LAPORAN HASIL PEKERJAAN
PENYUSUNAN
INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT
(IKM)
BADAN PERENCANAAN, PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN DAERAH
KOTA SALATIGA
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) Kota Salatiga selalu berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang prima kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dengan penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) sebagai salah satu upaya untuk mensinergikan program pembangunan sehingga nantinya menjadi KUA-PPAS.
Kegiatan dan laporan Survey Kepuasan Masyarakat tahn 2018 ini mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi (PermenPANRB) Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik. Beberapa aspek yang dinilai adalah : Persyaratan Pelayanan, Sistem, Mekanisme dan Prosedur, Waktu Penyelesaian, Biaya / Tarif, Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan, Kompetensi Pelaksana, Perilaku Pelaksana, Penanganan Pengaduan, saran dan masukna, Sarana dan Prasarana.
Dengan mengucap syukur Alhamdulilah kepada ALLAH. SWT, akhirnya penyusunan Laporan Hasil pekerjaan Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) pada badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan (BAPelitbangda) Kota Salatiga dapat kami selesaikan. Laporan ini diharapkan dapat menjadi gambaran persepsi masyarakat terhadap pelayanan penyusunan RKPD dan menjadi pedoman dalam perbaikan kualitas kinerja di Bapelitbangda Kota Salatiga
Akhirnya kami mengucapkan terimakasih atas bantuan dan dukungan semua pihak sehingga laporan ini dapat terselesaikan
Salatiga, Desember 2018
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR GRAFIK/GAMBAR ... iv
DAFTAR TABEL ... v
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. LATAR BELAKANG ... 1
B. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN ... 2
C. RUANG LINGKUP SURVEI ... 3
D. OUTPUT KELUARAN ... 3
E. DASAR PELAKSANAAN ... 3
F. IDENTIFIKASI KENDALA PELAKSANAAN KEGIATAN ... 4
G. STRATEGI PENANGANAN MASALAH ... 5
H. RENCANA KERJA DAN JADWAL PELAKSANAAN ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODOLOGI PEKERJAAN ... 8
A. KERANGKA TEORI ... 8
1. Pelayanan ... 8
2. Pengertian Pelayanan Publik ... 10
3. Kepuasan Masyarakat ... 13
4. Indeks Kepuasan Masyarakat ... 14
B. JENIS DAN METODE PENELITIAN ... 16
1. Jenis Penelitian ... 16
2. Metode Penelitian ... 16
3. Teknik Pengumpulan Data ... 16
4. Populasi dan Teknik Sampling ... 17
BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK SURVEI ... 18
A. SEJARAH BAPELITBANGDA ... 18
B. VISI DAN MISI BAPELITBNGDA ... 20
1. Visi ... 20
2. Misi ... 20
C. TUPOKSI BAPELITBANGDA ... 21
D. PENYUSUNAN RKPD ... 21
1. Rencana Kerja Pemerintah Daerah ... 21
2. Standart Operating Procedure ... 23
BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA ... 24
A. POPULASI ... 24
B. ANALISIS DATA ... 25
1. Skoring ... 25
2. Teknik Analisa Data ... 25
C. PENGOLAHAN DATA ... 26
1. Struktur Kuesioner ... 26
2. Olah Data Kuesioner ... 27
D. SARAN DAN MASUKAN ... 34
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 35
A. KESIMPULAN ... 35
B. REKOMENDASI ... 36 LAMPIRAN
DAFTAR GRAFIK / GAMBAR
Gambar 1 Standart Operating Procedure ... 23
Gambar 2 Penilaian Unsur Pelayanan pada Persyaratan Pelayanan ... 28
Gambar 3 Penilaian Unsur Pelayanan pada Sistem, Mekanisme dan Prosedur ... 28
Gambar 4 Penilaian Unsur Pelayanan pada Waktu Penyelesaian Pelayanan ... 29
Gambar 5 Penilaian Unsur Pelayanan pada Biaya / tarif ... 29
Gambar 6 Penilaian Unsur Pelayanan padaProduk / Hasil Layanan ... 30
Gambar 7 Penilaian Unsur Pelayanan pada Kompetensi Pelaksana ... 30
Gambar 8 Penilaian Unsur Pelayanan pada Perilaku Pelaksana ... 31
Gambar 9 Penilaian Unsur Pelayanan pada Penanganan Pengaduan ... 31
Gambar 10 Penilaian Unsur Pelayanan pada Sarana dan Prasarana ... 32
Gambar 11 Nilai Jumlah Unsur Pelayanan ... 32
Gambar 12 Nilai rata-rata Unsur Pelayanan ... 33
Gambar 13 Nilai rata-rata Unsur pelayanan dan IKM Pelayanan ... 33
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ... 5 Tabel 2 Nilai Persepsi, Nilai Interval, Nilai Interval Konversi, Mutu Pelayanan dan
Kierja Unit Pelayanan ... 26 Tabel 3 Unsur Penilaian Pelayanan ... 27 Tabel 4 Saran dan Masukan ... 34
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan publik merupakan hal yang tidak terlepas dari peran aparatur Negara dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Setiap badan publik mempunyai kewajiban membuka akses pelayanan publik semaksimal mungkin sehingga fungsi utama pemerintah sebagai pelayan masyarakat harus dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan pelayanan public adalah pelayanan yang berbentuk barang atau fasilitas public dan jasa public yang menjadi tanggung jawab pemerintah dan dilaksanakan/diberikan oleh instansi pemerintah (Pusat, Daerah, BUMN dan BUMD) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan peraturan perundang-undangan. Adapun bentuk pelayanan yang disediakan oeleh pemerintah, setidaknya mencakup lima kebutuhan mendasar, yaitu : Infrastruktur, Pendidikan, Kesehatan, Keamanan dan Ketertiban, serta kenyamanan lingkungan hidup
Dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran pelayanan public, tentu diperlukan langkah-langkah manajemen yang tepat, antara lain berupa pembinaan dan pengawasan terhadap organisasi dan aparatur pemerintah daerah, sehingga kinerja pelayanan publik dapat berjalan lebih efektif, efisien, dan akuntabel. Dalam hal ini upaya membangun, meningkatkan dan mendayagunakan kelembagaan (capacity building) daerah beserta aparaturnya (character building) perlu memperhatikan umpan balik (feedback) hasil layanan antar lain melalui evaluasi terhadap proses dan hasil keinerjanya secara berkala dan berkelanjutan.
Dan pemerintah perlu berupaya untuk meningkatkan kualitas berbagai pelayanan publik, sehingga masyarakat dapat merasakan kehadiran dan kepedulian pemerintah. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan public secara berkelanjutan maka perlu dilakukan evaluasi terhadap pelayanan publik.
Penilaian Indeks Kepuasan Masyarakat ini bertujuan untuk dapat mengetahui ekspektasi masyarakat saat melakukan permohonan pelayanan publik dan mengetahui hal-hal yang perlu diperbaiki, ditingkatkan, serta
dipertahankan. Tingkat kepuasan masyarakat dalam pelayanan publik merupakan sesuatu yang penting yang harus diberikan oleh petugas pelayanan.
Bapelitbangda (Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah) merupakan lembaga teknis daerah dibidang penelitian dan perencanaan pembangunan daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
Badan ini mempunyai tugas pokok membantu Walikota dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dibidang penelitian dan perencanaan pembangunan daerah. Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah dibentuk berdasarkan pertimbangan :
1. Bahwa dalam rangka usaha peningkatan keserasian pembangunan di daerah diperlukan adanya peningkatan keselarasan antara pembangunan sektoral dan pembangunan daerah.
2. Bahwa dalam rangka usaha menjamin laju perkembangan, keseimbangan dan kesinambungan pembangunan didaerah, diperlukan perencanaan yang lebih menyeluruh, terarah dan terpadu.
B. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN 1. Maksud
Maksud dari Survey Kepuasan Masyarakat pada Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah untuk mengukur tingkat kepuasan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terhadap penyusunan dan KUA-PPAS.
