• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAILY REPORT 19 November 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAILY REPORT 19 November 2015"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

    

 

           

 

 

NEWS HEADLINES

JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART

Sinyalemen IHSG dari perspektif tekanikal terkonfirmasi varaitif, dari leading indikator tercermin positif bagi IHSG. Namun, indikator langging mengkonfirmasikan negatif bagi IHSG, Indeks tengah menguji support level 4425. Jika IHSG mampu berrtahan pada level ini akan terindikasi positif, namun waspadai jika breakout di bawah level tersebut..

JAKARTA INDICES STATISTICS

CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)

IHSG 4497.91 -3.037 3,386.55 4,443.07

LQ-45 773.368 +2.415 939,37 3,179.75

MARKET REVIEW

MARKET VIEW

Pada perdagangan hari Rabu (18/11), IHSG melemah 3.04 poin (0,07%) ke level 4497,91 setelah menguat sepanjang hari. Pelemahan didukung oleh sektor perdagangan yang melemah 0,89%, agrikultur yang melemah 0,70%, dan sektor properti yang melemah 070%. Dari domestik, Bank Indonesia (BI) memutuskan menahan tingkat suku bunga acuannya, atau BI rate tetap di level 7,5%. Hal itu seperti yang disampaikan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo usai Rapat dewan Gubernur (RDG) Selasa (17/11). Meskipun sejumlah data ekonomi menunjukan perbaikan seperti neraca perdagangan maupun laju inflasi. BI masih harus menunggu hasil FOMC. Ada kemungkinan BI harus mengubah kebijakan moneternya, setelah rapat FOMC yang digelar bank sentral AS Federal Reserve Desember nanti. Sebab, bisa saja pada saat itu The Fed mengubah kebijakan suku bunganya. BI tidak bisa tenang melihat kondisi saat ini, meskipun kondisi ekonomi nasional menunjukan perbaikan dibandingkan beberapa kuartal sebelumnya. Sebab, ancaman tekanan global masih tinggi.Oleh karenanya, sejumlah kebijakan harus tetap disiapkan untuk menahan dampak dari tekanan global. Dari pasar global, indeks saham Wall Street sedikit berubah pada hari selasa karena pendapatan yang lebih baik dari perkiraan dari raksasa ritel Wal -Mart dan Home Depot dan data AS menunjukkan inflasi sedikit lebih tinggi. Data mengungkapkan bawah CPI AS naik 0,2% pada bulang Oktober, dengan biaya kesehatan dan harga perumahan yang mendorong inflasi tersebut. Data inflasi tersebut juga mendorong dolar AS naik. Indeks dolar AS naik dipengaruhi data inflasi AS yang menjadi petunjuk apakah Federal Reserve akan menaikkan suku bunga pada Desember 2015. Investor juga menunggu Fed untuk mempublikasikan catatan rapat dari pertemuan bulan Oktober pada hari Rabu atau Kamis pagi WIB. Dari regional, indeks Nikkei 225 naik 18,55 poin (0,09%) ke level 19.649,18 setelah ada aksi profit taking pada akhir perdagangan karena investor berhati-hati menjelang pengumuman hasil petemuan dua harinya bank sentral Jepang. Di sisi lain, bursa Tiongkok mengalami penurunan, dimana indeks Shanghai Composite turun 36,33 poin (1,01%) ke level 3.568,47. Adapun, indeks Hang Seng ditutup melemah 75,99 poin (0,34) ke level 22.188,26. Dari eropa, indeks-indeks saham eropa melemah pada awal perdagangan, setelah menguat sehari sebelumnya.

Investor kali ini mulai berpikir terkait dengan langkah yang akan di tempuh para pemangku kebijakan the Fed bahwa langkah di bulan Desember merupakan sebuah opsi. Janet Yellen mengatakan pada Kongres di minggu pertama bulan ini bahwa kenaikan suku bunga di bulan Desember memiliki peluang besar. Kemudian berikutnya Presiden the Fed bagian San Francisco John Williams juga memberikan komentarnya bahwa the Fed memasukkan sinyal pertemuan mendatang untuk mematahkan sentimen pasar bahwa tidak mungkin ada kenaikan di bulan Desember. Fokus juga akan tertuju pada diskusi mengenai bagaimana the Fed akan mengkomunikasikan laju kenaikan suku bunga setelahnya. Petinggi the Fed telah berulang kali menekankan bahwa akan melakukan pendekatan secara betahap. Dalam pernyataan bulan September, petinggi the Fed memperingatkan bahwa perkembangan ekonomi dan keuangan global mungkin akan menekan aktivitas ekonomi dan menekan turun laju inflasi dalam jangka pendek. Pernyataan diambil di tengah kecemasna bahwa perekonomian Cina sedang melambat dan seiring fluktuasi pasar pasca devaluasi mata uang Cina di bulan Agustus. Namun seiring terjadi perubahan signifikan terhapus sudah pernyataan tersebut dari pernyataan bulan Oktober. Pernyataan oleh petinggi the Fed semenjak pertemuan bulan Oktober menunjukkan petinggi terus merasa optimis terhadap resiko global dan data domestik yang akan dirilis. Artinya mensinyalkan kuat bahwa petinggi the Fed mulai sepakat mengenai kenaikan suku bunga di bulan Desember. Indeks saham AS pada hari Rabu ditutup menguat, investor mencerna hasil perilisan minutes pertemuan Federal Reserve AS di bulan Oktober lalu. Minutes menunjukkan bahwa banyak anggota Federal Open Market Committee yakin bahwa kenaikan suku bunga pada bulan depan akan tepat. Indeks utama bursa AS, yakni Indeks Dow Jones ditutup menguat sebesar 247,66 poin (1,42%) ke posisi 17737,16. Indeks Nasdaq naik 89,19 poin (1,79%) menjadi 5075,20 dan indeks S&P berakhir menguat sebesar 33,14 poin (1,32%) ke level 2083,58. Insentif positif pasar yang datang dari indeks AS tersebut diperkirakan menjadi dukungan bagi pergerakan indeks bursa regional Asia pada hari ini. Indeks Nikkei, awal pembukaan transaksi menguat diatas 200 poin diikuti oleh indeks Kospi pada perdana perdagangan hari ini juga menguat di atas 10 poin. Insentif dari pasar global tersebut diperkirakan dapat memberikan peluang bagi pergerakan IHSG pada perdagangan saham hari ini untuk melaju ke teritori positif.

