• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gaya bahasa pada majas perbandingan dalam novel "Anak Bajang Menggiring Angin" karya Sindhunata: kajian semantik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Gaya bahasa pada majas perbandingan dalam novel "Anak Bajang Menggiring Angin" karya Sindhunata: kajian semantik"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL “ANAK BAJANG MENGGIRING ANGIN” KARYA SINDHUNATA: KAJIAN SEMANTIK. SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Disusun oleh:. Maria Ani Marini 121224069. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019. i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. SKRIP SI. GA YA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA NOVEL "ANAK BAJANG MENGGIRING ANGJN" KARYA SINDHUNATA: KAJIAN SEMANTIK. Disusun Oleh : Maria Ani Mar· i NIM: 21224069. Pembimbing I. Pembimbing II. Prof Dr. Pranowo. Septina Krismawati, S.S., M.A.. Pada tanggal, 29 Juli 2019. ii.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. SKRIPSI GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA. NOYEL "ANAK BAJANG MENGGIRING ANGIN' KARYA SINDHUNATA; KAJIAN SEMANTIK. Dipersiapkan dan disusun oleh:. Maria Ani Marini 121224469. Teiah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal31 Juli 2019 dan telah dinyatakan memenuhi syarat. Susunan Panitia Penguj i. Nama Lengkap. Ketua. : Rishe Purnama. Sekretaris. :. Prof. Dr. Pranowo, M.Pd.. Anggota I. :. Prof. Dr. Pranowo, M.Pd.. Anggota 2. : Septina Krismawati, S.S., M.A.. Anggota. . Rishe Purnama. 3. Dewi, S.Pd., M. Hum.. Dewi, S.Pd., M. Hum.. Yogyakarta, 31 Juli 2019 Itas Keguruan Ilmu Pendidikan itas Sanata. Harsoyo,. ilt. M.Si..

