ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF IBU BERSALIN PADA NY. ” N” G
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF IBU BERSALIN PADA NY. ” N” G11PP00000000 UK
UK 41-42 MINGGU 41-42 MINGGU PRE SC PRE SC DENGAN RIWAYAT DENGAN RIWAYAT EPILEPSIEPILEPSI DI RUANG FLAMBOYAN (VK) RSUD MARDI WALUYO BLITAR DI RUANG FLAMBOYAN (VK) RSUD MARDI WALUYO BLITAR
TAHUN 2018 TAHUN 2018
Oleh : Oleh :
EUGENIA VERANITA ABON SUBAN EUGENIA VERANITA ABON SUBAN
17618261 17618261
PRODI KEBIDANAN (DIV) MINAT KLINIK PRODI KEBIDANAN (DIV) MINAT KLINIK
FAKULTAS ILMU KESEHATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI UNIVERSITAS KADIRI
TAHUN 2018 TAHUN 2018
LEMBAR PENGESHAN LEMBAR PENGESHAN
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF IBU BERSALI
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF IBU BERSALIN PADA NY. ” N” N PADA NY. ” N” GG11PP00000000 UK 41-42
UK 41-42 MINGGU MINGGU PRE SC DENGPRE SC DENGAN RIWAYAT EAN RIWAYAT EPILEPSIPILEPSI DI RUANG FL
DI RUANG FLAMBOYAN AMBOYAN (VK) RSUD MARDI (VK) RSUD MARDI WALUYO BLITARWALUYO BLITAR TAHUN 2018
TAHUN 2018
Mahasiswa Mahasiswa
EUGENIA VERANITA ABON SUBAN EUGENIA VERANITA ABON SUBAN
17618261 17618261
PembimbingInstitusi PembimbingKlinik/Lahan
KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus Asuhan Kebidanan di Ruang FlamboyanAsuhan Kebidanan di Ruang Flamboyan RSUD Mardi Waluyo Blitar
RSUD Mardi Waluyo Blitar
Penulisanan laporan ini dalam rangka menerapkan praktik klinik kebidanan yang Penulisanan laporan ini dalam rangka menerapkan praktik klinik kebidanan yang merupakan salah satu mata kuliah atau kurikulum yang harus dilalui dalam proses merupakan salah satu mata kuliah atau kurikulum yang harus dilalui dalam proses pendidikan. Dalam penyusunan l
pendidikan. Dalam penyusunan laporan ini penulis aporan ini penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbinganbanyak mendapatkan bantuan, bimbingan serta pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin serta pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dengan demikian penulis sangan mengharapkan petunjuk dan saran serta kritik dari dengan demikian penulis sangan mengharapkan petunjuk dan saran serta kritik dari pembimbing
pembimbing lahan lahan praktek. praktek. Akhir Akhir kata kata semoga semoga hasil hasil laporan laporan ini ini memberikan memberikan manfaat manfaat yangyang berguna bagi yang membutuh
berguna bagi yang membutuhkannya.kannya.
Blitar, Juli 2018 Blitar, Juli 2018
Penulis Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Epilepsi merupakan gejala kompleks dari banyak gangguan fungsi otak yang dikarakteristikkan oleh kejang berulang. Kejang merupakan akibat dari pembebasan listrik yang tidak terkontrol dari sel saraf korteks serebral yang ditandai dengan serangan tiba-tiba, terjadi gangguan kesadaran ringan, aktivitas motorik, atau gangguan fenomena sensori.
Sebagian besar kasus epilepsi dimulai pada masa anak-anak. Pada tahun 2000, diperkirakan penyandang epilepsi di seluruh dunia berjumlah 50 juta orang, 37 juta orang di antaranya adalah epilepsi primer, dan 80% tinggal di negara berkembang. Laporan WHO (2001) memperkirakan bahwa rata-rata terdapat 8,2 orang penyandang epilepsi aktif di antara 1000 orang penduduk, dengan angka insidensi 50 per 100.000 penduduk. Angka prevalensi dan insidensi diperkirakan lebih tinggi di negara-negara berkembang.
Epilepsi dihubungkan dengan angka cedera yang tinggi, angka kematian yang tinggi, stigma sosial yang buruk, ketakutan, kecemasan, gangguan kognitif, dan gangguan psikiatrik. Pada penyandang usia anak-anak dan remaja, permasalahan yang terkait dengan epilepsi menjadi lebih kompleks.
