• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARTIKEL JURNAL. Oleh : ENDAH SUSILOWATI NIM. K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ARTIKEL JURNAL. Oleh : ENDAH SUSILOWATI NIM. K"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT

SISWA SEBAGAI UPAYA MEMBENTUK SIKAP DEMOKRATIS (STUDI PADA SMP NEGERI 2 MOJOLABAN)

ARTIKEL JURNAL

Oleh :

ENDAH SUSILOWATI NIM. K6411026

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)
(3)

commit to user

PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT

SISWA SEBAGAI UPAYA MEMBENTUK SIKAP DEMOKRATIS

(STUDI PADA SMP NEGERI 2 MOJOLABAN)1

Oleh :

Endah Susilowati2

Abstract

Considering the result of research, the following conclusions could be

drawn. (1) The 7th graders’ democratic attitude could be seen from: the students

had not expressed their opinion bravely to others, were still passive and had not been able to express themselves during expressing opinion. However, they were willing to cooperate and to appreciate others’ different opinion in group discussion. (2) The roles of Civic Education teachers in developing the ability of

expressing opinion in creating democratic attitude in the 7th graders included

those of facilitator in which teacher served as the one to whom the students ask question, of class manager in which teacher should manage the class well, of motivator in which teacher should always motivate the students to express opinion bravely, and of evaluator in which teacher evaluate (assess) the students during group discussion. (3) The problem the Civic Education teachers encountered in developing the students’ ability of expressing opinion was the teachers’ less optimum roles as class manager, motivator, and evaluator. Meanwhile, the solutions they took to cope with that problem were to optimize their role as class manager by reprimanding the crowded students and reminding the students to pay attention to the course, motivating the students to express opinion bravely by telling the students to go in front of the class to express their opinion, and as evaluator by assigning homework to the passive students in Civic Education learning.

Keywords: Civic Education, Attitude, Democratic PENDAHULUAN

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata pelajaran wajib dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan bagi pendidikan dasar dan menengah. Hal tersebut tercantum dalam Pasal 37 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang

      

1

 Artikel Penelitian 

2

(4)

commit to user

menyebutkan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan kewarganegaraan sebagai mata pelajaran tidak sekedar memiliki misi mengembangkan semangat kebangsaan dan cinta tanah air (penjelasan pasal 37), tetapi juga suatu program pendidikan yang berperan dalam mencapai salah satu tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Pasal 3).

Untuk dapat mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka diperlukan salah satu komponen yang sangat penting dalam bidang pendidikan. Adapun komponen yang dianggap sangat mempengaruhi proses pembelajaran adalah komponen guru. Guru merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa sebagai subjek dan objek belajar. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Dari pengertian tersebut, guru sebagai pendidik mempunyai peran yang penting dalam proses pembelajaran. Idealnya seorang guru harus mampu memainkan semua perannya agar proses pembelajaran berlangsung sebagaimana yang telah direncanakan dengan tujuan dan setelah proses pembelajaran dilakukan terjadi peningkatan pemahaman siswa, perubahan sikap, dan pembentukan karakter.

Menurut E.Mulyasa (2008: 53-54) mengungkapkan bahwa “Guru tidak hanya menyampaikan pengetahuan kepada siswa, tetapi tugas guru memberikan kemudahan belajar kepada siswa agar siswa aktif belajar dalam suasana yang penuh semangat dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka”. Oleh karena itu, pembelajaran harus berpusat pada siswa sehingga siswa dapat aktif dan dapat mengemukakan pendapatnya masing-masing pada saat proses pembelajaran PKn yang pada akhirnya akan dapat membentuk sikap demokratis pada diri siswa.

Adapun negara Indonesia merupakan negara demokrasi, dimana salah satu cirinya yaitu adanya partisipasi warga negara untuk dapat mengemukakan

(5)

commit to user

pendapatnya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam

pembelajaran, kemampuan untuk mengemukakan pendapat sangat penting untuk

ditanamkan pada siswa karena dapat melatih siswa menjadi berani untuk mengambil resiko, berani tanggung jawab, memiliki kepercayaan diri, dan mampu memecahkan masalah.

