GAMBARAN UMUM ORGANISASI
3.1 Profil Perusahaan
Berdiri tahun 1979, PT X Tbk. merupakan salah satu perusahaan pelopor pengembang perumahan di Indonesia. Proyek pertama dan yang sampai saat ini merupakan usaha pengembangan terbesar adalah pembangunan Kota Satelit Bintaro Jaya. Luas arealnya lebih dari 2.000 hektar di selatan Jakarta, Bintaro Jaya kini telah berkembang menjadi kawasan terpadu dengan sejumlah fasilitas modern. Di antaranya adalah sekolah unggulan, rumah sakit berskala internasional, pusat perbelanjaan dan rekreasi tetap konsisten menerapkan manajemen ramah lingkungan.
Dalam mengembangkan usahanya, PT X Tbk. terus memperluas wilayah pengembangan, yaitu Graha Raya yang berdampingan dengan Bintaro Jaya, serta Puri Jaya, proyek perumahan seluas 1.765 ha di Pasar Kemis, Tangerang. Pusat-pusat property komersial yang berada di lokasi-lokasi strategis kota semakin melengkapi portfolio perusahaan.
Semua pembangunan perumahan maupun tempat usaha dilayani oleh jaringan transportasi yang terpadu sehingga meningkatkan nilai jualnya sebagai tempat tinggal dan usaha. Pengalaman dan reputasi dalam mengantisipasi perubahan-perubahan kebutuhan dan selera konsumen serta tetap terfokus pada kualitas produk dan kualitas pelayanan yang baik merupakan alasan mengapa PT X Tbk. mampu menjaga reputasinya sampai saat ini.
Dengan mendayagunakan teknologi terkini, baik itu dalam hal desain, material, maupun teknologi yang berhubungan dengan transportasi dan lingkungan, perusahaan secara konsisten berusaha untuk memberikan nilai tambah dalam
berbagai aspek operasionalnya sambil tetap memperhatikan kepentingan para stakeholders.
Tercatat di Bursa Efek Jakarta sejak 1994, PT X Tbk. berusaha untuk tetap menjaga komitmen terhadap konsumen, masyarakat dan pemegang saham serta tetap menjadi salah satu perusahaan properti terkemuka di Indonesia.
3.2 Bentuk Badan Hukum Perusahaan
Sesuai peraturan perusahaan, selain nama perusahaan, nomer harus anonim dan nomor akta berdiri juga tidak boleh dicantumkan. Namun demikian, berikut ini adalah sekilas informasi mengenai PT X Tbk. Didirikan di Jakarta, 25 Mei 1979, dengan akta yang dikeluarkan oleh notaris Hobropoerwanto, S.H. Akta pendirian ini telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir 28 Juni 2000 dari Vita Buena, S.H., notaris pengganti Sutjipto, S.H., notaris di Jakarta.
3.3 Bentuk Usaha dan Kegiatan Perusahaan
Ruang lingkup kegiatan perusahaan adalah pengembangan kota (urban
development) yang meliputi pengembangan kawasan perumahan dan industri, pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum, penyediaan jasa-jasa pendukung, serta melakukan investasi, baik langsung maupun patungan dengan pihak-pihak lain. Pada saat ini pihak perusahaan terutama dalam pembangunan perumahan di daerah Jakarta Selatan, pengelolaan properti dan penyediaan jasa-jasa penunjang lainnya.
PT X Tbk. secara umum beroperasi pada proyek Bintaro yang berupa pengembangan hunian dan pengelolaannya. PT X Tbk. menggembangkan kawasan Bintaro dengan memperluas hunian pembangunan perumahan di sektor-sektor baru dan melengkapinya dengan fasilitas penunjang seperti rumah sakit, shuttle bus, dan
pusat niaga. Selain kawasan Bintaro PT X Tbk. juga mengembangkan kawasan hunian di daerah Senen Jaya, Puri Jaya, Graha Jaya.
PT X Tbk. juga mengembangkan kawasan niaga terutama di kawasan Bintaro yaitu Bintaro Trade Centre dan Bintaro Plaza. Selain kedua lokasi diatas PT X Tbk. juga mengembangkan kawasan niaga di Senen IV dan V. Khusus kawasan niaga yang berupa mall atau plaza PT X Tbk. juga melaksanakan pengelolaan seperti pada Bintaro Trade Centre, Bintaro Plaza, Slipi Plaza, dan Proyek Senen IV dan V. Secara
umum kawasan niaga yang berupa mall dan plaza tidak dijual oleh perusahaan
melainkan disewakan sehingga menjamin masuknya pendapatan rutin setiap tahun. Selain menjual dan menyewakan kawasan niaga dan hunian, PT X Tbk. juga menjual kavling kosong untuk dibangun kepada pihak yang memerlukan lahan kosong di dekat dengan area hunian atau niaga. Lahan juga ini telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas berupa akses ke jalan utama, telepon, listrik dan fasilitas lainnya.
