• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor yang Berperan dalam Pendelegasian Kewenangan Bupati kepada Camat di Kabupaten Maluku Tenggara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Faktor-Faktor yang Berperan dalam Pendelegasian Kewenangan Bupati kepada Camat di Kabupaten Maluku Tenggara"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)41490.pdf. TUGAS AKHIR PROGRAM MAGISTER (TAPM). FAKTOR-FAKTOR YANG BERPERAN DALAM PENDELEGASIAN KEWENANGAN BUPATI KEPADA. .. ­ ..... KA. CAMATDIKABUPATEN~UKUTENGGARA. TE R. ~. BU. ~. S. ~. U. N. IV. ER. SI. TA. TAPM Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Magister Sains Dalam IImu Administrasi Bidang Minat Administmsi Publik. Disusun Oleh :. IDRIS TAUFIK RIDWAN NIM: 016757593. PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS TERBUKA JAKARTA 2013 Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(2) 41490.pdf. UNIVERSITAS TERBUKA PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ADl\uNISTRASI PUBLIK. PERNYATAAN. TAPM yang berjudul "Faktor-Faktor Yang Berperan Dalam Pendelegasian Kewenangan Bupati Kepada Camat Di Kabupaten Maluku Tenggara" adalah hasil. KA. karya saya sendiri, dan seluruh sumber yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.. Tual,. September 2013. U. N. IV ER. SI. TA S. TE. R. maka saya bersedia menenma sanksi akademik.. BU. Apabila dikemudian han temyata ditemukan adanya penjiplakan (plagiat),. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. I .s au Ik Ridwa..,. NlM.OI6757593.

(3) 41490.pdf. ABSTRACT Factors that Contribute in Delegating Authority of Regents to Head in South East Maluku District. ldris Taufik Ridwan The Open University idrisfakoubun@yahoo.co.id I idrisfakoubun@gmail.com. : Delegation of authority, district, PATEN, political factors, resource factors, institutional factors, factor conditions the working area.. KA. Keywords. U. N. IV ER. SI TA S. TE R BU. This study aims to identify the factors that playa role in the delegation of authority to the sub-district head regent to handle most affairs of local autonomy in Southeast Maluku regency government. Thus the expected workload and the authority of the head of the region to deal with the affairs of local autonomy and local budget absorption can be more effective and efficient. This research is " descriptive study with a qualitative approach. Informants of this study is the first Assistant Secretary of Southeast Maluku District and the scope of the sub-district of Southeast Maluku regency government, among others Carnat Kei Kecil , Kei Kecil District Head East, Head West Kei Kecil , Kei Besar subdistrict, district head of North East and Great Kei Kei Besar district head South. Data were collected through a survey using interview techniques. The results showed that the factors that play a role in the delegation of authority to the sub-district head regent in Southeast Maluku disti'ict, among others: (I) political factors, Regent commitment and Legislative Council of Southeast Maluku district to be realized through the establishment of local regulations and the political will demonstrated by the response regent positive hy providing task instructions to the Assistant District Secretary I Southeast Maluku to follow up, review and prepare a draft of an academic paper together with a draft decrec on Delegating Authority Regents to subdistrict in Southeast Maluku distrIct, (2) resource factcrs that include human resources, sources financial power and oftice facilities inventory assets, (3) institutional: the institutional stnlcture of the sub-district organization composed of officials among other structural sub­ districts, districts secretaries, heads of public and personnel sub section, sub­ section chief of planning and finance, administration section chief, section chief of community empowerment village, and section chief of order and public peace, as well as functional officials, and (4) the condition of the working area, that is sufficient 2 subdistrict 4 districts while not sufficient condition. It can be concluded that the factors that playa role in the delegation "f authority to the sub-district head regent in Southeast Maluku district, among others. political factors. resource factors, institutional factors and factors of work area conditions.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(4) 41490.pdf. ABSTRAK Faktor-Faktor yang Berperan dalam Pendelegasian Kewenangan Bupati kepada Camat di Kabupaten Maluku Tenggara. Idris Taufik Ridwan Universitas Terbuka idrisfakoubun@yahoo.co.id / idrisfakoubun@gmail.com. KA. Kata Kunci : Pendelegasian kewenangan, kecamatan, PATEN, faktor politik, faktor sumber daya, faktor kelembagaan, faktor kondisi wilayah kerja.. U. N. IV. ER. SI T. AS. TE. R. BU. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berperan dalam pendelegasian kewenangan bupati kepada camat untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah pada Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara. Dengan demikian diharapkan beban tugas dan kewenangan dari kepala daerah untuk menangani urusan otonomi daerah serta penyerapan anggaran daerah dapat lebih efektif dan efisien. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Narasumber penelitian ini adalah Asisten I Sekretaris Daerah Kabupaten Maluku Tenggara dan para Camat lingkup Pemerintah Kabllpaten Maluku Tenggara antara lain Camat Kei Kecil, Carnat Kei Kecil Timur, Camat Kei Kecil Baral. Camat Kei Besar, Camat Kei Besar Utara Timur dan Camat Kei Besar Selatan. Pengambilan data dilakukan melalui survey menggunakan teknik wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berperan dalam pendelegasian kewenangan bupati kepada camat di Kabupaten Maluku Tenggara antara lain: (I) faktor politik, komitmen Bupati dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabllpaten Malllku Tenggara direalisasikan melalui penetapan peraturan daerah dan keinginan politik bupati ditunjukkan melalui respon positif deng"Il mcmberikan instruksi tugas kepada Asisten 1 Sekretaris Daerah Kabupaten rvlaluku Tenggara untuk menindaklanjuti, mengkaji dan menyiapkan naskah akademik beserta draft rancangan Peraturan Supati tentang Pendelegasian Kewenangan Bupati Kepada Carnat di Kabupaten Maluku Tenggara; (2) faktor sumber daya yang meliputi sumber daya manllsia, sumber daya keuangan dan fasilitas aset inventaris kantor; (3) kelembagaan : struktur kelembagaan organisasi kecarnatan terdiri dari pejabat struktural antara lain camat, sekretaris kecamatan, kepala sub bagian urnum dan kepegawaian, kepala sub bagian perencanaan dan keuangan, kepala seksi pernerintahan, kepala seksi pemberdayaan rnasyarakat desa, dan kepala seksi ketertiban dan ketenterarnan umurn, serta pejabat fungsional; dan (4) kondisi wilayah kerja, bahwa 2 kecamatan relatif memadai sedangkan 4 kecamatan kondisinya belum rnernadai. Dapa! disimplilkan bahwa faktor-faktor yang berperan dalam pendelegasian kcwenangan bllpati kepada carnat di Kabupaten Malukll Tenggara antara lain faktor politik, faktor sllmber daya, faktor kelernbagaan dan faktor kondisi wilayah kerja.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka ii.

(5) 41490.pdf. LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHm PROGRAM MAGISTER (TAPM). Judul TAPM. : Faktor-Faktor Yang Berperan Dalam Pendelegasian Kewenangan Bupati Kepada Camat Di Kabupaten. : Idris Taufik Ridwan. NIM. : 016757593. Program Studi. : Magister Administrasi Publik. BU. Nama. TE R. Pembimbing I. SI TA. S. ~~--.... Dr. Muhammad Rusdi, M.Si NIP. 19700301 199903 1 001. KA. Maluku Tenggara. (D,. NIP.. Pembimbing II. """"~ A,;,,,, 196~is~~=3. MSi) I 002. ER. Mengetahui,. N. IV. Ketua Bidang IlmuIProgr Magister Administrasi. U. 1 .Sc. PhD 520213 1985032001. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka 111.

(6) 41490.pdf. UNIVERSITAS TERBUKA PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK. PENGESAHAN Nama. : Idris Taufik Ridwan. NIM. : 016757593. Program Studi. : Magister Administrasi Publik. Judul TAPM. : Faktor-Faktor Yang Berperan Dalam Pendelegasian. KA. Kewenangan Bupati Kepada Camat Di Kabupaten. BU. Maluku Tenggara. TE R. Te1ah dipertahankan di hadapan Komisi Penguji Tugas Akhir Program Magister (TAPM) Program Studi Administrasi Publik Program PascasaIjana Universitas. SI TA. S. Terbuka pada:. Harirranggal. : Sabtu, 21 Desember 2013. Waktu. : Pukul13.45 - 15.45 WIT. Komisi Penguji TAPM. U. N. IV. ER. Dan telah dinyatakan LULUS. Ketua Komisi Penguji Drs. Supartomo, CB, M.Si Penguji Ahli Dr. Roy. V. Salomo, M.Soc. Sc. Pembimbing I Dr. Muhammad Rusdi, M.Si. . . . . df- .. Pembimbing II Dr. Maman Rumanta, M.Si Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka IV.

(7) 41490.pdf. KATA PENGANTAR. Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan TAPM (Tesis) ini, Penulisan TAPM ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister SainslMagister Administrasi Publik Program Pascasarjana Universitas Terbuka, Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari mulai perkuliahan sampai pada penulisan penyusunan TAPM. KA. ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan TAPM ini, Oleh karena itu,. BU. saya mengucapkan terima kasih kepada :. I, Direktur Program Pascasarjana Universitas Terbuka Ibu Dr. Suciati, M.Sc.,. TE R. Ph.D;. 2. Kepala UPBJJ-UT Ambon Bpk Drs. Supartomo, C.B, M.Si dan Koordinator. S. Penyelenggara UPBJJ-UT Ambon Cabang Tual-Maluku Tenggara Ibu Dra. S.. TA. Somnaikubun selaku penyelenggara Program Pascasarjana; 3. Pembimbing I Bpk. Dr. Muhammad Rusdi, M.Si dan Pembimbing II Bpk Dr.. SI. Maman Rumanta, M.Si yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran. ER. untuk mengarahkan saya dalam penyusunan TAPM ini;. IV. 4. Kabid MAP PPs UT Ibu Florentina Ratih Wulandari, S.IP, M.Si selaku. N. penanggung jawab program studi Magister Adrninistrasi Publik;. U. 5. Bpk Dr. Roy. V. Salomo, M.Soc. Sc selaku Penguji Ahli pada Ujian Sidang TAPM ini; 6. Orangtua, istri serta keluarga besar yang telah memberikan bantuan dukungan materil dan moral; 7, Sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan penulisan TAPM ini, Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang teJah membantu. Semoga TAPM ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu, Tual,. Desember 2013 Penulis. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka v.

