• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inan Usman S.Psi l\{.si ntip nip m

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Inan Usman S.Psi l\{.si ntip nip m"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBAR PENGESAEAN ARTIKEL

ANALISIS FAKTOR PEI\TYEBAB PERILAKU AGRESTT

SISWA KELAS

VIII

SMP NEGERI2 KOTA GORONTALO

OLEH:

AEMAD JAIS TOMAI\IYIRA

IIIIM: 111 410 04I

Telatr diseminarkan dan disetujui untuk dipublikasikan

Pembimbing

I

Pembimfing 2

Inan

Usman S.Psi l\{.Si Dra. Tuti lYantu M.Pd Kons

ntIP. 19610316 198603 2 003 nIP. 19770702 2m6041 001

MENGETAHTII KetuaJurusan Bimbingan d1n Konseling

(2)

1

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2

KOTA GORONTALO Oleh

Ahmad Jais Tomanyira, Tuti Wantu, Irvan Usman

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya perilaku agresif yang dimiliki oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kota Gorontalo yang disebabkan oleh beberapa faktor.Tujuan penelitian ini dilakukan untuk menganalisis tentang faktor penyebab perilaku agresif siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kota Gorontalo.Penelitian ini merupakan suatu kajian deskripstif tentang faktor penyebab perilaku agresif siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kota Gorontalo.Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kota Gorontalo yang berjumlah 350 orang dan berdistribusi pada 10 kelas.Sampel pada penelitian ini berjumlah 35 orang.Sampel ini ditentukan dengan menggunakan teknik random sampling.Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrument berupa angket.Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata 21% perilaku agresif siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kota Gorontalo dipengaruhi 4 faktor, yaitu dijabarkan dari tertingi pertama dengan jumlah persentase 22.33% adalah faktor frustasi, tertinggi kedua dengan jumlah persentase 21.61% adalah faktor provokasi, tertinggi ketiga dengan jumlah persentase 21% adalah faktor agresi yang dipindahkan (dampak dari provokasi) dan terendah dengan jumlah persentase 19.61% adalah faktor pemaparan kekerasan di media. Berdasarkan hasil temuan dan analisis penelitian tentang faktor penyebab perilaku agresif siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kota Gorontalo, maka disarankan kepada seluruh pihak untuk bekerja sama dalam mengawasi dan membimbing siswa dengan baik.

Kata kunci: Perilaku agresif

Ahmad Jais Tomanyira, selaku peneliti pada SMP Negeri 2Kota Gorontalo, 1Dra. Tuti Wantu M.Pd, Kons2Irvan Usman S.Psi, M.Si selaku dosen tetap pada Jurusan Bimbingan dan Konseling di Universitas Negeri Gorontalo.

(3)

2

Konflik yang terjadi dapat dilihat dalam bentuk perilaku apa saja, diantaranya berkata kotor, memukul, menyerang, mengancam, membanting-banting barang, merampas barang bahkan saling menyerang satu sama lain atau tauran. Bentuk perilaku tersebut dapat dikategorikan sebagai perilaku agresif. Perilaku agresif sendiri memiliki arti sebuah sikap yang dimiliki oleh seseorang yang dengan maksud menyerang, menyakiti, melukai terhadap orang lain. Hal ini diperkuat oleh Hanurawan (2010: 80) yang mengutarakan bahwa perilaku agresif merupakan salah satu masalah dalammasyarakat kita.Dalamskla kelompok misalnya kerusuhan penonton sepak bola, kekerasan, kerusuhan akibat unjuk rasa buruh atau dikalangan antar pelajar.

Agresif juga dapat terjadi dimana saja, diantaranya perseturuan antar kelompok politik yang berbeda, dan perang antar Negara.Selain itu dapat pula ditemui pada kehidupan kita sehari-hari dalam skla lebih kecil sperti kasus pelecehan seksual, vandalisme terhadap sarana-sarana publik dan kekerasan juga penyerangan terhadap pasangan suami istri (Hanurwan 2010:80).

