• Tidak ada hasil yang ditemukan

KUALITAS POST-THAWED SPERMATOZOA DOMBA YANG DISENTRIFUGASI SEBELUM DIBEKUKAN DENGAN PENGENCER LAKTOSA LATIFAH HUMAIROH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KUALITAS POST-THAWED SPERMATOZOA DOMBA YANG DISENTRIFUGASI SEBELUM DIBEKUKAN DENGAN PENGENCER LAKTOSA LATIFAH HUMAIROH"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

KUALITAS

POST-THAWED

SPERMATOZOA DOMBA YANG

DISENTRIFUGASI SEBELUM DIBEKUKAN DENGAN

PENGENCER LAKTOSA

LATIFAH HUMAIROH

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2014

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kualitas Post-Thawed Spermatozoa Domba yang disentrifugasi sebelum dibekukan dengan Pengencer Laktosa adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Oktober 2013 Latifah Humairoh NIM B04090202

(4)

ABSTRAK

LATIFAH HUMAIROH. Kualitas Post-Thawed Spermatozoa Domba yang disentrifugasi sebelum dibekukan dengan Pengencer Laktosa. Dibimbing oleh NI WAYAN KURNIANI KARJA.

Telah diketahui bahwa plasma semen dapat menurunkan motilitas spermatozoa selama proses pembekuan. Sentrifugasi adalah metode yang digunakan untuk memisahkan plasma semen pada spermatozoa. Oleh karena itu, dilakukan penelitian pada spermatozoa domba yang dibekukan dan diberi perlakuan sentrifugasi untuk memisahkan plama semen dan spermatozoa domba. Terdapat tiga perlakuan pada sampel spermatozoa domba yaitu kontrol (tanpa sentrifugas) dan sentrifugasi dilakukan selama 5 menit dan 10 menit dengan kecepatan 3000 rpm. Ketiga sampel diekuilibrasi selama 2 jam pada suhu 4ºC, kemudian dibekukan nitrogen cair dan di thawing pada suhu 37ºC selama 30 detik. Hasil yang didapat dengan menggunakan program analisis data SPSS dengan Anova dan uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nyata pada motilitas, viabilitas, dan integritas membran plasma utuh (MPU) antara spermatozoa dari kelompok kontrol dan perlakuan setelah thawing(P>0,05).Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa keberadaan plasma semen selama proses pembekuan tidak mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas spermatozoa domba paska pembekuan.

Kata kunci: domba, pembekuan,sentrifugasi, spermatozoa

ABSTRACT

LATIFAH HUMAIROH.Post-thawed Quality of Centrifugated Ram Sperm Before Freezing with Lactose Extender .Supervised by NI WAYAN KURNIANI KARJA.

It has been known that seminal plasma (SP) can be deleterious for sperm motility while freezing. Centrifugation is a method to remove seminal plasma from sperm. The aim of this research is to get better quality of frozen-thawed ram sperm by removed the seminal plasma. In this research, ram semen were centrifuged for 5 minutes and 10 minutes at 3000 rpm (480 g) and non centrifuged semen was used as control. After that, semen were equilibrated for 2 hours at temperatur 4 ºC and freezed with liquid nitrogen then thawed at 37 ºC for 30 seconds. The effects of treatment on motility, viability, and membran integrity was determined using SPSS analysis program with Anova and Duncan's test. The result showed that there was no differences on motility, viability, and membran integrity after thawed (p>0.05). Based on this result, we concluded that the existance of seminal plasma during cryopreservation did not have negative effects on post-thawed quality of ram sperm.

(5)
(6)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan

pada

Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor

KUALITAS

POST-THAWED

SPERMATOZOA DOMBA YANG

DISENTRIFUGASI SEBELUM DIBEKUKAN DENGAN

PENGENCER LAKTOSA

LATIFAH HUMAIROH

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2014

(7)
(8)

Judul Skripsi : Kualitas Post-Thawed Spermatozoa Domba yang disentrifugasi sebelum dibekukan dengan Pengencer Laktosa

Nama : Latifah Humairoh NIM : B04090202

Disetujui oleh

drh Ni Wayan Kurniani Karja MP, PhD Pembimbing

Diketahui oleh

drh Agus Setiyono, MS, PhD, APVet Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Hewan

(9)

Judul Skripsi: Kualitas Post-Thawed Spennatozoa Domba yang disentrifugasi sebelum dibekukan dengan Pen encer Laktosa

