• Tidak ada hasil yang ditemukan

enerapan Model Mnemonik Pada Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Palopo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "enerapan Model Mnemonik Pada Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Palopo"

Copied!
165
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALOPO

2019

PENERAPAN MODEL MNEMONIK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 9 PALOPO

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Tadris Matematika

Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palopo

Oleh,

SUNDARI

(2)

PENERAPAN MODEL MNEMONIK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 9 PALOPO

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palopo

Oleh,

SUNDARI

NIM 14.16.12.0123

Dibimbing Oleh:

Dr. Mahadin Shaleh, M. Si. Nursupiamin, S. Pd., M. Si.

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALOPO

(3)
(4)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi yang berjudul : “Penerapan Model Mnemonik Pada Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Palopo”.

Yang ditulis oleh :

Nama : Sundari

Nim : 14.16.12.0123

Program Studi : Tadris Matematika

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Disetujui untuk diujikan pada ujian munaqasyah.

Demikian persetujuan ini akan diproses selanjutnya.

Palopo, 21 Januari 2019

Pembimbing I Pembimbing II

(5)

NOTA DINAS PEMBIMBING

Hal : Skripsi

Lamp : -

KepadaYth.

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Palopo Di

Palopo

Assalamu ‘alaikumWr.Wb.

Sesudah melakukan bimbingan terhadap skripsi mahasiswa tersebut di bawah ini:

Nama : Sundari

NIM : 14.16.12.0123

Program Studi : Tadris Matematika

JudulSkripsi :“Penerapan Model Mnemonik Pada Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Hasil Beajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Palopo”

Menyatakan bahwa skripsi tersebut, sudah layak untuk diujikan. Demikian untuk diproses selanjutnya.

Wassalamu ‘alaikum Wr.Wb.

Pembimbing I

(6)

NOTA DINAS PEMBIMBING

Hal : Skripsi

Lamp : -

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Palopo Di

Palopo

Assalamu ‘alaikum Wr.Wb.

Sesudah melakukan bimbingan terhadap skripsi mahasiswa tersebut di bawah ini:

Nama : Sundari

NIM : 14.16.12.0123

Program Studi : Tadris Matematika

JudulSkripsi :“ Penerapan Model Mnemonik Pada Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Hasil Beajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Palopo.”

Menyatakan bahwa skripsi tersebut, sudah layak untuk diujikan. Demikian untuk diproses selanjutnya.

Wassalamu ‘alaikum Wr.Wb.

Pembimbing II

(7)
(8)

PRAKATA

ِِمي ِحَّرل

ِٱ

ِِن َٰ م ۡحَّرل

ٱ

ِِهَّلل

ٱِ

ِِم ۡسِب

ِ

ْ لا

ْ ح

ْ م

ْ د

ْ

ْل للِ

ْ

ْ ر

ْل ب

ْْ ا

ْ عل

ْ لْا

ْلم

ْ ي

ْ ن

ْ و

ْ صلْا

ْ ل

ْ ةْ

ْْ

ْ و

ْ سلا

ْ ل

ْ مْ

ْْ

ْ ع

ْ ل

ْ شاْْى

ْ ر

ْلف

ْْ

ْ لا

ْْ ن

ْلبْ ي

ْلءا

ْْ

ْ وْ ا

ْ مل

ْ ر

ْ س

ْللْ ي

ْ ن

ْْ

ْ و

ْ

ْ ع

ْ ل

ى

ْْ ا

ْلل

ْ وْ

ا

ْ ص

ْ ح

ْلبْا

ْله

ْْ

ْ ا

ْ ج

ْ م

ْلع

ْ ي

ْ اْن

ْ م

ْ با

ْ ع

ْ د

Segala puji dan syukur ke hadirat Allah Swt. atas segala rahmat

dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga skripsi dengan

judul “Penerapan Model Mnemonik Pada Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Palopo diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan dalam bidang

pendidikan matematika pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palopo.

Shalawat dan salam atas junjungan Nabi Muhammad Saw. yang

merupakan suri tauladan bagi semua umat Islam selaku para pengikutnya. Semoga

menjadi pengikutnya yang senantiasa mengamalkan ajarannya dan meneladani

akhlaknya hingga akhir hayat.

Sejak persiapan penyusunan proposal, penelitian hingga selesainya

skripsi ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu

baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan segala kerendahan hati yang

tulus dan penuh rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Rektor IAIN Palopo Dr. Abdul Pirol, M.Ag., bersama Wakil Rektor I

Dr. Rustam S., M. Hum., Wakil Rektor II Dr. Ahmad Syarief Iskandar, M.M., dan

(9)

2. Dekan Fakultas Tarbiyah & Ilmu Keguruan IAIN Palopo Dr. Kaharuddin,

M.Pd.I., serta Wakil Dekan I Dr. Muhaemin, MA., Wakil Dekan II Munir Yusuf,

S.Ag., M.Pd., dan Wakil Dekan III Dra. Hj. Nursyamsi, M.Pd.I., Fakultas

Tarbiyah & Ilmu Keguruan IAIN Palopo.

3. Ketua Jurusan Ilmu Keguruan IAIN Palopo Dr. Taqwa, M.Pd.I.

4. Ketua Program Studi Tadris Matematika Muhammad Hajarul Aswad,

S.Pd., M.Si., beserta seluruh dosen dan yang telah banyak memberikan motivasi

dan bimbingan dalam rangkaian proses perkuliahan sampai ketahap penyelesaian

studi.

5. Dr. Mahadin Shaleh, M.Si., selaku Pembimbing I dan Nursupiamin,

S.Pd.,M.Si., selaku Pembimbing II; atas bimbingan, arahan dan masukannya

dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Dr. Syamsu Sanusi, M.Pd.I, selaku penguji I dan Ibu Lisa Aditya

Dwiwansyah Musa, S.Pd., M.Pd., selaku penguji II yang telah memberikan saran

dan masukannya sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik.

7. Madehang S.Ag, M.Pd., selaku Kepala Perpustakaan IAIN Palopo yang

telah memberikan peluang untuk membaca dan mengumpulkan buku-buku

literatur dalam penulisan skripsi.

8. Iding, S.Pd. dan Yospin, S.Pd. selaku Kepala Sekolah dan Guru

Matematika di SMP Negeri 9 Palopo; atas kesempatan yang diberikan kepada

penulis untuk meneliti di sekolah tersebut.

9. Kepada kedua orang tua penulis tercinta, Ayahanda Haerullah dan Ibunda

(10)

kecil hingga sekarang, begitu pula selama penulis mengenal pendidikan dari

sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

10. Saudara saudariku serta semua keluargaku, yang selama ini membantu

dan mendoakanku khususnya yang selalu memberi motivasi dan dorongan kepada

penulis untuk menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya.

11.Kepada teman-teman seperjuangan terutama Program Studi Tadris

Matematika IAIN Palopo angkatan 2014 (terkhusus teman-teman kelas

matematika C), serta sahabat-sahabatku Rima Aksan, S.Pd., Sri Wahyuni, S.Pd.,

Sulastri Trisnawati S, S.Pd., Saptarini Ekayanti, S.Pd., Ines Minel dan masih

banyak rekan-rekan lainya yang telah bersedia membantu dan senantiasa

memberikan saran sehubungan dengan penyusunan skripsi ini.

12.Semua pihak yang telah membantu penulis demi kelancaran dalam

penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa karya yang terlahir dari ketidaksempurnaan ini

memiliki banyak kekurangan, dengan ini penulis berharap saran dan kritik demi

kesempurnan karya ini dimasa mendatang. Semoga karya ini dapat memberi

manfaat kepada pembaca dan dunia penndidikan. Amin ya rabb al-‘alamin.

