• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Pendahuluan Cor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Pendahuluan Cor"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN

CIDERA OTAK RINGAN (COR) DAN CEPALGIA

CIDERA OTAK RINGAN (COR) DAN CEPALGIA

Oleh Oleh

Rima Dewi Asmarini, S.Kep Rima Dewi Asmarini, S.Kep

NIM

NIM !"#!"#!!$!!$

PROGRAM PENDIDIKAN PRO%ESI NERS (P#N) PROGRAM PENDIDIKAN PRO%ESI NERS (P#N)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERA&ATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERA&ATAN

UNI'ERSITAS EMER  UNI'ERSITAS EMER 

"!* "!*

(2)

LAPORAN PENDAHULUAN LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERA&ATAN PADA PASIEN DENGAN ASUHAN KEPERA&ATAN PADA PASIEN DENGAN CIDERA OTAK RINGAN (COR) DAN CEPALGIA CIDERA OTAK RINGAN (COR) DAN CEPALGIA O+e- Rima Dewi Asmarini, S.KepNIM !"#!!$ O+e- Rima Dewi Asmarini, S.KepNIM !"#!!$ A.

A. CICIDEDERA RA OTOTAAK RK RININGAGANN 

.. DDee//iinniissii

Trauma atatu cidera kepala dapat dikenal juga sebagai cidera otak adalah Trauma atatu cidera kepala dapat dikenal juga sebagai cidera otak adalah gangguan fungs normal otak karea trauma baik trauma tumpul ataupun gangguan fungs normal otak karea trauma baik trauma tumpul ataupun trauma tajam (Batticaca, 2008). edera kepala adalah cedera !ang dapat trauma tajam (Batticaca, 2008). edera kepala adalah cedera !ang dapat mengakibatkan kerusakan otak akibat perdarahan dan pembengkakan otak  mengakibatkan kerusakan otak akibat perdarahan dan pembengkakan otak  sebagai respon terhadap cedera dan pen!ebab peningkatan tekanan intra sebagai respon terhadap cedera dan pen!ebab peningkatan tekanan intra kranial (T"#). ($melt%er & Bare, 2002).

kranial (T"#). ($melt%er & Bare, 2002).

idera otak ringan merupakan suatu kondisi dimana terjadi kehilangan idera otak ringan merupakan suatu kondisi dimana terjadi kehilangan fu

fungngsi si neneururolologogis is sesemementntara ara dadan n tatanpnpa a adadanan!a !a kekerurusaksakan an strstrukuktutur r  (Batticaca, 2008).

(Batticaca, 2008).

".

". KK+a+assi/i/i0i0aasisi 'eime

'eimer r (dalam Barbara (dalam Barbara (()), )), mengmengklasifiklasifikasikan cidera kasikan cidera kepalkepala a akutakut sebagai berikut*

sebagai berikut* a)

a) #eada#eadaan kulian kulit kepala dt kepala dan tulanan tulang tengkg tengkorak*orak* )

) TTraraumuma ka kepepalala tea tertrtututupup #e

#eadadaaaan n trtrumuma a kekepapala la tetertrtututup up dadapapat t memengngakakibibatatkakan n kokondndisisii ko

komomosiosio, , kokontntususioio, , epepididurura a hehemamatotomama, , susubdbdurural al hehemamatotomama,, intrakranial hematoma.

intrakranial hematoma. 2)

2) TTraraumuma ka kepepalala ta tererbubukaka

#erusakan otak dapat terjadi bila tulang tengkorak masuk dalam #erusakan otak dapat terjadi bila tulang tengkorak masuk dalam  jaringan

 jaringan otak otak dna dna melukai melukai atau atau merobek merobek dura dura mater mater dandan men!ebabkan airan $erebro $pinal ($$) merembes, serta terjadi men!ebabkan airan $erebro $pinal ($$) merembes, serta terjadi kerusakan s!araf otak dan jaringan otak.

kerusakan s!araf otak dan jaringan otak.  b)

 b) Trauma pada jaringan oTrauma pada jaringan otak*tak* )

) #onku#onkusio sio (ditan(ditandai dai dengdengan aan adan!dan!a keha kehilangailangan kn kesadaraesadaran sen sementamentarara tanpa adan!a kerusakan jaringan otak, dan terjadi edema serebral). tanpa adan!a kerusakan jaringan otak, dan terjadi edema serebral).

(3)

2) #ontusio (ditandai leh adan!a perlukaan pada permukaan jaringan otak !ang men!ebabkan perdarahan pada area !ang terluka,  perlukaan pada permukaan jaringan otak ini dapat terjadi pada sisi

!ang terkena (coup) atau pada sisi !ang berla+anan (contra coup) ) -aserasi (ditandai oleh adan!a perdarahan ke ruang sub arakhnoid,

ruang epidural atau sub dural).

Berdasarkan hasil pemeriksaan $ atau berta ringann!a cidera kepala, idera kepala dibagi menjadi , !aitu*

a) idera kepala ringan, bila $* /1  b) idera kepala sedang, bila $ /21

c) idera kepala berat, bila $ kurang atau sama dengan 8.

Berdasarkan morfologin!a cidera kepala dibagi menjadi* a) raktura tengkorak 

) #al3aria

• -inear atau stelata

• 4epressed atau nondepressed • Terbuka atau tertutup

2) 4asar tengkorak 

• 4engan atau tanpa kebocoran 5$ • 4engan atau tanpa paresis 5 6""

 b) -esi intrakranial ) okal • 7pidural • $ubdural • "ntraserebral 2) 4ifusa • #omosio ringan • #omosio klasik 

(4)

#. E1i2+23i

enurut or+in (200), pen!ebab dari cedera kepala adalah kecelakaan lalu lintas, perkelahian, jatuh dan cedera olah raga. edera kepala terbuka sering disebabkan oleh peluru atau pisau.

#ecelakaan,jatuh, kecelakaan kendaraan motor atau sepeda, dan mobil. #ecelakaan pada saat olah raga, anak dengan ketergantungan, dan dapat terjadi pada anak !ang cedera akibat kekerasan, ($uriadi & 9uliani 200). idera kepala tumpul dapat terjadi karena adan!a kecelakaan dengan kecepatan tinggi misaln!a kecelakaan bemotor, kecepatan rendah biasan!a terjadi akibat jatuh dari ketinggian, dipukul dengan benda tumpul. idera kepala tembus dapat disebabkan oleh peluru, tusukan.

