• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus flavus PADA KACANG TANAH (Arachis hypogaea L ) YANG DIJUAL DI PASAR KODIM Nur Amalia ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus flavus PADA KACANG TANAH (Arachis hypogaea L ) YANG DIJUAL DI PASAR KODIM Nur Amalia ABSTRAK"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus flavus PADA KACANG TANAH

(Arachis hypogaea L ) YANG DIJUAL DI PASAR KODIM Nur Amalia

ABSTRAK

Jamur Aspergillus flavus adalah jamur yang bersifat safrofit yang dapat di jumpai dimana saja, di tanah, di udara bebas dan pada bahan-bahan makanan seperti kacang tanah. Kacang tanah merupakan salah satu substrat yang cocok untuk pertumbuhan dan perkembangan berbagai kapang atau jamur yaitu Aspergillus flavus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui terkontaminasinya jamur Aspergillus flavus pada kacang tanah (Arachis hypogaea L) yang dijual di Pasar Kodim.Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode deskriftif laboratory secara in vitro. Pada penelitian ini biji kacang tanah di rendam dalam H2SO410 % selama 10 menit kemudian di biarkan pada suhu kamar selama 5-7 hari, setelah itu di periksa dengan KOH 10 % di bawah mikroskop.Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa kacang tanah terkontaminasi oleh jamur golongan Ascomycetes yaitu Aspergillus flavus yang terkontaminasi melalui udara.

ABSTRACT

Mushroom Aspergillus flavus is mushroom safrofity, it can be found in anywhere, in land, free air and in food mater suck us in peanut. Peanut is example actuallity for growed from mushroom Aspergillus flavus. Purpose this research is for knowed contamination it Aspergillus flavus to peanut (Arachis hypogaea L) is bought in Kodim market. This research to doing with use description metoding laboratory by in vitro. This to research the peanut put to H2SO410 % with time 10 minute, the next we leted to bedroom air with time 5-7 day, after that we check up with used KOH 10 % under mikroskop.Result from this research we can have conclution, that’s is the peanut with have contamination from mushroom Ascomycetes is Aspergillus flavus contamination by air.

Keywords : Aspergillus flavus, Peanut

Jurnal Analis Kesehatan klinikal Sains ISSN : 2338-4921

(2)

2

PENDAHULUAN

Pada umumnya, jamur tumbuh dengan baik di tempat yang lembab. Tetapi jamur juga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sehingga jamur dapat di temukan di semua tempat di seluruh dunia termasuk di gurun pasir yang panas (Gandahusada, et. all, 1998).

Jamur sudah di konsumsi orang sejak dahulu sebagai bahan makanan sehari-hari yang lezat dan bergizi. Dibandingkan dengan beras dan gandum, jamur berkadar protein lebih tinggi. Asam amino esensial yang ada pada jamur terdiri dari sembilan dari 20 jenis protein yang kita kenal yaitu Lysine, methionin, tryphtopan, theonin, valin, leusin, soleusin, histidin, dan feni-lanin (Malang, 2011).

Bahan makanan, selain merupakan sumber gizi bagi manusia, juga merupakan sumber makanan bagi mikroorganisme terutama jamur. Pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan pangan dapat menyebabkan perubahan yang

menguntungkan seperti perbaikan bahan pangan secara gizi, daya cerna ataupun daya simpannya. Selain itu pertumbuham mikroorganisme dalam bahan pangan juga dapat mengakibatkan perubahan fisik atau kimia yang tidak diinginkan, sehingga bahan pangan tersebut tidak layak dikomsumsi. Kejadian ini biasanya terjadi pada pembusukan bahan pangan.

Bahan yang kita makan bukan saja harus memenuhi gizi dan mempunyai bentuk menarik tetapi juga harus bersih dari mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit, beberapa penyakit di tularkan melalui makanan di sebabkan karena adanya jamur patogen (Makhfoel, 1992).

Jenis jamur yang sering mengkontaminasi makanan dan biasa di temukan di udara antara lain Aspergillus sp. Aspergillus sp yaitu jenis jamur multiseluler yang bersifat opportunistic. Jamur ini tersebar luar di alam dan kebanyakan spesies ( Aspergillus flavus, Aspergillus niger,

(3)

3 Aspergillus oryzae, Aspergillus terreus,

Aspergillus fumigatus) ini sering menyebabkan kerusakan makanan karena menghasilkan zat-zat racun yang di kenal sebagai aflatoksin. Aflatoksin dapat menyebabkan kanker dan menurunkan imunitas (Sardjono, 1998).