Penyandang epilepsi pada masa anak dan remaja dihadapkan pada masalah keterbatasan interaksi sosial dan kesulitan dalam mengikuti pendidikan formal. Mereka memiliki risiko lebih besar terhadap terjadinya kecelakaan dan kematian yang berhubungan dengan epilepsi. Permasalahan yang muncul adalah bagaimana dampak epilepsi terhadap berbagai aspek kehidupan penyandangnya. Masalah yang muncul adalah bagaimana hal tersebut bisa muncul, bagaimana manifestasinya dan bagaimana penanganan yang dapat dilakukan untuk kasus ini masih memerlukan kajian yang
Penanganan terhadap penyakit ini bukan saja menyangkut penanganan medikamentosa dan perawatan belaka, namun yang lebih penting adalah bagaimana meminimalisasikan dampak yang muncul akibat penyakit ini bagi penderita dan keluarga maupun merubah stigma masyarakat tentang penderita epilepsi. Pemahaman epilepsi secara menyeluruh sangat diperlukan oleh seorang perawat sehingga nantinya dapat ditegakkan asuhan keperawatan yang tepat bagi klien dengan epilepsi.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Memperoleh pengalaman secara nyata dalam penatalaksanaan kebidanan pada anak dengan epilepsi.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan kebidanan mahasisiwi dapat :
a. Menjelaskan pengertian, gejala klinik, serta etiologi dari epilepsi. b. Mengetahui penatalaksanaan kasus epilepsi.
c. Mampu memberikan asuhan asuhan kebidanan pada anak dengan 7 langkah Helen Varney.
1.3 Manfaat Penulisan 1. Bagi pasien
Agar pasien dan keluarga mengetahui bahwa epilepsi merupakan masalah dalam tubuh.
2. Bagi Penulis
Mendapatkan pengalaman serta menerapkan teori manajemen kebidanan menurut Helen Varney dalam praktek kebidanan.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan kepustakaan bagi yang membutuhkan asuhan kebidanan dan perbandingan pada penanganan epilepsi.
1.4 . Cara Pengumpulan Data
1. Komunikasi/interview secara langsung dengan keluarga pasien
2. Observasi, melakukan pengamatan dan pemeriksaan fisik secara langsun pada pasien.
3. Dokumentasi
Memperoleh data dengan melihat data yang sudah ada dalam status klien, catatan medik dan data penunjang lainnya.
1.5 Sistematika Penulisan
Bab I : Berisi Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan, manfaat, metode penulisan, ruang lingkup dan pelaksanaan, serta Sistematika penulisan.
Bab II : Berisi Landasan teori yang terdiri dari : 1. Teori penyakit kejang demam
2. konsep dasar asuhan kebidanan pada kejang demam.
Bab III : Berisi Tinjauan kasus yang meliputi pengkajian, analisa data, diagnosa masalah, diagnosa potensial, kebutuhan segera, rencana tindakan, implementasi dan evaluasi.
Bab IV : Pembahasan Bab V : Penutup
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Teori 2.1.1 Pengertian
Epilepsi adalah gangguan kronik otak dengan ciri-ciri timbulnya gejala-gejalla yang datang dalam serangan berulang-ulang. Serangan adalah suatu gejala yang timbulnya tiba-tiba dan menghilang secara tiba-tiba pula.(Arif Mansjoer.2000:hal 27)
Epilepsi merupakan akibat dari pembebasan listrik yang tidak terkontrol dari sel saraf korteks serebral yang ditandai dengan serangan tiba-tiba, aktivitas motorik atau gangguan fenomena sensori. (Doenges.1999:hal 259)
2.1.2 Etiologi
Penyebab pada kejang epilepsi sebagian besar belum diketahui (idiopatik) sering terjadi pada :
1) Trauma lahir, Asphyxia neonatorum 2) Cedera kepala, Infeksi sistem saraf 3) Keracunan co, Intoksikasi obat/alkohol 4) Demam, Gangguan metabolik
5) Tumor otak
6) Kelainan pembuluh darah 2.1.3 Patofisiologi
Otak merupakan pusat penerima pesan (impuls sensorik dan sekaligus merupakan pusat pengirim pesan (impuls motorik). Otak adalah rangkaian berjuta-juta neuron. Pada hakekatnya tugas neuron adalah menyalurkan dan mengolah aktivitas listrik saraf yang berhubungan dengan yang lain melalui sinaps. Dalam sinaps terdapat zat yang dinamakan nerotransmiter. Acetylcolin dan neropinerpine ialah neurotransmiter eksitatif, sedangkan zat lain yakni GABA ( Gama-Amino-Butiric-Acid ) bersifat inhibitif terhadap penyaluran aktivitas listrik saraf dalam sinaps. Bangkitan epilepsi dicetuskan oleh suatu sumber gaya listrik saran di otak yang dinamakan fokus epileptogen. Dari fokus ini aktivitas listrik akan menyebar melalui sinaps. Dan dendrit ke neuron-neuron disekitarnya dan demikian seterusnya sehingga seluruh belahan
hemisfer otak dapat mengalami muatan listrik berlebih (depolarisasi). Pada keadaan demikian akan terlihat kejang yang mula-mula setempat selanjutnya akan menyebar kebagian tubuh / anggota gerak yang lain pada satu sisi tanpa disertai hilangnya kesadaran. Dari belahan hemisfer yang mengalami depolarisasi, aktivitas listrik dapat merangsang substansia retikularis dan inti pada talamus yang selanjutnya akan menyebarkan impuls-impuls ke belahan otak yanng lain dan dengan demikian akan terlihat manifestasi kejang umum yang disertai penurunan kesadaran.