Nama : Latifah Humairoh NIM : B04090202

Disctujui oleh

_ -. \i -3Yan Kunliani Karja MP, PhD

Pembimbing

APVet

(10)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2012 ini adalah Kualitas Post-Thawed Spermatozoa Domba yang disentifugasi sebelum dibekukan dengan Pengencer Laktosa.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu drh Ni Wayan Kurniani Karja MP, PhD selaku pembimbing. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Bondan dan Bapak Suganda yang telah membantu selama koleksi semen domba. Ungkapan terima kasih yang tak terhingga juga disampaikan kepada ayah tersayang Susanto Edy Purnomo, mama tercinta Nanik Chomsah Musyarofah, adik saya Annisa Aprillia, dan orang-orang terdekat saya atas segala doa, dukungan dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat untuk pengembangan ternak domba di Indonesia.

Bogor, Oktober 2013 Latifah Humairoh

(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 3

METODE 3

Lokasi dan Waktu Penelitian 3

Bahan Pengencer 3

Koleksi Semen Domba 3

Sentrifugasi dan Pembekuan Semen 3

Analisis Data 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 4

SIMPULAN DAN SARAN 6

Simpulan 6

Saran 6

DAFTAR PUSTAKA 7

(12)

DAFTAR TABEL

1 Motilitas post-thawed spermatozoa domba setelah disentrifugasi dan

setelah dibekukan 4

2 Viabilitas post-thawed spermatozoa domba setelah disentrifugasi dan

setelah dibekukan 5

3 Integritas membran plasma utuh (MPU) post-thawed spermatozoa domba setelah disentrifugasi dan setelah dibekukan 6

(13)
(14)

PENDAHULUAN

Latar belakang

Domba merupakan ternak yang telah lama dipelihara di Indonesia. Populasi ternak domba pada tahun 2003 sekitar 8.7 juta ekor dan sebagian besar domba diternakkan dalam skala kecil di pedesaan (Ditjen Peternakan 2005). Manfaat beternak domba adalah daging domba sebagai sumber protein dan lemak hewani, bulunya dapat digunakan sebagai industri tekstil, dan domba memiliki tingkat reproduksi yang tinggi (Gatenby dan Humbert 1991). Populasi domba semakin meningkat setiap tahunnya berdasarkan data pada tahun 2010 populasi domba sebanyak 10 juta ekor dan meningkat 1 juta ekor setiap tahunnya hingga tahun 2012 terdapat sebanyak 12 juta ekor (Ditjen Peternakan 2013).

Salah satu cara untuk mengembangbiakkan domba adalah dengan inseminasi buatan (IB). Tujuan utama dari inseminasi buatan adalah untuk menyebarkan gen unggul dalam suatu populasi dengan biaya yang terjangkau (Pineda dan Dooley 2003). Di samping itu perkawinan dengan IB memiliki beberapa keuntungan diantaranya adalah membantu hewan yang tidak dapat kawin akibat kelainan anatomis ataupun patologis, memanfaatkan ejakulat yang berlebihan sehingga akan ada banyak betina yang dapat dikawinkan, sangat efisien sebagai fasilitas peningkatan mutu genetik dan peningkatan populasi, dapat mengontrol penyakit yang ditularkan antar hewan melalui perkawinan alami, dapat menyeleksi kualitas semen yang akan digunakan, dan dengan kriopreservasi dapat menyimpan gen unggul untuk konservasi (England dan Millar 2008).

Keberhasilan IB pada ternak tidak hanya tergantung pada kualitas dan kuantitas semen yang diejakulasikan seekor pejantan, tetapi tergantung juga kepada kesanggupan untuk mempertahankan kualitas semen tersebut untuk beberapa saat lebih lama setelah ejakulasi (Kune et al. 2001). Kualitas spermatozoa yang dimaksud adalah spermatozoa yang mempunyai daya hidup tinggi, morfologi normal dan motilitas progresif tinggi (Herdis et al. 2005). Penyimpanan semen dengan proses pembekuan dapat menyebabkan kerusakan ultrastuktur, biokimia, dan perubahan fungsi terutama pada membran plasma spermatozoa (Visconti et al. 1999; Bailey et al. 2000; Chatterjee et al. 2001). Menurut Bailey dan Buhr (1994) ada empat faktor yang diduga dapat menurunkan kualitas spermatozoa selama proses penyimpanan dan pembekuan semen yaitu (1) perubahan-perubahan intraseluler akibat perubahan isotonis (tekanan osmotik) dari pembentukan kristal es; (2) cold shock terhadap sel yang dibekukan; (3)triglycerol lipase yang berasal dari kelenjar bulbourethralis; dan (4) plasma semen yang mengandung egg yolk coagulating enzyme yang diduga enzim fosfolipase A yang juga disekresikan oleh kelenjar bulbourethralis.