Penyakit jamur yang muncul dengan berbagai sindroma klinis yang disebabkan oleh spesies Aspergillus. Penderita dengan penyakit paru kronis (terutama asthma, juga penyakit gangguan paru kronis atau “cystic fibrosis”) dan penderita yang alergi terhadap jamur ini dapat menyebabkan kerusakan bronchus dan penyumbatan bronchus intermiten. Keadaan ini disebut sebagai allergic bronchopulmonary aspergillosis (ABPA) (http://www.Ruang berkas.com).

Aspergillosis yang invasif dapat terjadi, terutama pada pasien yang menerima terapi imunosupresif atau sitotoksik, ia dapat menyebar ke otak, ginjal dan organ lain dan seringkali fatal. Invasi kedalam pembuluh

darah berupa trombosis dan menyebabkan infark adalah ciri dari infeksi jamur ini pada pasien dengan kekebalan rendah. Hubungan antara kadar aflatoksin yang tinggi pada makanan dan timbulnya kanker hepatoseluler ditemukan di Afrika dan Asia Tenggara.

Pada umumnya, jamur yang sering mengkontaminasi makanan tidak patogen melainkan perusak. Beberapa jamur harus di waspadai karena kemampuannya memproduksi racun atau toxin. Racun aflatoxin yang di hasilkan oleh jamur Aspergillus flavus sering mencemari kacang-kacangan.

Menurut Bahri (2001), kacang tanah (Arachis hypogae L ) merupakan salah satu substrat yang cocok untuk pertumbuhan dan perkembangan berbagai kapang atau jamur diantaranya yaitu Aspergillus flavus.

Meskipun tergolong bahan makanan yang sehat, kacang tanah (Arachis hypogaea L) memiliki kelemahan sehingga manfaatnya menjadi kurang optimal jika tidak

(4)

4 di tangani dengan baik. Salah satu kelemahan

kacang tanah (Arachis hypogaea L) adalah mudah terinfeksi cendawan toksigenik yang kemudian berkembang memproduksi mikotoksin (Muhilal dan Karyadi 1985).

Muhilal dan Karyadi mengatakan kacang tanah (Arachis hypogaea L) dapat digunakan sebagai bahan pangan dan menjadi substrat yang baik bagi pertumbuhan jamur toksigenik dan jamur yang bisa tumbuh pada kacang tanah (Arachis hypogaea L) yaitu Aspergillus flavus.

Pasar Kodim merupakan salah satu pasar yang ada di Pekanbaru. Di Pasar Kodim ini dijual bermacam-macam barang harian seperti makanan dan minuman. Makanan yang dijual disini bermacam-macam, diantaranya beras, jagung, kacang tanah, makanan dalam kaleng, ikan dan lain sebagainya. Kacang tanah merupakan salah satu makanan yang banyak dijual di Pasar Kodim ini, karena kacang tanah ini bisa diolah menjadi bahan makanan yang lezat. Kacang tanah ini di simpan didalam

karung yang di biarkan terbuka begitu saja. Sehingga bisa membuat konidia-konidia jamur bisa lengket pada kacang tanah tersebut.

Dari latar belakang tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian tentang “ Identifikasi jamur Aspergillus flavus pada kacang tanah (Arachis hypogaea L) yang di jual di Pasar Kodim”.

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Deskriftif laboratory secara in vitro dengan sampel kacang tanah di Pasar Kodim.

Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini di laksanakan pada bulan Desember 2011 sampai dengan Mei 2012, sedangkan pengujian sampel di laksanakan pada bulan April di Laboratorium Akademi Analis kesehatan Fajar Pekanbaru.

(5)

5 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah Kacang tanah (Arachis hypogaea L) yang di jual di Pasar Kodim

Sampel pada Penelitian ini adalah Kacang tanah (Arachis hypogaea L) yang di jual di Pasar Kodim yang berada di 5 tempat di pasar Kodim dan pengambilan sampel di lakukan secara random (acak).

Alat dan Bahan 1. Alat a. Petridist b. Lampu Bunsen c. Timbangan analitik d. Erlemeyer 250 ml f. Oven

g. Pipet tetes steril h. Korek api i. Tissue j. Label k. Kertas padi l. Mikroskop m.Objek glass n. Deck glass o. Ose cincin p. Autoclave 2. Bahan a.Alkohol 70 % b. KOH 10 % c. H2SO410%

d. PDA ( Potato Dextrosa Agar)

Sterilisasi

1. Sterilisasi alat gelas

a. Cuci alat sampai bersih lalu keringkan.

b. Bungkus alat tersebut dengan kertas padi.

c. Masukkan kedalam oven pada suhu 170˚ C selama 1 jam.

d. Setelah cukup waktu, keluarkan dari oven (Nurul, 2010).

