• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Kimia Zat Warna

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Kimia Zat Warna"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

ZAT PEWARNA ALAMI TEKSTIL DARI

ZAT PEWARNA ALAMI TEKSTIL DARI

KULIT BUAH MANGGIS

KULIT BUAH MANGGIS

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kimia

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kimia Zat WarnaZat Warna

Disusun Oleh: Disusun Oleh: Nurendah Agustina 3212112003 Nurendah Agustina 3212112003 Yuanita Rossetianty R 3212112006 Yuanita Rossetianty R 3212112006 Gema Nugraha Gema Nugraha 32121120073212112007 Yulfika Rachman 3212112009 Yulfika Rachman 3212112009 Soleh Hendriana 3212112010 Soleh Hendriana 3212112010 Hadi Ferianto 3212101033 Hadi Ferianto 3212101033 JURUSAN KIMIA JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS JENDRAL ACHMAD YANI UNIVERSITAS JENDRAL ACHMAD YANI

2012 2012

(2)

BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang

Pemanfaatan zat pewarna alam untuk tekstil menjadi salah satu alternatif  Pemanfaatan zat pewarna alam untuk tekstil menjadi salah satu alternatif  pengganti zat pewarna berbahan kimia. Karena bahan

pengganti zat pewarna berbahan kimia. Karena bahan  –  –  bahan pewarna kimiabahan pewarna kimia tersebut dapat mencemari lingkungan serta diperkirakan akan mengakibatkan tersebut dapat mencemari lingkungan serta diperkirakan akan mengakibatkan timbulnya penyakit kanker pada pemakainya. Sejak 1 Agustus 1996 negara timbulnya penyakit kanker pada pemakainya. Sejak 1 Agustus 1996 negara  –  –  negara maju, seperti Jerman dan

negara maju, seperti Jerman dan Belanda, telah melarang penggunaan zat pewarnaBelanda, telah melarang penggunaan zat pewarna berbahan kimia. L

berbahan kimia. Larangan ini arangan ini mengacu pamengacu pada CBI ( Centre for the Promotion oda CBI ( Centre for the Promotion of f  Imports from Developing Countries ) Ref.CBI/NB-3032 tertanggal 13 Juni 1996 Imports from Developing Countries ) Ref.CBI/NB-3032 tertanggal 13 Juni 1996 tentang zat pewarna untuk produk 

tentang zat pewarna untuk produk  clothingclothing (pakaian),(pakaian),  footwear  footwear  (alas kaki),(alas kaki), edsheet 

edsheet (sprei /sarung bantal). Air limbah industri tekstil yang menggunakan zat(sprei /sarung bantal). Air limbah industri tekstil yang menggunakan zat pewarna sintesis jika pengolahan limbahnya kurang optimal dan dibuang ke pewarna sintesis jika pengolahan limbahnya kurang optimal dan dibuang ke sungai maka air sungai menjadi tercemar dan tidak dapat dimanfaatkan lagi. sungai maka air sungai menjadi tercemar dan tidak dapat dimanfaatkan lagi. Bahkan air sungai yang telah tercemar dapat meresap ke sumur-sumur penduduk. Bahkan air sungai yang telah tercemar dapat meresap ke sumur-sumur penduduk. Padahal sumur itu menjadi sumber air utama untuk keperluan hidup sehari hari. Padahal sumur itu menjadi sumber air utama untuk keperluan hidup sehari hari. (www.gemaindustrikecil.com)

(www.gemaindustrikecil.com)..

Bahan pewarna alami dapat diperoleh dari tanaman ataupun hewan. Bahan Bahan pewarna alami dapat diperoleh dari tanaman ataupun hewan. Bahan pewarna alami ini meliputi pigmen yang sudah terdapat dalam bahan atau pewarna alami ini meliputi pigmen yang sudah terdapat dalam bahan atau terbentuk pada proses pemanasan, penyimpanan, atau pemrosesan. Beberapa terbentuk pada proses pemanasan, penyimpanan, atau pemrosesan. Beberapa pigmen alami yang banyak terdapat di sekitar kita

(3)

tanin, dan antosianin. Umumnya, pigmenpigmen ini bersifat tidak cukup stabil tanin, dan antosianin. Umumnya, pigmenpigmen ini bersifat tidak cukup stabil terhadap panas, cahaya, dan pH tertentu. Walau begitu, pewarna alami umumnya terhadap panas, cahaya, dan pH tertentu. Walau begitu, pewarna alami umumnya aman dan tidak menimbulkan efek samping bagi tubuh (www.republika.co.id ). aman dan tidak menimbulkan efek samping bagi tubuh (www.republika.co.id ).

Kulit buah manggis mengandung pigmen antosianin yang berperan penting Kulit buah manggis mengandung pigmen antosianin yang berperan penting dalam pewarnaan (Hidayat, N & Saati, E.

dalam pewarnaan (Hidayat, N & Saati, E. A., 2006).A., 2006).

Dalam penelitian ini pengambilan zat pewarna dari kulit buah manggis Dalam penelitian ini pengambilan zat pewarna dari kulit buah manggis dilakukan melalui proses ekstraksi dalam alat soxhlet maupun dalam tangki dilakukan melalui proses ekstraksi dalam alat soxhlet maupun dalam tangki berpengaduk dengan pelarut etanol. Selanjutnya ekstrak zat pewarna dipekatkan berpengaduk dengan pelarut etanol. Selanjutnya ekstrak zat pewarna dipekatkan melalui proses distilasi dan pengeringan sehingga terbentuk serbuk .Serbuk zat melalui proses distilasi dan pengeringan sehingga terbentuk serbuk .Serbuk zat pewarna yang dihasilkan kemudian diuji melalui pewarnaan pada kain dan pewarna yang dihasilkan kemudian diuji melalui pewarnaan pada kain dan pengujian tahan luntur warna dalam alat

pengujian tahan luntur warna dalam alat laundrymeter laundrymeter dandan crockmeter crockmeter dengandengan standar

standar grey scalegrey scalemaupunmaupun stainning scalestainning scale..

1.2 Tujuan Penelitian 1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh zat pewarna alami dari kulit Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh zat pewarna alami dari kulit manggis melalui proses ekstraksi baik dengan soxhlet maupun tangki manggis melalui proses ekstraksi baik dengan soxhlet maupun tangki berpengaduk, yang selanjutnya dilakukan uji pewarnaan dan uji tahan luntur berpengaduk, yang selanjutnya dilakukan uji pewarnaan dan uji tahan luntur warna pada kain.

(4)

BAB II BAB II TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1 Landasan Teori

Pewarna alami adalah zat warna alami (pigmen) yang diperoleh dari Pewarna alami adalah zat warna alami (pigmen) yang diperoleh dari tumbuhan, hewan, atau dari sumber

tumbuhan, hewan, atau dari sumber  –  –  sumber mineral. Zat warna ini telahsumber mineral. Zat warna ini telah digunakan sejak dahulu dan umumnya dianggap lebih aman daripada zat warna digunakan sejak dahulu dan umumnya dianggap lebih aman daripada zat warna sintetis.

sintetis.