Kenyataannya, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti di

kelas VII SMP Negeri 2 Mojolaban diperoleh fakta yaitu : Pertama, ketika guru

melontarkan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa, hanya ada sebagian siswa saja

yang menjawab, selebihnya hanya diam. Kedua, ketika peneliti mewawancarai

beberapa siswa, mereka mengatakan bahwa mereka malu untuk mengutarakan pendapatnya karena tidak percaya diri, mereka takut dimarahi guru dan takut ditertawai siswa lainnya ketika pendapatnya tidak nyambung ataupun salah.

Ketiga, mereka jarang sekali dilatih untuk mengemukakan pendapatnya karena

guru hanya melibatkan beberapa siswa saja tanpa melibatkan semua siswa.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai peran guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam mengembangkan kemampuan mengemukakan pendapat dengan tujuan untuk mengetahui peran guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam pembentukan sikap demokratis siswa. Berdasarkan penjabaran masalah di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Peran Guru Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Mengembangkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa Sebagai Upaya Membentuk Sikap Demokratis (Studi Pada SMP Negeri 2 Mojolaban)”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap demokratis siswa dalam mengemukakan pendapat di SMP Negeri 2 Mojolaban, mengetahui peran guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam mengembangkan kemampuan mengemukakan pendapat untuk membentuk sikap demokratis pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Mojolaban serta mengetahui permasalahan dan solusi guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam mengembangkan kemampuan mengemukakan pendapat sebagai upaya membentuk sikap demokratis siswa di SMP Negeri 2 Mojolaban.

(6)

commit to user

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sebagaimana Lexy Moleong (2012: 6) menjelaskan penelitian kualitatif sebagai berikut:

Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Tempat yang digunakan untuk penelitian ini yaitu di SMP Negeri 2 Mojolaban. Adapun alasan pemilihan lokasi tersebut adalah: 1) SMP Negeri 2 Mojolaban merupakan salah satu sekolah tingkat SMP yang masih menerapkan Kurikulum 2006 (KTSP); 2) Ada masalah yang menarik untuk diteliti terkait sikap siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Mojolaban yang cenderung belum demokratis dalam mengemukakan pendapat sehingga diperlukan peran guru Pendidikan Kewarganegaraan pada proses belajar-mengajar agar dapat terbentuk sikap demokratis siswa dalam pembelajaran; 3) Tersedianya data yang menunjang penelitian.

Pengertian sampel menurut Sugiyono (2010: 118) adalah “Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Suharsimi Arikunto (2010: 174) juga menyatakan bahwa “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Berdasarkan pendapat tersebut, maka peneliti

mengambil sampel dengan purposive sampling, dengan memilih guru Pendidikan

Kewarganegaraan yang mengajar di kelas VII SMP Negeri 2 Mojolaban. Teknik ini digunakan untuk memperoleh kedalaman data yang berkaitan dengan tujuan atau masalah yang diteliti.

Djam’an Satori dan Aan Komariah (2011: 145) mengatakan, “Teknik pengumpulan data merupakan salah satu langkah utama dalam penelitian, karena tujuan utama adalah untuk mendapatkan data”. Data sangat diperlukan dalam penelitian guna membuktikan kebenaran suatu peristiwa. Sehingga untuk mendapatkan data yang akurat, jelas, dan terperinci serta dapat dipertanggungjawabkan maka harus menggunakan teknik pengumpulan data. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

(7)

commit to user

sebagai berikut : 1) Wawancara dengan Bapak Sriyanto, S.Pd selaku guru PKn kelas VII, Haryanto W, S.Pd, M.Pd. selaku waka kurikulum dan beberapa siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Mojolaban; 2) Observasi dengan mengamati peran guru Pendidikan Kewarganegaraan selama pelaksanaan proses pembelajaran dalam mengembangkan kemampuan mengemukakan pendapat untuk membentuk sikap demokratis siswa; 3) Analisis dokumen dengan menganalisis profil, visi dan misi SMP Negeri 2 Mojolaban, RPP pada kompetensi dasar menjelaskan hakekat kemerdekaan mengemukakan pendapat yang digunakan guru Pendidikan Kewarganegaraan ketika mengajar.

