• Tidak ada hasil yang ditemukan

R=l C0PY. E733 V. 3 March Kerangka Kebij akan. Pembebasan Lahan dan Pemukiman. Kembal i. Java-Bali Power Sector Restructuring

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "R=l C0PY. E733 V. 3 March Kerangka Kebij akan. Pembebasan Lahan dan Pemukiman. Kembal i. Java-Bali Power Sector Restructuring"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

E733 V. 3

March 2003

Java-Bali Power Sector Restructuring

and Strengthening Project

Kerangka Kebij akan

Pembebasan Lahan dan Pemukiman

Kembal i

Maret 2003

PT. PLN (PERSERO)

R=l

C0PY

lo~~~~~~~~

i

Public Disclosure Authorized

Public Disclosure Authorized

Public Disclosure Authorized

Public Disclosure Authorized

Public Disclosure Authorized

Public Disclosure Authorized

Public Disclosure Authorized

(2)

JAVA-RALI POWER SECTOR RESTRUCTURING

AND STRENGTHENING PROJECT

Kerangka Kebijakan Pembebasan Lahan dan Pemukian Kemball

Daftar Isi

Hal.

Rangkuman 1

Bagian I Kerangka Kebijakan, Peraturan & Hukum dan 7

Administratif

Bab 1 Sistem AMDAL Yang Berkembang dan Peraturan 9 Otonomi Daerah

Bab 2 Kebijakan dan Prosedur Pengamanan Bank Dunia 17 Bab 3 Kebijakan Manajemen Lingkungan & Sosial PLN 21

dan pelaksanaannya

Bagian II Uraian Lingkup Proyek dan Pengkajian Dampak Yang 27

Mungkin Terjadi

Bab 4 Aktivitas-aktivitas Proyek 29 Bab 5 Dampak Yang Mungkin dari Aktivitas-aktivitas 33

Proyek

Bagian III Kerangka Kebijakan Pembebasan Lahan dan Pemukiman 35

(3)

Bab 6 Pembebasan Lahan, Ganti Rugi dan Pemukiman 37 Kembali

Annex

A. Tim Pengkajian - Komposisi dan Rangkuman A1-3 Kerangka Acuan

B. Daftar Pustaka B1-3 C. Rangkuman Dampak Yang Mungkin dan Langkah- C1-2

langkah Mitigasi untuk Proyek-proyek Transmisi

D. Laporan Konsultasi Publik untuk Sub-proyek D1-4 Transmisi Perak-Ujung

E. Lampiran Prosedur di PLN dalam Pembebasan E1-21 Lahan, Ganti Rugi dan Pemukiman Kembali

(4)

Daftar Akronim dan Singkatan Yang Digunakan

AMDAL Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

ANDAL Analisis Dampak Lingkungan

BAPEDAL Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup

BAPEDALDA Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Daerah

DIVLING Divisi Lingkungan

EIA Environmental impact assessment, Studi Pengkajian

Dampak Lingkungan

EMD Environmental Management Development, (Proyek) Pengembangan Pengelolaan Lingkungan

EMF Electromagnetic fields, medan elektromagnet

EMP Environmental Management Plan, Rencana Pengelolaan Lingkungan

EMS Environmental Management System, Sistem Pengelolaan

Lingkungan

ICNIRP International Commission on Non-Ionizing Radiation

Protection, Komisi Internasional untuk Proteksi Radiasi Non-Pengion

IFI International financial institution, lembaga

keuangan internasional

ISO International Standards Organization, Organisasi Standarisasi Internasional

(5)

JBPSRS Java-Bali Power Sector Restructuring and Strengthening

LH (Menteri) Lingkungan Hidup

MNKLH Menteri Negara Kependudukan & Lingkungan Hidup

NGO Non-Government Organizations, Lembaga Swadaya Masyarakat

PCB Polychlorinated biphenyls, bifenil poliklorinasi PET Project Environmental Team, Tim Lingkungan Proyek PIU Project Implementation Unit, Unit Pelaksana Proyek PLN PT. Perusahaan Listrik Negara

RKL Rencana Pengelolaan Lingkungan RPL Rencana Pemantauan Lingkungan

SIL Sector Investment Loan, Pinjaman Investasi Sektor SOP Standard Operating Procedure, Prosedur Operasi

Standard

UKL Upaya Pengelolaan Lingkungan UPL Upaya Pemantauan Lingkungan

WHO World Health Organization, Organisasi Kesehatan Dunia.