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN. Kupersembahkan skripsi ini untuk: 1. Tuhan Yesus yang Maha Pemurah yang senantiasa memberi berkat-Nya. 2. Ayahku, Almateus Sumiyno yang selalu berjuang dan memberikan dukungan moral maupun materiil sampai saat ini dengan penuh cinta kasih. 3. Ibuku, Veronica Lili Supraptiningsih yang tak pernah lelah berdoa dan memberikan dukungan moral dengan penuh kasih sayang. 4. Yulius Ary Dhana Waricta yang selalu memberikan dukungan moral dan materiil dengan penuh cinta dan perhatian. 5. Nicodemus. Rajosenja. Yoma. Waricta. yang. selalu. menjadi motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 6. Sahabat-sahabatku Elisabet Ani Ayu Senjaya, Vivi Damayanti, Reni Damayanti yang selalu memberi bantuan dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi. 7. Teman seperjuangan Dida, Siwi, dan Rion dalam menyelesaikan tugas akhir ini dengan penuh semangat dan rasa saling menghargai dalam proses mengerjakan tugas akhir.. v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTO Ketika kamu kecewa marahlah, ketika kamu gagal mengeluhlah, ketika kamu terluka menangislah, tapi ketika kamu jatuh, berdirilah lalu larilah sekencang yang kamu mampu. Karena kemampuan yang kamu miliki hanya kamu yang dapat mengupayakannya. (Maria Ani Marini). Awalilah hidupmu dengan mimpi-mimpi indahmu, tapi jangan sesekali hidup dalam mimpi. Karena mimpi yang hidup adalah bukti kualitas diri sedangkan hidup dalam mimpi sama saja berdiri di garis start tanpa berlari. (Maria Ani Marini). Keputusasaan datang karena kegagalan, kekecewaan, penghinaan, dan hilangnya kesempatan. Dan ketidakberdayaan adalah puncaknya. Yakinlah disitu tangan Tuhan akan datang di dalamnya melalui tangan-tangannya yang lain. (Maria Ani Marini). Manusia tidak cukup hidup dengan kekurangan kemudian dicaci ataupun harus mencaci. Mereka lebih butuh dihargai ataupun harus menghargai. Sebesar. vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. apapun kekurangan seseorang, ia pasti memiliki satu pemikiran besar yang butuh untuk dihargai. Tidak lain hanya untuk dianggap sebagai manusia yang mampu berpikir. (Maria Ani Marini). vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. Saya menyatakan dengansesungguhnya bahwa skiipsi yang saya. tulis ini. tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.. Yogyakarta,. 31. Juli 2019. Penulis. MariaAni Marini. vilt.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LEMBAR PERNYARATAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK Yang bertanda tangandi bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma:. MariaAni Marini. Nama. :. Nomor Induk Mahasiswa. :121224069. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:. GAYA BAHASA DALAM MAJAS PERBANDINGAN PADA. NOVEL "ANAK BAJANG MENGGIRING ANGIN' KARYA SINDIIUNATA: KAJIAN SEMANTIK Dengan demikian, saya memberikan kepada Universitas Sana Dharma hak untuk. menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan memublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingn akademis tanpa perlu meminta. izin dari. saya. maupun royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.. Demikian pernyataan dari saya buat dengan sebenarnya.. Yogyakarta,. 3. I. Juli 2019. Maria Ani Marini. tx.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK Marini, Maria Ani. 2019. Gaya Bahasa dalam Majas Perbandingan pada Novel “Anak Bajang Menggiring Angin” Karya Sindhunata: Kajian Semantik. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini menganalisis majas perbandingan dalam novel Anak Bajang menggiring Angin karya Shindunata. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan sumber data novel Anak Bajang Menggiring Angin. Penelitian ini memiliki tujuan mengidentifikasi dan menganalisis jenis majas perbandingan yang terdapat dalam novel Anak Bajang Menggiring Angin kemudian menganalisis makna dari setiap penggunaan gaya bahasa yang digunakan pada novel Anak Bajang Menggiring Angin. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu teknik membaca, mencatat dan menginventarisasi. Instrumen dalam penelitian ini yaitu peneliti sendiri yang merupakan alat pengumpul data utama analisis data dilakukan dengan tahapan: (1) mengidentifikasi dan menginventarisasi data hasil temuan, (2) mengklasifikasi hasil temuan berdasarkan jenis majas dan ciri penanda, (3) menginterpretasi makna hasil analisis data, (4) mendeskripsikan hasil analisis data tersebut Hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan penelitian menunjukkan dua hal penting yakni jenis majas perbandingan yang ditemukan ada empat jenis gaya bahasa dari sepuluh gaya bahasa dalam taeori yaitu: gaya bahasa simile atau perumpamaan, gaya bahasa metafora, gaya bahasa personifikasi, dan gaya bahasa anitesis. Kedua, makna yang ingin disampaikan melalui setiap gaya bahasa dalam majas perbandingan sangat beragam, disesuaikan konteks kalimat. Tujuan pemaparan makna agar pembaca sastra memahami setiap bentuk gaya bahasa kias yang digunakan. Kata Kunci: Jenis majas perbandingan, Makna gaya bahasa. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT Marini, Maria Ani. 2019. “Comparison Speech Figure in Novel „Anak Bajang Menggiring Angin‟ by Shindunata: Semantic Research.” Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language and Literature Education Study Program, Faculty of Teacher and Teachers’ Training, Sanata Dharma University Yogyakarta. This research analyzes Comparison Speech Figure in novel Anak Bajang Menggiring Angin written by Shindunata. This research is a literature study with a source of novel Anak Bajang Menggiring Angin. This purpose of this research is to identify and analyze the type of comparison speech figure which is found in novel Anak Bajang Menggiring Angin, then analyze the meaning in every use of language style which is used in novel Anak Bajang Menggiring Angin. The techniques used in data gathering in this research are reading technique, taking notes and inventory. The instrument of this research is the research itself which is the main data gathering and data analysis tool and the steps are: (1) identifying and inventorying data result, (2) clarifying data result according to the type of language style and signal feature, (3) interpreting the meaning of data analysis result, (4) describing the data analysis result. The result of analysis and discussion conducted shows 2 important things, first, they are 4 out of 10 types of comparison speech figure in the theory, they are: simile or analogy, metaphor, personification, and antithesis. Second, the meaning which is intentionally showed through every language style in comparison speech figure is various, adjusted with sentence context. The purpose of presenting the meaning is to make the literature readers understand every used language style. Key word: comparison speech figure type, language style meaning. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga dengan berkat dan pernyertaan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Gaya Bahasa dalam Majas Perbandingan pada Novel “Anak Bajang Menggiring Angin” Karya Sindhunata: Kajian Semantik .ini dengan baik sebagaimana disyaratkan dalam Kurikulum Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia (PBSI), Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta, penyelesaian skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia. Kelancaran dan keberhasilan proses pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Yohanes Harsoyo,S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma. 3. Danang Satria Nugraha, S.S., M.A., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma. 4. Prof. Dr. Pranowo, M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang dengan perhatian dan kesabaran, membimbing, mermotivasi, dan memberi. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. berbagai masukan yang sangat berharga bagi penulis mulai dari awal hingga akhirnya penulis menyelesaikan skripsi ini dengan baaik. 5. Septina Krismawati, S.S., M.A., selaku dosen pembimbing II yang dengan perhatian dan kesabaran, membimbing, mermotivasi, dan memberi berbagai masukan yang sangat berharga bagi penulis mulai dari awal hingga akhirnya penulis menyelesaikan skripsi ini dengan baaik. 6. Dr. Y. Karmin, M.Pd., selaku triangulator yang bersedia meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 7. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang dengan penuh dedikasi mendidik, membimbing, memberikan dukungan, bantuan, dan arahan yang sangat bermanfaat bagi penulis dari awal kuliah sampai selesai. 8. Ibu Theresia Rusmiyati sebagai karyawan sekretariat PBSI yang selalu sabar memberikan pelayanan dan membantu kelancaran penulis dalam menyelesaikan kuliah di PBSI sampai menyusun skripsi ini. 9. Kedua orang tua, Bapak Almateus Sumiyono dan Ibu Veronica Lili Supraptiningsih yang telah memberi cinta, doa, dan dukungan baik secara moral maupun material bagi penulis selama menjalani masa kuliah sampai selesai ini. 10. Yulius Ary Dhana Waricta yang sudah memberi dukungan moral dan materiil dengan penuh kasih sayang dan perhatian.. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 11. Nicodemus Rajosenja. Yoma Waricta yang selalu menjadi motivasi dalam. menyelesaikan skripsi ini. 12. Sahabat-sahabatku Elisabet. Ani Ayu. Senjaya,. Vivi damayanti, Reni dan. Damayanti yang selalu memberikan doa, semangat, bantuan, dan perhatian kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 13. Teman-ternan mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSD. angkatan 2012 kelas. A-C yang tidak dapat disebutkan satu per. satu.. Terima kasih dinamika belajar yang pernah kita lalui mulai dari awal perkuliahan sampai penulis selesai menyelesaikan tugas akhir ini.. Penulis menyadari bahwa banyak pihak lainnya yang dengan berbagai cara telah membantu dan mendukung penulis dalam keseluruhan proses pendidikan. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ini.. di. Tanpa mengurangi rasa hormat. kepada berbagai pihak tersebut yang namanya tidak sempat disebutkan satu per satu di dalam tulisan. ini, sekali lagi penulis mengucapkan terima kasih.. Penulis juga menyadari bahwa skripsi Walaupun demikian, diharapkan penelitian. ini masih jauh dari kata. sempurna.. ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Yogyakarta,3l J:uJi2019 Penulis. Maria Ani Marini. XIV.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL ………………………………………………….............. i. HALAMANPENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING……………….......... ii HALAMANPENGESAHAN DOSEN PENGUJI .......................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv MOTO ................................................................................................................ vi. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA........................................................... viii LEMBAR PERNYARATAN PERSETUJUANPUBLIKASI ...................... ix. ABSTRAK ........................................................................................................ x. ABSTRACT ...................................................................................................... xi. KATA PENGANTAR ...................................................................................... xii. DAFTAR ISI ………………………………………………………………..... xv. BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………...... 1. 1.1. LatarBelakang………..………………………..………………….….... 1. 1.2. RumusanMasalah ……………………………..……………………..... 4. 1.3. Tujuanpenelitian ………………………………..………………...…... 4. 1.4. ManfaatPenelitian ………………………………..…………………..... 4. 1.5. BatasanIstilah ……………………………………..…………………... 6. 1.6. SistematikaPenulisan ……..………………………..………………..... 7. xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI ……………………..…………………….….. 8. 2.1. Penelitian yang Relevan ……………………………………………... 8. 2.2. KajianTeori ………………………………………………………….. 11. 2.2.1. Novel.......................... …………………………….………………... 11. 2.2.2. Semantik …………………………………………..……………….... 13. 2.2.3. Majas …....................………………………….…………………….. 15. 2.3. KerangkaBerpikir……………………………..…………………...... 22. BAB III METODOLOGI PENELITIAN …………………………………. 23. 3.1. JenisPenelitian ……………………………..…………………….... 23. 3.2. Data danSumber Data ……………………………..…………….... 23. 3.3. MetodedanTeknikPengumpulan Data ………………………...….... 24. 3.4. InstrumenPenelitian ……………………………………………….. 25. 3.5. MetodedanTeknikAnalisis Data ………………...………………..... 26. 3.6. Triangulasi Data ………...…………………………………………. 29. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ................................... 31. 4.1. Deskripsi Data ................................................................................... 31. 4.2. HasilAnalisisData .............................................................................. 33. 4.2.1. Jenis-jenisMajasPerbandingan ......................................................... 33. 4.3. Pembahasan ...................................................................................... 41. xvi.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB VPENUTUP .......................................................................................... 44. 5.1. Kesimpulan ........................................................................................... 44. 5.2. Saran ..................................................................................................... 44. DAFTAR PUSTAKA .………………………………………………………. LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP. xvii. 46.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR BAGAN. Bagan 1 Kerangka Berpikir ............................................................................ 26. xviii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan bagian penting dan tak terpisahkan dari kehidupan. manusia. Bahasa dimanfaatkan dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat seperti bidang pendidikan, sosial, budaya, dan agama. Manfaat utama bahasa ialah sebagai alat komunikasi. Melalui komunikasi akan terbentuk sebuah relasi. Komunikasi yang terbentuk berupa komunikasi verbal sehari-hari antar perorangan, surat-menyurat atau penulisan undangan untuk acara khusus, menyampaikan materi belajar oleh guru kepada murid di sekolah, untuk musyawarah, dan lain sebagainya. Sebagai media ekspresi karya sastra, bahasa sastra dimanfaatkan oleh sastrawan guna menciptakan efek makna tertentu guna mencapai efek estetik. Untuk menyampaikan makna tersebut, pengarang sering menggunakan majas untuk memberikan efek tertentu bagi pembacanya. Secara teoretis, majas merupakan pemanfaatan dari kekayaan bahasa, terutama bahasa yang dipakai pada umumnya dalam masyarakat di tanah air. Adanya majas menyebabkan kalimat menjadi menarik perhatian. Majas mengiaskan atau mempersamakan sesuatu hal dengan hal lain supaya gambaran menjadi jelas, lebih menarik, dan hidup (Pradopo, 2012:62). Majas juga membuat kalimat menjadi bermakna lebih halus meski makna sebenarnya adalah ungkapan kasar. Selain itu, majas juga merupakan ciri khas dari kelompok sastrawan saat. 1.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. menuliskan ide atau gagasan serta perasaannya, baik secara lisan maupun tulisan. Dengan demikian menjadi identitas penting dari sastrawan dilihat dari kaya yang dihasilkannya. Ada banyak macam majas, namun meskipun bermacam-macam, mempunyai sesuatu hal (sifat) yang umum, yaitu majas-majas tersebut mempertalikan sesuatu dengan cara menghubungkannya dengan sesuatu yang lain. Menurut Tarigan (1986:113), majas dapat terbagi empat macam, yaitu: majas perbandingan, majas pertentangan, majas pertautan, dan majas perulangan. Dari ke empat majas terebut, yang akan dipaparkan penulis adalah majas perbandingan. Berdasarkan hasil rurvei yang peneliti lakukan dengan cara membaca novel-novel yang dianggap menarik, penulis menemukan sumber data berupa novel yang di dalamnya mengandung gaya bahasa yang dominan ke majas perbandingan. Sehingga peneliti memutuskan untuk memakai majs perbandingan sebagai dasar dalam menganalisis novel ini. Majas perbandingan adalah jenis majas yang membandingkan sesuatu. Membandingkan satu benda dengan benda lainnya, membandingkan satu hal dengan hal lainnya. Majas perbandingan di bagi lagi di antaranya adalah majas perumpamaan, metafora, personifikasi, alegori, dan antitesis. Majas merupakan bahasa kias yang harus dimaknai. Makna ini tidak eksplisit tapi harus ditafsirkan. Dalam ilmu linguistik, pemaknaan ini dikaji dalam bidang yang disebut semantik. Menurut M. Breal (melalui Parera 2004:42), semantik ialah satu studi dan analisis tentang makna-makna linguistik. Sedangkan dalam pemaknaannya, di dalam majas terdapat bermacam-macam gaya bahasa..

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secarakhas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai bahasa). Menurut Keraf (melalui Tarigan, 1985:5), sebuah gaya bahasa yang baik harus mengandung tiga unsur berikut: kejujuran, sopan-santun, dan menarik Gaya bahasa atau majas sering ditemukan dalam karya sastra khususnya novel. Karena adanya makna yang tidak eksplisit seperti diuraikan dalam novel perlu dikaji melalui teori semantik agar majas atau gaya bahasa dapat diketahui maknanya. Salah satu novel yang kaya akan majas perbandingan ialah novel karya Sindhunata yang berjudul “Anak Bajang Menggiring Angin”. Setiap kalimat yang ada dalam novel ini tidak hanya mengandung majas perbandingan saja, melainkan majas-majas yang lainnya. Novel ini dipilih oleh peneliti sebagai sumber data dalam penelitiannya karena dianggap kaya akan gaya bahasa yang tergolong pada gaya bahasa pada majas perbandingan. Berdasarkan hal di atas, peneliti mengambil topik tentang penggunaan majas perbandingan pada karya sastra fiksi dengan menggunakan kajian semantik yang didasari dari surfei penelitian tentang penggunaan majas perbandingan pada karya sastra fiksi masih jarang diteliti oleh peneliti lain. Majas memiiki hubungan dengan kosa kata, begitu juga dengan semantik, karena tanpa semantik, maknamakna konotatif yang terkandung dalam majas itu sendiri akan sulit dipahami. Oleh karena itu manfaat pemakaian majas perbandingan dalam novel “Anak Bajang Menggiring Angin” yaitu memperhalus makna atau ungkapan yang terkandung di dalamnya serta mempermudah dalam menangkap makna yang terkandung dalam majas, karena dianalisis menggunakan kajian semantik..