Palopo,15 Januari 2019

(11)

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDU ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

NOTA DINAS PEMBIMBING ... v

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... vii

PRAKATA ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

ABSTRAK ... xvii

BAB I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... .1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Hipotesis Tindakan ... .5

D.Tujuan Penelitian… ... 5

E. Manfaat Penelitian… ... 6

F. Batasan Istilah dan Ruang Lingkup Pembahasan… ... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A.Penelitian Terdahulu Yang Relevan… ... 8

B. Kajian Pustaka ... 10

C. Kerangka Pikir… ... 22

BAB III. METODE PENELITIAN A.Objek Tindakan… ... 23

B.Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian ... 23

C.Sumber Data… ... 23

D.Teknik Pengumpulan Data ... 24

E. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data… ... 25

F. Indikator keberhasilan ... 28

G.Siklus Penelitian ... 29

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ... 34

(12)

1. Gambaran umum Lokasi penelitian ... 34 2. Uraian dan Analisis Penelitian ... 40 B.Pembahasan ... ..59 BAB V. PENUTUP A.Kesimpulan… ... 67 B.Saran ... 68 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN PERSURATAN

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Aktivitas Guru Dan Aktivitas Siswa……….. 26

Tabel 3.2 Interpretas Kriteria Keberhasilan Tindakan…..………....… 26

Tabel 3.3 Kategori Ketuntasan Belajar………... 27

Tabel 3.4 Kategori Skor……….. 28

Tabel 4.1 Nama-Nama Pimpinan Sekolah Dan Guru SMP 9 Negeri Palopo…. 36 Tabel 4.2 Nama Staf SMP Negeri 9 Palopo……… 38

Tabel 4.3 Keadaan Siswa SMP Negeri 9 Palopo………. 39

Tabel 4.4 Keadaan Sarana Dan Prasarana SMP Negeri 9 Palopo ……….. 39

Tabel 4.5 Validator Instrumen Penelitian……… 40

Tabel 4.6 Hasil Validasi Lembar Tes Hasil Belajar………. 41

Tabel 4.7 Hasil Cronbach’s Alpha Lembar Tes Hasil Belajar……… 42

Tabel 4.8 Hasil Validasi Lembar Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran……. 42

Tabel 4.9 Hasil Cronbach’s Alpha Lembar Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran………. 43

Tabel 4.10 Hasil Validasi Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa……….. 43

Tabel 4.11 Hasil Cronbach’s Alpha Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa…….. 44

Tabel 4.12 Statistik Tes Kemampuan Awal Siswa………... 44

Tabel 4.13 Perolehan Persentase Kategori Tes Kemampuan Awal Siswa…….. 45

Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Ketuntasan Belajar Tes Kemampuan Awal Siswa……….. 45

Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran Siklus I ... ………. .. 48

Tabel 4.16 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I... 50

Tabel 4.17 Statistik Tes Kemampuan Siswa Siklus I ……….. 51

Tabel 4.18 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Siklus I………... 51

Tabel 4.19 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Tes Siklus I……….. 51

Tabel 4.20 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran Siklus II ... 54

Tabel 4.21 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II………….. 56

(14)

Tabel 4.23 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Siklus II………. 57 Tabel 4.24 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Tes Siklus II………. 57 Tabel 4.25 Nilai Minimun, Maximum, dan Rata-rata dari Masing-masing Tes ...

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pembagian Bilangan Pada Garis Bilangan ... 13

Gambar 2.2 Penjumlahan Pada Garis Bilangan ... 14

Gambar 2.3 Pengurangan Pada Garis Bilangan ... 14

Gambar 2.4 Bagan Kerangka Pikir ... 23

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Format Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaa Pembelajaran Siklus II

Lampiran 4 Format Validasi Aktivitas Siswa Siklus I

Lampiran 5 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

Lampiran 6 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II

Lampiran 7 Format Validasi Aktivitas Guru

Lampiran 8 Lembar Pengelolaan Pembelajaran Aktivitas Guru Siklus I

Lampiran 9 Lembar Pengelolaan Pembelajaran Aktivitas Guru Siklus II

Lampiran 10 Format Validasi Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus I

Lampiran 11 Kisi-Kisi Soal Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus I

Lampiran 12 Soal dan Penyelesaian Tes Hasil Belajar Siklus I

Lampiran 13 Format Validasi Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus II

Lampiran 14 Kisi-Kisi Soal Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus II

Lampiran 15 Soal dan Penyelesaian Tes Hasil Belajar Siklus II

Lampiran 16 Uji Validitas dan Reliabilitas

(17)

ABSTRAK

Sundari, 2019. Penerapan Model Mnemonik Pada Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Palopo. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Prodi Tadris Matematika, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palopo. Dibimbing Dr. Mahadin Shaleh, M.Si. dan Nursupiamin, S.Pd., M.Si.

Kata Kunci : Model Pembelajaran Mnemonik, Hasil Belajar.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 9 Palopo, melalui penerapan model mnemonik siswa kelas VII.3 pada semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019 dengan jumlah peserta didik 32 Orang.

Penelitian ini terdiri dari 2 siklus setiap siklus dilaksanakan 3 kali pertemuan dengan pemberian tes disetiap akhir siklus. Pengambilan data dilaksanakan dengan menggunakan tes hasil bejlajar, lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran dan pengamatan aktivitas siswa. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Tes hasil belajar untuk siklus I diperoleh rata-rata sebesar 67,75 termasuk dalam kategori cukup dengan jumlah siswa yang tuntas belajar adalah 11 orang siswa dengan persentase sekitar 35%, dan rata-rata siklus II adalah sebesar 79,50 termasuk dalam kategori sangat baik dengan jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 29 orang siswa dengan persentase sekitar 91%, 2) Rata-rata persentase pengamatan pengelolaan pembelajaran siklus I sebesar 67% dengan kriteria keberhasilan tindakan tergolong dalam kategori “baik” dan mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 85% dengan kriteria keberhasilan tindakan tergolong dalam kategori “sangat baik”. 3) Rata-rata persentase pengamatan aktivitas siswa sebesar 45% dengan kriteria keberhasilan tindakan tergolong dalam kategori “cukup” dan mngalami peningkatan pada siklus II sebesar 49,5% dengan kriteria keberhasilan tindakan tergolong dalam kategori “cukup”. Dengan demikian, penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII.3 SMP Negeri 9 Palopo.

(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada masa era globalisasi seperti sekarang ini seseorang dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), maka peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) mempunyai posisi yang strategis bagi keberhasilan dan kelanjutan pembangunan nasional. Wadah yang tepat sebagai upaya peningkatan sumber daya manusia (SDM) adalah pendidikan.

Pendidikan terdiri dari berbagai jenjang yang mengembangkan potensi siswa pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik secara memuaskan guna menghadapi tuntutan pendidikan dan guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Guru dalam pembelajaran menggunakan metode, pendekatan dan teknik mengajar yang relevan sehingga guru dapat kreatif, aktif dan inovatif untuk menciptakan perkembangan baru di dunia pendidikan. Di dalam al-Qur’an sendiri Allah Swt memerintahkan untuk banyak membaca atau memahami segala sesuatu yang ada disekitar kita khususnya di bidang pendidikan, sebagaimana firman Allah Swt di dalam al-Qur’an surah al-Alaq ayat 1-5 yang berbunyi :

ٱ

َقَلَخ يِ ذلَّ ٱ َكِ بَر ِ ۡسۡ ٱِب ۡ ٱَرۡق

١

قَلَع ۡنِم َنَٰ َسن

ِ

ۡلۡ ٱ َقَلَخ

٢

ُمَرۡكَ ۡلۡ ٱ َكُّبَرَو ۡ ٱَرۡق ٱ

٣

يِ ذلَّ ٱ

َِلََّقۡل

ٱِب َذلََّع

٤

َۡلَّۡعَي ۡمَل اَم َنَٰ َسن

ِ

ۡلۡ ٱ َذلََّع

٥

Terjemahnya :

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar

(19)

kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.1

Kandungan ayat ini menekankankan pentingnya menimba ilmu dan ada banyak alat atau perantara yang dapat kita gunakan untuk memperoleh suatu ilmu sehingga kita dapat memahami ilmu itu dengan baik.