2. Tujuan
Tujuan dari Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakta terhadap RKPD adalah untuk mengetahui persepsi OPD mengenai tingkat kesesuaian dan ketercapaian anggaran dalam KUA-PPAS. Dari pengukuran tersebut diharapkan dapat memberikan masukan bagi Bepalitbangda dalam rangka peningkatan kinerja Pelayanan Publik. Adapun tujuan-tujuan yang ingin di capai adalah :
a. Untuk mengukur kepuasan OPD terhadap pelayanan yang di lakukan oleh unit pelayanan public
b. Untuk menganalisis dna menentukan nilai survey Kepuasan Masyarakat (SKM)
c. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan pelayanan yang telah diberikan serta referensi untuk menyusun langkah-langkah perbaikan dalam pelayanan berikutnya
d. Untuk mengetahui tingkat kepentingan layanan sehingga unit pelayanan bisa menentukan skala prioritas perbaikan kualitas pelayanan selanjutnya.
3. Sasaran
Sasaran kegiatan Survey Kepuasan Masyarakat pada penyusunan RKPD ini adalah untuk mengetahui persepsi OPD atas kinerja Pelayanan Publik yang ada di Bapelitbangda.
C. RUANG LINGKUP SURVEI
Lingkup kegiatan penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat pada penyusunan RKPD adalah kepada seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang ada di Pemerintah Kota Salatiga.
D. OUTPUT KELUARAN
Output keluaran dari kegiatan Survey Kepuasan Masyarakat terhadap penyusunan RKPD ini meliputi :
1. Output Kuantitatif
Output dari pendekatan Kuantitatif adalah angka yang menunjukkan Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap atribut survey
2. Output Kualitatif
Output daru pendeatan Kualitatif adalah deskripsi (narasi) yang menggambarkan kepuasan atau ketidakpuasan OPD, berikut sumbang saran terhadap layanan yang telah diterima.
E. DASAR PELAKSANAAN
Dalam kegiatan ini yang menjadi landasan hokum pelaksanaan penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat pada penyusunan RKPD adalah :
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1992 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga dan Kabupaten Tingkat II Semarang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3500) 3. Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Survey Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik;
4. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 6 tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan jangka Panjang Daerah Kota Salatiga Tahun 2005 – 2025;
5. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 2 Tahun 2016 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Salatiga Tahun 2016 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kota Salatiga Nomor 2);
6. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kota Salatiga Tahun 2016 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Kota Salatiga Nomor 9);
7. Peraturan Walikota Salatiga Nomor 49 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah.
F. IDENTIFIKASI KENDALA PELAKSANAAN KEGIATAN
Dalam rangka melaksanakan kegiatan Survey penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap penyusunan RKPD dikhawatirkan akan mengalami kendala-kendala survey lapangan, yakni dalam pelaksanaan survey adalah pada saat pengumpulan data dalam rangka pengisisna angket/keusioner antara lain :
1. Tingkat partisipasi responden kurang. Hal ini terlihat dari minat dan respon yang rendah untuk mengumpulkan hasil dari surat edaran yang kita sebarkan ke OPD’
2. Responden seringkali mempunyai persepsi yang negative terhadap surveyor, karena khawatir kalau jawaban-jawaban yang diberikan akan berpengaruh negative bagi responden.
G. STRATEGI PENANGANAN MASALAH
Untuk mengatasi kemungkinan kesulitan dan hambatan tersebut, maka strategi pelaksanaan pekerjaan akan diupayakan dengan :
1. Untuk data dan informasi sekunder yang dibutuhkan, akan di konfirmasikan sebelumnya kepada pejabat terkait, sehingga dapat diarsipkan terlebih dahulu
2. Menarik minat OPD agar bersedia berpartisipasi sebagai responden dan segera untuk mengembalikan kuesioner yang sudah di bagikan dan bagi yang tertunda akan di telepon langsung ke OPD yang bersangkutan.
H. RENCANA KERJA DAN JADWAL PELAKSANAAN
Sesuai dengan lingkup pekerjaan yang di sampaikan, pekerjaan penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat pada penyusunan RKPD dibedakan menjadi beberapa tahapan sebagai berikut :
Tabel 1.1
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1 2 3 4
1 Persiapan
2 Penyebaran dan Pengumpunal Kuesioner 3 Pengolahan Data dan Penyusunan Laporan 4 Penyerahan Hasil IKM
KET MINGGU
KEGIATAN NO
1. Persiapan
Pada tahapan persiapan di lakukan :
a. Penyusunan desain dan instrument survey yang digunakan sekurang-kurangnya memuat :
o Identitas responden
o Penyusunan indicator survey kepuasan masyarakat yang disesuaikan dengan entitas yang tertera pada Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Survey Kepuasan Masyarakat unit penyelenggara Pelayanan Publik, yang meliputi :
▪ Persyaratan
▪ Sistem, Mekanisme dan Prosedur
▪ Waktu penyelesaian
▪ Biaya/tarif
▪ Produk spesifikasi jenis pelayanan
▪ Kompetensi Pelaksana
▪ Perilaku Pelaksana
▪ Penanganan Pengaduan, saran dan Masukan
▪ Sarana dan Prasaran
b. Penentuan teknik penarikan sampel
Di karenakan dalam pelaksanaan Survey Kepuasan Masyarakat, Bapelitbangda tidak berhubungan langsung dengan masyarakat maka penentuan sampel adalah dengan membagikan kepada semua OPD yang ada di Pemerintah Kota Salatiga dan tidak terkecuali sehingga menggunakan semua Populasi yang ada.
2. Penyebaran dan Pengumpulan Kuesioner
Pelaksanaan survey dan pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuesioner dan di bagikan ke semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Pemerintah Kota Salatiga, sedang untuk pengumpulan kuesioner dilakukan dengan berbagai metode diantaranya ada yang langsung mengumulkan ke Bapelitbangda ataupun ada juga yang diambil secara langsung ke OPD yang bersangkutan.
3. Pengolahan Data dan Penyusunan Laporan
Pengolahan data kuesioner dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa Microsoft excel, dan untuk penyusunan laporan juga di susun sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakta Unit Penyelenggara Publik.
Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK), selanjutnya laporan hasil survey IKM diharapkan dapat mencakup lingkup pekerjaan seperti tertera, dengan meliputi :
➢ Pendahuluan
➢ Tinjauan Pustaka dan Metodologi Pekerjaan
➢ Gambaran Umum Obyek Survei
➢ Pengolahan Data dan Analisa
➢ Kesimpulan dan Rekomendasi
➢ Penutup
➢ Lampiran-lampiran
4. Penyerahan hasil IKM
Untuk penyerahan hasil IKM akan di berikan kepada :
➢ Bagian Organisasi dan Kepegawaian Setda Kota Salatiga
➢ Sebagai bahan evaluasi dan masukan di Bapelitbangda Kota Salatiga.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN METODOLOGI PEKERJAAN
A. KERANGKA TEORI 1. Pelayanan
Secara sederhana dalam arti konsep pelayanan berarti membicarakan tentang cara yang dilakukan untuk memberikan servis atau jasa kepada orang yang membutuhkan. Dalam pengertian secara etimologis, kata publik berasal dari bahasa Inggris, yakni “public” berarti masyarakat, umum, rakyat umum, orang banyak, dan keperluan umum. Dalam Bahasa Indonesia, publik berarti orang banyak (umum). Dengan demikian, pelayanan publik merupakan kegiatan membantu masyarakat (stakeholders) dalam rangka memperoleh servis dan advis yang terkait dengan kepentingan umum (orang banyak).
Menurut Kotler “A service is any act or performance that one party can offer to another that is essentially intangible and does not result in the ownership of anything. It’s production may or may not be tied in physical produce”. (Pelayanan merupakan setiap tindakan atau
pelaksanaan yang dapat diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya menunjukkan tidak nyata dan tidak mengakibatkan kekuasaan atas segala sesuatunya).