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yanga akan dibahas dalam penelitian ini dapat dirumuskan apa sajakah gaya bahasa dalam majas perbandingan pada novel Anak Bajang Menggring Angin karya Shindunata: Kajian Semantik?. 1.3. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan macam-macam gaya bahasa dalam majas perbandingan yang terdapat pada novel Anak Bajang Menggiring Angin karya Sindhunata: Kajian Semantik.. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian yang berjudul Gaya Bahasa dalam Majas Perbandingan pada novel “Anak Bajang Menggring Angin” karya Shindunata: Kajian Semantik ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Oleh sebab itu, penelitian ini memiliki dua manfaat, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. 1.4.1 Manfaat Teoretis Penelit ian. ini. diharapkan. dapat. memperluas. kajian. dan. memperkaya khasanah teoretis tentang majas perbandingan dalam bahasa Indonesia menggunakan kajian semantik..

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. 1.4.2 Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat di bidang pendidikan, masyarakat umum, peneliti lain, dan peneliti sendiri. 1.4.2.1. Bagi. praktisi. pendidikan,. misalnya. guru,. dapat. menggunakan novel sebagai alat bantu mengidentifikasi majas perbandingan pada saat memberikan pelajaran pada siswa. 1.4.2.2 Bagi dosen pengajar bahasa Indonesia, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bahan ajar khususnya mata kuliah semantik dan pengkajian puisi. 1.4.2.3 Bagi. penulis novel dapat menggunakan majasm. perbandingan secara bervariasi dalam hasil tulisannya, sehingga lebih berfariatif dan tidak membosankan. 1.4.2.4. Bagi masyarakat umum dapat mengetahui lebih dalam tentang majas perbandingan dan dapat membantu masyarakat umum dalam mengetahui makna tulisan seseorang baik pada novel, cerpen, puisi dan sebagainya.. 1.4.2.5. Bagi peneliti lain dapat membantu penelitian-penelitian yang selanjutnya, yang berhubungan dengan majas perbandingan.. 1.4.2.6. Bagi peneliti sendiri, sebagai orang yang mempelajari bahasa Indonesia terutama majas, dapat menggunakan majas perbandingan dengan baik dan sesuai dengan.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. situasi kapan menggunakan majas perbandingan dengan tepat,. sehingga. pembaca. yang. membaca. dapat. memahami makna tulisan dengan baik.. 1.5. Batasan Istilah Beberapa istilah yang perlu diberi batasan pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.5.1. Majas Majas (figure of speech) ialah pilihan kata tertentu sesuai dengan maksud penulis atau pembicara dalam rangka memperoleh aspek keindahan. Majas dibagi menjadi beberapa macam, yakni: majas perbandingan, majas pertentangan, majas pertautan, dan majas perulangan.. 1.5.2. Majas Perbandingan Majas yang dilihat dari segi makna dan tidak dapat ditafsirkan sesuai dengan makna kata-kata yang membenruknya. Majas ini memperbandingkan sesuatu denganyang lain.. 1.5.3. Novel Novel dideskripsikan sebagai sebuah karya prosa fiksi yang cukup panjang tidak terlalu panjang namun tidak terlalu pendek (Nurgiyantoro, 2009:9)..

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. 1.5.4. Makna Makna adalah pertautan yang ada di antara unsur-unsur bahasa itu sendiri terutama kata-kata (Fatimah, 1993:5).. 1.5.5. Semantik Semantik adalah cabang linguistik yang bertugas semata-mata meneliti makna kata, bagaimana mula-mulanya, bagaimana perkembangannya, dan apa sebab-sebabnya terjadi perubahan makna dalam sejarah bahasa (Slamet Mulyono, 1964:1).. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan penelitian adalah sebagai berikut. Bab I berisi uraian tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penyajian. Bab II berisi uraian tentang landasan teori yang menguraikan tentang penelitian yang relevan, kajian teori, dan kerangka berpikir. Bab III berisi uraian tentang metode penelitian yang menguraikan tentang jenis penelitian, data dan sumber data, metode dan teknik pengumpulan data, instrumen penelitia, metode dan teknik analisis data, dan trianggulasi data. Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan. Bab V berisi penutup yang terdiri atas simpulan dan saran..

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI Bab II ini berisi uraian tentang (1) penelitian yang relevan, (2) kajian teori, dan (3) kerangka berpikir. Penelitian yang relevan berisi tentang topik-topik penelitian yang sejenis dengan peneliti lain. Kajian teori berisi tentang berbagai teori yang digunakan sebagai landasan analisis dari penelitian ini, terdiri atas teori majas (jenis-jenis majas sudah termasuk di dalamnya), semantik, novel dan makna majas dalam kajian semantik. Keranga berpikir berisi tentang acuan teori berdasarkan penelitian yang relevan dan landasan teori untuk menjawab rumusan masalah. Uraian secara lengkap akan dipaparkan dalam bab landasan teori ini.. 2.1. Penelitian yang Relevan Penelitian tentang gaya bahasa dalam majas perbandingan pada novel. “Anak Bajang Menggring Angin” karya Sindhunata: Kajian Semantik diketahui oleh penulis belum pernah dilakukan. Jika dilihat dari segi judul novel, memang sudah pernah dilakukan penelitian, namun dilihat dari segi topik belum pernah dilakukan. Terkait penelitian ini, terdapat penelitian yang relevan dengan penelitian yang berkaitan dengan majas perbandingan. Oleh karena itu, pada bagian ini akan diuraikan dua penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti yaitu penelitian yang dilakukan oleh Paulina Sukmana Puti (2013) yang berasal dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta; Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan; Prodi Pendidikan Bahasa, Sastra. 8.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. Indonesia dan Daerah serta penelitian Saiful Munir (2013) yang berasal dari Universitas Negeri Semarang; Fakultas Bahasa dan Seni. Paulina Sukmana Puti (2013) dengan skripsinya yang berjudul Majas Perbandingan dalam Kumpulan Cerpen Mereka Bilang, Saya Monyet! Karya Djenar Maesa Ayu. Penelitian tersebut bertujuan:. 1) mendeskripsikan majas. perbandingan yang digunakan dalam kumpulan cerpen Mereka Bilang, Saya Monyet! Karya Djenar Maesa Ayu, 2) mendeskripsikan makna yang disampaikan melalui majas perbandingan dalam kumpulan cerpen Mereka Bilang, Saya Monyet! Karya Djenar Maesa Ayu. Metode yang digunakan adalah kepustakaan. Sumber data dalam penelitian ini adalah kumpulan cerpen dalam buku Mereka Bilang, Saya Monyet! Karya Djenar Maesa Ayu. Objek penelitianya adalah majas perbandingan dalam kumpulan cerpen Mereka Bilang, Saya Monyet! Karya Djenar Maesa Ayu. Data penelitian berupa kalimat-kalimat yang mengandung gaya bahasa dalam kumpulan cerpen dalam buku Mereka Bilang, Saya Monyet! Karya Djenar Maesa Ayu. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik baca-catat. Berdasarkan kegiatan yang dilakukan peneliti di atas peneliti mendapatkan hasil penelitiannya yang berupa temuan mengenai majas perbandingan yang digunakan pada kalimat yang terdapat pada novel diantaranya, majas metafora, personifikasi, alegori, simile, alusi, eponim, epitet, sinekdoke, metonimia, antomonasia, hipalase, ironi, satire, inuendo, paronomasia, tifrasis. Saiful Munir (2013) dengan skripsinya yang berjudul Diksi dan Majas dalam Kumpulan Puisi Nyanyian dalam Kelam karya Sutikno W.S: Kajian.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. Stilistika. Penelitian yang dilakukan peneliti ini bertujuan: 1) Mendeskripasikan penggunaan diksi dan fungsinya dalam kumpulan puisi Nyanyian dalam Kelam karya Sutikno W.S. 2) Mendeskripsikan penggunaan majas dan fungsinya dalam kumpulan puisi Nyanyian dalam Kelam karya Sutikno W.S. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi. Teknik analisis menggunakan teknik analisis diskriptif kualitatif dan kuantitatif. Subjek penelitian adalah diksi, majas, dan fugsinya dalam kumpulan puisi Nyanyian dalam Kelam karya Sutikno W.S. Objek penelitiannya berupa teks sastra. Sumber data dalam penelitian berupa kumpulan puisi Nyanyian dalam Kelam yang ditulis oleh Sutikno W.S. Berdasarkan. kegiatan yang dilakukan kedua peneliti di atas peneliti. mendapatkan hasil penelitiannya yang berupa majas yang digunakan dalam cerepen dan puisi berupa jenis-jenis majas seperti majas perbandingan, majas perbandingan, majas metafora, majas perumpamaan epos, majas personifikasi, majas metonimina, majas sinekdoke, dan majas alegori. Majas di atas merupakan majas yang mendominasi pada penelitian mengenai majas pada cerpen dan puisi yang dilakukan oleh Paulina Sukmana Puti dan Saiful Munir. Berdasarkan kedua penelitian di atas, dapat diketahui bahwa penelitian Paulina Sukmana Puti (2013) dan Saiful Munir (2013) menganalisis/menyebutkan jenis-jenis majas pada kumpulan puisi dan cerpen (Paulina Sukmana Puti (2013) pada Kumpulan Cerpen Mereka Bilang, Saya Monyet! Karya Djenar Maesa Ayu dan Saiful Munir (2013) pada Kumpulan Puisi Nyanyian dalam Kelam karya Sutikno W.S. Posisi penelitian ini semata-mata menganalisis jenis dan makna dari.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. majas perbandingan yang ada pada novel Anak Bajang Menggiring Angin karya Sindhunata. Melalui majas dan gaya bahasa maka dapat ditemukan makna bahasa kias yang digunakan pengarang novel dalam menulis karyanya. 2.2 Kajian Teori Penelitian yang berjudul Gaya Bahasa dalam Majas Perbandingan pada novel “Anak Bajang Menggring Angin” karya Sindhunata: Kajian Semantik dalam analisisnya menggunakan beberapa teori yang akan digunakan sebagai pisau analisis, di antaranya: pemakaian majas (jenis-jenis majas sudah termasuk di dalamnya), novel, ruang lingkup semantik, dan kajian semantik pada majas. Namun, teori yang digunakan sebagai dasar dalam menganalisis data pada novel Anak Bajang Menggiring Angin adalah teori novel, semantik, dan gaya bahasa. Berikut pemaparan terkait teori yang menjadi landasan peneliti dalam penelitian ini.. 2.2.1. Novel Novel merupakan salah satu karya sastra yang banyak diminati. oleh masyarakat luas, terlebih kalangan muda. Dalam sejarahnya, novel diartikan sebagai karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya, sosial, pendidikan dan moral. Menurut KBBI novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku..