3.4 Bentuk Struktur Organisasi Perusahaan
Sebuah organisasi memiliki tujuan dan untuk mencapainya, dilakukan pengaturan dan pengelompokan berbagai macam aktivitas sehingga dibentuklah berbagai divisi yang saling berkerja sama demi mencapai tujuan utama. Dengan terbentuknya divisi-divisi dalam organisasi maka akan muncul perbedaan di dalam hal tanggung jawab dan wewenang masing-masing. Namun walaupun demikian setiap divisi diharapkan berfungsi dengan selayaknya dan saling berkerja sama sebagai satu tim (organisasi).
Struktur organisasi bisa memperlihatkan wewenang dan tanggung jawab dari fungsi yang ada dalam organisasi. Setiap struktur organisasi memiliki perbedaan unik
sehingga suatu struktur organisasi tertentu belum tentu cocok untuk diterapkan pada yang lain. Hal ini disebabkan oleh perbedaaan jenis perusahaan, bentuk usaha dan sebagainya.
Strukur organisasi PT X Tbk. merupakan gabungan pembagian dari fungsi, wilayah dan tahap operasi perusahaan sehingga berbentuk suatu campuran (hybrid). Struktur organisasi PT X Tbk. dibagi berdasarkan divisi yang dikepalai oleh seorang manajer, masing-masing membawahi beberapa sampai puluhan staf tergantung ukuran tanggung jawab dan volume kerjanya. Setiap manajer divisi melapor pada seorang kordinator wilayah atau fungsi perusahaan yang membawahi beberapa manajer divisi. Di atas masing-masing kordinator adalah seorang direktur yang bertanggung jawab kepada direktur utama. Setelah itu terdapat direksi dan Komisaris pada puncak perusahaan. Berikut adalah gambar struktur organisasi PT X Tbk.
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT X Tbk. Sumber: PT X Tbk.
3.5 Petugas, Wewenang dan Pola Hubungan Kcpcngurusan Perusahaan 3.5.1 Dewan Komisaris
Dewan komisaris sebagai organ perusahaan secara kolektif bertugas melakukan pengawasan dan memberikan nasehat pada direksi serta memastikan
bahwa perusahaan melaksanakan Good Gorporate Gorvenance (GCG). Namun
demikian, dewan komisaris tidak boleh turut serta dalam mengambil keputusan operasional.
Tugas dan wewenang dari dewan komisaris adalah:
Tugas dan wewenang dari dewan komisaris adalah:
1. Mengawasi jalannya perusahaan secara keseluruhan.
2. Menunjuk dan memberhentikan direksi perusahaan.
3. Memberikan nasehat dan pengarahan kepada direksi, baik yang
bersifat pencegahan maupun mendidik.
4. Mempertanggung jawabkan perusahaan kepada pemegang
saham.
3.5.2 Direksi
Direksi bertugas mengelola perusahaan agar dapat menghasilkan keuntungan (profitability) dan memastikan kesinambungan usaha (sustainability) serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya pada RUPS. Direksi harus melaksanakan tugasnya dengan baik demi kepentingan perusahaan. Selain itu perusahaan juga harus melaksanakan tanggung jawab sosialnya, serta memperhatikan kepentingan dari pihak-pihak terkait.
Tugas pokok dan wewenang dari direksi adalah:
1. Menyusun visi, misi, nilai-nilai dan strategi perusahaan serta. Program jangka panjang dan pendek untuk dibicarakan dan
memperoleh persetujuan dari Dewan Komisaris atau RUPS
sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar.
2. Mengendalikan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan
secara efektif dan efisien.
3. Memberikan kuasa pada komite yang dibentuk untuk
mendukung pelaksanaan tugasnya atau pada pegawai perusahaan, namun tanggung jawab tetap berada pada direksi.
4. Membuat tata tertib dan pedoman kerja (charter) sehingga pelaksanaan tugasnya terarah dan efektif serta dapat digunakan sebagai alat penilaian kinerja.
5. Menyusun dan melaksanakan sistem pengendalian perusahaan
dalam rangka menjaga kekayaan dan kinerja perusahaan serta memenuhi peraturan perundang-undangan. Untuk itu perusahaan harus memiliki sistem pengawasan termasuk auditor internal dan eksternal.
6. Memastikan kelancaran komunikasi antara perusahaan terhadap
pihak-pihak terkait yang tercermin pada terlaksananya fungsi sekretaris perusahaan sebagai penghubung dengan pihak-pihak terkait.