DAILY REPORT

19 November 2015

•Langgeng Makmur Putra gandeng ADHI bangun 2 apartemen di Bekasi

•WIKA kaji penambahan modal tanpa HMETD dan penerbitan obligasi

•Wika Gedung diprioritaskan IPO

•ACST jual lahan Rp4,65 miliar

•PTBA bersiap tarik pinjaman dari Cexim USD 1,2 miliar

•PTBA jajaki pembangunan PLTU Peranap di Riau

•TINS ekspansi tahun depan

•PSAB akan bangun tambang & smelter di Sulut pada tahun 2016

•Produksi CPO SGRO berpotensi turun

•UNSP tingkatkan pendapatan dari oleokimia dan penjualan bibit

•Semen Padang optimistis pangsa pasar di Sumatera mencapai 50%

•SMCB jual saham Holcim Malaysia Rp 1,03 triliun

•KAEF kerja sama pendayagunaan aset tetap senilai Rp 53,93 miliar

•TRIO bahas kredit dengan kreditur

•DSSA bukukan rugi US$33,73 juta

•SOCI peroleh kredit USD 18 juta

•SMRA akan bangun township di Makasar pada tahun 2016

•SMRA akan terbitkan PUB II obligasi tahap I 2015 max Rp 500 miliar

•BKSL jajaki dua joint venture

•Belanja modal BIRD mencapai Rp 1,5 triliun pada 2016

•Ooredoo perkuat bisnis ISAT

•BI akan revisi PBI No. 161/2014

•Utang Luar Negeri pada akhir 3Q 2015 turun jadi USD 302,4 miliar

Support Level 4477/4453/4431

Resistance Level 4523/4545/4569

Major Trend Down

(2)

     

           

 

 

19 November 2015

19 November 2015

PT Langgeng Makmur Perkasa Property menggandeng Adhi Karya (ADHI) guna membuat hunian Wismaya Residence di Bekasi yaitu 2 menara hunian dengan total 2.317 unit. Apartemen seharga Rp 300 jutaan ini ditargetkan selesai pada tahun 2018 dengan pangsa pasar menengah ke atas.

Wika Gedung, anak usaha Wijaya Karya (WIKA), akan melangsungkan IPO saham pada semester II-2016. Perseroan akan melepas 30% saham dengan target dana Rp 1 triliun. Sementara itu, WIKA berencana melakukan pemisahan usaha (spin off) departemen gedung yang saat ini di bawah WIKA. Nantinya, departemen yang khusus menangani konstruksi gedung tinggi tersebut akan digabung ke dalam Wika Gedung.

Wijaya Karya (WIKA) mengkaji opsi penambahan modal tanpa HMETD dan penerbitan obligasi senilai total Rp 4,2 triliun. Hal ini disebabkan persetujuan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 4 triliun masih tertunda.

Acset Indonusa (ACST) menjual lahan senilai Rp4,65 miliar kepada dua perusahaan yakni PT Cross Plus Indonesia (CPI) dan PT Loka Cipta Kreasi (LCK). Kedua pembeli tersebut memiliki hubungan afiliasi dengan perseroan. Saat ini CPI memiliki saham ACST sebesar 12,27% sedangkan LCK memiliki 5,83%.

Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) akan mulai mencairkan pinjaman senilai USD 1,2 miliar dari The Export Import Bank of China (Cexim) pada kuartal I-2016. Pinjaman tersebut dialokasikan untuk mendanai PLTU Banko Tengah yang senilai total USD 1,59 miliar. Konstruksi PLTU Banko Tengah berkapasitas 2X620 MW di mulut tambang Tanjung Enim Sumatera Selatan masih menunggu letter of intent transmisi listrik dari PLN. Bila pembangunan berjalan lancar, pembangkit listrik ini diperkirakan beroperasi pada 2019. PTBA memiliki 45% pada PLTU Banko Tengah.

Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) tengah menjajaki pembangunan PLTU Peranap di Riau berkapasitas 800-1.200 MW dengan nilai investasi USD 2,4 miliar. PLTU ini akan dibangun bersama oleh perseroan, PLN dan perusahaan listrik asal Malaysia, Tenaga Nasional Bhd. PTBA masih dapat memperoleh margin dari penjualan batubara yang dipasok untuk pembangkit listrik tersebut. Perseroan menargetkan groundbreaking PLTU Peranap pada akhir tahun depan.

Timah (TINS) menargetkan pembangunan smelter tanah jarang di Kawasan Industri Tanjung Ular, Bangka Belitung, dimulai pada tahun depan. Pembangunan smelter tersebut diperkirakan membutuhkan waktu antara 1-2 tahun hingga dapat beroperasi secara penuh. J Resources Asia Pasifik (PSAB) akan membangun tambang dan smelter dengan kapasitas 50 ribu ounce per tahun di Pani atau Doup di Sulawesi Utara pada tahun 2016. Tambang itu ditargetkan bisa berproduksi pada Januari 2017. Dana untuk kegiatan tersebut dari anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) yang mencapai USD 50 juta dan dari pinjaman bank. Perseroan menargetkan jumlah produksi emas tahun 2015 mencapai 237.000 troy ounce. Hingga September 2015 total produksi perseroan sudah mencapai 196.850 ounce atau sekitar 82,88%.

Bakrie Sumatera Plantations (UNSP) membidik kenaikan pendapatan dari produk oleokimia. Perseroan tengah menyiapkan pabrik berkapasitas 942 ribu MT tersebut untuk segera beroperasi. Bila telah beroperasi, pendapatan UNSP dapat naik 200-250% dari pendapatan saat ini. Namun, perseroan belum dapat menentukan kapan pabrik oleokimia tersebut dapat beroperasi secara komersial. Hal tersebut terkendala karena UNSP belum menemukan mitra strategis untuk membantu pendanaan operasional pabrik oleokimia.

Melalui unit usaha kerja sama patungan (JV) antara Bakrie Sumatera

Plantations (UNSP) dan ASD Costa Rica, yakni ASD-Bakrie Oil Palm Seed Indonesia (ASD-BSP), akan menjual total 5 varietas bibit unggul dengan yield tinggi pada 2016. Perseroan menargetkan mampu memperoleh Rp 100-150 miliar dari penjualan tersebut.