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. Novel bukan hanya sebuah karya prosa fiksi yang cukup panjang tidak terlalu panjang namun tidak terlalu pendek. Terlepas dari ciri khas sebuah novel, novel tidak lahir hanya di era modern ini. Kemudian seiring perkembangan zaman, novel mengalami perubahan baik dari segi bahasa (termasuk majas di dalamnya), alur cerita, maupun latar cerita. Semua berkembang seiring berkembangnya zaman akan teknologi dan budaya. Perkembangan yang membawa perubahan tersebut, menjadikan novel memiliki karakteristik masing-masing. Menurut Burhan Nurgiantoro (1995:5), novel merupakan sebuah karya fiksi yang menawarkan sebuah dunia, dunia yang berisi modelmodel kehidupan yang diidealkan, dunia imajiner, yang dibangun melalui berbagai unsur intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, (dan penokohan), latar, sudut pandang, dal lain-lain yang bersifat imajiner. Seperti dikemukakan di atas, ada perbedaan antara kebenaran dalam dunia fiksi dengan kebenaran di dunia nyata. Kebenaran dalam dunia fiksi adalah kebenaran yang sesuai dengan keyakinan pengarang, kebenaran yang telah diyakini “keabsahannya” sesuai dengan pandangannya terhadap masalah hidup dan kehidupan. Dari segi panjang cerita, novel jauh lebih panjang daripada karya fiksi yang lainnya. Novel dapat mengemukakan sesuatu secara bebas, menyajikan sesuatu secara lebih banyak, lebih rinci, lebih detil, dan lebih banyak melibatkan berbagai permasalahan yang lebih kompleks..

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. Kelebihan novel yang khas adalah kemampuannya menyampaikan permasalahan yang kompleks secara penuh, megkreasikan sebuah dunia yang “jadi”. Dari pengertian novel diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa novel ialah karang prosa fiksi yang dilihat dari segi panjang cerita jauh lebih panjang dari karangan fiksi lainnya yang di dalamnya berisi cerita berdasarkan keyakinan pengarang dengan didukung oleh unsur-unsur pembangun novel seperti, plot, tema, penokohan, dan latar. 2.2.2. Semantik Kata semantik dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani. sema (kata benda yang berarti “tanda” atau “lambang” yang dimaksud dengan tanda atau lambang yaitu sebagai padanan kata sema itu adalah tanda ingu5stik. Ferdinand de Saussure berpendapat bahwa padanan kata sema itu adalah tanda atau lambang di sini sebagai padanan kata sema itu adalah tanda linguistik seperti yang dikemukakan oleh Ferdinand de Saussure (1966), yaitu yang terjadi dari (1) komponen yang mengartikan, yang berwujud betuk-bentuk bunyi bahasa dan (2) komponen yang diartikan atau makna dari komponen yang pertama itu. Sedangkan semantik menurut M. Breal (melalui Parera, 2004), semantik merupakan cabang studi linguistik general. Oleh karena itu, semantik di sini adalah satu studi dan analisis tentang makna-makna linguistik. Menurut Abdul Chaer (2013:4), semantik dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna atau tentang arti, yaitu salah satu dari tiga tataran.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. analisis bahasa: fonologi, gramatika, dan semantik. Dari pendapat beberapa ahli mengenai semantik di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa semantik ialah cabang ilmu lingustik yang mempelajari tentang makna dan arti. Ada banyak teori yang telah dikembangkan oleh para pakar filsafat dan linguistik sekitar konsep makna dalam dalam studi semantik. Adapun teori-yeori tentang makna yaitu (1) Teori Referensial, (2) Teori Kontekstual, (3) Teori Mentalisme, dan (4) Teori Formalisme. Teori Referensial atau Korespondensi merujuk kepada segi tiga makna seperti yang dikemukakan oleh Ogden dan Richard. Makna, demikian Ogden dan Richard, adalah hubungan antara reference dan referent yang dinyatakan lewat simbol bunyi bahasa baik berupa kata maupun frase atau kalimat simbol bahasa dan rujukan atau referent tidak mempunyai hubungan langsung. Teori ini menekankan hubungan langsung antara reference dengan referent yang ada di alam nyata. Pada Teori Kontekstual J. R. Firth mewariskan pikiran tentang konteks situasi dalam analisis makna. Makna sebuah kata terikat pada lingkungan kultural dan ekologis pemakai bahasa tertentu itu. Teori Kontekstual mengisyaratkan pula bahwa sebuah kata atau simbol ujaran tidak mempunyai makna jika ia terlepas dari konteks. Walaupun demikian, ada pakar semantik yang berpendapat bahwa setiap kata mempeunyai makna dasar atau primer yang terlepas dari kontekssutuasi. Pada Teori Mentalisme yang dikemukakan oleh F. De Saussure yang pertama menganjurkan studi bahasa secara.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. sinkronis dan membedakan analisis bahasa atas la parole, la langue, dan le lengage, secara tidak nyata telah memelopori teori makna yang bersifat mentalistik. Ia menghubungkan bentuk bahasa lahirian (la parole) dengan „konsep‟ atau citra mental penuturnya (la langue). Teori makna mempersoalkan bagaimana hubungan antara ujaran dengan makna. Ujaran itu berupa simbol yang secara linguistik dibedakan atas morfem terikat, proses morfemis, kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana. Munculah teori referensial, teori mentalisme, teori kontekstual, dan teori pemakaian. Teknis analisis makna merupakan salah satu usaha untuk mengelompokkan, membedakan, dan menghubungkan masingmasing hakikat makna.. 2.2.3 Majas Bahasa merupakan suatu alat yang sangat penting dalam kehidupan bersosial. Ketika seorang menggunakan bahasa untuk berkomunikasi atau menyampaikan sebuah ide. Seseorang memiliki cara masing-masing dalam menyampaikan sebuah pemikiran kepada orang lain. Cara yang sangat dominan adalah melalui bahasa. Melalui bahasa, seseorang akan lebih mudah dalam menyampaikan pemikiran yang ia miliki. Majas menjadi salah satu bagian dalam bahasa yang digunakan sebagai alat untuk menyampaikan pemikiran seseorang. Majas atau bahasa kias (figure of speech) ialah pilihan kata tertentu sesuai dengan maksud penulis atau pembicara dalam rangka memperoleh aspek keindahan. Melalui majas seseorang ingin menyampiakan pemikirannya secara.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. lembut, santun, meskipun sebenarnya bermakna kasar, sindiran, makian, dan lainlain. Berdasarkan pengertian majas menurut beberapa ahli di atas, maka penulis dapat menyimpukan bahwa majas ialah bahasa kias yang digunakan oleh penyair untuk menyampaikan ceritanya agar tampak lebih indah, menarik dan penuh dengan makna. Menurut Tarigan (1985) dalam bukunya yang berjudul Pengajaran Semantik, gaya bahasa dikelompokkan menjadi empat kelompok besar yaitu: (1) Majas Perbandingan, (2) Majas Pertentangan, (3) Majas Pertautan, dan (4) Majas Perulangan. Adapun penjelasan majas perbandingan beserta gaya bahasanya adalah sebagai berikut: Majas perbandingan adalah majas yang dilihat dari segi makna dan dapat ditafsirkan sesuai dengan makna kata-kata yang membentuknya. Majas ini memperbandingkan sesuatu dengan yang lain. Adapun jenis-jenis majas perbandingan yaitu: 2.2.3.1 Perumpamaan atau simile Simile adalah sejenis majas yang membandingkan antara dua hal yang pada dasarnya berlainan atau sengaja dianggap sama antara satu dengan lainnya yang dinyatakan dengan kata-kata depan dan penghubung seperti: seperti, sebagai, bagaikan, umpama, laksana,ibarat, bak, penaka, serupa, layaknya dan lain-lain. Contohnya: 1). Pikirannya kusut bagai benang dilanda ayam. 2). Seperti langit dan bumi.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. 3). Ibarat mengejar bayangan di siang hari. 2.2.3.2 Metafora Metafora. adalah. gaya. bahasa. pengungkapan. berupa. perbandingan yang implisit denga menghilangkan kata seperti, layaknya, bagaikan, antara dua hal yang berbeda. Contohnya:. 2.2.3.3. 1). Aku adalah angin yang kembara. 2). Dia dalah anak emas pamanku. 3). Cinta adalah bahaya yanglekas jadi pudar. Personifikasi Personifikasi adalah jenis majas yang melekatkan sifat insan barang yang tidak bernyawa dari ide yang abstrak. Majas ini dapat pula diartikan sebagai penggambaran benda-benda yang tak bernyawa seolah-olah memiliki sifat seperti manusia. Contohnya: 1). Mentari mengintip wajahku lewat jendela;. 2). Hujan memandikan tanaman di siang hari;. 3). Angin membelai rambut indahmu;. 4). Hatinya berkata bahwa cintanya bukan untukmu..