(8) 41490.pdf. DAFTARISI. Abstrak 1lI. Lembar Pengesahan. IV. Kata Pengantar. V. Daftar lsi. VI. Daftar Tabel. Vlt1. Daftar Gambar. x. KA. Lembar Persetujuan. BU. Daftar Lampiran. BAB I PENDAHULUAN. XI. I. .............................. I. .......................... 7. C. Tujuan Penelitian. ............................. 8. D.. .............................. 9. B.. Perumusan Masalah. TE. Latar Belakang Masalah. TA S. A.. R. .............................. SI. Kegunaan Penelitian. BABIITmJAUANPUSTAKA. IV ER. Kajian Teori. 10. I. Otonomi Daerah. 10. 2. Urusan Pemerintahan. 12. U. N. A.. 10. 3. Pendelegasian Kewenangan. 14. 4. Kelembagaan Daerah. 17. 5. Faktor-Faktor Yang Berperan Dalarn Pendelegasian Kewenangan Bupati Kepada Carnat. 19. ............................. 25. 6. Penelitian Terdahulu B. Kerangka Berpikir. .............................. 30. BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ............................. 34. A.. Desain Penelitian. ........................... 34. B.. Instrumen Penelitian. .............................. 38. C.. Prosedur Pengumpulan Data. .............................. 38. .............................. 39. D. Teknik Analisis Data Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka VI.

(9) 41490.pdf. BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. ............................. 40. ....................... 40. B. Faktor-Faktor Yang Berperan Dalarn ....................... Pendelegasian Kewenangan Bupati Kepada Carnat. 43. Kewenangan Carnat. Politik. .............................. 45. 2.. Surnber Daya. ........................ 49. a.. Surnber Daya Manusia. ............................. 49. b.. Sumber Daya Keuangan. .............................. 57. c.. Fasilitas Aset Inventaris Kantor. ............... 63. .............................. 68. Kelernbagaan. 4.. Kondisi Wilayah Kerja. Sirnpulan. B.. Saran. TA. A.. S. BAB V SIMPULAN DAN SARAN. ER. SI. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN. BU. 3.. U. N. IV. Transkrip Wawancara. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka VII. KA. I.. TE R. A.. .............................. 72. .............................. 93. .............................. 93. ............................. 94. .............................. 92.

(10) 41490.pdf. DAFTAR TABEL. Jumlah Pegawai berdasarkan PangkatiGolongan dan JabatanJEselon pada Kantor Camat Kei Kecil periode April 2012. 49. 4.2. Jumlah Pegawai berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal dan Penjenjangan pada Kantor Camat Kei Kecil periode April 2012. 50. 4.3. Jumlah Pegawai berdasarkan PangkatiGolongan dan JabatanJEselon pada Kantor Camat Kei Timur Kecil periode April 2012. 51. 4.4. Jumlah Pegawai berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal dan Penjenjangan pada Kantor Camat Kei Kecil Timur periode April 2012. 51. 4.5. Jumlah Pegawai berdasarkan PangkatiGolongan dan JabatanJEselon pada Kantor Camat Kei Kecil Barat periode April 2012. 52. 4.6. Jumlah Pegawai berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal dan Penjenjangan pada Kantor Camat Kei Kecil Barat periode April 2012. 4.7. Jumlah Pegawai berdasarkan PangkatiGolongan dan JabatanJEselon pada Kantor Camat Kei Besar periode April 2012. 53. 4.8. Jumlah Pegawai berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal dan Penjenjangan pada Kantor Camat Kei Besar periode April 2012. 53. 49. Jumlah Pegawai berdasarkan PangkatiGolongan dan JabatanJEselon pada Kantor Camat Kei Besar Utara Timur periode April 2012. 54. 4.10. Jumlah Pegawai berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal dan Penjenjangan pada Kantor Camat Besar Utara Timur periode April 2012. 55. 4.11. Jumlah Pegawai berdasarkan PangkatiGolongan dan JabatanfEselon pada Kantor Camat Kei Besar Selatan periode April 2012. 56. 4.12. Jumlah Pegawai berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal dan Penjenjangan pada Kantor Camat Besar Selatan periode April 2012. 56. 4.13. Pagu Anggaran Belanja Langsung (rutin) Kantor Camat Kei Kecil T.A 2012. 57. 52. N. IV. ER. SI. TA S. TE R. BU. KA. 4.1. U. Halaman. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka VIll.

(11) 41490.pdf. Pagu Anggaran Belanja Langsung (rutin) Kantor Camat Kei Kecil Timur T.A 2012. 58. 4.15. Pagu Anggaran Belanja Langsung (rutin) Kantor Camat Kei Kecil Barat T.A 2012. 59. 4.16. Pagu Anggaran Belanja Langsung (rutin) Kantor Camat Kei Besar T.A 2012. 60. 4.17. Pagu Anggaran Belanja Langsung (rutin) Kantor Camat Kei Besar Utara Timur T.A 2012. 61. 4.18. Pagu Anggaran Belanj a Langsung (rutin) Kantor Camat Kei Besar Selatan T.A 2012. 62. 4.19. Inventaris Barang Milik Daerah pada Kantor Camat Kei Kecil per Juni 2012. 63. 4.20. Inventaris Barang Milik Daerah pada Kantor Camat Kei Kecil Timur per Juni 2012. 64. 4.21. Inventaris Barang Milik Daerah pada Kantor Camat Kei Kecil Barat per Juni 2012. 65. 4.22. Inventaris Barang MiIik Daerah pada Kantor Camat Kei Besar per Juni 2012. 66. 4.23. Inventaris Barang Milik Daerah pada Kantor Camat Kei Besar Utara Timur per Juni 2012. 4.24. Inventaris Barang Milik Daerah pada Kantor Camat Kei Besar Selatan per Juni 2012. 68. 4.25. Daftar Nama Desa dan Dusun di Kecamatan Kei Kecil. 74. 4.26. Daftar Nama Desa dan Dusun di Kecamatan Kei Kecil Timur. 77. 4.27. Daftar Nama Desa dan Dusun di Kecamatan Kei Kecil Barat. 80. Daftar Nama Desa dan Dusun di Kecamatan Kei Besar. 83. 4.29. Daftar Nama Desa dan Dusun di Kecamatan Kei Besar Utara Timur. 86. 4.30. Daftar Nama Desa dan Dusun di Kecamatan Kei Besar Selatan. 89. BU. TE R. S. TA. SI. ER. IV. N. U. 4.28. KA. 4.14. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka IX. 67.

(12) 41490.pdf. DAFTAR GAMBAR Halaman. Bagan kerangka pikir. 33. 4.1. Bagan Strulctur Kelembagaan Kecamatan. 69. 4.2. Struktur Ke1embagaan Organisasi Kecamatan Model I. 70. 4.3. Strulctur Ke1embagaan Organisasi Kecamatan Model 2. 70. U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 2.1. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. x.

(13) 41490.pdf. DAFTAR LAMPIRAN. Halaman. 1.. Surat Izin Belajar. 99. 2.. Surat Ijin Penelitian. 100. 3.. Surat Keterangan Penelitian. 4.. Transkrip Wawancara. SeIesai. 101. Melaksanakan. U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 102. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka XI.