Sperma mamalia diproduksi oleh testis yang kemudian disalurkan ke epididimis dalam bentuk haploid. Sperma yang dikeluarkan dalam tubuh (fresh ejaculate) belum dapat dikatakan fertil atau dapat membuahi ovum apabila belum mengalami proses kapasitasi. Plasma semen yang merupakan bagian dari semen memiliki peranan penting dalam proses kapasitasi tersebut (Töpfer-Petersenet al. 2005). Plasma semen adalah campuran sekresi yang dihasilkan dari beberapa kelenjar pada saluran reproduksi jantan. Hampir sama dengan cairan tubuh

(15)

2

lainnya, plasma semen mengandung protein dalam konsentrasi yang tinggi (Pilch dan Mann 2006). Plasma semen berfungsi menjaga kestabilan dari membran plasma spermatozoa hingga kapasitasi dimulai di saluran reproduksi betina (Cross 1996). Akan tetapi pada sisi lain dilaporkan bahwa konsentrasi plasma semen yang tinggi selama proses pendinginan dan penyimpanan dapat merusak spermatozoa (Pickett et al. 1975). Plasma semen juga dilaporkan dapat menghambat kapasitasi pada semen segar (Suzuki et al. 2002; Vadnais et al. 2005) dan semen beku babi (Vadnais et al. 2005). Pada kerbau, plasma semennya mengandung faktor antimotilitas (Goyal et al. 1996) dan faktor spermiostatik (Ahmad et al. 1996) yang dapat menurunkan motilitas dan viabilitas post-thawed spermatozoa. Kandungan lipid terutama asam lemak tak jenuh ganda pada plasma semen yang tinggi menyebabkan spermatozoa rentan terhadap reaksi peroksidasi sehingga memengaruhi ketahanan terhadap cold shock (White 1993).

Pemisahan spermatozoa dari plasma semen sebelum dibekukan dilaporkan dapat meningkatkan kualitas post-thawed spermatozoa.Pemisahan plasma semen berkontribusi dalam kestabilan membran plasma selama dibekukan, meningkatkan kekebalan terhadap hypo-osmotic shock dan mengurangi respon terhadap reaksi akrosom (Barrier-Battut et al. 2010).Pemisahan spermatozoa dan plasma semen dapat dilakukan dengan cara sentrifugasi. Sentrifugasi adalah langkah penting dalam prosedur kriopreservasi sperma babi yang berguna untuk meningkatkan konsentrasi sperma (Carvajal et al. 2004).Sentrifugasi adalah proses yang memanfaatkan gaya sentrifugal untuk sedimentasi dengan menggunakan mesin sentrifus atau pemusing. Komponen campuran yang lebih rapat akan bergerak menjauh dari sumbu sentrifugal dan membentuk endapan (pelet), menyisakan

cairan supernatan yang dapat diambil dengan dekantasi (Yuwono 2007). Pada

kuda, sentrifugasi menaikkan persentase motilitas spermatozoa setelah dibekukan selama 48 jam (Brinsko et al. 2000). Selain itu pemisahan plasma semen berkontribusi terhadap stabilitas membran spermatozoa selama pendinginan, meningkatkan ketahanan spermatozoa terhadap kondisi hipoosmotik, dan mengurangi respon induksi farmakologis dari reaksi akrosom (Barrier-Battut et al. 2010). Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh sentrifugasi pada hewan lain, yaitu pada babi. Pada alpaca penambahan 10% plasma semen dapat menjaga motilitas dan intergitas akrosom spermatozoa ejakulat dan spermatozoa dari epididimis alpaca (Kershaw-Young dan Maxwell 2011). Sujoko et al. (2009) melaporkan bahwa seleksi spermatozoa domba garut dengan metode sentrifugasi gradien densitas percoll menggunakan kombinasi kecepatan dan waktu sentrifugasi 400g selama 15 menit merupakan kombinasi optimum untuk mempertahankan kualitas spermatozoa domba. Berdasarkan sumber-sumber di atas, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemisahan plasma semen dengan sentrifugasi pada kualitas post-thawed spermatozoa domba.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui kualitas post-thawed spermatozoa domba yang disentrifugasi sebelum dibekukan dengan pengencer laktosa.