:dan!a penetrasi selaput dura menentukan apakan suatu cedera termasuh cidera tembus ataupun cidera tumpul.

*. Pa12/isi2+23i

;ada cedera kepala, kerusakan otak dapat terjadi dalam dua tahap !aitu cedera primer dan cedera sekunder. edera primer merupakan cedera pada kepala sebagai akibat langsung dari trauma, dapat disebabkan benturan langsung kepala dengan suatu benda keras maupun oleh proses akselarasi/ deselarasi gerakan kepala (ennarelli, <). 4alam mekanisme cedera kepala dapat terjadi peristi+a coup dan contrecoup. edera primer !ang diakibatkan oleh adan!a benturan pada tulang tengkorak dan daerah sekitarn!a disebut lesi coup. ;ada daerah !ang berla+anan dengan tempat  benturan akan terjadi lesi !ang disebut contrecoup (;erdosi, 200=).

:kselarasi/deselarasi terjadi karena kepala bergerak dan berhenti secara mendadak dan kasar saat terjadi trauma. ;erbedaan densitas antara tulang tengkorak  (substansi solid) dan otak (substansi semisolid) men!ebabkan tengkorak bergerak lebih cepat dari muatan intrakranialn!a. Bergerakn!a isi dalam tengkorak memaksa otak  membentur permukaan dalam tengkorak pada tempat !ang berla+anan dari benturan (contrecoup) (>icke!, 200).

(5)

edera sekunder merupakan cedera !ang terjadi akibat berbagai proses  patologis !ang timbul sebagai tahap lanjutan dari kerusakan otak primer,  berupa perdarahan, edema otak, kerusakan neuron berkelanjutan, iskemia,  peningkatan tekanan intrakranial dan perubahan neurokimia+i.

$. Tan4a 4an 3e5a+a

#onkusio otak setelah cidera kepala adalah kehilangan fungsi neurologis sementara tanpa adan!a kerusakan struktural, umumn!a terjadi periode ketidaksadaran !ang bersangsung beberapa detik sampai beberapa menit. etaran otak mungkin sangat ringan sehingga han!a man!ababakan  pusing dan mata berkunang/kunang. ?ika mengenai lobus frontalis pasien mungkin menunjukkan perilaku kacau (bi%are) irasional. ?ika terkena lobus temporalis, pasien akan menunjukkan amnesia temporee atau disorientasi (Baughman & >ackle!, 2000).

;ada cidera kepala ringan terdapat tanda dan gejala !ang mungkin muncul, antara lain (utta@in, 2008) *

a) 4isfungsi neurologis sementara dan dapat pulih kembal

 b) >ilang kesadaran sementara, krang lebih 0/20 menit, beberapa literatur men!ebutkan sampai 0 menit

c) 5teri kepala d) ;using e) untah

f) 4isorientasi sementara g) Tidak ada gejala sisa

6. K2mp+i0asi

#omplikasi !ang muncul dari #' !aitu dapat men!ebabkan kemunduran  pada kondisi pasien karena perluasan hematoma intrakranial, edema

serebral progressif dan herniasi otak. 7dema serebral adalah pen!ebab  paling umum dari peningkatan tekanan intrakranial pada pasien !ang

(6)

#omplikasi lain !aitu defisit neurologi dan psikologi (tidak dapat mencium bau/bauan, abnormalitas gerakan mata, afasia, defek memori dan epilepsi) (Brunner & $uddarth, 2002).

7. Pena1a+a0sanaan

;enatalaksanaan cedera kepala sesuai dengan tingkat keparahann!a,  berupa cedera kepala ringan, sedang, atau berat. Tidak semua pasien cedera kepala perlu di ra+at inap di rumah sakit. "ndikasi ra+at antara lain*

a) :mnesia posttraumatika jelas (lebih dari  jam)  b) 'i+a!at kehilangan kesadaran (lebih dari  menit)

c) ;enurunan tingkat kesadaran d) 5!eri kepala sedang hingga berat e) "ntoksikasi alkohol atau obat f) raktura tengkorak 

g) #ebocoran $$, otorrhea atau rhinorrhea h) edera pen!erta !ang jelas

i) Tidak pun!a orang serumah !ang dapat dipertanggungja+abkan  j) CT scan abnormal

;rinsip penanganan a+al pada pasien cedera kepala meliputi sur3ei primer  dan sur3ei sekunder. 4alam penatalaksanaan sur3ei primer hal/hal !ang diprioritaskan antara lain air+a!, breathing, circulation, disabilit!, dan eAposure, !ang kemudian dilanjutkan dengan resusitasi. ;ada penderita cedera kepala khususn!a dengan cedera kepala berat sur3ei primer  sangatlah penting untuk mencegah cedera otak sekunder dan mencegah homeostasis otak.

"ndikasi untuk tindakan operatif pada kasus cedera kepala ditentukan oleh kondisi klinis pasien, temuan neuroradiologi dan patofisiologi dari lesi. $ecara umum digunakan panduan sebagai berikut *

a) 3olume masa hematom mencapai lebih dari 0 ml di daerah supratentorial atau lebih dari 20 cc di daerah infratentorial

(7)

 b) kondisi pasien !ang semula sadar semakin memburuk secara klinis, serta gejala dan tanda fokal neurologis semakin berat

c) terjadi gejala sakit kepala, mual, dan muntah !ang semakin hebat d) pendorongan garis tengah sampai lebih dari  mm

e) terjadi kenaikan tekanan intrakranial lebih dari 2 mm>g.

f) terjadi penambahan ukuran hematom pada pemeriksaan ulang T scan g) terjadi gejala akan terjadi herniasi otak 

h) terjadi kompresi C obliterasi sisterna basalis

#ontusio ringan atau sedang biasan!a diterapi dengan obser3asi dan tirah  baring. ungkin diperlukan ligasi pembuluh darah !ang pecah dan

e3akuasi hematoma searah bedah.

8. Pemeri0saan 4ia3n2s1i0 

;emeriksaan diagnostik tengkorak dengan sinar D dapat mengidentifikasi lokasi fraktur atau hematoma. T $can atau '" dapat dengan cermat menentukan letak dan luas cedera. (7li%abeth, ?. 200).