Produksi minyak sawit mentah (CPO) Sampoerna Agro (SGRO) berpotensi turun sekitar 5% pada tahun depan sebagai dampak dari kekeringan panjang yang telah terjadi pada tahun ini. Sedangkan untuk tahun ini perseroan yakin bisa meningkatkan produksi antara 10%-15%.

Anak usaha Semen Indonesia (SMGR), Semen Padang, optimistis beroperasinya fasilitas produksi Indarung VI akan memperluas pangsa pasar Sumatera menjadi 50% dan mendorong pertumbuhan kinerja sebesar 6%. Pengerjaan proyek senilai Rp 3,8 triliun tersebut disiapkan untuk memenuhi pertumbuhan konsumsi semen Sumatera. Hingga Oktober, realisasi fisik pembangunan pabrik tersebut telah mencapai 65,84% dengan rencana selesai pada kuartal IV-2016. Holcim Indonesia (SMCB) menjual saham Holcim Malaysia Sdn. Bhd. (HMSB) kepada Lavarge Malaysia Berhad senilai RM 300 juta setara dengan Rp 1,03 triliun. Penutupan transaksi jual beli saham tersebut efektif terhitung sejak 16 November 2015. Transaksi penjualan 10,45 juta lembar saham HMSB yang dimiliki perseroan mencapai RM 300 juta yang akan dibayarkan dalam USD. Namun, akibat adanya pengurangan modal kerja, total nilai setelah penyesuaian mencapai RM 325,54 juta. SMCB memiliki pertimbangan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan usaha, serta meningkatkan fokus pada pembuatan dan penjualan semen, beton jadi, dan bahan bangunan lain di Indonesia.

Kimia Farma (KAEF) pada 16 November 2015 telah melakukan penandatangan Perjanjian Kerjasama Pendayagunaan Aset Tetap dengan pola Bangun Guna Serah dengan objek berupa sebidang Tanah milik perseroan dengan Hak Guna Bangunan No.138 seluas 3.000m2. Berdasarkan penilaian tanah yang dilakukan oleh KJPP Abdullah Fitriantoro & Rekan senilai Rp 53.933.177.000. Jangka waktu perjanjian dilakukan selama 25 tahun terhitung sejak tanggal diterbitkannya Sertifikat Laik Fungsi oleh Pemda DKI dan Bangunan Hotel Bintang Tiga telah siap untuk dioperasikan Mitra.

Trikomesel Oke (TRIO) masih melanjutkan pembahasan dengan para kreditur terkait restrukturisasi utang yang nilainya mencapai Rp6,4 triliun. Beberapa hal yang dibicarakan antara perseroan dengan para krediturnya adalah skema standstill and forbearances dan rencana bisnis masa depan.

Dian Swastatika Sentosa (DSSA) mengalami penurunan kinerja setelah mengalami rugi senilai US$33,73 juta pada kuartal III/2015 atau jauh di bawah periode yang sama tahun sebelumnya yang membukukan laba US$7,47 juta. Pendapatan perseroan mengalami penurunan 16,48% dari US$430,15 juta menjadi US$359,26 juta.

Summarecon Agung (SMRA) berencana membangun proyek kota terpadu (township) di Makassar, Sulawesi Selatan pada tahun 2016 dengan potensi penjualan sekitar Rp 800 miliar. Proyek Summarecon Makassar akan dibangun di lahan seluas 170 ha. Proyek ini merupakan joint venture dengan Grup Mutiara Property, dimana Summarecon menguasai 51% saham. Selain itu perseroan akan meluncurkan proyek terbarunya yakni Summarecon Bandung pada November 2015. Perseroan menargetkan penjualan pemasaran (marketing sales) unit properti sebesar Rp 800 miliar dari proyek tersebut di tahun 2015. Target marketing sales tahun 2015 dari proyek tersebut juga diturunkan dari semula Rp 1,2 triliun menjadi Rp 800 miliar.

Summarecon Agung (SMRA) akan menerbitkan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) II obligasi Tahap I Tahun 2015 sebanyak-banyaknya Rp 500 miliar dengan kupon yang ditawarkan sebesar

(3)

     

           

 

 

19 November 2015

19 November 2015

10,5-11% untuk tenor 3 tahun dan 11-12% untuk tenor 5 tahun. Bertindak sebagai penjamin emisi adalah Mandiri Sekuritas, Indo Premier, dan BCA Sekuritas. Sekitar 70% dana yang diperoleh dari penawaran umum obligasi akan digunakan untuk pengembangan usaha di bidang properti, sedangkan sisanya sebesar 30% untuk modal kerja.

Setelah menyelesaikan kerja sama dengan Aeon Mall Indonesia, Sentul City (BKSL) tengah memfinalisasi pembentukan perusahaan patungan dengan dua investor, terkait pengembangan sentra bisnis di Sentul City. Kerja sama ini dilakukan untuk pengembangan menara apartemen yang berada dalam area AEON Mall.

Soechi Lines (SOCI) melalui anak usahanya Success Marlina Pte. Ltd. Memperoleh fasilitas kredit dari RHB Bank Ltd. senilai USD 18 juta, setara dengan Rp 243 miliar. Dana yang diperoleh dari pinjaman fasilitas kredit yang diberikan oleh RHB akan digunakan untuk membiayai modal kerja entitas anak perseroan.

Blue Bird (BIRD) tetap meremajakan armada taksi dengan menyiapkan belanja modal sekitar Rp 1,5-1,6 triliun pada tahun depan. Belanja modal akan digunakan untuk menambah dan meremajakan armada taksinya hingga 1.500 unit.

Ooredoo IP LLC akan melakukan transaksi afiliasi dengan anak usahanya, Indosat (ISAT). ISAT akan memperoleh hak eksklusif untuk menggunakan aset-aset global milik Grup Ooredoo. Beban royalti yang harus ditanggung ISAT sebesar Rp 1,55 triliun. ISAT akan memiliki hak eksklusif milik Ooredoo berupa sponsorship assets, media marketing Ooredoo, aset-aset kreatif Ooredoo berupa hak kekayaan intelektual milik Ooredoo.

