• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN TENDER PENGADAAN BARANG DAN JASA YANG BERSIH DAN TRANSPARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGELOLAAN TENDER PENGADAAN BARANG DAN JASA YANG BERSIH DAN TRANSPARAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN TENDER

PENGADAAN BARANG DAN JASA YANG

BERSIH DAN TRANSPARAN

(2)

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG UNDANG

DILARANG mengubah, mengutip dan memperjualbelikan sebagian atau seluruh isi dokumen ini tanpa seizin dari Jaringan Survei Inisiatif.

(3)

Pengelolaan Tender Pengadaan Barang Jasa Yang

Bersih Dan Transparan

Oleh : Tim Riset JSI

Penegasan Irwandi Yusuf dalam statusnya terkait bahwa Tugas Pemimpin bukanlah untuk memenangkan proyek tender ditanggapi beragam oleh banyak kalangan baik di warung kopi maupun warganet. Status Irwandi yang diposting pada Minggu, 8 Agustus lalu seperti berikut :

Tugaih peumimpin kon jak peumeunang proyek rakan. Geutanyoe tameurakan kon karena proyek tapi karena saban pakat peumakmu rakyat (Tugas pemimpin bukanlah untuk memenangkan proyek teman. Kita berteman bukan karena proyek tapi karena memiliki kesamaan untuk memakmurkan rakyat),” tulis Irwandi

Pasalnya, baru kali inilah seorang Gubernur menegaskan secara terang benderang kepada publik bahwa dia bukanlah seorang bandar proyek yang bertugas menggolkan pelelangan pengadaan barang jasa di pemerintahan. Namun tidak sedikit pula yang mengatakan bahwa pernyataan Gubernur Irwandi hanya sekedar pemanis bibir alias kosmetika politik semata.

Tender bersih sebagai indikator tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih (Good Governance and Clean Government)

Penegasan irwandi lebih tepat dibaca sebagai sikap serta niat dalam

mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih (Good Governance and

Clean Government). Sebab tata kelola pemerintahan yang baik serta bersih haruslah dimulai dari tender yang baik dan bersih sebagaimana ketentuan perundang

undangan. Untuk melaksanakan prinsip Good Governance and Clean Government,

maka Pemerintah harus melaksanakan prinsip-prinsip akuntabilitas dan pengelolaan sumber daya secara efisien, serta mewujudkannya dengan tindakan dan peraturan yang baik dan tidak berpihak (independen), serta menjamin terjadinya interaksi

(4)

Peningkatan kualitas pelayanan publik melalui penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih oleh Irwandi, haruslah dimulai dengan peningkatan efisiensi dan efektifitas penggunaan keuangan negara yang dibelanjakan melalui proses Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Oleh karena itu penegasan Irwandi untuk tidak bermain mata dengan pihak yang berkecimpung dalam pengadaan barang jasa dalam rangka menciptakan keterbukaan, transparansi, akuntabilitas serta prinsip persaingan/kompetisi yang sehat dalam proses Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang dibiayai melalui dana APBA.

sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana dirubah terakhir dengan Perpres Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, dimana Gubernur membentuk LPSE untuk memfasilitasi ULP/Peiabat Pengadaan dalam melaksanakan PengadaanBaranglJasa secara elektronik.

Pada Pasal 14 ayat (1), Pasal 130 ayat (1) dan Pasal 131 ayat (1) Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Daerah diwajibkan mempunyai Unit Layanan Pengadaan yang dapat memberikan pelayanan/pembinaan di bidang pengadaan barang/jasa paling lambat pada tahun anggaran 2014 dan wajib melaksanakan pengadaan barang/jasa secara elektronik untuk sebagian/seluruh paket pekerjaan pada tahun anggaran 2012.

Tujuan dilaksanakan pengadaan barang dan jasa melalui elektronik ini adalah dalam rangka Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, Meningkatkan akses pasar dan persaingan usaha yang sehat, Memperbaiki tingkat efesiensi proses pengadaan, Mendukung proses monitoring dan audit serta Memenuhi kebutuhan akses informasi yang real time.

Yudho Giri (2009:38) menyatakan bahwa kesuksesan implementasi e-Procurement

juga ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut:

E-Leadership: implementasi e-Procurement membutuhkan komitmen dan dukungan penuh dari pemimpin. Dukungan dari pemimpin perlu diwujudkan dalam bentuk tindak lanjut nyata dan bukan hanya sekedar wancana. Terlebih lagi karena e-Procurement adalah inisiatif yang melibatkan seluruh unit organisasi. Kerjasama di antara instansi dengan komitmen horisontal akan berlangsung dengan lebih efektif jika pimpinan mendukung. Dukungan nyata dari pemimpin biasanya di ikuti dengan komitmen penyedia anggaran dan dikeluarkannya berbagai regulasi untuk mempercepat penetrasi e- Procurement.