Pelayanan pada hakikatnya adalah serangkaian kegiatan, karena itu proses pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan organisasi dalam masyarakat. Proses yang dimaksudkan dilakukan sehubungan dengan saling memenuhi kebutuhan antara penerima dan pemberi pelayanan.
Pelayanan merupakan kegiatan utama pada orang yang bergerak di bidang jasa, baik itu orang yang bersifat komersial ataupun yang bersifat non komersial. Namun dalam pelaksanaannya terdapat perbedaan antara pelayanan yang dilakukan oleh orang yang bersifat komersial yang biasanya dikelola oleh pihak swasta dengan pelayanan yang dilaksanakan oleh organisasi non komersial yang biasanya adalah pemerintah. Kegiatan pelayanan yang bersifat komersial melaksanakan kegiatan dengan berlandaskan mencari keuntungan, sedangkan kegiatan pelayanan yang bersifat non-komersial kegiatannya lebih
tertuju pada pemberian layanan kepada masyarakat (layanan publik atau umum) yang sifatnya tidak mencari keuntungan akan tetapi berorientasikan kepada pengabdian.
Terdapat tiga jenis layanan yang bisa dilakukan oleh siapapun, yaitu :
a. Layanan dengan lisan : dilakukan oleh petugas - petugas di bidang Hubungan Masyarakat (HUMAS), bidang layanan Informasi, dan bidangbidang lain yang tugasnya memberikan penjelasan atau keterangan kepada siapapun yang memerlukan. Agar supaya layanan lisan berhasil sesuai dengan yang diharapkan, ada syarat - syarat yang harus dipenuhi oleh pelaku layanan yaitu :
✓ Memahami masalah - masalah yang termasuk ke dalam bidang tugasnya.
✓ Mampu memberikan penjelasan apa yang diperlukan, dengan lancar, singkat tetapi cukup jelas sehingga memuaskan bagi mereka yang memperoleh kejelasan mengenai sesuatu. Bertingkah laku sopan dan ramah.
b. Layanan dengan tulisan Layanan melalui tulisan merupakan bentuk layanan yang paling menonjol dalam melaksanakan tugas. Sistem layanan pada abad Informasi ini menggunakan sistem layanan jarak jauh dalam bentuk tulisan. Layanan tulisan ini terdiri dari 2 (dua) golongan yaitu : berupa petunjuk Informasi dan yang sejenis ditujukan kepada orang - orang yang berkepentingan, agar memudahkan mereka dalam berurusan dengan instansi atau lembaga pemerintah. Kedua, layanan berupa reaksi tertulis atau permohonan laporan, pemberian/ penyerahan, pemberitahuan dan sebagainya. Adapun kegunaannya yaitu :
▪ Memudahkan bagi semua pihak yang berkepentingan.
▪ Menghindari orang yang banyak bertanya kepada petugas
▪ Mamperlancar urusan dan menghemat waktu bagi kedua pihak, baik petugas maupun pihak yang memerlukan pelayanan.
▪ Menuntun orang ke arah yang tepat
c. Layanan dengan perbuatan Pada umumnya layanan dalam bentuk perbuatan dilakukan oleh petugaspetugas yang memiliki faktor keahlian dan ketrampilan. Dalam kenyataan sehari - sehari layanan
ini memang tidak terhindar dari layanan lisan jadi antara layanan perbuatan dan lisan sering digabung. Hal ini disebabkan karena hubungan pelayanan secara umum banyak dilakukan secara lisan kecuali khusus melalui hubungan tulis yang disebabkan oleh faktor jarak.
2. Pengertian Pelayanan Publik
Dalam Kamus Bahasa Indonesia, pelayanan publik dirumuskan sebagai berikut :
a. Pelayanan adalah perihal atau cara melayani.
b. Pelayanan adalah kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang dan jasa.
c. Pelayanan medis merupakan pelayanan yang diterima seseorang dalam hubungannya dengan pensegahan, diagnosa dan pengobatan suatu gangguan kesehatan tertentu.
d. Publik berarti orang banyak (umum).
Istilah pelayanan berasal dari kata “layan” yang artinya menolong menyediakan segala apa yang diperlukan oleh orang lain untuk perbuatan melayani. Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan, bahkan secara ekstrim dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia.
Pemerintah dalam menjalankan fungsinya sebagai pelayan dalam penyelenggaraan pelayanan publik diperlukan sebuah kebijakan yang mengatur tentang pelayanan publik. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik dimaksudkan untuk memberikan kepastian hukum bagi pihak penyelenggara pelayanan publik maupun masyarakat.
Aparatur penyelenggara harus merasa memiliki kewajiban hukum untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, sedangkan masyarakat merasa apa yang harus dilakukan oleh aparatur Negara tersebut merupakan hak dari masyarakat. Mengenai keinginan undang-undang ini, selanjutnya dapat dilihat atau tercermin di dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009, yang didalam ketentuan pada pasal 4 disebutkan, sebagai berikut :
a. Terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung jawab, kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik.
b. Terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik.
c. Terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
d. Terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik.
Selanjutnya Asas pelayanan publik juga dapat dilihat dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 dalam ketentuan pasal 4 yaitu:
a. Kepentingan umum b. Kepastian hokum c. Kesamaan hak
d. Keseimbangan hak dan kewajiban e. Keprofesionalan
f. Partisipatif
g. Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif h. Keterbukaan
i. Akuntabilitas
j. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan k. Ketepatan waktu
l. Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.
Berdasarkan ketentuan pasal tersebut dapat dikemukakan, bahwa pelayanan publik merupakan kewajiban pemerintah untuk dilaksanankan sebaik-baiknya, baik dalam hal pelayanan administrasi, maupun pelayanan atas barang jasa. Oleh karena itu sesungguhnya tidak cukup alasan untuk tidak memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat, sebab hal tersebut adalah kewajiban bagi aparat penyelenggara Negara untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Berdasarkan keputusan MENPAN No.63/KEP/MENPAN/7/2003 kegiatan pelayanan umum atau publik antara lain :
a. Pelayanan administratif Yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik, misalnya status kewarganegaraan, sertifikat kompetensi, kepemilikan atau penguasaan terhadap suatu barang dan sebagainya. Dokumen - dokumen ini antara lain Kartu Tanda Pendudukan (KTP), akte Kelahiran, Akte Kematian, Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB), Surat Ijin Mengemudi (SIM), Surat Tanda Kendaraan Bermotor (STNK), Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), Paspor, Sertifikat kepemilikan atau penguasaan Tanah dan sebagainya.
b. Pelayanan barang Yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk atau jenis barang yang digunakan oleh publik, misalnya jaringan telepon, penyediaan tenaga listrik, air bersih dan sebagainya.
c. Pelayanan jasa yaitu pelayanan yang menghasikan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan oleh publik, misalnya pendidikan, pemeliharaan kesehatan, penyelenggaraan transportasi, pos dan sebagainya.