(16)

3 Manfaat Penelitian

Diharapkan data yang diperoleh pada penelitian ini dapat digunakan sebagai pengetahuan baru dalam teknik kriopreservasi semen beku domba sehingga kualitas post-thawed semen beku domba dapat ditingkatkan.

METODE

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di laboratorium In Vitro serta Unit Rehabilitasi dan Reproduksi, bagian Reproduksi dan Kebidanan, Departemen Klinik, Reproduksi, dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor pada bulan Januari sampai April 2013.

Bahan Pengencer

Pengencer yang digunakan dalam penelitian ini adalah Niwa-Sasaki Freezing Medium (NSF) (Kikuchi et al. 1999) Pengencer NSF ini terdiri atas dua bagian yaitu NSF 1 dengan komposisi laktosa 8.8%, kuning telur 20%, dan ampisilin 20 mg/mL dalam deionized water dan NSF 2 dengan komposisi NSF 1 92.52%, OEP (Orvus ES Paste) 1.48%, dan gliserol 6%.

Koleksi Semen Domba

Semen dikoleksi dari seekor domba garut jantan sehat dengan umur 1-2 tahun yang diberi pakan hijauan dan konsentrat. Pengambilan semen dilakukan dua hari sekali. Koleksi semen dilakukan dengan menggunakan vagina buatan. Semen ditampung dua sampai tiga kali ejakulat yang kemudian dievaluasi di laboratorium.

Sentrifugasi dan Pembekuan Semen

Semen hasil koleksi segera dievaluasi motilitas, viabilitas dan integritas membran plasma utuh (MPU). Semen yang didapat dicampur dengan NSF1 yang dibagi dalam tiga tabung dengan volume masing-masing tabung 2 mL NSF 1 dan 50 µL semen. Kemudian semen disentrifugasi selama 5 menit dan 10 menit dengan kecepatan 3000 rpm. Alat sentrifus yang digunakan adalah seri EBA 20 Hettich zentrifugen. Setelah disentrifugasi supernatan dibuang kemudian ditambahkan NSF 1 hingga 2 mL dan dihomogenkan. Semen dievaluasi motilitas, viabilitas dan integritas membran plasma utuh (MPU) untuk yang kedua kalinya. Kemudian semen diekuilibrasi pada suhu 4 ºC selama 2 jam. Setelah 2 jam, semen ditambahkan NSF 2 dengan 2 tahap. Setengah bagian NSF 2 dimasukkan terlebih dahulu pada tabung yang telah terisi semen+NSF 1 sebanyak 1 mL. Setengah

(17)

4

bagian lainnya ditambahkan 5 menit kemudian. Semen dimasukkan ke dalam straw dan diekuilibrasi pada uap nitrogen cair selama 20 menit. Dilanjutkan dengan dimasukkan dalam nitrogen cair untuk penyimpanan. Thawing dilakukan selama 30 detik pada suhu 37 ºC. Setelah itu semen dievaluasi motilitas, viabilitas dan integritas membran plasma utuh (MPU) untuk yang terakhir kali.

Analisis Data

Data yang diperoleh segera setelah koleksi, setelah sentrifugasi, dan setelah thawing disajikan dalam bentuk persentase. Hasil yang diperoleh dengan lima kali pengulangan dianalisis dengan menggunakan program analisis data SPSS 16 dengan Anova dan uji lanjut Duncan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari penelitian yang dilakukan diperoleh motilitas spermatozoa segera setelah dikoleksi adalah 85%. Segera setelah disentrifugasi persentase motilitas sperma pada kelompok control (tanpa sentrifugasi) lebih tinggi dibandingkan motilitas kelompok sperma yang disentrifugasi (P<0.05) (Tabel 1). Hal ini menunjukkan bahwa setrifugasi memberikan pengaruh terhadap motilitas spermatozoa. Menurut Katila dan Kareskoski (2006) terlepas dari tujuan penghilangan plasma semen, sentrifugasi sendiri dapat merugikan karena kerusakan mekanis yang ditimbulkan. Pada penelitian ini, sentrifugasi pada semen domba dilakukan pada kecepatan 3000 rpm supaya plasma semen seluruhnya dapat dihilangkan. Pemilihan waktu selama 5 menit dan 10 menit sentrifugasi untuk mendapatkan hasil sentrifugasi yang optimal dan tidak adanya spermatozoa pada supernatan. Menurut Alvarez et al. (1993) bahwa kerusakan pada spermatozoa selama sentrifugasi dapat disebabkan efek mekanis langsung dari sentrifugasi yang memengaruhi membran spermatozoa.