(14) U. N IV. ER. SI TA S. TE. R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(15) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(16) U. N. IV ER. SI. TA S. TE. R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(17) U. N IV ER. SI TA S. TE R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(18) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(19) U. N. IV ER. SI T. AS. TE. R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(20) U. N IV. ER. SI TA S. TE. R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(21) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(22) U. N IV ER. SI TA S. TE R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(23) 10. 41490.pdf. BABIT TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori. I. Otonomi Daerah Hoessein (2001, dalam Nurcholis 2005) menjelaskan bahwa :. TE R. BU. KA. Local government dapat mengandung tiga arti yakni (1) pemerintah lokal; (2) pemerintahan lokal yang dilakukan oleh pemerintah lokal; (3) daerah otonom. Local Govenrnment dalam pengertian ketiga yaitu sebagai daerah otonom dapat disimak dalam definisi dari The United Nations ofPublic Administration yaitu subdivisi politik nasional yang diatur oleh hukum dan secara substansial mempunyai kontrol atas urusan-urusan lokal. Dalam pengertian ini local government memiliki otonomi (Iokal) dalam arti self government yaitu mempunyai kewenangan mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri (hal. 18-20).. TA S. Esensi dari otonomi daerah adalah kewenangan yang dimiliki oleh pemerintahan daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri rumah. SI. tangganya. Dalam hal ini pemerintahan daerah diasumsikan memiliki. ER. pengetahuan dan kepahaman mengenai potensi dan kebutuhan daerah.. IV. Pengetahuan terhadap potensi dan kebutuhan daerah akan meningkatkan. U. N. efisiensi, efektivitas dan daya tanggap dalam pelayanan pubJik di masing­ masing daerah, sehingga pelayanan publik yang dihasilkan juga semakin memenuhi permintaan dan kebutuhan daerah. Hoessein (2002, dalam Nurcholis 2005 : 20) berpendapat bahwa "Dalam istilah administrasi publik, masing-masing wewenang tersebut lazim. disebut. melaksanakan. wewenang kebijakan".. membentuk Perangkat. kebijakan pemerintahan. dan. wewenang. daerah. harus. menunjukkan kapasitasnya untuk membuat kebijakan yang efektif dalam setiap proses pembuatan keputusannya, agar dapat mencapai pelayanan Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(24) II 41490.pdf. publik yang efisien. Pemerintah harns menunjukkan perhatiannya pada biaya pembangunan sosial. dibandingkan hal-hal diluar kebutuhan. masyarakat serta menghindari pemborosan anggaran negara dan daerah. Hoessein (2002, dalam Nurcholis 2005) menyatakan bahwa :. BU. KA. Mengatur merupakan perbuatan menciptakan norma hukum yang berlaku umum. Dalam konteks otonomi daerah, norma hukum tertuang dalam Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah yang bersifat pengaturan. Sedangkan mengurus merupakan perbuatan menerapkan norma hukum yang berlaku umum pada situasi konkrit dan individual atau perbuatan material berupa pelayanan dan pembangunan obyek tertentu (hal. 20).. TE R. De Guzman dan Taples (1990, dalam Nurcholis) menyebutkan unsur­ unsur pemerintahan daerah yaitu :. N. IV. ER. SI. TA. S. a. Pemerintahan daerah adalah sub divisi politik dari kedaulatan bangsa atau negara; b. Pemerintahan daerah diatur oleh hukum; c. Pemerintahan daerah mempunyai badan pemerintahan yang dipilih oleh penduduk setempat; d. Pemerintahan daerah menyelenggarakan kegiatan berdasarkan peraturan perundangan; e. Pemerintahan daerah memberikan pelayanan dalam wilayah jurisdiksinya (hal. 20). U. Dapat diketahui bahwa otonomi daerah berhublL."lgan dengan pemerintahan daerah otonom.Pemerintahan daerah otonom adalah pemerintahan daerah. yang badan pemerintahannya dipilih oleh penduduk setempat dan memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus urusannya sendiri berdasarkan peraturan perundangan dan tetap mengakui supremasi dan kedaulatan nasional.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(25) 12 41490.pdf. 2. Urusan Pemerintahan Kebijakan otonomi daerah dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, secara eksplisit memberikan otonomi yang luas kepada pemerintah daerah untuk mengurus dan mengelola berbagai kepentingan dan kesejahteraan masyarakat daerah. Pemerintah Daerah harns mengoptimalkan pembangunan daerah yang kepada. kepentingan. masyarakat.. Pembagian. urusan. KA. berorientasi. BU. pemerintahan lebih detail ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor. TE R. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah. S. KabupatenIKota, bahwa :. U. N. IV. ER. SI. TA. a. Urusan pemerintahan adalah fungsi-fungsi pemerintahan yang menjadi hak dan kewajiban setiap tingkatan danlatau susunan pemerintahan untuk mengatur dan mengurus fungsi-fungsi tersebut yang menjadi kewenangannya dalam rangka melindungi, melayani, memberdayakan, dan menyejahterakan masyarakat; b. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah yang menjadi kewenangan sepenuhnya meliputi politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta agama; c. Sedangkan urusan pemerintahan yang dibagi bersama antartingkatan danlatau susunan pemerintahan adalah semua urusan pemerintahan di luar urusan yang menjadi kewenangan penuh (point b); d. Urusan pemerintahan yang dibagi bersama terdiri atas 31 (tiga puluh satu) bidang urusan pemerintahan meliputi : I) pendidikan; 2) kesehatan; 3) pekerjaan umum; 4) perumahan; 5) penataan ruang; 6) perencanaan pembangunan; 7) perhubungan; 8) lingkungan hidup; 9) pertanahan; 10) kependudukan dan catatan sipil; II) pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(26) 13 41490.pdf. keluarga berencana dan keluarga sejahtera; sosial; ketenagakeIjaan dan ketransmigrasian; koperasi dan usaha kecil dan menengah; penanaman modal; kebudayaan dan pariwisata; kepemudaan dan olab raga; kesatuan bangsa dan politik dalam negeri; otonomi daerah, pemerintaban umum, administrasi keuangan daerab, perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian; 21) pemberdayaan masyarakat dan desa; 22) statistik; 23) kearsipan; 24) perpustakaan; 25) komunikasi dan informatika; 26) pertanian dan ketahanan pangan; 27) kehutanan; 28) energi dan sumber daya mineral; 29) kelautan dan perikanan; 30) perdagangan; dan 3 I) perindustrian; Setiap bidang urusan pemerintahan terdiri dari sub bidang, dan setiap sub bidang terdiri dari sub-sub bidang; Pembagian urusan pemerintaban berdasarkan kriteria ekstemalitas, akuntabilitas, dan efisiensi dengan memperhatikan keserasian hubungan antar tingkatan dan/atau susunan pemerintaban; Pemerintahan daerab provinsi dan pemerintaban daerah kabupaten/kota mengatur dan mengurus urusan pemerintaban yang berdasarkan kriteria pembagian urusan pemerintahan yang terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan; Urusan wajib adalah urusan pemerintaha.., yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar, meliputi: I) pendidikan; 2) kesehatan; 3) lingkungan hidup; 4) pekeJjaan umum; 5) penataan ruang; 6) perencanaan pembangunan; 7) perumaban; 8) kepemudaan dan olahraga; 9) penanaman modal; 10) koperasi dan usaha kecil dan menengah; II) kependudukan dan catatan sipil; 12) ketenagakeJjaan; 13) ketahanan pangan; 14) pemberdayaan perempuan dan perIindungan anak;. U. S. TA. N. h.. SI. g.. ER. f.. IV. e.. TE R. BU. KA. 12) 13) 14) 15) 16) 17) 18) 19) 20). Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(27) 14 41490.pdf. keluarga berencana dan keluarga sejahtera; perhubungan; komunikasi dan informatika; pertanahan; kesatuan bangsa dan politik dalam negeri; otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian; 21) pemberdayaan masyarakat dan desa; 22) sosial; 23) kebudayaan; 24) statistik; 25) kearsipan; dan 26) perpustakaan; i) Urusan pilihan adalah urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan, meliputi: I) kelautan dan perikanan; 2) pertanian; 3) kehutanan; 4) energi dan sumber daya mineral; 5) pariwisata; 6) industri; 7) perdagangan; dan 8) ketransmigrasian; j) Penentuan urusan pilihan ditetapkan oleh pemerintahan daerah (hal. 4 - II). ER. SI TA S. TE. R. BU. KA. 15) 16) 17) 18) 19) 20). N. IV. 3. Pendelegasian Kewenangan (2005). mengungkapkan. bahwa. pada. dasarnya. U. Nurcholis. kewenangan pemerintahan dalam negara kesatuan adaJah milik pemerintah pusat. Dengan kebijakan desentralisasi pemerintah pusat menyerahkan kewenangan pemerintahan kepada daerah. Penyerahan wewenang terdiri atas : a. Materi wewenang, adalah semua urusan pemerintahan yang terdiri alas urusan pemerintahan umum dan urusan pemerintahan lainnya; b. Manusia yang diserahi wewenang, adalah masyarakat yang tinggal di daerah yang bersangkutan sebagai kesatuan masyarakat hukum. Jadi bukan kepada kepala daerah atau kepada DPRD atau keduanya;. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(28) 15 41490.pdf. c. Wilayah yang diserahi wewenang, adalah daerah otonom, bukan wilayah administrasi (hal. 75). Satria (2009 : 1) mengungkapkan bahwa "Delegasi adalah suatu pelimpahan wewenang dan tanggung jawab formal kepada orang lain untuk melaksanakan. kegiatan tertentu".. Sedangkan Jacub. (2010). mengungkapkan bahwa :. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. Ada 4 hal yang harns diperhatikan dalam proses delegasi kek-uasaan sehingga dapat berjalan efektif yakni antara lain 1) dalam pemberian suatu delegasi kekuasaan atau tugas haruslah dibarengi dengan pemberian tanggung jawab; 2) Kekuasaan yang didelegasikan harns pada orang yang tepat baik dari segi kualifikasi maupun segi fisik; 3) Mendelegasikan kekuasaan pada seseorang juga harns dibarengi dengan pemberian motivasi; 4) Pimpinan yang mendelegasikan kekuasaannya harus membimbing dan mengawasi orang yang menerima delegasi tersebut, sehingga dengan demikian pendelegasian kekuasaan mempunyai manfaat ganda diantaranya adalah 1) Pimpinan dapat lebih fokus pada tujuan dan pekerjaan pokoknya; 2) Putusan dapat dibuat dengan lebih cepat dan pada unit yang tepat; 3) Inisiatif dan rasa tanggung jawab bawahan dapat dimotivasi; 4) Mendidik dan mengembangkan bawahan schingga marnpu diberi beban tugas yang lebih besar dan berat lagi nantinya (hal. 3).. IV. Jadi dengan mengadakan delegasi, menunjukkan bahwa kita. N. membutuhkan bantuan orang lain untuk mengemban tanggung jawab,. U. mengajak orang lain untuk ikut serta dalam kerja dengan memberikan kepadanya bagian dari tugas-tugas dan kekuasaan untuk melaksanakan. tugas tersebut. Pertanggungjawaban orang yang diberi delegasi dalarn hubungan dengan pemberi delegasi sejajar dengan pertanggungjawaban kepada atasan. Maka apabila mengadakan delegasi artinya meminta kepada orang lain agar ikut serta memikul tanggungjawab dari tugas-tugas pemberi kewenangan dengan penyertaan legitimasi yuridis, kewajiban dan hak untuk membuat keputusan dibidang yang ada dalarn Iingkup tugas yang diberikan. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(29) 16 41490.pdf. Salmantabir (20 II ) mengungkapkan bahwa :. BU. KA. Sumber kewenangan pemerintah ada pada Peraturan Perundang­ undangan atau disebut juga asas rechtmatigheid van bestuur. Secara teoritik, kewenangan yang bersumber dan peraturan perundang­ undangan diperoleh mela1ui tiga cara, yaitu melalui atribusi, delegasi dan mandat. Delegasi dan mandat pada dasarnya sama saja, yaitu pehmpahan wewenang dan suatu badanlpejabat tata usaha yang satu kepada badanlpejabat tata usaha yang lain dalam lingkungan pemenntahan, contohnya kepala daerah menyerahkan wewenang dalam hal pendidikan untuk diurus oleh Dinas Pendidikan. Perbedaannya terletak pada prosedur pehmpahannya, tanggung jawab dan tanggung gugatnya; serta kemungkinan dipergunakannya kembali wewenang itu (hal. 4).. pelaksana. teknis. berdasarkan. TE R. Dalam konteks ini camat sebagai kepala SKPD Kecamatan adalah peraturan. perundang-undangan. dan. S. kewenangan yang diberikan oleh kepala daerah untuk melayani. TA. masyarakat, sehingga camat memiliki legitimasi dalam bertindak untuk. SI. melaksanakan tugas dan kev...ajibannya.. ER. Baskoro (2012) menjelaskan bahwa :. U. N. IV. a. Arti pentingnya pendelegasian wewenang antara lain bahwa : 1) Pendelegasian wewenang merupakan dinamika organisasi, karena dengan pendelegasian wewenang ini para bawahan mempunyai wewenang, sehingga mereka dapat mengeljakan sebagian pekeljaan delegator (pimpinan); 2) Pendelegasian wewenang merupakan proses yang bertahap dan yang menciptakan pembagian kerja, hubungan keIja, dan adanya kerja sama dalam suatu organisasi/perusahaan; 3) Pendelegasian wewenang dapat memperluas ruang gerak dan dan waktu seorang manajer; 4) Pendelegasian wewenang, manajer tetap bertanggung jawab terhadap tercapainya tujuan perusahaan; 5) Pendelegasian wewenang menjadi ikatan formal dalam suatu orgamsasl. b. Pendelegasian wewenang penting dan mutlak harus dilakukan seorang manajer (pimpinan), karena : 1) Manajemen bam dikatakan ada, jika ada pembagian wewenang dan pembagian keIja; 2) Adanya keterbatasan (fisik, waktu, perhatian, dan pengetahuan) seorang manaJer,. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(30) 17 41490.pdf. 3) Supaya sebagian tugas dan pekerjaan manajer dapat dikeIjakan oleh para bawahannya; 4) Merupakan kunci dinamika organisasi; 5) Menciptakan ikatan, hubungan formal, dan keIjasama antara atasan dengan bawahan; 6) Menciptakan teIjadinya proses manajemen; 7) Memperluas ruang gerak dan waktu seorang manajer; 8) Membuktikan adanya pimpinan dan bawahan dalam suatu organlsaSl; 9) Tanpa pendelegasian tidak akan ada pimpinan dan bawahan (hal. I).. KA. 4. Kelembagaan Daerah. BU. Horton dalam Nurcholis (2005 : 117) menjelaskan bahwa lembaga. TE R. adalah suatu sistem norma yang dipakai untuk mencapai tujuan dan aktivitas yang dirasa penting, atau kumpulan kebiasaan dan tata kelakuan Jadi. S. yang terorganisir yang terpusat dalam kegiatan utama manusia.. TA. lembaga itu berupa norma-norma yang dipakai masyarakat untuk. Sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi maka lembaga. ER. kelakuan.. SI. memenuhi kebutuhannya, dan norma-norma itu berupa kebiasaan dan tata. IV. pemerintahan daerah terdiri alas kepala daerah dan DPRD. Dilihat dari. U. N. administrasi publik, kedua lembaga tersebut merupakan kesatuan yang integral yang memberikan pelayanan publik sesuai dengan bidang. tugasnya dalam rangka mencapai tujuan pemerintah daerah. Kepala daerah adalah pimpinan lembaga yang melaksanakan peraturan perundang­ undangan. Dalam wujud konkritnya, lembaga pelaksana kebijakan daerah adalah organisasi pemerintahan. Dalam Nurcholis (2005 : 121-123) mengungkapkan bahwa lembaga pelaksana kebijakan daerah kabupaten adalah pemerintah kabupaten yang dipimpin oleh bupati. Pemerintah kabupaten bukan Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(31) 18 41490.pdf. bawahan provinsi tapi sesama daerah otonom. Bedanya : (I) wilayahnya lebih kecil daripada wilayah provinsi, (2) wilayahnya dibawah koordinasi suatu. provinsi,. (3). sistem. pemerintahannya. hanya. berasaskan. desentralisasi. Hubungan. antar. susunan. pemerintahan. adalah. hubungan. koordinatif, yakni pemerintah kabupaten yang daerahnya termasuk dalam. KA. suatu provinsi tertentu merupakan daerah otonom dibawah koordinasi. BU. pemerintah provinsi yang bersangkutan. Pemerintah kabupaten dipimpin. R. oleh bupati. Bupati dan aparatnya adalah pelaksana kebijakan daerah. TE. kabupaten. Jadi bupati dan perangkatnya adalah pelaksana peraturan. AS. perundang-undangan dalam lingkup kabupaten (peraturan daerah dan. SI T. keputusan kepala daerah). Dalam Iingkup sempit, bupati dan aparatnya adalah pelaksana kebijakanJperaturan daerah yang dibuat bersama dengan. IV E. R. DPRD kabupaten. Tapi dalam praktiknya, ruang lingkup tugas bupati dan perangkatnya lebih luas, yaitu sebagai pelaksana peraturan daerah dan. U. N. pelaksana semua peraluran perundangan baik yang dibuat oleh DPR dan presiden, presiden, menteri dan gubernur. Bupati sebagai kepala daerah. olonom mempunyai kewajiban sebagi berikut : a. Mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Repubhk Indonesia; b. Memegang teguh Pancasila dan UUD I945; c. Menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan; d. Meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat; e. Memelihara keamanan, ketertiban, dan ketenteraman masyarakat; Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(32) 19 41490.pdf. f. Bersarna dengan DPRD kabupaten membuat peraturan daerah;. g. Memimpin. penyelenggaraan. pemerintahan. daerah. kabupaten. berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersarna DPRD kabupaten. Pemerintah daerah mempunyai perangkat daerah. Perangkat daerah adalah organisasi/lembaga pada pemerintah daerah yang bertanggung jawab kepada. kepala. daerah. dan. membantu. kepala. daerah. dalarn. R. BU. daerah, dinas daerah, dan lembaga teknis daerah.. KA. penyelenggaraan pemerintahan. Perangkat daerah terdiri atas sekretariat. TE. 5. Faktor - Faktor yang Berperan dalam PendeJegasian Kewenangan Bupati. AS. Kepada Carnat. Kecarnatan mempunyal tugas pokok meJaksanakan sebagian. SI T. kewenangan yang dilimpahkan oleh Bupati dibidang pemerintahan, perekonomian,. IV E. R. pembangunan,. kemasyarakatan,. ketentrarnan. dan. ketertiban serta koordinasi dengan instansi dan UPTD (Unit Pelaksana. N. Teknis Dinas) di. U. kewenangan. wiJayah kecarnatan.. delegatif,. artinya. Wewenang Carnat adaJah. kewenangan. yang. berasaJ. dari. pendelegasian kewenangan dari institusi atau pejabat yang lebih tinggi tingkatannya. Wewenang Carnat diatur dalarn Peraturan Daerah yang dijabarkan secara teknis operasional dalarn Peraturan Bupati. Menurut UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah pasaJ 126 ayat (2) yang menyatakan bahwa "Camat menerima peJimpahan sebagian. kewenangan. pemerintahan. dari. BupatilWalikota. untuk. menangani sebagian urusan otonomi daerah". Tanpa adanya pendelegasian Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(33) 20. 41490.pdf. kewenangan dari Bupati/Walikota, Camat tidak dapal menjalankan aktivitasnya secara sah. Pendelegasian sebagian kewenangan dari Bupati kepada Camat didasarkan dengan penimbangan sebagai berikut : a. Aspek legal formal Aspek legal formal yaitu camal menenma pendeJegasian sebagian kewenangan dari walikota dalam rangka me1aksanakan tugasnya adanya disfungsi. dan kewenangan ganda. KA. untuk menghindari. BU. pemerintahan kecamatan dengan instansi lain.. R. b. Aspek efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintah. TE. Dalam rangka penye1enggaraan pemerintahan fase otonomi daerah. AS. yang luas, nyata dan bertanggung jawab memunculkan kewenangan. SI T. yang besar di kota sehingga adanya pelimpahan sebagian kewenangan pemerintah dari bupati kepada camat sebagai upaya efektifitas dan. IV E. R. efisiensi pelaksanaan kewenangan dan urusan. c. Aspek pelayanan publik. U. N. Posisi camat sebagai perangkat pemerintah daerah yang berada di wilayah dan berhadapan langsung dengan masyarakat berfungsi. memberikan pelayanan publik secara prima. Sangatlah tepat apabila sebagian fungsi pemerintahan tersebul dalam rangka memberikan pelayanan publik dilimpahkan kepada Kecamatan. d. Aspek perubahan kedudukan camat Perubahan camat yang dulunya sebagai kepala wilayah yang mempunyai tugas pokok sebagai koordinator berubah menjadi carnat sebagai kepala kecamatan mempunyai tugas pokok melaksanakan Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(34) 21 41490.pdf. pelirnpahan sebagian kewenangan pernerintah dari bupati. Untuk itu, carnat. perlu. rnenenrna. pelirnpahan. sebagian. kewenangan. pernerintahan dari Walikota secara jelas dan diatur dengan peraturan yang berlaku. Pendelegasian kewenangan kepada carnat rnengindikasikan adanya otoritas dan kapasitas carnat untuk rnelakukan identifikasi lokal di wilayah. KA. rnasing-rnasing. Untuk itu perlu strategi dalarn rnengernbangkannya,. BU. rnarnpu rnengatur dan rnengurus kewenangan yang dilirnpahkan, rnarnpu. R. rnendinarnisasi aktivitas dan reaktivitas warga wilayahnya, rnarnpu. TE. rnelaksanakan fungsi pernerintahan dan pernbangunan serta rnelaksanakan. AS. fungsi pelayanan dan pernberdayaan rnasyarakat dengan prinsip tepat. SI T. sasaran dan tepat waktu. Kewenangan bersifat atributif yang dirniliki carnat adalah tugas umum pernerintahan, rnaka berdasarkan pasal 126 ayat. IV E. R. (3) UU No. 32 Tahun 2004, kewenangan yang secara langsung didapatkan oleh carnat hanya sebatas rnengkoordinir beberapa bidang saja, selain yang. U. N. telah disebutkan hams rnelalui pelirnpahan wewenang yang bersifat delegasi dari kepala daerah. Hal ini rnenernpatkan seorang carnat pada posisi yang dilernatis, satu sisi carnat rnernpunyai wilayah dan sisi lain tidak rnernpunyai kewenangan yang luas dalarn rnernirnpin bawahannya, seperti kepala desa dan lurah, dalarn rnelakukan pelayanan kepada rnasyarakat. Pendelegasian wewenang dari kepala daerah kepada carnat dan kecarnatan akan rnernberikan ruang gerak yang cukup luas dalarn rnelaksanakan tugasnya, narnun kebanyakan pendelegasian wewenang ini. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(35) 22 41490.pdf. tidak disertai dengan sarana dan prasarana yang mendukung, sehingga pelaksanaannya belum terlalu maksimal. Salmantabir (2011) mengungkapkan bahwa ada beberapa alasan tidak maksimalnya carnat menjalankan fungsinya, antara Jain:. TE. R. BU. KA. a. Kewenangan tetap berada pada kepala daerah dan didistribusikan kepada SKPD pendukung pemerintahan, dalarn hal ini carnat tidak dapat berbuat banyak kalau teJjadi kekosongan intervensi di wilayahnya karena carnat tidak mendapatkan kewenangan penuh; b. Carnat tidak mempunyai political will di wilayahnya dengan keterbatasan wewenang yang dimilikinya; dan c. Carnat kalaupun ada pelimpahan wewenang yang lebih luas dari kepala daerah, biasanya tidak didukung oleh dana, SDM dan sarana yang memadai dalarn melaksanakan pelayanan pada masyarakat (hal. 5). AS. Pada saat ini, pemerintahan desalkelurahan masih rendah kualitasnya. SI T. dibanding dengan apa yang harus diselenggarakannya, terkecuali untuk daerah sub-urban yang berada di pulau lawa, Bali dan Madura, begitu juga. yang. IV E. R. masyarakatnya belum banyak yang bisa mengurus kebutuhannya apalagi menyangkut. dengan. urusan-urusan. pemerintahan.. Mereka. U. N. memerlukan pelayanan, bimbingan dan arahan. Pertanyaannya, apakah aparatur pemerintah daerah kabupatenlkota dapat secara langsung. menangani persoalan di tingkat desalkelurahan?, lawabannya jelas tidak, karena begitu banyak persoalan yang timbul di tingkat terbawah itu tidak dapat diketahui aparatur kabupatenlkota secara langsung, yang sudah barang tentu akan rnenyulitkan daJarn penyelesaiannya. Disarnping itu, ketematasan waktu dan tenaga aparatur pemerintah daerah kabupatenlkota mempengaruhi pula terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di tingkat desalkelurahan. Keberadaan kecarnatan sebagai SKPD dalam pelaksanaan. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(36) 23 41490.pdf. tugas-tugas urnurn pernerintahan daerah layak untuk ditingkatkan kewenangannya, karena disarnping sebagai pernbantu kepala daerah dalarn rnelakukan pelayanan, juga sangat berguna dalarn hal pernbinaan aparatur pernerintahan desa yang belurn bisa rnaksirnal. Narnun perlu digaris bawahi, perluasan kewenangan carnat harus juga diirnbangi dengan peningkatan surnber dana, infrastruktur, SDM serta perhatian yang besar. KA. dari pernerintah daerah terhadap wilayah kecarnatan.. TE R BU. Menurut Harnudy (2009), ada beberapa alasan rnengapa carnat harus rnengarnbil peran dalarn proses otonorni daerah antara lain:. U. N. IV ER. SI TA S. Pertama, dalarn posisi barunya di perundang-undangan, carnat adalah ujung tornbak kernbar pelayanan kota dan kabupaten. Harus diakui, rnasih banyak carnat yang berbuat dan bekeIja hanya atas perintah atasannya dan kurang rnendasarkan pekeIjaannya pada kepentingan rnasyarakat. Kedua, pada beberapa negara yang tidak rnerniliki level kecarnatan dalarn struktur pernerintahannya, fungsi pendekatan pelayanan state kepada community ini diperankan baik oleh neighborhood community. Neighborhood community ini rnerupakan kelornpok rnasyarakat dalarn kota yang bertujuan mendengar dan rneneruskan apa yang menjadi kebutuhan lokal. Pondasi dan nilai utarna desentralisasi adalah kehendak untuk rnengubah dari kultur top down rnenjadi bottom up. Hal ini rnernpunyai rnakna, rnengubah penguasaan pusat yang berlebihan menuju kebebasan lokal (kecarnatan) yang sewajarnya. Desentralisasi juga menuntut pertahanan sedemikian rupa agar daerah tidak rnelebihi haknya untuk berubah. Setiap proses desentralisasi atau otonorni harus diikuti dengan penyerahan tugas dan kekuasaan (hal. 57).. Pada konteks Indonesia, proses ini selalu dihadapkan pada permasalahan yang berkaitan dengan kapabilitas daerah. Oleh karena itu, tidak sernua kecarnatan boleh diberi keleluasaan, hanya kecarnatan dengan kategori dan penilaian kemarnpuan tinggi boleh diberi wewenang luas, termasuk daJarn hal penanganan konflik sosial di rnasyarakat.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(37) 24 41490.pdf. Zulpikar (2010) mengungkapkan bahwa:. TA S. TE. R. BU. KA. Pendelegasian kewenangan kecamatan hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip obyektif yang memiliki keterkaitan langsung dengan aspek-aspek yang mendukung keberadaan kecamatan tersebut, seperti: a. Kewenangan yang dilimpahkan ke Kecamatan, hendaknya didasarkan pada karakterislik dan potensi yang dimilikinya; b. Kelembagaan pemerintahan Kecamatan, dibentuk untuk dapat menjalankan fungsi, tugas dan kewenangan yang dimiliki kecamatan. Oleh karena itu, struktur, jumlah, dan substansi kompetensinya juga hams menyesuaikan dengan kewenangan dan karakteristik maupun potensi wilayahnya; c. Orientasi pelayanan kepada masyarakat, hendaknya menjadi fokus atau arah dalam pelaksanaan kewenangan kecamatan. Baik dalam perspektif sebagai katalisator yang menghubungkan proses pelayanan masyarakat dengan urusan pemerintah kabupaten/kota, maupun pelayanan yang bersifat final di tingkat kecamatan; d. Dukungan fasililas dan sumber daya yang memadai, hendaknya diberikan kepada kecamatan secara proporsional sesuai dengan kewenangan yang dilirnpahkan kepadanya (hal. 158).. Sebagai bentuk implikasi dari adanya prinsip - prinsip seperti diatas, maka. SI. kewenangan kecamatan tidak lagi bisa diseragamkan, baik jenisnya,. IV ER. besarannya, maupun kapasitas kompetensinya. Begitu pula halnya dengan kelembagaan dan dukungan sumber dayanya juga tidak dapat lagi. U. N. diseragamkan, karena hal ini akan sangat tergantung kepada kapasitas dari kewenangan yang dilimpahkan kepadanya. Seberapa besar tugas dan kewenangan yang dimiliki camat tergantung pada komitmen bupati untuk memberikan pelimpahan kewenangan kepada kecamatan. Penguatan kelembagaan kecamatan diperlukan dalam rangka memberikan kepastian kedudukan, fungsi dan peran kecamatan. Keadaan yang stagnan akan membuat camat selaku implementor dilapangan tidak memiliki ruang gerak yang luas dalam membuat kebijakan atau mengambil keputusan dikarenakan tidak adanya payung hukum. Disebutkan bahwa orientasi. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(38) 25. 41490.pdf. pelayanan kepada masyarakat merupakan fokus. atau arah dalarn. pelaksanaan kewenangan kecamatan, namun dalarn penelitian ini orientasi pelayanan kepada masyarakat tidak dijadikan salah satu faktor yang diteliti dikarenakan keterbatasan waktu, anggaran dan fasilitas serta pertimbangan efektivitas dan efisiensi dalam proses penelitian yang dilakukan di seluruh. KA. kecamatan lingkup Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara.. BU. 6. Penelitian terdahulu. TE R. Khairi (2010 : 160-169) mengungkapkan bahwa "Pemberdayaan peran dan fungsi camat sendiri mengacu pada tiga konsep, yaitu konsep. S. pemberdayaan. politik, dan kelembagaan" dengan kesimpulan dalarn. SI TA. penelitiannya di Kota Depok antara lain 1) Kurangnya pemaharnan dan kornitrnen walikota beserta aparat birokrasi dalarn rnernberdayakan carnat;. belum. memadai;. 3) Dua. aspek. yang. mempengaruhi. IV. keuangan). ER. 2) Tiga sub aspek sumber daya (manusia, peralatan dan perlengkapan,. U. N. pernberdayaan peran dan fungsj carnat. yaitu aspek politik dan aspek kelembagaan.. Kesimpulan. penelitian. di. atas. menunjukkan. pentingnya. konsep. pernberdayaan peran dan fungsi carnat daJarn rangka rnendekatkan pelayanan kepada masYl:rakat melalui pendelegasian kewenangan walikota kepada carnat uotuk menyelenggarakan sebagian urusan otonomi daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Walikota. Menurut hasil penelitian STPDN (2002, dalarn Utomo 2004) bahwa implementasi kebijakan tentang pelimpahan kewenangan tidak. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(39) 26. 41490.pdf. dapat beJjalan optimal, salah satunya disebabkan belum adanya Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk Teknis (Juknis). Oleh karena itu, perlu segera disusunjuklakljuknis yang memuat pengaturan mengenai:. S. TE R. BU. KA. a. Kelembagaan yang harus menangani di kecamatan (bentuk organisasi, tupoksi, personil); b. Mekanisme koordinasi dalarn pelaksanaannya (intern kecarnatan, antarlembaga); c. Mekanisme pengambilan keputusan dalarn pelaksanaannya; d. Mekanisme perencanaannya (prosedur dan instansi yang terlibat); e. Pelaksanaan dan pengendalian (prosedur, pelaksana dan penanggungjawab); f. Pelaporan (mekanisme, pelapor, penerima laporan); g. Pertanggungjawaban (mekanisme, petugas / penenma tanggungjawab, bentuk / fonnat pertanggungjawaban); h. Monitoring dan evaluasi (metoda / sistem dan instansi terkait); i. Pengawasan (bentuk, unsur-unsur / obyek pengawasan, petugas / unitpengawas, instrument pengawasan, dan pelaksanaan pengawasan), dan sebagainya (hal. 16).. SI TA. Hasil penelitian di atas menunjukkan pentingnya penyusunan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis tentang pendelegasian kewenangan. ER. bupati/walikota kepada carnat dalarn rangka optimalisasi implementasi. IV. kebijakan dimaksud.. U. N. Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Tim Peneliti PKP2A-III LAN. Samarinda (2007) mengungkapkan bahwa : Pelimpahan kewenangan bupati kepada camat dapat dilaksanakan j ika memenuhi empat syarat antara lain: a. Adanya keinginan politik dari bupatilwalikota untuk mendelegasikan sebagian kewenangan pemerintahan kepa<ia carnat; b. Adanya kcmauan politik dari bupati/walikota dan DPRD kabupaten/kota untuk menjadikan kecarnatan sebagai pusat pelayanan masyarakat bagi jenis-jenis pelayanan yang mudah, murah dan cepat; c. Adanya keikhlasan dari dinas dan atau lembaga teknis dacrah untuk melimpahkan sebagian kewenangan teknis yang dapat dijalankan oleh carnal, melalui keputusanlperaturan kepala daerah; d. Adanya dukungan anggaran dan personil untuk menjalankan kewenangan yang telah didelegasikan (hal. xii). Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(40) 27 41490.pdf. Dari keempat syarat tersebut, pada point (c) disebutkan bahwa salah satu syarat yakni adanya keikhlasan dari dinas dan atau lernbaga telcnis daerah untuk rnelirnpahkan sebagian kewenangan teknis yang dapat dijalankan oleh carnat melalui keputusan/peraturan kepala daerah. Point ini tidak dijadikan. faktor. yang. diteliti. dikarenakan apabila. pendelegasian. kewenangan bupati kepada camat ini telah ditetapkan rnenjadi produk. KA. hukurn daerah yakni dalarn bentuk peraturan bupati rnaka secara otomatis. BU. wajib diimplernentasikan oleh organisasi perangkat daerah yang memiliki. R. tugas rnernbantu kepala daerah rnenyelenggarakan urusan pemerintahan. TE. daerah, sehingga syarat terkait keikhlasan dari dinas dan atau lembaga. SI TA S. teknis daerah dirnaksud tidak dijadikan salah satu faktor yang diteliti. Mancaki (2012) menjelaskan hasil penelitiannya di Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat bahwa faktor yang hambatan. ER. menjadi. irnplementasi. kebijakan. pelimpahan. sebagian. N IV. kewenangan dari Bupati kepada Camat dalam memberikan pelayanan. U. kepada masyarakat, yaitu sebagai berikut : a. Pelayanan yang dilaksanakan belum secara terpadu, dalarn ani proses pelayanan di Kecamatan Cimanggung bel urn melalui satu pintu dan harus rnelalui prosedur pada rnasing-masing bagian sesuai dengan tugas pokoknya, sehingga jalur birokrasi semakin panjang; b. Masih terjadi tumpang tindih kewenangan dengan Dinas Teknis atau illstansi lainnya, sehingga pelaksanaan pelayanan menjadi tidak optimal; c. Pola pelimpahan kewenangan yang seragarn kepada semua kecarnatan menjadikan pola pelayanan rnenjadi sarna dan tidak ada spesifikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat; d. Kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM). Pegawai Kecarnatan masih terkesan rnelakukan pekerjaan yang bersifat rutinitas dan terkesan kurang kreatif, hal ini sesuai dengan pemyataan Camat Cirnanggung yang menyatakan bahwa pemahaman pegawai. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(41) 28 41490.pdf. TE. R. BU. KA. terhadap tugas pokok masih terbatas mengingat dari SDM yang berbeda-beda latar belakang pendidikannya dan lebih banyak berpendidikan SLT A. Di mana mereka tidak mau belajar lagi akhimya ketinggalan infonnasi yang direncanakan; e. Kondisi wilayah kelja yang berbeda dengan kecamatan lain, dilihat dari keadaan geografis dan keadaan penduduk. Keadaan geografis sebagian besar adalah berbentuk lahan sawah atau pertanian, pennukiman dan industri dengan kepadatan penduduk masuk kategori padat. Dilihat dari kewenangan di Kecamatan Cimanggung Camat mempunyai 22 kewenangan yang sama dengan kecamatan lain; f. Sarana dan prasarana yang kurang lengkap, sebenamya di Kecamatan sudah memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Dalam penerbitan pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) memakai sistem komputerisasi masyarakat lebih enak, sehingga pemohon tidak perlu datang ke kabupaten (hal 2-3). Basil penelitian di atas menunjukkan bahwa faktor kondisi wilayah kelja. SI TA S. di kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang Jawa Barat adalah salah satu faktor yang berperan penting dalam implementasi kebijakan. ER. pendelegasian sebagian kewenangan dari bupati kepada camat dalam. N IV. memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut, maka faktor kondisi wilayah kerja kecamatan di Kabupaten. U. Maluku Tenggara yang secara geografis merupakan wilayah kepulauan menjadi salah satu faktor yang penting untuk diteliti terkail peranannya. dalam pendelegasian kewenangan bupati kepada camat di Kabupaten Maluku Tenggara. Hasil penelitian lainnya yang dilakukan oleh Nugroho (2012) di Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur bahwa terdapat pennasalahan terkait dengan implementasi pelimpahan sebagian wewenang Bupati kepada Camal, antara lain:. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(42) 29. 41490.pdf. KA. a. Secara umum anggaran untuk kecamatan belum diterima dari Kabupaten Banyuwangi terhitung sejak triwulan I dan II T.A 2011; b. Munculnya Seksi Monev Kesehatan dan Monev Pendidikan pada struktur kecamatan mempersulit/memperpanjang birokrasi masyarakat dalam mendapatkan pelayanan publik; c. Kurangnya tenaga terampil dibidang komputer yang berdampak pada lambannya pelayanan., khususnya bagi pelayanan masyarakat; d. Dalam bidang ketentraman dan ketertiban yakni kurang sesuainya antara j umlab personil yang aktif bekeIja dengan beban keIja pada Seksi Ketentraman dan Ketertiban, berdampak pada kurang efektifnya dan seolah-olab kegiatan koordinasi pemeliharaan ketentraman dan ketertiban tidak beIjalan sama sekali (hal. i-ii).. BU. Hasil penelitian di atas menunjukkan babwa permasalahan yang terkait. R. dengan implementasi pendelegasian sebagian kewenangan bupati kepada. TE. camat di Kecamatan Glagab Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur. manusia aparatur.. SI TA S. antara lain faktor anggaran, jabatan strukturallkelembagaan dan sumber daya. Perbedaan antara kajian penelitian terdabulu dengan penelitian ini. ER. antara lain bahwa penelitian terdabulu meneliti permasalaban implementasi. N IV. kebijakan pendelegasian sebagian kewenangan bupatilwalikota kepada. U. camat, sedangkan penelitian ini meneliti faktor-faktor yang berperan dalam pendelegasian kewenangan bupati kepada camat di Kabupaten Maluku Tenggara yang telab ditetapkan melalui peraturan daerah pada tabun 2008 namun regulasi teknis operasional melalui peraturan bupati belum ditetapkan. Faktor-faktor yang diteliti antara lain faktor politik, sumber daya, kelembagaan dan kondisi wilayah keIja. Dari uraian diatas, babwa faktor - faktor yang berperan dalam pendelegasian kewenangan bupati kepada camat adalab :. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(43) 30. 41490.pdf. I) Politik, yakni komitmen bupati dan DPRD kabupaten serta keinginan politik bupati untuk menetapkan kebijakan pendelegasian sebagian kewenangan bupati kepada camat dan menjadikan kecamatan sebagai pusat pelayanan masyarakat bagi jenis-jenis pelayanan yang mudah, murah, cepat dan dekat; 2) Sumber daya (manusia, keuangan dan aset inventaris kantor) antara lain. KA. I) kualitas dan kuantitas aparatur pegawai negeri sipil di kecamatan. BU. dalam membantu camat menyelenggarakan tugas yang didelegasikan. TE R. kepala daerah; 2) ketersediaan anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten yang dialokasikan kepada kecamatan; 3) ketersediaan fasilitas. penunjang. struktur jabatan pada organisasi kecamatan. SI TA. 3) Kelembagaan, yakni. S. peralatan penunjang pelayanan publik di kantor camat;. pelaksanaan. tugas-tugas. atributif dan. delegatif serta. ER. penyelenggaraan pelayanan publik;. IV. 4) Kondisi wilayah keJja, yakni keadaan geografis, keadaan penduduk,. U. N. kondisi perekonomian, akses serta sarana prasarana penunjang lainnya di wilayah kecamatan.. B. Kerangka Berpikir Ditengah semangat membangun otonomi, adalah hal. ironis bahwa. kewenangan dan surnber daya besar yang dimiliki KabupatenIKota kurang berdampak pada pemberdayaan Kecamatan dan Kelurahan. Padahal Kecamatan dan Kelurahan inilah yang semestinya diposisikan sebagai ujung tombak pelayanan kepada masyarakat. Otonomi boleh saja menjadi domain pemerintah. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(44) 31. 41490.pdf. daerah kabupatenlkota, narnun front line dari sebagian fungsi pelayanan mestinya diserahkan kepada Kecamatan dan Kelurahan, disamping kepada Dinas, Badan dan Kantor Daerah. Dengan demikian, pemerintah daerah kabupatenlkota perlu lebih mengedepankan fungsi-fungsi steering seperti koordinasi, pembinaan, fasilitasi, dan pengendalian, daripada fungsi rowing atau penyelenggaraan langsung suatu urusan.. KA. Utomo (2004) mengungkapkan bahwa :. U. N IV. ER. SI TA S. TE. R. BU. Dari perspektif administrasi publik, pelimpahan kewenangan dari Bupati/Walikota kepada Camat, dan dari Carnat kepada Kelurahan ini bukan hanya sebuah kebutuhan, namun lebih merupakan suatu keharusan untuk menciptakan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan, sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan umum di daerah. Sebab, jika kewenangan dibiarkan terkonsentrasi ditingkat KabupatenIKota, maka akan didapatkan paling tidak dua permasalahan, antara lain: I. Pemerintah daerah kabupatenlkota akan cenderung memiliki beban keIja yang terlalu berat (overload) sehingga fungsi pelayanan kepada masyarakat menjadi kurang efektif. Disisi lain, sebagai akibat kewenangan yang terlalu besar, maka organisasi kabupatenlkota juga didesain un!uk mewadahi seluruh kewenangan "daerah" sehingga justru menjadikan format kelembagaan semakin besar dan tidak efisien; 2. Kecarnatan sebagai perangkat daerah kabupatenlkota dan kelurahan sebagai perangkat kecarnatan akan muncul sebagai organisasi dengan fungsi minimal, sehingga yang dilakukan oleh kecarnatan dan kelurahan hanyalah tugas-tugas rutin administratif yang selama ini dijalankan, tanpa ada upaya untuk lebih memberdayakan kedua lembaga ini. Hal ini sekaligus mengindikasikan adanya pemborosan organisasi yang luar biasa (hal. 1-2).. lmplementasi Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tabun 2008 tentang Kecamatan di Kabupaten Maluku Tenggara sebagaimana yang telab diarnanatkan bahwa carnat melaksanakan tugas dan kewenangan selain bersifat atributif juga bersifat delegatifuntuk menangani sebagian urusan otonomi daerah dengan tujuan agar tugas pokok pemerintah daerah (pembangunan, pemberdayaan, pelayanan) untuk kemajuan daerab dan kepentingan pubJik di daerah lebih efektif dan efisien Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(45) 32. 41490.pdf. melalui. penguatan. kelembagaan. kecamatan,. yang. dimaksudkan. untuk. menciptakan harmonisasi kinerja antar kelembagaan ditingkat kecarnatan. Hal ini dapat terwujud melalui adanya kebijakan pendelegasian kewenangan bupati kepada carnal. Demikian halnya implementasi Peraturan Menteri Dalarn Negeri Nomor 4 Tahun 20 I0 tentang Pedoman Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) di Kabupaten Maluku Tenggara terkendala dalarn. KA. penyelenggaraannya disebabkan belum memenuhi syarat antara lain : I). R BU. substantif; 2) administratif; 3) teknis.. Sehubungan dengan uraian Zatar belakang masalah terkait dengan luasnya. TE. aspek urusan penyelenggaraan pemerintahan yang didesentralisasikan (wajib dan. TA S. pilihan) di Kabupaten Maluku Tenggara yang dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten, maka sehubungan dengan tujuan penelitian ini, perlu dilakukan. ER SI. analisis terhadap faktor-faktor yang berperan dalarn kebijakan dimaksud antara lain faktor politik, sumberdaya, kelembagaan dan kondisi wilayah kerja dengan. IV. tujuan tersusunnya rekomendasi kebijakan mengenai pendelegasian kewenangan. U. N. pemerintah daerah oleh kepala daerah (bupati) kepada kecarnatan (carnat) melalui penetapan Peraturan Bupati Maluku Tenggara dalam kerangka implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelayanan Administrasi Terpadu Kecarnatan. Bagan kerangka pikir sebagai berikut:. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(46) 33 41490.pdf. Tugas & Kewenangan Bupati L 2. ,, ,, ,. Pendelegasian kewenangan. , , , ,,,. KA. 3. 4.. Faktor yang berperan : Politik Sumber daya a. Manusia b. Keuangan c. Fasilitas aset Kelembagaan Kondisi wilayah kerja. ,,. BU. ··,. TE R. ·•, ·,, , ·. Efektivitas dan efisiensi pelayanan publik. Implementasi Pennendagri No 4/20 I0 tentang. PATEN. U. N. IV. ER. SI TA. S. Tugas delegatif Carnat. Garnbar 2.1 Bagan kerangka pikir. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. Peraturan Bupati.