Pigmen zat pewarna yang diperoleh dari bahan alami antara lain (Hidayat, Pigmen zat pewarna yang diperoleh dari bahan alami antara lain (Hidayat, N & Saati, E.A., 2006) :

N & Saati, E.A., 2006) :

a. Karoten, menghasilkan warna jingga sampai merah, dapat diperoleh dari

a. Karoten, menghasilkan warna jingga sampai merah, dapat diperoleh dari wortel,wortel, pepaya, dll.

pepaya, dll.

b. Biksin, menghasilkan warna kuning, diperoleh dari biji

b. Biksin, menghasilkan warna kuning, diperoleh dari biji pohonpohon Bixa orellana Bixa orellana c. Karamel, menghasilkan warna coklat gelap merupakan hasil dari hidrolisis c. Karamel, menghasilkan warna coklat gelap merupakan hasil dari hidrolisis karbohidrat, gula pasir, laktosa, dll.

karbohidrat, gula pasir, laktosa, dll.

d.Klorofil, menghasilkan warna hijau, diperoleh dari daun suji, pandan, dll. d.Klorofil, menghasilkan warna hijau, diperoleh dari daun suji, pandan, dll. e.Antosianin, menghasilkan warna merah, oranye, ungu, biru, kuning, banyak  e.Antosianin, menghasilkan warna merah, oranye, ungu, biru, kuning, banyak  terdapat pada bunga dan buah-buahan seperti buah anggur, strawberry, duwet, terdapat pada bunga dan buah-buahan seperti buah anggur, strawberry, duwet, bunga mawar, kana, rosella, pacar air, kulit manggis, kulit rambutan, ubi jalar bunga mawar, kana, rosella, pacar air, kulit manggis, kulit rambutan, ubi jalar ungu, daun bayam merah, dll f.Tanin, menghasilkan warna coklat, terdapat dalam ungu, daun bayam merah, dll f.Tanin, menghasilkan warna coklat, terdapat dalam getah.

(5)

Manggis

Manggis (Garcinia mangostana)(Garcinia mangostana) merupakan buah asli daerah Asiamerupakan buah asli daerah Asia Tenggara, tepatnya Semenanjung Malaya. Kini daerah tumbuhnya sudah tersebar Tenggara, tepatnya Semenanjung Malaya. Kini daerah tumbuhnya sudah tersebar sampai ke beberapa negara tropis, di antaranya Myanmar, Indocina, Indonesia, sampai ke beberapa negara tropis, di antaranya Myanmar, Indocina, Indonesia, Filipina, dan Thailand. Manggis belum banyak dimanfaatkan secara ekonomis. Filipina, dan Thailand. Manggis belum banyak dimanfaatkan secara ekonomis. Padahal, masyarakat banyak menyukai buah eksotis yang mempunyai rasa enak, Padahal, masyarakat banyak menyukai buah eksotis yang mempunyai rasa enak, yaitu campuran antara rasa manis, asam, dan agak

yaitu campuran antara rasa manis, asam, dan agak sepat. Rasa buahnya ini pulalahsepat. Rasa buahnya ini pulalah yang menjerat lidah warga asing sehingga menggemari buah tropis ini.

yang menjerat lidah warga asing sehingga menggemari buah tropis ini.

Berdasarkan taksonomi tumbuhan, tanaman manggis diklasifikasikan Berdasarkan taksonomi tumbuhan, tanaman manggis diklasifikasikan sebagai berikut (www.deptan.go.id) :

sebagai berikut (www.deptan.go.id) : Divisio

Divisio : : SpermatophytaSpermatophyta Subdivisio

Subdivisio : : AngiospermaeAngiospermae Klas

Klas : : DicotyledonaeDicotyledonae Keluarga

Keluarga : : GuttiferaeGuttiferae Genus

Genus : : GarciniaGarcinia Spesies

Spesies : : Garcinia Garcinia mangostana mangostana L.L.

Pada umumnya masyarakat memanfaatkan tanaman manggis karena Pada umumnya masyarakat memanfaatkan tanaman manggis karena buahnya yang menyegarkan dan mengandung gula sakarosa, dekstrosa, dan buahnya yang menyegarkan dan mengandung gula sakarosa, dekstrosa, dan levulosa. Komposisi bagian buah yang dimakan per 100 gram meliputi 79,2 gram levulosa. Komposisi bagian buah yang dimakan per 100 gram meliputi 79,2 gram air, 0,5 gram protein, 19,8 gram karbohidrat, 0,3 gram serat, 11 mg kalsium, 17 air, 0,5 gram protein, 19,8 gram karbohidrat, 0,3 gram serat, 11 mg kalsium, 17 mg fosfor, 0,9 mg besi, 14 IU vitamin A, 66 mg vitamin C, vitamin B (tiamin) mg fosfor, 0,9 mg besi, 14 IU vitamin A, 66 mg vitamin C, vitamin B (tiamin) 0,09 mg, vitamin B2 (riboflavin) 0,06 mg, dan vitamin B5 (niasin) 0,1 mg. 0,09 mg, vitamin B2 (riboflavin) 0,06 mg, dan vitamin B5 (niasin) 0,1 mg.

(6)

Kebanyakan buah manggis dikonsumsi dalam keadaan segar, karena olahan Kebanyakan buah manggis dikonsumsi dalam keadaan segar, karena olahan awetannya kurang digemari oleh

awetannya kurang digemari oleh masyarakat.masyarakat.

Selain buah, kulit buah manggis juga dimanfaatkan sebagai pewarna alami Selain buah, kulit buah manggis juga dimanfaatkan sebagai pewarna alami Kulit buah mengandung antosianin seperti

Kulit buah mengandung antosianin seperti cyanidin- 3-sophoroside,cyanidin- 3-sophoroside,dandan cyanidin- cyanidin-3-glucoside

3-glucoside. Senyawa tersebut berperan penting pada pewarnaan kulit manggis.. Senyawa tersebut berperan penting pada pewarnaan kulit manggis. Kulit kayu, kulit buah, dan lateks kering

Kulit kayu, kulit buah, dan lateks kering Garcinia mangostanaGarcinia mangostana (manggis) juga(manggis) juga mengandung sejumlah zat warna kuning yang berasal dari dua metabolit yaitu mengandung sejumlah zat warna kuning yang berasal dari dua metabolit yaitu alfa-mangostin dan -mangostin yang berhasil diisolasi. Ditemukan metabolit baru alfa-mangostin dan -mangostin yang berhasil diisolasi. Ditemukan metabolit baru yaitu 1,3,6,7-tetrahidroksi-2,8-di (3-metil- 2butenil) xanton yang diberi nama yaitu 1,3,6,7-tetrahidroksi-2,8-di (3-metil- 2butenil) xanton yang diberi nama amangostanin dari kulit buah

amangostanin dari kulit buah Garcinia Garcinia mangostanamangostana (manggis).(manggis). (www.pikiranrakyat.

(www.pikiranrakyat. com).com).