Perilaku ini terjadi tentunya dipicu oleh berbagai macam faktor, baik faktor dari dalam diri individu maupun dari luar diri individu. Faktor dari dalam dapat dilihat dari kondisi mental seseorang seperti mudah stres, mudah emosi, ringan tangan dan mudah terpengaruh. Sedangkan faktor dari luar dapat dilihat dari lingkungan sosial seperti ajakan dari teman dan mengidolakan orang lain.

(4)

3

Seharusnya perilaku agresif ini tidak terjadi dikalangan manusia atau pada remaja itu sendiri terutama para siswa yang sedang dalam masa pendidikan.Namun kenyataannya masih saja hal itu terjadi.Perilaku yang tidak meyenangkan ini dapat di lihat dikalangan remaja, terutama disekolah-sekolah kita.Salah satunya sekolah yang berada di Kota Gorontalo yaitu SMP Negeri 2 Kota Gorontalo. Berdasarkan hasil obsevasi selama proses PPL-BK di sekolah tersebut, peneliti menemukan bahwa ternyata siswa disekolah ini banyak yang memiliki dan terbiasa melakukan perilaku agresif. Sepertiyang dilakukan siswa (X) kelas VIII yang sehari-harinya sering mengganggu temannya dengan menyerang orang lain dalam bentuk teriakan, pukulan bahkan tendangan. Perilaku ini bukan hanya dilakukan oleh siswa laki-laki namun juga siswa perempuan. Hal ini tentunya sangat memprihatinkan. Selain itu, peneliti telah melakukan wawancara dengan salah seorang siswa yang sering melakukan perilaku agresif pada hari Rabu tanggal19Oktober 2013.Dari hasil wawancara, siswa tersebut mengakui bahwa ia memang senang dengan melakukan perilaku agresif dan dipengaruhi oleh teman-temannya.

Ketika perilaku agresif ini sudah terbisa dilakukan oleh individu, maka kehidupan mereka sehari-hari diwarnai dengan kekerasan yang dapat merusak pribadi mereka.Untuk itu peneliti perlu melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor Penyebab Perilaku Agresif Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Kota Gorontalo”.Permasalahan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apakah yang menjadi penyebab perilaku agresif siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kota Gorontalo?.Adapun yang

(5)

4

menjadi tujuan peneliti dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor penyebab perilaku agresif siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kota Gorontalo.

Kajian Teori

Secara umum agresif dipandang sebagai tingkah laku yang bersifat menyerang terhadap orang lain. Tingkah ini dilakukan untuk mengekspresikan perasaan yang ingin menguasai, ditakuti, mengancam orang lain, menghalangi atau memperlambat kegiatan orang lain.

Strickland (Hanurawan 2010: 80) berpendapat bahwa agresif merupakan setiap tindakan yang diniatkan untuk melukai, menyebabkan penderitaan dan untuk merusak orang lain. Hal lain dikemukakan oleh Mac Neil dan Stewart(Hanurawan 2010:81) agresif adalah suatu perilaku atau tindakan yang diniatkan untuk mendominasi atau berperilaku secara destruktif, melalui kekuatan verbal atau fisik, yang diarahkan kepada objek sasaran perilaku agresif. Hanurawan sendiri mempunyai pandangan umum tersendiri mengenai agresif yaitu tanggapan yang mampu memberikan stimulus merugikan atau merusak terhadap organisme lain.

Selanjutnya dalam ensiklopedia psikologi sosial, Manstead dan Hewstone, (Faturrochman 2006:82) mengemukakan agresif adalah segala bentuk perilaku yang disengaja terhadap makhluk lain dengan tujuan untuk melukainya dan pihak yang dilukai tersebut berusaha untuk menghindarinya. Dari definisi tersebut terdapat empat masalah penting dalam agresif yaitu :

(6)

5

a) Agresif merupakan perilaku b) Ada unsur kesengajaan

c) Sasarannya adalah makhluk hidup,terutama manusia d) Ada usaha menghindar pada diri korban

Menurut Bandura (dalam Effendi 2008: 38) orang cenderung meniru yang diamati, stimuli, menjadi teladan bagi perilakunya bila seseorang melihat adegan agresifitas dalam televisi, maka orang tersebut akan melakukan tindakan agresif, degan kata lain akan mendorong orang untuk berperilaku agresi pula.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa perilaku agresif merupakan perilaku yang bersifat menyerang terhadap orang lain atau makhluk hidup melalui tndakan baik fisik maupun verbal.