Selain itu, bentuk pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakat menurut Lembaga Administrasi Negara (1998) dapat dibedakan ke dalam beberapa jenis pelayanan yaitu :
a. Pelayanan Pemerintahan, yaitu merupakan pelayanan masyarakat yang erat dalam tugas-tugas umum pemerintahan seperti pelayanan Kartu Keluarga/KTP, IMB, Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Imigrasi.
b. Pelayanan Pembangunan, merupakan pelayanan masyarakat yang terkait dengan penyediaan sarana dan prasarana untuk memberikan fasilitas kepada masyarakat dalam aktifitasnya sebagai warga masyarakat, seperti penyediaan jalan, jembatan, pelabuhan dan lainnya.
c. Pelayanan Utilitas merupakan penyediaan utilitas seperti listrik, air, telepon, dan transportasi.
d. Pelayanan Kebutuhan Pokok, merupakan pelayanan yang menyediaan bahanbahan kebutuhan pokok masyarakat dan
kebutuhan perumahan seperti penyediaan beras, gula, minyak, gas, tekstil dan perumahan murah.
e. Pelayanan Kemasyarakatan, merupakan pelayanan yang berhubungan dengan sifat dan kepentingan yang lebih ditekankan kepada kegiatan-kegiatan social kemasyarakatan seperti pelayanan kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, penjara, rumah yatim piatu dan lainnya. Secara umum fungsi sarana pelayanan antara lain :
1) Mempercepat prtoses pelaksanaan kerja (hemat waktu); 2) Meningkatkan produktifitas barang dan jasa;
3) Ketepatan ukuran/kualitas produk terjamin peneyerahan gerak pelaku pelayanan dengan fasilitas ruangan yang cukup;
4) Menimbulkan rasa kenyamanan;
5) Menimbulkan perasaan puas dan mengurangi sifat emosional penyelenggara.
3. Kepuasan Masyarakat
Kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja di bawah harapan, maka masyarakat akan kecewa. Bila kinerja sesuai dengan harapan, maka masyarakat akan puas. Sedangkan bila kinerja melebihi harapan, masyarakat akan sangat puas. Harapan masyarakat dapat dibentuk oleh masyarakat masa lampau, komentar dari kerabatnya serta janji dan informasi pemasar dan saingannya. Masyarakat yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitif terhadap harga dan memberi komentar yang baik tentang organisasi publik.
Menurut Supranto (1997: 23), kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapannya. Kepuasan masyarakat merupakan perasaan senang atau kecewa sebagai hasil dari perbandingan antara prestasi atau produk yang dirasakan dan diharapkan. Menurut Lupiyoadi (2006: 155), faktor utama penentu kepuasan masyarakat adalah persepsi terhadap kualitas jasa. Apabila ditinjau lebih jauh, pencapaian kepuasan masyarakat melalui kualitas pelayanan dapat ditingkatkan dengan beberapa pendekatan sebagai berikut:
a. Memperkecil kesenjangan yang terjadi antara pihak manajemen dengan pihak masyarakat
b. Organisasi publik harus mampu membangun komitmen bersama untuk menciptakan visi di dalam perbaikan proses pelayanan
c. Memberikan kesempatan pada masyarakat untuk menyampaikan keluhan dengan membentuk sistem saran dan kritik
d. Mengembangkan pelayanan untuk mencapai kepuasan dan harapan masyarakat
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka terdapat kesamaan definisi mengenai kepuasan, yaitu yang menyangkut komponen kepuasan (harapan dan kinerja hasil yang dirasakan). Umumnya harapan merupakan perkiraan atau keyakinan masyarakat tentang apa yang akan diterimanya bila ia membeli atau mengkonsumsi suatu produk (barang dan jasa). Sedangkan kinerja yang dirasakan adalah persepsi terhadap apa yang ia terima setelah mengkonsumsi produk yang dibeli dan untuk menciptakan kepuasan masyarakat, organisasi publik harus menciptakan dan mengelola sistem untuk memperoleh pelangan yang lebih banyak dan kemampuan mempertahankan masyarakat.
4. Indeks Kepuasan Masyarakat
Pelayanan publik merupakan hal yang tidak terlepas dari peran aparatur Negara dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Setiap badan publik mempunyai kewajiban membuka akses pelayanan publik semaksimal mungkin sehingga fungsi utama pemerintah sebagai pelayan masyarakat harus dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat.
Dan pemerintah perlu berupaya untuk meningkatkan kualitas berbagai pelayanan publik, sehingga masyarakat dapat merasakan kehadiran dan kepedulian pemerintah. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan public secara berkelanjutan maka perlu dilakukan evaluasi terhadap pelayanan publik. Seiring kemajuan teknologi dan tuntutan masyarakat dalam penyusunan RKPD maka Bapelitbangda Kota Salatiga sebagai Badan Publik perlu menyusun Indeks Kepuasan
Masyarakat sebagai tolok ukur untuk menilai tingkat kualitas pelayanannya kepada masyarakat.
Penilaian Indeks Kepuasan Masyarakat ini bertujuan untuk dapat mengetahui ekspektasi masyarakat saat melakukan permohonan pelayanan publik dan mengetahui hal-hal yang perlu diperbaiki, ditingkatkan, serta dipertahankan. Tingkat kepuasan masyarakat dalam pelayanan publik merupakan sesuatu yang penting yang harus diberikan oleh petugas pelayanan.
Selanjutnya ketentuan mengenai IKM ini diatur berdasarkan PermenPANRB Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedomasn Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik. Pengertian IKM menurut peraturan tersebut adalah :
“IKM adalah hasil pengukuran dari kegiatan Survei Kepuasan Masyarakat beruapa angka. Angka ditetapkan dengan skala 1 (satu) sampai dengan 4 (empat).”
Pengukuran kinerja pelayanan public melalui IKM, dapat di peroleh beberapa manfaat untuk peningkatan kualitas pelayanan itu sendiri. Setidaknya dengan tersedianya data dan informasi IKM secara periodic, dapat diperoleh manfaat sebagai berikut :
a. Diketahui kelemahan atau kekurangan dari masing-masing unsure dalam penyelenggaraan pelayanan public;
b. Diketahui kinera penyelenggaraan pelayanan yang telah dilaksankaan oleh unit pelayanan public secara periodik;
c. Sebagai bahan penetapan kebijakan yang perlu diambil upaya yang perlu di lakukan;
d. Diketahui indeks kepuasan masyarakat secara menyeluruh terhadap hasil pelaksanaan pelayanan public pada lingkup pemerintah pusat dan daerah;
e. Memacu persaingan positif diantara unit penyelenggara pelayanan public, dalam rangka peningkatan kinerja pelayanan secara menyeluruh;
f. Bagi masyarakat dapat diketahui gambaran tentang kinerja unit pelayanan; (Ratminto dan Winarsih, 2006:225)
B. Jenis dan Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian
Dalam konteks penelitian untuk pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap penyusunan RKPD Kota Salatiga, maka jenis penelitian yang tepat digunakan adalah Deskriptif-Kuantitatif (Suryabrata, 2005). Dengan jenis penelitian deskriptif ini, peneliti akan melakukan pencitraan (penggambaran) secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Adapun yang dimaksud dengan pendekatan kuantitatif, karena penelitian ini nantinya akan lebih mengandalkan data-data angka yang kemudian diolah dengan pendekatan – pendekatan statistic (berdasarkan angka-angka)
2. Metode Penelitian
Terkait dengan jenis penelitian maupun data yang dibutuhkan, maka penelitian ini akan menggunakan metode penelitian survey (Umar, 2004). Dengan metode survey, peneliti berusaha untuk memperoleh fakta atau suatu gejala atau permasalahan yang timbul, tanpa harus melakukan kajian secara mendalam terhadap berbagai gejala dan tidak mencari hubungan antar gejala. Dengan metode survey ini, dapat membantu dalam membandingkan antara kondisi-kondisi yang ada dengan criteria/indicator yang telah di tentukan
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam survey tentang pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap penyusunan RKPD dengan menggunakan teknik kuesioner. Angket / kuesioner yang dimaksud adalah daftar pertanyaan angket terstruktur yang diberikan kepada responden untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Kuesioner pada umumnya digunakan untuk meminta keterangan tetang fakta yang diketahui oleh responden, dan bisa pula untuk mengetahui pendapat atau sikap responden atas suatu fenomena yang dialami atau diketahuinya (Nasution, 2004).
4. Populasi dan teknik Sampling
Dikarenakan responden adalah semua OPD yang membuat RKPD maka dalam penyebaran kuesioner tidak mengambil sampling tetapi berdasarkan populasi atau semua yang ada dijadikan sebagai responden.