Kulit buah manggis juga mengandung flavan-3,4-diols yang tergolong Kulit buah manggis juga mengandung flavan-3,4-diols yang tergolong senyawa tanin berupa pigmen kuning sampai

senyawa tanin berupa pigmen kuning sampai coklat (www.suara merdeka.com).coklat (www.suara merdeka.com). Pengambilan zat pewarna alami dilakukan dengan proses ekstraksi. Pengambilan zat pewarna alami dilakukan dengan proses ekstraksi. Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu komponen dari suatu bahan yang Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu komponen dari suatu bahan yang terdiri dari dua atau lebih komponen dengan jalan melarutkan salah satu terdiri dari dua atau lebih komponen dengan jalan melarutkan salah satu komponen dengan pelarut yang sesuai. Sebagai bahan dapat di

komponen dengan pelarut yang sesuai. Sebagai bahan dapat di gunakan berbagaigunakan berbagai macam pelarut organik. Senyawa organik yang sering digunakan tersebut adalah macam pelarut organik. Senyawa organik yang sering digunakan tersebut adalah air, etanol, petroleum eter, dan lain

air, etanol, petroleum eter, dan lain –  – lain.lain.

Ekstraktor soxhlet adalah salah satu instrumen yang digunakan untuk  Ekstraktor soxhlet adalah salah satu instrumen yang digunakan untuk  mengekstrak suatu senyawa. Dan umumnya metode yang digunakan dalam mengekstrak suatu senyawa. Dan umumnya metode yang digunakan dalam instrumen ini adalah untuk mengekstrak senyawa yang kelarutannya terbatas instrumen ini adalah untuk mengekstrak senyawa yang kelarutannya terbatas

(7)

dalam suatu pelarut namun jika suatu senyawa mempunyai kelarutan yang tinggi dalam suatu pelarut namun jika suatu senyawa mempunyai kelarutan yang tinggi dalam suatu pelarut tertentu, maka biasanya metode filtrasi dalam suatu pelarut tertentu, maka biasanya metode filtrasi (penyaringan/pemisahan) biasa dapat digunakan untuk memisahkan senyawa (penyaringan/pemisahan) biasa dapat digunakan untuk memisahkan senyawa tersebut dari suatu sampel. Adapun demikian, prinsip kerja dari ekstraktor soxhlet tersebut dari suatu sampel. Adapun demikian, prinsip kerja dari ekstraktor soxhlet adalah salah satu model ekstraksi (pemisahan/pengambilan) yang menggunakan adalah salah satu model ekstraksi (pemisahan/pengambilan) yang menggunakan pelarut selalu baru dalam

pelarut selalu baru dalam mengeksmengekstraknya sehingga terjadi ektraksi traknya sehingga terjadi ektraksi yang kontinyuyang kontinyu dengan adanya jumlah pelarut konstan yang juga dibantu dengan pendingin balik  dengan adanya jumlah pelarut konstan yang juga dibantu dengan pendingin balik  (kondensor).

(kondensor).

Untuk cara kerjanya (mekanisme kerja), hal yang pertama yang harus dilakukan Untuk cara kerjanya (mekanisme kerja), hal yang pertama yang harus dilakukan yaitu dengan menghaluskan sampel (untuk mempercepat proses ekstraksi, karena yaitu dengan menghaluskan sampel (untuk mempercepat proses ekstraksi, karena luas permukaannya lebih besar, jadi laju reaksi libih cepat berjalan) kemudian luas permukaannya lebih besar, jadi laju reaksi libih cepat berjalan) kemudian sampelnya dibungkus dengan kertas saring (agar sampelnya tidak ikut kedalam sampelnya dibungkus dengan kertas saring (agar sampelnya tidak ikut kedalam labu alas bulat ketika diekstraksi), setelah itu dimasukkan batu didih (untuk  labu alas bulat ketika diekstraksi), setelah itu dimasukkan batu didih (untuk  meratakan pemanasan agar tidak terjadi peledakan) ke dalam labu alas bulat. meratakan pemanasan agar tidak terjadi peledakan) ke dalam labu alas bulat. Kemudian kertas saring dan sampel dimasukkan kedalam timbal, dan timbalnya Kemudian kertas saring dan sampel dimasukkan kedalam timbal, dan timbalnya dimasukkan kedalam lubang ekstraktor. Setelah itu pelarut dituangkan kedalam dimasukkan kedalam lubang ekstraktor. Setelah itu pelarut dituangkan kedalam timbal dan disana akan langsung menuju ke labu alas bulat. Kemudian dilakukan timbal dan disana akan langsung menuju ke labu alas bulat. Kemudian dilakukan pemanasan pada pelarut dengan acuan pada titik didihnya (agar pelarut bisa pemanasan pada pelarut dengan acuan pada titik didihnya (agar pelarut bisa menguap), uapnya akan menguap melalui pipa F dan akan menabrak menguap), uapnya akan menguap melalui pipa F dan akan menabrak dinding-dinding kondensor hingga akan terjadi proses

dinding kondensor hingga akan terjadi proses kondensasi (pengembunkondensasi (pengembunan), denganan), dengan kata lain terjadi perubahan fasa dari fasa gas ke fasa cair. Kemudian pelarut akan kata lain terjadi perubahan fasa dari fasa gas ke fasa cair. Kemudian pelarut akan bercampur dengan sampel dan mengekstrak (memisahkan/mengambil) senyawa bercampur dengan sampel dan mengekstrak (memisahkan/mengambil) senyawa

(8)

yang kita inginkan dari suatu sampel. Setelah itu

yang kita inginkan dari suatu sampel. Setelah itu maka pelarutnya akan memenuhimaka pelarutnya akan memenuhi sifon, dan ketika pada sifon penuh kemudian akan dislurkan kembali kepada labu sifon, dan ketika pada sifon penuh kemudian akan dislurkan kembali kepada labu alas bulat. Proses ini dinamakan 1 siklus,

alas bulat. Proses ini dinamakan 1 siklus, semakin banyak jumlah siklus maka bisasemakin banyak jumlah siklus maka bisa di asumsikan bahwa senyawa yang larut dalam pelarut juga akan semakin di asumsikan bahwa senyawa yang larut dalam pelarut juga akan semakin maksimal.

maksimal. 1.

1. Titik didih Titik didih pelarut hpelarut harus lebarus lebih rendaih rendah dari ph dari pada seada senyawa ynyawa yang kita ang kita ambil dariambil dari sampelnya karena akan berpengaruh pada struktur senyawanya (ditakutkan sampelnya karena akan berpengaruh pada struktur senyawanya (ditakutkan strukturnya akan rusak oleh pemanasan) strukturnya akan rusak oleh pemanasan) 2.

2. Pelarut haPelarut harus inert rus inert (tidak mud(tidak mudah beah bereaksi dreaksi dengan engan senyawa senyawa yang yang kita ekstrakita ekstrak)k) 3.

3. Posisi sifon Posisi sifon harus lebharus lebih tinggih tinggi dari i dari pada pada sampelnya sampelnya (karena (karena ditakutkan, ditakutkan, nantinanti pada sampel yang berada diposisi atas tidak terendam oleh pelarut)

pada sampel yang berada diposisi atas tidak terendam oleh pelarut)

Gambar dari ekstraktor soxhlet Gambar dari ekstraktor soxhlet

(9)

Nama-nama instrumen dan fungsinya : Nama-nama instrumen dan fungsinya : 1.

1. Kondensor Kondensor : : berfungsi berfungsi sebagai sebagai pendinginpendingin 2.

2. Timbal : Timbal : berfungsi berfungsi sebagai sebagai wadah wadah untuk suntuk sampel yang ampel yang ingin dingin diambil zatnyiambil zatnyaa 3.