PT Ateliers Mecaniques D'Indonesis (Atmindo) melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offering/IPO) sebanyakbanyaknya 240 juta saham biasa yang mencerminkan sebanyak -banyaknya 22,22% dari modal dan disetor penuh setelah pelaksanaan IPO. Harga saham yang ditawarkan kepada masyarakat di kisaran Rp 120 - Rp140 per saham dengan milai nominal saham Rp 100 per saham. Dengan demikian dana hasil IPO ini diperkirakan mencapai Rp 28,8 miliar – Rp 33,6 miliar. Sekitar 32% dari dana hasil IPO akan dipergunakan untuk memperkuat modal kerja perseroan dalam rangka pembuatan produk-produk boiler maupun auxiliary atas pesanan pelanggan Perseroan. Untuk pembuatan produk boiler dan auxiliary, perseroan akan melakukan pembayaran yaitu diantaranya pembayaran kepada pemasok, pembayaran kepada karyawan, pembayaran atas aktivitas administrasi dan operasi serta pembayaran beban bunga. Sekitar 68% dana hasil IPO akan dipergunakan untuk pembayaran utang bank di HSBC. Perseroan memiliki utang sebesar Rp 50 miliar ke Bank HSBC. Panin Sekuritas (PANS) bertindak sebagai Penjamin Pelaksana Emisi. Masa Penawaran Awal (Book Building) akan dilaksanakan pada 18-23 November 2015, tanggal efektif 27 November 2015, masa Penawaran Umum akan dilaksanakan pada tanggal 1-3 Desember 2015 dan diperkirakan saham ini akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Desember 2015. PT Buyung Poetra Sembada yang bergerak di bidang pengolahan dan distribusi beras premium menargetkan dana IPO antara Rp 298 miliar - Rp355 miliar dari pelepasan 710.000.000 saham melalui IPO atau 30,08% dengan nominal saham Rp 100 per saham. Harga penawaran saham IPO di kisaran Rp 420 – Rp 500 per saham. Masa penawaran awal pada 18-26 November 2016 dan masa penawaran 10-11 Desember 2015 dengan pencatatan di BEI pada 16 Desember 2015. Rencananya dana hasil penawaran umum saham ini setelah dikurangi biaya-biaya akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja antara lain pembelian bahan baku beras dan bahan penunjang produksi.

PT Buyung Poetra Sembada, produsen beras merk Topikoki, menargetkan pendapatan tahun 2016 sebesar Rp 1 triliun atau naik dari perkiraan pendapatan perseroan tahun 2015 sebesar Rp 650

miliar. Laba bersih diestimasi sebesar Rp 72 miliar pada tahun 2016, naik dibanding taget laba bersih tahun 2015 sebesar lebih dari Rp 50 miliar. Perseroan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) tahun 2016 sebesar Rp 40 miliar. Dana tersebut akan digunakan perseroan untuk melakukan pembangunan pabrik pengolahan beras. Sumber pendanaan seluruhnya dari kas internal. PT Buyung Poetra Sembada berencana membangun 2 pabrik pengolahan beras di Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan dalam 2 tahun ke depan. Dana investasi pembangunan pabrik tersebut ditaksir hingga Rp 80 miliar. Nilai investasi 1 pabrik baru sekitar Rp 20 – Rp 40 miliar, termasuk pembelian mesin-mesin. Seluruh dana pembangunan pabrik pengolahan beras baru berasal dari kas internal perseroan. Seluruh dana hasil IPO akan dipergunakan untuk modal kerja Perseroan. Perseroan saat ini tengah mencari lahan untuk melakukan pembangunan dua pabrik tersebut. Pembangunan pabrik akan dilakukan secara bertahap. Satu pabrik akan dibangun tahun 2016, dan satu pabrik lagi pada tahun 2017. Pembangunannya akan memakan waktu setahun untuk satu pabrik.

Direktorat Jenderal (Ditjen) Mineral dan Batubara (Minerba)

Kementerian ESDM menyebutkanPT Freeport Indonesia tetap ingin

melakukan divestasi atau pelepasan saham melalui Initial Public Offering (IPO). Seharusnya PT Freeport Indonesia melakukan pelepasan atau divestasi saham yang sebesar 10,64% pada 14 Oktober 2015, tetapi sampai saat ini hal tersebut belum direalisasikan. Freeport Indonesia juga belum menentukan harga saham yang akan ditawarkannya tersebut. Ditjen Minerba Kementerian ESDM telah memberikan batas waktu untuk Freeport Indonesia melakukan divestasi saham pada akhir tahun 2015. Jika tidak, pemerintah akan memberikan sanksi tegas.

Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk merevisi Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 16/1/2014 terkait perlindungan konsumen jasa sistem pembayaran. Revisi aturan tersebut antara lain akan mencakup aturan terkait waktu penyelesaian migrasi teknologi kartu debit darimagnetickechip,yang semula berlaku pada 1 Januari 2016. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, migrasi teknologi kartu debit tersebut membutuhkan waktu yang lebih banyak, karena migrasi tidak semata-mata pada kartu, tetapi juga mesin anjungan tunai mandiri

(ATM) danelectronic data capture(EDC). Saat ini jumlah kartu debit

sekitar 119 juta, mesin ATM sekitar 97 ribu, dan mesin EDC sekitar 1 juta.

Bank Indonesia mencatat posisi Utang Luar Negeri (ULN) pada akhir kuartal III 2015 tercatat USD 302,4 miliar, turun USD 2,1 miliar dibandingkan posisi akhir kuartal II 2015 yang senilai USD 304,5 miliar. Penurunan tersebut disebabkan oleh penurunan posisi ULN baik sektor swasta maupun sektor publik. Posisi ULN sektor swasta turun USD 1,7 miliar, terutama disebabkan oleh turunnya ULN Bank. Sementara posisi ULN sektor publik turun USD 0,4 miliar, terutama disebabkan oleh turunnya ULN Pemerintah. Dengan penurunan tersebut, pangsa ULN sektor swasta tercatat 55,6% yakni senilai USD 168,2 miliar, lebih besar dari pangsa ULN sektor publik sebesar 44,4% atau senilai USD 134,2 miliar. Selain itu pertumbuhan ULN Indonesia pada kuartal III 2015 juga melambat dibandingkan kuartal II 2015 dari 6,2% YoY menjadi 2,7% YoY.

Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2016 akan mencapai 5,2%-5,4%. Namun pertumbuhan ekonomi tahun 2015 diprediksi sebesar 4,7%. Konsumsi swasta akan kembali menjadi sumber utama pendorong ekonomi Indonesia, di mana konsumsi swasta diperkirakan akan tumbuh 5,3% di tahun 2016, lebih tinggi dibandingkan tahun 2015 yang diperkirakan hanya mencapai 5%.

(4)

      

 

 

 

 

 

19 November 2015

COMMODITIES

DUAL LISTING

Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change

(IDR)

Crude Oil (US$)/Barrel 40,67 -0,08 TLKM (US) 41 14.234 556

Natural Gas (US$)/mmBtu 2,33 -0,02 ANTM (GR) 0,01 177 0

Gold (US$)/Ounce 1072,63 1,92

Nickel (US$)/MT 9105,00 -205,00

Tin (US$)/MT 14700,00 0,00

Coal (NEWC) (US$)/MT* 52,75 -9,65

Coal (RB) (US$)/MT* 54,25 -9,11

CPO (ROTH) (US$)/MT 607,50 7,50

CPO (MYR)/MT 2099,00 13,00

Rubber (MYR/Kg) 624,00 -2,00

Pulp (BHKP) (US$)/per ton 802,99 -3,33

*weekly

GLOBAL INDICES VALUATION

Change PER (X) PBV (X)

Country Indices Price

%Day %YTD 2014E 2015F 2014E 2015F

Market Cap (USD Bn)

USA DOW JONES INDUS. 17737,16 1,42 -0,48 16,04 15,09 3,06 2,93 5.277,1

USA NASDAQ COMPOSITE 5075,20 1,79 7,16 22,95 19,72 3,64 3,33 7.857,7

ENGLAND FTSE 100 INDEX 6278,97 0,16 -4,37 15,70 14,76 1,78 1,72 1.638,3

CHINA SHANGHAI SE A SH 3737,03 -1,01 10,26 15,19 13,70 1,76 1,61 4.607,6

CHINA SHENZHEN SE A SH 2291,41 -1,86 54,99 31,38 22,68 3,55 3,18 2.775,5

HONG KONG HANG SENG INDEX 22188,26 -0,34 -6,00 11,16 10,56 1,17 1,10 1.764,9

INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 4497,91 -0,07 -13,95 16,04 13,97 2,35 2,12 343,8

JAPAN NIKKEI 225 19649,18 0,09 12,60 18,92 17,14 1,67 1,57 2.915,2

MALAYSIA KLCI 1656,50 -0,30 -5,95 16,11 14,78 1,79 1,69 223,4

SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 2886,08 -1,05 -14,24 12,58 11,94 1,11 1,07 278,5

FOREIGN EXCHANGE

FOREIGN EXCHANGE

Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change

USD/IDR 13.819,00 73,00 1000 IDR/ USD 0,07 -0,0004

EUR/IDR 14.744,73 3,57 EUR / USD 1,07 0,0010

JPY/IDR 111,85 -0,25 JPY / USD 0,01 0,0000

SGD/IDR 9.722,10 16,92 SGD / USD 0,70 0,0000

AUD/IDR 9.834,98 9,33 AUD / USD 0,71 0,0006

GBP/IDR 21.050,76 49,75 GBP / USD 1,52 -0,0004

CNY/IDR 2.164,38 -0,05 CNY / USD 0,16 -0,0002

MYR/IDR 3.148,55 12,52 MYR / USD 0,23 -0,0003

KRW/IDR 11,79 0,04 100 KRW / USD 0,09 -0,0001

CENTRAL BANK RATE

INTERBANK LENDING RATE

Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)

FED Rate (%) US 0.25 JIBOR (IDR) Indonesia 8.24

BI Rate (%) Indonesia 7.50 LIBOR (GBP) England 0.51

ECB Rate (%) Euro 0.05 SIBOR (USD) Singapore 0.17

BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.13

BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.13

(5)

      

 

 

 

 

 

19 November 2015

INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS

SBI

Description October-15 September-15 Description Rate (%)

Inflation YTD % 2.16 2.24 SBI (9M) 7.10

Inflation YOY % 6.25 6.83 SBIS (9M) 7.10

Inflation MOM % -0.08 -0.05 SBI (12M) 7.15

Foreign Reserve (USD) 100.70 Bn 101.72 Bn SBIS (12M) 7.15

GDP (IDR Bn) 2,982,562.00 2,865,246.00

BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR

Date Agenda Expectation

19 Nov US Initial Jobless Claims Turun menjadi 270 ribu dari 276 ribu

19 Nov US Leading Index Naik menjadi 0.5% dari -0.2%

23 Nov US Existing Home Sales Turun menjadi 5.43 juta dari 5.55 juta

23 Nov US Existing Home Sales MoM Turun menjadi -2.3% dari 4.7%

24 Nov US Advance Goods Trade Balance Turun menjadi -$61.95 Bn dari -$58.66 Bn

24 Nov US GDP Annualized QoQ Naik menjadi 2.0% dari 1.5%

24 Nov US Personal Consumption --

24 Nov US GDP Price Index Tetap 1.2%

24 Nov US Consumer Confidence Index Naik menjadi 99.2 dari 97.6

25 Nov US Personal Income Naik menjadi 0.4% dari 0.1%

25 Nov US Personal Spending Naik menjadi 0.3% dari 0.1%

Ket: (*) US Time (^) Tentative

LEADING MOVERS

LAGGING MOVERS

Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt

PGAS IJ 2910 11.49 7.42 SMMA IJ 5050 -9.82 -3.50 TLKM IJ 2850 1.24 3.60 GGRM IJ 49525 -3.22 -3.24 SMGR IJ 11500 3.60 2.42 HMSP IJ 93000 -2.26 -2.55 BBRI IJ 10950 0.46 1.25 UNTR IJ 17050 -2.85 -1.90 INTP IJ 20900 1.58 1.22 EXCL IJ 3505 -5.27 -1.70 UNVR IJ 36525 0.41 1.17 LPPF IJ 15325 -2.70 -1.27 INDF IJ 5400 2.37 1.12 BBCA IJ 13075 -0.38 -1.25 ASII IJ 6350 0.40 1.03 AKRA IJ 5900 -4.07 -1.01 ICBP IJ 12750 1.19 0.89 MAYA IJ 2070 -10.00 -1.00 BDMN IJ 2785 2.96 0.78 CTRA IJ 1265 -4.17 -0.86