Ciri-ciri perilaku agresif

Menurut Sukmadinata (dalamKlasin, 2011: 8) perilaku-perilaku agresif dimanifestasikan keluar agar dapat diamati oleh orang lain. Oleh karena itu, untuk menilai siswa memilki kecenderungan perilaku agresif atau tidak, guru atau konselor dapat mengidentifikasi dan melihatnya berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut, siswa seringkali berbohong, walaupun ia seharusnya berterus terang, menyontek, meskipun seharusnya tidak perlu menyontek, suka mencuri, atau mengatakan ia kecurian bila barangnya tidak ada, suka merusak barang orang lain atau barangnya sendiri, melakukan kekejaman, menyakiti orang lain, berbicara kasar, menyinggung perasaan

(7)

6

orang lain, tidak peduli pada orang lain yang membutuhkan pertolongannya, dan suka mengganggu siswa lain yang lebih kecil atau lebih lemah. Serta seringkali marah-marah, uring-uringan, memukul kaki dan tangan, menangis dan menjerit.

Sementara itu menurut Anantasari (dalam Klasin, 2011: 9) ciri-ciri perilaku agresif sebagai berikut:

a. Perilaku menyerang; perilaku menyerang lebih menekankan pada suatu perilaku untuk menyakiti hati, atau merusak barang orang lain, dan secara sosial tidak dapat diterima.

Contoh; sikap anak yang mempertahankan barang yang dimiliknya dengan memukul.

b. Perilaku menyakiti atau merusak diri sendiri, orang lain, atau objek-objek penggantinya; perilaku agresif termasuk yang dilakukan anak, pasti menimbulkan adanya bahaya berupa kesakitan yang dapat dialami oleh dirinya sendiri atau orang lain. Bahaya kesakitan dapat berupa kesakitan fisik, misalnya pemukulan, dan kesakitan secara psikis misalnya hinaan. Selain itu yang perlu dipahami juga adalah sasaran perilaku agresif sering kali ditunjukkan seperti benda mati. Contoh : memukul meja saat marah.

c. Perilaku yang tidak diinginkan orang yang menjadi sasaranya; perilaku agresif pada umumnya juga memiliki sebuah ciri yaitu tidak diinginkan oleh orang

(8)

7

yang menjadi sasaranya. Contoh: tindakan menghindari pukulan teman yang sedang jengkel.

d. Perilaku yang melanggar norma sosial; perilaku agresif pada umumnya selalu dikaitkan dengan pelanggaran terhadap norma-norma sosial.

e. Sikap bermusuhan terhadap orang lain; perilaku agresif yang mengacu kepada sikap permusuhan sebagai tindakan yang di tunjukkan untuk melukai orang lain. Contoh: memukul teman.

f. Perilaku agresif yang dipelajari; perilaku agresif yang dipelajari melalui pengalamannya di masa lalu dalam proses pembelajaran perilaku agresif, terlibat pula berbagai kondisi sosial atau lingkungan yang mendorong perwujudan perilaku agresif. Contoh: kekerasan dalam keluarga, tayangan perkelahian dari media.

Berdasarkan beberapa teori dari para ahli, maka peneliti menyimpulkan ciri-ciri dari perilaku agresif yaitu perilaku menyerang, perilaku menyakiti dan merusak diri sendiri dan orang lain, perilaku yang tidak diinginkan orang yang menjadi sasarannya, perilaku yang melanggar norma sosial, sikap bermusuhan terhadap orang lain, dan perilaku agresif yang dipelajari.

