SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN
MODUL
Mata Pelajaran : PPKNKelas / Semester : XI (Sebelas) / Genap
KB. 01
Tahun Pelajaran 2020/2021
A. Kompetensi Dasar
3.1. Menganalisis sistem hukum dan peradilan Internasional
4.1.Menyaji hasil analisis tentang sistem perlindungan tenaga kerja di Indonesia
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan dapat :
1. Menghayati nilai – nilai sistem hukum dan peradilan Internasional sebagai rasa bersyukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Memahami sistem hukum dan peradilan Internasional
3. Menjelaskan penyebab timbulnya sengketa Internasional.
4. Menyaji hasil analisi tentang sistem hukum dan peradilan Internasional.
C. Uraian Materi Pembelajaran A. Sistem Hukum Internasional
1. Pengertian Hukum Internasional
Hukum Internasional mengatur hubungan antara Negara dengan subjek hukum yang lainnya, seperti organisasi – organisasi Internasional, kelompok – kelompok suprasional, dan gerakan – gerakan Internasional. Bahkan dalam perkembangannya hukum Internasional juga diberlakukan terhadapa individu – individu dalam hubungannya dengan Negara dan organisasi Internasional. Jadi dapat dikatakan bahwa hukum Internasional adalah himpunan dari peraturan dan ketentuan – ketentuan yang mengikat serta mengatur hubungan antara Negara – Negara dan subjek hukum lainnya dalam kehidupan masyarakat Internasional.
2. Latar Belakang Munculnya Hukum Internasional
Hukum Internasional dalam arti sekarang baru muncul ketika lahir Negara – Negara dengan sistem modern di Eropa pada abad ke 16 dan 17. Pada masa ini perkembangan hukum Internasional banyak dipengaruhi oleh karya – karya tokoh hukum Internasional.
Berdasarlam karya – karya tersebut, hukum Internasional dapat dibagai menjadi 2 aliran yaitu naturalis dan positivis
a. Aliran Naturalis
Berpendapat bahwa prinsip hukm dalam semua sistem hukum bukan berasal dari buatan manusia, tetapi berasal dari prinsip – prinsip yang berlaku secara universal, sepanjang masa dan yang dapat ditemui dengan akal sehat. Hukum harus dicari dan bukan dibuat dari lingkungan alam yang ada di sekitar manusia.
b. Aliran Positivis
Berpendapat bahwa hukum yang mengatur hubungan antarnegara adalah prinsip – prinsip yang dibuat oleh Negara – Negara atas kemauan mereka sendiri. Dasar hukun Internasional adalah kesepakatan bersama antara Negara – Negara yang diwujudkan dalam perjanjian dan kebiasaan Internasional. Tokohnya antara lain Cornelius van Bynkershoek, Richard Zouche, dan Emerich de Vetek (Mauna, 2001).
Pada abad ke – 20 dan setelah Perang Dunia II, hukum Internasional berkembang lebih pesat. Perkembangan hukum Internasional tersebut sebagai akibat dari adanya faktor – faktor berikut ini :
a) Lahirnya beberapa Negara baru akibat dari dekolonisasi
b) Meningkatnya hubungan antar Negara.
c) Kemajuan teknologi dan pengetahuan, khususnya di bidang komunikasi dan
transportasi
d) Banyaknya perjanjian Internasional, baik yang bersifat bilateral, regional maupun global
e) Munculnya organisasi – organisasi Internasional.
f) Munculnya berbagai kemudahan dalam berinterkasi dengan Negara lain.
3. Sifat Hukum Internasional.
Hukum Internasional memiliki sifat tertentu adalah sebagai berikut :
a. Berkenan dengan Negara atau Negara – Negara seperti terjadinya suatu Negara,
musnahnya suatu Negara, serta hak dan kewajiban Negara.
b. Berkaitan dengan prinsip – prinsip dan peraturan – peraturan hukum yang berkenaan
dengan persoalan – persoalan mengenai hubungan antara Negara dengan Negara, seperti perjanjian tentang garis batas wilayah, penyelengaraan hubungan diplomatik, atau konsuler.
c. Berkaitan dengan prinsip – prinsip dan peraturan – peraturan hukun yang berkenaan
internasional misalnya charter (piagam), covenant (kovenan), statue (statute/undang – undang), serta hak dan kewajiban suatu organisasi Internasional.
d. Berkaitan dengan prinsip – prinsip daru peraturan – peraturan hukun yang mengatur
persoalan – persoalan mengenai hubungan antarorganisasi Internasional, misalnya hubungan antara MEE dengan ASEAN.
e. Berkaitan dengan prinsip – prinsip dan peraturan – peraturan hukum yang berkenaan
dengan persoalan – persoalan mengai hubungan antara Negara dengan organisasi Internasional, serta hubungan antar individu dengan Negara.
f. Berkaitan dengan prinsip – prinsip dari peraturan – peraturan hukum yang berkenaan
dengan individu dan subjek masalah nasional.
g. Tidak memiliki kekuaan untuk memaksa seperti miter dalam penegakan hukum.
h. Muncul sebagai bentuk kesadaran dari Negara – Negara akan perlunya saling bekerja
sama dan saling menghargai masing – masing pihak.
i. Ketentuan dan aturan – aturan dalam hukum Internasional muncul berkat adanya
persetujuan bersama Negara – Negara
4. Subjek Hukum Internasional
Subjek hukum diartikan sebagai pemegang hak dan kewajiban menurut hukum yang mampu mengadakan hubungan – hubungan hukum yang melahirkan hak – hak dan kewajiban tersebut. Subjek hukum Internasional adalah pemegang atau pendukung hak dan kewajiban menurut Hukum Internasional. Mereka yang tergolong sebagai pemegang hak dan kewajiban dalam hukum Intenasional adalah Negara, organisasi Internasional, individu, tahta suci atau Vatikan serta belligerent (pemberontak) (Parthiana, 1990).