(6)

RANGKUMAN

1. Pendahuluan

Kerangka Kebijakan Pembebasan Lahan dan Pemukiman Kembali ini disiapkan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PT PLN Persero) dengan dukungan jasa konsultan yang disediakan oleh Bank Dunia sebagai bagian dari persiapan dalam rangka usulan Proyek kepada Bank Dunia, yaitu Java-Bali Power Sector Restructuring-and Strengthening Project(JBPSRS).

Dalam pembicaraan dengan misi Bank Dunia pada bulan-bulan November 2001 dan Mei 2002, pendanaan Proyek JBPSRS merupakan Pinjaman Investasi Sektor (SIL). Pinjaman tersebut dimaksudkan untuk mendanai berbagai proyek untuk menanggulangi keadaan kritis dalam Skenario Terbatas PLN (2002-2006) untuk daerah kelistrikan Jawa-Bali. Kegiatan utama proyek yang tercakup dalam paket pinjaman adalah:

* Mengatasi kendala-kendala dalam sistem transmisi untuk memperbaiki kemampuan penyaluran ke daerah Cirebon dan ke Jawa Tengah bagian selatan,

* Memperbaiki ketersediaan dan kepastian kapasitas pembangkitan dengan memperbaiki sistem transmisi dari pembangkit-pembangkit listrik tenaga panas bumi di Wayang Windu, Kamojang dan Drajat di Jawa Barat,

(7)

Memperkuat Sistem Transmisi dan GI 500 kV dan 150 kV di Cirebon, Surabaya, Bandung dan Bali.

Kegiatan tersebut diharapkan dapat memperbaiki sistem transmisi yang telah ada, sehingga dapat memberikan manfaat nyata secara sosial dan ekonomi bagi masyarakat di Jawa-Bali. Namun demikian, PLN menyadari bahwa untuk itu diperlukan analisis yang komprehensif serta mitigasi dampak-dampak negatif yang buruk yang mungkin timbul bagi lingkungan dan masyarakat sekitarnya. Berdasarkan pengalaman PLN di masa lalu, bahwa akan lebih hemat bila dapat mencegah, menghindari, dan meminimalkan masalah-masalah daripada penanganan masalah di kemudian hari. Kegiatan usaha PLN tentunya harus tunduk kepada peraturan-peraturan lingkungan hidup di Indonesia. Dan PLN memahami pula bahwa kegiatan yang didanai dengan pinjaman Bank Dunia perlu pula mematuhi kebijakan-kebijakan dan pedoman-pedoman Bank Dunia untuk pengamanan lingkungan dan sosial.

KERANGKA KEBIJAKAN, PENGKAJIAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL, DAN RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

Pada periode bulan Mei-September 2002, Bank Dunia menugaskan konsultan untuk memberi dukungan pada PLN dalam melaksanakan studi pengkajian lingkungan dan sosial atas rencana kegiatan proyek JBPSRS serta menyiapkan rencana pengelolaan lingkungan (RPL) dan Kerangka Kebijakan Pembebasan Lahan dan Pemukiman 2

(8)

Kembali.1 Laporan ini mendokumentasikan hasil-hasil konsultasi tersebut yang difokuskan pada pembebasan lahan dan pemukiman kembali. (Terlampir, Rencana Pengkajian dan Pengelolaan Lingkungan & Sosial PLN yang merangkum seluruh hasil konsultansi tersebut).

Sebagai Pinjaman Investasi Sektor, setelah penandatanganan perjanjian pinjaman dan perjanjian proyek, lingkup proyek yang akan dilaksanakan dapat disesuaikan dengan kebutuhan PLN yang mendesak pada waktunya. Dengan demikian, tujuan dari Kerangka Kebijakan ini tidak hanya spesifik pada proyek, melainkan juga berorientasi pada proses; sehubungan dengan pekerjaan pada proyek pembangunan transmisi PLN pada umumnya, dan juga dengan

efektifitas manajemen lingkungan dalam operasional PLN.

Sebagai tambahan atas rangkuman ini dan beberapa Annex, keenam bab dari laporan tersebut disusun dalam tiga bagian, yaitu :

* Bagian I - Kerangka Kebijakan, Peraturan & Hukum dan Administratif (Bab 1-3), memberikan informasi mengenai persyaratan-persyaratan pengkajian lingkungan dan sosial serta mitigasinya, baik dari pemerintah Indonesia maupun Bank Dunia, serta situasi pengkajian dan pengelolaan lingkungan/sosial di PLN saat ini.