Mata pelajaran matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah menengah pertama diharapkan dapat mengembangkan potensi siswa, siswa bisa mengkonstruksikan pemahamannya sendiri dengan guru sebagai fasilitator bukan sebagai sumber utama pembelajaran. Pembelajaran sendiri dapat ditinjau dari dua aspek yang dapat di simpulkan menjadi satu defenisi yaitu sebagai suatu sistem

atau proses membelajarkan siswa yang di rencanakan atau didesain,

dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar siswa dapat mencapai

tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efesien.2

Dalam pembelajaran matematika, interaksi antara guru dan siswa sangat

dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan. Dapat di katakan bahwa

matematika adalah sebuah ilmu yang menuntut siswa berpikir kritis, abstrak, logis

maupun kreatif. Sehingga tidak mengapa jika model pembelajaran merupakan

unsur penting dalam pembelajaran.

Dari hasil observasi peneliti di SMP Negeri 9 Palopo, proses pembelajaran di

dominasi oleh pembelajaran konvensional yaitu guru menjelaskan materi dan

tanya jawab pada saat proses pembelajaran, peseta didik sering meminta guru

untuk memberikan contoh-contoh soal. Jika soal yang diberikan guru sama

1 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung : J-ART, 2005), h.598 2 Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep Dan Aplikasi, (Edisi 1 ; Bandung: Refika Aditama, 2010), h.3.

(20)

dengan contoh soal sebelumnya, peserta didik percaya diri mengerjakan soal di

depan kelas dan berani memberikan tanggapan tentang jawaban siswa lain yang

salah. Namun, jika siswa diberi soal yang sedikit berbeda dari contoh sebelumnya

mereka akan bingung, kepercayaan diri dan kegigihan dalam memecahkan

masalah berkurang. Akhirnya siswa tidak dapat menyelesaikannya dan merasa

kesulitan untuk membuat kesimpulan pada akhir pembelajaran. hal ini dapat

mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa.3

Dari masalah yang telah disebutkan terlihat bahwa persoalannya adalah

bagaimana menanamkan pengetahuan agar peserta didik memiliki kemampuan

sendiri dalam memahami persoalan matematika dengan mengembangkan

kemampuan pemahaman konsep, penyelesaian masalah dan penafsiran solusi

yang diperoleh, memiliki rasa percaya diri dan kemampuan menyampaikan suatu

gagasan untuk memecahkan suatu masalah matematika dengan berbagai alternatif.

Sehingga perlu dikembangkan model pembelajaran inovatif yang dapat

meningkatkan kemampuan daya ingat dan melibatkan peserta didik untuk

mandiri, kreatif dan lebih aktif. Usaha yang dapat dilakukan oleh guru adalah

memilih model yang sesuai dengan keadaan kelasnya dan dapat mendukung

proses pembelajaran dikelasnya. Salah satu model yang bisa digunakan adalah

model Mnemonik.

Model mnemonik merupakan model memproses informasi dengan cara

mengingat kembali dan menghafalkan sehingga berbagai informasi tersebut lebih

mudah disimpan dalam memori jangka panjang. Mnemonik dapat membantu

3Yospin, Guru Mata Pelajaran Matematika SMP Negeri 9 Palopo) “Wawancara”,

(21)

individu untuk mengingat informasi dengan membuat lebih mudah di ingat, lebih

bermakna dan lebih konkret.

Membaca atau meihat suatu materi secara berulang-ulang atau mengerjakn

soal-soal matematika akan lebih kuat menanamkan materi tersebut di memori.

Sedangkan penyajian materi dengan menggunakan model mnemonik akan lebih

mempermudah mengingat materi tersebut.

Model mnemonik merupakan salah satu model pembelajaran yang

mendorong peserta didik untuk belajar secara kreatif. Model ini juga

mengembangkan proses kognitif maupun afektif peserta didik. Dalam proses

belajar kreatif, tugas dan kegiatan yang dilakukan peserta didik bertujuan

meningkatkan pemikiran dan sikap kreatif menuntut cara dan sikap belajar yang

berbeda, lebih bebas, terbuka, dan tertantang untuk berperan serta secara aktif

dengan memberanikan diri dan senang memberikan gagasan sebanyak mungkin.

Disamping itu, dalam pembelajaran kreatif peserta didik biasanya memiliki

kemampuan untuk bermain dengan ide, konsep, atau kemungkinan-kemungkinan

yang dikhayalkan.

Hasil belajar merupakan salah satu pencapaian peserta didik selama proses

pembelajaran. Namun sebagian besar peserta didik masih mengalami kesulitan

dalam bermatematika. Oleh karena itu, Permasalahan yang ingin diangkat oleh

peneliti yaitu “Penerapan Model Mnemonik pada Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Palopo”.

(22)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang teah diuraikan, maka rumusan masalah

penelitian adalah : “Apakah penerapan model mnemonik pada pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII3 SMP Negeri 9

Palopo”

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis adalah jawaban dugaan sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru

didasarkan teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-faktaempiris yang

diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai

jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang

empiris.

Berdasarkan rumusan masalah sebelumnya maka hipotesis tindakan dalam

penelitian ini adalah “Jika model mnemonik diterapkan pada pembelajaran

matematika maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII3 SMP Negeri

9 Palopo”

D. Tujuan Penelitian

Peneitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model Mnemonik

pada pembelajaran matematika untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII

(23)

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi

pengemabangan teori pembelajaran matematika khususnya pembelajaran dan

bahan perbandingan penelitian yang lain.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Dapat memperoleh pembelajaran matematika yang lebih menarik dan

menyenangkan, meningkatkan daya ingat sehingga dapat meningkatkan hasil

belajarnya dan mendorong siswa menjadi lebih mandiri

b. Bagi Guru

Sebagai pedoman dan masukan dalam melakukan penelitian tindakan

kelas dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Bagi Sekolah

Dapat dijadikan sebagai perbandingan dari model pembelajaran yang

sebelumnya digunakan untuk perbaikan pembelajaran matematika

d. Bagi Peneliti

Dapat memberikan gambaran tentang keadaan system pembelajaran di

sekolah, sehingga dapat dijadikan acuan dalam pengembangan ide-ide dalam

rangka perbaikan sistem pendidikan.

F. Batasan Istilah dan Ruang Lingkup Penelitian

Batasan Istilah dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang jelas

(24)

memahami maksud dan tujuan peneliti

1. Model mnemonik

Model mnemonik merupakan kelompok model memproses informasi,

dengan cara mengingat kembali dan menghafalkan. Teknik mnemonik dapat

digunakan untuk meningkatkan daya ingat seseorang melalui pengasosiasian

pikiran dalam memaknai suatu kata-kata, gagasan atau ide dan gambaran sehingga

berbagai informasi tersebut lebih mudah disimpan dalam memori jangka panjang.

2. Pembelajaran matematika

Pembelajaran matematika bagi para siswa merupakan pembentukan pola

pikir dalam pemahaman suatu pengertian maupun dalam penalaran suatu

hubungan. Pembelajaran matematika juga dapat diartikan sebagai serangkaian

kegiatan siswa dalam rangka pembentukan pola pikir, pemahaman, pengetahuan,

sikap, keterampilan dan lainnya tentang matematika yang di bombing oleh guru

dalam suasana edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar yang dimakasud adalah hasil tes yang diperoleh siswa pada

pembelajaran pokok bahasan bilangan bulat baik pra siklus, siklus I maupun

siklus II.