BAB III
GAMBARAN UMUM OBJEK SURVEI
A. SEJARAH BAPELITBANGDA
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah membawa perubahan yang signifikan terhadap pembentukan Perangkat Daerah, yakni dengan prinsip tepat fungsi dan tepat ukuran (rightsizing) berdasarkan beban kerja yang sesuai dengan prinsip penataan organisasi Perangkat Daerah. Hal ini juga sejalan dengan prinsip penataan organisasi Perangkat Daerah yang rasional, proporsional, efektif, dan efisien.
Badan Perencanaan, Penelitian dan Pembangunan Daerah dibentuk berdasarkan pertimbangan :
1. Bahwa dalam rangka usaha peningkatan keserasian pembangunan di daerah diperlukan adanya peningkatan keselarasan antara pembangunan sektoral dan pembangunan daerah.
2. Bahwa dalam rangka usaha menjamin laju perkembangan, keseimbangan dan kesinambungan pembangunan didaerah, diperlukan perencanaan yang lebih menyeluruh, terarah dan terpadu.
Pengelompokan organisasi Perangkat Daerah didasarkan pada konsepsi pembentukan irganisasi yang terdiri atas 5 (lima) elemen, yaitu Walikota (Strategic apex), Sekretaris Daerah (middle line), Dinas Daerah (operating core), badan/fungsi penunjang (technostructure), dan staf pendukung (supporting staff). Dinas merupakan pelaksana fungsi inti (operating core) yang melaksanakan tugas dan fungsi sebagai pembantu Walikota dalam melaksanakan fungsi mengatur dan mengurus sesuai bidang Urusan pemerintahan yang diserahkan kepada Daerah, baik urusan wajib maupun urusan pilihan. Badan melaksanakan fungsi penunjang (technostructure) yang melaksanakan tugas dan fungsi sebagai pembantu Walikota dalam melaksanakan fungsi mengatur dan mengurus untuk menunjang kelancaran pelaksanaan fungsi inti (operating core). untuk Sejarah berdirinya Bapelitbangda didasarkan pada :
1. Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 1964 tentang Pembentukan Badan Koordinasi Pembangunan Daerah disingkat BAKOPDA.
2. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 51 tahun 1969 3. Keputusan Presiden Nomor 4 tahun 1969
4. Keputusan Presiden Nomor 15 tahun 1974, tentang Pembentukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA).
5. Keputusan Presiden Nomor 27 Tahun 1980. Tentang Pembentukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.
6. Keputusan Mendagri Nomor 362 tahun 1997, tentang Pola Organisasi Pemerintah Daerah dan Wilayah.
7. Keputusan Mendagri Nomor 185 tahun 1980, tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tingkat I dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tingkat II. 8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016
tentang Perangkat Daerah.
9. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah.
Bertitik tolak pada pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka dikeluarkanlah Keputusan Presiden Nomor 27 Tahun 1980. Tentang Pembentukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, yang kemudian ditindak lanjuti dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 185 Tahun 1980, tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tingkat II.
Berdasarkan pada peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 9 Tahun 2016 tersebut maka Pemerintah Kota Salatiga merubah nomenklatur BAPPEDA menjadi BAPELITBANGDA (Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah) yang merupakan lembaga teknis daerah dibidang penelitian dan perencanaan pembangunan daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Badan ini mempunyai tugas pokok membantu Walikota dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dibidang penelitian dan perencanaan pembangunan daerah.
Adapun beberapa fungsi kerja BAPELITBANGDA adalah:
1. BAPELITBANGDA mempunyai fungsi penyelenggaraan penelitian dibidang pemerintahan pembangunan dan kemasyarakatan, dalam rangka pengembangan pembangunan secara umum di Kabupaten Garut.
2. Penyusunan Pola Dasar Pembangunan Daerah. 3. Penyusunan REPELITA daerah.
4. Penyusunan Program Tahunan Daerah
5. Pelaksanaan kerjasama penelitian dan perencanaan pembangunan daerah dengan lembaga perguruan tinggi dan lembaga lain baik pemerintah maupun swasta.
6. Pengkoordinasian, perumusan dan penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah.
7. Pemantauan dan evaluasi, penelitian dan perencanaan pembangunan daerah.
8. Penyelenggaraan tugas pembantuan.
9. Pengelolaan kesekretariatan dan urusan rumah tangga BAPELITBANGDA
10. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan.
B. VISI DAN MISI BAPELITBANGDA 1. Visi
Sebagai implementasi dari Visi dan Misi Pemerintah Kota Salatiga, serta dengan memperhatikan situasi, kondisi, kekuatan dan kelemahan, peluang dan tantangan serta memperhatikan kontinuitas pelaksanaan kegiatan yang ada, maka Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah membantu mencapai visi Kepala Daerah terpilih “Salatiga HATI BERIMAN yang SMART” dengan mendukung tugas Walikota dan Wakil Walikota dalam urusan penunjang perencanaan sesuai dengan misi kesembilan yaitu :
“Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik dan Mewujudkan Tata kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)”
2. Misi
Misi Bapelitbangda Kota Salatiga adalah sebagai sebuah institusi yang diharapkan mampu menyusun berbagai dokumen perencanaan pembangunan daerah yang berkualitas dengan melibatkan berbagai stakeholder dan berpijak pada isu dan permasalahan utama daerah, sehingga pemerintahan dan pembangunan daerah dapat terlaksana secara efektif, efesien dan berkelanjutan serta dapat meningkatkan suatu tata kelola pemerintahan yang baik dan menjamin eksistensi daerah di masa depan.
C. TUPOKSI BAPELITBANGDA
Tugas Pokok dan Fungsi Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Salatiga, berdasarkan pada Peraturan Walikota Salatiga Nomor 49 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah adalah :
1. Badan mempunyai tugas membantu Walikota dalam melaksanakan fungsi penunjang perencanaan, dan penelitian dan pengembangan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah
2. Dan untuk menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan kebijakan teknis perencanaan, dan penelitian dan pengembangan
b. Pelaksanaan dukungan teknsi perencanaan, dan penelitian dan pengembangan
c. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis perencanaan, dan penelitian dan pengembangan
d. Pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi penunjang perencanaan, dan penelitian dan pengembangan urusan Pemerintah Daerah
e. Pelaksanaan administrasi Badan
f. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.
D. PENYUSUNAN RKPD
1. Rencana Kerja Pemerintah Daerah
Menurut Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor : 050/200/II/BANGDA/2008 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) “RKPD merupakan penjabaran RPJMD untuk jangka waktu 1 (satu) tahun, memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya dengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP).
RKPD merupakan acuan bagi daerah dalam menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD), dengan demikian Kepala Daerah dan DPRD dalam menentukan Kebijakan Umum APBD
(KUA), serta penentuan Prioritas dan Pagu Anggaran Sementara (PPAS) didasarkan atas dokumen RKPD. KUA dan PPAS yang telah disepakati selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam proses penyusunan APBD”.
a. Fungsi Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
Fungsi RKPD menurut Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor : 050/200/II/BANGDA/2008 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) mencakup sebagai berikut :
a. Menjabarkan rencana strategis ke dalam rencana operasional; b. Memelihara konsistensi antara capaian tujuan perencanaan
strategis jangka menengah dengan tujuan perencanaan dan penganggaran tahunan pembangunan daerah;
c. Mengarahkan proses penyusunan RENJA dan RKA SKPD;
d. Menjadi dasar pedoman dalam penyusunan KUA, PPAS, RAPBD dan APBD;
e. Instrumen bagi pemerintah daerah untuk mengukur kinerja penyelenggaraan fungsi dan urusan wajib dan pilihan pemerintahan daerah;
f. Instrumen bagi pemerintah daerah untuk mengukur capaian target kinerja program pembangunan jangka menengah;
g. Instrumen bagi pemerintah daerah untuk mengukur capaian target standar pelayanan minimal dan mengukur kinerja pelayanan SKPD;
h. Instrumen bagi pemerintah daerah sebagai acuan LPPD kepada pemerintah, LKPJ kepada DPRD dan ILPPD kepada masyarakat. i. Menyediakan informasi bagi pemenuhan Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang perlu disampaikan kepada Pemerintah Pusat.
