• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Kementerian Kelautan dan Perikanan, yang berada di Jalan Medan Merdeka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Kementerian Kelautan dan Perikanan, yang berada di Jalan Medan Merdeka"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Lokasi yang dipilih oleh peneliti sebagai tempat penelitian yaitu Kementerian Kelautan dan Perikanan, yang berada di Jalan Medan Merdeka Timur No.16 Jakarta Pusat. Selama ini Kementerian Kelautan dan Perikanan menyusun laporan keuangan dengan menganut standar akuntansi pemerintahan yang berbasis kas menuju akrual. Diawal 2015, Kementerian ini mulai menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan Basis Akrual dan telah mendapatkan opini WTP. Waktu Penelitian dilakukan selama 6 (enam) bulan dalam jangka waktu antara bulan Januari sampai Agustus 2016, dimana pertama kalinya Laporan Keuangan Tahunan disajikan dengan menggunakan aplikasi SAIBA dan telah sepenuhnya menggunakan basis Akrual. Oleh karena itu, Kementerian ini menjadi objek yang menarik untuk diteliti bagaimana hasil analisis dalam menerapkan standar akuntansi pemerintahan yang berbasis akrual.

B. DESAIN PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan Deskriptif kualitatif dengan pendekatan interpretatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang di deskripsikan dalam bentuk kata-kata dengan menggunakan metode alamiah untuk menggambarkan suatu kejadian atau fenomena yang sedang terjadi, baik dalam bentuk tindakan,

(2)

persepsi, maupun perilaku. Terdapat tiga pendekatan, yaitu positivisme, interpretatif, dan kritikal. Dalam hal ini peneliti memilih menggunakan pendekatan interpretatif, agar dapat melihat fenomena dan menggali pengalaman dari objek penelitian. Pendekatan ini digunakan untuk mencari penjelasan tentang peristiwa sosial atau budaya yang berdasar pada perspektif orang yang diteliti. Secara umum pendekatan interpretatif merupakan sebuah observasi yang dilakukan untuk memaknai perilaku secara detail.

Peneliti menggunakan pendekatan interpretif dikarenakan penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana Kementerian Kelautan dan Perikanan mengimplementasikan standar akuntansi pemerintahan baru yaitu standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual. Realita mengenai penerapan akuntansi berbasis akrual pada Kementerian Kelautan dan Perikanan ini didasarkan pada persiapan yang telah dilakukan Kementerian Kelautan dan Perikanan, kendala yang dihadapi dalam implementasi, serta respon organisasi dan sikap individu/pegawai dalam menerima perubahan SAP berbasis akrual. Adapun objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah orang-orang yang berhubungan dengan penyusunan laporan keuangan Kementerian/Lembaga (LKKL), yaitu pimpinan pada bagian keuangan serta seluruh operator SAIBA, SIMAK BMN, dan Persediaan pada satker lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan.

(3)

C. DEFINISI DAN OPERASIONALISASI VARIABEL

Variabel independen dalam penelitian ini adalah Implementasi SAP Basis Akrual yang berpengaruh pada variabel dependen yaitu Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga. Variabel penelitian ini diukur dari sumber daya manusia (SDM), infrastruktur dan ketersediaan sistem informasi yang dijelaskan sebagai berikut.

1. Sumber Daya Manusia (SDM)

Mathis dan Jackson (2006) Sumber daya manusia adalah rancangan sistem-sistem formal dalam sebuah organisasi untuk memastikan penggunaan bakat manusia secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan organisasi.

Dalam penyusunan laporan keuangan diperlukan SDM yang menguasai akuntansi pemerintahan. Untuk itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan perlu menyusun perencanaan SDM secara matang di bidang akuntansi pemerintahan. Hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan SDM adalah kompetensi, integritas, loyalitas, motivasi, reward, dan budaya organisasi. Kompetensi ini dapat diperoleh dari perekrutan pegawai KKP dalam hal ini Pegawai negeri Sipil (PNS) yang mulai selektif dalam menentukan formasi dan verifikasi data calon pegawai. Seiring dengan berjalannya kompetensi yang baik, maka reward dan punishment harus mulai di tegaskan. Hal ini untuk menghindari sikap seenaknya atau rasa rendah daya saing antar SDM. Komitmen pimpinan sangat berpengaruh dalam pengembangan SDM dimana pimpinan dapat lebih bijak menilai dan memberi tauladan serta motivasi untuk seluruh SDM. Namun pembentukan SDM ini tidak mudah dikarenakan tidak semua SDM mampu dan mau menerima