Tabel 1 Motilitas post-thawed spermatozoa domba setelah disentrifugasi dan setelah dibekukan

Kelompok (menit) Setelah disentrifugasi (%) Setelah dibekukan (%)

0 85 ± 0a 30 ± 0.079

5 79 ± 0.022b 38 ± 0.091

10 80 ± 0b 41 ± 0.074

Keterangan: Superskrip huruf berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata (p<0.05), kelompok 0 menit adalah kontrol, kelompok 5 menit adalah sentrifugasi selama 5 menit, dan kelompok 10 menit adalah sentrifugasi selama 10 menit.

Pemisahan plasma sperma dari plasma semen pada penelitian ini tidak memberikan pengaruh terhadap motilitas spermatozoa setelah dibekukan karena motilitas spermatozoa post-thawed tidak berbeda di antara kelompok perlakuan (Tabel 1) (P>0.05). Walaupun banyak penelitian yang melaporkan bahwa pemisahan plasma semen sebelum proses pembekuan memberikan pengaruh yang

(18)

5 baik terhadap motilitas spermatozoa post-thawing, salah satunya pada spermatozoa kuda (Brinsko et al. 2000) tetapi pada keledai, perlakuan sentrifugasi dalam proses pembekuan spermatozoa tidak menunjukkan pengaruh yang positif (Rota et al. 2008).

Menurut Rijsselaere et al. (2002) bahwa sentrifugasi akan menunjukkan dampak positif apabila terdapat penambahan pasta Equex STM dalam pengencer yang digunakan sehingga motilitas progresif dan viabilitas spermatozoa pada semen beku anjing dapat dipertahankan. Selain pada spermatozoa anjing juga dilakukan penelitian pada spermatozoa kuda oleh Moore et al. (2005) bahwa sentrifugasi untuk menghilangkan plasma semen, pada penyimpanan jangka pendek plasma semen tidak akan menimbulkan efek yang signifikan terhadap motilitas spermatozoa tetapi apabila semen disimpan dalam jangka waktu lama maka akan menimbulkan efek yang dapat merusak spermatozoa tersebut.

Hasil yang didapat dari penelitian, menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan nyata selain pada motilitas spermatozoa kontrol dengan setelah disentrifugasi dimungkinkan karena semen kontrol adalah semen segar yang belum mendapatkan perlakuan apapun. Dalam penelitian Schäfer-Somi et al. (2006) mereka menyimpulkan bahwa pembekuan dengan menggunakan suhu yang sangat rendah pada awal prosedur dapat mencegah kerusakan membran karena pembentukan kristal es.

Tabel 2 Viabilitas post-thawed spermatozoa domba setelah disentrifugasi dan setelah dibekukan

Kelompok (menit) Setelah disentrifugasi (%) Setelah dibekukan (%)

0 92 ± 0.046 74 ± 0.070

5 91 ± 0.034 78 ± 0.101

10 91 ± 0.023 81 ± 0.100

Keterangan: Kelompok 0 menit adalah kontrol, kelompok 5 menit adalah sentrifugasi selama 5 menit, dan kelompok 10 menit adalah sentrifugasi selama 10 menit.

Viabilitas spermatozoa segera setelah dikoleksi adalah 92%. Proses sentrifugasi tidak berpengaruh terhadap viabilitas spermatozoa karena viabilitas spermatozoa segera setelah sentrifugasi dan setelah dibekukan tidak berbeda di antara kelompok perlakuan (Tabel 2) (P>0.05). Len et al. (2010) melaporkan bahwa sentrifugasi pada kecepatan 400 g maupun 900 g tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap viabilitas spermatozoa kuda setelah dibekukan. Meskipun konsentrasi plasma semen yang tinggi dapat menurunkan viabilitas spermatozoa pada beberapa spesies. Namun pada Ilama, viabilitas spermatozoa tidak berbeda nyata antara semen yang diencerkan dan tidak diencerkan (Giuliano et al. 2010). Hasil viabilitas yang lebih baik didapat dengan tetap mempertahankan keberadaan plasma semen atau ketika semen tidak diencerkan. Hampir sama dengan rusa, plasma semen sangat menguntungkan untuk menjaga viabilitas spermatozoa (Martinez-Pastor et al. 2006).