2.1.4 Manifestasi Klinik
1. Manifestasi klinik dapat berupa kejang-kejang yang, gangguan kesadaran atau gangguan penginderaan.
2. Kelainan gambaran EEG.
3. Tergantung lokasi dan sifat fokus epileptogen.
4. Dapat mengalami Aura yaitu suatu sensasi tanda sebelum kejang epileptik (Aura dapat berupa perasaan tidak enak, melihat sesuatu, mencium bau-bauan tak enak, mendengar suara gemuruh, mengecap sesuatu, sakit kepala dan sebagainya).
2.1.5 Klasifikasi Kejang 1. Kejang Parsial
a. Parsial sederhana : umumnya tanpa gangguan kesadaran. Contoh : hanya satu jari atau tangan yang bergetar
b. Parsial kompleks : umumnya dengan gangguan kesadaran. Contoh : individu terdiam tak bergerak.
2. Kejang Umum (Grandmal)
Kedua sisi tubuh bereaksi terjadi kekakuan intens pada seluruh tubuh (tonik) yang diikuti dengan kejang yang bergantian dengan relaksasi dan kontraksi otot (klonik) disertai dengan penurunan kesadaran, kejang umum terdiri dari :
a. Kejang Tonik-Klonik b. Kejang Tonik c. Kejang Klonik d. Kejang Atonik e. Kejang Myoklonik f. Spasme Kelumpuhan g. Tidak ada kejang
2.1.6 Pemeriksaan Diagnostik
1. CT Scan : untuk mendeteksi lesi pada otak, fokal abnormal, serebrovaskuler abnormal, gangguan degeneratif serebral.
2. EEG : Untuk mengklasifikasi tipe kejang, waktu serangan 3. Magnetik resonance imaging (MRI)
4. Kimia darah : Hipoglikemia 2.1.7 Penatalaksanaan
1. Pada sawan yang sangat jarang dan dapat dihilangkan faktor pencetusnya, pemberian obat harus dipertimbangkan.
2. Pengobatan diberikan setelah diagnosis ditegakkan. 3. Obat yang diberikan sesuai dengan jenis sawan.
4. Dilakukan secara manual, juga diarahkan untuk mencegah terjadinya kejang. 5. Farmakoterapi : anti kovulsion untuk mengontrol kejang.
2.1.8 Prognosis
Pasien epilepsi yang berobat teratur, 1/3 akan bebas serangan paling sedikit 2 tahun, dan bila lebih dari 5 tahunan sesudah serangan terakhir obaat dihentikan,pasien tidak mengalami sawan lagi, dikatakan telah mengalami remisi. Sesudah remisi, kemungkinan munculnya serangan ulang paling sering didapat pada sawan Tonik-Klonik dan sawan parsial kompleks.
2.2 Konsep Menejemen Kebidanan Varney I. PENGKAJIAN DATA No Reg. Tanggal pengkajian Tempat pengkajian Oleh A. Data Objektif 1. Biodata
Nama penderita dan suaminya
Tujuannya agar dapat mengenal dan memanggil penderita dan tidak keliru dengan penderita penderita lainnya.
Usia penderita
Untuk mengetahui keadaan ibu terutama pada kehamilannya yang pertama kali apakah termasuk primipara muda / biasa / tua.
Agama
Ditanyakan karena berhubungan dengan perawatan penderita misalnya dari agama ada aturan yang tidak boleh makan daging.
Pendidikan
Untuk mengetahui kemampuan berfikir,tingkat pengetahuan, sehingga memudahkan bidan untuk KIE
Pekerjaan
Untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonomi penderita itu agar nasehat kita nanti sosial. Jika ibunya bekerja untuk mengetahui apakah kiranya pekerjaan itu akan mengganggu kehamilannya.
Kebangsaan
Untuk mengadakan statistik tentang kelahiran juga menentukan prognose persalinan dengan melihat panggul
Alamat
Untuk mengetahui ibu tinggal dimana menjaga kemungkinan bila namanya sama alamat ini juga perlu bila mengadakan kunjugan pada penderita
1. Keluhan Utama
Alasan klien datang ke tempat pelayanan kesehatan yang diungkapkan dengan kata katanya sendiri berdasarkan keluhan yang dirasa
3. Riwayat Pernikahan Nikah atau tidak Nikah ke
Berapa lama nikah
Bila orang hamil yang lama menikah nilai anak tentu besar sekali dan ini harus diperhitungkan dalam pimpinan persalinan bila pula kehamilan terjadi diluar pernikahan akan menantukan intervensi dan Kie yang akan diberikan
4 Riwayat Menstruasi Umur Menarche
Peningkatan estrogen yang mencolok pada anak perempuan terjadi pada usia 8- 12 tahun, pada saat ini anak perempuan mengalami menarche
Frekuensi / siklus
Siklus yang banyak terjadi adalah 28 hari, tetapi pada beberapa wanita memiliki siklus 24 hari maupun 32 hari
Lamanya
Lama rata rata aliran menstruasi adalah 5 hari Banyaknya
Jumlah darah yang hilang rata-rata 50 cc Karakteristik darah
Dengan lendir atau bergumpal atau merah segar dan lain l ain Dismenorhea
Keluhan yang dirasa pada saat menstruasi Flour albus
Ada atau tidak pada keputihan normal warna lendir bening sampai denga putih susu tidak bau dan tidak gatal.