7. Menjamin berfungsinya pengawasan internal sebagai bagian
penting dari pengcndalian internal perusahaan. Bagi perusahaan yang sahamnya tcrcatat di bursa atau memiliki pcran besar di masyarakat harus memiliki satuan kerja pcngawasan internal.
8. Menjamin tersedianya informasi yang dapat diakses oleh
pihak-pihak terkait sesuai kebutuhan setiap pihak-pihak-pihak-pihak terkait.
9. Menjaga hubungan perusahaan dengan pihak luar (masyarakat)
yang mencakup pula hubungan terhadap investor (investor
relalions).
10. Memastikan dipenuhinya tanggung jawab sosial perusahaan
(corporate social responsibility).
11. Menyusun pertanggung jawaban pengelolaan perusahaan untuk
dari RUPS. Laporan pertanggung jawaban harus telah tersedia sebelum RUPS diselenggarakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk memungkinkan pemegang saham melakukan penilaian.
3.5.3 Direktur Utama
Direktur utama bertugas melakukan perencanaan, koordinasi, dan pengawasan terhadap seluruh kegiatan pada PT X Tbk. (beserta anak usahanya) guna mencapai tujuan dari perusahaan.
Tugas pokok dan wewenang dari direktur utama adalah:
1. Bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugas pengurusan
maupun kepemilikan guna mencapai maksud dan tujuannya.
2. Menjalankan tugas sebaik mungkin dengan mengindahkan
peraturan perundangan yang berlaku dan Anggaran Dasar perseroan.
3. Bertanggung jawab penuh terhadap seluruh kegiatan PT X Tbk.
(beserta anak usahanya).
4. Mewakili perseroan bersama satu anggota direksi lainnya di dalam dan luar pengadilan tentang segala hal dan kejadian, mengikat perseroan pada pihak lain (dan pihak lain perseroan), serta menjalankan segala tindakan dalam rangka kepentingan perseroan. Terkecuali terhadap hal-hal tertentu disyaratkan persetujuan tertulis dari komisaris utama atau dua orang komisaris lainnya, antara lain:
a. Mendapatkan, melepaskan atau mengagunkan barang– barang tidak bergerak yang berupa aktiva perseroan (bukan merupakan barang dagangan perseroan).
b. Menerima pinjaman dari dan meminjamkan pada siapa pun
juga melebihi jumlah dan jangka waktu ditetapkan oleh rapat komisaris.
c. Memberikan jaminan berupa benda/kekayaan perseroan
atau mengikat perseroan sebagai penjamin untuk kepentingan pihak lain untuk menjamin suatu utang melebihi jumlah dan sifatnya yang ditetapkan oleh rapat komisaris.
d. Mendirikan usaha baru atau turut serta dalam perseroan–
perseroan atau badan–badan lain.
e. Membuat, mengubah, mengakhiri atau membatalkan
perjanjian manajemen.
5. Dalam hal direktur utama tidak ada atau berhalangan karena
apapun juga, tidak perlu dibuktikan pada pihak ketiga, maka direktur utama dapat menunjuk secara tertulis salah seorang direktur untuk mewakilinya.
3.5.4 Direktur Direktorat I
Direktur direktorat I bertugas melakukan perencanaan, koordinasi, dan pengawasan terhadap seluruh kegiatan baik manajemen maupun bisnis, dari unit kerja yang berada dibawah koordinasinya yaitu: Unit Pengelola Retail, Unit Pengelola Proyek Senen I-II/IV-V, Unit Pengelola Kemang Jaya Apartemen
Taman, Unit Pengelola Gedung Perkantoran WBI, Unit Pengelola Gedung Bank Permata, Unit Pengelola Gedung Perkantoran Jaya, dan Unit Jaya City Development.
Tugas pokok dan wewenang dari direktorat satu adalah:
1. Bertanggung jawab melaksanakan tugas pengurusan maupun
kepemilikan dalam rangka kepentingan perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya.
2. Menjalankan tugas sebaik mungkin dengan mengindahkan
peraturan perundangan yang berlaku dan Anggaran Dasar perseroan.
3. Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan baik manajemen
maupun bisnis, pada unit yang berada di bawah koordinasinya yaitu: Unit Pengelola Retail, Unit Pengelola Proyek Senen I-II/IV-V, Unit Pengelola Kemang Jaya Apartemen Taman, Unit Pengelola Gedung Perkantoran WBI, Unit Pengelola Gedung Bank Permata, Unit Pengelola Gedung Perkantoran Jaya, dan Unit Jaya City Development.