Hasil rataan intergritas membran plasma utuh (MPU) spermatozoa pada semen segar adalah 94.8%. Integritas membran plasma utuh (MPU) baik setelah sentrifugasi dan post-thawing tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P>0.05) (Tabel 3). Hal ini berlawanan dengan penelitian Barrier-Battut et al. (2010) yaitu persentase intergritas membran plasma utuh didapat hasil yang lebih baik pada

(19)

6

sampel dengan sentrifugasi. Penghilangan plasma semen sebelum dibekukan berkontribusi pada stabiltas membran spermatozoa. Meningkatkan kekebalan terhadap hypo-osmotic shock dan mengurangi respon terhadap reaksi akrosom. Akan tetapi, sentrifugasi tidak memengaruhi motilitas. Rota et al. (2008) penelitian yang dilakukan pada spermatozoa keledai juga menunjukkan bahwa penghilangan plasma semen selama pembuatan semen beku tidak terlalu menguntungkan. Hal ini dikarenakan persentase tertinggi motilitas total dan spermatozoa motil didapat pada spermatozoa tanpa sentrifugasi.

Tabel 3 Integritas membran plasma utuh (MPU) post-thawed spermatozoa domba setelah disentrifugasi dan setelah dibekukan

Kelompok (menit) Setelah disentrifugasi (%) Setelah dibekukan (%)

0 95 ± 0.029 85 ± 0.077

5 96 ± 0.015 91 ± 0.018

10 92 ± 0.015 91 ± 0.021

Keterangan: Kelompok 0 menit adalah kontrol, kelompok 5 menit adalah sentrifugasi selama 5 menit, dan kelompok 10 menit adalah sentrifugasi selama 10 menit.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa sentrifugasi pada semen domba tidak memberikan pengaruh yang positif terhadap kualitas semen beku domba. Hal ini berbeda dengan penelitian Sujoko et al. (2009) bahwa seleksi spermatozoa domba garut dengan metode sentrifugasi gradien densitas percoll diperoleh konsentrasi spermatozoa tinggi, persentase spermatozoa hidup tertinggi, persentase spermatozoa motil progresif tertinggi, dan persentase spermatozoa normal tertinggi setelah sentrifugasi.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Hasil penelitan yang didapat tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada persentase motilitas, viabilitas, dan integritas membran plasma utuh (MPU) post-thawing. Perlakuan sentrifugasi sebelum dibekukan tidak memberikan pengaruh positif pada spermatozoa domba post-thawing.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang penyebab lain dari rendahnya kualitas semen beku pada domba.

(20)

7

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad M, Khan A, Shah ZA, dan Ahmad KM. 1996. Effect of removal of seminal plasma on the survival rate of buffalo bull spermatozoa.J Anim Reprod Sci. 41:193-199.

Alvarez JG, Lasso JL, Blasco L, Nunez RC, Heyner S, Caballero P, Storey BT. 1993. Centifugation of human spermatozoa induces sublethal damage; separation of human spermatozoa from seminal plasma by dextran swim-up procedure without centrifugation extends their motile life. Hum Reprod. 8: 1087-1092.

Bailey JL dan Buhr MM. 1994. Cryopreservation alters the Ca2+ flux of bovine spermatozoa. Can. J. Anim. Sci. 74: 45-51

Bailey JL, Bilodeau JF, dan Cormier N. 2000. Semen cryopreservation in domestic animals: a damaging and capacitating phenomenon. J Androl. 21:1–7.

Barrier-Battut L, Bonnet C, Giraudo A, Dubois C, Caillaud M, Vidament M. 2010. Removal of seminal plasma by centrifugation, before cooled storage, enhances membrane stability of stallion spermatozoa. Anim Reprod Sci. 2010:S189-S190.

Brinsko SP, Crockett EC, dan Squires EL. 2000.Effect of centrifugation and partial removal seminal plasma on equine spermatozoa motility after cooling and storage.Theriogenology. 54:129-136.

Carvajal G, Cuello C, Ruiz M, Vázquez JM, Martínez EA, dan Roca J. 2004. Effects of centrifugation before freezing on boar sperm cryosurvival.J Androl. 25(3):389-396.

Chatterjee S, de Lamirande E, dan Gagnon C. 2001. Cryopreservation alters membrane sulfhydryl status of bull spermatozoa: protestion by oxidized glutathione. Mol Reprod Dev. 60:498-506.

Cross NL. 1996. Human seminal plasma prevents sperm from becoming acrosomally responsive to the agonist, progesterone: cholesterol is the major inhibitor. Biol Reprod. 54:138-145.

