Halaman 1
Bab I
P
P
e
e
n
n
d
d
a
a
h
h
u
u
l
l
u
u
a
a
n
n
I. LATAR BELAKANG
Dalam rangka peningkatan kinerja Kabupaten Aceh Utara menjadi good governance yang harus di implementasikan oleh setiap penyelenggaraan Negara dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Dalam rangka itu diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, dan nyata sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari kolusi dan korupsi. Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas manajerial pada semua tingkatan yang melaksanakan kegiatan pada tiap bagian. Masing-masing individu pada tiap jajaran aparatur bertanggung jawab atas setiap kegiatan yang dilaksanakan pada bagiannya.
Akuntabilitas didefinisikan sebagai suatu perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Akuntabilitas Instansi Pemerintah merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi instansi yang bersangkutan. Sejalan dengan itu telah ditetapkan TAP MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme diikuti dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 serta Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Menurut penjelasan undang-undang tersebut, asas akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan pemerintahan harus dapat dipertanggung-jawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi. Untuk memenuhi ketentuan perundang-undangan dan dalam rangka memberikan informasi yang luas
Halaman 2 kepada masyarakat tentang akuntabilitas penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten Aceh Utara maka Pemerintah Kabupaten Aceh Utara diwajibkan menyusun Laporan Kinerja/Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016.
II.MAKSUD DAN TUJUAN
Adanya pola pikir yang terukur untuk dapat memberdayakan fungsi publik agar sesuai dengan tuntutan perkembangan ekonomi, politik, dan budaya, diperlukan etos kerja yang berorientasi kepada pencapaian hasil dan pertanggungjawaban berdasarkan nilai–nilai akuntabilitas menuju pemerintah yang bersih, berwibawa, dan akuntabel.
Atas dasar ini, Pemerintah Kabupaten Aceh Utara pada setiap akhir periode menyusun laporan pelaksanaan program/kegiatan, capaian kinerja dalam wujud Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang dikomunikasikan kepada para stakeholders dan pada hakekatnya adalah merupakan ”Pertanggungjawaban Publik”.
Laporan Akuntabilisiktas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) selain memiliki fungsi sebagai penyediaan informasi untuk mengambil keputusan pihak–pihak terkait, juga sebagai umpan balik dan sebagai sarana perbaikan manajemen kepemerintahan, serta sebagai media pertangungjawaban kepada lembaga legislatif dan publik. Fungsi tersebut merupakan cerminan dari maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP Kabupaten Aceh Utara.
Maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP Pemerintah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 mencakup hal–hal berikut ini:
Memberi pertanggungjawaban kepada pemberi amanah;
Memberi dasar bagi pengambil keputusan untuk perbaikan dalam pencapaian kehematan, efesiensi, dan efektifitas pelaksanaan tupoksi, sebagai upaya mencapai visi dan misi Kabupaten Aceh Utara tahun 2012-2017;
Halaman 3 Memberi masukan untuk memperbaiki perencanaan khususnya jangka
pendek dan jangka menengah.
III.GAMBARAN UMUM DAERAH A. Kondisi Geografis
Kabupaten Aceh Utara merupakan salah satu kabupaten dari 23 kabupaten/kota dalam Provinsi Aceh yang terletak pada posisi 960 47’ – 970 31’ Bujur Timur dan 040 43’ – 050 16’ Lintang Utara. Kabupaten Aceh Utara berbatasan dengan Kota Lhokseumawe dan Selat Malaka di sebelah Utara, dengan Kabupaten Aceh Timur di sebelah Timur, dengan Kabupaten Bener Meriah di sebelah Selatan dan dengan Kebupaten Bireuen di sebelah Barat.
Sebelah utara merupakan laut, yaitu Selat Malaka, dan di sebelah selatan adalah kaki atau lereng pegunungan maka secara umum bentuk permukaan bumi atau geomorfologi Kabupaten Aceh Utara dari arah pantai ke arah pegunungan adalah :
Dataran pantai, yang terletak sepanjang tepi pantai.
Dataran aluvial, yang terletak relatif memanjang di belakang dataran pantai. Zona lipatan, yang terletak relatif memanjang di belakang dataran aluvial. Zona vulkanik, yang merupakan kaki/lereng sampai punggungan
pegunungan.
Luas wilayah Kabupaten Aceh Utara yang tercatat adalah 3.296,86 km2, atau 329.686 Ha, yang terdiri dari 27 kecamatan 70 kemukiman 852 gampong. Paya Bakong adalah Kecamatan yang mempunyai wilayah paling luas yaitu 418,32 Km2, sementara Lapang adalah kecamatan yang paling sempit, yaitu 19,27Km2 dengan rincian sebagaimana tercantum dalam Tabel 1.1.