3. Pipa F Pipa F : berfung: berfungsi sebasi sebagai jalangai jalannya uapnya uap, bag, bagi pelarut yi pelarut yang meang menguapnguap 4.

4. Sifon : Sifon : berfungsi berfungsi sebagai sebagai perhitungan perhitungan siklus, bila siklus, bila pada pada sifon larutasifon larutannya pennya penuhnuh kemudian jatuh ke labu alas bulat m

kemudian jatuh ke labu alas bulat maka hal ini dinamakan 1 siklusaka hal ini dinamakan 1 siklus 5.

5. Labu Labu alas balas bulat : ulat : berfungsi berfungsi sebagai sebagai wadah wadah bagi bagi sampel sampel dan peladan pelarutnyarutnya 6.

6. Hot Hot plate plate : : berfungsi berfungsi sebagai sebagai pemanas pemanas larutanlarutan

Pelarut sangat mempengaruhi proses ekstraksi. Pemilihan pelarut pada Pelarut sangat mempengaruhi proses ekstraksi. Pemilihan pelarut pada umumnya dipengaruhi faktor

umumnya dipengaruhi faktor –  – faktor antara lain :faktor antara lain :

1. Selektivitas, yaitu pelarut harus dapat melarutkan semua zat yang akan 1. Selektivitas, yaitu pelarut harus dapat melarutkan semua zat yang akan

diekstrak dengan cepat dan sempurna. diekstrak dengan cepat dan sempurna.

2. Pelarut harus mempunyai titik didih yang cukup rendah agar pelarut mudah 2. Pelarut harus mempunyai titik didih yang cukup rendah agar pelarut mudah

diuapkan tanpa mengunakan suhu tinggi. diuapkan tanpa mengunakan suhu tinggi. 3. Pelarut harus bersifat inert

3. Pelarut harus bersifat inert sehingga tidak bereaksi dengan komponen lain.sehingga tidak bereaksi dengan komponen lain. 4. Pelarut harus mempunyai titik

4. Pelarut harus mempunyai titik didih seragam, dan jika diuapkan tidak tertididih seragam, dan jika diuapkan tidak tertinggalnggal dalam produk.

dalam produk.

5. Harga pelarut harus semurah mungkin. 5. Harga pelarut harus semurah mungkin.

6. Pelarut harus tidak mudah terbakar (Guenter, 1

6. Pelarut harus tidak mudah terbakar (Guenter, 1987 ).987 ). Rini H. dan Wahyu Tri

Rini H. dan Wahyu Tri M. (2004) telah mengekstraksi zat warna dari serbuk M. (2004) telah mengekstraksi zat warna dari serbuk  biji buah pinang menggunakan pelarut berupa air. (Hidayati R.., Wahyu dan biji buah pinang menggunakan pelarut berupa air. (Hidayati R.., Wahyu dan Marfu’ah, T.W., 2004). Percobaan ekstraksi zat warna dari biji

(10)

dilakukan oleh Efin S. Dan Endah K (Sulfiani,E., dan Kurniawati, E., 2007), dilakukan oleh Efin S. Dan Endah K (Sulfiani,E., dan Kurniawati, E., 2007), demikian juga rimpang kunyit kering (Yuliani, A.,

demikian juga rimpang kunyit kering (Yuliani, A., dan Ferlina F., 2005).dan Ferlina F., 2005).

Proses pewarnaan tekstil secara sederhana meliputi mordanting, pewarnaan, Proses pewarnaan tekstil secara sederhana meliputi mordanting, pewarnaan, fiksasi, dan pengeringan. Mordanting adalahperlakuan awal pada kain yang akan fiksasi, dan pengeringan. Mordanting adalahperlakuan awal pada kain yang akan diwarnai agar lemak, minyak, kanji, dan kotoran yang tertinggal pada proses diwarnai agar lemak, minyak, kanji, dan kotoran yang tertinggal pada proses penenunan dapat dihilangkan. Pada proses ini kain dimasukkan ke dalam larutan penenunan dapat dihilangkan. Pada proses ini kain dimasukkan ke dalam larutan tawas yang akan dipanaskan sampai mendidih. Proses pewarnaan dilakukan tawas yang akan dipanaskan sampai mendidih. Proses pewarnaan dilakukan dengan pencelupan kain pada zat warna. Proses fiksasi adalah proses mengunci dengan pencelupan kain pada zat warna. Proses fiksasi adalah proses mengunci warna kain. Proses ini dapat dilakukan dengan menggunakan air atau tawas warna kain. Proses ini dapat dilakukan dengan menggunakan air atau tawas (Moerdoko, 1975).

(Moerdoko, 1975).

Pada pencelupan bahan tekstil dengan zat warna alam dibutuhkan proses Pada pencelupan bahan tekstil dengan zat warna alam dibutuhkan proses fiksasi yaitu proses penguncian warna setelah bahan dicelup dengan zat warna fiksasi yaitu proses penguncian warna setelah bahan dicelup dengan zat warna alam agar memiliki ketahanan luntur yang baik. Ada tiga jenis larutan fixer yang alam agar memiliki ketahanan luntur yang baik. Ada tiga jenis larutan fixer yang biasa digunakan yaitu tunjung (FeSO4), tawas (Al2(SO4)3, dan kapur tohor biasa digunakan yaitu tunjung (FeSO4), tawas (Al2(SO4)3, dan kapur tohor (CaCO3). Untuk itu sebelum melakukan pencelupan kita perlu menyiapkan (CaCO3). Untuk itu sebelum melakukan pencelupan kita perlu menyiapkan larutan fixer terlebih dahulu dengan cara melarutkan 50 gram kapur tohor dalam larutan fixer terlebih dahulu dengan cara melarutkan 50 gram kapur tohor dalam tiap liter air yang digunakan. Biarkan mengendap dan ambil larutan beningnya tiap liter air yang digunakan. Biarkan mengendap dan ambil larutan beningnya (www.batikyogya.com)

(www.batikyogya.com)..

Penilaian tahan luntur warna pada tekstil dilakukan dengan mengamati Penilaian tahan luntur warna pada tekstil dilakukan dengan mengamati adanya perubahan warna asli dari contoh uji sebagai : tidak berubah, ada sedikit adanya perubahan warna asli dari contoh uji sebagai : tidak berubah, ada sedikit perubahan dan sama sekali berubah. Di samping dilakukan pengujian terhadap perubahan dan sama sekali berubah. Di samping dilakukan pengujian terhadap perubahan warna yang terjadi juga dilakukan penilaian penodaan terhadap kain perubahan warna yang terjadi juga dilakukan penilaian penodaan terhadap kain

(11)

putih setelah kain yang diuji dimasukkan dalam alat

putih setelah kain yang diuji dimasukkan dalam alat laundrymeter laundrymeter  dandan crockmeter 

crockmeter . Penilaian . Penilaian secara visual dilakukan dengan secara visual dilakukan dengan membandingkamembandingkan perubahann perubahan warna yang terjadi dengan

warna yang terjadi dengan suatu standar perubahan warna.suatu standar perubahan warna.