(47) 34 41490.pdf. BABill METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian. Dalam Irawan (2010 : 5.2) dijelaskan bahwa desain penelitian adalah rancangan (rencana) penelitian yang akan dilakukan oleh seorang peneliti. Desain penelitian mempunyai tiga komponen besar, yaitu permasalahan penelitian,. KA. kerangka teoritik (bab 1 dan 2) dan metodologi. Secara singkat rancangan penelitian ini antara lain permasalahan penelitian. R BU. yakni pelimpahan atau pendelegasian sebagian kewenangan Bupati kepada Carnat. TE. di Kabupaten Maluku Tenggara berdasarkan peraturan perundang-undangan belum terlaksana sebagaimana mestinya sehingga pelayanan publik tidak optimal,. TA S. hal ini dikarenakan regulasi teknis operasional belum ditetapkan yakni melalui. ER SI. Peraturan Bupati sebagaimana amanat pasal 5 ayat (5) Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Nomor 05 Tahun 2008 tentang Pembentukan. Hal. dimaksud. merupakan. salah. satu. kendala. dalam. N. Tenggara.. IV. Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan di Kabupaten Maluku. U. mengimplementasikan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelayanan Administrasi 1.'erpadu Kecamatan, dalam Pasal6 ayat (I) Peraturan Menteri tersebut menyebutkan bahwa pendelegasian sebagian kewenangan bupati kepada camat merupakan syarat substantif. Pada saat ini, berfungsi tidalcnya camat akan sangat tergantung seberapa besar delegasi kewenangan yang diberikan bupati kepadanya. Untuk kabupaten yang memiliki wilayah luas, atau dengan karak"teristik wilayah berupa pulau-pulau, atau wilayah luas yang sistem transportasi dan komunikasinya belum lancar, pendelegasian kewenangan kepada camat merupakan suatu keharusan. Untuk kabupaten dengan Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(48) 35 41490.pdf. karakteristik semacam itu tidak akan efektif menggunakan sistem pelayanan manunggal satu atap. Hal tersebut akan membuat pelayanan menjadi mahal dan lama, terutama bagi masyarakat yang jauh letak tempat tinggalnya dari ibukota kabupaten. Sehubungan dengan hal dimaksud bahwa kebijakan pendelegasian sebagian kewenangan Bupati Maluku Tenggara kepada Camat melalui Peraturan Bupati belum ditetapkan sehingga diperlukan penelitian terkait faktor-faktor yang. KA. berperan dalam kebijakan dimaksud, sehingga diharapkan beban tugas dan. BU. kewenangan dari kepala daerah untuk menangani urusan otonomi daerah serta. R. penyerapan anggaran daerah dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan. TE. khususnya pelayanan publik di wilayah kecamatan yang secara geografis jauh dari. SI TA S. lokasi ibukota kabupaten (terpisah antarpulau) dapat lebih efektif dan efisien melalui pendelegasian sebagian kewenangan bupati kepada camat, dimana urusan pemerintahan dan kewenangan pemerintahan daerah masih terpusat di ibukota. ER. kabupaten. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang. N IV. berperan dalam pendelegasian kewenangan Bupati kepada Camat untuk. U. menangani sebagian urusan otonomi daerah pada Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2010 tentang Pedoman PeJayanan Administrasi Terpadu Kecamatan. Kegunaan penelitian ini secara teoritik dapat menambah khasanah kaj ian analisis kebijakan publik dan ilmu administrasi publik pada umumnya dan secara praktis dapat memberikan masukan kepada para penyelenggara pemerintahan daerah pada umumnya dan policy maker di Kabupaten Maluku Tenggara pada khususnya yang secara langsung memiliki kewenangan, agar dapat mempertimbangkan untuk. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(49) 36 41490.pdf. mendelegasikan sebagian kewenangannya kepada carnat sebagai ujung tombak pelayanan publik di wilayah kecarnatan sesuai karakteristik wilayah kecamatan. Kerangka teoritik yang digunakan untuk menentukan faktor-faktor yang berperan dalam pendelegasian kewenangan bupati kepada carnat di Kabupaten Maluku Tenggara, antara lain yaitu UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah pasal 126 ayat (2) bahwa "Camat menerima pelimpahan sebagian. KA. kewenangan pemerintahan dari BupatifWalikota untuk menangam sebagian. BU. urnsan otonomi daerah"; Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Nomor. TE R. 05 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Dan Tata KeIja Kecamatan Dan Kelurahan Di Kabupaten Maluku Tenggara Pasal 5 ayat (2) disebutkan bahwa tugas. umum. pemerintahan,. Camat. melaksanakan. kewenangan. S. selain. TA. pemerintahan yang dilimpahkan BupatifWalikota untuk menangani sebagian. SI. urusan otonomi daerah. Menurut Loway (2011 :1-2) jika BupatifWalikota belum. ER. memberikan sebagian kewenangan, maka dikhawatirkan berdampak pada. IV. pelaksanaan program PATEN (Pelayanan Administrasi Terpadu Kecarnatan). U. N. seperti diatur Permendagri No 4/2010 tentang Pedoman Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan, sebab seluruh kecamatan sudah harns menerapkan program paten pada 2015 mendatang. Kesimpulan dalam penelitian Khairi (2010:160-169) tentang pendelegasian kewenangan kepada kecamatan di Kota Depok antara lain Kurangnya pemahaman dan komitmen walikota beserta aparat birokrasi dalam memberdayakan carnat; Tiga sub aspek sumber daya (manusia, peralatan dan perlengkapan, keuangan) belum memadai; Dua aspek yang mempengaruhi pemberdayaan peran dan fungsi camat, yaitu aspek politik dan aspek kelembagaan. Menurut Zulpikar (2010 : 158) bahwa Pendelegasian kewenangan Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(50) 37 41490.pdf. kecamatan hendaknya memperhatikan pnnSlp-pnnSlp obyektif yang memiliki keterkaitan langsung dengan aspek-aspek yang mendukung keberadaan kecamatan tersebut, seperti kewenangan yang dilimpahkan ke kecamatan hendaknya didasarkan pada karakteristik dan potensi yang dimilikinya; kelembagaan pemerintahan kecamatan dibentuk untuk dapat menjalankan fungsi, tugas dan kewenangan yang dimiliki kecamatan. Oleh karena itu, struktur, jumlah, dan. KA. substansi kompetensinya juga hams menyesuaikan dengan kewenangan dan. BU. karakteristik maupun potensi wilayahnya; Orientasi pelayanan kepada masyarakat. R. hendaknya menjadi fokus atau arah dalam pelaksanaan kewenangan kecamatan.. TE. Baik dalam perspektif sebagai katalisator yang menghubungkan proses pelayanan. SI TA S. masyarakat dengan urusan pemerintah kabupatenlkota, maupun pelayanan yang bersifat final di tingkat kecamatan; Dukungan fasilitas dan sumber daya yang memadai, hendaknya diberikan kepada kecamatan secara proporsional sesuai. ER. dengan kewenangan yang dilimpahkan kepadanya. Hasil Penelitian Tim Peneliti. IV. PKP2A-III LAN Samarinda (2007:xii) bahwa Pelimpahan kewenangan bupati. N. kepada camat dapat dilaksanakan jika memenuhi empat syarat antara lain adanya. U. keinginan. politik. dari. bupati/walikota. untuk. mendelegasikan. sebagian. kewenangan pemerintahan kepada camat; adanya kemauan politik dari bupati/walikota dan DPRD kabupatenlkota untuk menjadikan kecamatan sebagai pusat pelayanan masyarakat bagi jenis-jenis pelayanan yang mudah, murah dan cepat; adanya keikhlasan dari dinas dan atau lembaga teknis daerah untuk melimpahkan sebagian kewenangan teknis yang dapat dijalankan oleh camat, melalui keputusan/peraturan kepala daerah; adanya dukungan anggaran dan personil untuk menjalankan kewenangan yang telah didelegasikan. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(51) 38 41490.pdf. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Adapun fokus penelitian adalah faktor-faktor yang berperan dalam pendelegasian sebagian kewenangan bupati kepada camat sesuai dengan kesimpulan dari beberapa kerangka teoritik yang diambil antara lain yakni faktor politik, sumberdaya, kelembagaan dan kondisi wilayah kerja dalam kerangka implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2010 tentang. BU. KA. Pedoman Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan.. TE R. B. Instrumen Penelitian. Data yang dijaring dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data. S. sekunder. Data primer diperoleh dari responden melalui wawancara menggunakan. TA. pedoman wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen. ER. SI. yang terkait dengan kajian penelitian.. IV. C. Prosedur Pengumpulan Data. U. N. Pengumpulan data dilakukan dari studi pustaka antara lain buku-buku pustaka, peraturan perundang-undangan, dan data dari situs website yang kemudian dibandingkan dengan hasil wawancara dan berakhir pada penyusunan rekomendasi kebijakan. Wawancara dilakukan pada tenggang waktu yang diberikan dalam izin penelitian yang dikeluarkan oleh Program Pascasarjana Universitas Terbuka dan Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara yakni pada tanggal22 Oktober - 22 November 2012. Pengambilan data dan wawancara dilakukan di kantor yang dipimpin oleh para narasumber antara lain:. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(52) 39 41490.pdf. I. Carnat Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara; 2. Carnat Kei Kecil Tirnur Kabupaten Maluku Tenggara; 3. Camat Kei Kecil Barat Kabupaten Maluku Tenggara; 4. Carnat Kei Besar Kabupaten Maluku Tenggara; 5. Camat Kei Besar Utara Timur Kabupaten Maluku Tenggara; 6. Carnat Kei Besar Selatan Kabupaten Maluku Tenggara;. KA. 7. Asisten I Sekretaris Daerah Kabupaten Maluku Tenggara yang membidangi. R BU. Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Maluku Tenggara.. TE. D. Teknik Analisis Data. TA S. Teknik anal isis data yang digunakan adalah analisis data penelitian kualitatif yang terdiri dari beberapa langkah tahapan proses pengurnpulan data,. ER SI. pengolahan data dan analisis data yaitu :. I. Pengumpulan data, yakni melalui kajian pustaka dan wawancara;. U. N. tertulis;. IV. 2. Transkrip data, yakni hasil dari pengumpulan data diubah kedalam bentuk. 3. Pernbuatan koding, yakni mernbuat kode dan kata kunci dari data yang telah ditranskrip; 4. Kategorisasi data, yakni menyederhanakan data dengan cara mengikat konsep­ konsep (kata-kata) kunci dalam satu besaran "kategori"; 5. Penyimpulan sementara; 6. Triangulasi, yakni proses check and recheck antara satu surnber data dengan satu surnber data lainnya; 7. Penyimpulan akhir. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(53) U. N. IV ER. SI. TA S. TE. R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(54) U. N IV ER. SI TA S. TE R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(55) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(56) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(57) U. N. IV. ER. SI. TA S. TE R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(58) U. N. IV. ER. SI. TA S. TE R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(59) U. N. IV. ER. SI TA. S. TE R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(60) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(61) U. N. IV. ER SI. TA S. TE. R BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(62) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(63) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(64) U. N IV ER. SI TA S. TE R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(65) U. N. IV. ER. SI. TA S. TE R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(66) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(67) U. N IV. ER. SI TA S. TE. R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(68) U. N IV. ER. SI TA S. TE. R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(69) U. N. IV ER. SI. TA S. TE. R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(70) U. N. IV. ER. SI. TA S. TE R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(71) U. N IV ER. SI TA S. TE R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(72) U. N IV. ER. SI TA S. TE. R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(73) U. N. IV. ER. SI T. AS. TE. R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(74) U. N. IV E. R. SI. TA. S. TE. R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(75) U. N IV. ER. SI TA S. TE. R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(76) U. N. IV. ER SI. TA S. TE. R BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(77) U. N IV. ER. SI TA S. TE. R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(78) U. N. IV ER. SI. TA S. TE. R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(79) U. N. IV ER. SI. TA S. TE. R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(80) U. N IV. ER. SI TA S. TE. R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(81) U. N IV. ER. SI TA S. TE. R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(82) U. N IV. ER. SI TA S. TE. R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(83) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(84) U. N. IV. ER. SI. TA S. TE R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(85) U. N IV. ER. SI TA S. TE. R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(86) U. N IV. ER. SI TA S. TE. R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(87) U. N. IV E. R. SI. TA. S. TE. R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(88) U. N. IV E. R. SI. TA. S. TE. R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(89) U. N IV. ER. SI TA S. TE. R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(90) U. N IV. ER. SI TA S. TE. R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(91) U. N. IV. ER. SI. TA S. TE R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(92) U. N IV. ER. SI TA S. TE. R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(93) U. N. IV ER. SI. TA S. TE. R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(94) U. N. IV ER. SI. TA S. TE. R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(95) U. N. IV ER. SI TA S. TE R BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(96) U. N. IV. ER. SI. TA S. TE R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(97) U. N IV. ER. SI TA S. TE. R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(98) U. N. IV. ER. SI. TA S. TE R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(99) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(100) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(101) U. N. IV. ER. SI TA. S. TE R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(102) U. N IV ER. SI TA S. TE R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(103) U. N IV ER. SI TA S. TE R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(104) U. N. IV. ER. SI TA. S. TE R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(105) U. N IV ER. SI TA S. TE R. BU. KA. 41490.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