Halaman 4 Tabel 1.1
Luas Wilayah Kabupaten Aceh Utara menurut Kecamatan
Sumber : Aceh Utara Dalam Angka 2016
Tata guna lahan meliputi areal persawahan, perkebunan, hutan, rawa-rawa, tambak, dan lain-lainnya. Penggunaan lahan yang terluas untuk lahan perkebunan dan hutan negara. Disamping itu, lahan yang relatif luas juga digunakan untuk areal persawahan, tegalan/kebun-kebun, pekarangan dan
No. Kecamatan Luas Wilayah (Km2) Persentase 1. Sawang 384,65 11,67 2. Nisam 114,74 3,48 3. Nisam Antara 84,38 2,56 4. Bandar Baro 42,35 1,28 5. Kuta Makmur 151,32 4,59 6. Simpang Kramat 79,78 2,42 7. Syamtalira Bayu 77,53 2,35 8.. Geureudong Pase 269,28 8,17 9. Meurah Mulia 202,57 6,14 10. Matang Kuli 56,94 1,73 11. Paya Bakong 418,32 12,69 12. Pirak Timu 67,70 2,05 13. Cot Girek 189,00 5,73
14. Tanah Jambo Aye 162,98 4,94
15. Langkahan 150,52 4,57 16. Seunuddon 100,63 3,05 17. Baktiya 158,67 4,81 18. Baktiya Barat 83,08 2,52 19. Lhoksukon 243,00 7,37 20. Tanah Luas 30,64 0,93 21. Nibong 44,91 1,36 22. Samudera 43,28 1,31 23. Syamtalira Aron 28,13 0,85 24. Tanah Pasir 20,38 0,62 25. Lapang 19,27 0,58 26. Muara Batu 33,34 1,01 27. Dewantara 39,47 1,20 TOTAL 3.296,86 100,00
Halaman 5 bangunan, hutan rakyat, ladang/huma, dan untuk areal lain-lainya. Selain itu, di daerah ini masih terdapat lahan kosong yang produktif namun belum diusahakan yaitu seluas 9.163 Ha atau 2,78 % dari luas wilayah seluruhnya. Secara keseluruhan tata guna lahan Kabupaten Aceh Utara tercantum pada tabel 1.2.
Tabel 1.2 Tata Guna Lahan
No Pengguna Lahan Luas (Ha) %
1 Persawahan 45.485 19.17
2 Perkarangan / Bangunan - -
3 Tegalan/ Kebun 45.655 19.25
4 Ladang/ Huma 24.217 10.21
5 Pengembalaan/ Padang Rumput 6.464 2.72
6 Sementara Tidak Diusahakan 9.968 4.20
7 Ditanami Pohon/ Hutan Rakyat 26.770 11.28
8 Perkebunan 49.560 20.89
9
Lain-lain
(Tambak/Kolam/Empang/Tebat) 29.102 12.27
Jumlah 237.221 100.00
Sumber : Aceh Utara Dalam Angka, 2016 1. Iklim
Wilayah Kabupaten Aceh Utara sebagai bagian dari wilayah Provinsi Aceh, termasuk tipe iklim muson dan klasifikasi menurut Mohr, Schmid & Ferguson, termasuk iklim tipe C. Wilayah Kabupaten Aceh Utara relatif lebih kering dibandingkan dengan dengan wilayah lainnya di Provinsi Aceh, karena pengaruh Pegunungan Bukit Barisan, di mana wilayah sebelah utara dan timur Pegunungan Bukit Barisan cenderung lebih kering dibandingkan wilayah sebelah barat dan selatannya.
Curah hujan tahunan di wilayah Kabupaten Aceh Utara berkisar antara 1.000 – 2500 mm, dengan hari hujan 92 hari. Musim hujan terjadi pada bulan Agustus sampai Januari, dengan curah hujan maksimal terjadi di bulan Oktober-November, yang mencapai di atas 350 mm per bulan dengan hari hujan lebih dari 14 hari. Sementara musim dengan curah hujan lebih rendah
Halaman 6 (cenderung kemarau) terjadi pada bulan Februari sampai Juli, dan yang cenderung terendah adalah sekitar bulan Maret-April.
Rata-rata suhu udara adalah 300 C, dengan kisaran antara 210 C sampai 350C. Suhu rata-rata pada musim penghujan adalah 280 C, dan pada musim kemarau suhu rata-rata adalah 32,80 C. Kelembaban udara berkisar antara 84 – 89 %, dengan rata-rata 86,6 %.
2. Geologi
Struktur geologi yang ada di wilayah Kabupaten Aceh Utara secara garis besar terdiri atas batuan Quarter yang cenderung di bagian pesisir (bagian utara) dan batuan Tersier yang cenderung di bagian pedalaman (bagian selatan). Sebaran ini selaras dengan topografi yang menaik dari utara ke selatan, dan selaras pula dengan pola hilir ke hulu dalam DAS.
B. Kondisi Demografis
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016, jumlah penduduk Kabupaten Aceh Utara tercatat 583.892 jiwa dengan laju pertumbuhan sebesar 2,04 persen per tahun. Luas wilayah 3.296,86 km2 maka kepadatan penduduk mencapai 177 jiwa/km2 dengan sebaran di 27 kecamatan selama periode tahun 2011 -2015 sebagaimana tercantum pada Tabel 1.3.