;emeriksaan radiologis !ang paling sering dan mudah dilakukan adalah rontgen kepala !ang dilakukan dalam dua posisi, !aitu anteroposterior dan lateral. "dealn!a penderita cedera kepala diperiksa dengan T $can, terutama bila dijumpai adan!a kehilangan kesadaran !ang cukup  bermakna, amnesia, atau sakit kepala hebat. "ndikasi pemeriksaan T $can  pada kasus cedera kepala adalah *

a)  bila secara klinis (penilaian $) didapatkan klasifikasi cedera kepala sedang dan berat.

 b) cedera kepala ringan !ang disertai fraktur tengkorak 

c) adan!a kecurigaan dan tanda terjadin!a fraktur basis kranii

d) adan!a defisit neurologi, seperti kejang dan penurunan gangguan kesadaran

e) sakit kepala !ang hebat

f) adan!a tanda/tanda peningkatan tekanan intrakranial atau herniasi  jaringan otak 

(8)

ambar . Glasgow Coma Scale

. CEPALGIA . De/inisi

hefalgia atau sakit kepala adalah salah satu keluhan fisik paling utama manusia. $akit kepala pada ken!ataann!a adalah gejala bukan pen!akit dan dapat menunjukkan pen!akit organik ( neurologi atau pen!akit lain), respon stress, 3asodilatasi (migren), tegangan otot rangka (sakit kepala tegang) atau kombinasi respon tersebut (Brunner & $uddart). 5!eri #epala (>eadacheCcephalgia) rasa n!eri atau rasa tidak mengenakkan pada seluruh daerah kepala dengan batas ba+ah dari dagu sampai kedaerah  belakang kepala (daerah oksipital dan sebahagian daerah tengkuk) ($jahrir,

2008).

hepalgia atau sakit kepala adalah salah satu keluhan fisik paling utama  pada manusia. $akit kepala pada ken!ataann!a adalah gejala bukan  pen!akit dan dapat menunjukkan pen!akit organik (neurologi atau  pen!akit lain), respon stress, 3asodilatasi (migren), tegangan otot rangka (sakit kepala tegang) atau kombinasi respon tersebut. #arena n!eri kepala sering men!ertai pada pen!akit/pen!akit lainn!a, terkadang pasien mengobati sendiri n!eri kepalan!a, padahal ban!ak n!eri kepala !ang disebabkan karena pen!akit serius seperti infeksi dan tumor intracranial, meningitis, infeksi akut, cedera kepala, hipoksia serebral, atau pen!akit kronis dan akut pada mata, hidung, dan tenggorokan. 5!eri kepala terjadi

(9)

ketika area sensitif pada kepala distimulus kemudian dipro!eksikan ke  permukaan dan dirasakan di daerah distribusi s!araf !ang bersangkutan. :rea/area tersebut diantaran!a kulit kepala, periosteum, s!araf kranial 6, "D, D, daerah meningen(Tar+ono, 200=)

". K+asi/i0asi

Berdasarkan klassifikasi "nternasional 5!eri #epala dari  Internasional   Headache Society (">$), dibagi menadi*

a) 5!eri kepala primer* )  Migraine

2) Tension-type headache

) Cluster headache and other trigeminal autonomic ce phalalgias ) Other primary headaches

 b) 5!eri kepala sekunder*

) 5!eri kepala !ang disebabkan trauma kepala atau leher 2)  Headache attributed to cranial or cervical vascular disorder )  Headache attributed to non-vascular intracranial disorder )  Headache attributed to a substance or its withdrawal )  Headache attributed to infection

<)  Headache attributed to disorder of homeoeostasis

=)  Headache or facial pain attributed to disorder of cranium nec! eyes ears nose sinuses teethmouth or other facial or cranial   structures"

8)  Headache attributed to psychiatric disorder  ) Cranial #euralgias and facial pains

(10)

) Other headache cranial neuralgia central or primary facial pain" #. E1i2+23i

a) igren

aktor/faktor pencetus !ang dapat men!ebabkan timbuln!a migren* ) ;erubahan hormone. 7strogen dan progesterone merupakan

hormone utama !ang berkaitan dengan serangan migren, baik pada saat maupun di luar periode menstruasi. ;enurunan konsentrasi estrogen dan progesteron pada fase luteal siklus menstruasi merupakan saat terjadin!a serangan migren. 5!eri kepala migrain dipicu oleh turunn!a kadar =/b estradiol plasma saat akan haid. $erangan migrain berkurang selama kehamilan karena kadar  estrogen !ang relatif tinggi dan konstan, sebalikn!a minngu  pertama post partum, 0E pasien mengalami serangan !ang hebat, karena turunn!a kadar estradiol. ;emakaian pil kontrasepsi juga meningkatkan serangan migrain.

2) akanan. akanan !ang sering men!ebabkan n!eri kepala pada  beberapa orang antara lain* makanan !ang bersifat 3asodilator 

(histamin, contoh* anggur merah, natrium nitrat), 3asokonstriktor  (tiramin, contoh* keju1 feniletilamin, contoh* coklat1 kafein), dan %at tambahan pada makanan (natrium nitrit, monosodiaum glutamatC$, dan aspartam).

) $tres

) 'angsangan sensorik. $inar !ang terang dan sinar !ang men!ilaukan. Bau men!engat, termasuk bau !ang tidak  men!enangkan seperti tinner dan asap rokok.

(11)

) aktor fisik. #egiatan fisi !ang berlebihan termasuk akti3itas seksual. ;erubahan pola tidur, termasuk terlalu ban!ak tidur atau terlalu sedikit tidur, dan gangguan saat tidur. ;erubahan lingkungan. $eperti* cuaca, musim, tingkat dataran tinggi, tekanan  barometer, atau %ona +aktu.

<) :lkohol. =) erokok.

 b) Tension t!pe headache (5!eri kepala tegang)

) ;eristi+a stres tertentu. $tress dan depresi pada umumn!a berperan sebagai faktor pencetus sekitar 8=E, eAacerbasi maupun mempertahankan laman!a n!eri kepala. ;re3alensi life time depresi pada penduduk adalah sekitar =E. ;ada penderita depresi dijumpai adan!a defisit kadar serotonin dan noradrenalin di otakn!a.

2) depresi ) kecemasan

) kurang tidur atau perubahan pola tidur rutin. ?ad+al tidur !ang  berubah juga bisa membuat sakit kepala, misaln!a tidur terlambat.

$ebisa mungkin tidur teratur.