Standar yang dikenal adalah standar yang dikeluarkan oleh International Standar yang dikenal adalah standar yang dikeluarkan oleh International Standar Organization (I.S.O), yaitu standar skala abu

Standar Organization (I.S.O), yaitu standar skala abu  –  –  abu untuk menilaiabu untuk menilai perubahan warna contoh uji dan standar skala penodaan untuk menilai penodaan perubahan warna contoh uji dan standar skala penodaan untuk menilai penodaan warna pada kain putih. Ada 2 standar dalam uji tahan luntur yaitu (Moerdoko, warna pada kain putih. Ada 2 standar dalam uji tahan luntur yaitu (Moerdoko, 1975) :

1975) :

1. Standar Skala Abu

1. Standar Skala Abu –  – abuabu(Grey Scale )(Grey Scale ) Standar skala abu

Standar skala abu –  – abu digunakan untuk menilai perubahan warna pada ujiabu digunakan untuk menilai perubahan warna pada uji tahan luntur warna. Standar skala abu

tahan luntur warna. Standar skala abu  –  – abu terdiri dari 5 pasang lempeng standarabu terdiri dari 5 pasang lempeng standar abu

abu –  – abu dan setiap pasang menunjukkan perbedaan atau kekontrasan warna yangabu dan setiap pasang menunjukkan perbedaan atau kekontrasan warna yang sesuai dengan nilai tahan luntur warnanya. Nilai skala abu

sesuai dengan nilai tahan luntur warnanya. Nilai skala abu –  – abuabu

menentukan tingkat perbedaan atau kekontrasan warna dari tingkat menentukan tingkat perbedaan atau kekontrasan warna dari tingkat terendahsampai tertinggi. Tingkat nilai tersebut adalah 5, 4, 3, 2 dan 1. Gambar terendahsampai tertinggi. Tingkat nilai tersebut adalah 5, 4, 3, 2 dan 1. Gambar grey scale

grey scale dapat dilihat pada gambar 1.dapat dilihat pada gambar 1. 2.Standar Skala Penodaan

2.Standar Skala Penodaan (Stainning Scale).(Stainning Scale).

Standar skala penodaan dipakai untuk menilai penodaan warna pada kain Standar skala penodaan dipakai untuk menilai penodaan warna pada kain putih yang digunakan dalam menentukan tahan luntur

putih yang digunakan dalam menentukan tahan luntur warna. Seperti pada standarwarna. Seperti pada standar skala abu

skala abu  –  –  abu, penilaian penodaan pada kain adalah 5, 4, 3, 2 dan 1 yangabu, penilaian penodaan pada kain adalah 5, 4, 3, 2 dan 1 yang menyataka

(12)

penodaan terdiri dari 5 pasang lempeng standar putih dan abu

penodaan terdiri dari 5 pasang lempeng standar putih dan abu  –  – abu, yang setiapabu, yang setiap pasang menunjukkan perbedaan atau kekontrasan warna yang sesuai dengan nilai pasang menunjukkan perbedaan atau kekontrasan warna yang sesuai dengan nilai penodaan warna. Gambar

penodaan warna. Gambar stainning scalestainning scale dapat dilihat pada gambar 2.

dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 1.

Gambar 1. Grey ScaleGrey Scale

Gambar 2.

Gambar 2. Stainning ScaleStainning Scale Standar penilaian perubahan warna pada skala abu

Standar penilaian perubahan warna pada skala abu  –  – abu dapat dilihat padaabu dapat dilihat pada tabel 1, sedangkan standar penilaian perubahan warna pada skala penodaan dapat tabel 1, sedangkan standar penilaian perubahan warna pada skala penodaan dapat dilihat pada tabel 2.

(13)

Tabel 1. Penilaian Warna Pada Standar Skala Abu

Tabel 1. Penilaian Warna Pada Standar Skala Abu  –  – abu (abu (Grey Scale)Grey Scale)

Tabel 2. Penilaian Warna

(14)

BAB III BAB III

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN

Bahan baku utama yang digunakan adalah kulit

Bahan baku utama yang digunakan adalah kulit manggis dan etanol sebagaimanggis dan etanol sebagai pelarut. Sedangkan bahan pembantu yang digunakan untuk pewarnaan dan uji pelarut. Sedangkan bahan pembantu yang digunakan untuk pewarnaan dan uji tahan luntur arna terhadap pencucian dan gosokan adalah tawas, soda abu, tahan luntur arna terhadap pencucian dan gosokan adalah tawas, soda abu, detergent, kain putih dan aquadest. Proses ekstraksi dilakukan dalam alat soxhlet detergent, kain putih dan aquadest. Proses ekstraksi dilakukan dalam alat soxhlet dan dalam tangki berpengaduk yang divariasikan pada suhu 30, 40, 50, 60 dan dan dalam tangki berpengaduk yang divariasikan pada suhu 30, 40, 50, 60 dan 70ºC. Rangkaian alat dapat dilihat pada gambar 3

70ºC. Rangkaian alat dapat dilihat pada gambar 3 dan 4.dan 4.

Gambar 3. Rangkaian Alat Soxhlet Gambar 3. Rangkaian Alat Soxhlet Keterangan :

Keterangan : 1.Statif  1.Statif 

2.Air pendingin keluar 2.Air pendingin keluar 3.Pendingin bola

(15)

4.Air pendingin masuk  4.Air pendingin masuk  5.Klem

5.Klem 6.Soxhlet 6.Soxhlet

7.Bahan yang diekstraksi 7.Bahan yang diekstraksi 8.Labu leher satu

8.Labu leher satu 9.Pemanas mantel 9.Pemanas mantel

Ekstrak zat pewarna yang dihasilkan selanjutnya dipekatkan dalam alat Ekstrak zat pewarna yang dihasilkan selanjutnya dipekatkan dalam alat distilasi untuk memisahkan etanol dan pigmen zat

distilasi untuk memisahkan etanol dan pigmen zat warna, selanjutnya dikeringkanwarna, selanjutnya dikeringkan.. Rangkaian alat distilasi dapat dilihat pada gambar 5.

Rangkaian alat distilasi dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 4. Rangkaian alat

Gambar 4. Rangkaian alat ekstraksi dalam tangki berpengaduk ekstraksi dalam tangki berpengaduk  Keterangan gambar :

Keterangan gambar : 1.

1. labu labu leher leher tiga tiga 6.6. water bathwater bath 2.

2. motor motor pengaduk pengaduk 5. 5. thermometerthermometer 3.

3. pengaduk pengaduk merkuri merkuri 7. 7. kompor kompor listrik listrik  4.