Tabel 1.3
Perkembangan Distribusi Penduduk Kabupaten Aceh Utara menurut Kecamatan Tahun 2011-2015
No. Kecamatan 2011 2012 2013 2014 2015 1 Sawang 34.521 34.999 35.457 36.502 37.198 2 Nisam 17.235 17.473 17.702 18.223 18.571 3 Nisam Antara 12.277 12.447 12.610 12.981 13.229 4 Banda Baro 7.415 7.518 7.617 7.841 7.991 5 Kuta Makmur 22.339 22.648 22.945 23.621 24.072 6 Simpang Kramat 8.824 8.946 9.063 9.330 9.508 7 Syamtalira Bayu 19.046 19.309 19.562 20.138 20.522 8 Geureudong Pase 4.550 4.613 4.674 4.812 4.904 9 Meurah Mulia 17.881 18.129 18.367 18.908 19.269 10 Matangkuli 16.803 17.035 17.258 17.766 18.105 11 Paya Bakong 12.875 13.053 13.224 13.614 13.874 12 Pirak Timu 7.520 7.624 7.724 7.952 8.104
Halaman 7
13 Cot Girek 18.762 19.021 19.270 19.838 20.216
14 Tanah Jambo Aye 40.472 41.032 41.569 42.794 43.610
15 Langkahan 21.221 21.514 21.796 22.438 22.866 16 Seunuddon 23.476 23.800 24.112 24.822 25.295 17 Baktiya 33.514 33.978 34.423 35.437 36.113 18 Baktiya Barat 17.334 17.574 17.804 18.328 18.678 19 Lhoksukon 45.472 46.101 46.704 48.080 48.997 20 Tanah Luas 22.601 22.913 23.213 23.897 24.353 21 Nibong 9.247 9.375 9.498 9.778 9.964 22 Samudera 25.099 25.446 25.779 26.538 27.044 23 Syamtalira Aron 16.833 17.066 17.289 17.798 18.138 24 Tanah Pasir 8.431 8.548 8.660 8.915 9.085 25 Lapang 8.075 8.187 8.294 8.538 8.701 26 Muara Batu 25.179 25.527 25.861 26.623 27.131 27 Dewantara 44.876 45.496 46.091 47.449 48.354 Jumlah 541.878 549.370 556.566 572.961 583.892
Sumber: Badan Pusat Statistik Aceh Utara Tahun 2016
1. Persentase Penduduk diatas Garis Kemiskinan
Kemiskinan merupakan persoalan makro yang harus diatasi secara berkelanjutan. Pemerintah Kabupaten Aceh Utara memberikan perhatian yang sungguh-sungguh untuk menanggulangi kemiskinan sesuai prioritas pembangunan yang tercantum dalam RPJM Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012-2017. Berbagai program pembangunan jangka menengah telah diimplimentasikan, baik di bidang infrastruktur, ekonomi, pendidikan, maupun kesehatan. Akhir tahun 2015 tercatat penduduk miskin di Kabupaten Aceh Utara sebanyak 111.440 jiwa atau 19,20 persen dari jumlah penduduk sebanyak 583.892 jiwa.
Halaman 8
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Utara
Gambar 1.1
Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Aceh Utara Tahun 2011-2015
Kondisi ini menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat Aceh Utara semakin meningkat dan terus mengalami perbaikan sepanjang tahun 2011-2015. Penanggulangan kemiskinan menjadi prioritas Pemerintah Kabupaten Aceh Utara ke depan termasuk memberikan perhatian yang lebih besar, tepat sasaran, dan terfokus melalui implimentasi pembangunan pada wilayah-wilayah yang menjadi kantong kemiskinan
IV. ASPEK STRATEGIS
A. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Pertumbuhan ekonomi Aceh Utara periode 2011-2015 ditunjukkan oleh PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) 2010 dan tanpa memasukkan migas, berkisar antara3,30 – 7,57 persen.Nilai PDRB ADHK tanpa migas Aceh Utara selama pada tahun 2011 nilainya sebesar 9,65 triliun rupiah dan terus tumbuh hingga mencapai 11,47 triliun rupiah pada tahun 2015 dengan pertumbuhan rata-rata 5,08 persen per tahun.
124.04 119.51 111.74 112.19 111.44 22.89 21.52 20.34 19.58 19.20 3 6 9 12 15 18 21 24 20 40 60 80 100 120 140 2011 2012 2013 2014 2015 000 Ji wa Per sen
Halaman 9
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016
Gambar 1.2
PDRB ADHK 2010 Tahun 2011-2015 (Triliun Rupiah)
Jika dengan memasukkan migas, nilai PDRB Aceh Utara selama periode 2011-2012 mengalami peningkatan yaitu dari 17,87 triliun rupiah menjadi 18,15 triliun rupiah. Tahun 2013 nilai PDRB dengan migas turun menjadi 17,84 triliun rupiah dan terus turun menjadi 15,24 triliun rupiah pada tahun 2015. 5.00 10.00 15.00 20.00 2011 2012 2013 2014 2015 17.87 18.15 17.84 17.22 15.24 9.65 10.18 10.50 10.96 11.47
Halaman 10 Tabel 1.4.
Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor Tahun 2011-2015 (Persen)
SEKTOR
CAPAIAN
2011 2012 2013 2014*) 2015**)
Pertanian 4,59 4,14 6,06 4,51 3,67
Pertambangan dan Penggalian
- Pertambangan migas dan panas bumi
- Pertambangan dan penggalian lainnya -0,15 -0,20 2,55 -2,93 -3,01 1,59 -8,03 -8,37 10,68 -14,61 -15,15 9,50 -39,77 -41,06 5,16 Industri Pengolahan 18,08 6,96 -8,10 0,48 6,36
Pengadaan Listrik dan Gas 7,48 7,72 7,18 5,62 5,64
Pengadaaan Air, Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang 6,02 4,41 5,53 5,93 4,90
Konstruksi 4,25 6,52 8,62 6,99 4,50
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor 3,23 5,60 7,94 7,77 6,32
Transportasi dan Pergudangan 5,75 7,25 7,79 4,06 3,02
Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum 8,87 9,01 9,81 9,72 6,76
Informasi dan Komunikasi 7,61 9,23 9,44 9,48 3,15
Jasa Keuangan dan Asuransi 4,16 -5,98 1,42 -5,72 1,36
Real Estate 3,42 3,89 7,51 7,64 3,20
Jasa Perusahaan 2,60 1,67 5,90 7,45 2,15
Administrasi Pemerintahan, Pertanahan
dan Jaminan Sosial 3,87 2,67 8,07 4,28 5,50
Jasa Pendidikan 6,20 6,27 6,83 5,74 4,25
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,20 13,02 9,50 8,34 7,02
Jasa Lainnya 5,01 4,63 6,30 6,00 2,30
PDRB (Non Migas) 7,57 5,44 3,30 4,39 4,69
PDRB (Migas) 3,88 1,59 -1,74 -3,47 -11,48
*) Angka sementara **) Angka sangat sementara
Halaman 11 Tabel 1.5
Laju Pertumbuhan PDRB dan Kontribusi Sektoral Tahun 2014-2015 (Persen)
SEKTOR
PERTUMBUHAN KONTRIBUSI
2014 2015 2014 2015
Pertanian 4,51 3,67 23,71 31,10
Pertambangan dan Penggalian
- Pertambangan migas dan panas bumi
- Pertambangan dan penggalian lainnya -14,61 -15,15 9,50 -39,77 -41,06 5,16 36,58 35,59 0,99 16,90 15,62 1,28 Industri Pengolahan 0,48 6,36 13,71 17,57
Pengadaan Listrik dan Gas 5,62 5,64 0,05 0,07
Pengadaaan Air, Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang 5,93 4,90 0,01 0,02
Konstruksi 6,99 4,50 3,40 4,50
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor 7,77 6,32 8,31 11,15
Transportasi dan Pergudangan 4,06 3,02 4,64 5,91
Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum 9,72 6,76 0,31 0,42
Informasi dan Komunikasi 9,48 3,15 1,38 1,76
Jasa Keuangan dan Asuransi -5,72 1,36 1,04 1,35
Real Estate 7,64 3,20 1,81 2,37
Jasa Perusahaan 7,45 2,15 0,22 0,28
Administrasi Pemerintahan, Pertanahan
dan Jaminan Sosial 4,28 5,50 1,82 2,53
Jasa Pendidikan 5,74 4,25 0,92 1,27
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8,34 7,02 1,40 1,91
Jasa Lainnya 6,00 2,30 0,68 0,88
PDRB (Non Migas) 4,39 4,69 64,41 84,38
PDRB (Migas) -3,47 -11,48 100 100
Halaman 12 Pertumbuhan ekonomi Aceh Utara menurut lapangan usaha tahun 2011-2015 dapat dilihat pada Tabel 1.4, sedangkan laju pertumbuhan PDRB dan kontribusi sektoral dapat dilihat pada Tabel 1.5. Pada tahun 2015, pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan dibandingkan pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan PDRB dengan migas Kabupaten Aceh Utara tahun 2014 turun sebesar 3.47 persen dan pada tahun 2015 kembali turun sebesar 11,48 persen. Penurunan laju pertumbuhan ekonomi tersebut, dipengaruhi oleh sektor Pertambangan dan Penggalian yang mengalami penurunan terbesar yaitu 39,77 persen pada tahun 2015, yang disebabkan oleh semakin menurunnya Lifting gas bumi di Kabupaten Aceh Utara.
Namun bila ditinjau dari PDRB tanpa migas, laju pertumbuhan ekonomi Aceh Utara berfluktuasi antara 3,30-7,57 persen. Pada tahun 2013 pertumbuhan terendah yaitu 3,30 dan pada tahun 2015 pertumbuhan meningkat mencapai 4,69 persen. Hal ini dipengaruhi oleh semakin besarnya kontribusi sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan serta Industri Pengolahan terhadapstruktur perekonomian Kabupaten Aceh Utara.
Kegiatan perekonomian Kabupaten Aceh Utara, sebagai salah satu daerah penghasil migas di Provinsi Aceh, di dominasi oleh sektor Pertambangan dan Penggalian yang menyumbang sebesar 36,58 persen terhadap nilai tambah PDRB tahun 2014. Namun, besarnya kontribusi ini terus menurun seiring dengan menurunnya produksi dan eksplorasi migas di Kabupaten Aceh Utara sehingga kontribusinya pada tahun 2015 hanya 16,90 persen.
B. Laju Inflasi
Laju Inflasi menunjukkan tingkat perubahan harga-harga yang terjadi di suatu daerah. Laju inflasi tahun kalender 2015 hingga Desember 2015 untuk Kota Lhokseumawe sebesar 2,44 persen, Kabupaten Aceh Utara disetarakan dengan Kota Lhokseumawe sedangkan laju inflasi Provinsi Aceh sebesar 1,53 persen dan Nasional sebesar 3,35 persen.