) tidak makan. >indari makan atau minum sesuatu !ang sensitif, khususn!a sebelum melakukan kegiatan fisik. 'asa lapar juga bisa membuat kita sakit kepala. ;asaln!a, pembuluh darah akan melebar setiap kali kadar gula darah turun. ?adi, sebisa mungkin makan secara teratur.

<) ;osisi tubuh !ang salah saat tidur . $akit kepala karena tegang. ejalan!a dia+ali dengan ketegangan di otot leher, bahu, dan tengkorak akibat tekanan emosional. $akitn!a selalu bera+al dari kepala belakang, merambat ke depan, lalu ke kedua sisi kepala. =) Bekerja dalam posisi !ang tidak enak . -eher tegang akibat bekerja

(12)

8) kurangn!a aktifitas fisik . kegiatan fisik !ang intens, termasuk  aktifitas seksual, perubahan hormonal !ang berhubungan dengan menstruasi, kehamilan, atau penggunaan hormon

) penggunaan obat untuk sakit kepala !ang berlebihan. c) luster 

;en!ebab pasti sakit kepala cluster tidak diketahui, tetapi ketidak  normalan pada h!pothalamus sepertin!a berperan. $erangan cluster  terjadi seperti rutinitas harian, dan siklus periode cluster sering mengikuti musim dalam setahun. ;ola ini menunjukkan pola jam  biologis tubuh terlibat. ;ada manusia, jam biologis tubuh terdapat pada h!pothalamus, !ang berada di dalam pada tengah otak. #etidaknormalan h!pothalamus menerangkan +aktu dan siklus alami sakit kepala cluster. ;enelitian mendeteksi peningkatan aktifitas pada h!pothalamus menajdi sumber sakit kepala cluster. aktor lain !ang mungkin juga terlibat adalah*

) >ormon. Orang dengan sakit kepala cluster memiliki ketidaknormalan tingkat hormon tertentu, seperti melatonin dan cortisol, terjadi saat periode cluster.

2) 5eurotransmitter . Berubahn!a tingkat beberapa reaksi kimia !ang memba+a impuls s!araf pada otak (neurotransmitter), seperti serotonin, mungkin memiliki peran dalam tumbuhn!a sakit kepala cluster. Tidak seperti migrain atau sakit kepala karena ketegangan, sakit kepala cluster umumn!a tidak berkaitan dengan pemicu seperti makanan, perubahan hormon atau stress. Tapi sekali periode cluster mulai, mengkonsumsi alkohol dapat dengan cepat memicu  pecahn!a sakit kepala karena alkohol adalah pemicu tercepat

terjadin!a sakit kepala selama periode klaster dan juga dapat memiliki efek bahkan sebelum minuman pertama selesai. Fntuk  alasan ini, ban!ak orang dengan sakit kepala cluster menghindari alkohol pada saat durasi periode cluster. ;emicu lain !ang mungkin  juga termasuk adalah penggunaan obat medis, seperti nitrogl!cerin,

(13)

*. Pa12/isi2+23i a) igren

igren headache merupakan gangguan n!eri kepala ditandai dengan adan!a serangan n!eri !ang berkepanjangan dan tiba/tiba dengan 3asokonstriksi !ang diikuti dengan 3asodilatasi. igren headache dapat dia+ali dengan adan!a aura atau berbagai sensasi prodromal seperti silau, penglihatan ganda dsb dimana ini merupakan indikasi adan!a disfungsi serebral fokal. Berkenaan dengan migren ini dikatakan bah+a kemungkinan disebabkan oleh ketegangan emosional !ang berkepanjangan. "ni akan men!ebabkan reflek 3asospasmus dari  beberapa arteri di kepala termasuk arteri !ang mensuplai otak. 6asospasmus akan men!ebabkan sebagian otak menjadi iskemik dan men!ebabkan gejala prodromal. "skemik !ang berkepanjangan men!ebabkan dinding 3askular menjadi flasik dan tidak mampu mempertahankan tonus 3askular. 4esakan darah men!ebabkan  pembuluh darah berdilatasi dan terjadi peregangan dinding arteri

sehingga men!ebabkan n!eri atau migren.  b) Tension t!pe headache (5!eri kepala tegang)

Tension headache merupakan n!eri kepala !ang pada umumn!a disebabkan oleh ketegangan dan kontraksi otot/otot leher dan kepala. "ni akan men!ebabkan tekanan pada serabut s!araf dan konstriksi  pembuluh darah pada dasar leher !ang pada gilirann!a akan makin menambah tekanan dan men!ebabkan buangan sisa (asam laktat) menumpuk. :kumulasi ini men!ebabkan timbuln!a n!eri. #etegangan otot ini pada umumn!a merupakan reaksi !ang tidak disadari terhadap stres. :kan tetapi, aktifitas/aktifitas !ang membutuhkan kepala harus  bertahan pada satu posisis dapat men!ebabkan n!eri kepala jenis ini, ataupun tidur dengan letak leher !ang tidak benar(tegang)dapat merpakan pen!ebab tension headache.

(14)

ocus patofisiologi di arteri karotis intraka3ernosus !ang merangsang  pleksus perikarotis. ;leksus ini mendapat rangsangan dari cabang  dan 2 ner3us trigeminus, ganglia ser3ikalis superiorC$ (simpatetik) dan ganglia sfenopalatinumC$; (parasimpatetik). 4iperkirakan focus iritatif di dan sekitar pleksus memba+a impuls/impuls ke batang otak  dan mengakibatkan rasa n!eri di daerah periorbital, retroorbital dan dahi.

$. Tan4a 4an 3e5a+a a) igren

Tanda dan gejala migren ber3ariasi di antara penderita. Terdapat  fase !ang umum terjadi pada penderita migren, tetapi semuan!a tidak harus selalu dialami oleh penderita. ase/fase tersebut antara lain*

) ase ;rodromal. ase ini dialami 0/<0E penderita migren. ejalan!a berupa perubahan mood, iritabel, depresi atau euforia,  perasaan lemah, letih, lesu, tidur berlebihan, menginginkan jenis makanan tertentu (coklat) dan gejala lainn!a. ejala ini muncul  beberapa jam atau hari sebelum fase n!eri kepala. ase in memberi  pertanda kepada penderita atau keluarga bah+a akan terjadi

serangan migren.

2) ase :ura. :ura adalah gejala neurologis fokal kompleks !ang mendahului atau men!ertai serangan migren. ase ini mucul  bertahap selama /20 menit, dan bertahan kurang dari <0 menit. :ura ini dapat berupa sensasi 3isual, sensorik, motorik, atau kombinasi dari aura/aura tersebut.