HASIL PEMBAHASAN A.Deskripsi Data Umum

1. Lokasi Penelitian SMP Negeri 2 Mojolaban

SMP Negeri 2 Mojolaban berada di Jalan Veteran No. 69 Mojolaban, Sukoharjo. SMP Negeri 2 Mojolaban berdiri di atas tanah milik

pemerintah dengan status hak pakai dengan luas lahan 12..588 m2. Pada

tahun ajaran 2014/2015 jumlah seluruh siswa mencapai 959 orang dengan jumlah kelas sebanyak 30 buah. Kondisi guru di SMP Negeri 2 Mojolaban bisa dikatakan baik karena jumlah gurunya yang mencapai 62 orang. Untuk guru PKn sendiri ada 3 (tiga), yaitu: Sriyanto, S.Pd., Puryanto, S.Pd. dan Dra. Retnowati. Bapak Sriyanto, S.Pd. adalah guru mata pelajaran PKn yang mengampu kelas VII G, H, I, dan J.

B.Deskripsi Temuan Penelitian

1. Sikap Demokratis Siswa Dalam Mengemukakan Pendapat di SMP

Negeri 2 Mojolaban

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan bahwa sikap demokratis siswa pada saat proses pembelajaran PKn di kelas dapat diketahui dari : siswa belum berani menyampaikan pendapatnya kepada orang lain, masih pasif pada saat pelajaran, dan belum dapat mengekspresikan diri ketika berpendapat. Dalam proses pembelajaran di

(8)

commit to user

kelas juga belum tercipta komunikasi yang interaktif antara guru dan siswa. Namun ketika diadakan diskusi kelompok sudah terlihat sikap siswa untuk mau bekerjasama dan menghargai pendapat teman satu kelompoknya yang berbeda.

2. Peran Guru PKn Dalam Mengembangkan Kemampuan

Mengemukakan Pendapat Untuk Membentuk Sikap Demokratis Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Mojolaban

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan analisis dokumen dapat diketahui dalam mengembangkan kemampuan mengemukakan pendapat, guru PKn berperan sebagai fasilitator dengan menjadi tempat bertanya bagi siswa yang kesulitan dalam menerima materi, dan memfasilitasi siswa dengan buku paket PKn dan LKS yang membantu siswa ketika kegiatan diskusi kelompok. Dengan demikian, guru PKn telah berperan sebagai fasilitator karena guru PKn bukan satu-satunya sumber belajar siswa.

Selanjutnya peran kedua yang peneliti temukan dilapangan yaitu peran pengelola kelas. Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan analisis dokumen dapat diketahui bahwa guru PKn dalam mengelola kelas ditunjukkan dengan cara membagi siswa menjadi beberapa kelompok diskusi agar dapat aktif mengemukakan pendapatnya masing-masing. Namun, ketika diskusi berlangsung masih banyak siswa yang ramai dan tidak ikut bekerjasama dengan teman satu kelompoknya. Jadi, guru PKn belum optimal dalam menjalankan perannya sebagai pengelola kelas.

Selanjutnya terkait peran guru sebagai motivator. Berdasarkan uraian di atas, dari hasil wawancara, observasi dan analisis dokumen dapat ditarik kesimpulan bahwa guru PKn belum secara optimal dapat berperan sebagai motivator dalam mengembangkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa. Hal ini terlihat ketika proses pembelajaran berlangsung, guru memotivasi siswa dengan menyuruh siswa maju kedepan untuk menjawab pertanyaan tanpa diberi pujian jika jawabannya benar, guru tidak menjelaskan tujuan pembelajaran, kompetensi yang akan dicapai dan materi yang akan dibahas.