b. Kedudukan RKPD dalam Sistem dan Mekanisme Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor : 050/200/II/BANGDA/2008 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), menjelaskan bahwa : “Dari segi kerangka waktu, penyusunan dokumen RKPD harus diselesaikan pada setiap bulan Mei, sedangkan dokumen APBD harus sudah disahkan paling lambat tanggal 1 Desember. Substansi RKPD
memuat program dan kegiatan SKPD dan dokumen RKPD merupakan acuan bagi SKPD dalam menyempurnakan Renja SKPD untuk tahun yang sama. Proses penyusunan RKPD dilakukan secara paralel dan sifatnya saling memberi masukan dengan proses penyusunan Rencana Kerja SKPD (Renja SKPD)”.
c. Pendekatan Perencanaan dalam Penyusunan RKPD
Ada lima pendekatan dalam penyusunan RKPD menurut Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor : 050/200/II/BANGDA/2008 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), yaitu pendekatan Teknokratis, Politis, Partisipatif, Top-Down, Dan Bottom-Up.
BAB IV
PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA
A. Populasi
Dikarenakan objek dari Survey Kepuasan Masyarakat ini adalah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Pemerintah Kota Salatiga, maka antara lokus untuk penyebaran Kuesioner adalah diberikan kepada semua Populasi yang ada dan tidak menggunakan sampel, yang terdiri :
1. Sekretariat Daerah; 2. Sekretariat DPRD; 3. Inspektorat;
4. Dinas Daerah, terdiri dari : 1. Dinas Pendidikan 2. Dinas Kesehatan 3. Dinas Sosial
4. Satuan Polisi Pamong Praja
5. Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman 6. Dinas Lingkungan Hidup
7. Dinas Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil
8. Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat
9. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan 10. Dinas Pemuda dan Olahraga
11. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu 12. Dinas Komunikasi dan Informasi
13. Dinas Perdagangan
14. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang 15. Dinas Pangan
16. Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah 17. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
18. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana 19. Dinas Perhubungan
20. Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja 21. Dinas Pertanian
5. Badan Daerah, terdiri dari : a. Badan Keuangan Daerah
b. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan 6. Kecamatan, terdiri dari :
a. Kecamatan Argomulyo b. Kecamatan Sidomukti c. Kecamatan Sidorejo d. Kecamatan Tingkir
B. Analisis Data
Untuk mengetahui indeks Kepuasan Masyarakat, maka dilakukan analisa data dengan metode analisis kuantitatif dengan konversi angka indeks berdasarkan PermenPANRB Nomor 14 Tahun 2017 tentang pedoman Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, dengan proses analisis data sebagai berikut :
1. Skoring
Dalam kuesioner yang dimaksud, kepada responden akan disediakan 4 (empat) alternative jawaban pada tiap-tiap pertanyaan (unsur). Berikutnya dari 4 alternatif itu ditentukan kategori jawabannya (nilai persepsi) dengan penentuan skore sebagai berikut : tidak puas diberi nilai persepsi 1, kurang puas diberi nilai persepsi 2, puas diberi nilai persepsi 3, dan sangat puas diberi nilai persepsi 4.
2. Teknik Analisa Data a. Menghitung Nilai IKM
Nilai IKM dihitung menggunakan nilai rata-rata tertimbang masing-masing indicator (unsure) pelayanan.
Terhadap semua unsure (n) pelayanan, masing-masing memiliki nilai penimbang yang sama dengan rumus sebagai berikut : Nilai rata-rata Tertimbang Per Indikator = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 = 1
𝑛= ⋯
Keterangan : n adalah jumlah unsure b. Menghitung Nilai IKM Unit Pelayanan
Selanjutnya untuk mendapatkan nilai IKM unit pelayanan (keseluruhan indicator), digunakan nilai rata-rata tertimbang total dengan rumus sebagai berikut :
IKM = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑝𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖 𝑥 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔
Untuk mempermudah dalam proses interpretasi atas penilaian IKM dengan nilai interval 25 – 100, yang kemudian dikonversikan dengan nilai dasar 25 dengan rumus sebagai berikut :
IKM unit pelayanan x 25
c. Konversi Nilai IKM
Dari perhitungan nilai IKM tiap indicator (unsur) itu dapat ditentukan nilai persepsi, internal IKM, interval konversi IKM, mutu pelayanan dan kinerja unit pelayanan, yang dirumuskan dalam table sebagai berikut :
Nilai Persepsi, Nilai Interval, Nilai Interval Konversi, Mutu Pelayanan dan Kinerja Unit Pelayanan
Nilai Persepsi Nilai Interval IKM Nilai Interval Konversi IKM Mutu Pelayanan Kinerja Unit Pelayanan 1 1,00 – 2,59 25,00 – 64,99 D Tidak Baik 2 2,60 – 3,064 65,00 – 76,60 C Kurang Baik 3 3,064 – 3, 53 76,61 – 88,30 B Baik 4 3,5324 – 4,00 88,31 – 100,00 A Sangat Baik C. Pengolahan Data 1. Struktur Kuesioner
Kuesioner di buat dalam 3 (tiga) komponen utama yang meliputi : a. Data responden
Pada bagian data responden, field isian-isian data harus diisi dengan benar dan lengkap, dengan isian data responden terdiri dari data : Unit Kerja dan Alamat
b. Narasi
Narasi disini adalah gambaran awal atau informasi terkait dengan pokok bahasan dalam kuesioner yang diajukan kepada responden. Hal ini terkait dengan program Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) sehingga nantinya menjadi KUA-PPAS.
c. Penilaian Responden
Pada bagian penilaian terdapat 9 (Sembilan) pertanyaan tentang pendapat responden, dengan pilihan jawaban harus diisi. Apabila ada salah satu field yang tidak diisi, maka kuesioner dimasukkan dalam kategori rusak (tidak dapat diolah).
Adapun isian data penilaian unsure pelayanan sebagai berikut :
NO UNSUR PENILAIAN PELAYANAN
1 Persyaratan Pelayanan
2 Sistem, Mekanisme dan Prosedur 3 Waktu penyelesaian
4 Biaya / Tarif
5 Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan 6 Kompetensi Pelaksana
7 Perilaku Pelaksana
8 Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan 9 Sarana dan Prasarana
d. Saran dan masukan
Pada bagian saran dan Masukan, field-field isian data merupakan opsional. Apabila field tidak diisi, maka kuesioner bukan kategori rusak (tidak dapat diolah).