Desinfektan tempat kerja

Bersihkan tempat kerja dari debu dan sterilkan dengan alkohol 70 %. Antiseptic tangan

(6)

6 Bersihkan tangan dengan

menggunakan alkohol 70 %. Pembuatan media PDA

a.Timbang media Potato Dextrosa Agar 3,9 gr, masukkan ke dalam erlemeyer 250 ml.

b.Tambahkan aquadest 100 ml, larutkan hingga homogen. Ukur pH nya.

c.Panaskan di atas kompor gas sampai mendidih.

d.Diamkan hingga dingin, lalu tutup dengan kapas.

e.Masukkan ke dalam autoclave. f.Tutup autoclave dengan rapat dan klep pipa di tutup.

g. Tunggu sampai suhu naik hingga 121˚ C selama 15 menit.

h. Setelah cukup waktu, klep dibuka maka suhu akan turun sedikit demi sedikit.

i. Ambil media Potato Dextrosa Agar tadi, lalu biarkan dingin dan di tuangkan kedalam masing-masing petridish steril kira-kira 5 ml (Nurul, 2010).

Cara Kerja

1. Biji kacang tanah di rendam dalam H2SO410% selama 10 menit.

2. Masukkan 5 biji kacang tanah tersebut kedalam masing-masing cawan petri (5 cawan petri) yang telah berisi media PDA dengan cara di tekan dengan menggunakan pincet. 3. Biarkan pada suhu kamar

selama 5-7 hari dan di amati bila ada pertumbuhan koloni jamur.

4. Kemudian biakan tersebut di periksa untuk membuktikan apakah koloni tersebut mengandung Aspergillus.

(7)

7 Pemeriksaan di lakukan

dengan dengan cara pemeriksaan mikroskopis yaitu dengan pemeriksaan KOH 10 %, lalu lihat di bawah mikroskop dengan lensa objektif 10x dan lensa objektif 40x (Lili, 2011)

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Setelah di lakukan penelitian di Laboratorium Akademi Analis Kesehatan Fajar Pekanbaru dengan judul tentang Identifikasi jamur Aspergillus flavus pada kacang tanah (Arachis hypogaea L) yang di jual di Pasar Kodim. Maka didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan

No Sampel Penelitian Jamur yang di temukan

1 Biji kacang tanah (A) Aspergillus flavus

2 Biji kacang tanah (B) Aspergillus flavus

3 Biji kacang tanah (C) Aspergillus flavus

4 Biji kacang tanah (D) Aspergillus flavus

5 Biji kacang tanah (E) Aspergillus flavus

Dari tabel 4.1 di atas sampel biji kacang tanah (A), (B), (C), (D) dan (E) yang telah di teliti di temukan jamur Aspergillus flavus.

4.2 Pembahasan

Dari hasil penelitian di atas diketahui bahwa pada biji kacang tanah yang dijual di Pasar Kodim di temukan jamur Aspergillus flavus. Dengan di temukannya jamur Aspergillus flavus pada biji kacang tanah berarti biji kacang tanah tersebut telah terkontaminasi oleh jamur golongan Ascomycetes yaitu Aspergillus yang dapat dijumpai di udara dan daerah-daerah yang mudah lembab seperti halnya Pasar Kodim.

(8)

8 Jamur Aspergillus adalah jamur yang

bersifat saprofit yang dapat di jumpai dimana saja, di tanah, di udara bebas dan pada bahan-bahan makanan seperti beras, gandum, kacang tanah, oncom, tempe bongkrek, makanan dalam kaleng seperti cornedbeef dan sardine (Adiwisasastra, 1992).

Jamur Aspergillus flavus menghasilkan koloni yang berwarna kuning hijau atau kuning abu-abu hingga kehitaman. Konidiofornya tidak berwarna , kasar, bagian atas agak bulat serta konidia kasar dengan bermacam-macam warna. Makanan yang kita makan mudah sekali dihinggapi Aspergillus flavus ini (Nurul, 2010).

Jamur golongan Ascomycetes seperti Aspergillus ini, menyebabkan infeksi pada kulit dan alat dalam terutama paru-paru dan sering di temukan di alam bebas sebagai saprofit, dapat menimbulkan kelainan bila terdapat factor predisposisi. Faktor predisposisi tersebut di antaranya jumlah kacang tanah yang di konsumsi, kondisi badan

seseorang. Apabila kita mengkonsumsi kacang tanah secara terus menerus dan dalam jumlah yang banyak maka akan sangat mungkin terkontaminasi oleh jamur Aspergillus flavus. Kesimpulan

Setelah di lakukan penelitian tentang Identifikasi Jamur Aspergillus flavus pada Kacang tanah (Arachis hypogaea L) yang di jual di Pasar Kodim. Maka dapat di simpulkan bahwa dari kelima sampel kacang tanah yang di jual di Pasar Kodim ditemukan jamur Aspergillus flavus

(9)

9

DAFTAR PUSTAKA

Adiwisastra, A. 1992. Keracunan, Sumber, Bahaya, Serta Penanggulangannya. Angkasa Bandung. Bandung.