[DITJENNAK] Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Ternak. 2005. Buku Statistik Peternakan tahun 2005. Jakarta (ID): Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan, Departemen Pertanian Republik Indonesia

[DITJENNAK] Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Ternak. 2013. Buku Statistik Peternakan tahun 2013. Jakarta (ID): Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan, Departemen Pertanian Republik Indonesia

England GCW dan Millar KM. 2008. The ethics and role of ai with fresh and frozen semen in dogs. Reprod Dom Anim. 43 (2):165–171. doi: 10.1111/j.1439-0531.2008.01157.x.

Gatenby RM dan Humbert JM. 1991. Sheep. London (UK): Macmillan Education. Giuliano S, Carretero M, Gambarotta M, Neild D, Trasorras V, Pinto M, Miragaya M. 2010. Improvement of llama (lama glama) seminal characteristics using collagenase. Anim Reprod Sci. 18:98-102.

Goyal RL, Tuli RK, Georgie GC, dan Chand D. 1996.Comparison of quality and freezability of water buffalo semen after washing or sephadex filtration.Theriogenology. 46:679-686.

(21)

8

Herdis, Rizal M, Boediono A, Arifiantini RI, Saili T, Aku AS, Yulnawati. 2005. Optimasi kualitas semen beku domba garut melalui penambahan trehalosa ke dalam pengencer kuning telur. J Pengembangan Peternakan Tropis. 30:229-236.

Katila T dan Kareskoski M. 2006. Component of stallion seminal plasma and their influence on spermatozoa. Pferdeheilkunde. 22:193-200.

Kershaw-Young CM, Maxwell WMC. 2011. The effect of seminal plasma on alpaca sperm function. Theriogenolgy. 76:1197-1206.

Kikuchi K, Kashiwazaki N, Nagai T, Noguchi J, Shimada A, Takahashi R, Hirabayashi M, Shino M, Ueda M, Kaneko H. 1999. Reproduction in pigs using frozen-thawed spermatozoa from epididymis stored at 4 °C. J Reprod Dev. 45:345-350.

Kune P, Matahine T, dan Doke S. 2001. Peningkatan Produksi Ternak Sapi melalui Penerapan Teknologi Inseminasi Buatan dalam Memanfaatkan Semen Cair Pejantan Unggul di Desa Oeltua, Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang. Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat. Kupang (ID): Universitas Nusa Cendana

Len JA, Jenkins JA, Eilts BE, Paccamonti DL, Lyle SK, Hosgood G. 2010. Immediate and delayed (after cooling) effects of centifugation on equine sperm. Theriogenology. 73:225-231.

Martinez-Pastor F, Anel L, Guerra C, Alvarez M, Soler AJ, Garde JJ, Chamorro C, de Paz P. 2006. Seminal plasma improves cryopreservation of iberian red deer epididymal sperm. Theriogenology. 66:1847-1856.

Moore AI,Squires EL, dan Graham JK. 2005. Effect of seminal plasma on the cryopreservation of equine spermatozoa. Anim Reprod. 63(9):2372-2381. Pickett BW, Sullivan JJ, Byers WW, Pace MM dan Remmenga EE. 1975. Effect

of centrifugation and seminal plasma on motility and fertility of stallion and bull spermatozoa. Fertil.Steril. 26:167-174.

Pilch B dan Mann M. 2006. Large-scale and high-confidence proteomic analysis of human seminal plasma. Genome Biol. 7:R40.

Pineda MH dan Dooley MP. 2003. Veterinary Endocrinology and Reproduction. Ed ke-5. Iowa (US): Iowa State Press

Rijsselaere T, Van Soom A, Macs D, de Kruif A. 2002. Effects of centrifugation on in vitro survival of fresh diluted canine spermatozoa. Theriogenology 57:1669-1681.

Rota A, Magelli C, Panzani D, Camillo F. 2008. Effect of extender, centrifugation and removal of seminal plasma on cooled-preserved Amiata donkey spermatozoa. Theriogenology. 69:176-185.

Schäfer-Somi S, Kluger S, Knapp E, Klein D, Aurich C. 2006. Effects of semen extender and semen processing on motility and viability of frozen-thawed dog spermatozoa. Theriogenology. 66:173-182.

Sujoko H, MA Setiadi, A Boediono. 2009. Seleksi Spermatozoa Domba Garut dengan Metode Sentrifugasi Gradien Densitas Percoll. JVet. 10:3.

Suzuki K, Asano A, Erikkson B, Niwa K, Nagal T, Rodriquez-Marlinez H. 2002. Capacitation status and in vitro fertility of boar spermatozoa: effects of seminal plasma, cumulus-oocyte-complexes-conditionned medium and hyaluronan. Int J Androl. 25:84-93.