(5)

Transformasi pola pikir dan pola tindak: implementasi e-Procurement memerlukan perubahan perilaku dan mental dari seluruh pihak yang terkait. Hadirnya teknologi telah mengurangi kemungkinan adanya perilaku pengadaan yang menyimpang ketentuan yang ada, dan ini seringkali menjadi salah satu faktor penyebab penolakan terhadap teknologi tersebut. Manajeman perubahan yang mencakup seluruh lini dalam organisasiperlu dilakukan

 Jumlah dan mutu sumber daya manusia: teknologi tidak akan mungkin berjalan

dengan sendirinya tanpa adanya pihak yang mengelola. Implementasi e-Procurement membutuhkan jumlah SDM yang memadai, namun juga dari sisi kompetensi yang mereka miliki. Implementasi e-Procurement membutuhkan SDM yang memiliki keahlian dalam bidang infrstruktur TI dan juga SDM yang memahami ketentuan pengadaan. Rendahnya literasi TI di beberapa daerah di Indonesia memberikan tantangan dalam penyiapan SDM.

 Ketersediaan infrastruktur yang dimaksud di sini mencakup banyak hal, dari mulai

perangkat keras, piranti lunak, sampai kepada jaringan komunikasi dan sarana fisik lainnya. Dari sisi perangkat keras, implementasi teknologi ini membutuhkan server dan juga beberapa komputer personal baik untukkegiatan administrasi seperti pendaftaran pelaku usaha, pencantuman paket pengadaan, maupun untuk keperluan bidding. Dari sisi piranti lunak, seluruh aplikasi yang diperlukan telah disediakan oleh LKPP. Kemudian dari sisi jaringan komunikasi, jika diharapkan bahwa setiap unit dapat mengelola kegiatan pengadaannya dari lokasi masing-masing, maka tentunya diperlukan jaringan komunikasi yang menghubungkan masing-masing unit dengan lokasi dimana server berada.

Komitmen dari Panitia Lelang

Komitmen Irwandi mewujudkan proses lelang yang bersih selayaknya juga diikuti oleh komitmen panitia pengadaan abrang dan jasa di ULP. Komitmen tersebut dapat berupa semacam penandatanganan dan pembacaan pakta integritas yang dapat disaksikan oleh publik dalam rangka mewujudkan pengelolaan pengadaan barang yang baik dan bersih di lingkup Pemerintahan Aceh.

Terkait hal tersebut, maka pada Pasal 8 Peraturan Gubernur Aceh Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pembentukan Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Aceh, telah ditehaskan bahwa para pihak (baik Panitia Pengadaan maupun pihak penyedia) harus mematuhi etika pengadaan barang jasa. Yaitu:

(6)

b. bekerja secara profesional dan mandiri, serta menjaga kerahasiaan dokumen pengadaan barang/jasa yang menurut sifatnya harus dirahasiakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengadaaan barang/jasa

c. tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung yang berakibat terjadinya persaingan tidak sehat

d. menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan kesepakatan tertulis para pihak

e. menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan para pihak terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan Barang/Jasa;

f. menghindari dan mencegah terjadinya pemborossan dan kebocoran keuangan negara dalam pengadaan barang/jasa

g. menghindari dan mencegah penyalah gunaan wewenang dan/atau kolusi dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara; dan

h. tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk memberi atau menerima hadiah, imbalan, komisi dan berupa apa saja dari atau kepada siapapun yang diketahui atau patut diduga berkaitan dengan pengadaan barang/Jasa

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Model Education Gymastics terhadap Peningkatan Gerak Dasar Guling Depan dalam Pembelajaran Senam Lantai.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Tabel 4.27 Parameter statistik untuk menentukan jenis distribusi ....

Pertumbuhan anak beserta perkembangannya sangat ditentukan oleh ibu.Penelitian ini difokuskan untuk mengkaitkan pengetahuan ibu dengan tingkat pendidikan, pekerjaan

pada saat pembuktian kualifikasi dan Klarifikasi penyedia jasa diharuskan untuk membawa seluruh dokumen asli atau dokumen salinan yang telah dilegalisir dan

Perwakilan perusahaan yang hadir adalah direktur atau yang mewakili dengan membawa surat kuasa yang ditandatangani direktur. Demikianlah untuk maklum, atas perhatiannya

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT BIRO SARANA DAN

Sehubungan dengan hal tersebut, Program Studi Magister Manajemen Teknologi (MMT) ITS menyelenggarakan Seminar Nasional MMT XXV dengan tema: Berbagi Pengetahuan Global

 Contoh dar i biometr ik antara lain adalah sidik jar i, raut wajah, retina mata, tanda tangan dan suara yang mempunyai cir i yang khas dar i setiap manusia, dan tidak ada