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. 2.2.3.4. Alegori Alegori adalah suatu cara yang menyatakan sesutu dengan sesutu yang lain, melalui kiasan atau penggambaran. Alegori merupakan metafora yang diperluas dan berkesinambungan, tempat atau wadah obyek atau gagasan yang diperlambangkan. Contohnya: 1). Iman adalah kemudi dalam mengarungi zaman. 2). Kebahagiaan itu diumpamakan sayur yang jika kita. menambahkan bumbu dengan lengkap dan sesuai takaran, maka sayur akan terasa enak dimakan seperti halnya kebahagiaan, ia dapat disebut kebahagiaan apabila kita mampu. menaburinya. dengan. bumbu. cinta,. ketulusan,. kesabaran, dan keikhlasan yang bersumber dari hati. 3) Hidup kita diumpamakan dengan biduk atau bahtera yang terkatung-katung di tengah lautan. 2.2.3.5 Antitesis Antitesis adalah gaya bahasa yang mengadakan komparasi atau perbandingan antara dua antonim (yaitu salah satu yang mengandung ciri-ciri semantik yang bertentangan) Contohnya: 1) Dia bergembira ria atas kegagalan dalam ujian itu. 2) Aneh, gadis secantik si Ani diperistri pemuda sejelek si Ari..

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. 2.2.3.6 Depersonifikasi Depersonifikasi adalah gaya bahasa yang membedakan manusia atau insan. Contohnya: 1) Kalau dikau menjadi samodra, maka daku menjadi bahtera. Kalau dikau samodra, daku bahtera. 2) Andai kamu menjadi langit, maka dia menjadi tanah. Andai kamu langit, dia tanah. Dalam contoh di atas terlihat pembendaan insan itu: a). b). dikau. samodra. daku. bahtera. kamu. langit. dia. tanah. 2.2.3.7 Pleonasme dan Tautologi Pleonasme adalah pemakaian kata yang mubazir (berlebihan), yang sebenarnya tidak perlu. Suat acuan disebut pleonasme bila kata yang berlebihan itu dihilangkan, artinya tetap utuh. Contohnya: 1) Saya telah mencatat kejadian itu dengan tangan saya sendiri. 2) Dia telah menebus sawah itu dengan uang tabungannya sendiri..

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. Suatu acauan kita sebut tautologi kalau kata yang berlebihan itu pada dasarnya mengandung perulangan dari (sebuah) kata yang lain. Contohnya: 1). Kami tiba di rumah jam 4.00 subuh.. 2) Orang yang meninggal itu menutup mata buat selamalamanya. 2.2.3.8 Perifrasis Perifrasis adalah sejenis gaya bahasa yang agak mirip dengan pleonasme. Keduanya mempergunakan kata-kata lebih banyak daripada yang dibutuhkan. Walaupun begitu terdapat perbedaan yang penting antara keduanya. Pada gaya bahasa perifrasis, kata-kata yang berlebihan itu pada prinsipnya dapat diganti dengan sebuah kata saja. Keraf (melalui Tarigan, 1985:31) Contohnya: 1) Anak saya telah menyelesaikan kuliahnya di Jurusan Bahasa Indonesia FPBS-IKIP bandung. (= lulus atau berhasil). 2) Ayahanda telah tidur dengan tenang dan beristirahat dengan damai buat selama-lamanya. (= meniggal atau berpulang).

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. 2.2.3.9 Antisipasi atau Prolepsis Antisipasi atau prlepsis adalah gaya bahasa yang mendahului atau penetapan yang mendahului tentang sesuatu yang masih akan dikerjakan atau akan terjadi. Misalnya: mengadakan peminjaman uang berdasarkan perhitungan uang pajak yang masih akan dipungut Shadily (melalui Tarigan, 1985:33) Contohnya: 1) Kami sangat gembira, minggu depan kami memperoleh hadiah dari Bapak Bupati. 2) Mobil yang malang itu ditabrak oleh truk pasir dan jatuh ke jurang 2.2.3.10 Koreksi atau epanortosis Koreksio atau epanortosis adalah gaya bahasa yang berwujud mula-mula. ingin. menegaskan. sesuatu,. tetapi. kemudian. memeriksa dan memperbaiki mana-mana yang salah Contohnya: 1) Dia benar-benar mencintai neng Tetty, eh bukan, Neng Terry. 2) Saya telah membayar iuran sebanyak tujuh juta, tidak, tidak, tujuh ribu rupiah..

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. 2.3. Kerangka Berpikir Pada bagian ini akan dipaparkan oleh peneliti kerangka berpikir yang. digunakan dalam penelitian yang berjudul Gaya Bahasa dalam Majas Perbandingan pada novel “Anak Bajang Menggring Angin” karya Sindhunata: Kajian Semantik. Gaya bahasa merupakan cara seseorang untuk mengungkapkan pikiran dengan menggunakan bahasa-bahasa yang bersifat putis. Dalam hal ini penggunaan gaya bahasa juga dapat menambahkan kosakata bagi para siswa terutama dalam sebuah karya sastra baik itu puisi maupun prosa. Pada kenyataannya masih kurangnya pemahaman terhadap penggunaan gaya bahasa yang digunakan dalam karya astra. Salah satu faktor yang membuat kurangnya pemahaman terhadap gaya bahasa yakni pembaca tidak mampu membedakan gaya bahasa dan majas. Penggunaan majas terutama majas perbandingan dalam novel Anak Bajang Menggiring Angin karya Shindunata ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis gaya bahasa, ciri penanda dan makna dari setiap gaya bahasa dalam majas perbandingan. Dengan data berupa frasa dan kalimat yang dicurigai sebagai gaya bahasa perbandingan dengan sumber data yaitu novel Anak Bajang Menggiring Angin karya Shindunata. Kendala peneliti cukup sulit menentukan gaya bahasa dalam majas perbandingan dari sekian ribu kata yang terdapat pada novel tersebut, namun dengan berbekal teori-teori dan wawasan peneliti, maka peneliti menemukan beberapa frasa dan kalimat yang dicurigai sebagai majas perbandingan..

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. Data yang ditemukan dalam novel Anak Bajang Menggiring Angin ini, akan dideskripsikan makna dan maksudnya. Setiap data akan ditafsirkan maknanya dan maksudnya ke dalam bahasa yang mudah dipahami. Karena bahasa yang digunakan dalam novel Anak Bajang Menggiring Angin ini menggunakan gaya bahasa yang berbentuk bahasa kias. Artinya setiap data akan ditafsirkan dengan bahasa yang sederhana oleh peneliti denganberbekalkan beberapa teori dan contoh. Harapannya dengan mendeskripsikan gaya bahasa dalam novel ini dapat memberikan pemahaman bagi pembaca sastra mengenai makna dan maksud penggunaan gaya bahasa yang digunakan oleh Shindunata. Selain itu juga dapat memperkaya kosakata pada setiap karya sastra baik itu puisi, prosa maupun drama bagi mereka yang berkecimpung dalam dunia sastra dan peminat sastra.. Gambar 1.1 Bagan Kerangka Perpikir Gaya Bahasa dalam Majas Perbandingan pada Novel Anak Bajang Menggiring Angin karya Sindhunata: Kajian Semantik. Teori Semantik. Majas Perbandingan. Gaya Bahasa.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab III ini peneliti akan membahas tentang metodologi penelitian yang mencangkup tentang (1) jenis penelitian, (2) sumber data penelitian, (3) metode dan teknik pengumpulan data, (4) Instrumen penelitian, (5) metode dan teknik analisis data, dan (6) trianggulasi data. Uraian secara lengkap bagian bab metodologi penelitian akan dipaparkan sebagai berikut. 3.1. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dibuat peneliti pada bab I di atas,. peneliti menetapkan bahwa penelitian ini termasuk kedalam jenis penelitian deskriptif kualitatif. Berdasarkan topik yang dipilih penulis yaitu berupa majas perbandingan dalam karya sastra fiksi, dalam pengumpulan maupun analisisnya, peneliti banyak menggunakan frasa dan juga menggunakan deksripsi atau narasi. Jadi, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif karena analisis data berupa paparan deskritif tentang gaya bahasa dalam majas perbandingan pada novel “Anak Bajang Menggring Angin” karya Sindhunata: Kajian Semantik.. 3.2. Data dan Sumber Data Data pada penelitian ini adalah kalimat yang mengandung majas. perbandingan yang terdapat pada “Novel Anak Bajang Menggiring Angin” karya Sindhuata.. 23.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. Arikunto (2010:85) mengatakan bahwa sumber data adalah benda, hal atau orang tempat penelitian mengamati, membaca, atau bertanyatentang data. Berdasarkan pengertian sumber data di atas, sumber data penelitian ini berasal dari “Novel Anak Bajang Menggiring Angin” karya Sindhunata. Secara garis besar, penelitian ini menggunakan sumber berasal dari “Novel Anak Bajang Menggiring Angin” karya Sindhunata, dengan datanya berupa cuplikan kalimat yang mengandung majas perbandingan pada “Novel Anak Bajang Menggiring Angin” karya Sindhunata.. 3.3. Metode dan Teknik Pengumpulan Data. Penelitian ini, berjudul Gaya Bahasa dalam Majas Perbandingan pada. novel “Anak Bajang Menggring Angin” karya Sindhunata: Kajian Semantik mengharuskan peneliti untuk membaca dan menulis ulang/mencatat tulisan yang mengandung majas perbandingan dalam setiap kalimat yang terdapat pada paragraf.. Oleh karena itu, peneliti menggunakan metode simak dalam. pengumpulan data. Hal ini dikarenakan dijelaskan Sudaryanto (2015: 203) bahwa munculnya metode simak/penyimakan karena memang dalam pengambilan data, peneliti melakukan penyimakan; dilakukan dengan menyimak, yaitu menyimak penggunaan bahasa. Metode simak, menurut Sudaryanto (2015: 203) metode simak memiliki teknik-teknik yang dapat digunakan dalam penerapannya, peneliti dalam metode simak menggunakan teknik catat. Peneliti mencatat kalimat yang mengandung majas perbandingan pada kalimat yang terkandung dalam setiap paragraf..