'Jasa konsultasi dilaksanakan oleh Nexant, Inc., Konsultasi Jasa Manajemen Energi yang Berafiliasi dengan Bechtel. Daftar Nama Anggota Tim Konsultan dan Rangkuman Kerangka Acuannya, diberikan di dalam Annex A

(9)

* Bagian II - Uraian Lingkup Proyek dan Pengkajian Dampak-dampak Yang Mungkin Terjadi (Bab 4-5);

* Bagian III - Kerangka Kebijakan Pembebasan Lahan dan Pemukiman Kembali (Bab 6) menjelaskan kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur PLN dalam hal pembebasan lahan, ganti rugi dan pemukiman kembali termasuk pengaturan organisasi, konsultasi publik, pemantauan dan pelaporan;

2. Dampak-dampak Yang Mungkin Terjadi

Dampak-dampak negatif ang terjadi terhadap lingkungan dan sosial dari rencana proyek kemungkinan berkisar dari dampak kecil sampai dampak yang dapat diabaikan.

Lingkup proyek yang diusulkan terdiri atas penggantian atau up-rating konduktor pada jalur transmisi yang telah ada dan perluasan gardu-gardu induk. Untuk lingkup proyek yang sedang disiapkan ini, PLN telah memiliki atau mempunyai semua lahan yang bersangkutan; dengan demikian,

tidak diperlukan lagi pembebasan lahan atau pemukiman kembali, dan tidak akan berpengaruh pada perumahan atau bangunan. Namun demikian, setiap pembebasan lahan dan ganti rugi yang mungkin terjadi untuk proyek yang harus disiapkan selama implementasi proyek akan dilaksanakan sesuai dengan Kerangka Kebijakan Pembebasan Lahan dan

(10)

Pemukiman Kembali. Rencana Pembebasan Lahan dan Pemukiman Kembali yang sesuai dengan Kerangka Kebijakan ini akan disampaikan oleh PLN kepada Bank Dunia untuk mendapatkan persetujuan setelah ada informasi rencana yang spesifik atas masing-masing sub-proyek.

3. Kerangka Pembebasan Lahan dan Pemukiman Kembali

PENGATURAN ORGANISASI:

Tim Lingkungan Proyek (PET) akan memantau dan mengkoordinasikan semua aspek Rencana Pengelolaan Lingkungan Proyek, termasuk masalah-masalah yang berkaitan dengan pembebasan lahan, ganti rugi dan pemukiman kembali seperti telah dijelaskan dalam Kerangka Pembebasan Lahan dan Pemukiman Kembali ini.

PLN telah membentuk sebuah Project Implementation Unit (PIU) dengan tugas utama adalah mengkoordinir dan mengelola proyek, dimana Tim Lingkungan Proyek (PET) akan bekerja di bawah koordinasi Ketua PIU. Hubungan kerja antara tim manajemen proyek, manajemen PLN, Bank Dunia dan pemerintah diperlihatkan pada Gambar 1.

(11)

Gambar 1. Organisasi Proyek untuk Implementasi Rerangka

Kebijakan Pembebasan Lahan dan Pemukiman Kembali

Bank Dunla

TA akan Inestasi Jnke n Peraturan Menteri Li enengah Jawa-BHli

mensyratka stud MDA untuk seip ryktanmi 150

kV, le karen n t itu Proye an aanajemknnya

mngkin aroyek Ph p

*- BAPFDALDA

PENGKAJIAN AMDAL:

Tim Lingkungan Proyek (PET) akan mengevaluasi kebutuhan studi AMDAL, bekerja sama dengan unit-unit pelaksana proyek PLN.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 17/2001

mensyaratkan studi AMDAL untuk setiap proyek transmisi

150 kV, oleh karena itu PLN tetap akan melaksanakannya, kendati kemungkinan bahwa proyek ini hanya menimbulkan dampak yang kecil. Dalam hal diperlukan adanya studi AMDAL atau UKL-UPL, PET akan mengevaluasi kerangka acuan yang sesuai, dan memberikan masukan serta dukungan kepada unit pelaksana proyek. PET juga akan mengevaluasi hasil dari studi-studi tersebut untuk memastikan bahwa telah

(12)

diselesaikan dengan baik dan siap untuk disampaikan kepada Komisi AMDAL.

KONSULTASI PUBLIK:

Dalam tahap persiapan Kerangka Acuan studi AMDAL saat ini disyaratkan adanya konsultasi publik dengan masyarakat yang akan terkena proyek, dan masyarakat yang terkena dampak tersebut mampunyai wakil di dalam Komisi AMDAL yang akan memeriksa studi AMDAL-nya.