Faktor-faktor yang mempengaruhi agresif

Anantasari (dalam Klasin: 2011) juga menambahkan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku agresif tersebut antara lain oleh hal-hal berikut ini:

(9)

8

a) Frustasi; Secara umum, frustasi pada individu akan muncul ketika banyak terdapat harapan yang tidak terpenuhi. Frustasi ternyata berkaitan dengan agresif. Sebuah teori mengatakan bahwa agresif selalu merupakan konsekuensi dari frustasi dan frustasi selalu menimbulkan agresif. Oleh karenanya, situasi menekan dan tanpa harapan yang dialami anak sangat mungkin memicu terjadinya perilaku agresif.

b) Pembelajaran sosial dan hadiah; munculnya agresif juga diungkap oleh Bandura lewat teori belajar sosialnya. Teori ini mengungkapkan bahwa manusia belajar agresif dengan melihat model yang diidolakan, seorang anak akan menganggap dirinya mendapat hadiah atau menjadi hebat seperti tokoh yang diidolakan. Selain meniru pada model, perilaku agresif juga dapat muncul karena anak mendapat hadiah. Misalnya saja anak menjadikan perilaku agresif sebagai mekanisme yang akan selalu ia lakukan ketika lingkungan atau orangtuanya selalu memberikan apa yang diinginkan anak ketika melakukan perilaku tersebut.

c) Pengaruh kelompok; penyebab agresifitas berkaitan juga dengan pengaruh kelompok. Ketika seorang anak masuk dalam kelompok, ada kecenderungan untuk menaati peraturan yang dimiliki kelompok. Ketaatan ini akan diperjuangkan karena akan menghasilkan penerimaan, penghargaan, bahkan pengakuan. Ketaatan ini pada akhirnya juga muncul ketika anak dituntut untuk melakukan perilaku agresif.

(10)

9

d) Pengaruh lingkungan fisik; pengaruh lingkungan fisik yang buruk dalam banyak hal dapat menjadi faktor pemicu munculnya agresif. Misalnya saja lingkungan yang sangat bising dan panas dapat mendorong orang bertindak dengan cara-cara yang keras.

e) Emosi atau perasaan; penyebab agresifitas juga ada kaitannya dengan emosi atau perasaan yang dirasakan oleh seseorang atau sekolompok orang yang kembangkan dan dijalankan dengan cara penyerangan terhadap orang lain. Dalam emosi ini, mereka yang merasa tidak nyaman, kecewa, marah, sedih, takut, senang, bahagia dan lain sebagainya akan melakukan perbuatan yang lebih agar mereka dapat meluapkan atau mengekspresikan perasaan atau emosi mereka dengan puas. Untuk itu emosi harus dapat dikontorl dengan baik.

Selanjutnya Baron (2005: 143-149) juga mengemukakan pendapatnya bahwa perilaku agresif seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:

1. Frustasi.

Ketika seseorang merasa frustasi,mereka tidak selalu merespons dengan melakukan agresif.Namun sebaliknya, mereka bisa saja memperlihatkan banyak reaksi yang berbeda, mulai dari kesedihan, keputusan, dan depresi. Reaksi inilah yang menimbulkan seseorang untuk melakukan agresif pada diri sendiri maupun orang lain. Berkowitz (dalam Robert, 2005: 144) memandang bahwa frustasi merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan, dan frustasi dapat

(11)

10

menyebabkan agresif. Dengan kata lain, frustasi kadang-kadang menghasilkan agresif karena adanya hubungan mendasar antara efek negatif (perasaan tidak menyenangkan) dengan perilaku agresif suatu hubungan.

2. Provokasi.

Robert (2005: 145) mengungkapkan bahwa tindakan oleh orang lain yang cenderung memicu pada diri sipenerima, sering kali karena tindakan tersebut dipersepsikan berasal dari maksud yang jahat. Berman dan Taylor menambahkan (dalam Robert, 2005: 145) bahwa ketika kita sedang menerima bentuk agresif dari orang lain, kritik yang menurut kita tidak adil, ungkapan sarkastis, atau kekerasan fisik kita jarang mengalah. Sebaliknya kita cenderung untuk membalas, memberikan agresi sebanyak yang kita terima atau mungkin sedikit lebih, terutama jika kita merasa pasti bahwa orang lain tersebut bermaksud untuk menyakiti kita.