Keluhan haid
PMS dalam batas normal
HPHT
Tanggal dimana ibu baru mengeluarkan darah menstruasi dengan frekuensi dan lama seperti menstruasi biasanya
3. Riwayat Obstetrik Riwayat kehamilan
Gravida/ para
Tipe olongan darah
Masalah obstetrik medis dan sosial yang lain Riwayat Persalinan
Persalinan baik spontan atau normal ditolong oleh bidan dokter spesialis atau dukun dengan penyulit atau tanpa penyulit
Riwayat Nifas Riwayat KB Status TT
6. Riwayat Kehamilan Sekarang
7. Riwayat kesehatan Sekarang
Berhubungan dengan masalah atau alasan datang 8. Riwyat Kesehatan Keluarga
Untuk mengetahui kelainan atau penyakit bawaan yang diderita ibu 9. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita ibu 10. Latar belakang sosial budaya
Kebiasaan apa saja yang dilakukan masyarakat untuk menyambut si janin. 11. Pola kebiasaan Sehari-hari
a. Nutrisi
Kebutuhan makan ibu selama hamil dan saat tidak hamil b. Istirahat dan Tidur
Jadwal istirahat perlu diperhatikan karena istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani da rohani untuk perkembangan dan pertumbuhan janin
c. Eliminasi
Untuk mengetahui frekuensi BAK dan konsistensi BAB d. Aktifitas
Untuk mengetahui sejauh mana ibu melakukan aktifitas dan seberat apa. Aktifitas yang berlebihan akan berakibat juga pada kehamilan
e. Kehidupan Seksual
Frekuensi intensitas posisi untuk kegiatan seksual memerlukan penyesuaian bagi wanita hamil.
B. DATA OBJEKTIF 1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum
Dalam hal ini menilai kesadaran, sikap tubuh, cara berjalan b. Tanda Tanda Vital
Tekana darah,Nadi ,Pernafasan ,Suhu
c. Tinggi badan berat badan sebelum dan sekarang, LILA
o Tinggi badan : ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari rata-rata >145 cm kemungkinan panggul sempit
o Berat badan : deteksi adanya preeklamsi karena jika kenaikan BB lebih dari 0,5 kg / minggu
o Lila : indikator kuat untuk status gizi ibu kurang atau buruk
2. Pemeriksaan Fisik Khusus a. Inspeksi
Kepala : bagaimana keadaan rambut dan kulit kepala apakah ada benjolan dikepala
Muka : ada / tidak cloasma, pucat / tidak, adakah odem di wajah
Mata : apakah Simetris, conjungtivanya bagaimana dan bagaimana warna sclera Hidung : adakah nafas cuping hidung, adakah polip
Mulut : bagaimana keadaan bibir apakah kering, adakah stomatitis, apakah ada caries gigi dan gigi palsu
Leher : adakah pembesaran kelenjar tyroid & vena jugularis
Dada :apakah Simetris, putingnya menonjol, adakah hyperpigmentasi areola mamae, apakah colostrum sudah keluar.
Abdomen :adakah linea nigra, strie gravida, apakah membesar sesuai umur kehamilan Genetalia : apakah ada odema, varices dan flour albus
Anus : apakah ada hemoroid
Ekstrimitas atas : adakah gangguan gerak, varices dan odem Ekstrimitas bawah : adakah gangguan gerak, varices dan odem. b. Palpasi
Leher : adakah pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis Payudara: adakah benjolan, apakah colostrum sudah keluar Abdomen :
Leopold I : untuk mengetahui TFU dan pada fundus teraba apa Leopold II : untuk mengetahui letak punggung janin
Leopold III : untuk mengetahui bagian terendah
Leopold IV : untuk mengetahui apakah kepala sudah masuk PAP c. Auskultasi
untuk mendengarkan DJJ janin Normalnya 120-160 kali permenit d. Perkusi
3. Pemeriksaan khusus
VT Tanggal : Jam : wib Pembukaan : Prsentasi : Efficement : Ketuban : Molase : Denominator : Hodge : Serviks : His :
II. NTERPRETASI DATA
Dx :Ny “ “G_ P____ Ab__ Uk : ____minggu Hidup/Mati, Tunggal/Ganda, Letkep/Letsu,
Intrauterin / Ekstrauterin, jalan Lhir Normal atau Tidak, Keadaan Ibu dan Janin baik atau Tidak inpartu kala I fase laten dengan ketuban pecah dini (KPD)
Ds : Do : Keadaan umum Kesadaran TTV : TD : N : S : RR: Pembukaan Presentasi : Efesement : Ketuban : Denominator : Molase : -His : Pengeluaran pervaginam: Djj : _x/menit: Abdomen :
Leopold I: TFU_cm bagian fundus teraba bulat, lunak, dan tidak melenting (bokong)
Leopold II : bagian kanan perut ibu Teraba keras, memanjang seperti papan
(punggung janin)dan bagian kiri teraba bagian terkecil janin(tangan dan kaki) Leopold III : bagian bawah perut ibu Teraba bulat, keras, dan melenting (kepala) dan tidak