Ruang lingkup penelitian ini yaitu hanya terbatas pada pokok bahasan

Bilangan Bulat di Kelas VII3 SMP Negeri 9 Palopo untuk meningkatkan hasil

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Untuk memastikan keaslian penelitian ini, penulis melakukan

perbandingan dengan hasil penelitian sebelummya, yaitu:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmatia, mahasiswi alumni Universitas

Islam Negeri Alauddin Makassar pada tahun 2010 yang berjudul “Peningkatan

Hasil Belajar Matematika Melalui Model Mnemonik pada Siswa Kelas VIIIAMTs

Aisyiah Sungguminasa Kabupaten Gowa”. Jenis penelitian ini merupakan

Penelitian Tindakan Kelas. Dalam penelitian ini yang dijadikan subjek penelitian

adalah siswa kelas VIIIA dengan jumlah siswa sebanyak 33 orang. Dari hasil

penelitian dan anaisis deskriptif menunjukkan bahwa:

Hasil belajar matematika siswa kelas VIIIA MTs Aisyiah Sungguminasa Kabupaten Gowa mengalami peningkatan sebanyak 20,32 atau sebesar 28,53%. Ditunjukkan oleh nilai rata-rata hasil belajar matematika setelah penerapan mnemonik pada siklus I adalah 50,91, sedangkan nilai rata-rata hasil belajar matematika pada siklus II adalah 71,23. Selain itu, ketuntasan hasil belajar juga mengalami peningkatan terbukti pada siklus I ketuntasannya 54,55% dan siklus II sebanyak 84,85% atau ketuntasannya meningkat sebesar 30,30%.4

2. Penelitian yang dilakukan oleh salah satu mahasiswi Program Studi

Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah Universitas Sanata Dharma yaitu

Yokhanan Ardika pada tahun 2015, yang berjudul “Efektifitas Metode Mnemonik Ditinjau Dari daya Ingat dan Hasil Belajar Matemtika Siswa Kelas X TPA SMKN

4 Rahmatia, Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Mnemonik pada Siswa Kelas VIIIAMTs Aisyiah Sungguminasa Kabupaten Gowa . Skripsi (Makassar : Universitas

(26)

2 Depok Sleman”. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Dalam

penelitian ini yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas X Teknik

Permesinan A dengan jumlah siswa sebanyak 32 orang. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pada kriteria daya ingat tinggi dan dapa dikatakan efektif

dengan jumlah siswa yang masuk kriteria ebih dari 75%. Sedangkan hasil belajar

siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan metode mnemonik dikatakan

berhasil dengan baik dengan 89,29% dari jumlah siswa yang mengikuti tes

dinyatakan tuntas belajar memenuhi nilai KKM sekolah yaitu 78, dengan nilai

rata-rata kelas yaitu 87,32.5

3. Penelitian yang dilakukan oleh Kartika Asmarani, mahasiswi alumni

Universitas Negeri Semarang pada tahun 2013 yang berjudul “Efektifitas Metode Mnemonik Dalam Meningkatkan Daya ingat Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Satu Atap Sluke Pada Mata Peajaran Sejarah”. Jenis penelitian ini merupakan

penelitian eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode mnemonik

dapat meningkatkan kemampuan mengingat siswa diihat dari rata-rata post test

kelas eksperimen adalah 80,56 dan rata-rata kelas control adalah 71,85. Kedua

kelas berdistribusi norma dan mempunyai dua varians yang sama. Dengan tingkat

kepercayaan 95% atau (𝛼) = 0,05 . Banyaknya siswa pada kelas eksperimen = 24 dan banykanya siswa pada kelas kontrol = 30 diperoleh ttabel = 2,033. Berdasarkan

hasil perhitungan uji t diperoleh nilai thitung = 3,737 > 2,033. Jadi H1 diterima dan

5 Yokhanan Ardika, Efektifitas Metode Mnemonik Ditinjau Dari daya Ingat dan Hasil Belajar Matemtika Siswa Kelas X TPA SMKN 2 Depok Sleman.Skripsi(Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma, 2015), h.91.

(27)

terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil belajar siswa antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol.6

Berdasarkan penelitian sebelumnya, penulis menyimpulkan bahwa ketiga

penelitian terdahulu tersebut memiliki kesamaan dengan penelitian ini dalam hal

membahas mengenai mnemonik. Adapun perbedaannya terletak pada jenis

penelitian, mata pelajaran atau pokok bahasan yang diajarkan, lokasi penelitian.

Peneliti pertama menggunakan penelitian tindakan kelas, menerapkan

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Mnemonik pada Siswa Kelas VIIIA yang dilaksanakan di MTs Aisyiah Sungguminasa Kabupaten Gowa. Peneliti kedua menggunakan jenis penelitian eksperimen, menerapkan Metode Mnemonik Ditinjau Dari daya Ingat dan Hasil Belajar Matemtika Siswa dan dilaksanakan di SMKN 2 Depok Sleman. Peneliti ketiga menggunakan jenis

penilitian eksperimen, menerapkan Metode Mnemonik Dalam Meningkatkan Daya ingat Siswa yang dilaksanakan di SMP Negeri 2 Satu Atap Sluke.

Sedangkan peneliti menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK),

menerapkan model mnemonik pada pembelajaran matematika untuk meningkatkan hasil belajar dan dilaksanakan di kelas VII3 SMP Negeri 9 Palopo.

B. Kajian Pustaka

1. Pembelajaran Matematika

Pembelajaran matematika merupakan proses belajar mengajar matematika

yang diharapkan mampu membawa peserta didik untuk berpikir logis, analitis,

6 Kartika Asmarani, Efektifitas Metode Mnemonik Dalam Meningkatkan Daya ingat Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Satu Atap Sluke Pada Mata Peajaran Sejarah.Skripsi.(Semarang : Universitas Negeri Semarang, 2013),h.79.

(28)

peserta didik untuk berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif, dan bekerja

sama. Maharani, dkk dalam jurnal internasional yang menyatakan bahwa:

Mathematics need to be given to all learners from the primary school to equip learners with a logical thinking ability, analytical, systematic, critical, and creative, as well as the ability in cooperation. Therefore, the learning of mathematics in school need to develop a learning model that directly or indirectly can improve the creative thinking ability. In addition, the creative thinking ability is required to solve problems in everyday life”.7

“Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik dari SD untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Oleh karena itu, pembelajaran matematika di sekolah perlu mengembangkan model pembelajaran yang secara langsung atau tidak langsung dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. Selain itu, kemampuan berpikir kreatif diperlukan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.”

Berdasarkan jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

matematika merupakan suatu proses dimana matematika di pelajari oleh semua

peserta didik untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir,

bekerjasama, kreatif dan kritis terhadap pemecahan masalah dalam kehidupan

sehari-hari.

Pada pembelajaran matematika harus terdapat keterkaitan antara

pengalaman belajar siswa sebelumnya dengan konsep yang akan di ajarkan. Hal

ini sesuai dengan “pembelajaran spiral”, sebagai konsekuensi dalil Bruner, yakni dalam matematika, setiap konsep berkaitan dengan konsep lain, dan suatu konsep

manjadi prasyarat bagi konsep lain. Oleh karena itu, siswa harus lebih banyak di

7 HR Maharani, SB Waluya, Humanistic Mathematics Learning With Creative Problem Solving Assisted Interactive Compact Disk to Improve Creative Thingking Ability, e-journal:

Internationa Journal of Education and Research 3 (1), 2015 (http://www.ijern.com/journal/2015/January-2015/17, diakses tanggal 20 januari 2017)

(29)

beri kesempatan untuk melakukan keterkaitan tersebut.8. Dengan adanya

keterkaitan antara materi juga dapat memberi kemudahan bagi siswa dalam

mengingat materi sebelumnya.

Johnson dan Myklebust mengemukakan bahwa matematika merupakan

bahasa simbolis yang mempunyai fungsi praktis untuk mengekspresikan

hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan. Sedangkan fungsi teoritisnya

untuk memudahkan berfikir.9 Dengan kata lain, matematika membutuhkan simbol

untuk menemukan hubungan serta kemudahan dalam berfikir.

Berdasarkan pendapat tersebut disimpulkan bahwa pembelajaran

matematika merupakan suatu proses dimana matematika di pelajari oleh semua

peserta didik untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir,

bekerjasama, kreatif dan kritis terhadap pemecahan masalah dalam kehidupan

sehari-hari. Pelaksanaan proses pembelajaran sendiri harus di susun sedemikian

rupa sehingga siswa dapat menghubungkan materi yang diperlajari.

2. Bilangan Bulat

Bilangan bulat adalah himpunan biangan yang terdiri dari bilangan bulat

negatif, nol, dan bilangan bulat positif.10 Pada garis bilangan, bilangan bulat

positif terletak di kanan bilangan nol. Sedangkanbilangan bulat negatif terletak di kiri nol. Untuklebih jelasnya, perhatikan garis bilangan berikut.