3. Agresi yang dipindahkan (Dampak dari provokasi)

Robert (2005: 145) menjelaskan bahwa agresif terhadap seseorang yang bukan sumber dari provokasi yang kuat; dipindahkan terjadi karena orang yang melakukannya, tidak ingin atau tidak dapat melakukan agresif terhadap sumber provokasi awal. Adanya agresif yang dipindahkan seperti itu memperlihatkan bahwa pengaruh dari suatu provokasi dengan kadar tertentu tidak selalu sama, melainkan tergantung pada kejadian lain yang terjadi pada diri seseorang sebelumnnya. Jika seseorang mengalami hari yang menyenangkan, provokasi yang ringan mungkin memunculkan agresif ringan atau bahkan tidak ada agresif

(12)

11

sama sekali. Tetapi jika seseorang mengalami hari yang buruk, dimana sebelumnya satu atau lebih orang telah mengganggu orang tersebut, seseorang mungkin akan meledak dan melakukan agresif yang kuat bahkan jauh lebih kuat dari pada yang layak dikterima oleh provokasi ringan.

4. Pemaparan kekerasan di media.

Anderson dan Berkowitz mengungkapkan (dalam Robert, 2005: 147) bahwa pemaparan terhadap kekerasan dimedia mungkin memang merupakan salah satu faktor yang berkonstribusi pada tingginya tingkat kekerasan dinegara-negara, dimana materi-materi tersebut dilihat oleh sejumlah besar orang. Menonton dan bermain game merupakan peluang yang besar bagi seseorang dalam melakukan agresif. Setiap tontonan yang disajikan memiliki nilai agresif yang dapat dilihat dan disaksikan. Jika tontonan seperti film yang menggambarkan perkelahian dalam bentuk super hero, seseorang akan berfikir bahwa ia perlu melakukan perbuatan yang sama seperti seorang pahlawan dalam sebuah film yang telah disajikan. Begitu juga dengan games yang disajikan.

Berdasarkan beberapa teori yang ada, maka peneliti menyimpulkan bahwa adapun faktor yang mempengaruhi perilaku agresif pada siswa yaitu kondisi siswa yang mengalami frustasi, pembelajaran sosial dan hadiah, pengaruh kelompok, pengaruh lingkungan fisik, dan emosi atau perasaan dari diri siswa itu sendiri.

(13)

12

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang menggambarkan dan membahas permasalahan tentang perilaku agresif siswa.Penelitian ini dilaksanakan di SMPNegeri2 Kota Gorontalo yang dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Mei 2014.

Hasil Penelitian dan pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku agresif siswa dipengaruhi oleh 4 faktor diantaranya frustasi, provokasi, Agresi yang dipindahkan (dampak dari agresi), dan Pemaparan kekerasan di media. Keempat faktor tersebut jika diakumulasikan mendapat nilai persentase sebanyak 21%. Masing-masing indikator memiliki nilai persentase yang berbeda-beda, diantaranya untuk faktor frustasi 22,33%, provokasi 21,61%, Agresif yang dipindahkan (dampak dari agresi) 21% dan Pemaparan kekerasan di media 19,41%.

Siswa melakukan perilaku agresif karena dipengaruhi oleh faktor frustasi, yaitu dengan siswa menunjukkan sikap jika stres maka siswa tersebut akan malas masuk sekolah dan jika mereka kecewa maka mereka akan berteriak serekeras mungkin.

Selanjutnya siswa yang melakukan perilaku agresif karena dipengaruhi oleh faktor provokasi, yaitu dengan menunjukkan sikap jika ada teman yang ribut maka mereka akan memukulnya dan jika ada orang yang memiliki bau yang tidak menyenangkan hidung maka mereka langsung mengejeknya.