:ura 3isual muncul pada <E kasus dan merupakan gejala neurologis !ang paling umum terjadi. 9ang khas untuk migren adalah  scintillating   scotoma* tampak bintik/bintik kecil !ang ban!ak, gangguan 3isual

homonim, gangguan salah satu sisi lapangan pandang, persepsi adan!a caha!a berbagai +arna !ang bergerak pelan (fenomena positif).

(15)

#elainan 3isual lainn!a adalah adn!a skotoma ( fenomena negatif) !ang bisa timbul pada salah satu mata atau kedua mata. #edua fenomena ini bisa timbul bersamaan dan berbentuk %ig/%ag. :ura pada migren biasan!a hilang dalam beberapa menit dan kemudian diikuti dengan periode laten sebelum timbul n!eri kepala. Galaupun ada juga !ang melaporkan tanpa periode laten.

) ase 5!eri #epala. 5!eri kepala migren biasan!a berden!ut, unilateral dan a+aln!a berlokasi di daerah frontotemporalis dan okular, kemudian setelah /2 jam men!ebar secara difus ke arah  posterior. $erangan berlangsung selama /=2 jam pada orang de+asa, sedangkan pada anak/anak berlangsung pada /8 jam. "ntensitas n!eri nerkisar dari sedang sampai berat dan dapat mengganggu pasien dalam melakukan akti3itas sehari/hari.

2) ase ;ostdromal. ;asien mungkin merasa lelah, iritabel, konsentrasi terganggu, dan perubahan mood . :kan tetapi, beberapa orang merasa HsegarI atau euforia setelah serangan, sedangkan !ang lainn!a merasa depresi dan lemas.

 b) Tension t!pe headache (5!eri kepala tegang). ejala klinis !ang dapat ditemukan pada tension-typeheadache adalah*

) Tidak ada gejala prodnormal atupun aura1

2) 5!eri dapat ringan hingga sedang maupun berat1 ) Tumpul, seperti ditekan atau diikat. Tidak berden!ut,

) en!eluruh atau difus (tidak han!a pada satu titik atau satu sisi), n!eri lebih hebat di daerah kulit kepala, oksipital, dan belakang leher1

) Terjadi secara spontan1

<) emburuk atau dicetuskan oleh stres dan kelelahan1 =) :dan!a insomnia1

8) "ritabilitas1

) angguan konsentrasi1

(16)

) Beberapa orang mengeluh rasa tidak n!aman didaerah leher, rahang, dan temporomandibular.

c) luster. Tanda dan gejala kususn!a adalah*

) $akit !ang mengerikan, biasan!a terdapat pada atau sekitar mata, tapi dapat merambat pada area lain di +ajah, kepala, leher dan  pundak.

2) $akit pada satu sisi ) #egelisahan

) #eluar air mata secara berlebihan ) ata merah sebagai efek samping

<) -endir atau basah pada lubang hidung sebagai efek samping pada +ajah

=) Berkeringat, kulit pucat pada +ajah

8) Bengkak di sekitar mata sebagai efek samping pada +ajah ) Fkuran pupil !ang mengecil

0) #elopak mata !ang la!u

6. Pemeri0saan pen9n5an3

T $can, menjadi mudah dijangkau sebagai cara !ang mudah dan aman untuk menemukan abnormalitas pada susunan saraf pusat. '" $can, dengan tujuan mendeteksi kondisi patologi otak dan medula spinalis dengan menggunakan tehnik scanning dengan kekuatan magnet untuk  membuat ba!angan struktur tubuh.

;ungsi lumbal, dengan mengambil cairan serebrospinalis untuk   pemeriksaan. >al ini tidak dilakukan bila diketahui terjadi peningkatan

tekanan intrakranial dan tumor otak, karena penurunan tekanan !ang mendadak akibat pengambilan $.

7. Pena1a+a0sanaan

a) igren, penatalaksanaann!a terdiri dari 2 macam, !aitu*

(17)

• :spirin dan 5$:"4 dosis tinggi (00 mg) untuk serangan ringan

serta sedang.

• #ombinasi analgesik dan antiemetik, contoh* aspirin dengan

metoklopramid atau parasetamol dengan domperidon untuk  serangan ringan sampai sedang.

• :nalgesik !ang mengandung opiat, contoh* almotriptan,

eletriptan, fro3atriptan, naratriptan, sumatriptan, ri%atriptan, %olmitriptan !ang terdapat dalam bentuk sediaan oral, semprotan hidung, subkutan, dan rektal supositoria. $ediaan oral sesuai untuk intensitas n!eri kepala ringan sampai sedang untuk menjaga absorbsin!a. Obat ini harus diberikan dengan dosis optimal dan sebaikn!a diulang setiap 2 jam (untuk naratriptan setiap  jam), sampai n!eri kepala hilang sepenuhn!a atau telah mecapai dosis maksimal. olongan triptan sebaikn!a tidak digunakan dalam 2  jam setelaj pemakaina triptan jenis lain.

• 4ihidroergotamin (4>7) untuk semua jenis serangan.

2) ;engobatan pre3entif (profilaksis). acam/macam obat pilihan  pertama !ang dianggap efektif dalam pengobatan pre3entif adalah*

• J bloker misaln!a atenolol, bisoprolol, metoprolol, nadolol,

 propanolol, dan timolol.

• ;emakaian K bloker dikontraindikasikan pada sinus bradikardi,

 pen!akit paru obstruktif (asma), dan 4.

• :ntagonis serotonin (/>T2), misaln!a* metisergid dan

siproheptadin.

• :ntidepresan trisiklik, misaln!a amitriptilin.