(9)

commit to user

Terakhir terkait peran guru sebagai evaluator, guru belum secara optimal berperan sebagai evaluator dalam mengembangkan kemampuaan mengemukakan pendapat pada saat pembelajaran PKn. Hal ini terlihat dari guru jarang menilai siswa yang aktif bertanya maupun mengemukakan pendapatnya pada saat pelajaran di kelas. Sedangkan untuk penilaian yang dicantumkan dalam RPP. Penilaian yang digunakan guru hanya berupa tes tertulis ditambah dengan pedoman penskoran. Sedangkan untuk lembar pengamatan aktivitas diskusi kelompok, penilaian sikap dan penilaian perilaku tidak dicantumkan oleh guru dalam RPP.

Jadi, dapat disimpulkan dari temuan penelitian di lapangan, peran guru PKn dalam mengembangkan kemampuan mengemukakan pendapat

siswa untuk membentuk sikap demokratis yaitu peran fasilitator, peran

pengelola kelas, peran motivator dan peran evaluator.

3. Permasalahan dan Solusi Guru PKn Dalam Mengembangkan

Kemampuan Mengemukakan Pendapat Sebagai Upaya Membentuk Sikap Demokratis Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Mojolaban

a. Permasalahan atau Kendala Yang Dihadapi Guru PKn Dalam

Mengembangkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, dapat disimpulkan bahwa guru PKn belum dapat mengelola kelas dengan optimal karena pada saat guru menerangkan masih ada siswa yang tidak memperhatikan, saat diskusi kelompok masih ada yang ramai sendiri dan tidak mau bekerjasama dengan teman sekelompoknya, guru PKn juga belum dapat menjalankan perannya sebagai motivator secara optimal. Hal ini terlihat pada saat proses pembelajaran masih banyak siswa yang pasif untuk mengemukakan pendapatnya dikarenakan guru jarang memotivasi siswa pada saat proses pembelajaran PKn berlangsung, serta dalam menjalankan perannya sebagai evaluator karena guru masih agak kesulitan untuk memberi nilai siswa yang pasif dan kurang rajin pada proses pembelajaran PKn.

(10)

commit to user

b. Solusi Guru PKn Dalam Mengembangkan Kemampuan

Mengemukakan Pendapat Untuk Membentuk Sikap Demokratis Siswa

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa solusi guru PKn untuk dapat memaksimalkan perannya sebagai pengelola kelas yaitu dengan selalu menegur siswa yang ramai sendiri pada saat pelajaran, mengingatkan untuk selalu memperhatikan dan selalu aktif saat pelajaran. Perannya sebagai motivator yaitu dengan menyuruh siswa untuk maju kedepan kelas menjawab pertanyaan atau mungkin mengungkapkan pendapatnya agar siswa dapat termotivasi untuk berani berpendapat dan peran guru sebagai evaluator dengan memberi tugas rumah kepada siswa-siswa yang masih pasif dalam pembelajaran PKn.

C.Pembahasan

1. Sikap Demokratis Siswa Dalam Mengemukakan Pendapat di SMP

Negeri 2 Mojolaban

Sikap demokratis siswa pada saat proses pembelajaran PKn di kelas dapat diketahui dari : siswa belum berani menyampaikan pendapatnya kepada orang lain, masih pasif pada saat pelajaran, dan belum dapat mengekspresikan diri ketika berpendapat. Dalam proses pembelajaran di kelas juga belum tercipta komunikasi yang interaktif antara guru dan siswa. Namun ketika diadakan diskusi kelompok sudah terlihat sikap siswa untuk mau bekerjasama dan menghargai pendapat teman satu kelompoknya yang berbeda.

Hal ini kurang sejalan dengan pendapat Sri Narwanti (2011: 67) yang menyebutkan bahwa, “Indikator pencapaian pembelajaran dari demokratis yaitu : a. Pembelajaran yang dialogis dan interaktif, b. Keterlibatan semua peserta didik secara aktif selama pembelajaran, c. Menghargai setiap pendapat peserta didik”. Berdasarkan pendapat Sri Narwanti tersebut, hanya terdapat satu indikator yang sesuai dengan hasil penelitian tentang sikap demokratis siswa dalam mengemukakan pendapat

(11)

commit to user

di SMP Negeri 2 Mojolaban yaitu menghargai setiap pendapat peserta didik (point c).