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. Pencatatan data menurut Sudaryanto (2015: 6) terdapat tiga transkripsi yaitu transkripsi fonetis, transkripsi fonemis, dan transkripsi ortografis. Masalah kefoneman dengan transkripsi fonetis, masalah kemorfeman dengan transkripsi fonemis, dan masalah kefrasaan, keklausaan, kekalimatan, dan kewacanaan, dan yang lain sejenisnya dengan transkripsi ortografis. Maka data dari penelitian ini berupa novel berjudul “Anak Bajang Menggiring Angin” karya Sindhunata. dan dalam pencatatannya menggunakan transkripsi ortografis (berupa tulisan). Pada penelitian ini, pebeiti menggunakan teknik baca dan catat. Menurut Prastowo. (2007: 87) teknik pengumpulan data lainnya yang dignakan untuk. memprtinggi derajat kepercayaan data antara lain adalah teknik triangulasi, catatan lapangan, focus group, penelitian historis dan sejarah hidup, analisis sejarah, dan lain sebagainya.. Jadi, peneliti dalam pengumpulan data. menggunakan metode simak dengan teknik catat (setelah semua dokumen/data yang dibutuhkan terkumpul peneliti menggunakan metode simak dengan teknik catat dalam mencari kalimat yang mengandung majas perbandingan pada novel “Anak Bajang Menggiring Angin” karya Sindhunata.. 3.4. Instrumen Penelitian Menurut Arikunto (2010: 203,) instrumen penelitian adala alat atau. fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih. mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,. lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Moleong (2011:168) menyebutkan bahwa kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif merupakan.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. perencana, pelaksana pengumpul data, analisis data, penafsir data, dan pada akhirnya menjadi pelapor hasil penelitiannya. Oleh karena itu, instrumen penelitian yang berjudul Gaya Bahasa dalam Majas Perbandingan pada novel “Anak Bajang Menggring Angin” karya Sindhunata: Kajian Semantik. adalah peneliti sendiri yang berbekal imu. pengetahuan mengenai bidang kajian penelitian ini. Dalam hal ini, peneliti memiliki peranan penting dalam penelitian ini. Peneliti sendiri melakukan telaah, atau melakukan eksplorasi terhadappebelitian terkait majas perbandingan ini yang mengguakan novel Anak Bajang Menggiring Angin karya Sindhunata. Untuk dapat melakukan perencanaan sampai pelaporan data, peneliti harus memiliki bekal pengetahuan mengenai semantik, majas, dan makna.. 3.5. Metode dan Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian sangat dibutuhkan, karena pada tahap ini. data yang sudah ditetapkan atau dikumpulkan kemudian dianalisis. Moleong (1989: 112) mengatakan bahwa analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Hal ini sejalan dengan Bogdan & Biklen (melalui Syamsuddin, 2007: 110) yang mengatakan bahwa analisis data adalah proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkrip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahan-bahan tersebut agar dapat dipresentasikan semuanya.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. kepada orang lain. Analisis data melibatkan pengerjaan organisasi data, pemilahan menjadi satuan-satuan tertentu, sintesis data, pelacakan pola, penemuan hal-hal yang penting dan dipelajari, dan penentuan apa yang harus dikemukakan kepada orang lain. Berdasarkan penjelasan di atas peneliti dalam analisis data penelitian ini, menggunakan metode agih karena bahasa yang diteliti memiliki hubungan dengan hal-hal di dalam bahasa yang bersangkutan. Tenik analisis data penelitian ini adalah teknik analisis dekriptif. Analisis deskriptif adalah analisis dengan merinci dan menjelaskan secara panjang lebar keterkaitan data penelitian dalam bentuk kalimat. Data tersebut biasanya tercantum dalam bentuk tabel dan analisis didasarkan pada tabel tersebut (Nurastuti, 2007: 130). Secara garis besar, berikut langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam menganalisis data dalam penelitian ini. (1) Peneliti membaca novel “Anak Bajang Menggiring Angin” karya Sindhunata. (2) Peneliti. mengumpulkan. kalimat. yang. mengandung. majas. perbandingan pada novel “Anak Bajang Menggiring Angin” karya Sindhunata. (3) Peneliti mengklasifikasikan majas perbandingan dan. menafsirkan. makna setiap majas perbandingan dengan cara memposisikan peneliti sebagai mitra wicara dari data yang mengandung majas perbandingan dan didasarkan pula konteks dari tuturan yang mengandung majas perbandingan..

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. (4) Peneliti memasukan hasil klasifikasi data ke dalam tabel yang berisi jenis majas perbandingan, dan makna majas. (5) Peneliti menyerahkan hasil data kepada triangulator untuk dicek keabsahannya. (6) Peneliti mendeskripsikan data yang sudah dicek triangulator pada bab pembahasan. (7) Peneliti melakukan penyimpulan terhadap hasil penelitian berdasarkan temuan peneliti dan teori semantik khususnya majas perbandingan. Klasifikasi NO. Kode Jenis Gaya Bahasa dalam Majas Perbandingan. 1.. Gaya Bahasa Simile atau Perumpamaan. S. 2.. Gaya Bahasa Metafora. M. 3.. Gaya Bahasa Personifikasi. P. 4.. Gaya Bahasa Depersonifikasi. De. 5.. Gaya Bahasa Alegori. Al. 6.. Gaya Bahasa Antitesis. An. 7.. Gaya Bahasa Pleonasme. Pl. 8.. Gaya Bahasa Perifrasis. Pe. 9.. Gaya Bahasa Antisipasi. Anti. 10.. Gaya Bahasa Koreksio. K.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. 3.6. Triangulasi Data Teknik triangulasi memanfaatkan sumber, metode, penyidik, dan teori. sebagai teknik pemeriksaan data. Sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif Patton (melalui Moleong, 1989: 195). Hal itu dapat dicapai dengan jalan: (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara; (2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatannya secara pribadi; (3) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatannya sepanjang waktu; (4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan; (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Triangulasi dengan metode, menurut Patton (melalui Moleong, 1989: 195) terdapat dua strategi, yaitu: (1) pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa. teknik pengumpulan data dan (2) pengecekan derajat. kepercayaan beberapa sumber data penyidik. dengan metode yang sama.. Triangulasi. dengan jalan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk. keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Pemanfaatan pengamat lainnya membantu mengurangi kemencengan dalam pengumpulan data. Triangulasi dengan teori, menurut Lincoln dan Guba (melalui Moleong, 1989: 196), berdasarkan anggapan bawa fakta tertentu tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori..

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. Berdasarkan hal di atas dapat diketahui bahwa triangulasi sangat penting ketika peneliti telah selesai dalam menganalisis datanya. Triangulasi dilakukan agar data yang dianalisis benar-benar valid dan hasilnya pun dapat dipercayadan dipertanggung jawabkan. Melihat topik peneliti, peneliti berencana akan menggunakan triangulasi dengan teknik penyidik yaitu memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Pihak lain yang akan melakuka pengecekan dalam triangulasi ialah Bapak Dr. Y. Karmin, M.Pd..