(16)

Gambar 5. Rangkaian Alat Destilasi Gambar 5. Rangkaian Alat Destilasi Keterangan :

Keterangan : 1.Pipa

1.Pipa bengkok bengkok 7. pendingin 7. pendingin luruslurus 2.Klem

2.Klem 8. 8. pipa pipa bengkok bengkok  3.Labu

3.Labu leher leher satu satu 9. 9. erlenmeyererlenmeyer 4.Pemanas

4.Pemanas mantel mantel 10.air 10.air pendingin pendingin keluarkeluar 5.Bangku

5.Bangku 11. 11. air air pendingin pendingin masuk masuk  6. statif 

6. statif 

Serbuk zat pewarna yang dihasilkan selanjutnya diuji melalui proses Serbuk zat pewarna yang dihasilkan selanjutnya diuji melalui proses pewarnaan pada kain yang melipui proses mordanting, pewarnaan, fiksasi, dan pewarnaan pada kain yang melipui proses mordanting, pewarnaan, fiksasi, dan pengeringa

pengeringan. Selanjutnya kain yang telah diwarnai diuji n. Selanjutnya kain yang telah diwarnai diuji tahantahan luntur warnanya terhadap pencucian dengan alat

luntur warnanya terhadap pencucian dengan alat laundrymeter laundrymeter  dan terhadapdan terhadap gosokan dengan alat

gosokan dengan alat crockmeter crockmeter . Foto alat. Foto alat laundrymeter laundrymeter  dandan crockmeter crockmeter  dapatdapat dilihat pada gambar 6 dan 7.

dilihat pada gambar 6 dan 7.

Gambar 6.

(17)

Gambar 7. Crockmeter Gambar 7. Crockmeter

(18)

BAB IV BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada ekstraksi dengan soxhlet, 20 gram kulit manggis yang telah kering Pada ekstraksi dengan soxhlet, 20 gram kulit manggis yang telah kering dipotong-potong dan dibungkus dengan kertas saring lalu dimasukkan ke dalam dipotong-potong dan dibungkus dengan kertas saring lalu dimasukkan ke dalam alat soxhlet dengan 200 mL etanol untuk diekstraksi. Ekstraksi dihentikan sampai alat soxhlet dengan 200 mL etanol untuk diekstraksi. Ekstraksi dihentikan sampai sudah tidak ada zat pewarna yang larut dalam etanol lagi, ditandai dengan etanol sudah tidak ada zat pewarna yang larut dalam etanol lagi, ditandai dengan etanol yang keluar dari soxhlet sudah bening. Zat pewarna yang dihasilkan berupa zat yang keluar dari soxhlet sudah bening. Zat pewarna yang dihasilkan berupa zat warna kuning kecoklatan. Berat serbuk zat pewarna yang dihasilkan dalam warna kuning kecoklatan. Berat serbuk zat pewarna yang dihasilkan dalam ekstraksi dengan soxhlet ini sebesar 3,89 gram, sehingga kadar zat pewarna yang ekstraksi dengan soxhlet ini sebesar 3,89 gram, sehingga kadar zat pewarna yang dihasilkan sebesa

dihasilkan sebesar 3,89/200 x r 3,89/200 x 100% = 19,45 %.100% = 19,45 %.

Pada ekstraksi dengan tangki berpengaduk, suhu divariasikan pada kisaran Pada ekstraksi dengan tangki berpengaduk, suhu divariasikan pada kisaran 30-70

30-70 ooC dengan kenaikan suhu 10C dengan kenaikan suhu 10 ooC, pada kecepatan pengadkan 500 rpm. KulitC, pada kecepatan pengadkan 500 rpm. Kulit manggis yang telah kering dan dipotong kecil-kecil dimasukkan dalam labu leher manggis yang telah kering dan dipotong kecil-kecil dimasukkan dalam labu leher tiga yang telah diisi 200 mL etanol. Proses ekstraksi dilakukan selama 2 jam tiga yang telah diisi 200 mL etanol. Proses ekstraksi dilakukan selama 2 jam karena setelah 2 jam menunjukkan sudah tidak ada zat pewarna yang larut lagi. karena setelah 2 jam menunjukkan sudah tidak ada zat pewarna yang larut lagi. Data percobaan berat zat pewarna yang dihasilkan pada berbagai suhu ekstraksi Data percobaan berat zat pewarna yang dihasilkan pada berbagai suhu ekstraksi dapat dilihat pada tabel 3. Sedangkan grafik hubungan antara kadar zat pewarna dapat dilihat pada tabel 3. Sedangkan grafik hubungan antara kadar zat pewarna yang diperoleh (%) pada berbagai suhu dapat dilihat pada

(19)

Tabel 3. Data percobaan berat zat pewarna yang diperoleh pada berbagai suhu Tabel 3. Data percobaan berat zat pewarna yang diperoleh pada berbagai suhu

selama 2 jam waktu ekstraksi selama 2 jam waktu ekstraksi

Gambar 8. Grafik hubungan antara suhu vs kadar

Gambar 8. Grafik hubungan antara suhu vs kadar zat pewarna yang diperoleh (%)zat pewarna yang diperoleh (%)

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa semakin tinggi suhu maka semakin Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa semakin tinggi suhu maka semakin besar pula zat pewarna yang diperoleh. Hal ini disebabkan kelarutan zat pewana besar pula zat pewarna yang diperoleh. Hal ini disebabkan kelarutan zat pewana dipengaruhi oleh suhu. Pada kenaikan suhu dari 60 - 70

dipengaruhi oleh suhu. Pada kenaikan suhu dari 60 - 70 ooC, kenaikan zat pewarnaC, kenaikan zat pewarna yang dieroleh tidak begitu signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa suhu yang dieroleh tidak begitu signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa suhu optimum pada ekstraksi zat pewarna kulit manggis dengan pelarut etanol ini optimum pada ekstraksi zat pewarna kulit manggis dengan pelarut etanol ini berada pada kisaran 60 - 70

(20)

Jika dibandingkan ekstraksi dengan soxhlet dan tangki berpengaduk, maka Jika dibandingkan ekstraksi dengan soxhlet dan tangki berpengaduk, maka ekstraksi dengan soxhlet jauh menghasilkan zat pewarna yang lebih besar. Hal itu ekstraksi dengan soxhlet jauh menghasilkan zat pewarna yang lebih besar. Hal itu disebabkan karena pada ekstraksi dengan soxhlet suhu pelarut /etanol berada pada disebabkan karena pada ekstraksi dengan soxhlet suhu pelarut /etanol berada pada titik didihnya yaitu 78

titik didihnya yaitu 78 ooC dan pada saat mengekstraksi etanol selalu dalamC dan pada saat mengekstraksi etanol selalu dalam keadaan murni, bebas dari zat pewarna, sebaliknya dalam tangki berpengaduk  keadaan murni, bebas dari zat pewarna, sebaliknya dalam tangki berpengaduk  pada saat mengekstraksi etanol masih bercampur dengan zat

pada saat mengekstraksi etanol masih bercampur dengan zat pewarna. Tetapi padapewarna. Tetapi pada setiap sirkulasi ekstraksi dengan soxhlet membutuhkan panas yang cukup besar setiap sirkulasi ekstraksi dengan soxhlet membutuhkan panas yang cukup besar untuk menguapkan pelarutnya, apalagi untuk skala yang lebih besar, sehingga untuk menguapkan pelarutnya, apalagi untuk skala yang lebih besar, sehingga dalam penelitian ini dipelajari juga ekstraksi dalam

dalam penelitian ini dipelajari juga ekstraksi dalam tangki berpengaduktangki berpengaduk.. Hasil uji tahan luntur warna dari serbuk zat pewarna dari kulit

Hasil uji tahan luntur warna dari serbuk zat pewarna dari kulit buah manggisbuah manggis terhadap pencuc

terhadap pencucian dan gosokan dapat dilihat pada ian dan gosokan dapat dilihat pada tabel 4-7.tabel 4-7.