2. Olah Data Kuesioner
Berdasarkan isian data kuesioner yang dilakukan oleh responden, dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Data responden
Responden yang di gunakan oleh Badan Perencanaan, Penelitian dan Pembangunan Daerah (Bapelitbangda) Kota Salatiga adalah semua Organiasi Perangkat Daerah (OPD) yang ada di Pemerintah Kota Salatiga, dan untuk pembentukan Perangkat Daerah ini dilakukan berdasarkan asas :
1) Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah 2) Intensitas urusan pemerintahan dan potensi daerah 3) Efisiensi
4) Efektivitas
5) Pembagian habis tugas 6) Rentang kendali
7) Tata kerja yang jelas 8) Fleksibilitas
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 OPD 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 OPD
Berdasarkan susunan perangkat daerah di bagi menjadi : 1) Sekretariat Daerah ( 3 sekretariat)
2) Sekretariat DPRD 3) Inspektorat
4) Dinas Daerah (21 Dinas) 5) Badan Daerah (3 badan) 6) Kecamatan (4 kecamatan)
b. Penilaian Unsur Pelayanan 1. Persyaratan pelayanan
Rata-rata nilai unsur penilaian persyaratan pelayanan adalah 3,029
2. Sistem, mekanisme dan Prosedur
Rata-rata nilai unsur penilaian sistem, mekanisme dan prosedur adalah 2,941
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 OPD 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 OPD
3. Waktu penyelesaian pelayanan
Rata-rata nilai unsur penilaian waktu penyelesaian pelayanan pelayanan adalah 2,824
4. Biaya / tariff
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 OPD 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 OPD
5. Produk / hasil layanan
Rata-rata nilai unsur penilaian produk / hasil layanan adalah 2,706
6. Kompetensi pelaksana
Rata-rata nilai unsur penilaian kompetensi pelaksana adalah 2,853
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 OPD 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 OPD 7. Perilaku pelaksana
Rata-rata nilai unsur penilaian perilaku pelaksana adalah 3,00 8. Penanganan pengaduan
Rata-rata nilai unsur penilaian penanganan pengaduan adalah 3,00
103 100 96 92 92 97 102 102 101 86 88 90 92 94 96 98 100 102 104 U1 U2 U3 U4 U5 U6 U7 U8 U9 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 OPD
9. Sarana dan Prasaran
Rata-rata nilai unsur penilaian sarana dan prasaran adalah 2,971
c. Grafik unsur Pelayanan
Berdasarkan data yang telah diuraikan diatas, dapat diringkas dengan nilai pada tabulasi sebagai berikut :
3.029 2.941 2.824 2.706 2.706 2.853 3.000 3.000 2.971 2.500 2.600 2.700 2.800 2.900 3.000 3.100 U1 U2 U3 U4 U5 U6 U7 U8 U9 0.336 0.326 0.313 0.300 0.300 0.317 0.333 0.333 0.330 0.280 0.290 0.300 0.310 0.320 0.330 0.340 U1 U2 U3 U4 U5 U6 U7 U8 U9
2) Nilai Rata-rata Unsur Pelayanan
3) Nilai rata-rata unsur pelayanan dan IKM Pelayanan
4) Nilai IKM Pelayanan
INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM)
BADAN PERENCANAAN, PENELITIAN, DAN PENGEMBANGAN DAERAH (BAPELITBANGDA)
KOTA SALATIGA
NILAI IKM
NAMA LAYANAN : RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD)
72,23
Jumlah RESPONDEN : 34 OPD Lokasi : PemerintahKota Salatiga Periode Survey : Tahun 2018
TERIMAKASIH ATAS PENILAIAN YANG ANDA BERIKAN MASUKAN ANDA SANGAT BERMANFAAT UNTUK KEMAJUAN UNIT KAMI AGAR TERUS MEMPERBAIKI DAN MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN
d. Saran dan Masukan
Berdasarkan kuesioner yang telah diisi oleh responden, dapat dirangkum beberapa saran sebagai berikut :
NO SARAN DAN MASUKAN
1 Perlu dilakukan review terhadap RPJMD dan Renstra OPD agar penyusunan RKPD bisa konsisten terhadap Renstra dan RPJMD
2 SOP Penyusunan RKPD sering tidak terpenuhi, khususnya dalam hal agihan waktu
3 Rasionalisasi anggaran seyogyanya dilakukan bersama OPD terkait agar tidak mengorbankan kegiatan dan program prioritas
4
Petugas yang memfasilitasi penyusunan RKPD harus memiliki kompetensi yang memadai di bidang perencanaan pembangunan. Masih ada petugas yang pola pikirnya masih berputar di anggaran bukan Kinerja. Selain itu masih ada petugas yang belum memahami tentang Indikator Kinerja 5 Selalu komunikasikan dengan OPD-OPD terkait apabila ada perubahan /
penyesuaian terhadap usulan yang ada 6
Usulan melalui musrenbang adalah wewenang Bapelitbangda dalam Pendistribusian angaran, tetapi perlu dalam penyusunannya melibatkan OPD yang dilimpahi supaya ada kesepahaman anggaran
7 Untuk Kegiatan Susulan yang sangat prioritas dan sangat mendesak, aplikasi Renja bisa di buka Kembali
8 Aplikasi hendaknya bisa mengetahui capaian realisasi yang diusulkan lewat Musrenbang
9
Adanya sinkronisasi output yang sudah di input pada saat penginputan dan sudah di desk oleh Bapelitbangda dengan penyusunan RKA / DPA pada BKD (SIPKD)
10 Pelaksanaan evaluasi melalui sistem monev hendaknya ada sistem komunikasi secara rutin agar jelas tidak salah pengertian
11 Aplikasi e-monev belum bisa mewakili output laporan kegiatan di OPD, karena tidak sesuai dengan indikator yang ada di DPA
12
Perencanaan di Bidang seharusnya bisa di sinkronkan dengan Perencanaan di sekretariat sehingga bisa mencegah overlapping data - selain itu antara Bapelitbang dan OPD harus mempunyai kesamaan persepsi dalam penyusunan RKPD dan KUA-PPS
13
Diharapkan ada sosialisasi bagi ASN non perencanaan untuk mengetahui pengertian rencana kerja yang terukur, pendanaan dan perkiraan maju sehingga ASN dapat mengetahui hal tersebut.
14
Penyusunan selalu didasarkan dengan kebutuhan dan ketersediaan anggaran, kemudian baru masuk ke prioritas yang harus dilaksanakan, tetapi terkadang terkendala berbagai kepentingan. Diharapkan para yudikatif dan eksekutif harus saling bekerjasama dalam satu visi dan misi untuk pembangunan Kota Salatiga tanpa ada ego masing-masing
15 Agar diperhatikan usulan yang masuk dalam RKPAD tidak berubah-ubah yang membuat kita juga akan mengubah di lapangan
16 Prioritas usulan RKPD OPD khususnya besaran anggaran agar di pertimbangkan
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Dari serangkaian analisis data yang telah dilakukan dalam pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) secara umum diperoleh nilai 72,23 masuk dalam kategori Kurang Baik.
Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Persyaratan pelayanan dengan Rata-rata nilai adalah 3,02, maka berdasarkan nilai interval IKM Masuk dalam Kategori C atau Kurang Baik
Dan dari hasil jawaban Kuesioner dapat dilihat banyak yang menjawab PUAS berarti hal ini dalam penyusunan RKPD sudah memperhatikan keterkaitan dan konsistensi.