Bahri. 2001. Mewaspadai Cemaran Mikotoksin pada Bahan Pangan, Pakan dan Produk Peternakan di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian: 20(2)=55-64.

Boyles, S dan M, Eastridge. 2005. What Do I do If Mycotoxin Are Present. Department of Animal Science. The Ohom State University. USA.

Dwidjoseputro. 1981. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jambatan. Jakarta. hlm 134-135. Gandahusada,dkk. 1998. Parasitologi Kedokteran Edisi Ketiga. FKUI. Jakarta. http://www.en.Wikipedia.org/wiki/Aspergillus-flavus [21 Januari 2012].

http://wzl.Indonetwork.co.id.pdimage/40/S_624340 Kacang.jpg [21 januari 2012].

http://www.ruangberkas.com/artikel_selengkapnya.php?no_id=315&judul=Jenis+Jamur+Rumah an+Yang+Hobi+Timbulkan+Infeksi+Paru [10 Februari 2012]

Jawetz, et, all. 2008. Mikrobiologi Edisi 23. Buku Kedokteran. Jakarta. Johann. 2011. Aspergillus flavus,

http:/en.Wikipedia.org/W/indeks.php?title=Aspergillusflavus&oldid=452570388 [15 Januari 2012].

Kasno,Astanto. 2004. Pencegahan Infeksi Aspergillus flavus dan Kontaminasi Aflatoksin pada Kacang Tanah. Balai Penelitian Tanaman dan Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. Malang.

Kasno, Astanto. 2005. Profil dan Perkembangan ATeknik Produksi Kacang tanah di Indonesia. Seminar Rutin Puslitbang Tanaman Pangan : 26 mei 2005. Bogor.

(10)

10 Johann. 2011. Aspergillus flavus,

http:/en.Wikipedia.org/W/indeks.php?title=Aspergillusflavus&oldid=452570388 [15 Januari 201].

Lili. 2011. Laporan Pratikum Mak-min.

lifeisanugrah.blogspot.com/2011/07/laporan-pratikum-mak-min.html [21 Januari, 2012].

Makhfoel. 1992. Toksin Pangan dan Gizi. UGM. Yogyakarta.

Malang. 2011. Kenali Jamur Sebelum Diolah, http:// www.malang-post.com. [ 21 Januari 2012].

Muhilal dan Karyadi. 1985. Aflatoxin in nuts and grains. Gizi Indonesia X (I) : 75-79.

Nurul. H. M. 2010. Pemeriksaan Jamur Candida sp pada Air Toilet Universitas Abdurrab Pekanbaru [KTI]. AAK. Pekanbaru.

Park, D. L, et. all. 2005. Minimizing Risk Posed by Mycotoxins Utilizing the HACCP Concept. FAO Files.

Sardjono. 1998. Pencemaran Pangan oleh Jamur, Potensi Bahaya dan Pencegahannya. Agritech. 18:2: 23 - 27

Suprapto, Agus. 2011. Taxonomi Peanut, Agussuprapto-peanutscience. blogspot.com/20011/02/taxonomi-peanut,html.

Referensi

Dokumen terkait

Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur, Tbk Cabang Probolinggo mengakui simpanan tabungan sebagai kewajiban kepada nasabah pada saat terjadi transaksi penyetoran tabungan.. Pada

Metode ini dipilih karena pada tahap ini akan dilakukan uji coba model pencitraan korporasi dan pangsa pasar dalam persepektif corporate social responsibility, customer

akibat pandemi yang melanda Indonesia di tahun 2020 ini maka kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan secara online melalui diskusi dengan bertajuk rembug wisata

Berdasarkan data panjang total larva chironomida yang telah dikelompokkan berdasarkan selang kelas tertentu, perlakuan tanpa penambahan bahan organik tidak

Fungsi keanggotaan (membership function) adalah suatu kurva yang menunjukkan pemetaaan titik-titik input data ke dalam nilai keanggotaannya (sering juga disebut

(1) Perlakuan tindakan konservasi dengan gulma dibiarkan tumbuh pada gawangan kakao nyata meningkatkan total pori tanah (61.8%) sehingga menurunkan BD (1.013 g

Dengan adanya bahasan tersebut, maka dapat disebutkan bahwa lingkungan hidup pada dasarnya adalah hubungan timbal balik antara manusia dengan benda dan makhluk