• ;en!ekat/a, misaln!a* flunarisin dan 3erapramil.

eningkatkan ambang rangsang n!eri

• :ntikom3ulsan, misaln!a* 5a 3alproat dan topiramat.

 b) Tension t!pe headache (5!eri kepala tegang). Terapi 5on/farmakologi* ) melakukan latihan peregangan leher atau otot bahu sedikitn!a 20

(18)

2) perubahan posisi tidur 

) pernafasan dengan diafragma atau metode relaksasi otot !ang lain ) ;en!esuaian lingkungan kerja maupun rumah. ;encaha!aan !ang

tepat untuk membaca, bekerja, menggunakan komputer, atau saat menonton tele3isi

) >indari eksposur terus/menerus pada suara keras dan bising <) >indari suhu rendah pada saat tidur pada malam hari

Terapi

farmakologi-) enggunakan analgesik atau analgesik plus aju3an sesuai tingkat n!eri. ontoh * Obat/obat OT seperti aspirin, acetaminophen, ibuprofen atau naproAen sodium. ;roduk kombinasi dengan kafein dapat meningkatkan efek analgesik 

2) Fntuk sakit kepala kronis, perlu assesment !ang lebih teliti mengenai pen!ebabn!a, misaln!a karena anAietas atau depresi  pilihan obatn!a adalah antidepresan, seperti amitriptilin atau antidepresan lainn!a. >indari penggunaan analgesik secara kronis memicu rebound headache

c) luster 

$asaran terapi* menghilangkan n!eri (terapi abortif), mencegah serangan (profilaksis). $trategi terapi* menggunakan obat 5$:"4, 3asokonstriktor cerebral. Obat/obat terapi abortif*

) Oksigen 2) 7rgotamin

) 4osis sama dengan dosis untuk migrain ) $umatriptan

Obat/obat untuk terapi profilaksis* ) 6erapamil 2) -itium ) 7rgotamin ) etisergid ) #ortikosteroid <) Topiramat

(19)

Terapi 5onfarmakologi headache*

) Terapi :kupuntur. ;enggunaan akupuntur dilakukan di titik/titik !ang direkomendasikan menggunakan 0 sampai 2 jarum, 0 menit per  minggu, selama 0 hingga 2 minggu.

2) -atihan fisik. -atihan fisik mengurangi intensitas dan bahkan membebaskan sakit kepala sebagian pasien hingga enam bulan. $elain itu juga bisa dilakukan latihan olahraga !ang mengarah pada otot/otot  bahu dan leher, masing/masing selama 00 kali, dan ditambah pula

dengan menga!uh sepeda ergonomik serta peregangan.

) -atihan relaksasi. -atihan relaksasi mencakup latihan pernapasan, teknik mengendalikan stres, serta bagaimana bersikap rileks selama  berakti3itas dan dalam menjalani hidup sehari/hari.

(20)

PATH&A:S

 Trauma langsung (jatuh, kecelakaan)

Benturan pada kepala, trauma tertutup Cidera kepala hematoma Peningkatan TIK  Perdarahan Perubahan sirkulasi Rangsangan saraf  Peningkatan seksresi asam lambung Iritasi lambung ual !nausea muntah Kehilangan cairan secara masi" Kekurangan "olume #angguan autoregulasi $liran darah ke otak

terganggu

%uplai &' menurun

$sam laktat

Konstriksi pada pembuluh dash dasar

eri akut

&edem otak

Ketidakefektifan perfusi jaringan* ketegangan

Kontraksi otot leher da kepala

 Tekanan pada serabut saraf 

Pusing

#irus medialis lobus temporalis tergeser

+erniasi ulkus esensefalon

#angguan kesadaran  Ketidakefektifan pola

(21)

ASUHAN KEPERA&ATAN . Da1a ;an3 per+9 4i0a5i

a) Breathing (B)

#ompresi pada batang otak akan mengakibatkan gangguan irama  jantung, sehingga terjadi perubahan pada pola napas, kedalaman, frekuensi maupun iraman!a, bisa berupa he!ne $tokes atau :taAia  breathing. 5apas berbun!i, stridor, ronkhi, +hee%ing ( kemungkinana karena aspirasi), cenderung terjadi peningkatan produksi sputum pada  jalan napas.

 b) Blood (B2)

7fek peningkatan tekanan intrakranial terhadap tekanan darah  ber3ariasi. Tekanan pada pusat 3asomotor akan meningkatkan transmisi rangsangan parasimpatik ke jantung !ang akan mengakibatkan den!ut nadi menjadi lambat, merupakan tanda  peningkatan tekanan intrakranial. ;erubahan frekuensi jantung

(bradikardia, takikardia !ang diselingi dengan bradikardia, disritmia) c) Brain (B)

otak akibat cidera kepala. #ehilangan kesadaran sementara, amnesia seputar kejadian, 3ertigo, sinkope, tinitus, kehilangan pendengaran,  baal pada ekstrimitas. Bila perdarahan hebatCluas dan mengenai  batang otak akan terjadi gangguan pada ner3us cranialis, maka dapat

terjadi *

) ;erubahan status mental (orientasi, ke+aspadaan, perhatian, konsentrasi, pemecahan masalah, pengaruh emosiCtingkah laku dan memori).

2) ;erubahan dalam penglihatan, seperti ketajamann!a, diplopia, kehilangan sebagian lapang pandang, foto fobia.

) ;erubahan pupil (respon terhadap caha!a, simetri), de3iasi pada mata.

) Terjadi penurunan da!a pendengaran, keseimbangan tubuh.

) $ering timbul hiccupCcegukan oleh karena kompresi pada ner3us 3agus men!ebabkan kompresi spasmodik diafragma.

(22)

<) angguan ner3us hipoglosus. angguan !ang tampak lidah jatuh kesalah satu sisi, disfagia, disatria, sehingga kesulitan menelan. d) Blader (B)

;ada cidera kepala sering terjadi gangguan berupa retensi, inkontinensia uri, ketidakmampuan menahan miksi.

e) Bo+el (B)

Terjadi penurunan fungsi pencernaan* bising usus lemah, mual, muntah (mungkin pro!ektil), kembung dan mengalami perubahan selera. angguan menelan (disfagia) dan terganggun!a proses eliminasi al3i. f) Bone

;asien cidera kepala sering datang dalam keadaan parese, paraplegi. ;ada kondisi !ang lama dapat terjadi kontraktur karena imobilisasi dan dapat pula terjadi spastisitas atau ketidakseimbangan antara otot/otot antagonis !ang terjadi karena rusak atau putusn!a hubungan antara  pusat saraf di otak dengan refleks pada spinal selain itu dapat pula

terjadi penurunan tonus otot.

". Dia3n2sa 0eperawa1an

a. #etidakefektifan perfusi jaringan* serebral berhubungan dengan  penghentian aliran darah (hemoragi, hematoma)

 b. 5!eri akut berhubungan dengan adan!a laserasi pada kepala

c. #ekurangan 3olume cairan berhubungan dengan output !ang  berlebihan

d. #etidakefektifan pola napas berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler akibat cedera kepala.