5. Sumber Hukum Internasional
Ada tiga sumber Hukum Internasional yang kita ketahui, yaitu sumber hukum dalam arti materil, sumber hukum dalam arti causa, dan sumber hukum dalam arti formal (Parthiana,1990).
a. Sumber hukum dalam arti materiil diberi makna sebagai materi – materi atau hal – hal
atau bahan – bahan yang membentuk dan melahirkan kaidah / norma hukum tersebut sehingga mempunyai kekuatan mengikat.
b. Sumber hukum dalam arti causa, diberi maksna sebagai faktor – faktor penyebab
terbentuk atau terjadinya suatu hukum lebih menekankan pada proses yang mengubah materi / bahan menjadi hukum.
c. Sumber hukum dalam arti formal menekankan pada bentuk konkret dari terwujudnya
6. Jenis dan Klasifikasi Hukum Internasional
Jenis dan klasifikasi hukum Internasional adalah sebagai berikut :
a. Hukum Internasional berdasarkan isinya didasarkan pada rekomendasi Konvensi Wina
tahun 1969 yang merekomendasikan klasifikasi hukum Internasional dibagai menjadi 2 hukum, yaitu sebagai berikut :
1) Hukum Perdata Internasional (Privat Internasional Law) adalah hukum yang mengatur hubungan antar warga Negara suatu Negara dengan warga Negara lain dalam hubungan Internasional.
2) Hukum publik Internasional (Public Internasional Law) adalah hukum yang mengatur hubungan antara Negara yang satu dengan Negara lain dalam hubungan Internasional.
b. Hukum Internasional berdasarkan bentuknya dibagi menjadi 2 yaitu :
1) Hukum tertulis merupakan hasil Konferensi Wina yang menetapkan bahwa hukum yang resmi berlaku dalam sebuah kesepakatan antar Negara adalah perjanjian Internasioanal tertulis (Hukum Tertulis)
2) Hukum tidak tertulis atau hukum kebiasaan Internasional Konferensi Wina tahun 1969 menegaskan bahwa hukum ini ruang lingkupnya terbatas, hanya berlaku perjanjian antar Negara.
7. Asas – asas Hukum Internasional
Menurut Revolusi Majelis Umum PBB No. 2625 tahun 1970, ada tujuh asas hukum Internasional, yaitu sebagai berikut :
a. Setiap Negara tidak melakukan ancaman agresi terhadap keutuhan wilayah dan
kemerdekaan Negara lain.
b. Setiap Negara harus menyelesaikan masalah Internasional dengan cara damai.
c. Tidak melakukan intervensi terhadap urusan dalam negeri dan Negara lain. Asas ini
menekankan setiap Negara memiliki hak untuk memilih sendiri keputusan politiknya, ekonomi, sosial, dan sistem budaya tanpa intervensi pihak lain
d. Tiap Negara wajib menjalin kerja sama dengan Negara lain berdar pada Piagam PBB.
Kerja sama itu dimaksudkan untuk menciptakan perdamaian dan keamanan Internasional di bidang Hak Asasi Manusia, politik, ekonomi, sosial budaya, teknik dan perdagangan.
e. Asas persamaan hak dan penentuan masih sendiri, kemerdekaan dan perwujudan
kedaulatan suatu Negara ditentukan oleh rakyat.
f. Asas persamaan kedaulatan berasal dari Negara setiap Negara memiliki persamaan
kedaulatan secara umum sebagai berikut :
1) Memiliki persamaan yudisial (Perlakuan Hukum) 2) Memiliki hak penuh terhadap kedaulatan .
3) Setiap Negara menghormati kepribadian Negara lain.
4) Teritorial dan kemerdekaan politik suatu Negara tidak dapat diganggu gugat.
5) Setiap Negara bebas untuk membangun sistem politik, sosial, ekonomi dan sejarah bangsanya.
6) Setiap Negara wajib untuk hidup damai dengan Negara lain.
g. Setiap Negara harus dapat dipercaya dalam memenuhi kewajibannya . Pemenuhan
kewajiban itu harus sesuai dengan ketentuan hukum Internasional.
8. Perkembangan Hukum Internasional
a. Hukum Internasional pada Zaman Kuno
b. Hukum Internasional pada Abad Pertengahan
c. Hukum Internasional pada Abad ke – 16 dan 17
d. Hukum Internasional pada Abad ke – 19
e. Hukum Internasional pada Abad ke – 20
9. Ratifikasi Hukum Internasional Menjadi Hukum Nasional.
Hukum Internasional, walaupun usianya sudah cukup lama, sekitar 4 abad dan sudah merupakan sistem hukum tersendiri, keberadaannya masih kalah kuat dibandingkan dengan hukumNasional. Oleh karena itu kadang ditemukan adanya keraguan dari beberapa kalangan tentang keberadaan hukum Internasional sebagai suatu sistem hukum tersendiri. Keraguan tersebut adalah wajar karena sebagai suatu sistem tersendiri, hukum Internasional tidak memiliki kekuatan yang mengikat atau memaksakan keputusan – keputusannya kepada Negara.
D. Tugas
1. Jelaskan pengertian Hukum Internasional
2. Sebutkan sifat Hukum Internasional