Referensi

Dokumen terkait

Los resultados confirman que el nivel de consumo o la abundancia de oferta no se corresponden con un alto índice de satisfacción del público; que la percepción de calidad es menor

dan kebersamaan merupakan hal yang tidak dapat dihindarkan untuk menjaga ketentraman kehidupan.. Kontak yang sering terjadi, walaupun mungkin tidak sampai pada belajar

2. Kongres Pemuda Kedua adalah kongres pergerakan pemuda Indonesia yang melahirkan keputusan yang memuat ikrar untuk mewujudkan cita-cita berdirinya negara Indonesia, yang

Halim,dkk (2013:47), menyatakan bahwa Metode penentuan harga pokok produk adalah dengan membebankan semua unsur biaya produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja,

Oleh karena itu bagi lembaga pendidikan yang mengembangkan pendidikan vokasi tidak perlu minder dan kemudian mengubah menjadi pendidikan akademik, karena akan

Selain dari beberapa karya di atas, Fazlur Rahman pernah menulis artikel yang berjudul “Iqbal in Modern Muslim Thoght” Rahman mencoba melakukan survei terhadap

Dengan mempertimbangkan pilihan-pilihan adaptasi yang dikembangkan PDAM dan pemangku kepentingan, IUWASH juga merekomendasikan untuk mempertimbangkan aksi-aksi adaptasi

Pengawasan pelaksanaan pu- tusan pengadilan yang dilakukan oleh Ketua Pengadilan yang dalam hal ini diwakilkan oleh Hakim Pengawas dan Pengamat dilakukan sesuai dengan