Halaman 13 Terjadi penurunan tingkat inflasi dibandingkan tahun 2014 dengan tingkat inflasi mencapai 8,53 persen. Perkembangan tingkat inflasi di Kabupaten Aceh Utara, pola kecenderungannya mempunyai kesamaan dengan kecenderungan inflasi Aceh sebagaimana tercantum pada Tabel 1.6.
Tabel 1.6
Nilai Inflasi Rata-Rata Kabupaten Aceh Utara Tahun 2011-2015 Uraian Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 Lhokseumawe/ Aceh Utara 3,55 2,44 8,27 8,53 2,44 Aceh 3,43 0,22 7,31 8,09 1,53 Nasional 3,79 4,3 8,38 8,36 3,35
Sumber : Badan Pusat Statistik Aceh Tahun 2016
Terjadi penurunan tingkat inflasi dibandingkan tahun 2014 dengan tingkat inflasi mencapai 8,53 persen. Perkembangan tingkat inflasi di Kabupaten Aceh Utara, pola kecenderungannya mempunyai kesamaan dengan kecenderungan inflasi Aceh sebagaimana tercantum pada Tabel 1.6. C. Pendapatan Regional Perkapita
Produk Domestik Regional Bruto Perkapita merupakan hasil bagi antara PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun, sedangkan Pendapatan Regional per kapita diperoleh dari hasil bagi antara Produk Domestik Regional Netto (PDRN) atas biaya faktor produksi (PDRB yang telah dikurangi penyusutan dan pajak tak langsung) dengan penduduk pertengahan tahun. Peningkatan jumlah penduduk dan besarnya PDRB sangat menentukan besarnya PDRB perkapita.
Tabel 1.7 memperlihatkan bahwa untuk tahun 2014, PDRB perkapita Aceh Utara atas dasar harga berlaku mencapai 35,395 juta rupiah mengalami kenaikan dibandingkan tahun tahun 2013 yang hanya mencapai angka 35,097 juta rupiah. Pencapaian pendapatan regional perkapita untuk tahun 2014 ini lebih besar dari tahun sebelumnya. Untuk PDRB perkapita berdasarkan harga
Halaman 14 konstan 2010, memperlihatkan adanya penurunan dari 30,125 juta rupiah ditahun 2014 menjadi 31,586 juta rupiah pada tahun 2013. Penurunan ini tidak lepas dari pengaruh menurunnya total nilai PDRB dengan migas atas dasar harga konsta
Tabel 1.7
Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kabupaten Aceh Utara Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2010-2014 (Jutaan Rupiah)
SEKTOR 2010 2011 2012 2013*) 2014**)
A Pertanian 6.213 6.628 7.047 7.517 8.432
1. Pertanian, Peternakan, Perburuan
dan Jasa Pertanian
2. Kehutanan dan Penebangan Kayu
3. Perikanan 4.245 0.098 1.871 4.595 0.101 1.933 4.995 0.107 1.945 5.393 0.114 2.010 6.249 0.122 2.061
B Pertambangan dan Penggalian 15.402 16.033 15.587 14.506 12.553
1. Pertambangan Minyak, Gas dan
Panas Bumi
2. Pertambangan dan Penggalian
Lainnya 15.143 0.259 15.770 0.262 15.326 0.261 14.206 0.300 12.196 0.356 C Industri Pengolahan 3.777 4.690 5.191 4.661 5.213
D Pengadaan Listrik dan Gas 0.017 0.017 0.018 0.018 0.019
E Pengadaaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
0.003 0.003 0.004 0.004 0.004
F Konstruksi 0.888 0.929 0.986 1.089 1.204
G Perdagangan Besar dan Eceran,
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
2.204 2.282 2.484 2.704 2.959
H Transportasi dan Pergudangan 1.152 1.238 1.373 1.516 1.622
I Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum
0.065 0.075 0.085 0.097 0.109
J Informasi dan Komunikasi 0.320 0.351 0.397 0.433 0.473
K Jasa Keuangan dan Asuransi 0.328 0.354 0.360 0.378 0.371
L Real Estate 0.477 0.491 0.513 0.563 0.645
M,N Jasa Perusahaan 0.064 0.065 0.066 0.071 0.075
O Administrasi Pemerintahan,
Pertanahan dan Jaminan Sosial
0.512 0.523 0.532 0.570 0.655
P Jasa Pendidikan 0.256 0.269 0.280 0.303 0.329
Halaman 15
SEKTOR 2010 2011 2012 2013*) 2014**)
R,S,T,U Jasa Lainnya 0.187 0.197 0.206 0.222 0.239
PDRB 32.205 34.501 35.531 35.097 35.395
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Utara
Tabel 1.8
Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Kabupaten Aceh Utara Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2010-2014 (Jutaan Rupiah)
SEKTOR 2010 2011 2012 2013*) 2014**)
A Pertanian 6.213 6.370 6.503 6.771 6.936
1. Pertanian, Peternakan, Perburuan
dan Jasa Pertanian
2. Kehutanan dan Penebangan Kayu
3. Perikanan 4.245 0.098 1.871 4.377 0.101 1.892 4.500 0.104 1.899 4.776 0.108 1.886 4.940 0.110 1.885
B Pertambangan dan Penggalian 15.402 15.077 14.347 12.970 10.929
1. Pertambangan Minyak, Gas dan
Panas Bumi
2. Pertambangan dan Penggalian