2. Peran Guru PKn Dalam Mengembangkan Kemampuan

Mengemukakan Pendapat Untuk Membentuk Sikap Demokratis Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Mojolaban

a. Peran Fasilitator

Peran guru sebagai fasilitator dalam mengembangkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Mojolaban ditunjukkan oleh guru dengan cara menjadi tempat bertanya siswa ketika siswa mengalami kesulitan dalam menerima materi atau ingin bertanya tentang tugas yang diberikan, memberi fasilitas buku paket PKn dan LKS sebagai sumber belajar lain selain guru, dan memberi tugas kepada siswa untuk memanfaatkan internet.

Melalui perannya sebagai fasilitator, guru PKn telah membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan mengemukakan pendapat sehingga nantinya akan membantu proses pembentukan sikap demokratis siswa. Guru sebagai tempat bertanya siswa ketika siswa mengalami kesulitan dalam menerima materi pelajaran dengan cara melatih dan memotivasi siswa untuk berani berpendapat, menghargai dan memberikan kesempatan kepada teman yang mengajukan pertanyaan kepada guru.

Hal ini sejalan dengan pendapat E. Mulyasa (2008: 53-54), bahwa “Tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus menjadi fasilitator yang bertugas yang bertugas memberikan kemudahan belajar (facilitate of learning) kepada seluruh peserta didik, agar mereka dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka”.

b. Peran Pengelola Kelas

Peran guru PKn sebagai pengelola kelas dalam mengembangkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa dilakukan dengan cara

(12)

commit to user

menciptakan kegiatan pembelajaran agar dapat berjalan dengan baik dan lancar agar siswa dapat aktif dalam pembelajaran, meskipun dalam observasi ketika mengadakan diskusi kelompok guru PKn hanya diam duduk di depan kelas dan tidak menegur ketika ada siswa yang ramai sendiri ataupun tidak ikut bekerjasama dengan teman satu kelompoknya. Hal tersebut menandakan jika peran guru sebagai pengelola kelas untuk mengembangkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa kurang optimal.

Peran guru PKn sebagai pengelola kelas tidak sejalan dengan definisi guru sebagai pengelola menurut Wina Sanjaya (2006: 24), yaitu

“Sebagai pengelola pembelajaran (learning manajer), guru berperan

dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar seluruh siswa”.

c. Peran Motivator

Peran guru PKn sebagai motivator dalam mengembangkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa belum optimal. Hal ini terlihat dari ketika proses pembelajaran berlangsung, guru memotivasi siswa dengan menyuruh siswa maju kedepan untuk menjawab pertanyaan tanpa diberi pujian jika jawabannya benar, guru tidak menjelaskan tujuan pembelajaran, kompetensi yang akan dicapai dan materi yang akan dibahas.

Ternyata kenyataan di lapangan kurang sejalan dengan pendapat E.Mulyasa (2008, 62-63) bahwa sebagai motivator, guru harus mampu membangkitkan motivasi belajar, dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :

1) Peserta didik akan belajar lebih giat apabila topik yang

dipelajarinya menarik, dan berguna bagi dirinya.

2) Tujuan pembelajaran harus disusun dengan jelas dan

diinformasikan kepada peserta didik sehingga mereka mengetahui tujuan belajar.

(13)

commit to user

3) Peserta didik harus selalu diberitahu tentang kompetensi, dan

hasil belajarnya.

4) Pemberian pujian dan hadiah lebih baik daripada hukuman,

namun sewaktu-waktu hukuman juga diperlukan.

5) Manfaatkan sikap, cita-cita, rasa ingin tahu, dan ambisi peserta

didik.

6) Usahakan untuk memperhatikan perbedaan individual peserta

didik.

7) Usahakan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik tersebut.

d. Peran Evaluator

Guru PKn dalam melakukan perannya sebagai evaluator dalam mengembangkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa dalam proses pembelajaran PKn di kelas belum secara optimal dilakukan. Karena guru PKn jarang menilai siswa yang aktif bertanya maupun mengemukakan pendapat pada saat proses pembelajaran PKn dan dalam melakukan penilaian tidak menggunakan lembar pengamatan aktivitas diskusi kelompok, penilaian sikap serta penilaian perilaku.