8 Heruman, Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar, Ed.I, Cet.2 (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), h.4

9 Sundayana Rostina, Media dan Alat Peraga Dalam Pembelajaran Matematika, Ed.I, Cet.2 (Bandung: Alfabeta, 2015), h.20

10 Wagiyo A, Pegangan Belajar Matematika 1 : untuk SMP/MTs Kelas VII (Jakarta : Pusat perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2015), h.5

(30)

Gambar 2.1 Pembagian bilangan pada garis bilangan

Istilah lain dari bilangan bulat positif adalah bilangan asli. Sedangkan, gabungan dari bilangan bulat positif dan nol disebut bilangan cacah. Untuk membandingkan bilangan bulat positif yang sangat besar atau bilangan bulat negatif yang sangat kecil, kalian bisa dengan mengamati angka-angka penyusunnya. Bilangan tersusun atas angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9.11

Operasi hitung bilangan bulat: a. Penjumlahan

Penjumlahan bilangan bulat dapat dilakukan langsung maupun dengan

bantuan garis bilangan. Contoh :

Mia mempunyai tiga boneka dirumahnya. Ketika ulang tahun, Mia

mendapatkan hadiah sebanyak 4 boneka lagi. Berapakah boneka yang dimiliki

Mia sekarang?

Penyelesaian

Kita bisa menggunakan garis bilangan di bawah ini untuk memaknai penjumlahan 3 ditambah 4.Karena Mia memilik 3 boneka, maka dari titik asal (0) bergerak 3 satuan kekanan. Kemudian, karena mendapatkan 4 boneka lagi, berarti terus bergerak 4satuan ke kanan. Sehingga hasil akhirnya adalah 7

11 Abdur Rahman As’ari, Matematika ( Jakarta : Kemneterian Pendidikan dan Kebudayaan , 2016), h. 73

(31)

Gambar 2.2 Penjumlahan pada garis bilangan Sifat-sifat operasi penjumahan pada bilangan bulat

1) Komutatif

Jika a dan b adalah sebarang bilangan bulat, maka berlaku a + b = b+ a

2) Asosiatif

Jika a, b, dan c adalah sebarang bilangan bulat, maka berlaku a + (b+c) = (a+b) + c

b. Pengurangan

Untuk menghitung hasil pengurangan dua bilangan bulat dapat digunakan bantuan garis bilangan. Namun sebelumnya coba kalian ingat kembali materi di tingkat sekolah dasar, bahwa operasi pengurangan merupakan penjumlahan dengan lawan bilangan pengurang. Contoh :

–5 – (–2)

(32)

c. Perkalian

Perkalian adalah operasi penjumlahan berulang dengan bilangan yang sama. Perhatikan contoh berikut.

4 × 5 = 5 + 5 + 5 + 5 = 20 5 × 4 = 4 + 4 + 4 + 4 + 4 = 20

Selanjutnya jika p dan q adalah bilangan bulat maka : 1) p × q = pq;

2) (–p) × q = –(p × q) = –pq; 3) p × (–q) = –(p × q) = –pq; 4) (–p) × (–q) = p × q = pq.

d. Pembagian

Pembagian sebagai operasi kebalikan dari perkalian. Secara umum dapat di tuliskan sebagai berikut :

Jika p, q, dan r bilangan bulat, dengan q faktor p, dan q≠0 maka berlaku :

p : q = r œ p = q r.

3. Hasil Belajar

Terdapat perbedaan di dalam rumusan pengertian belajar dari

masing--masing ahli, namun secara prinsip akan ada kesamaannya. Belajar dianggap

sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman dan

latihan.

Menurut Hilgard, belajar adalah proses yang melahirkan atau mengubah suatu

kegiatan melalui prosedur pelatihan (apakah dalam laboratorium atau di

(33)

terkait dalam pelatihan, misalnya perubahan karena mabuk bukan termasuk hasil

belajar.12 Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat

orang belajar maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar

maka responnya menurun.13 Menurut Teori R.Gagne, Belajar ialah suatu proses

untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan

tingkah laku.14 Dari beberapa pandangan dan definisi tentang belajar, akhirnya

dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu

dalam interaksi dengan lingkungan yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan

psikomotor.

Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh dari pembelajaran yang telah

dievaluasi. Hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku. Perubahan

aspek-aspek perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh peserta

didik. Dalam pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh peserta

didik setelah melaksanakan aktivitas dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.

Dalam proses kegiatan belajar mengajar, tipe hasil belajar yang dapat

dicapai penting diketahui oleh guru, agar guru dapat merancang pengajaran secara

tepat dan penuh arti. Setiap proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari

seberapa jauh hasil belajar peserta didik, disamping diukur dari segi prosesnya.

12Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Ed.5 (Jakarta: :PT Raja Grafindo Persada,

2006),h.232.

13 Dimyati dan Mudjiono, belajar dan pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,

2006),h.9.

14Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi (Jakarta: Rineka Cipta,

(34)

Artinya, seberapa jauh tipe-tipe hasil belajar peserta didik dimiliki peserta didik.

a. Ranah kognitif

1) Tipe hasil belajar : pengetahuan

Tipe hasil belajar pengetahuan termasuk kognitif tingkat rendah. Namun

tipe hasil belajar ini menjadi prasarat bagi tipe hasil belajar berikutnya. Hafal

menjadi prasarat bagi pemahaman. Misal hafal suatu rumus akan menyebabkan

paham bagaimana menggunakan rumus tersebut.

2) Tipe hasil belajar: pemahaman

Tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan adalah

pemahaman. Karakteristik soalsoal pemahaman sangat mudah dikenal. Misalnya

mengungkapkan tema, topik atau masalah yang sama dengan yang pernah

dipelajari atau diajarkan, tetapi materinya berbeda.

3) Tipe hasil belajar : aplikasi

Apllikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi konkret atau situasi

khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk teknis.

Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut pada situasi lama akan beralih

menjadi pengetahuan hafalan atau keterampilan.

4) Tipe hasil belajar: analisis.

Analisis adalah memilah suatu integritas menjadi unsurunsur atau

bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya atau susunannya. Analisis merupakan

kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe

sebelumnya. Bila kecakapan analisis telah dapat berkembang pada seseorang,

(35)

5) Tipe hasil belajar: sintesis

Penyatuan unsurunsur atau bagianbagian ke dalam bentuk menyeluruh

disebut sintesis

6) Tipe hasil belajar : evaluasi

Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang munkin

dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, dan laianlain.

Dalam tes esai, stadar atau kriteria tersebut muncul dalam bentuk frase “menurut

pendapat saudara”. b. Ranah afektif.

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa ahli

mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila

seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi, penilaian hasil

belajar afektif kurang mendapat perhatian dari guru.para guru lebih banyak

menilai ranah kognitif sematamata. Tipe hasil belajar afektif tampak pada peserta

didik dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran,

disiplin, motivasi belaja menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar,

dan hubungan sosial.

c. Ranah psikomotor.

Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Dalam proses belajar mengajar disekolah saat ini,

tipe hasil belajar kognitif lebih dominan jika dibandingkan dengan tipe hasil

belajar bidang afektif dan psikomotoris. Sekalipun demikian tidak berarti bidang

(36)

menjadi persolan ialah bagaiamana menjabarkan tipe hasil belajar tersebut

sehingga jelas apa yang seharusnya dinilai. Tipe hasil belajar ranah afektif

berkenaan dengan perasaan, minat dan perhatian, keinginan, penghargaan dan

lainlain. Tipe hasil belajar ranah psikomotoris berkenaan dengan keterampilan

atau kemampuan bertindak setelah peserta didik menerima pengalaman belajar

tertentu. Hasil belajar ini sebenarnya tahap lanjutan dari hasil belajar afektif yang

baru tampak dalam kecenderungankecenderungan untuk berperilaku15

Berdasarkan penjelasan tentang belajar hasil belajar maka dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan atau hasil terakhir yang

diperoleh peserta didik melalui kegiatan belajar dan tingkat keberhasilan atau

penguasaan seorang siswa terhadap suatu bidang studi setelah menempuh proses

belajar mengajar yang terlihat pada nilai yang diperoleh dari hasil belajarnya. Di

mana hasil belajar siswa dapat diukur dengan menggunakan alat evaluasi yang

biasanya disebut tes hasil belajar.

