebagai salah satu negara dengan peningkatan tercepat se Asia, hal itu dikarenakan rendahnya tingkat pendidikan dan pemahaman masyarakat tentang penyakit HIV/AIDS. Peran pemerintah dalam mencegah penyebaran HIV sangat diperlukan, karena hal itu merupakan cara paling efektif untuk menghindari penyebaran HIV/AIDS. Peran pemerintah dalam mencegah penyebaran HIV ini bisa dimulai dengan sosialisasi kepada masyarakat tentang penyakit HIV/AIDS, bahaya, dan upaya pencegahannya.

DKI Jakarta adalah Sebagai ibukota negara dengan penduduk yang padat. mengingat masih buruknya kesehatan masyarakat Jakarta. Sampai sekarang, Jakarta tercatat menempati urutan pertama dalam jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia. Sementara untuk peringkat kedua dan ketiga diduduki, Jawa Timur (19.249 kasus) dan Papua (16.051kasus). Itu artinya, tingkat kesehatan penyakit mematikan ini masih tinggi dan memiliki potensi besar.

Terdapat juga hasil data yang menunjukkan bahwa di DKI Jakarta, salah satunya di Jakarta barat yang Penyebaran HIV/AIDS cukup mengkhawatirkan. Seperti dilihat pada Tabel dibawah ini:

Tabel 1:1 Data laporan penyakit HIV/AIDS di Jakarta Barat Sumber: www.beritajakarta.com

Tahun HIV AIDS

2013 128 139

(7)

Tercatat, sejak Januari hingga September 2014 jumlah penderita HIV di Jakarta Barat mencapai 309 orang. Sedangkan penderita AIDS sebanyak 736 orang. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dalam kurun waktu yang sama dibanding tahun 2013, yaitu penderita HIV sebanyak 128 dan AIDS sebanyak 139. Untuk menekan angka penderita penderita HIV/AIDS, harus melakukan sosialisasi, baik ke sekolah-sekolah, lingkungan masyarakat, dan tempat hiburan.

Monde, Nani, & Jafriaty, (2016), Melakukan penelitian dengan berjudul: (Analisis perilaku berisiko tertular Human Immunodeficiency Virus / Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV/AIDS) pada terpidana kasus narkoba di lapas kelas IIA kota kendari tahun 2016), Menyimpulkan bahwa Adanya Pengaruh dari Perilaku terhadap kontak penyakit HIV/AIDS. Dalam penelitian ini juga sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik tentang HIV/AIDS. Dalam hal ini untuk menyeimbangkan pengetahuan, peneliti melakukan penilaian terhadap perilaku berisiko. Karena untuk menunjang keberhasilan penurunan penyakit HIV/AIDS.

Maka dari itu sangat penting bagi kita untuk memperhatikan perilaku seseorang atau bahkan diri kita agar menjaga dari sumber macam penyakit. Perilaku berisiko akan cepat mempengaruhi seseorang terkena infeksi HIV/AIDS. Dan Kampanye akan mempengaruhi daya fikir masyarakat akan kesadaran untuk hidup sehat. Dalam hal ini masyarakat akan menyadari dengan hidup sehat mereka dapat terhindar dari berbagai macam penyakit.

(8)

Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti uraikan di atas, maka menjadi sangat menarik untuk diteliti lebih lanjut sehubungan dengan perilaku masyarakat, dan kampanye sosialisasi pencegahan peningkatan HIV/AIDS yang mempengaruhi masyarakat untuk dapat berperilaku hidup sehat, agar masyarakat dapat terhindar dari berbagai macam penyakit.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah prilaku masyarakat dan kampanye sosialisasi berperan penting dalam menanggulangi permasalahan kasus HIV/AIDS terutama di wilayah Jakarta Barat. Maka perlu di adakan kampanye sosialisasi untuk dan memperkecil kasus HIV/AIDS.

Berdasarkan uraian diatas Saya Mahasiswi Universitas Mercu Buana Jakarta Barat sangat tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Perilaku Masyarakat dan Kampanye Sosialisasi terhadap Peningkatan Jumlah Penderita HIV di Jakarta Barat”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas , maka di rumuskanlah suatu perumusan masalah yang akan di teliti oleh penulis. Perumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut :

1. Apakah Perilaku Masyarakat berpengaruh terhadap Peningkatan Jumlah Penderita HIV di Jakarta Barat?

2. Apakah Kampanye Sosialisasi berpengaruh terhadap Peningkatan Jumlah Penderita HIV di Jakarta Barat?

(9)

C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang penulis susun diatas maka tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Perilaku Masyarakat berpengaruh terhadap Peningkatan Jumlah Penderita HIV di Jakarta Barat

2. Untuk mengetahui Kampanye Sosialisasi berpengaruh terhadap Peningkatan Jumlah Penderita HIV di Jakarta Barat

2. Kontribusi Penelitian

Adapun kontribusi yang diambil dari penelitian ini antara lain sebagai berikut:

a. Kontribusi Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi bagi pendalaman pengetahuan dan bahan kajian tentang pemasaran sosial, khususnya mengenai perilaku masyarakat dan kampanye sosialisasi.

b. Kontribusi Praktisi

Hasil dari penelitian disini akan memberikan manfaat atau masukan kepada Dinas kesehatan, dan lembaga kesehatan DKI Jakarta untuk dapat melakukan evaluasi terhadap kinerja untuk melakukan sosialisasi yang jauh lebih baik dan untuk pencegahan timbulnya penyakit HIV di DKI Jakarta.

Gambar

Gambar 1:1 Jumlah infeksi HIV yang dilaporkan   perprovinsi tahun 1987 sampai dengan
Tabel 1:1 Data laporan penyakit   HIV/AIDS di Jakarta Barat

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini, metode analisis yang dilakukan adalah pertama menentukan saham kandidat yang selanjutnya diolah untuk menentukan saham terpilih menjadi

Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, banyak sekali yang mempengaruhi penurunan laba yang dialami pengusaha bahan bangunan, akan tetapi penulis

Audit operasional adalah pemeriksaan yang sistemetis terhadap kegiatan, program organisasi dan seluruh atau sebagian dari aktivitas dengan tujuan menilai dan

Setelah data - data yang ditemukan dianalisis dan dijelaskan menurut konsep- konsep yang ada, maka langkah selanjutnya adalah menyandingkan dengan teori-teori yang

Hasil pelaksanaan Kegiatan PPM ini menghasilkan (1) Pemahaman guru- guru bahasa Prancis terhadap Lesson Study meningkat dari sebelum pelatihan LS dan sesudah mereka

Pada sistem penilaian pembelajaran matematika berbasis kompetensi dibahas pula tentang sistem penilaian berbasis kompetensi dasar, penilaian proses dan hasil pembelajaran,

Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur Nomor 7 Tahun 1999 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan, Kegiatan pasal dan Proyek Perubahan Anggaran Pendapatan

Hasil penelitian ini hendaknya dijadikan pegangan oleh pemerintah, akademisi maupun produsen bahan bangunan untuk dapat memanfatkan bahan bangunan pengganti hasil penelitian