2. Sistem, mekanisme dan Prosedur dengan Rata-rata nilai adalah 2,941 maka berdasarkan nilai interval IKM Masuk dalam Kategori C atau Kurang Baik
3. Waktu penyelesaian pelayanan Rata-rata nilai adalah 2,824 maka berdasarkan nilai interval IKM Masuk dalam Kategori C atau Kurang Baik
4. Biaya / tariff dengan Rata-rata nilai adalah 2,706 maka berdasarkan nilai interval IKM Masuk dalam Kategori C atau Kurang Baik
5. Produk / hasil layanan dengan Rata-rata nilai adalah 2,706 maka berdasarkan nilai interval IKM Masuk dalam Kategori C atau Kurang Baik
6. Kompetensi pelaksana dengan Rata-rata nilai adalah 2,853, maka berdasarkan nilai interval IKM Masuk dalam Kategori C atau Kurang Baik
7. Perilaku pelaksana dengan Rata-rata nilai adalah 3,00 maka berdasarkan nilai interval IKM Masuk dalam Kategori C atau Kurang Baik
8. Penanganan pengaduan dengan Rata-rata nilai adalah 3,00, maka berdasarkan nilai interval IKM Masuk dalam Kategori C atau Kurang Baik
9. Sarana dan Prasaran dengan Rata-rata nilai adalah 2,971, maka berdasarkan nilai interval IKM Masuk dalam Kategori C atau Kurang Baik
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisa yang dilakukan, beberapa rekomendasi yang dapat disampaikan sebagai berikut :
1. Peningkatan pelayanan dalam penyusunan RKPD agar bisa di tingkatkan
2. Usulan melalui musrenbang adalah wewenang Bapelitbangda dalam Pendistribusian angaran, tetapi perlu dalam penyusunannya melibatkan OPD yang dilimpahi supaya ada kesepahaman anggaran
3. Prioritas untuk menentukan besaran anggaran agar dipertimbangkan terhadap usulan OPD
BAB VI PENUTUP
Demikian laporan Indeks Kepuasan Masyarakat pada Penyusunan rencana Kerja Pembangunan Daerah di Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengambangan Daerah Kota Salatiga. Dengan penyampaian laporan ini di harpkan dapat bermanfaat bagi peningkatan kualitas pelayanan penyusunan RKPD di masa mendatang
PERIHAL : SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT
NO NAMA OPD TANDA TANGAN
1 Walikota 1
2 Wakil Walikota 2
3 Staf Ahli Walikota 3
4 Sekretariat Daerah 4
5 Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat 5
6 Bagian Pemerintahan 6
7 Bagian Kesejahteraan Rakyat 7
8 Bagian Hukum 8
9 Asisten Perekonomian dan Pembangunan 9
10 Bagian Perekonomian 10
11 Bagian Pembangunan 11
12 Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol 12
13 Asisten Administrasi Umum 13
14 Bagian Organisasi dan Kepegawaian 14
15 Bagian Umum 15
16 Bagian Keuangan 16
17 Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 17
18 Inspektorat 18
19 Dinas Pendidikan 19
20 Dinas Kesehatan 20
21 Dinas Sosial 21
22 Satuan Polisi Pamong Praja 22
23 Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman 23
24 Dinas Lingkungan Hidup 24
25 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 25
26 Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak 26
27 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan 27
28 Dinas Kepemudaan dan Olahraga 28
29 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu 29
30 Dinas Komunikasi dan Informatika 30 TANDA TERIMA SURAT
35 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 35
36 Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana 36
37 Dinas Perhubungan 37
38 Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja 38
39 Dinas Pertanian 39
40 Badan Keuangan Daerah 40
41 Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah 41
42 Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah 42
43 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 43
44 Rumah Sakit Umum Daerah 44
45 Kecamatan Argomulyo 45 46 Kelurahan Cebongan 46 47 Kelurahan Kumpulrejo 47 48 Kelurahan Ledok 48 49 Kelurahan Noborejo 49 50 Kelurahan Randuacir 50 51 Kelurahan Tegalrejo 51 52 Kecamatan Sidomukti 52 53 Kelurahan Dukuh 53 54 Kelurahan Kalicacing 54 55 Kelurahan Kecandran 55 56 Kelurahan Mangunsari 56 57 Kecamatan Sidorejo 57 58 Kelurahan Blotongan 58 59 Kelurahan Bugel 59
60 Kelurahan Kauman Kidul 60
61 Kelurahan Pulutan 61
62 Kelurahan Salatiga 62
63 Kelurahan Sidorejo Lor 63
64 Kecamatan Tingkir 64
65 Kelurahan Gendongan 65
66 Kelurahan Kalibening 66
67 Kelurahan Kutowinangun Lor 67
68 Kelurahan Kutowinangun Kidul 68
PERIHAL : SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT
NAMA TANDA TANGAN
1 ASISTEN I 1 2 ASISTEN II 2 3 ASISTEN III 3 4 BKD 4 5 SATPOL PP 5 6 DINAS KOMINFO 5 7 KESBANGPOL 5 8 DPRD 5 9 Inspektorat 1 10 Dinas Pendidikan 2 11 Dinas Kesehatan 3 12 Dinas Sosial 4
13 Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman 5
14 Dinas Lingkungan Hidup 6
15 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 7
16 Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak 8
17 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan 9
18 Dinas Kepemudaan dan Olahraga 10
19 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu 11
20 Dinas Perdagangan 12
21 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang 13
22 Dinas Pangan 14
23 Dinas Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah 15 TANDA TERIMA SURAT
26 Dinas Perhubungan 18
27 Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja 19
28 Dinas Pertanian 20
29 Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah 21
30 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 22
31 Rumah Sakit Umum Daerah 23
32 Kecamatan Argomulyo 24
33 Kecamatan Sidomukti 25
34 Kecamatan Sidorejo 26
U1 U2 U3 U4 U5 U6 U7
1 ASISTEN I 3 4 4 3 4 3 4
2 ASISTEN II 3 3 3 3 3 3 3
3 ASISTEN III ( ASISTEN ADMINISTRASI UMUM) 3 3 3 3 3 3 3
4 BKD 3 3 3 3 3 4 4 5 SATPOL PP 3 4 3 3 4 3 4 6 DINAS KOMINFO 2 2 3 2 2 3 3 7 KESBANGPOL 3 3 2 2 2 2 2 8 DPRD 4 4 3 4 4 3 3 9 Inspektorat 3 2 3 2 2 3 3 10 Dinas Pendidikan 3 3 3 3 3 3 3 11 Dinas Kesehatan 2 2 2 3 2 3 3 12 Dinas Sosial 3 2 2 2 2 2 2
13 Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman 3 3 3 2 3 3 3
14 Dinas Lingkungan Hidup 3 2 2 2 2 1 3
15 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 3 3 3 3 3 3 3
16 Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak 3 3 3 3 3 3 3
17 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan 3 4 3 4 3 3 3
18 Dinas Kepemudaan dan Olahraga 3 3 3 2 2 3 3 HASIL REKAPITULASI
KUESIONER SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT
BADAN PERENCANAAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH KOTA SALATIGA TAHUN 2018
U1 U2 U3 U4 U5 U6 U7
NO NAMA OPD JAWABAN QUESIONER
23 Dinas Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah 4 3 2 3 3 3 3
24 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 3 3 2 2 2 3 3
25 Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana 3 2 2 3 3 3 3
26 Dinas Perhubungan 3 2 3 2 2 3 3
27 Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja 3 3 3 3 2 2 3
28 Dinas Pertanian 3 3 3 3 3 3 3
29 Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah 3 2 3 3 3 3 3
30 Rumah Sakit Umum Daerah 3 3 3 2 3 3 3
31 Kecamatan Argomulyo 3 3 3 3 3 3 3 32 Kecamatan Sidomukti 3 3 3 3 3 3 3 33 Kecamatan Sidorejo 3 2 2 3 3 2 2 34 Kecamatan Tingkir 3 4 4 1 1 3 3 103.00 100.00 96.00 92.00 92.00 97.00 102.00 3.029 2.941 2.824 2.706 2.706 2.853 3.000 0.336 0.326 0.313 0.300 0.300 0.317 0.333 72.232 IKM JUMLAH RATA - RATA
U8 U9 4 4 33 3 3 27 3 3 27 3 4 30 3 3 30 3 3 23 3 3 22 3 4 32 3 3 24 3 3 27 2 2 21 3 2 20 3 3 26 3 3 21 3 3 27 3 3 27 4 3 30 2 2 23 HASIL REKAPITULASI
KUESIONER SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT
BADAN PERENCANAAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH KOTA SALATIGA TAHUN 2018
JAWABAN QUESIONER
U8 U9 JAWABAN QUESIONER TOTAL 2 2 25 3 3 24 2 2 23 3 3 24 3 2 24 3 3 27 3 3 26 3 3 26 4 3 28 3 3 27 3 3 23 1 3 23 102.00 101.00 3.000 2.971 2.892 0.333 0.330 2.889 72.232
SARAN DAN MASUKAN
SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT BAPELITBANGDA
NO UNIT KERJA
1 Dinas Lingkungan Hidup
2 DPU dan PR 3 DUKCAPIL 4 KEC. SIDOREJO
5 Asisten Administrasi Umum 6 Dinas Koperasi dan UMKM
7 Kec. Tingkir 8 ass II
9 Dinas Pemberdayaan Pr dan Perlin Anak
10 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu 11 RSUD 12 BKD 13 DINAS SOSIAL 14 DISTAN 15 DISDAG 16 PERKIM 17 BUDPAR 18 INSPEKTORAT