4. Model Mnemonik

Model mnemonik merupakan kelompok model memproses informasi

dengan cara mengingat kembali dan menghafakan. Teknik mnemonik adalah

suatu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan daya ingat seseorang

melalui pengasosiasian pikiran dalam memaknai suatu kata-kata, gagasan atau ide,

dan gambaran sehingga berbagai informasi tersebut lebih mudah di simpan daam

15 Nana sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung: Sinar Baru

(37)

memori jangka panjang.16

Penerapan model pembelajaran mnemonik dalam prosesnya menuntut

siswa untuk menggunakan daya ingat (kemampuan memori) yang dimiliki.

Sederhananya, model mnemonik tidak lebih dari kemampuan pikiran untuk

mengasosiasikan kata-kata, gagasan atau ide dengan gambaran. Mnemonik dapat

dikatakan sebagai membantu memori siswa. Mnemonik merupakan suatu metode

untuk membantu mengingat dalam jumlah besar informasi yang melibatkan tiga

unsur yaitu : pengkodean, pemeiharaan, dan mengingat kembali.17 Model

mnemonik diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami materi dan dapat

lebih mudah mengingat kembali apabila diperlukan.

a. Kelebihan dari metode mnemonik antara lain :

1) Cara ini mnyenangkan

2) Dapat meningkatkan daya ingat

3) Memancing untuk lebih kreatif

b. kekurangan dari metode mnemonik antara lain:

1) Hanya siswa yang aktif terlibat.

2) Tidak sepenuhnya murid yang belajar.

16 Miftahu Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2013), h.98.

17 Maylita Hasyim dan M.Joang Equator Sudjono, Perbandingan Hasil Belajar Matematika Melalui Eksperimentasi Metode Mind Mapping dan Metode Mnemonik Ditinjau dari Tingkat Kemampuan Memori Siswa. Jurnal Penddikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M),STKIP PGRI Tulumgagung, 2015

(38)

3) Guru harus bisa mengarahkan siswa dalam metode ini.18

c. Tahapan pembelajaran model Mnemonik yaitu ;

Tahap 1 : Mempersiapkan materi

Siswa menggunakan teknik-teknik seperti menggaris-bawahi

(underlining), membuat daftar (Listing) dan merefleksikan (Reflecting). Tahap 2 : Mengembangkan hubungan-hubungan

Siswa beruasah akrab dengan materi dan menghubungkan konsep-konsep

dalam materi tersebut dengan menggunakan teknik-tekniksistem kata kunci

(Key word), kata ganti (Subtitute word) dan kata hubung (Link word). Tahap 3 : Memperluas gambaran sensorik

Siswa menggunakan teknik-teknik asosiasi (ridiculous association) dan melebih-lebihkan (exaggeration)

Tahap 4 : Mengingat kembali

Siswa meakukan recalling pada materi hingga semuanya tuntas di pelajari19. Daya ingat yang kuat sangat mendukung ketahanan hafal seseorang

dan hal utama dalam mnemonic adalah menggantikan istilah yang abstrak dengan

sesuatu yang dekat dan memberi makna kepada kita. Model mnemonik sebagai

strategi yang dipelajari untuk mengoptimalkan kinerja ingatan melalui latihan.

18 Artie Ardhita Rachman, Eksa Ridwansyah dan Endang Asliana, Implementasi Teknik Mnemonik Dalam Pembelajaran Auditing : Sebuah Eksperimen Kelas, Jurnal Ilmiah ESAI Volume 8, No.3, Lampung 2014.

19 Miftahul Huda, Model-Model Pembelajaran (Cet.V; Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2015), h.99-100.

(39)

C. Kerangka Pikir

Pelaksanaan proses pembelajaran menjadi salah satu penyebab rendahnya hasil belajar pada pelajaran matematika disebabkan karena peserta didik hanya menghafalkan definisi daripada memahami materi dan juga model pembelajaran yang diterapkan membosankan (konvensional) sehingga peserta didik menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit. Oleh karena melihat pelaksanaan proses pembelajaran yang seperti solusi yang dapat dilakukan oleh guru adalah memilih model yang sesuai dengan keadaan kelasnya dan dapat

mendukung proses pembelajaran dikelas. Membantu peserta didik memproses

informasi sehingga lebih mudah disimpan atau diingat serta bagaimana

menanamkan pemahaman agar siswa memiliki kemampuan sendiri dalam

memahami persoalan matematika dengan mengembangkan kemampuan

pemahaman materi, penyelesaian masalah dan penafsiran solusi yang diperoleh,

memiliki rasa percaya diri dan kemampuan menyampaikan suatu gagasan untuk

memecahkan suatu masalah matematika dengan berbagai alternatif. Salah satu

model yang bisa digunakan dan berkaitan dengan pemahaman konsep peserta

didik adalah model mnemonik.

Peneliti berencana melakukan Penelitian tindakan kelas dengan penerapan

model mnemonik untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik yang dilakukan

secara bersiklus. Dimana setiap siklus terdiri dari beberapa tahapan yaitu

perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pada akhir siklus dilakukan

evaluasi berupa tes akhir, yang betujuan untuk mengetahui peningkatan hasil

(40)

penelitian ini digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.4 : Bagan kerangka pikir

Model Mnemonik Siklus I 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan 3. Observasi 4. Refleksi

Tes Akhir Siklus I

Ya Tidak

Hasil Belajar Siswa Meningkat

Siklus II 5. Perencanaan 6. Pelaksanaan 7. Observasi 8. Refleksi

Tes Akhir Siklus II Tes Kemampuan Awal

Siklus N Pembelajaran Matematika

(41)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Objek Tindakan

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan desain Hopkins yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/ observasi dan refleksi . Adapun yang menjadi objek dalam

penelitian yang akan dilakukan adalah siswa kelas VII.3 SMP Negeri 9 Palopo

tahun ajaran 2018/2019 .

B. Lokasi Dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian yang akan dilaksanakan di sekolah SMP Negeri 9

Palopo yang terletak di jln. Dr. Ratulangi km.11, Kec. Telluwanua kota Palopo,

Provinsi Sulawesi Selatan.

Subjek penelitian ini yaitu siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Palopo dengan

jumlah siswa 32 orang, terdiri dari 14 orang laki-laki dan 18 orang perempuan

pada tahun ajaran 2018/2019 semester ganjil.

C. Sumber Data

Adapun sumber data dalam penelitian ini yaitu :

1. Data Primer

Data primer yang dimaksud adalah hasil tes siswa kelas VII.3 SMP Negeri

9 Palopo pada tes kemampuan awal, siklus I dan siklus II serta hasil observasi

aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model

(42)

2. Data sekunder

Data sekunder diperoleh dari sumber data tertulis berupa dokumentasi

resmi sekolah. Adapun jenis data yang yang digunakan yaitu data yang berasal

dari tata usaha sekolah, baik visi misi, keadaan guru, keadaan siswa serta sarana

dan prasarana sekolah.

D. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian yaitu :

1. Observasi

Teknik observasi yang digunakan oleh peneliti yaitu menggunakan check

list untuk mengamati kegiatan siswa dan guru yang diharapkan muncul dalam

pembelajaran matematika dengan model mnemonik yang dilakukan setiap kali

tatap muka.

2. Tes Hasil belajar

Tes adalah serentetan pertanyan latihan serta alat lain yang digunakan

untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat

yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes yang digunakan adalah tes hasil

beajar yang dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan siswa di setiap akhir

siklus.