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini, terdapat tiga bagian penting yang meliputi deskripsi data, analisis data dan pembahasan. 4.1. Deskripsi Data Majas atau mahasa figuratif adalah ungkapan dalam bentuk bahasa kias. yang mempunyai banyak makna dan maksud yang disampaikan sehingga sebuah karya sastra menjadi lebih hidup dan menarik. Majas dipandang lebih efektif untuk menyatakan apa yang dimaksud penyair, karena: (1) mampu menghasikan kesenangan imajinatif; (2) sebagai cara untuk mengasilkan imaji tambahan dalam puisi, sehingga yang abstrak jadi konkret dan menjadikan puisi atau karya sastra lainnya lebih nikmat dibaca; (3) bahasa figuratif adalah cara menambah intensitas perasaan penyair untuk puisinya dan menyampaikan sikap penyair; (4) bahasa figuratif adalah cara untuk mengkonsentrasikan makna yang hendak disampaikan dan cara menyampaikan sesuatu yang banyak dan luas dengan bahasa yang singkat Perrine (melalui Waluyo, 1991:83). Data yang dihimpun dalam penelitian ini berupa frasa atau kalimat yang dianggap sebagai majas perbandingan dalam novel Anak Bajang Menggiring Angin karya Shindunata. Tarigan (1985:6), membagi majas menjadi empat kelompok, yaitu majas perbandingan, majas pertentangan, majas pertautan, dan majas perulangan. Dalam penelitian ini peneliti membahas majas perbandingan sebagai objek kajian maka dari itu peneliti menggunakan memilih pendapat 31.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. Tarigan sebagai teori yang digunakan dalam penelitian ini. Majas perbandingan adalah majasa bahasa Indonesia yang memperbandingkan sesuatu dengan yang lain. Berdasarkan teori terdapat sepuluh jenis gaya bahasa pada majas perbandingan. Dari hasil penelitian terhadap novel ini, peneliti menemukan 4 gaya bahasa pada majas perbandingan yang kemudian digunakan oleh peneliti untuk membantu menemukan dan mendeskripsikan majas perbandingan dalam novel tersebut. Gaya bahasa pada majas perbandingan dibagi menjadi sepuluh gaya bahasa yakni gaya bahasa simile atau perumpamaan, gaya bahasa metafora, gaya bahasa personifikasi, gaya bahasa depersonifikasi, gaya bahasa allegori, gaya bahasa antitesis, gaya bahasa pleonasme atau tautologi, gaya bahasa perifrasis, gaya bahasa antisipasi atau prolepsis, dan gaya bahasa koreksio atau epanotrosis. Sedangkan empat gaya bahasa yang ditemukan peneliti yaitu gaya bahasa, simie, metafora, persinifikasi, dan antitesis. Mengingat data yang ditemukan cukup banyak, maka dalam sajian ini masing-masing gaya bahasa dari majas perbandingan akan ditampilkan beberapa contoh tergantung pemakaian gaya bahasa dalam novel ini. Namun, ada beberapa data yang akan ditampilkan satu contoh saja dikarenakan minimnya penggunaan gaya bahasa tersebut. Selain itu ada beberapa gaya bahasa yang tidak ditemukan dalam novel ini, sehingga peneliti tidak menampilkan datanya dan hanya menampilkan yang ditemukan saja..

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. 4.2. Hasil Analisis Data. 4.2.1. Jenis-jenis Majas Perbandingan Majas perbandingan menurut Tarigan terbagi menjadi gaya bahasa. perumpamaan, gaya bahasa metafora, gaya bahasa personifikasi, gaya bahasa depersonifikasi, gaya bahasa allegori, gaya bahasa antitesis, gaya bahasa pleonasme atau tautologi, gaya bahasa perifrasis, gaya bahasa antisipasi atau prolepsis, dan gaya bahasa koreksio atau epanotrosis. Dalam novel Anak Bajang Menggiring Angin, Sindhunata menggunakan majas perbandingan sebagai salah satu gaya pengarang untuk mengembangkan ceritanya. Dalam uraian ini, peneliti akan mejabarkan analisis data dari majas perbandingan yang telah ditemukan. 4.2.1.1 Gaya Bahasa Simile atau Perumpamaan Gaya bahasa perumpamaan adalah Gaya bahasa perbandingan dua hal pada hakikatnya berlainan dan yang sengaja kita anggap sama. Gaya bahasa yang terkandung dalam data akan dipaparkan sebagai berikut: a. “Mendung bagaikan bidadari menangis di Negeri Lokapala”. (hal. 3) (S.1) b. “Air matanya jatuh bagai batu-batu hitam menutupi kehijauan rerumputan”. (hal.3) (S.1) c. “Wajahnya bersinar seperti surya di fajar pagi”. (hal. 8) (S.1) d. “Tangisannya keras bagaikan guntur yang terdengar sampai ke negerinegeri seberang lautan”. (hal.45) (S.2) e. “Matanya seperti bola api, panas terasa nafsunya”. (hal.103) (S.4 ) Gaya bahasa pada contoh kalimat (a) dengan kode (S.1) mengandung makna membandingkan dua hal. Contoh terebut menjelaskan bahwa cuaca mendung berarti tanda atau keadaan langit yang akan turun.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. hujan bagaikan bidadari menangis. Kata menangis sendiri memiiki arti hujan yang turun dari langit yang mendung. Analisis pada kalimat (b) dengan kode (S.1) mengandung jenis gaya bahasa simile atau perumpamaan. Hal ini sejalan dengan gaya bahasa simile yaitu gaya bahasa yang membandingkan dua hal yang berbeda namun dianggap sama oleh pengarang. Kalimat ini menggambarkan adanya perbandingan dua hal yakni “air mata” dan “batu-batu hitam”. Dari kedua unsur tersebut jelas sangat berbeda namun, dianggap sama oleh pengarang dilihat dari segi “pergerakannya”. Dalam cerita dijelaskan bahwa Dewi Sukesi salah satu tokoh perempuan yang tinggal di Negeri Lokapala sedang menangis, air matanya jatuh bagai batu-batu hitam menutupi kehijauan rerumputan. Kesunyian tanpa bintang. Kesedihan tanpa bulan. Malmnya berhias dengan ratapan awan-awan tebal. Analisis pada kalimat (c) dengan kode (S.1) mengandung jenis gaya bahasa simile atau perumpamaan. Kalimat tersebut menjelaskan perbandingan wajahnya dengan surya di fajar kali ini pengarang menggunakan kata pembanding seperti sebagai penanda gaya bahasa perumpamaan. Sangat jelas bahwa kalimat (c) ada dual hal yang dibandingkan yakni “wajahnya” sebagai tokoh dalam cerita, sedangkan “surya di fajar sebagai matahari pagi. Diceritakan bahwa Dewi Sukesi sedang. bertanya-tanya. Hayungningrat. dengan. Pangruwating. ayahnya Diyu.. mengenai. Dewi. Sukesi. Sastra. Jendra. bertanya-tanya. mengenainya dan akan menyerahkan hidupnya bagi orang yang dapat.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. mengartikan Sastra Jendra itu dengan wajah berbinar-binar. Pengarang hendak menggambarkan sosok Dewi Sukesi yang dengan kepasrahannya dan keinginnya mengetahui makna Sastra Jendra itu dengan menceritakan melalui wajahnya yang bersinar ketika mengatakan kalimat kepasrahannya itu. Pada kalimat (d) dengan kode (S.2) digolongkan ke dalam gaya bahasa simile atau perumpamaan kalimat tersebut jelas membandingkan dua hal yakni tangisan dan guntur. Tangisan keras merupakan ungkapan batin atau perasaan marah dan murka, sedangkan guntur merupakan suara gemuruh di langit saat terjadi hujan deras perbandingan keduanya secara implisit berbeda, namun secara sengaja dianggap sama oleh pengarang. Pada kalimat (e) dengan kode (S.4) digolongkan ke dalam gaya bahasa simile atau perumpamaan. Kalimat tersebut membandingkan dual hal yaitu mata dengan bola api. Mata diartikan sebagai indra penglihatan yang penuh ekpresi sedangkan bla api diartikan sebagai simbol kemarahan atau kemurkaan. Analisis gaya bahasa simile pada lima contoh kalimat di atas secara jelas membandingkan dua hal yang berbeda namun dianggap sama oleh penulis. Hal ini sejalan dengan pengertian gaya bahasa perumpamaan adalah gaya bahasa yang pda hakikatnya berlaian dan yang sengaja disamakan..

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. 4.2.1.2 Gaya bahasa Metafora Gaya bahasa metafora adalah membuat perbandingan antara dua hal atau benda untuk menciptakan suatu kesan mental yang hidup walaupun tidak dinyatakan secara eksplisit dengan penggunaan kata-kata seperti, ibarat, bak, sebagai, umpama, penaka, laksana, serupa seperti pada majas perumpamaan. Gaya bahasa metafora dapat dikatakan sebagai gaya bahasa yang menggunakan kata-kata bukan arti sebenarnya melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan dalam Novel Anak Bajang Menggiring Angin ditemukan beberapa gaya bahasa metafora antara lain sebagai berikut: a. “Dan keindahannya itu adalah bunga tanjung, yang tiada berbudi, tapi mekar dalam keharumannya karena persekutuannya dengan alam semesta. (hal.12) (M.125) b. “Nyanyian-nyanyian mereka adalah badai yang mengerikan” (hal.13) (M.1) c. “Wisrawa, kau pendeta berhati srigala” (hal .24) (M.1) d. “Anakku kau adalah mata hidupku” (hal.74) (M.2). Pada contoh kalimat (a) denga kode (M.1) mengandung gaya bahasa metafora. Hal ini dapat dibuktikan dengan cara pengarang membandingkan dua hal yang berbeda yakni “keindahannya” yang identik dengan sifat suatu benda dan “bunga tanjung” yang merupakan bunga paku yang hidup di rawa-rawa. Pengarang sengaja menciptakan frasa tersebut sehingga terkesan lebih bermakna. Dalam frasa tersebut pengarang tidak mengguunakan kata pembanding karena memang gaya bahasa ini tidak menggunakan kata pembanding..