4. Mewakili perseroan bersama direktur utama di dalam dan di luar
pengadilan tentang segala hal dan dalam segala kejadian, mengikat perseroan pada pihak lain dan pihak lain pada perseroan serta menjalankan segala tindakan guna kepentingan perseroan. Terkecuali terhadap hal-hal tertentu disyaratkan persetujuan tertulis dari komisaris utama atau dua orang komisaris lainnya, antara lain:
a. Mendapatkan, melepaskan atau mengagunkan barang–barang tidak bergerak yang berupa aktiva perseroan (bukan merupakan barang dagangan perseroan).
b. Menerima pinjaman dari dan meminjamkan pada siapa pun
juga melebihi jumlah dan jangka waktu yang ditetapkan oleh rapat komisaris.
c. Memberikan jaminan berupa benda/kekayaan perseroan atau
mengikat perseroan sebagai penjamin untuk kepentingan pihak lain untuk menjamin suatu utang melebihi jumlah dan sifatnya yang ditetapkan oleh rapat komisaris.
d. Mendirikan usaha baru atau turut serta dalam perseroan–
perseroan atau badan–badan lain.
e. Membuat, mengubah, mengakhiri atau membatalkan
perjanjian manajemen yang bukan perjanjian jual/beli/sewa atas barang dagangan atau sewa perusahaan.
3.5.5 Direktur Direktorat II
Direktur direktorat II bertugas melakukan perencanaan, koordinasi, dan pengawasan terhadap seluruh kegiatan baik manajemen maupun bisnis, dari unit kerja yang berada di bawah koordinasinya, yaitu: Unit Pemasaran Bintaro, Unit Proyek Bintaro, Unit Pengelolaan Kawasan Bintaro, Unit Graha Raya dan Unit SDM.
1. Bertanggung jawab melaksanakan tugas pengurusan maupun kepemilikan dalam rangka kepentingan perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya.
2. Menjalankan tugas sebaik mungkin dengan mengindahkan
peraturan perundangan yang berlaku dan Anggaran Dasar perseroan.
3. Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan baik manajemen
maupun bisnis, pada unit yang berada dibawah koordinasinya yaitu: Unit Pemasaran Bintaro, Unit Proyek Bintaro, Unit Pengelolaan Kawasan Bintaro, Unit Perumahan Graha Raya, Unit SDM dan Umum, Unit Keuangan, dan Unit Manajemen Sistem Informasi. 4. Mewakili perseroan di dalam dan luar pengadilan tentang segala hal
dan kejadian, mengikat perseroan pada pihak lain dan pihak lain pada perseroan serta menjalankan segala tindakan kepentingan perseroan. Terkecuali terhadap hal-hal tertentu disyaratkan persetujuan tertulis dari komisaris utama atau dua orang komisaris lainnya, antara lain:
a. Mendapatkan, melepaskan atau mengagunkan barang–barang
tidak bergerak yang berupa aktiva perseroan (bukan merupakan barang dagangan perseroan).
b. Menerima pinjaman dari dan meminjamkan pada siapa pun
juga melebihi jumlah dan jangka waktu yang ditetapkan oleh rapat komisaris.
c. Memberikan jaminan berupa benda/kekayaan perseroan atau
untuk menjamin suatu utang melebihi jumlah dan sifatnya yang ditetapkan oleh rapat komisaris.
d. Mendirikan usaha baru atau turut serta dalam perseroan–
perseroan atau badan–badan lain.
e. Membuat, mengubah, mengakhiri atau membatalkan
perjanjian manajemen.
3.5.6 Direktur Direktorat III
Direktur direktorat III bertugas melakukan perencanaan, koordinasi, dan pengawasan terhadap seluruh kegiatan baik manajemen maupun bisnis, dari Unit Kerja yang berada di bawah koordinasinya, yaitu: Unit Pertanahan Bintaro dan Graha Raya, Unit Perencanaan dan Pengembangan, Unit Hukum, Unit Perumahan Puri Jaya Pasar Kemis, Unit Perumahan Puri Jaya Sidoarjo, dan Unit Perumahan Semarang.
Tugas pokok dan wewenang dari direktorat tiga adalah:
1. Bertanggung jawab melaksanakan tugas pengurusan maupun
kepemilikan dalam rangka kepentingan perseroan untuk mencapai maksud dan tujuannya.
2. Menjalankan tugas sebaik mungkin dengan mengindahkan
peraturan perundangan yang berlaku dan anggaran dasar perseroan.
3. Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan baik manajemen
maupun bisnis, pada unit yang berada dibawah koordinasinya, yaitu: Unit Pertanahan Bintaro dan Graha Raya, Unit Perencanaan dan Pengembangan, Unit Hukum, Unit Perumahan Puri Jaya Pasar Kemis, Unit Perumahan Puri Jaya Sidoarjo, dan Unit Perumahan Semarang.