(4)

kebijakan – kebijakan baru dari adanya perubahan sistem. SDM lebih memilih zona aman karena di anggap perubahan itu akan mempersulit dirinya. Untuk itu, perlu sedikit “paksaan” dalam penerapan kebijakan baru dan terus menerus dilakukan berbagai sosialisasi, agar SDM memiliki kembali etos kerja dan penerapan akuntansi pemerintahan berbasis akrual dapat berjalan dengan baik.

2. Sistem Informasi

Sistem Informasi sangat dibutuhkan dalam penerapan akuntansi berbasis akrual. Sumber daya Teknologi Informasi seperti perangkat keras, perangkat lunak atau pun perangkat pendukung lainnya sangat membantu kinerja dalam pengelolaan dan penyusunan Laporan keuangan, terlebih basis elektronik saat ini. Menurut Mukhtar (2002) dalam Ririz (2013), sistem informasi adalah sistem pengendalian intern yang memadai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang undangan. Calliueot dan Lapayre dalam Handayani (2007) penciptaan suatu informasi yang efektif membutuhkan suatu pengorganisasian untuk mengembangkan sejumlah sistem-sistem pendukung.

3. Infrastruktur

Dalam penerapan sistem akuntansi berbasis akrual peran infrastruktur terutama teknologi informasi merupakan salah satu faktor yang menentukan. Sebagaimana dikutip dalam Azman (2015) Infrastruktur diukur dengan sarana maupun prasarana yang dimiliki dalam kelancaran penerapan SAP berbasis akrual. Menurut Turban, Rainer, & Potter (2007), Infrastruktur teknologi

(5)

informasi pada sebuah organisasi terdiri dari sebuah perangkat fisik berupa IT components, IT services, dan IT management yang mendukung keseluruhan organisasi.

4. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

Populasi penelitian ini mencakup seluruh pegawai bagian keuangan pada Satker Lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan yang terdiri dari satu Kepala Bagian, satu Kepala Sub Bagian, serta seluruh staf bagian keuangan di masing-masing satker. Metode penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan Purposive Sampling. Metode ini dilakukan dengan sengaja dan ditentukan terlebih dahulu subyek yang akan dijadikan sampel dengan tujuan agar data yang diperoleh lebih valid dan dapat dipertanggung jawabkan. Menurut Sugiyono (2010) Purposive Sampling adalah teknik untuk menentukan sampel penelitian dengan beberapa pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa lebih representatif. Subyek yang dijadikan sample adalah yang dianggap paling memahami dan bertanggung jawab langsung atas Laporan Keuangan, yaitu Kepala Biro Keuangan, Kepala bagian keuangan, dan Operator SAIBA, SIMAK BMN, dan Persediaan dari seluruh Satker Lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan.

(6)

5. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Menurut Sugiyono (2010) teknik pengumpulan data diantaranya adalah dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), dan dokumentasi. Berikut penjelasannya :

1) Observasi (pengamatan).

Nasution (1988) dalam Sugiyono (2010) menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Metode ini digunakan untuk mengamati gejala yang tampak pada objek penelitian pada saat kejadian yang dialami sedang berlangsung. Seperti dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan terhadap kondisi sumber daya manusia, serta kendala dalam penerapan akuntansi berbasis akrual dan faktor lain yang mempengaruhi hasil penelitian mengenai penerapan PP 71 tahun 2010. Hal ini bertujuan demi mendapatkan validitas data yang lebih mendekati kebenaran. 2) Interview (wawancara).

Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak antara pewawancara (interviewer) dan terwawancara (interviewee) yang dianggap berkompeten untuk tujuan memperoleh informasi yang akurat dan dapat diperbandingkan dengan hasil observasi. Metode ini dilakukan dengan cara mewawancarai secara langsung kepada pihak yang terkait guna mendapatkan penjelasan yang sebenarnya.

Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dimana sumber informasi yang akurat dianggap sangat penting guna meningkatkan validitas informasi yang

(7)

disampaikan. Pegawai yang diwawancarai hanyalah pegawai tertentu saja yang dianggap berkompeten di bidang ini. Adapun yang menjadi sumber informasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

TABEL 3.2 DATA SUMBER INFORMASI

No. NAMA JABATAN

1 Sutrisno Subagyo,S.E. Kepala Subbagian Perencanaan BMN, Biro Keuangan,Sekretariat Jenderal KKP 2 Agus Prasetyo.S.E Kepala Subbagian Penatausahaan

BMN,Biro Keuangan,Sekretariat Jenderal KKP

3 Moch. Bayu Dipanegara, S.E

Analis Keuangan Subbagian Penatausahaan Laporan Keuangan, Biro Keuangan, Sekretariat Jenderal KKP 4 Wisnu Danang

Saputro.S.E

Analis Keuangan Subbagian Penatausahaan Laporan Keuangan, Biro Keuangan, Sekretariat Jenderal KKP

Sumber : SIMPEG KKP

3) Dokumentasi.

Sugiyono (2010) menyatakan bahwa dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen ini merupakan pelengkap dari

(8)

penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Metode ini juga merupakan suatu proses untuk memperoleh data-data yang terkait dengan hasil analisis penerapan akuntansi berbasis akrual.

6. METODE ANALISIS

Miles dan Huberman (Emzir, 2010) menyatakan bahwa terdapat tiga macam kegiatan analisis data kualitatif, yaitu:

1. Reduksi Data

Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti : merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

2. Model Data (Data Display)

Setelah data direduksi, maka langkah berikutnya adalah mendisplaykan data.Display data dalam penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk : uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sebagainya. Miles dan Huberman (1984) menyatakan : “the most frequent form of display data for qualitative research data in the pas has been narative tex” artinya : yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif dengan teks yang bersifat naratif. Selain dalam bentuk naratif, display data dapat juga berupa grafik, matriks, network (jejaring kerja).

(9)

3. Penarikan/Verifikasi Kesimpulan

Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Namun bila kesimpulan memang telah didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel (dapat dipercaya).

Penelitian kualitatif adalah sebuah temuan yang berupa gambaran suatu objek yang dijelaskan secara mendalam dari berbagai perspektif. Teknik-teknik yang dibutuhkan untuk menghasilkan penelitian ini berasal dari pengamatan di lapangan, foto-foto, hasil wawancara mendalam, rekam audio dan sumber-sumber penelitian terdahulu yang diperoleh dari buku maupun website. Data-data ini kemudian di olah dengan menggunakan pendekatan interpretatif, di mana peneliti menginterpretasikan data yang telah terkumpul secara subyektif sehingga memperoleh gambaran secara umum dan menyeluruh tentang keadaan sebenarnya. Langkah awal penelitian ini adalah dengan melaksanakan observasi lapangan dan mengadakan wawancara, setelah tahap pengumpulan data di lapangan selesai, selanjutnya dilakukan verifikasi data dan reduksi data. Data yang telah di reduksi kemudian diadakan penyajian data, apabila ketiga hal tersebut selesai dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan.

Gambar

TABEL 3.2 DATA SUMBER INFORMASI

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian melalui studi kepustakaan dan pembahasan tentang mengkritisi implementasi Ensiklik Evangelium Vitae sebagai pedoman bioetika bagi

Apabila nilai yang didapatkan pada bab sebelumnya kurang dari 75, maka akan muncul soal dengan tingkat kesulitan rendah seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 3.17.

Prasasti mempunyai sifat resmi sebagai suatu keputusan atau perintah yang diturunkan oleh seorang raja atau penguasa, sehingga dalam penulisannya ada aturan- aturan penulisan

Secara internal, dalam diri anak juga terjadi perubahan- perubahan yang mendorongnya untuk lebih interesting (menarik) terhadap interaksi pertemanan dan pergaulan

Data Dinas Kesehatan Kota Bandung menunjukkan bahwa masalah kesehatan tertinggi remaja kota Bandung adalah rokok (63%), diikuti oleh masalah gizi/anemia (26%),

System EMS pada mobil bensin bermanfaat terutama untuk mengurangi emisi gas buang sehingga lebih ramah lingkungan, hemat bahan bakar, performa mesin yang

PERTAMA : Menetapkan cara untuk menyepakati waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan yang mencerminkan kesepakatan bersama dengan masyarakat (melalui