#. Ren<ana As9an Keperawa1an

#etidakefektifan perfusi jaringan* serebral berhubungan dengan  penghentian aliran darah (hemoragi, hematoma)

Tujuan*

$etelah dilakukan tindakan kepera+atan selama 2 jam pasien akan dapat empertahankan tingkat kesadarann!a, kognisi, dan fungsi motorikCsensorikn!a.

(23)

#riteria >asil*

Tanda/tanda 3ital stabil

Tidak ada tanda peningkatan T"# 

"nter3ensi 'asional Tentukan faktor/faktor !g

men!ebabkan komaCpenurunan perfusi  jaringan otak dan potensial peningkatan

T"#.

;antau Ccatat status neurologis secara teratur dan bandingkan dengan nilai standar $.

73aluasi keadaan pupil, ukuran,

kesamaan antara kiri dan kanan, reaksi terhadap caha!a.

;antau tanda/tanda 3ital* T4, nadi, frekuensi nafas, suhu.

;antau intake dan out put, turgor kulit dan membran mukosa.

Turunkan stimulasi eksternal dan  berikan ken!amanan, seperti

lingkungan !ang tenang.

Bantu pasien untuk menghindari Cmembatasi batuk, muntah, mengejan.

Tinggikan kepala pasien / derajad

;enurunan tandaCgejala neurologis atau kegagalan dalam pemulihann!a setelah serangan a+al, menunjukkan perlun!a  pasien dira+at di pera+atan intensif.

engkaji tingkat kesadaran dan  potensial peningkatan T"# dan

 bermanfaat dalam menentukan lokasi,  perluasan dan perkembangan kerusakan

$$;.

'eaksi pupil diatur oleh saraf cranial okulomotor (""") berguna untuk

menentukan apakah batang otak masih  baik. FkuranC kesamaan ditentukan

oleh keseimbangan antara persarafan simpatis dan parasimpatis. 'espon terhadap caha!a mencerminkan fungsi !ang terkombinasi dari saraf kranial optikus ("") dan okulomotor ("""). ;eningkatan T4 sistemik !ang diikuti oleh penurunan T4 diastolik (nadi !ang membesar) merupakan tanda terjadin!a  peningkatan T"#, jika diikuti oleh  penurunan kesadaran.

>ipo3olemiaChipertensi dapat

mengakibatkan kerusakanCiskhemia cerebral. 4emam dapat mencerminkan kerusakan pada hipotalamus.

;eningkatan kebutuhan metabolisme dan konsumsi oksigen terjadi (terutama saat demam dan menggigil) !ang

selanjutn!a men!ebabkan peningkatan T"#.

Bermanfaat sebagai indikator dari cairan total tubuh !ang terintegrasi dengan perfusi jaringan.

(24)

sesuai indikasiC!ang dapat ditoleransi. Batasi pemberian cairan sesuai indikasi. Berikan oksigen tambahan sesuai

indikasi.

Berikan obat sesuai indikasi, misal* diuretik, steroid, antikon3ulsan, analgetik, sedatif, antipiretik.

mengakibatkan diabetes insipidus. angguan ini dapat mengarahkan pada masalah hipotermia atau pelebaran  pembuluh darah !ang akhirn!a akan  berpengaruh negatif terhadap tekanan

serebral.

emberikan efek ketenangan,

menurunkan reaksi fisiologis tubuh dan meningkatkan istirahat untuk

mempertahankan atau menurunkan T"#.

:kti3itas ini akan meningkatkan tekanan intrathorak dan intraabdomen !ang dapat meningkatkan T"#.

eningkatkan aliran balik 3ena dari kepala sehingga akan mengurangi kongesti dan oedema atau resiko terjadin!a peningkatan T"#.

;embatasan cairan diperlukan untuk menurunkan edema serebral,

meminimalkan fluktuasi aliran 3askuler  T4 dan T"#.

enurunkan hipoksemia, !ang mana dapat meningkatkan 3asodilatasi dan 3olume darah serebral !ang

meningkatkan T"#.

4iuretik digunakan pada fase akut untuk menurunkan air dari sel otak, menurunkan edema otak dan T"#,. $teroid menurunkan inflamasi, !ang selanjutn!a menurunkan edema  jaringan. :ntikon3ulsan untuk

mengatasi dan mencegah terjadin!a aktifitas kejang. :nalgesik untuk menghilangkan n!eri . $edatif digunakan untuk mengendalikan kegelisahan, agitasi. :ntipiretik menurunkan atau mengendalikan demam !ang mempun!ai pengaruh meningkatkan metabolisme serebral atau peningkatan kebutuhan terhadap oksigen.

(25)

 5!eri akut berhubungan dengan adan!a laserasi pada kepala Tujuan*

setelah dilakukan tindakan kepera+atan selama A2 jam pasien akan dapat mengurangai pen!ebab n!eri !ang dirasakan

#riteria >asil*

;enurunan skala n!eri

engetahui pen!ebab n!eri

engetahi teknik pengalihan n!eri

"nter3ensi 'asional #aji skala n!eri pasien

#aji pen!ebab, lokasi, lama timbuln!a n!eri

?elaskan pen!ebab n!eri !ang dialami  pasien

:jarkan teknik pengalihan n!eri sesuai dengan kebutuhan

#olaborasikan dengan dokter untuk  pemberian terapi farmakologi sesuai

dengan gejala !ang timbul

enentukan penurunan atau

 peningkatan pada e3aluasi tindakan selanjutn!a

engetahui pen!ebab n!eri !ang dialami pasien

emberikan informasi pada pasien terkait kondisin!a saat ini

engatasi n!eri dengan terapi non farmakologi.

 5!eri kepala ada beberapa macam  jenis, dan mempun!ai penangan

farmakaologi !ang berbeda/beda. #ekurangan 3olume cairan berhubungan dengan output !ang berlebihan Tujuan*

$etelah dilakukan asuhan kepera+atan selama A2 jam diharapkan kebutuhan cairan terpenuhi

#riteria hasil*

kebutuhan cairan pasien tepenuhi dan asupan cairan pasien terpenuhi. "nter3ensi 'asional ?elaskan tindakan !ang akan dilakukan

kaji out put dan in put cairan

:gar pasien mengerti semua tindakan !ang akan dilakukan

untuk mengetahui keseimbangan cairan  pasien, dan mengetahui intake !ang

(26)

:njurkan pada pasien untuk minum setiap setelah muntah

 Obser3asi TT6

#olaborasi dengan dokter untuk   pemberian terapi farmakologi

 pengganti cairan !ang hilang, dan memenuhi kebutuhan cairan pasien mengetahui kondisi umum pasien kolaborasi tentang pemberian cairan intra3ena !ang tepat

#etidakefektifan pola napas berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler akibat cedera kepala.