bisa digoyangkan/ masih bisa digoyang Leopold IV: Sudah masuk PAP/ belum
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Ibu: potensial terjadi partus lama, terjadi infeksi, retensio placenta, atonia uteri Janin : terjadi gawat janin, IUFD
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA Kolaborasi dengan dokter Sp.OG
V. INTERVENSI
Dx: Ny”_” G _P _ UK_minggu, tunggal, hidup, intra uteri,Inpartu kala 1 fase laten dengan ketuban pecah dini (KPD)
Tujuan:
- mengantisipasi agar tidak terjadi infeksi
- mengantisipasi agar tidak terjadi kegawatdaruratan pada bayi kriteria hasil:
- keadaan ibu dan janin baik - TTV dalam batas normal - DJJ dalam batas normal - Tidak terjadi komplikasi
1. Lakukan pendekatan terapeutik pada klien
R /Pendekatan pada klien dan akan tercipta kepercayaan dengan petugas kesehatan 2. Lakukan pemeriksaan pada ibu
R/ mengetahui kondisi ibu
3. Informasikan pada ibu dan suami megenai hasil pemeriksaan
R/ ibu dan suami lebih megerti tentang keadaanya dan lebih kooperatif 4. Berikan dukungan emotional
5. Anjurkan ibu tidur dalam keadaan miring kiri
R/ menghindari sindrom venakava sehingga perdaran darah dari ibu ke janin lancar 6. Kolabrasi dengan dokter SpOG
R / menentukan tindakan selanjutnya dan pemberian terapi 7. Melakukan informen consent dengan suami dan keluarga
R /Membangun kerjasama dan pengambilan keutusan secara cepat dari suami dan keluarga
8. Lakukan persiapan operasi R / operasi berjalan dengan lancar
VI. IMPLEMENTASI
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah 5 dilaksanakan secara effisien dan aman. Implementasi disesuaikan dengan intervensi
VII. EVALUASI
1. Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses menejemen kebidanan 2. Tindakan pengukuran antara rencana dan keberhasilan
3. Tujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan tindakan kebidanan yang dilakukan
4. Isi dari evaluasi S : Subjektif
Menggambarkan pendokumentasian dan pengumpulan data melalui anamnesa pasien sesuai kata kata ibu setelah dilakukan intervensi dan implementasi
O : Objektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik, lab, test diagnosayang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung assesment.
A : Assesment
Menggambarkan hasil analisa dan interpretasi Ds dan Do dalam situasi identifikasi : 1. Diagnosa / Masalah
2. Antisipasi diagnosa lain / masalah potensial setelah dilakukan intervensi dan implementasi
P : Planing
Menggambarkan pendokumentasian perencanaan tindakan evaluasi berdasarkan assessmen
BAB 3
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN.
Tanggal pengkajian : 16 juli 2018
Tempat pengkajian : Ruang VK ,RSUD Mardi Waluyo Blitar Pengkaji : EUGENIA VERANITA ABON SUBAN
A. PENGKAJIAN a. Data Subyektif
1. Biodata.
Nama : Ny “ N” Nama suami : Tn “S”
Umur : 23 tahun Umur : 35 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : kuli bangunan Alamat : Jl kaliyoyo no. 29
2. Keluhan utama : Ibu mengatakan kenceng-kenceng dan mengeluarkan cairan jernih dari jalan lahir.
3. Riwayat Pernikahan Nikah/tidak : nikah Nikah ke : 1 Lamanya : 2 tahun 4. Riwayat menstruasi Menarche : 14 tahun Siklus : 28 hari Lama : 5 hari
Banyak : 2-3x ganti pembalut/hari Disminorhea : kadang-kadang Flour Albus : ya
HPHT : 25 – 09 - 2017 TPL 07 – 07 - 2018
b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas lalu.
No Tgl/bln/thn BBL Cara lahir Penolong L/P Umur H/M Nifas
1 H A M I L I N I
c. Riwayat Kehamilan Sekarang.
Ibu mengatakan ini kehamilan pertama. Selama hamil ibu mengalami mual , muntah, pusing. Periksa dibidan x. Selama periksa ibu mendapatkan penyuluhan tentang senam hamil, tanda persalinan, dan tanda bahaya kehamilan. Ibu mengatakan mendapat imunisasi TT mendapat obat tambah darah, vitamin, dan mendapat nasehat tentang makanan bergizi ibu hamil serta mendapat penyuluhan perawatan payudara. Ibu merasakan pergerakan janin pertama kali usia kehamilan 5 bulan dan dirasakan tidak nyeri. Ibu berencana melahirkan dibidan.
d. Alasan datang
Tanggal 15 juli 2018 pukul 14.00 ibu datang ke RS mengatakan perut kenceng-kenceng dan mengeluarkan cairan dari jalan lahir, sejak tanggal 15 juli 2018 pukul 12.00 WIB.
e. Riwayat Kesehatan.
a. Riwayat Kesehatan dahulu.