4. Mewakili perseroan di dalam dan luar pengadilan tentang segala hal dan kejadian, mengikat perseroan pada pihak lain, dan pihak lain pada perseroan serta menjalankan segala tindakan kepentingan perseroan. Terkecuali terhadap hal-hal tertentu disyaratkan persetujuan tertulis dari komisaris utama atau dua orang komisaris lainnya yaitu antara lain:
a. Mendapatkan, melepaskan atau mengagunkan barang–barang
tidak bergerak yang berupa aktiva perseroan (bukan merupakan barang dagangan perseroan).
b. Menerima pinjaman dari dan meminjamkan pada siapa pun juga
melebihi jumlah dan jangka waktu yang ditetapkan oleh rapat komisaris.
c. Memberikan jaminan berupa benda/kekayaan perseroan atau
mengikat perseroan sebagai penjamin kepentingan pihak lain untuk menjamin suatu utang melebihi jumlah dan sifatnya ditetapkan oleh rapat komisaris.
d. Mendirikan usaha baru atau turut serta dalam perseroan–
perseroan atau badan–badan lain.
e. Membuat, mengubah, mengakhiri atau membatalkan perjanjian
manajemen.
3.5.7 Koordinator Perumahan Bintaro dan Graha Raya
Koordinator Perumahan Bintaro dan Graha Raya bertugas merencanakan, mengorganisir, mengarahkan dan mengontrol strategi serta program kerja Unit Kerja Pemasaran, Proyek, Pengelolaan Kawasan Bintaro, dan Unit Usaha Graha
Raya untuk mencapai target Usaha Bintaro Jaya dan Graha Raya yang telah ditentukan serta peningkatan nilai kawasan Bintaro Jaya dan Graha Raya.
Tugas pokok dan wewenang dari bertugas Koordinator Perumahan Bintaro dan Graha Raya adalah:
1. Menetapkan target kerja dan usaha dari masing-masing unit.
2. Menetapkan strategi dan program kerja dari masing-masing unit untuk mencapai target yang telah ditentukan.
3. Melakukan koordinasi dengan masing-masing unit kerja untuk
mendukung tercapainya target yang telah ditentukan.
4. Bertanggung jawab terhadap kinerja unit dan karyawan yang berada
di dalam wewenangnya
5. Menyusun konsep-konsep pemasaran dan pengembangan kawasan
untuk meningkatkan value Bintaro Jaya dan Graha Raya.
6. Membina hubungan dan kerjasama yang baik dengan lembaga
pemerintah/swasta untuk mendukung tercapainya target perusahaan.
7. Mengontrol budget untuk menjaga efisiensi dan efektivitas kerja
diseluruh unit.
8. Menentukan dan menyetujui discount, biaya pembatalan transaksi,
program promosi di Bintaro Jaya dan Graha Raya sesuai ketentuan berlaku.
9. Menandatangani SK discount, SK Klub Jaya, SK piket, dan lain-lain di Bintaro Jaya dan Graha Raya sesuai ketentuan berlaku.
10. Menandatangani SPK BP, TDP, dan penyelesaian TDP sesuai
11. Menandatangani perjanjian kerjasama dengan lembaga pemerintah/swasta sesuai ketentuan berlaku.
12. Menandatangani pembayaran (cek/bilyet giro/surat transfer Bank)
sesuai ketentuan berlaku.
13. Memotivasi, mengevaluasi, dan menentukan penilaian terhadap
prestasi kerja dan pemberian sanksi pada karyawan yang berada dibawah tanggungjawabnya.
3.6 Sistem Berjalan Saat ini
Pada saat ini PT X Tbk. tidak memiliki suatu sistem (piranti lunak) apa pun yang membantu aktivitas modal kerja. Semua aktivitas untuk mengetahui modal kerja perusahaan, berapa yang dibutuhkan dan dari mana sumbernya dilakukan secara manual.
Walaupun demikian, PT X Tbk. memiliki langkah kerja dan peraturan yang pasti dalam menjalankan modal kerja. Selain itu PT X Tbk. memiliki kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam menentukan dari mana modal kerja perusahaan sebaiknya berasal.
Secara umum tanggung jawab mengenai masalah modal kerja berada ditangan manajer keuangan. Mengenai modal kerja yang ada pada perusahaan anak diperlakukan terpisah.