Peran evalutor guru PKn dalam mengembangkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa kurang sejalan dengan pendapat Usman (2005: 11), yang mengungkapkan bahwa “Guru sebagai evaluator, dalam proses belajar-mengajar guru hendaknya menjadi seorang evaluator yang baik. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai atau belum, dan apakah materi yang diajarkan sudah cukup tepat”.

3. Permasalahan dan Solusi Guru PKn Dalam Mengembangkan

Kemampuan Mengemukakan Pendapat Sebagai Upaya Membentuk Sikap Demokratis Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Mojolaban

a. Permasalahan atau Kendala Yang Dihadapi Guru PKn Dalam

Mengembangkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa

Permasalahan yang dihadapi guru PKn dalam mengembangkan kemampuan mengemukakan pendapat yaitu ada beberapa peran guru yang masih belum optimal saat proses pembelajaran PKn antara lain :

(14)

commit to user

2) Guru PKn belum dapat menjalankan perannya sebagai motivator

secara optimal.

3) Guru PKn belum secara optimal bertindak sebagai evaluator.

Hal ini sejalan dengan pendapat Suwarma (2007) dalam Winarno (2013: 55), yang mengungkapkan secara umum kelemahan guru PKn dalam proses pembelajaran, antara lain:

1) Guru PKn tidak bertindak sebagai fasilitator, tetapi lebih banyak

bertindak dan berpotensi sebagai satu-satunya sumber belajar,

2) Guru PKn cenderung bertindak sebagai pemberi bahan

pembelajaran dan belum bertindak sebagai pembelajar,

3) Guru PKn belum dapat melakukan pengelolaan kelas secara

optimal, tetapi lebih banyak bertindak sebagai penyaji informasi dari buku,

4) Guru PKn belum berkiprah secara langsung terencana

membentuk kemampuan berpikir dan sistem nilai peserta didik,

5) Guru PKn lebih banyak bertindak sebagai pengajar sehingga

belum banyak bertindak sebagai panutan,

6) Guru PKn belum secara optimal memberikan kemudahan bagi

para peserta didik dan bertindak sebagai motivator dalam belajar.

Berdasarkan pendapat Suwarma di atas, terdapat dua indikator yang sesuai dengan hasil penelitian yang menjadi permasalahan yang dihadapi guru PKn dalam mengembangkan kemampuan mengemukakan pendapat, yaitu : (1) Guru PKn belum dapat melakukan pengelolaan kelas secara optimal, tetapi lebih banyak bertindak sebagai penyaji informasi dari buku (point 3); (2) Guru PKn belum secara optimal memberikan kemudahan bagi para peserta didik dan bertindak sebagai motivator dalam belajar (point 6).

b. Solusi Guru PKn Dalam Mengembangkan Kemampuan

Mengemukakan Pendapat Untuk Membentuk Sikap Demokratis Siswa

Solusi untuk mengatasi permasalahan guru PKn yaitu beberapa peran guru yang masih belum optimal untuk mengembangkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa dalam membentuk sikap demokratis siswa antara lain :

(15)

commit to user

1) Sebagai pengelola kelas maka guru PKn harus selalu

mengingatkan pada siswa untuk selalu memperhatikan waktu guru menerangkan, selalu aktif pada saat pelajaran dan menegur siswa yang ramai sendiri pada saat pelajaran.

2) Guru juga harus dapat berperan sebagai motivator untuk

mengembangkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa yaitu dengan menyuruh siswa untuk maju kedepan kelas menjawab pertanyaan atau mengungkapkan pendapatnya agar siswa dapat termotivasi untuk berani berpendapat.