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. Analisis kalimat (b) dengan kode (M.1) tergolong kedalam jenis gaya bahasa metafora. Pengarang membandingkan dua hal yakni “nyanyian-nyanyian” yang identik dengan suara yang diucapkan oleh manusia yang mengandung arti dan “badai” yang merupakan fenomena alam yang berwujud angin dengan tekanan tinggi dan mampu merusak segala. yang dikenainya.. Dalam. frasa. tersebut. pengarang tidak. menggunakan kata pembanding karena mema berbedang gaya bahasa ini tidak menggunakan kata pembanding karena memang gaya bahasa ini tidak menggunakan kata pembanding. Data kalimat (c) dengan kode (M.1) mengandung gaya bahasa metafora yang terletak pada frasa “pendeta” yang identik dengan tokoh agama yang berjiwa rohani, penuh kebijaksanaan, kasih, dan religius. Sedangkan “srigala” identik dengan hewan yang buas dan senang memangsa hewan lain. Jadi pengarang ingin menyampaikan pesan bahwa seseorang yang dianggap suci, berbudi dan religius belum tentu memiiki sifat dan hati yang baik. Contoh kalimat (d) kode (M.2) di atas mengandung gaya bahasa metafora karena pada kalimat tersebut membandingkan “anakku” yang bearti orang yang sangat dibanggakan dan selalu didoakan oleh orang tuanya. sedangkan “mata hidup” memiliki makna orang yang megangap sesuatu sangat berharga dan menjadi pandangan hidup bagi orang tuanya..

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. 4.2.1.3 Gaya Bahasa Personifikasi Personifkasi. adalah. semacam. gaya. bahasa. kiasan. yang. menggambarkan benda-benda mati atau barang-barang yang tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat kemanusiaan. Dengan kata lain, personifikasi menerapkan sifat-sifat atau tingkah laku manusia terhadap benda mati. Dalam novel Anak Bajang Menggiring Angin banya ditemukan. frasa. atau. kalimat. yang. menggunakan. gaya. bahasa. personifikasi. Dari sekian banyak gaya bahasa personifikasi yang digunakan pengarang, maka peneliti hanya memaparkan empat contoh gaya bahasa personifikasi dari novel Anak Bajang Menggiring Angin sebagai berikut: a. “Sinar bulan yang mulai pudar menjamah rambut Dewi Lokawati yang telah berubah keputih-putihan”. (hal.5) (P.1) b. “Begitu tiba di atas telaga Sumala, angin ribut itu membelai Retna Anjani”. (hal. 45) (P.2) c. “Sungai-sungai mengalir deras, membawakan lagu kesedihan”. (hal.92) (P.3) d. “Langit berdetak, bintang-bintangnya meneteskan gerimis air matanya”. (hal.101) (M. 4). Kalimat (a) pada dara di atas mengandung gaya bahasa personifikasi hal ini terlihat jelas penginsanan pada benda mati aatau hal yang tidak dapat dilakukan manusia sehingga terlihat sekakan hidup dapat dibuktikan dengan frasa “Sinar bulan yang mulai pudar menjamah rambut Dewi Lokawati”. Perihal “menjamah” merupakan sebuah pekerjaan yang mampu dilakukan oleh manusia. Arti “menjaman” yakni menyentuh atau mengenai rambut..

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. Kalimat (b) dengan kode (P.2) di atas, mengandung gaya bahasa personifikasi dapat dibuktikan melalui kata yang digunakan yakni”angin ribut” dan “membelai”. Angin ribut merupakan fenomena alam dimana angin bertiup sangat kencang dan merusak lingkungan yang dikenainya sedangkan membelai yaitu menyentuh secara berulang-ulang dengan lembut. “Membelai” merupakan pekerjaan yang dakukan oleh manusia jika dilihat dari frasa tersebut, pengarang membandingkan bahwa benda mati seakan melakukan pekerjaan layaknya manusia angin ribut diibaratkan sedang membelai rambut seorang wanita. Hal ini sejalan dengan pengertian gaya bahasa personifikasi yaitu melekatkan sifat kemanusiaan pada barang atau hal yang tidak bernyawa. Kalimat pada contoh (c) denga kode (P.3) di atas, dogolongkan ke jenias gaya bahasa personifikasi karena kata “membawakan” lebih tertuju pada sifat seseorang, namun digunakan pada benda mati yakni “sungaisungai”. Pada frasa tersebut sungai-sungai diibaratkan seperti manusia yang dapat menyanyikan sebuah lagu layaknya manusia. Makna dari frasa ini adalah bencana banjir atau air bah yang melanda daerah sekitar sungai dan menimbulkan banyak korban. Pada kalimat (d) halaman kode (P.4) di atas digolongkan ke dalam gaya bahasa personifikasi terlihat bahwa pengarang menggabarkan behwa benda mati seolah-olah hidup. Dapat dibuktikan melalui pemilihan kata “meneteskan” pada frasa tersebut. Bintang-bintang seolah hidup dan.

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40. melakukan pekerjaan atau kebiasaan yang dilakukan manusia yaitu meneteskan air mata kesedihan atau air mata karena haru.. 4.2.1.4 Gaya Bahasa Antitesis Antitesis ialah gaya bahasa yang mengadakan komparasi perbandingan antara dua antonim. Pada novel Anak Bajang Menggiring Angin hanya ditemukan satu gaya bahasa antitesis saja. Frasa yang mengandung gaya bahasa antitesis ini diperoleh berdasarkan hasil analisis oleh peneliti terhadap novel tersebut. Berikut contoh frasa gaya bahasa perbandingan yang peneliti temukan: “Oh, manusia yang pemberani, keberaniannmu itulah tombak yang akan mengburkanmu sendiri.” Pada kalimat di atas pengarang membandingkan kata “pemberani” dengan “tombak” yang memiliki makna berbeda. Pemberani merupakan sifat dari seseorang yang dala dirinya mempunyai kemantapan hati dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dan sebagainya. Sedangkan tombak diartikan sebagai alat atau senjata untuk perang atau berburu yang sangat tajam. Pada konteks ini, makna dari gaya bahasa ini adalah keberanian yang mengantarkan diri seseorang pada kematian.. Pada. umumnya. keberania. dikaitkan. dengan. sebuah. keberhasilan, kebaikan, kepahlawanan, sedangkan pada kalimat ini keberanian dibandingkan dengan tombak yang akan membinasakan diri sendiri. Bukan sebuah kemenangan atau sikap kepahlawanan namun kematian dan kesengsaraan..

(60) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41. 4.3 Pembahasan Pemajasan merupakan teknik pengungkapan bahasa, penggayabahasaan, maknanya tidak menunjuk pada makna harafiah kata-kata yang mendukungnya, melainkan pada makna yang ditambahkan, makna yang tersirat. Penggunaan bentuk-bentuk kiasan dalam kesastraa, dengan demikian merupakan salah satu bentuk penyimpangan kebebasan, yaitu penyimpangan makna. Pemakaian bentuk kiasan tersebut disamping untuk membangkitkan suasana dan kesan tertentu, tanggapan indra tertentu, juga dimaksud untuk memperindah penuturan itu sendiri. Pemilihan dan penggunaan bentuk kiasan bisa saja berhubungan dengan selera, kebiasaan, kebutuhan, dan kreatifitas pengarang. Bentuk pemajasan yang banyak digunakan oleh pengarang adalah bentuk pemajasan yang banyak dipergunakan adalah bentuk perbandingan atau persamaan, yaitu mebandingkan sesuatu dengan yang lain melalui ciri-ciri kesamaan antara kedua, misalnya yang berupa ciri fisik, sifat, suasana, tinkah laku dan sebagainya (Wicaksono, 2014:30) Majas perbandingan menurut Tarigan (2013:7), dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain: gaya bahasa simile atau perumpamaan, gaya bahasa metafora, gaya bahasa personifikasi, gaya bahasa pleonasme, gaya bahasa perifrasis, gaya bahasa antisipasi atau prolepsis atau gaya bahasa koreksio atau epanortosis. Gaya. bahasa. perumpamaan. adalah. adalah. sejenis. majas. yang. membandingkan antara dua hal yang pada dasarnya berlainan atau sengaja dianggap sama antara satu dengan lainnya yang dinyatakan dengan kata-kata.

Gambar

Gambar 1.1 Bagan Kerangka Perpikir

Referensi

Dokumen terkait

Setiap permohonan izin kegiatan, surat permohonan dana dan proposal kegiatan dari ormawa di tingkat Fakultas, harus ditandatangani oleh ketua organisasi, ketua panitia,

Perikatan menunjukkan suatu hubungan hukum dalam lapangan harta kekayaan antara dua atu lebih orang atau pihak, dimana hubungan hukum tersebut melahirkan kewajiban kepada salah satu

Hal ini dimaksudkan adalah untuk menghindari terjadi permasalahan hukum di kemudian hari (timbul sengketa). Apabila pembeli telah mengetahui bahwa tanah tersebut

Hubungan antara variabel tipe kepribadian secara langsung terhadap variabel kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan mempunyai nilai original sample (O) pada tabel 4.12.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: luas dan struktur komunitas vegetasi mangrove di Pulau Parang; pemodelan algoritma kandungan nilai klorofil-a untuk

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perlakuan lama penyimpanan herbisida nabati alang-alang berpengaruh sangat nyata terhadap persentase kematian gulma dan lama

yang memeliharaku dan memelihara seluruh alam dengan nikmat-Nya. Dia adalah sesembahanku dan aku tidak memiliki sesembahan yang haq salain-Nya. Segala

Data Suhu, Curah hujan, Kelembaban, Tekanan, Angin