(22)

9 Töpfer-Petersen E, Ekhlasi-Hundrieser M, Kirchhoff C, Leeb T, Sieme H. 2005. The role of stallion seminal plasma proteins in fertilisation. Anim Reprod Sci. 89:159-170.

Vadnais ML, Kirkwood RN, Specher DJ, Chou K. 2005. Effects of extender, incubation temperature, and added seminal plasma on capacitation of cryopreserved, thawed boar sperm as determined by chlortetracycline staining. Anim Reprod Sci. 90:347-354.

Visconti PE, Ning XP, Fornes MW, Alvarez JG, Stein P, Connors SA, dan Kopf GS. 1999. Cholesterol efflux-mediated signal transduction in mammalian sperm: cholesterol release signals an increase in protein tyrosine phosphorylation during mouse sperm capacitation. Dev Biol. 214:429–443. doi:10.1006/dbio.1999.9428.

White IG. 1993. Lipid and calcium uptake of sperm in relation to cold shock and preservation. A Review.JReprodFertilDev. 5:639-658.

(23)

10

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jember pada tanggal 1 Mei 1991 dari ayah Susanto Edy Purnomo dan ibu Nanik Chomsah Musyarofah. Penulis adalah putri pertama dari dua bersaudara. Tahun 2009 penulis lulus dari SMA AL-ISLAM 1 SURAKARTA dan pada tahun yang sama penulis masuk Institut Pertanian Bogor melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD) dan diterima di Fakultas Kedokteran Hewan.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam organisasi Ikatan Mahasiswa Kedokteran Hewan Indonesia (IMAKAHI) cabang IPB dan menjabat sebagai Bendahara II untuk tahun kepengurusan 2010-2011. Penulis juga menjadi asisten praktikum Anatomi Veteriner I dan Anatomi Veteriner II pada tahun ajaran 2011/2012. Pada tahun yang sama, penulis menjadi Kepala Departemen Keuangan dan Usaha Mandiri Pengurus Besar IMAKAHI (PB IMAKAHI) untuk kepengurusan tahun 2011-2012. Pada tahun berikutnya, penulis menjabat sebagai Exchange Officer-Public Relationship untuk kepengurusan tahun 2012-2013 dan menjadi Organizer Committee untuk acara International Veterinary Student’s Association (IVSA) Group Exchange Program Indonesia-Switzerland-South Korea-Taiwan-Malaysia pada bulan Januari hingga Februari 2013. Penulis menjadi asisten praktikum Ilmu Teknologi Reproduksi pada tahun ajaran 2012/2013 (semester genap) dan tahun ajaran 2013/2014 (semester ganjil). Penulis terpilih menjadi Education Officer of Animal Welfare Committee of IVSA untuk tahun 2013-2014.

Penulis aktif dalam kegiatan IVSA, bulan Agustus tahun 2013 penulis terpilih sebagai delegasi dari Indonesia untuk acara IVSA Taiwan Summer Group Exchange Program 2013 dan juga pada acara IVSA 62nd Symposium in Turkey 2014.

Referensi

Dokumen terkait

terhadap belajar, bisa timbul dari tindakan atau kegiatan yang dirangsang oleh keinginannya dalam memenuhi rasa ingin tahu seseorang terhadap kegiatan

Gambar II.11.. Tanaman yang digunakan secara umum terbagi dalam 3 jenis yaitu, jenis penutup tanah, peneduh dan semak. Untuk jenis peneduh menggunakan pohon sedang dan

Kendala dalam pelaksanaan metode BCCT di LPAUD Rumah Ibu meliputi a) terkait dengan kondisi siswa: bagi siswa baru, mereka harus beradaptasi dengan pola pembelajaran dan belum

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan terhadap hasil penelitian ini bahwa faktor-faktor yang mempegaruhi masyarakat Suku Akit tidak melanjutkan

kemampuan menulis siwa dapat dianalisis sebagai berikut. Dapat disimpulkan bahwa workshop tentang pendekatan dalam penyusuan soal memiliki pengaruh signifikan terhadap

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa efisiensi tertinggi untuk variasi massa katup limbah adalah pada massa 1.5 kg yaitu

Dari tujuh kelompok pengeluaran dalam perhitungan inflasi periode 2009 ± 2014 menunjukkan bahwa ada empat kelompok yang rata-rata laju inflasinya lebih tinggi di Kota

Dampak perubahan iklim dapat bersifat langsung seperti perubahan suhu udara, peningkatan radiasi sinar ultraviolet, dan polusi udara, atau tidak langsung seperti ketersediaan