Lainnya 15.143 0.259 14.816 0.261 14.087 0.260 12.688 0.282 10.623 0.305 C Industri Pengolahan 3.777 4.372 4.584 4.212 4.280
D Pengadaan Listrik dan Gas 0.017 0.018 0.019 0.019 0.020
E Pengadaaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
0.003 0.003 0.003 0.003 0.004
F Konstruksi 0.888 0.908 0.948 1.012 1.068
G Perdagangan Besar dan Eceran,
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
2.204 2.230 2.309 2.441 2.551
H Transportasi dan Pergudangan 1.152 1.195 1.256 1.331 1.367
I Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum
0.065 0.070 0.075 0.081 0.087
J Informasi dan Komunikasi 0.320 0.337 0.361 0.389 0.420
K Jasa Keuangan dan Asuransi 0.328 0.335 0.309 0.308 0.287
L Real Estate 0.477 0.483 0.492 0.520 0.561
M,N Jasa Perusahaan 0.064 0.064 0.064 0.066 0.070
O Administrasi Pemerintahan,
Pertanahan dan Jaminan Sosial
0.512 0.522 0.525 0.544 0.574
P Jasa Pendidikan 0.256 0.267 0.278 0.292 0.304
Halaman 16
SEKTOR 2010 2011 2012 2013*) 2014**)
R,S,T,U Jasa Lainnya 0.187 0.193 0.198 0.207 0.216
PDRB 32.205 32.797 32.662 31.586 30.125
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Utara
D. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
a. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (RT) Perkapita
Kemampuan perekonomi Kabupaten Aceh Utara dilihat dari angka konsumsi rumah tangga (RT) perkapita terus menunjukkan kecenderungan meningkat dimana pada tahun 2009 angka konsumsi RT perkapita sebesar Rp. 4.344.204,-, jumlah RT tahun 2009 sebanyak 128.138 RT dengan besar rasio yaitu 33,90. Pada tahun 2010 angka konsumsi RT meningkat sebesar Rp. 4.739.940 dan jumlah RT sebanyak 122.825 serta rasionya sebesar 38,59.
Demikian pula pada tahun 2011 juga mengalami peningkatan yaitu Rp. 5.171.448 konsumsi RT perkapita dengan jumlah RT sebanyak 125.637,
besaran rasio yaitu 41,16. Konsumsi rumah tangga perkapita sebagai mana tabel berikut :
Tabel 1.9
Angka Konsumsi RT Perkapita Kabupaten Aceh Utara, Tahun 2009-2011
No Uraian 2009 2010 2011
1. Total Pengeluaran RT (Rp) 4.344.204 4.739.940 5.171.448
2. Jumlah RT 128.138 122.825 125.637
Rasio (1/2) 33,90 38,59 41,16
Sumber : BPS Kab. Aceh Utara (diolah)
b. Pengeluaran Konsumsi Non Pangan Perkapita
Sebagaimana pengeluran konsumsi RT, pengeluaran konsumsi non pangan perkapita juga mengalami peningkatan dimana pada tahun 2009 total pengeluran RT non pangan sebesar Rp. 1.382.916 atau 31,83 persen dan sebesar Rp.1.540.068 atau 32,49 pada tahun 2010. Pada Tahun 2011 angka konsumsi RT non pangan juga mengalami kenaikan yaitu sebesar Rp. 1.948.032 atau sebesar 37,67 persen. Tabel konsumsi RT non pangan sebagai mana berikut :
Halaman 17 Tabel 1.10
Persentase Konsumsi RT Non Pangan Kabupaten Aceh Utara, Tahun 2009-2011
No Uraian 2009 2010 2011
1 Total Pengeluaran RT Non Pangan (Rp)
1.382.916 1.540.068 1.948.032 2 Total Pengeluaran (Rp) 4.344.204 4.739.940 5.171.448
Rasio 31,83 % 32,49 % 37,67 %
Sumber : BPS Kab. Aceh Utara (diolah)
c. Nilai Tukar Petani
Gambar 1.3 Nilai Tukar Petani
Kabupaten Aceh Utara Tahun 2009-2013 E. Fokus Fasilitas Wilayah Infrastruktur
Luas wilayah Kabupaten Aceh Utara yang tercatat adalah 3.296,86 km2, atau 329.686 Ha. Dengan panjang garis pantai 51 km, dan kewenangan kabupaten adalah sampai 4 mil laut, maka luas wilayah laut kewenangan ini adalah 37.744 Ha atau 3.774,4 km2.
Luas wilayah produktif tahun 2006 seluas 162.578 ha mengalami penurunan ditahun 2007 yaitu seluas 153.192. Pada tahun 2008-2010 luas lahan produktif kembali meninggkat seiring upaya-upaya yang dilakukan pemerintah Kabupaten Aceh utara yaitu 167.500 ha pada tahun 2010. Perbandingan luas lahan produktif dengan luas wilayah budidaya sebagaimana tabel berikut :
25.000 28.000 29.000 31.000 35.000 .000 10.000 20.000 30.000 40.000
Nilai tukar petani
2008 2009 2010 2011 2012
Halaman 18 Gambar 1.4
Luas Wilayah Produktif
Kabupaten Aceh Utara Tahun 2008-2012 F. Fokus Iklim Berinvestasi
Investasi disuatu daerah dapat dilaksanakan apabila kondisi daerah memberikan rasa aman dan nyaman terhapat investor yang akan menanamkan modalnya di Kabupaten Aceh Utara. Untuk itu diperlukan upaya bersama untuk menjaga kondisi keamanan sebagai upaya yang dapat dilakukan oleh masyarakat dalam membantu pemerintah dalam mengupayakan investasi di Kabupaten Aceh Utara.