3) Terakhir peran sebagai evaluator, guru PKn menjalankan

perannya dengan memberi tugas tambahan rumah kepada siswa-siswa yang masih pasif dalam pembelajaran PKn di kelas. Hal ini sejalan dengan pendapat Wina Sanjaya (2006: 21-31), bahwa untuk mengoptimalkan pembelajaran di kelas, maka ada beberapa peran guru yang penting dalam proses pembelajaran, antara lain : (a) guru sebagai sumber belajar, (b) guru sebagai fasilitator, (c) guru sebagai pengelola, (d) guru sebagai demonstrator, (e) guru sebagai pembimbing, (f) guru sebagai motivator, (g) guru sebagai evaluator.

Berdasarkan pendapat Wina Sanjaya tersebut, ketiga peran guru yang dikemukakan pada solusi diatas sudah terpenuhi dalam mengoptimalkan pembelajaran di kelas untuk mengatasi permasalahan guru PKn dalam mengembangkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa untuk membentuk sikap demokratis siswa.

PENUTUP A.Kesimpulan

1. Sikap demokratis siswa kelas VII pada saat proses pembelajaran PKn di kelas

dapat diketahui dari : siswa belum berani menyampaikan pendapatnya kepada orang lain, pada saat pelajaran berlangsung mayoritas siswa masih pasif serta belum dapat mengekspresikan diri ketika berpendapat. Namun saat diadakan

(16)

commit to user

diskusi kelompok, sudah terlihat sikap siswa untuk mau bekerjasama dan menghargai pendapat teman yang berbeda.

2. Peran Guru PKn Dalam Mengembangkan Kemampuan Mengemukakan

Pendapat Untuk Membentuk Sikap Demokratis Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Mojolaban, meliputi:

a. Peran fasilitator, yaitu peran guru PKn dengan cara menjadi tempat

bertanya ketika siswa mengalami kesulitan dalam menerima materi atau tugas yang diberikan. Guru juga memberi fasilitas berupa buku paket PKn, LKS sebagai sumber belajar lain selain guru.

b. Peran pengelola kelas, dilakukan guru PKn dengan cara menciptakan

kegiatan pembelajaran agar dapat berjalan dengan baik dan lancar agar siswa dapat aktif dalam pembelajaran, membagi siswa menjadi beberapa kelompok diskusi. Meskipun ketika mengadakan diskusi kelompok guru PKn hanya diam duduk di depan kelas dan tidak menegur jika ada siswa yang ramai sendiri atau tidak ikut bekerjasama dengan teman satu kelompoknya. Hal tersebut menandakan jika peran guru sebagai pengelola kelas masih kurang optimal.

c. Peran motivator dalam mengembangkan kemampuan mengemukakan

pendapat siswa kelas VII belum optimal. Terlihat ketika proses pembelajaran berlangsung, guru memotivasi siswa dengan menyuruh siswa maju kedepan untuk menjawab pertanyaan tanpa diberi pujian jika jawabannya benar, guru tidak menjelaskan tujuan pembelajaran, kompetensi yang akan dicapai dan materi yang akan dibahas.

d. Peran evaluator, yaitu peran guru PKn dalam melakukan penilaian atau

evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Pada kenyataannya, guru PKn jarang menilai siswa yang aktif mengemukakan pendapat pada saat proses pembelajaran PKn dan dalam melakukan penilaian tidak menggunakan lembar pengamatan aktivitas diskusi kelompok, penilaian sikap serta penilaian perilaku. Hal ini menunjukkan bahwa guru PKn belum optimal dalam menjalankan perannya sebagai evaluator.

(17)

commit to user

3. Permasalahan dan Solusi Guru PKn Dalam Mengembangkan Kemampuan

Mengemukakan Pendapat Sebagai Upaya Membentuk Sikap Demokratis Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Mojolaban

a. Permasalahan atau Kendala Yang Dihadapi Guru PKn Dalam

Mengembangkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa

1) Guru PKn belum dapat mengelola kelas dengan optimal.

2) Guru PKn belum dapat menjalankan perannya sebagai motivator

secara optimal.