UPCOMING IPO'S

Company Business IPO Price

(IDR)

Issued

Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter

PT Kino Indonesia Consumer 3750-5225 228.57 02-04 Dec 2015 09 Dec 2015 Indo Premier, Credit Suisse

Deutsche Securities PT Indonesia Pondasi

Raya ( Indopora)

Infrastructure & Construction

1280-1920 303.00 02-03 Dec 2015 09 Dec 2015 Yuanta Securities Indonesia

Minna Padi Investama Tbk PT Ateliers Mecaniques

D'Indonesis (Atmindo)

Manufacture & Industries

120-140 240.00 01-03 Dec 2015 09 Dec 2015 Panin Sekuritas Tbk

PT Buyung Poetra Sembada

(6)

      

 

 

 

 

 

 

19 November 2015

19 November 2015

DIVIDEND

Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment

MERK 3300.00 Cash Dividend 17 Nov-15 18 Nov-15 20 Nov-15 27 Nov-15

TURI 4.00 Cash Dividend 18 Nov-15 19 Nov-15 23 Nov-15 11 Dec-15

MBAP 50.25 Cash Dividend 20 Nov-15 23 Nov-15 25 Nov-15 16 Dec-15

CORPORATE ACTIONS

Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period

MAIN Rights Issue 4:1 1200.00 06 Nov-15 09 Nov-15

 

13 Nov – 19 Nov’15

 

MCOR Rights Issue 100:154 100.00 20 Nov-15 23 Nov-15

 

27 Nov – 03 Dec’15

 

BACA Rights Issue 81:8 102.00 24 Nov-15 25 Nov-15

 

01 Dec – 07 Dec’15

 

BEKS Rights Issue 1000:256 200-225 07 Dec’15 08 Dec’15

 

14 Dec – 21 Dec’15

 

GSMF Rights Issue 32:15 100.00 15 Dec’15 16 Dec’15

 

22 Dec – 30 Dec’15

 

AGRS Rights Issue TBA 100.00 15 Dec’15 16 Dec’15

 

22 Dec – 30 Dec’15

 

DEFI Stock Split 1:10 -- -- 23 Nov-15 23 Nov-15

TIRA Stock Split 1:10 -- -- TBA TBA

TRAM Reverse Stock 5:1 -- -- TBA TBA

GENERAL MEETING

Emiten AGM/EGM Date Agenda

BIPI RUPST/LB 19-Nov-15

CNKO RUPSLB 19-Nov-15

INDR RUPSLB 20-Nov-15

TOWR RUPSLB 20-Nov-15

SMMA RUPSLB 20-Nov-15

VINS RUPSLB 20-Nov-15

MDKA RUPSLB 23-Nov-15

BBNP RUPSLB 23-Nov-15

GDST RUPSLB 24-Nov-15

JPRS RUPSLB 24-Nov-15

BTON RUPSLB 24-Nov-15

KREN RUPSLB 24-Nov-15

MERK RUPSLB 24-Nov-15

WINS RUPSLB 24-Nov-15

SOBI RUPSLB 24-Nov-15

MEDC RUPSLB 25-Nov-15

RAJA RUPSLB 25-Nov-15

SONA RUPSLB 30-Nov-15

BEKS RUPSLB 30-Nov-15

BBHI RUPSLB 01-Dec-15

BNII RUPSLB 01-Dec-15

SAFE RUPSLB 02-Dec-15

BBRI RUPSLB 02-Dec-15

AISA RUPSLB 03-Dec-15

TBLA RUPSLB 03-Dec-15

BSWD RUPSLB 03-Dec-15

GMCW RUPSLB 04-Dec-15

(7)

      

 

 

 

 

 

19 November 2015

19 November 2015

INDF

TRADING BUY

S1 5300 R1 5500 Trend Grafik Major Down Minor Down

S2 5100 R2 5700

Closing

Price 5400

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi negatif

• Stochastics fast line & slow indikasi negatif

• Candle chart indikasi sinyal positif

• RSI berada dalam area netral

•Harga berada dalam area netral

Prediksi •Trading range Rp 5300-Rp 5500

•Entry Rp 5400, take Profit Rp 5500

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 15.34 Negatif

MACD 10.07 Negatif

True Strength Index (TSI) -25.32 Positif

Bollinger Band (Mid) 18534 Negatif

MA5 5220 Positif 4,800 5,400 6,000 6,600 7,200 7,800

May Jun Jul August September October November INDF Downward Sloping Channel

5,400 5,400 5,284.38 5,220 5,050 4,970 4,970 5,400 5,693.75 5,800 5,800 6,100 6,303.26 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 INDF - Stochastic %D(6,3,3) = 21.65, Stochastic %K = 41.61, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

21.6519 21.6519 20 41.6056 41.6056 80 -120.0 -60.0 0.0 60.0 120.0 180.0 0.0 INDF - MACD (5,3) = -4.38, Signal() = 31.56

-4.37796 31.556 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 INDF - TSI(3,5,3) = -25.32, Volume() = 7,802,500.00

-25.3189 -42.6199 0.00000

7,802,500

INDF - William's % R(14) = -66.67, Volume() = 7,802,500.00 -66.6667 7,802,500

Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com

PGAS

TRADING BUY

S1 2710 R1 3010 Trend Grafik Major Down Minor Up

S2 2410 R2 3310

Closing

Price 2910

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif

• Stochastics fast line & slow indikasi positif

• Candle chart indikasi sinyal positif

• RSI berada dalam area netral

•Harga berada dalam area netral

Prediksi •Trading range Rp 2710-Rp 3010

•Entry Rp 2910, take Profit Rp 3010

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 8.16 Positif

MACD -16.84 Positif

True Strength Index (TSI) -5.14 Positif

Bollinger Band (Mid) 2867 Positif

MA5 2678 Positif 2,400 3,000 3,600 4,200 4,800 5,400

May Jun Jul August September October November

PGAS Wedge 2,910 2,910 2,866.75 2,693.75 2,678 2,560 2,412.97 2,910 2,956.88 2,956.88 2,956.88 3,060 3,183.85 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 PGAS - Stochastic %D(6,3,3) = 18.17, Stochastic %K = 40.97, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