Ibu mengatakan sejak dulu tidak pernah menderita sesak nafas, penyakit kuning, kencing manis, tidak pernah operasi karena suatu penyakit,penyakit jantung.
b. Riwayat Kesehatan sekarang.
Pada saat ini ibu menderita suatu penyakit yaitu epilepsi c. Riwayat Kesehatan keluarga.
Dalam keluarga ibu maupun suami tidak ada yang menderita penyakit batuk lama lebih dari 1 bulan, tidak ada tekanan darah tinggi dan dalam keluarga juga tidak ada keturunan kembar, tidak ada keturunan penyakit kuning. Tidak ada riwayat perdarahan pervaginam yang sulit berhenti, tidak ada yang
menderita gangguan kejiwaan, tidak ada keluarga yang sakit demam dan diare terus menerus.
f. Latar Belakang Budaya.
Sebelum hamil ibu tidak pernah minum jamu-jamu. Baik ibu maupun keluarga tidak mempunyai kepercayaan terhadap sesuatu yanga dapat memperlancar persalinan. Ibu tidak berpantangan terhadap makanan tertentu.
g. Data Psikososial dan Spiritual.
Ibu dan keluarga sangat bahagia dengan kelahiran bayi dan keluarga sangat mendukung. Spiritual : ibu menganggap anak titipan tuhan yang harus dijaga dan dirawat.
h. Pola kebiasaan sehari-hari. a. Nutrisi.
Makan 3x sehari dengan komposisi nasi, lauk, sayur dan buah.Minum 6-8 gelas sehari air putih.
b. Eliminasi. BAB 1x sehari BAK 3-4x sehari c. Istirahat dan Tidur.
Tidur malam jam 7- 8 jam. tidur siang 1-2 jam.
d. Personal Hygiene.
Mandi dan gosok gigi 2x sehari, keramas 2-3x seminggu, ganti baju, bh setiap habis mandi. Ganti celana dalam 3-4 kali, membersihkan genetalia setiap kali mandi dan setelah BAK dan BAB.
e. Aktivitas
Ibu melakukan aktivitas rumah tangga sehari-hari (memasak, mencuci, menyapu,mengepel, dll).
b. Data Obyektif.
1. Keadaan umum : baik.
2. Kesadaran : composmentis. 3. TTV : TD : 110/70 mmHg, R: 20 x/menit. . N : 80 x/menit S : 36,7C , TB : 155 cm , BB : 65 kg. 4. Pemeriksaan Fisik.
Kepala : Rambut warna hitam, bersih, kepala bersih, tidak ada luka, tidak ada benjolan.
Muka : Simetris, tidak pucat, tidak oedem, tidak ada kloasma gravidarum.
Mata : Simetris, conjungtiva merah muda, sklera putih.
Hidung : Bentuk simetris, tidak ada sekret, tidak ada polip.
Mulut : Bibir tidak kering, tidaka ada stomatitis, gigi bersih tidak ada caries, tidak ada gigi palsu. Telinga : Bentuk simetris, bersih, tidak ada kelainan. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
maupun kelenjar limfe dan tidak ada bendungan vena jugularis.
Dada : Bentuk simetris pernafasan normal.
Payudara : Simetris, membesar, puting susu menonjol, bersih, tidak ada pembesaran kelenjar limfe disekitar axilla dan tidak ada benjolan disekitar payudara.
Abdomen : Pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan, tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea nigra dan strie lividae, TFU : 29cm
Palpasi :
Leopold I : TFU 3 jari bawah Px. Fundus teraba 2 bagian yang lunak tidak melemting.
Leopold II : pada perut bagian kiri dan kanan teraba lebar dan memberikan rintangan yang besar berarti punggung kiri
dan kanan
Leopol III : Pada bagian terendah teraba 2 bagian bundar, keras,
melenting (kepala). Leopol IV : kepala sudah masuk PAP
Auskultasi : DJJ (+) 146 x/menit berada di sebelah kiri dan kanan pada janin tempat dan teratur DJJ terdengar146x/menit disebelah kanan
Genetalia : Tidak ada oedem, tidak ada varises, tidak ada haemoroid, keluar lendir
Ekstremitas : Atas : Bentuk simetris, tidak ada gangguan fungsi anatomis, tidak ada oedem pada jari-jari tangan.
Bawah : Tidak ada oedema, tidak ada varises dan gangguan fungsi anatomis, reflek patella +/+
5. Pemeriksaan khusus.
a. Pemeriksaan laboratorium. Protein urin : negatif (-) Reduksi urin : negatif (-) b. Pemeriksaan dalam
VT : pukul 20.00 WIB
Hasil : v/v taa, belum ada pembukaan cm, eff 25 %, ket - , H I, letak kepala.
c. Terapi yang didapat (selama hamil). Fe 1x1
Vitamin 3x1 Kalk 1x1
II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL.
DX : G1P0000 uk 41-42 minggu tunggal hidup intra uteri, inpartu kala 1
laten dengan riwayat epilepsi
DS : - Ibu mengatakan perutnya kenceng-kenceng - mengeluarkan cairan
- Ibu mengatakan hamil pertama - HPHT 25-09-2017.