Kemudian siswa yang melakukan perilaku agresif karena dipengaruhi oleh faktor agresi yang dipindahkan (dampak dari agresi), yaitu dengan siswa

(14)

13

menunjukkan ketika ada yang berniat melukai fisiknya maka mereka akan membalasnya dengan segera dan jika ada teman yang menyinggung perasaandengan sengaja maka mereka akan membalasnya juga.

Serta siswa yang melakukan perilaku agresif karena dipengaruhi oleh faktor Pemaparan kekerasan di media, yaitu dengan siswa menunjukkan sikap jika mereka kalah saat main games maka mereka marah dan jika ada teman yang sengaja mengalahkan saat bermain games dengan cara kasar maka mereka akan menendangnnya.

Berdasarkan hasil penelitian maka perilaku agresif siswa dengan jumlah rata-rata 21% di pengaruhi oleh 4 faktor yakni frustasi, provokasi, Agresi yang dipindahkan (dampak dari agresi), dan Pemaparan kekerasan di media.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 2 Kota Gorontalo dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan perilaku agresif di sebabkan oleh frustasi dengan jumlah persentase 22.33%, provokasi dengan jumlah persentase 21.61%, agresi yang dipindahkan (dampak dari agresi) dengan jumlah persentase 21%, pemaparan kekerasan di media dengan jumlah persentase 19.41% .

Berdasarkan akumulasi persentase, maka perilaku agresif siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kota Gorontalo dengan rata-rata 21 % disebabkan oleh 4 faktor (frustasi, provokasi, agresi yang dipindahkan (dampak dari provokasi), pemaparan kekerasan di media).

(15)

14 Saran

Adapun saran yang perlu diperhatikan dalam penelitian ini diantaranya:

a. Agar perilaku agresif dapat berkurang maka perlu adanya kerja sama antara berbagai pihak baik sekolah maupun di luar sekolah untuk dapat mengawassi dan membimbing siswa dengan baik.

b. Diharapkan kepada berbagai pihak perlu untuk memperhatikan faktor lain yang dapat mempengaruhi perlaku agresif siswa.

(16)

15

DAFTAR PUSTAKA

Faturrochman.2006. Pengantar Psikologi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.

Hanurawan, Fattah. 2010. Psikologi Sosial SAuatu Pengantar. Jogjakarta: PT Remaja Rosdakarya.

Muh Klasin. 2011. EfektifitasLayananKonselingKelompokDalam Mengurangi PerilakuAgresifSiswaKelasVIIISMPHasanuddin10Semarang Tahun Pelajaran2010/2011. Skripsi.Tidak Diterbitkan.

Ratna Mufida Efendi. 2008. Hubungan Religiusitas Dengan Perilaku Agresif Remaja Madrasah Tsanawiyah Persiapan Negeri Batu. Sripsi.Tidak Diterbitkan.

Robert, A Baron. Donn Byrne. 2005. Psikologi social edisi kesepuluh jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Referensi

Dokumen terkait

Kepada semua dosen pengajar terimakasih atas ilmu yang telah anda semua berikan kepada penulis karena semua itu membantu penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini. Kepada DPKD

Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi bakteri asam laktat yang berasal dari susu dan yoghurt serta mengoptimalisasikan produksi senyawa antimikrob yang dihasilkan

13.Kayu yang diangkat oleh para semut pada gambar di atas adalah termasuk

memiliki arti yang mirip, yaitu pasti, namun dalam konteks kalimat tertentu, fukushi 絶対に zettai ni, きっと kitto dan 必ず kanarazu tidak dapat

Penilaian sifat organoleptik dengan uji skoring menunjukkan perlakuan dengan penambahan ekstrak jahe pada larutan garam dan lama perendaman sangat  berpengaruh nyata

Kami menyadari bahwa selama menyelesaikan skripsi dan studi di Jurusan teknik perkapalan ITATS ini cukup banyak orang – orang yang terlibat dalam memberikan bantuan maupun

Menurut data dari Devisi Marketing Jameela Sheesha, kegiatan strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan Jameela Sheesha dimulai dari aktifitas perencanaan komunikasi

Di masa hidup Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam, sebagian orang-orang Yahudi berusaha agar bisa bersin di dekat Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam karena mereka