20 18.1705 18.1705 40.974 40.974 80 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 120.0 0.0 PGAS - MACD (5,3) = -29.38, Signal() = 3.93

-29.3831 3.93184 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 PGAS - TSI(3,5,3) = -5.14, Volume() = 67,203,504.00

-5.14225 -34.2554 0.00000

67,203,504

PGAS - William's % R(14) = -30.00, Volume() = 67,203,504.00 -30

67,203,504

(8)

      

 

 

 

 

 

19 November 2015

19 November 2015

GGRM

TRADING BUY

S1 48475 R1 51600 Trend Grafik Major Down Minor Up

S2 45350 R2 54725

Closing

Price 49525

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi negatif

• Stochastics fast line & slow indikasi negatif

• Candle chart indikasi sinyal positif

• RSI mendekati area overbought

•Harga berada dalam area upper band

Prediksi •Trading range Rp 48475-Rp 51600

•Entry Rp 49525, take Profit Rp 51600

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 5.35 Negatif

MACD -57.28 Negatif

True Strength Index (TSI) 31.11 Positif

Bollinger Band (Mid) 2150 Positif

MA5 49190 Positif 40,000 42,000 44,000 46,000 48,000 50,000 52,000 54,000 56,000

May Jun Jul August September October November GGRM Downward Sloping Channel

46,700 46,638.8 45,696.4 45,696.4 42,218.8 42,218.8 42,022.9 48,353.1 48,450 49,190 49,525 49,525 49,525 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 GGRM - Stochastic %D(6,3,3) = 71.99, Stochastic %K = 74.78, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

71.9909 71.9909 20 74.7822 74.7822 80 -1,200 -800 -400 0 400 800 0 GGRM - MACD (5,3) = -419.55, Signal() = -442.50 -442.501 -419.551 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 GGRM - TSI(3,5,3) = 31.11, Volume() = 2,014,400.00 30.4485 0.00000 31.108 2,014,400 GGRM - William's % R(14) = -30.19, Volume() = 2,014,400.00 -30.1932 2,014,400

Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com

AKRA

TRADING BUY

S1 5825 R1 6075 Trend Grafik Major Up Minor Up

S2 5575 R2 6325

Closing

Price 5900

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi negatif

• Stochastics fast line & slow indikasi negatif

• Candle chart indikasi potensi rebound

• RSI mendekati area overbought

•Harga berada dalam area netral

Prediksi •Trading range Rp 5825-Rp 6075

•Entry Rp 5900, take Profit Rp 6075

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 73.54 Negatif

MACD 11.95 Negatif

True Strength Index (TSI) 6.72 Positif

Bollinger Band (Mid) 5906 Negatif

MA5 6005 Negatif 4,600 4,800 5,000 5,200 5,400 5,600 5,800 6,000 6,200 6,400 6,600

May Jun Jul August September October November AKRA Upward Sloping Channel

5,900 5,900 5,900 5,775 5,631.71 5,624.14 5,624.14 5,906.25 5,993.75 6,005 6,100 6,518.33 6,518.33 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 AKRA - Stochastic %D(6,3,3) = 66.92, Stochastic %K = 61.44, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

61.4379 61.4379 20 66.9214 66.9214 80 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 0.0 AKRA - MACD (5,3) = 7.75, Signal() = -8.34

-8.33834 7.75007 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 AKRA - TSI(3,5,3) = 6.72, Volume() = 10,897,700.00

6.72325

0.00000

12.3185 10,897,700

AKRA - William's % R(14) = -54.55, Volume() = 10,897,700.00 -54.5455 10,897,700

(9)

      

 

 

 

 

 

19 November 2015

19 November 2015

BBTN

TRADING BUY

S1 1195 R1 1230 Trend Grafik Major Down Minor Up

S2 1160 R2 1265

Closing

Price 1210

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi negatif

• Stochastics fast line & slow indikasi positif

• Candle chart indikasi sinyal positif

• RSI berada dalam area overbought

• Harga berada dalam area upper band

Prediksi •Trading range Rp 1195-Rp 1230

•Entry Rp 1210, take Profit Rp 1230

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 45.74 Positif

MACD 0.23 Negatif

True Strength Index (TSI) 34.77 Positif

Bollinger Band (Mid) 681 Positif

MA5 1193 Positif 1,000 1,100 1,200 1,300 1,400 1,500 1,600

May Jun Jul August September October November BBTN Broadening Wedge 1,193 1,176 1,164.38 1,085 1,046.25 1,015 1,015 1,210 1,210 1,210 1,210 1,319.6 1,319.6 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 BBTN - Stochastic %D(6,3,3) = 81.74, Stochastic %K = 81.33, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00 81.3333

80 20 81.3333 81.7407 81.7407 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 0.0 BBTN - MACD (5,3) = -9.03, Signal() = -7.49 -9.03327 -7.48596 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 BBTN - TSI(3,5,3) = 34.77, Volume() = 32,805,700.00 25.5148 0.00000 34.7741 32,805,700 BBTN - William's % R(14) = -13.79, Volume() = 32,805,700.00 -13.7931 32,805,700

Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com

MLPL

TRADING BUY

S1 285 R1 341 Trend Grafik Major Down Minor Down

S2 229 R2 397

Closing

Price 319

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif

• Stochastics fast line & slow indikasi positif

• Candle chart indikasi sinyal positif

• RSI berada dalam area netral

• Harga berada dalam area netral

Prediksi •Trading range Rp 285-Rp 341

•Entry Rp 319, take Profit Rp 341

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 10.17 Positif

MACD -2.88 Positif

True Strength Index (TSI) -5.96 Positif

Bollinger Band (Mid) 320 Negatif

MA5 290.2 Positif 300 400 500 600 700 800 900 1,000

May Jun Jul August September October November MLPL Downward Sloping Channel

319 319 292.5 290.2 270 269.909 269.909 319 320.2 344.667 344.667 388 437.926 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 MLPL - Stochastic %D(6,3,3) = 23.42, Stochastic %K = 38.79, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