3.6.1 Status Modal Kerja PT X Tbk.
Perhitungan modal kerja PT X Tbk. untuk tahun 2007 dapat dihitung dari neraca yang sudah penulis persingkat sesuai kebutuhan modal kerja. Hal
yang sama juga dilakukan pada perhitungan rugi dan laba PT X Tbk. untuk periode 2007. Hal ini dapat dilihat pada tabel 3.1 dan 3.2.
Keadaaan modal kerja PT X Tbk. per 31 Des 2007 sebagai berikut:
Tabel 3.1 Neraca Keuangan PT X Tbk. PT X Tbk.
Neraca Per 31 Des 2007
(Dalam ribuan Rupiah)
Aktiva 2007 Aktiva Lancar :
- Kas dan Setara Kas 56.362.355
- Piutang 30.803.618
- Persediaan 1.673.524.939
Total Aktiva Lancar: 1.760.690.912
Aktiva Tetap: 117.066.232 Aktiva Lainnya: 29.600.184 Jumlah Aktiva : 1.907.357.328 Kewajiban Kewajiban Lancar: - Utang Usaha 11.162.778 - Utang Lain-lain 685.455.671
Utang Jangka Panjang: 20.885.310 Jumlah Kewajiban: 717.503.759 Hak Minoritas Hak Minoritas: 54.283.282 Ekuitas - Modal 534.000.000 - Saldo Laba 601.570.287 Jumlah Ekuitas: 1.135.570.287
Jumlah Kewajiban, Hak Minoritas dan Ekuitas: 1.907.357.328 Sumber : PT X Tbk.
Penjelasan:
- Kas dan Setara Kas terdiri dari Kas dan Bank, Investasi saham dan
Uang Muka Investasi.
- Piutang terdiri dari Piutang Usaha Hubungan Istimewa, Piutang Usaha Pihak Ketiga, Piutang Lain-lain, Piutang Hubungan Istimewa, Pajak dan biaya Dibayar Dimuka, Aktiva Pajak Tangguhan.
- Persediaan terdiri dari Persediaan dan Tanah untuk pengembangan.
- Aktiva Tetap telah dikurangi penyusutan sebesar Rp.
64.701.904.000,-.
- Utang Lain-lain terdiri dari Utang Lain-lain, Utang Pajak, Beban yang Harus Dibayar, Uang Muka Penjualan, Penghasilan Sewa Ditangguhkan dan Utang Lainnya, Utang Hubungan Istimewa,
Kewajiban Diestimasi atas Imbalan Kerja dan Pinjaman Jangka Pendek.
- Utang Jangka Panjang terdiri dari Pinjaman jangka Panjang.
- Modal Terdiri dari Modal Saham dan Tambahan Modal Disetor.
- Saldo Laba Terdiri Dari Saldo Laba, Selisih Penilaian Kembali aktiva Tetap dan Selisih nilai Aktiva Tetap
Dari neraca dapat dilihat bahwa PT X Tbk. mempunyai jumlah aktiva lancar jauh lebih besar melebihi jumlah aktiva tetap. Hal ini disebabkan oleh
karena jenis perusahaan PT X Tbk. yang berupa perusahaan developer. Di
mana aset lancar pada perusahaan developer adalah berupa tanah luas dan rumah yang akan dijual memiliki nilai tinggi dan berjumlah banyak. Hal ini dapat terlihat pada neraca pada perkiraan tanah untuk pengembangan dan persediaan yang jumlahnya sangat besar dibandingkan dengan aset lainnya.
Sementara itu utang lancar PT X Tbk. yang terbesar adalah perkiraan
uang muka penjualan. Hal ini disebabkan sifat perdagangan property yang
umumnya mensyaratkan pemberiaan uang muka kepada PT X Tbk. sebagai developer dan bentuk transaksi penjualannya berupa angsuran.
Jumlah Modal Kerja Bersih = Aktiva Lancar – Utang Lancar
Modal Kerja Bersih 2007 = Rp.1.760.690.912.000 – Rp. 696.618.449.000 = Rp. 1.064.074.463.000,-
Jumlah Modal Kerja tahun 2007 sebesar Rp. 1.064.074.463.000,-, jumlah ini cukup besar bila dibandingkan dengan pemasukan developer. Modal kerja untuk setiap hari dengan hari kerja efektif 300 hari pertahun dapat dihitung :
Modal Kerja Bersih Harian = Rp. 1.064.074.463.000,- / 300 = Rp. 3.546.914.877,-
Sumber modal kerja tahun 2007 ini diperoleh dari laba perusahaan untuk tahun yang sama yaitu sebesar Rp. 110.127.635.000,- seperti yang terlihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.2 Laporan Laba rugi PT X Tbk. PT X Tbk. Laporan Laba Rugi
Per 31 Des 2007
(Dalam ribuan Rupiah)
Deskripsi Rupiah
Pendapatan Usaha 527.358.558
Beban Pokok Penjualan dan Beban Langsung (292.430.407)
Laba Kotor 234.928.151
Beban Usaha (84.546.591)
Laba Usaha 150.381.560
Penghasilan (Beban) Lain-lain (1.162.963)
Bagian Laba Bersih perusahaan Asosiasi 1.026.489
Laba Sebelum Pajak Penghasilan 150.245.086
Laba Sebelum Hak Minoritas 110.288.840
Hak Minoritas (161.205)
Laba Bersih 110.127.635
Sumber: PT X Tbk.