Pengujian ketahanan zat warna terhadap pencucian dilakukan dengan Pengujian ketahanan zat warna terhadap pencucian dilakukan dengan menggunakan

menggunakan  Laundrymeter  Laundrymeter . Setelah proses pengujian selesai, maka kain pelapis. Setelah proses pengujian selesai, maka kain pelapis dianalisis

dianalisis menggunakamenggunakann Stainning Scale ( SS),Stainning Scale ( SS), sedangkan kain berzat warna yangsedangkan kain berzat warna yang telah diuji

telah diuji dianalisis menggunakandianalisis menggunakan Grey Scale (GS).Grey Scale (GS). Hasil analisis dari pengujianHasil analisis dari pengujian ketahanan zat pewarna terhadap pencuc

ketahanan zat pewarna terhadap pencucian dapat dilihat ian dapat dilihat pada tabel 4 dan 5.pada tabel 4 dan 5.

Tabel 4. Hasil analisis

(21)

Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa hasil analisis

Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa hasil analisis GS GS  untuk uji ketahananuntuk uji ketahanan terhadap pencuc

terhadap pencucian diperoleh nilai CD ian diperoleh nilai CD rata-rata 4,56. Dengan melihat tabel 1, darirata-rata 4,56. Dengan melihat tabel 1, dari nilai CD rata-rata tersebut diperoleh nilai tahan luntur

2-nilai CD rata-rata tersebut diperoleh 2-nilai tahan luntur 2-3, yang berarti “kurang”.3, yang berarti “kurang”. Dari tabel 5 dapat diketahui bahwa hasil analisis

Dari tabel 5 dapat diketahui bahwa hasil analisis SS SS untuk uji ketahanan terhadapuntuk uji ketahanan terhadap pencucian diperoleh nilai CD rata-rata 11,3. Dengan melihat tabel 2 dari nilai CD pencucian diperoleh nilai CD rata-rata 11,3. Dengan melihat tabel 2 dari nilai CD rata-rata tersebut diperoleh nilai tahan luntur

2-rata-rata tersebut diperoleh nilai tahan luntur 2-3 yang berarti “kurang”.3 yang berarti “kurang”.

Tabel 5. Hasil analisis

Tabel 5. Hasil analisis SS SS untuk pengujian terhadap pencucianuntuk pengujian terhadap pencucian

Pengujian terhadap gosokan dilakukan dengan menggunakan

Pengujian terhadap gosokan dilakukan dengan menggunakan chrockmeter chrockmeter  yang meliputi gosokan basah dan gosokan kering. Setelah pengujian ketahanan yang meliputi gosokan basah dan gosokan kering. Setelah pengujian ketahanan zat warna terhadap gosokan selesai, selanjutnya dilakukan analisis terhadap kain zat warna terhadap gosokan selesai, selanjutnya dilakukan analisis terhadap kain penggosok dengan menggunakan

penggosok dengan menggunakan Stainning Scale ( SS)Stainning Scale ( SS). Hasil analisis untuk . Hasil analisis untuk  gosokan kering dapat dilihat pada tabel 6,sedangkan untuk gosokan basah dapat gosokan kering dapat dilihat pada tabel 6,sedangkan untuk gosokan basah dapat dilihat pada tabel 7.

dilihat pada tabel 7.

Tabel 6. Hasil analisis

(22)

Dari tabel 6 dapat diketahui bahwa hasil analisis

Dari tabel 6 dapat diketahui bahwa hasil analisis SS SS  untuk uji ketahananuntuk uji ketahanan terhadap gosokan kering diperoleh nilai CD rata-rata 6,20. Dengan melihat tabel terhadap gosokan kering diperoleh nilai CD rata-rata 6,20. Dengan melihat tabel 2, dari nilai CD ratarata tersebut diperoleh nilai tahan luntur 3-4 yang berarti 2, dari nilai CD ratarata tersebut diperoleh nilai tahan luntur 3-4 yang berarti “cukup baik”.

“cukup baik”. Dari tabel 7 dapat diketahui bahwa hasil analisisDari tabel 7 dapat diketahui bahwa hasil analisis SS SS  untuk ujiuntuk uji ketahanan terhadap gosokan basah diperoleh nilai CD rata-rata 9,24, dengan ketahanan terhadap gosokan basah diperoleh nilai CD rata-rata 9,24, dengan melihat tabel 2 dari nilai rata-rata CD tersebut diperoleh nilai tahan luntur 3 yang melihat tabel 2 dari nilai rata-rata CD tersebut diperoleh nilai tahan luntur 3 yang  berarti “cukup”.

 berarti “cukup”.

Tabel 7. Hasil analisis

Tabel 7. Hasil analisis SS SS untuk pengujian terhadap gosokan basahuntuk pengujian terhadap gosokan basah

BAB V BAB V KESIMPULAN KESIMPULAN

Kulit buah manggis dapat dibuat zat pewarna alami dengan cara ekstraksi Kulit buah manggis dapat dibuat zat pewarna alami dengan cara ekstraksi menggunakan pelarut etanol. Kadar zat pewarna kulit buah manggis yang menggunakan pelarut etanol. Kadar zat pewarna kulit buah manggis yang diperoleh sebesar 19,45 % dengan menggunakan soxhlet. Sedangkan jika diperoleh sebesar 19,45 % dengan menggunakan soxhlet. Sedangkan jika ekstraksi dilakukan dalam tangki berpengaduk, suhu optimum berkisar antara 60 ekstraksi dilakukan dalam tangki berpengaduk, suhu optimum berkisar antara 60  –  –  70

70 ooC dengan kadar zat pewarna yang diperoleh sebesar 13,15% dari berat bahanC dengan kadar zat pewarna yang diperoleh sebesar 13,15% dari berat bahan kering pada suhu 70 0C. Pada pengujian tahan luntur warna terhadap pencucian kering pada suhu 70 0C. Pada pengujian tahan luntur warna terhadap pencucian

(23)

diperoleh nilai

diperoleh nilai Grey Scale (GS)Grey Scale (GS) dandan Stainning Scale (SS)Stainning Scale (SS) masing-masing 2-3masing-masing 2-3 (kurang). Tetapi pada pengujian terhadap gosokan diperoleh nilai

(kurang). Tetapi pada pengujian terhadap gosokan diperoleh nilai Stainning ScaleStainning Scale ( SS)

( SS) 3- 4 (cukup baik) 3- 4 (cukup baik) untuk gosokan kering dan 3 (cukup) untuk untuk gosokan kering dan 3 (cukup) untuk gosokan basahgosokan basah..