Tes instrumen pengumpulan data untuk mengukur kemampuan siswa

dalam aspek kognitif, atau tingkat penguasaan materi pembelajaran. Sebagai alat

ukur dalam proses evaluasi, tes yang akan dilakukan dengan dua kriteria, yaitu

(43)

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan yang dilakukan setelah data dari seluruh

responden dan sumber data lain dikumpulkan. Teknik analisis data yang akan

dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum instrumen digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan

reliabilitas yang digunakan untuk menguji kelayakan sebuah instrumen yang

akan digunakan. Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan dalam 2 (dua)

bentuk, yaitu uji validitas isi oleh ahli dan uji validitas item. Rancangan tes

diserahkan kepada 2 orang ahli (validator) untuk divalidasi. Validator terdiri atas

1 orang dosen matematika di IAIN Palopo dan 1 orang guru matematika di SMP

Negeri 9 Palopo. Validator diberikan lembar validasi setiap instrumen untuk diisi

dengan tanda centang (√) pada skala likert 1 – 4 seperti berikut in: a. Skor 1 : berarti tidak baik

b. Skor 2 : berarti kurang baik

c. Skor 3 : berarti baik

d. Skor 4 : berarti sangat baik

Selanjutnya berdasarkan lembar validasi yang telah diisi oleh validator

tersebut dapat ditentukan validitasnya dengan rumus statistik Aiken’s berikut:

V = ∑𝑆

𝑛(𝑐−1)

Keterangan: S = r – lo

r = skor yang diberikan oleh validator lo = skor penilaian validitas terendah n = banyaknya validator

(44)

c = skor penilaian validitas tertinggi20

Setelah proses validitas dilakukan maka langkah selanjutnya adalah

menguji reliabilitas dari instrument yang digunakan. Uji realibitas instrument pada

penelitian ini menggunakan reliabilitas Croanbach’s Alpa dengan bantuan aplikasi SPSS Statistics Ver. 22.

2. Analisis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini akan dianalisis secara

kuantitatif dan kualitatif.

a. Analisis Aktivitas Mengajar Guru

Data hasil observasi guru selama kegiatan pembelajaran berlangsung

dianalisi dan di deskripsikan. Untuk mencari persentase dari aktivitas guru yang

melakukan aktivitas selama kegiatan pembelajaran ditentukan dengan cara

sebagai berikut:

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑔𝑢𝑟𝑢 =𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑔𝑢𝑟𝑢

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 × 100%

b. Analisis Aktivitas Belajar Siswa

Data hasil observasi siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung

dianalisi dan dideskripsikan. Untuk mencari persentase dari aktivitas siswa

selama proses pembelajaran ditentukan dengan cara sebagai berikut:

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑎𝑑𝑖𝑟 × 100%

20 Saifuddin Azwar, Reliabilitas dan Validitas, (Ed. IV. Cet. III; Yogyakarta: Pustaka

(45)

Adapun kriteria penilaian untuk aktivitas guru dan siswa dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 3.1

Kriteria penilaian aktivitas guru

Kriteria Penilaian Kategori

1 Sangat kurang

2 Kurang

3 Baik

4 Sangat baik

Untuk analisis hasil observasi untuk aktivitas guru maupun siswa yag

dilakukan dengan menggunakan analis presentase skor, ditentukan dengan taraf

keberhasilan tindakan yang ditentukan sebagai berikut

Tabel 3.2

Interpretasi Kriteria Keberhasilan Tindakan

No. Interval Skor Interpretasi

1. 80% < 𝐾𝑇 ≤ 100% Baik sekali

2. 60% < 𝐾𝑇 ≤ 80% Baik

3. 40% < 𝐾𝑇 ≤ 60% Cukup

4. 20% < 𝐾𝑇 ≤ 40% Kurang

5. 0% < 𝐾𝑇 ≤ 20% Sangat Kurang

Sumber: Eriyanto, Analisis Isi: Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu KomunikasiDan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya21

c. Analisis Tes Hasil Belajar

Untuk data tes hasi belajar dianalisis menggunakan analisis kuantitatif

digunakan statistik deskriptif yaitu nilai rata-rata, frekuensi, nilai rendah dan nilai

tinggi yang diperoleh siswa. Sedangkan untuk hasil observasi dianalisis secara

kualitatif.

Analisis statistik deskriptif dilakukan dengan mengunakan program siap

pakai yakni Statistical Produk and Service Solution (SPSS) ver. 22.

21 Eriyanto, Analisis Isi: Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi Dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, (Cet.I; Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2011), h..294.

(46)

Adapun Kategori ketuntasan belajar, sebagai berikut:

Tabel 3.3

Kategori Ketuntasan Belajar

No. Skor Kategori

1. < 70 Tidak Tuntas

2. ≥ 70 Tuntas

Sumber: Dokumen guru SMP Negeri 9 Palopo

Adapun kriteria yang digunakan dalam penelitian hasil belajar

dikelompokkan menjadi 5 kategori penilaian terhadap tes yaitu kategori sangat

rendah, rendah, cukup, tinggi, dan sangat tinggi sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kategori skor Skor Interpretasi 0-59 Sangat rendah 60-69 Rendah 70-79 Cukup 80-89 Tinggi 90-100 Sangat tinggi

Sumber: Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Statistik 1(Statistik Deskriptif 22

F. Indikator Keberhasilan

Implementasi model mnemonik dikatakan meningkatkan hasil belajar

apabila:

1. Tes Hasil Belajar

Kriteria dan ukuran keberhasilan yang digunakan dalam penelitian ini

mengacu pada kurikulum yang berlaku di sekolah. Dalam hal ini siswa dikatakan

telah tuntas belajar apabila telah mencapai nilai KKM yaitu 70 dari skor ideal 100

dan model mnemonik berhasil apabila presentase ketuntasan klasikal mencapai

70%. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah meningkatknya

22 Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Statistik 1(Statistik Deskriptif), (Cet.1; Ed. Ke-II;

(47)

persentase rata-rata tes hasil belajar siswa melalui model mnemonik dari siklus I

ke siklus II dan tergolong dalam kategori “baik” yaitu 60% < KT≤ 80%. 2. Pengelolaan Pembelajaran/Aktivitas Guru

Pengelolaan pembelajaran dikatakan berhasil apabila interpretasi kriteria

keberhasilan tindakan berada pada interval skor 40% < 𝐾𝑇 ≤ 60% dengan interpretasi “cukup”.

3. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa dikatakan berhasil apabila interpretasi kriteria keberhasilan

tindakan berada pada interval skor 40% < 𝐾𝑇 ≤ 60% dengan interpretasi “cukup”.

G. Siklus Penelitian

Siklus penelitian yang digunakan peneliti yaitu penelitian tindakan model

Hopkins. Menurut Hopkins, pelaksanaan penelitian tindakan dilakukan

membentuk spiral yang dimulai dari merasakan adanya masalah menyusun

perencanaan, melaksanakan tindakan melakukan observasi mengadakan refleksi,

melakakukan rencana ulang, melaksanakan tindakan, dan seterusnya. Manakala

(48)

Gambar 3.1: Siklus Penelitian Tindakan Kelas Hopkins23

Penelitian tindakan ini dilaksanakan dengan beberapa siklus yaitu tiap

siklus masing-masing dilaksanakan selama 3 kali pertemuan yaitu 2 kali

pertemuan untuk materi dan satu kali untuk pertemuan tes pada akhir siklus.

1. Siklus I

Perencanaan siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan materi dan 1

kali pertemuan tes siklus I dengan tahapan pelaksanaan yaitu sebagai berikut:

a. Perencanaan

Sebelum melakukan penelitian kegiatan ini dimulai dengan menentukan

23 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Ed. I; Jakarta: Kencana Pranada Media

(49)

jadwal penelitian. Sebelum peneliti meminta persetujuan Kepala Sekolah dan guru

kelas untuk melakukan penelitian. Setelah itu peneliti berdiskusi dengan guru

kelas kapan dilaksanakan penelitian itu. Setelah waktu pelaksanaan dipastikan,

langkah selanjutnya yaitu peneliti bersama guru menyusun rencana tindakan,

untuk memecahkan masalah yang ditemui dalam proses pembelajaran, berikut

rincian perencanaan yang akan dilakukan :

1) Menentukan materi yang akan diajarkan.

2) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dengan

menerapkan model mnemonik

3) Menyusun lembar observasi partisipasi siswa berdasarkan tahapan

kegiatan model mnemonik.

4) Menyusun lembar observasi kegiatan guru dalam mengelola

pembelajaran matematika dengan menerapkan model mnemonik.