Penjelasan:
− Beban Usaha terdiri dari Beban Penjualan, Beban umum dan
Administrasi.
− Penghasilan (Beban Lain-lain) terdiri dari Penghasilan Bunga, Beban
Keuangan, Laba (Rugi) Selisih Kurs Bersih, Laba Penjualan Aktiva Tetap dan Lain-lain Bersih (termasuk di dalamnya penyusutan).
− Manfaat (beban) Pajak Penghasilan terdiri dari Pajak Kini, Pajak
Tangguhan dan Taksiran Beban Pajak Penghasilan – Bersih.
3.6.2 Pengunaan Modal Kerja PT X Tbk.
Dalam penggunaan modal kerjanya perusahaan X menerapkan sistem budgeting. Setiap proyek dan kegiatan operasional perusahaan harus direncanakan terlebih dahulu jumlah pembiayaannya secara rinci, kapan pembayaran terjadi dan pembiayaan kegiatan operasi perusahaan sehari-hari. Hal ini telah disiapkan dalam anggaran pengeluaran perusahaan.
Setiap proses pembiayaan harus diajukan ke departemen keuangan untuk disetujui. Jika permintaan pembiayaan tidak disetujui maka pemohon dapat mengajukan kembali setelah perincian biaya diperbaiki.
3.6.3 Perhitungan Kebutuhan Modal Kerja Perusahaan X
Perhitung kebutuhan modal kerja PT X Tbk. dicari dengan mencari terlebih dahulu perputaran modal kerjanya. Perhitungannya sebagai berikut:
• Perputaran kas dan setara kas = Sales / Kas dan Setara Kas
= Rp. 527.358.558.000 / Rp. 56.362.355.000 = 9,3566 kali
• Perputaran piutang = Sales / piutang
= Rp. 527.358.558.000 / Rp. 30.803.618.000 = 17,1200 kali
• Perputaran persediaan = HPP / persediaan
= Rp. 292.430.407.000 / Rp. 1.673.524.939.000 = 0,1747 kali
• Keterikatan modal kerja :
o Perputaran kas dan setara kas = 300 / 9,3566 = 32 hari
o Perputaran piutang = 300 / 17,1200 = 18 hari
o Perputaran persediaan = 300 / 0,1747 = 1717 hari +
o Perputaran modal kerja = 1767 hari
• Perputaran modal kerja = 300 / 1767 = 0,1698
• Perkiraan Sales 2008 : Rata-Rata Sales adalah
= (Rp. 527.358.558.000,- + Rp. 408.218.497.000,-) / 2 = Rp. 467.788.527.500,-
Umumnya rata-rata dari sales adalah perkiraaan sales tahun depan. Namun mengingat kondisi ekonomi terbaru yang tidak stabil akibat
kenaikan harga bahan bakar minyak dan lesunya pasar property di tahun 2008, maka perusaahaan memutuskan untuk menurunkan tingkat operasi dan melakukan penghematan. Sehingga diperkirakan sales tahun 2008 hanya setengah dari rata-rata sales diatas yaitu sebesar = Rp. 467.788.527.500,- / 2 = Rp. 233.894. 263.750,-
Yang dibulatkan menjadi Rp. 200.000.000.000,-
• Kebutuhan modal kerja tahun 2008 = Sales / perputaran modal kerja
= Rp. 200.000.000.000 / 0,1698
= Rp. 1.177.856.302.000,-
• Kebutuhan modal kerja harian = Rp. 1.177.856.302.000,- / 300
= Rp. 3.926.187.672,-
Jika dibandingkan dengan modal kerja tahun 2007, kebutuhan modal kerja 2008 terlihat adanya peningkatan peningkatan sebesar:
Peningkatan modal kerja
= Rp. 1.177.856.302.000 - Rp. 1.064.074.463.000 = Rp. 113.781.839.000,-
Peningkatan modal kerja harian = Rp. 113.781.839.000,- / 300 = Rp. 379.272.797,-
Sekalipun perusahaan menurunkan tingkat operasionalnya dan melakukan tindak penghematan, bertambahnya kebutuhan modal kerja dapat dipahami. Sebab biaya aktivitas perusahaan juga bertambah mahal akibat kondisi ekonomi yang menyebabkan kenaikan harga material dan berbagai jasa lainnya.
Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa PT. X Tbk. menggunakan kebijakan modal kerja longgar, karena terdapat kelebihan
modal kerja yang signifikan. Sehingga terdapat modal kerja yang menganggur (idle money).
3.6.4 Sumber Modal Kerja PT X Tbk.
Terdapat tiga sumber utama modal kerja bagi PT X Tbk., yaitu:
1. Laba Bersih dari periode sebelumnya.
2. Pinjaman jangka panjang dari bank atau lembaga keuangan.
3. Penjualan Aktiva tetap yang sudah tidak digunakan lagi.
Sumber modal kerja lainnya yaitu penerbitan saham baru tidak berada di tangan manajer keuangan untuk menentukan. Cara tersebut umumnya diambil hanya pada saat perusahaan memerlukan modal kerja dalam jumlah yang sangat besar. Selain itu diperlukan persetujuan pemegang saham sehingga harus diadakan RUPS. Dalam hal ini manajer keuangan cukup mencari besar modal kerja yang diperlukan dan menyampaikannya pada pemegang saham dalam RUPS. Tercatat pada tahun 2007 tidak dilakukan.
Hanya pada saat peminjaman dari bank, bagian keuangan aktif dalam menentukan sumber modal kerja. Tercatat ada lima bank yang telah mempercayai PT X Tbk. untuk membuka rekening pinjaman:
1. PT Bank Development Bank of Singapore Indonesia.
2. PT Bank Niaga Tbk.
3. PT Bank Pembangunan Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya.
4. PT bank Permata Tbk.
Dalam menentukan dari mana pinjaman dilakukan, maka PT X Tbk. akan memperhatikan beberapa peraturan/syarat yang ditetapkan oleh bank yaitu:
• Bunga pinjaman yang dibebankan adalah terendah dan tidak lebih
tinggi dari empat persen (4%) Suku Bunga Bank Indonesia (SBI) yang berlaku.
• Lama pinjaman yang diizinkan oleh bank sesuai dengan kemampuan
perusahaan.
• Besar jaminan yang diminta oleh bank.
• Hak penggunaan aset yang dijaminkan pada bank.
• Besar pembayaran pinjaman dan penjadwalannya.
• Peraturan dan prasyarat lainnya.
Proses penentuan sumber peminjaman dari bank hingga penarikan pinjaman sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data tentang ketentuan syarat peminjaman dari
beberapa bank.
2. Menentukan bank mana yang memiliki ketentuan dan syarat terbaik. 3. Mengajukan peminjaman pada bank yang terpilih.
4. Jika disetujui oleh bank maka akan dikirim draft perjanjian dari
masing-masing pihak.
5. Memeriksa setiap butir pasal agar tidak ada yang merugikan
perusahaan.
6. Jika semuanya diterima maka dipersiapkan surat pernyataan akta
perusahaan, persetujuan komisaris, surat pernyataan sebagian aset yang dijaminkan.
7. Menyerahkan surat tersebut ke tangan komisaris untuk ditanda tangani.
8. Setelah itu mengadakan perjanjian kesepakatan di depan notaris.
Dalam prosesnya juga dilakukan APHT (Akta Pengikatan Hak Tanggungan) yaitu atas jaminan yang diserahkan harus diikat secara notariil (perjanjian tertulis yang disahkan notaris).
9. Menyiapkan surat penerimaan sebagai dasar administrasi di bank atas besarnya dana yang akan dipinjam.
10. Menarik pinjaman.
3.6.5 Permasalahan yang Dihadapi
Setelah menganalisis dokumen peraturan/petunjuk operasional dan mewawancarai pihak yang terlibat dalam menentukan, menyediakan, menggunakan dan mencatat modal kerja perusahaan maka dapat diambil simpulan sebagai berikut:
• Proses pengerjaan modal kerja secara umum masih dilakukan secara manual.
Hal ini meningkatkan risiko kesalahan dan pengambilan keputusan yang salah. Selain itu proses manual lebih menguras tenaga dan waktu.
• Tidak adanya standarisasi dalam pembuatan laporan modal kerja. Hal ini
menyebabkan setiap laporan yang dihasilkan dapat berbeda dalam hal kelengkapan, ketepatan dan format.
• Dikarenakan pemilihan peminjaman bank dilakukan secara manual, maka
terdapat kemungkinan pilihan dilakukan atas dasar tidak profesional, seperti pendapat pribadi yang merugikan perusahaan.