Selama penyiapan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RPL) Proyek JBPSRS ini, PLN telah menyelenggarakan konsultasi publik di Surabaya berkaitan dengan rencana proyek peningkatan (up-rating) jalur transmisi Perak-Ujung. Pertemuan ini yang dilaporkan di dalam Annex D, merupakan suatu model konsultasi yang dapat dilaksanakan di masa yang akan datang untuk proyek ini dan proyek lainnya. Disamping itu, Kementerian Lingkungan Hidup dengan dukungan Bank Dunia sedang menyiapkan Pedoman Konsultasi Publik untuk diterapkan dalam proses AMDAL.

KEBIJAKAN PLN DAN PROSEDUR UNTUK PEMBEBASAN LAHAN, GANTI RUGI DAN PEMUKIMAN REMBALI

PLN telah menyiapkan serangkaian prosedur dalam hal disain, pembangunan dan pemeliharaan jalur transmisi yang dirangkum

dalam Kebijakan Umum Pembangunan Transmisi dan telah 7

(13)

dimasukkan di dalam RPL Proyek dan Kerangka Kebijakan Pembebasan Lahan dan Pemukiman Kembali ini.

Kebijakan umum yang mencakup peran serta masyarakat, pemukiman kembali, ganti rugi dan rehabilitasi harta benda, dan tindakan-tindakan mitigasi secara umum sebelumnya telah diperiksa dan disetujui oleh Bank Dunia. Kebijakan Umum yang telah ada tersebut memberikan cukup pedoman bagi kegiatan dalam rencana Proyek JBPSRS. Kebijakan-kebijakan PLN dan rincian prosedur di dalam Kebijakan Umum ini tercantum di dalam Annex E.

PEMANTAUAN DAN PELAPORAN

Pemantauan lingkungan untuk Proyek JBPSRS berada di bawah koordinasi Tim Lingkungan Proyek.

Ketua tim ini seyogyanya menerima tembusan semua laporan kemajuan proyek dan laporan-laporan lainnya yang disyaratkan dalam proses AMDAL.

Disamping laporan-laporan AMDAL yang harus disampaikan kepada institusi yang berkepentingan di Indonesia, tim harus menyiapkan pula laporan rangkuman lingkungan dalam bahasa Inggris untuk dikirimkan kepada pejabat lingkungan Bank Dunia di Jakarta, dan manajer proyek Bank Dunia di Washington, setiap 6 bulan. Laporan secara ringkas menjelaskan

(14)

* daftar tambahan lingkup proyek atau lingkup proyek yang telah disetujui disetujui untuk dilaksanakan, beserta kategorisasi dampak lingkungan yang mungkin timbul;

* rangkuman kemajuan studi AMDAL yang sedang berjalan; * rangkuman tindakan-tindakan mitigasi yang penting,

apabila ada, yang dilaksanakan dalam enam bulan terakhir (termasuk rincian pembebasan tanah dan ganti-rugi);

* uraian mengenai masalah-masalah yang penting atau keberhasilan di dalam mitigasi lingkungan selama jangka waktu pelaporan; dan

* identifikasi setiap kejadian lingkungan atau sosial yang mencolok selama enam bulan berikutnya, untuk diantisipasi.

Gambar

Gambar  1.  Organisasi  Proyek untuk  Implementasi  Rerangka Kebijakan  Pembebasan  Lahan  dan  Pemukiman  Kembali

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Perbedaan kecenderungan Perilaku Bullying

Ini disebabkan meningkatnya konsentrasi ion logam, proses penjerapan yang terjadi pada sampel akan berkurang dan jumlah ion logam dalam larutan tidak akan sebanding dengan

Terutama dalam metode sorongan, ketika seorang ustadz melaksanakan proses pembelajaran tanpa bisa membaca kitab maka akan menghambat pendukung pembelajaran kitab

kepada makhluk, ataupun menampakkan rasa sakit di depan mereka, dengan harapan mendapat pertolongan makhluk. Sejatinya penyembuh dan penolong hanyalah Allah. Makhluk tidak

Genotipe kontrol BP 409, seperti yang terlihat sebelumnya pada Gambar 3, memiliki nilai minimum dan rerata yang lebih rendah dengan nilai pada populasi terseleksi, atau dengan kata

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tanggapan respoden sebagian besar responden memberikan tanggapan setuju dan sangat setuju terhadap indikator

Bobot uterus dan ovarium tikus yang dicekok purwoceng pada periode yang berbeda dalam dua siklus berahi yaitu proestrus, estrus, metestrus, dan diestrus disajikan pada Tabel

QUMICON INDONESIA HERU BUDI UTOMO,