3) Guru PKn juga belum berperan sebagai evaluator dengan optimal.

b. Solusi Guru PKn Dalam Mengembangkan Kemampuan Mengemukakan

Pendapat Untuk Membentuk Sikap Demokratis Siswa

1) Sebagai pengelola kelas, guru PKn harus selalu mengingatkan pada

siswa untuk selalu memperhatikan, selalu aktif pada saat pelajaran dan menegur siswa yang ramai sendiri pada saat pelajaran PKn di kelas.

2) Peran guru sebagai motivator untuk mengembangkan kemampuan

mengemukakan pendapat siswa yaitu dengan menyuruh siswa untuk maju kedepan kelas menjawab pertanyaan atau mengungkapkan pendapatnya agar siswa dapat termotivasi untuk berani berpendapat.

3) Sebagai evaluator, guru PKn menjalankan perannya dengan memberi

tugas rumah seperti membuat kliping atau mencari berita di internet kepada siswa yang masih pasif dalam pembelajaran PKn di kelas.

B.Saran 1. Bagi Guru

a. Guru sebaiknya memakai metode pembelajaran yang bervariasi (tidak

selalu metode ceramah dan diskusi) ketika mengajar agar siswa tidak cepat bosan dan ramai sendiri ketika pembelajaran PKn berlangsung.

b. Guru sebaiknya selalu memotivasi dengan memberikan pujian jika ada

siswa yang mau bertanya atau berpendapat agar siswa dapat aktif dalam pembelajaran PKn. Guru juga harus menjelaskan mengenai tujuan pembelajaran, kompetensi dasar dan materi yang akan dibahas.

(18)

commit to user

c. Ketika diskusi kelompok sebaiknya guru membuat dan menggunakan

pengamatan aktivitas diskusi kelompok, penilaian sikap dan penilaian perilaku untuk menilai semua kegiatan dan sikap siswa dalam diskusi.

2. Bagi Siswa

a. Siswa sebaiknya menghormati guru ketika proses pembelajaran dengan

tidak ramai sendiri ketika diajak berdikusi kelompok.

b. Siswa sebaiknya meningkatkan kesadaran untuk bersikap demokratis,

baik dengan lebih aktif dalam mengemukakan pendapat dan selalu menghargai pendapat teman yang berbeda pada saat proses pembelajaran PKn berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA

E. Mulyasa. (2008). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Lexy J. Moleong. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenadamedia Group.

Satori dan Komariah. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

Alfabeta.

Narwanti, Sri. (2011). Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Familia.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik).

Jakarta: Rineka Cipta.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Usman, Moh Uzer. (2005). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Winarno. (2013). Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi

(19)

Referensi

Dokumen terkait

besarnya penerimaan pajak, juga karena biaya pemungutannya yang sangat murah, tetapi memberikan peningkatan penerimaan pajak yang signifikan (Bawazier, 2011). Tax

Berdasarkan arah vertikal batang untuk kedua jenis kayu karet, tren menunjukkan bahwa nilai tekan sejajar serat kayu memiliki variasi.Untuk kayu karet bekas sadapan

Yaitu minat dalam upaya mengembangkan diri yang muncul dari lingkungan sosial individu dalam meningkatkan pengetahuan, yang mungkin diilhami oleh hasrat untuk

Fisika Emilia Fandira Nasera Putri Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya 329.. Fisika Lilik Kurniawan Universitas Katolik Widya Mandala

Analisis Data Analisis data dilakukan dengan mengevaluasi dan menilai penggunaan terapi antibiotik profilaksis pada pasien yang dikaji berdasarkan kriteria rasionalitas yaitu

PC All-in-One dapat digunakan sebagai layar LCD dekstop standar dan dengan mengaktifkan Berbagi Perangkat, Anda dapat berbagi layar, keyboard, mouse, webcam*, dan tampilan layar

Ketika tiba waktu nya barang dagangan siap untuk stuffing, eksportir akan menyiapkan armada haulage/angkut lanjut (pada umumnya trucking) untuk membawa barang

Judul penelitian ini adalah Perbandingan Penggambaran Karakter Tokoh Perempuan Pada Novel Sitti Nurbaya Karya Marah Rusli dan Assalamualaikum Beijing Karya Asma Nadia