23.4247 23.4247 20 38.7947 38.7947 80 -12.0 -6.0 0.0 6.0 12.0 18.0 0.0 MLPL - MACD (5,3) = -3.53, Signal() = 0.58 -3.52657 0.576321 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 MLPL - TSI(3,5,3) = -5.96, Volume() = 11,722,800.00 -5.96405 -35.6166 0.00000 11,722,800 MLPL - William's % R(14) = -25.76, Volume() = 11,722,800.00 -25.7576 11,722,800

(10)

      

 

 

 

 

 

 

19 November 2015

19 November 2015

THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING

Price Support Resistance Indicators 1 Month

Ticker Rec

18-11-15 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low

Agriculture

AALI Trading Sell 18125 18125 17975 17500 17975 18450 18925 Negatif Negatif Negatif 22100 18000

LSIP Trading Buy 1255 1255 1285 1185 1235 1285 1335 Positif Positif Positif 1585 1200

SGRO Trading Buy 1315 1315 1330 1270 1300 1330 1360 Positif Positif Positif 1400 1010

Mining

PTBA Trading Sell 6125 6125 5950 5625 5950 6275 6600 Negatif Negatif Negatif 7825 5500

ADRO Trading Sell 575 575 560 535 560 585 610 Negatif Negatif Negatif 710 540

MEDC Trading Sell 1085 1085 1070 1030 1070 1110 1150 Negatif Negatif Positif 1315 1000

INCO Trading Sell 1805 1805 1770 1670 1770 1870 1970 Negatif Negatif Negatif 2530 1780

ANTM Trading Sell 308 308 303 290 303 316 329 Negatif Negatif Negatif 453.59 311

TINS Trading Sell 530 530 520 495 520 545 570 Negatif Negatif Negatif 740 535

Basic Industry and Chemicals

WTON Trading Sell 920 920 900 900 915 930 945 Negatif Negatif Negatif 1090 895

SMGR Trading Sell 11500 11500 11200 10675 11200 11725 12250 Negatif Negatif Positif 11300 9625

INTP Trading Sell 20900 20900 20700 20200 20700 21200 21700 Negatif Negatif Positif 21025 17525

SMCB Trading Sell 995 995 975 910 975 1040 1105 Negatif Negatif Negatif 1160 995

Miscellaneous Industry

ASII Trading Sell 6350 6350 6275 6100 6275 6450 6625 Negatif Negatif Negatif 6875 5450

GJTL Trading Sell 595 595 585 570 585 600 615 Negatif Negatif Positif 690 555

Consumer Goods Industry

INDF Trading Buy 5400 5400 5500 5100 5300 5500 5700 Positif Positif Positif 6425 5050

GGRM Trading Buy 49525 49525 51600 45350 48475 51600 54725 Positif Positif Positif 51500 42300

UNVR Trading Sell 36525 36525 36225 35725 36225 36725 37225 Negatif Negatif Positif 40000 34500

KLBF Trading Sell 1350 1350 1340 1315 1340 1365 1390 Negatif Negatif Negatif 1610 1305

Property, Real Estate and Building Construction

BSDE Trading Sell 1635 1635 1605 1550 1605 1660 1715 Negatif Negatif Negatif 1795 1495

PTPP Trading Sell 3780 3780 3740 3740 3770 3800 3830 Negatif Negatif Positif 3930 3550

WIKA Trading Sell 2800 2800 2785 2745 2785 2825 2865 Negatif Negatif Positif 3150 2690

ADHI Trading Sell 2170 2170 2155 2115 2155 2195 2235 Negatif Negatif Negatif 2410 1920

WSKT Trading Sell 1670 1670 1655 1620 1655 1690 1725 Negatif Negatif Negatif 1770 1590

Infrastructure, Utilities and Transportation

PGAS Trading Buy 2910 2910 3010 2410 2710 3010 3310 Positif Positif Positif 3160 2560

JSMR Trading Buy 4880 4880 4850 4800 4850 4900 4950 Positif Positif Positif 5625 4795

ISAT Trading Sell 4925 4925 4835 4690 4835 4980 5125 Negatif Negatif Positif 4915 3885

TLKM Trading Sell 2850 2850 2830 2790 2830 2870 2910 Negatif Negatif Positif 2850 2635

Finance

BMRI Trading Sell 8625 8625 8550 8400 8550 8700 8850 Negatif Negatif Positif 9650 8150

BBRI Trading Sell 10950 10950 10800 10500 10800 11100 11400 Negatif Negatif Positif 11700 9275

BBNI Trading Buy 5025 5025 5100 4800 4945 5100 5225 Positif Positif Positif 5375 4450

BBCA Trading Sell 13075 13075 12975 12700 12975 13250 13525 Negatif Negatif Positif 13775 12600

BBTN Trading Buy 1210 1210 1265 1160 1195 1230 1265 Positif Positif Positif 1230 1045

Trade, Services and Investment

UNTR Trading Sell 17050 17050 16875 16325 16875 17425 17975 Negatif Negatif Negatif 21200 17200

(11)

 

 

 

Referensi

Dokumen terkait

• Kehilangan atau perpisahan yang belum lama terjadi.. Risiko tinggi bunuh diri Tuckman & Youngman. Kriteria

Menurut Gronlund & Linn (1990: 6-8) ada beberapa prinsip penilaian yang harus dipertimbangkan agar kegiatan penilaian efektif yaitu: (a) adanya pembatasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan gurami dengan perlakuan penambahan probiotik Lactobacillus casei pada pakan dengan

This is to certify that the Sarjana thesis of “The Use of Narrtive Comic Strips in Improving Students’ Writing Comprehension at Eight Grade of Mts Al Huda Bandung

Hasil identifikasi dari sampel air yang diambil di danau Teluk kota Jambi pada tiga stasiun yang berbeda, ternyata mendapatkan berbagai filum dari kelompok

Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kecerdasan spiritual

Dari faktor media pembelajaran adalah sekolah sudah memiliki laboratorium bahasa, setiap ruang kelas sudah terpasang LCD.Dari faktor lingkungan adalah guru terkadang