DO : - KU ibu dan janin baik. - Kesadaran komposmentis. - TTV : TD : 110/70 mmHg. N : 80 x/menit. S : 36,5C. R : 20 x/menit. - TB : 155 cm. - BB : 65 kg.
- Palpasi : TFU 29 cm
L I : TFU 3 jari bawah Px.fundus teraba 2 bagian yang lunak tidak melenting dan kurang bundar yang berarti bokong
L II : Punggung kiri dan kanan teraba lebar dan memberikan rintangan yang besar berarti punggung
L III : Pada bagian terendah janin teraba 2 bagian bulat, bundar, keras, melenting (kepala).
L IV : kepala sudah masuk PAP - Auskultasi : terdengar denyut jantung janin
DJJ (+) 146 x/menit, teratur. Bagian kiri dan pada bagian kanan terdengar Djj 149x/menit
- His (-)
- VT : v/v taa, tidak ada pembukaan, portio lunak, eff 25 %, ket (-) , H I, letak kepala.
III. ANTISIPASI DIAGNOSA/ MASALAH POTENSIAL.
- Pada Ibu : partus lama,infeksi puerpuralis,perdarahan post partum,atonia uteri - Pada janin : IUFD,asfiksia,prematuritas
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA.
- Kolaborasi dengan tim medis pemberian antibiotika.
V. INTERVENSI.
Tanggal : 16 juli 2018 Pukul : 14.30 WIB.
DX : G1P0000 uk 41-42 minggu hidup intrauteri,inpartu kala 1 fase laten dengan riwayat epilepsi
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1 x 24 jam diharapkan persalinan dapat berlangsung normal.
Kriteria hasil:
KU ibu dan janin baik. Kesadaran komposmentis. TTV : TD : 110/70 mmHg. N : 84 x/menit. S : 36,5C. R : 20 x/menit. Janin : - DJJ 120-160 x/menit. - AS : 7-9.
- Kala I : berlangsung tidak lebih dari 12 jam. - Kala II : tidak lebih dari 1 jam.
- Kala III : tidak lebih dari 30 menit. - Kala IV : tidak terjdi perdarahan. - Persalinan dapat lahir pervaginam.
Intervensi :
1. Bina hubungan saling percaya
R/ Tercipta rasa percaya antara bidan dengan klien sehingga klien kooperatif. 2. Berikan informasi tentang prosedur dan kemajuan persalinan normal.
R/ Pendidikan antepartum dapat mempermudah persalinan dan proses kelahiran. 3. Anjurkan ibu untuk tirah baring ditempat tidur.
R/ Dengan berbaring mengurangi perembesan cairan ketuban.
4. Observasi DJJ, nadi, dan his tiap 30 menit, dan observasi suhu tiap 2 jam serta observasi pembukaan dan penurunan kepala jika ada indikasi.
R/ DJJ diluar batas normal menandakan suatu distres janin (<120 x/menit sampai 160 x/menit), his yang adekuat menyebabkan bandle merupakan observasi dari fisik ibu tanda-tanda vital terutama suhu rektal diatas 37,5 C menunjukkan keadaan infeksi, kandung kemih penuh akan menghalangi penurunan bagian terendah.
5. Bantu memenuhi kebutuhan ibu untuk makan dan minum.
R/ Kebutuhan makanan dan nutrisi yang adekuat dapat meningkatkan keadaan umum, menambah energi, dan mengurangi dehidrasi.
6. Beri suport mental pada ibu.
R/ Ibu lebih tenang sehingga akan lebih yakin dan pasti dalam menghadapi persalinan.
7. Berikan inform consent pada ibu dan keluarga.
R/ Dengan adanya inform consent kita melakukan tindakan yang lebih aman dan terlindung karena mendapat persetujuan dari klien dan keluarga.
VI. IMPLEMENTASI.
Tanggal : 16 juli 2018 Pukul : 17.00 WIB.
DX : G1P0000 uk 41-42 minggu tunggal hidup intrauteri,inpartu kala 1 f ase
laten dengan riwayat epilepsi 1. Melakukan pendekatan pada klien.
Melakukan komunikasi teraupetik. Mempertahankan kontak mata. Menggunakan teknik sentuhan. Menjadi pendengar yang baik.
Membuat lingkungan yang nyaman.
2. Memberikan informasi tentang prosedur dan kemajuan persalinan. 3. Menganjurkan ibu untuk tirah baring ditempat tidur.
4. Mengobservasi DJJ, nadi dan his tiap 30 menit, suhu tiap 2 jam serta mengobservasi pembukaan dan penurunan kepala jika ada indikasi.
5. Membantu memenuhi kebutuhan ibu untuk makan dan minum. 6. Memberikan suport mental pada ibu.
VII. EVALUASI
Tanggal : 16 juli 2018. Pukul : 19.00 WIB.
DX : G1P0000 uk 41-42 minggu tunggal hidup intrauteri,inpartu kala 1 fase laten dengan riwayat epilepsi
S : - Ibu mengatakan hamil anak pertama, merasakan kenceng-kenceng dan mengeluarkan cairan jernih dari jalan lahir.