Tujuan*

$etelah dilakukantindakan kepera+atan selama A2 jam pasien akan dapat mempertahankan pola napasn!a secara efektif.

#ritera >asil* $ianosis (/)

'' dalam batas normal 'etraksi dada (/)

;ernapasan cuping hidung (/)

"nter3ensi #riteria >asil ;antau frekuensi, irama, kedalaman

 pernapasan. atat ketidakteraturan  pernapasan.

;antau dan catat kompetensi reflek gagCmenelan dan kemampuan pasien untuk melindungi jalan napas sendiri. ;asang jalan napas sesuai indikasi.

:ngkat kepala tempat tidur sesuai

aturann!a, posisi miirng sesuai indikasi.

:njurkan pasien untuk melakukan napas dalam !ang efektif bila pasien sadar.

;erubahan dapat menandakan a+itan komplikasi pulmonal atau menandakan lokasiCluasn!a keterlibatan otak.

;ernapasan lambat, periode apnea dapat menandakan perlun!a 3entilasi

mekanis.

#emampuan memobilisasi atau membersihkan sekresi penting untuk  pemeliharaan jalan napas. #ehilangan

refleks menelan atau batuk menandakan  perluna!a jalan napas buatan atau

intubasi.

Fntuk memudahkan ekspansi

 paruC3entilasi paru dan menurunkan adan!a kemungkinan lidah jatuh !ang men!umbat jalan napas.

(27)

-akukan penghisapan dengan ekstra hati/hati, jangan lebih dari 0/ detik. atat karakter, +arna dan kekeruhan dari sekret.

:uskultasi suara napas, perhatikan daerah hipo3entilasi dan adan!a suara tambahan !ang tidak normal misal* ronkhi, +hee%ing, krekel.

;antau analisa gas darah, tekanan oksimetri

-akukan ronsen thoraks ulang.

Berikan oksigen.

-akukan fisioterapi dada jika ada indikasi.

;enghisapan biasan!a dibutuhkan jika  pasien koma atau dalam keadaan

imobilisasi dan tidak dapat

membersihkan jalan napasn!a sendiri. ;enghisapan pada trakhea !ang lebih dalam harus dilakukan dengan ekstra hati/hati karena hal tersebut dapat men!ebabkan atau meningkatkan hipoksia !ang menimbulkan

3asokonstriksi !ang pada akhirn!a akan  berpengaruh cukup besar pada perfusi  jaringan.

Fntuk mengidentifikasi adan!a masalah  paru seperti atelektasis, kongesti, atau

obstruksi jalan napas !ang

membaha!akan oksigenasi cerebral danCatau menandakan terjadin!a infeksi  paru.

enentukan kecukupan pernapasan, keseimbangan asam basa dan

kebutuhan akan terapi.

elihat kembali keadaan 3entilasi dan tanda/tandakomplikasi !ang

 berkembang misal* atelektasi atau  bronkopneumoni.

emaksimalkan oksigen pada darah arteri dan membantu dalam pencegahan hipoksia. ?ika pusat pernapasan

tertekan, mungkin diperlukan 3entilasi mekanik.

Galaupun merupakan kontraindikasi  pada pasien dengan peningkatan T"#

fase akut tetapi tindakan ini seringkali  berguna pada fase akut rehabilitasi

untuk memobilisasi dan membersihkan  jalan napas dan menurunkan resiko

(28)

DA%TAR PUSTAKA

Barbara, 7ngram. .  $encana %suhan &eperawatan Medi!al 'edah. :lih  bahasa suhar!ati samba. ?akarta* 7

Baticaca, ransisca B. 2008.  %suhan &eperawatan (ada &lian )engan Gangguan Sistem (ersyarafan. ?akarta* $alemba edika.

Bauhgman, 4iane ., & >ackle!. ?oann . 2000.  &eperawatan Medi!al 'edah  'u!u Sa!u *ntu! 'runner )an Suddarth. ?akarta* 7.

Brunner & $uddarth, 2002. 'u!u %+ar !eperawatan Medi!al 'edah. ?akarta*7. utta@in, :rif. 2008.  'u!u %+ar %suhan &eperawatan &lien )engan Gangguan

Sistem (ersarafan" ?akarta* $almeba edika.

ennarelli T:, eane! 4. <. echanism of ;rimar! >ead "njur!. 4alam*  5eurosurger! 2nd edition. 5e+ 9ork * cra+ >ill.

;7'4O$$" cabang ;ekanbaru. 200=. $imposium trauma kranio/serebral tanggal  5o3ember. ;ekanbaru.

>icke! ?6. 200. raniocerebral Trauma. 4alam* The linical ;ractice of   5eurological and 5eurosurgical 5ursing th edition. ;hiladelphia * lippincot

Gilliam & Gilkins.

Tar+ono, Gartonah. 200=.  &eperawatan Medi!al 'edah Gangguan Sistem(ersyarafan. ?akarta* $agung $eto

Referensi

Dokumen terkait

Gangguan vestibuler yang paling sering ditemui, dengan gejala rasa pusing berputar diikuti mual muntah dan keringat dingin, yang dipicu oleh perubahan posisi

Syok kardiogenik ditandai oleh gangguan fungsi ventrikel kiri yang mengakibatkan gangguan mengakibatkan gangguan fungsi ventrikel kiri yaitu

– Autisme merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi, dan

Cedera kepala merupakan cedera yang meliputi trauma kulit kepala, tengkorak dan otak. Cedera kepala adalah gangguan fungsi normal otak karena trauma, baik trauma tumpul maupun

Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen miokard dan kebutuhan, adanya iskemik/ nekrosis jaringan miokard ditandai dengan

Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan persepsi, transmisi atau integrasi sensori (penyakit neurologis, tidak mampu berkomunikasi, gangguan tidur, nyeri)

1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan aliran darah: gangguan. oklusif, vasospasme serebral, edema serebral ditandai dengan

transmisi atau integrasi sensori (penyakit neurologis! tidak mampu  berkomunika si! gangguan tidur! nyeri) ditandai dengan cemas! apatis! gelisah! halusinasi. Setelah