5) Merancang dan membuat soal latihan.

6) Membuat soal evaluasi pembelajaran (tes) akhir siklus.

7) Membuat kunci jawaban soal evaluasi akhir siklus.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus 1 dilaksanakan selama 2

kali pertemuan. Pertemuan ke-1 dan ke-2 yaitu pembelajaran dengan menerapkan

model mnemonik, sedangkan pertemuan ke-3 evaluasi hasil beajar pada siklus I.

Pelaksanaan tindakan penelitian ini mengikuti langkah-langkah yaitu sebagai

(50)

a) Menyampaikan atau menjelaskan tujuan yang akan dicapai setelah

pembelajaran dan membagi siswa dalam beberapa kelompok

b) Penyajian materi pelajaran

c) Membuat materi lebih familiar dan mengembangkan hubungan-hubungan

dengan bantuan kata hubung (link word) untuk memudahkan mengingat materi pelajaran

d) Membimbing siswa melakukan diskusi untuk menyampaikan gagasan atau

idenya sekaligus memberikan penilaian pada masing-masing kelompok

e) Memberikan suatu masalah dalam kehidupan sehari-hari,

f) Membimbing siswa membuat pertanyaan serta penyelesaian secara

mandiri,

g) Membimbing siswa menyebutkan langkah-langkah daam menyelesaikan

suatu masalah melalui persentasi

h) Membimbing siswa mengingat kembali (recall) materi yang di ajarkan i) Mengarahkan siswa membuat kesimpulan

c. Pengamatan/ observasi

Kegiatan pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini adalah tindakan perilaku yang

dimunculkan siswa pada setiap pembelajaran dan pengaruhnya dalam proses

pembelajaran tersebut. Pengamatan yang dilakukuan pada satu siklus dapat

mempengaruhi penyusunan tindakan pada siklus selanjutnya. Hasil pengamatan

ini kemudian di diskusikan dengan guru dan diadakan refleksi untuk perencanaan

(51)

d. Refleksi

Pada tahap ini peneliti melakukan perenungan atau refleksi dari hasil

pengamatan yang didapat untuk kemudian ditafsirkan dan dianalisis sehingga

dapat ditentukan apakah perlu tindakan lanjutan atau tidak. Proses pengkajian data

ini, penelitian juga melibatkan guru kelas untuk membantu, seperti pada tahap

observasi, agar hasil refleksi dan evaluasinya lebih baik. Proses refleksi

mempunyai peranan sangat penting dalam keberhasilan penelitian. Dengan satu

refleksi yang baik dan terencana, akan ada masukan yang sangat berharga dan

akurat bagi penentuan tindakan selanjutnya (revisi tindakan).

2. Siklus II

Langkah yang dilakukan pada siklus ini relatif sama dengan perencanaan

dan pelaksanaan pada siklus I dengan melakukan beberapa perbaikan atau

penambahan sesuai dengan kanyataan yang ditemukan di lapangan. Selanjutnya

dilakukan beberapa penyesuaian jika dibutuhkan, yaitu:

a. Merumuskan tindakan siklus II berdasarkan hasil tindakan siklus I

b. Pelaksanaan tindakan siklus II

c. Analisis data hasil pemantauan siklus II

(52)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a. Sejarah Singkat SMP Negeri 9 Palopo

SMP Negeri 9 Palopo adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri

yang berlokasi di Provinsi Sulawesi Selatan, Kota Palopo, Kecamatan

Telluwanua, Kelurahan Maroangin yang beralamatkan di Jl. Dr. Ratulangi Km.

11. Gedung SMP Negeri 9 Palopo mulai dibangun ditandai dengan peletakan batu

pertama oleh Bapak Wali Kota Palopo Drs. H.PA. Tendriadjeng, M. Si. Pada

tanggal 9 September 2004 dengan luas tanah 6,350 m. Serta menggunakan dana

Blok Grang sebanyak Rp. 887.070.000 (delapan ratus delapan puluh tujuh juta

tujuh puluh ribu rupiah) dengan sistem swasekolah dipercayakan mengelolah

bangunan kepada komite Unit Sekolah Baru (USB) yang diketuai sebagai ketua

komite ialah Abd. Aris Lainring, S.Pd, M.Pd. yang terdiri dari

anggota-anggotanya dari steek holder, dalam hal ini unsur Pemerintah, Guru, LBM dan

masyarakat sebagai bangunan 1 (pertama) gedung SMP Negeri 9 Palopo yaitu

sebagai berikut24 :

1) 3 Ruangan Kelas (RKB) lengkap denah mobile

2) 1 Ruangan Kantor Tata Usaha

3) 1 Ruangan Kepala Sekolah ( 1 unit kursi tamu, 1 pasang meja Kepala

Sekolah, 1 buah lemari buku/arsip

(53)

4) 1 Gedung Perpustakaan

5) 1 Gedung Laboratorium ( dengan mobile praktek)

6) 1 Gedung Gudang/Kantin

7) 1 Gedung Musholah

8) 1 Gedung MCK

9) 1 Tempat Bangsal/Sepeda

SMP Negeri 9 Palopo merupakan sekolah yang berstatus NEGERI dan

berada dibawah naungan KEMENDIKNAS ( Kementrian Pendidikan Nasional).

Saat ini SMP Negeri 9 Palopo dipimpin oleh Bapak Iding, S.Pd.

b. Visi dan Misi SMP Negeri 9 Palopo

1) Visi

“Unggul dalam prestasi yang berakhlak mulia serta bernuansa iman dan taqwa”.

2) Misi

a) Melaksanakan pembelajaran secara efektif sehingga setiap siswa berkembang

secara optimal berdasarkan prestasi yang dimilikinya

b) Meningkatkan kegiatan MGMP dalam pembelajaran Inovatif dan Kreatif

c) Menumbuhkan semangat prestasi Olah Raga dan Seni

d) Melaksanakan kegiatan keagamaan

e) Menciptakan suasana yang dapat menimbulkan rasa kekeluargaan dan

kebersamaan kepada seluruh warga sekolah

f) Menyediakan dan memanfaatkan sarana dan prasarana

g) Mewujudkan lingkungan sekolah yang bersih dan nyaman sesuai konsep

Gambar

Gambar 2.1 Pembagian bilangan pada garis bilangan
Gambar 2.2 Penjumlahan pada garis bilangan  Sifat-sifat operasi penjumahan pada bilangan bulat
Gambar 2.4 : Bagan kerangka pikir Model Mnemonik Siklus I 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan 3
Tabel 3.4  Kategori  skor  Skor  Interpretasi  0-59  Sangat rendah  60-69  Rendah  70-79  Cukup  80-89  Tinggi  90-100  Sangat tinggi
+2

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Apabila pembelajaran sebelumnya dilakukan dengan menyajikan pokok berita dan ilustrasi gambar sebagai dasar penulisan teks berita siswa, pembelajaran menulis teks berita

Sebagai unit populasi dalam penelitian ini adalah Camat dan Pegawai Kecamatan Tobelo Kabupaten Halmahera Utara yang berjumlah 30

Pelaksanaan kegiatan ini berkaitan dengan kegiatan penyelenggaraan Hari Bebas Kendaraan Bermotor (Car Free Day) di Idjen Kota Malang, terutama yang berhubungan

Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar , hlm.. mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasinya. Pelaksanaan pendidikan karakter di

Syaikh Burhanuddin, yang dikenal dengan sebutan Tuanku dari Ulakan, diangkat al-Sinkili sebagai khalifah atau wakil yang mempunyai otoritas pada Tarekat

berlangsung dan Pelaksanaan PBM yang diselenggaran oleh guru. Hasil observasi guru terhadap aktivitas siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung dengan

Sementara untuk emiten saham perusahaan anggota LQ45, menambah informasi terkait prediksi saham perusahaan mereka sehingga dapat melakukan langkah antisipasi terhadap

Namun ketika hasil penelitian ini dikaitkan dengan unsur objektivitas berita yaitu netralitas, maka hasil netralitas yang ada dalam berita di dua portal berita online