SARAN SARAN

Perlu dipelajari pengaruh jenis pelarut pada proses ekstraksi dan perlu dianalisis Perlu dipelajari pengaruh jenis pelarut pada proses ekstraksi dan perlu dianalisis lebih lanjut zat warna antosianin dan tanin yang terambil. Selain itu perlu lebih lanjut zat warna antosianin dan tanin yang terambil. Selain itu perlu ditambahkan zat penguat zat warna pada proses pewarnaan dan penguncian ditambahkan zat penguat zat warna pada proses pewarnaan dan penguncian (fiksasi) untuk mengurangi kelunturan zat

(24)

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

Boga., 2006, ”

Boga., 2006, ”Pewarna Pewarna Makanan Makanan Manakah Manakah yang yang AmanAman  Dikonsuumsi

 Dikonsuumsi”” , ,www.republika.co.id.www.republika.co.id. Editisari, P. dan Widyati, W., 2007,”

Editisari, P. dan Widyati, W., 2007,” Laporan  Laporan Tugas Tugas Akhir Akhir Ekstraksi Ekstraksi Zat Zat WarnaWarna  Alami untuk Tekstil dari Daun Jambu Biji

 Alami untuk Tekstil dari Daun Jambu Biji”, UNS, Surakarta.”, UNS, Surakarta. Fitrihana., Noor, 2007, ”

Fitrihana., Noor, 2007, ” Teknik Eksplorasi Zat Pewarna Alam dari Tanaman DiTeknik Eksplorasi Zat Pewarna Alam dari Tanaman Di Sekitar Kita Untuk Pencelupan BahanTekstil

Sekitar Kita Untuk Pencelupan BahanTekstil”” www.batikyogya.com.www.batikyogya.com. Gema Industri Kecil., 2007, ”

Gema Industri Kecil., 2007, ” Pemanfaatan Zat Warna Alam Untuk Bahan TekstilPemanfaatan Zat Warna Alam Untuk Bahan Tekstil

dan Tenun ”

dan Tenun ” www.gemaindustrikecil.com.www.gemaindustrikecil.com. Gitopadmojo, I., 1978, ”

Gitopadmojo, I., 1978, ”Pengantar Kimia Zat WarnaPengantar Kimia Zat Warna”, Institut Teknologi.”, Institut Teknologi. Guenter, E., 1987, “

Guenter, E., 1987, “ Minyak Atsiri Minyak Atsiri “, jilid 1, UI Press, Jakarta.“, jilid 1, UI Press, Jakarta. Hidayat, N., & Saati, E. A., 2006, ”

Hidayat, N., & Saati, E. A., 2006, ” Membuat Pewarna Alami”, Membuat Pewarna Alami”, Penerbit TrubusPenerbit Trubus Agrisarana, Surabaya.

Agrisarana, Surabaya. Hidayati, R. dan Marfu’ah, T.W.,

Hidayati, R. dan Marfu’ah, T.W., 2004,”2004,” Laporan Tugas Akhir Pembuata Laporan Tugas Akhir Pembuatan Ekstrak n Ekstrak   Zat Warna Alami Tekstil dari Biji Buah Pinang

 Zat Warna Alami Tekstil dari Biji Buah Pinang”, UNS, Surakarta.”, UNS, Surakarta. Indisari.,SD, 2006, “

Indisari.,SD, 2006, “Warta Penelitian dan Pengembangan PertanianWarta Penelitian dan Pengembangan Pertanian““ www.pustaka-deptan.go.id.

www.pustaka-deptan.go.id. Khusniati, M., 2007,

Khusniati, M., 2007, Kulit Kulit Manggis Manggis Pewarna Pewarna Alami Alami Batik Batik ,, www.suaramerdeka.com.

www.suaramerdeka.com. Khoirulazam, R., 2012,

Khoirulazam, R., 2012,  Laporan  Laporan Tugas Tugas Akhir Akhir Ekstraksi Ekstraksi Zat Zat Warna,Warna, http://khoirulazam89.blogspot.com.

http://khoirulazam89.blogspot.com.

Mc Cabe, W. L., Smith, J. C. dan Harriot, 1993, “

Mc Cabe, W. L., Smith, J. C. dan Harriot, 1993, “ Operasi Teknik KimiaOperasi Teknik Kimia“,“, Erlangga, Jakarta.

Erlangga, Jakarta. Moerdoko, W., 1975, “

Moerdoko, W., 1975, “ Evaluasi Tekstil  Evaluasi Tekstil Bagian KimiaBagian Kimia“, Institut Teknologi Tekstil,“, Institut Teknologi Tekstil, Bandung.

Bandung.

Sulfiani, E. dan Kurniawati, E., 2007,”

Sulfiani, E. dan Kurniawati, E., 2007,”  Laporan Tugas Akhir  Laporan Tugas Akhir Ekstraksi Zat WarnaEkstraksi Zat Warna dari Biji Kesumba

(25)

Treyball, R.e., 1987, “

Treyball, R.e., 1987, “ Mass  Mass Transfer Transfer OperationOperation“, 3th edition, Mc.grawhill,“, 3th edition, Mc.grawhill, Singapura.

Singapura.

Triyono, A. dan Wiyatno, A.,

Triyono, A. dan Wiyatno, A., 2008,”2008,” Laporan Tugas Akhir  Laporan Tugas Akhir Pembuatan Zat WarnaPembuatan Zat Warna Tekstil dari Kulit Buah Manggis

Tekstil dari Kulit Buah Manggis”, UNS Surakarta.”, UNS Surakarta. Yuliani, A. dan Ferlina, F., 2005,”

Yuliani, A. dan Ferlina, F., 2005,”  Laporan  Laporan Tugas Tugas Akhir Akhir Pembuatan Pembuatan Ekstrak Ekstrak Zat Zat  Warna Alami Tekstil dari Kunyit 

Gambar

Gambar dari ekstraktor soxhletGambar dari ekstraktor soxhlet
Tabel 1. Penilaian Warna Pada Standar Skala Abu  –   – abu ( abu (Grey Scale) Grey Scale)
Gambar 3. Rangkaian Alat SoxhletGambar 3. Rangkaian Alat Soxhlet Keterangan :
Gambar 4. Rangkaian alat
+6

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini adalah bahwa komposisi beeswax dan paraffin wax memberikan pengaruh peningkatan kekerasan lipstik dengan zat pewarna ekstrak kulit

Penelitian ini bertujuan untuk membuat cat dari bahan alami yaitu dari getah karet, menggunakan ekstrak kulit manggis sebagai pewarna serta pelarut bensin sehingga

Kekurangan dari zat pewarna sintetik adalah tidak menghasilkan aroma, ada pewarna yang tidak cocok untuk makanan dan beresiko menimbulkan penyakit.b. Pewarna sintetik

menentukan jenis menentukan jenis zat pewarna yang zat pewarna yang alami dan aman alami dan aman untuk digunakan untuk digunakan 3.6.2.2 Diberikan 3.6.2.2 Diberikan data hasil

Penelitian ini bertujuan untuk membuat cat dari bahan alami yaitu dari getah karet, menggunakan ekstrak kulit manggis sebagai pewarna serta pelarut bensin sehingga

Kemudian untuk mengangkat variasi warna yang diperoleh dari proses ekstraksi pewarna alami kulit bawang merah maka digunakan pewarna alami bawang merah tanpa campuran zat

Gambar 3 Grafik hubungan pengaruh tempat penyimpanan terhadap absorbansi zat warna kulit manggis Hasil pengamatan intensitas warna dari ekstrak kulit buah manggis yang telah

Gambar 3 Grafik hubungan pengaruh tempat penyimpanan terhadap absorbansi zat warna kulit manggis Hasil pengamatan intensitas warna dari ekstrak kulit buah manggis yang telah