G. Fokus Sumber Daya Manusia a. Rasio Lulusan S1/S2/S3
Kualitas tenaga kerja di Kabupaten Aceh Utara sesuai dengan angka kelulusan tingkat S1 pada tahun 2010 dan 2011 masing sebanyak 8.004 dan 8452 orang, Sementara itu untuk tingkat S2 dan S3 pada tahun 2010 sebanyak 126 orang dan pada tahun 2011 mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu sejumlah 425 orang. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2010 dan 2011, maka kualitas tenaga kerja dengan rasio kelulusan tingkat S1sebesar 1,53 persen pada tahun 2010 dan 1,64 persen pada tahun 2011 sebagaimana ditampilkan pada gambar 1.5
135,521 134,965 141,873 141,514 141,130 130,000 132,000 134,000 136,000 138,000 140,000 142,000 144,000
Luas wilayah produktif
2008 2009 2010 2011 2012
Halaman 19
Gambar 1.5 Rasio Lulusan S1/S2&S3
Di Kabupaten Aceh UtaraTahun 2008-2012 .453 2.149 2.274 3.940 4.914 .000 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 Rasio Lulusan S1/S2/S3 2008 2009 2010 2011 2012
b. Tingkat ketergantungan (rasio ketergantungan)
Tingkat ketergantungan penduduk di Kabupaten Aceh Utara kurun waktu 2008-2012 menunjukkan angka yang berfluktuatif, sebagaimana pada gambar 1.6.
Gambar 1.6 Rasio Ketergantungan
Di Kabupaten Aceh UtaraTahun 2008-2012
H. Struktur Organisasi
Struktur organisasi, kewenangan dan tugas dari unit-unit yang membantu kelancaran pelaksanaan tugas-tugas kepala daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRK, Dinas Daerah,dan Lembaga Teknis Daerah serta Sekretariat Lembaga Keistimewaan.
a. Sekretariat Daerah
Sekretariat Daerah merupakan unsur staf Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati. Tugas Pokok Sekretariat Daerah adalah membantu Bupati dalam melaksanakan tugas di bidang penyelenggaraan
101.98 43.21 36.22 36.16 134.21 50.00 100.00 150.00 Rasio ketergantungan 2008 2009 2010 2011 2012
Halaman 20 pemerintahan, administrasi, organisasi dan tata laksana serta memberikan pelayanan administratif kepada seluruh perangkat daerah.
Sementara itu, untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, fungsi dari Sekretariat Daerah ini mencakup: (1) pengkoordinasian perumusan kebijakan Pemerintah Daerah, (2) penyelenggaraan administrasi pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan serta organisasi dan tata laksana, (3) pengkoordinasian kegiatan perangkat daerah dalam rangka penyelenggaraan tugas umum pemerintahan, (4) pengelolaan sumber daya aparatur, keuangan, prasarana dan sarana pemerintahan daerah, dan (5) pengembangan dan pelaksanaan pola kerja sama antar daerah dan/ atau dengan pihak ketiga, (6) pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Susunan organisasi Sekretariat Daerah terdiri dari Sekretaris Daerah, Asisten, Bagian dan Sub Bagian.
b. Sekretariat DPRK
Sekretariat DPRK merupakan unsur pelayanan terhadap DRPK yang dipimpin oleh seorang Sekretaris yang secara teknis operasionalberada di bawah dan bertanggung jawab kepada Pimpinan DPRK dan secara administrasi bertanggungjawab kepada Bupati melaui Sekda. Susunan organisasi Sekretariat DPRK terdiri dari Sekretaris, Bagian dan Sub Bagian. c. Dinas Daerah
Dinas Daerah merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dinas Daerah ini melaksanakan tugas dan fungsi operasional untuk bidang-bidang tertentu seperti : Dinas Syariat Islam; Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga; Dinas Pengelolan Keuangan dan Kekayaan Daerah; Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil; Dinas Kesehatan; Dinas Bina Marga ; Dinas Cipta Karya ; Dinas Pengairan dan Energi Sumber Daya Mineral; Dinas Perindustrian dan Perdagangan; Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah; Dinas Pertanian,
Halaman 21 Tanaman Pangan dan Peternakan; Dinas Kehutanan dan Perkebunan; Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk;Dinas Perhubungan, Pariwisata dan Kebudayaan; Dinas Kelautan dan Perikanan; Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan.
d. Lembaga Teknis Daerah
Lembaga Teknis Daerah merupakan badan/kantor yang dikepalai oleh seorang Kepala Badan/Kepala Kantor sebagai unsur penunjang yang membantu dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk bidang-bidang tertentu. Kepala Badan/Kepala Kantor berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Beberapa lembaga teknis yang terdapat dalam pemerintah Kabupaten mencakup: Bappeda; Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Sejahtera; Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan; Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan; Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat; Badan Penanggulangan Bencana Daerah; Inspektorat Kabupaten; Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah; RSU Cut Meutia; Kantor Lingkungan Hidup; Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah; Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu.
e. Sekretariat Lembaga Keistimewaan dan Sekretariat Korpri
Sekretariat Lembaga Keistimewaan merupakan perangkat daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Sekretariat yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Beberapa Lembaga Keistimewaan yang terdapat dalam pemerintah Kabupaten mencakup : Sekretariat Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU); Sekretariat Majelis Adat Aceh (MAA); Sekretariat Majelis Pendidikan Daerah (MPD) dan Sekretariat Baitul Mal Kabupaten (BMK).