O : - KU ibu dan janin baik.
- TTV : TD : 110/70 mmHg. N : 84 x/ menit.
S : 36,5C R : 20 x/menit. - DJJ (+) 140 x/menit.
- VT : v/v taa, belum ada pembukaan, eff 25 %, ketuban (-) , preskep HI,
A : G1P0000 uk 41-42 minggu tunggal hidup intrauteri,inpartu kala 1 fase laten dengan riwayat epilepsi
P : 1. Teraphy inj. Ceftri 3x1, inj. Penitoin 3x1, inj. Divalpi 3x1, asam folat 1x1.
2. Melakukan rencana operasi.
3. Memberitahu ibu dan keluarga tentang keadaan ibu dan janin. 4. Memberitahu ibu untuk puasa
5. Kolaborasi dengan tim medis pemberian antibiotika. 6. Observasi DJJ, TTV, dan his.
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal : 17 juli 2018. Pukul : 09.30 WIB. S : Ibu mengatakan kenceng-kenceng semakn sering dan sakit. O : Wajah ibu tampak menahan sakit dan memegangi perutnya.
His jarang
DJJ (+) 142 x/ menit, kuat dan teratur.
VT : v/v taa, belum ada pembukaan, ket (-) HI.
A : Ny “ N” G1P0000 usia kehamilan 41-42 minggu inpartu kala I fase
aktif, janin tunggal hidup, intrauterin dengan KPD
P : 1. Teraphy inj. Ceftri 3x1, inj. Penitoin 3x1, inj. Divalpi 3x1, asam folat 1x1.
2. Laksanakan terapi sesuai advis dokter. 3. Berikan informasi persiapan operasi SC 4. Observasi DJJ, his, dan TTV.
5. Berikan support mental pada ibu. 6. mengantar ibu ke ruang OK
BAB 4 PEMBAHASAN 1. Pengertian
Epilepsi merupakan akibat dari pembebasan listrik yang tidak terkontrol dari sel saraf korteks serebral yang ditandai dengan serangan tiba-tiba, aktivitas motorik atau gangguan fenomena sensori. (Doenges.1999:hal 259)
2. Etiologi
Penyebab pada kejang epilepsi sebagian besar belum diketahui (idiopatik) sering terjadi pada :
a) Trauma lahir, Asphyxia neonatorum b) Cedera kepala, Infeksi sistem saraf
c) Keracunan co, Intoksikasi obat/alkohol d) Demam, Gangguan metabolik
e) Tumor otak
f) Kelainan pembuluh darah Dapat menjadi stimulasi persalinan preterm.
Ibu Ny. “N” dengan hamil G1P0000 berperiksa ke Rumah Sakit dengan mengatakan bahwa hamil 9 bulan dengan riwayat epilepsi
Dari hasil pengkajian selama Ny.N dengan hamil G1P0000 dengan usia kehamilan 41-42 minggu selama di rawat di RS MARDI WALUYO BLITAR Ny. “N” dengan riwayat epilepsi
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Epilepsi adalah penyakit serebral kronik dengan karekteristik kejang berulang akibat lepasnya muatan listrik otak yang berlebihan dan bersivat reversibel (Tarwoto, 2007)
Epilepsi adalah gangguan kronik otak dengan ciri timbulnya gejala-gejala yang datang dalam serangan-serangan, berulang-ulang yang disebabkan lepas muatan listrik abnormal sel-sel saraf otak, yang bersifat reversibel dengan berbagai etiologi (Arif, 2000)
Epilepsi adalah sindroma otak kronis dengan berbagai macam etiologi dengan ciri-ciri timbulnya serangan paroksismal dan berkala akibat lepas muatan listrik neron-neron otak secara berlebihan dengan berbagai manifestasi klinik dan laboratorik (anonim, 2008)
Epilepsy dan status epileptikus merupakan bagian dari gejala konvulsif. Epilepsy adalah gejala kompleks dari banyak gangguan berat dari fungsi otak dengan karakteristik kejang berulang. Serangan kejang yang merupakan gejala atau manifestasi utama epilepsy dapat diakibatkan kelainan fungsional ( motorik, sensorik, atau psikis ).
Status epileptikus ( aktivitas kejang lama yang akut ) merupakan suatu rentetan kejang umum yang terjaditanpa perbaikankesadaran penuh diantara serangan. Istilah ini telah diperluas untuk mencakup kejang klinis atau listrk continue yang berakhir sedikitnya 30 menit, meskipun tanpa kerusakan kesadaran
5.2 Saran
Dengan adanya pembahasan mengenai Asuhan Keperawatan Epilepsi dan Status Epileptkus diharapkan pada semua calon perawat maupun perawat dapat memahami tentang Asuhan Keperawatan Epilepsi dan Status Epileptikus . Dimana nantinya perawat akan mengaplikasikan apa yang dipelajari ini dalam praktek keperawatannya. Oleh karena itu sangat perlu untuk kita semua calon-calon perawat masa depan memahami hal tersebut.