Sekretariat Korpri merupakan perangkat daerah yang dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Halaman 22 f. Pemerintah Kecamatan
Pemerintah Kecamatan merupakan perangkat daerah yang dipimpin oleh seorang camat yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Kabupaten Aceh Utara terdiri dari 27 (dua puluh tujuh) Kecamatan dan Organisasi Kecamatan terdiri dari camat, sekretariat kecamatan, dan 4 (empat) seksi serta 2 (dua) sub bagian.
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara dan seluruh perangkat di bawahnya berusaha melaksanakan tugas dan kegiatan pemerintahan daerah maupun tugas-tugas perbantuan dan tugas dekonsentrasi.
V. PERMASALAHAN UTAMA
Dalam pelaksanaan berbagai kegiatan dan program tahun 2016, terdapat beberapa permasalahan serta tindak lanjut sebagaimana terlampir pada tabel di bawah ini :
Tabel 1.11
Permasalahan dan Tindak Lanjut
No. Permasalahan Tindak Lanjut Ket
1. Tingkat kemiskinan masih tinggi Peningkatan tingkat kesempatan kerja 2. Masih rendahnya ketahanan
pangan dan nilai nambah produk pertanian
Menyediakan cadangan pangan daerah
3. Pertumbuhan ekonomi masih rendah
Perlu penambahan tenaga pembina terhadap industri kecil dan menengah secara bertahap 4. Rendahnya pemanfaatan potensi
sumber daya alam yang berdaya guna, berhasil guna dan
berkelanjutan
Peningkatan kualitas sumber daya lingkungan hidup
5. Masih tingginya tingkat pengangguran terbuka
Pencapaian standar pelayanan minimal pendidikan
6. Koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) belum berkembang dengan baik
Peningkatan pengawasan terhadap pengelolaan koperasi dan UKM
7. Keterlibatan peran swasta dalam pembangunan masih rendah
Peningkatan kompetensi tenaga kesehatan
Halaman 23 8. Masih rendahnya mutu pelayanan
kesehatan masyarakat
Peningkatan pelayanan kesehatan
9. Permasalahan dan tantangan dibidang kesehatan masyarakat dan keluarga sejahtera
Peningkatan pelayanan kesehatan
10. Banyaknya infrastruktur irigasi, jalan dan jembatan dalam kondisi belum mantap
Peningkatan, rehabilitasi serta optimalisasi fungsi jaringan irigasi dan pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi jalan dan jembatan
11. Masih lemahnya organisasi, tatalaksana dan SDM aparatur
Peningkatan kapasitas dan kapabilitas aparatur
12. Belum optimalnya pelaksanaan pendidikan politik, sosial budaya dan adat
Pengelolaan keragaman dan pelestarian budaya
13. Masih lemahnya pelaksanan penegakan supremasi hukum
Penerapan syariat islam 14. Belum optimalnya pemberdayaan
kepemudaan, pramuka dan keolahragaan
Peningkatan peran pemuda dalam gampong
15. Pembangunan sumber daya manusia, perempuan dan anak masih rendah
Penurunan AKI dan AKB
melalui pemenuhan cakupan K4 16. Belum berkembangnya potensi
perhubungan dan pariwisata
Peningkatan pemanfaatan dan penataan serta fungsionalisasi objek wisata sejarah, adat dan alam
Halaman 24 VI. SISTEMATIKA PENYUSUNAN
Sistematika Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 terdiri dari 4(empat) Bab yaitu sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
Menjelaskan secara ringkas latar belakang, maksud dan tujuan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Gambaran Singkat tentang Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi dan Personil Perangkat Daerah serta Sistematika Penyusunan.
BAB II. PERENCANAAN KINERJA
Menjelaskan ringkasan/ikhtisar Perjanjian Kinerja tahun 2016 yang mendasarkan pada dokumen perencanaan.
BAB III. KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
Menjelaskan capaian kinerja berdasarkan hasil pengukuran kinerja tahun 2016. Diuraikan pula analisis capaian kinerja yang meliputi : pembandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2016; pembandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2016 dengan tahun 2015 dan tahun 2014; pembandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2016 dengan target 2017 berdasarkan dokumen RPJMD tahun 2012 sampai tahun 2017; untuk beberapa indikator realisasi kinerja tahun 2016 dibandingkan dengan Standar Nasional; Analisis keberhasilan/kegagalan, hambatan/kendala dan permasalahan yang dihadapi serta langkah-langkah antisipatif yang diambil serta penyajian realisasi anggaran.
BAB IV. PENUTUP
Memuat kesimpulan umum atas capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 dan upaya/ langkah di masa mendatang yang akan dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten dalam rangka peningkatan kinerjanya.