• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRIORITAS PENDIDIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRIORITAS PENDIDIKAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN

2303 - 0852

PRIORITAS PENDIDIKAN

Edisi 3

Apr - Jun

2013

Media Informasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik

USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa

Dampingi 50 Daerah Mitra Menata Distribusi Guru

Batu. Tim fasilitator tata kelola dan

manajemen pendidikan (education governance and management) USAID PRIORITAS memulai rangkaian program mendampingi 50 daerah mitra untuk menata distribusi guru. Tim yang dikoordinasikan oleh Dr. Mark Heyward, Adviser Tata Kelola dan

Manajemen Pendidikan, selama satu minggu (25-31/5) mendapatkan pelatihan untuk pelatih (ToT) tingkat nasional tentang Penataan dan Pemetaan Guru (PPG). ”Kami akan membantu pemangku kepentingan di daerah mendata dan menganalisis kebutuhan guru yang ideal untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan,” tukas Mark Heyward.

Tim fasilitator yang akan membantu PPG terdiri dari spesialis tata kelola dan manajemen pendidikan USAID PRIORITAS, dosen-dosen LPTK mitra, dan perwakilan lembaga pelatihan yang akan menjadi service

provider (penyedia layanan) dalam program penataan distribusi guru. ”Peran LPTK sangat strategis untuk mendukung program penataan distribusi guru. Kami akan membantu menyosiali sasikan, mendampingi, dan membantu daerah dalam

menata distribusi guru,” kata Suharjo,MS., MA dosen Universitas

Negeri Malang yang menjadi tim fasilitator PPG.

Secara bertahap tim fasilitator akan bekerjasama dengan pemangku kepentingan di daerah melakukan pemetaan kebutuhan guru di tingkat sekolah, kecamatan dan kabupaten/kota

berdasarkan data DAPODIK (Data Pokok Pendidikan). Dinas pendidikan akan didampingi untuk merumuskan pilihan-pilihan kebijakan berdasarkan hasil analisis dan kondisi daerah, serta mengimplementasikannya dalam kegiatan nyata. Program ini dilaksanakan untuk mendukung implementasi kebijakan peraturan bersama (Perber) 5 menteri pada 3 Oktober 2011 mengenai menata pemerataan distribusi guru secara nasional. Baca berita lengkapnya di halaman 2. (Anw)

Papua. Rencana perluasan daerah mitra

USAID PRIORITAS ke Provinsi Papua memasuki tahap penjajakan. USAID PRIORITAS dan USAID mulai melakukan asesmen dan berkoordinasi dengan pemerintah provinsi, kabupaten/kota, dan sekolah. Pada Bulan April-Mei 2013, tim telah melakukan pemetaan dan mewancarai para pemangku kepentingan untuk mendapatkan data kebutuhan program di Papua. Baca berita lengkapnya di halaman 4.

Jajaki Kemitraan dengan Papua

LPTK Mitra Siap Fasilitasi

Sekolah Implementasikan MBS dan PAKEM

Pariabti Palloan, S.Si., MT dosen UNM menerapkan pendekatan kontekstual saat praktik mengajar dalam pelatihan praktik yang baik dalam pembelajaran di SMP/MTs.

Kunjungi:

www.prioritaspendidikan.org

SINERGI program

penyebarluasan praktik pendidikan yang baik dengan LPTK telah dimulai. Hal itu ditandai dengan

diselenggarakannya pelatihan praktik yang baik dalam pembelajaran dan manajemen berbasis sekolah (MBS) di tujuh provinsi mitra untuk dosen LPTK.

Pelatihan tersebut melibatkan setidaknya 1.015 dosen yang berasal dari 16 LPTK mitra dan 31 LPTK konsorsium. Dosen yang terlibat, dipersiapkan memfasilitasi sekolah lab dan sekolah mitra LPTK yang selama ini digunakan sebagai tempat praktik mengajar para mahasiswa. Diharapkan para calon guru tersebut

bila sudah lulus dan mengajar, mereka mampu menjadi guru yang menerapkan pembelajaran aktif dan MBS. Berita lengkapnya di halaman 3. (Anw)

Untuk mendukung peningkatan layanan pendidikan di sekolah, USAID PRIORITAS membantu 50 daerah mitra menata pemerataan distribusi guru.

(2)

PRIORITAS - Nasional

PRIORITAS - Nasional

Penataan dan Pemerataan Guru di 50 Daerah Mitra USAID PRIORITAS:

Blitar Mulai Redistribusi Guru, Bantaeng Inisiatif buat Perda

KABUPATEN Blitar merupakan

daerah mitra pertama yang menjadi pilot project dalam implementasi program penataan dan pemerataan guru (PPG). Berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan dinas pendidikan, kemenag, dan BKD yang didampingi USAID PRIORITAS ditemukan persoalan distribusi yang tidak merata.

Di tingkat SMP ditemukan data kelebihan guru yang mencapai 225 guru. Kelebihan guru mata pelajaran (mapel) tersebut tersebar di 17 kecamatan. Tetapi, ada beberapa sekolah yang tersebar di 9 kecamatan justru masih kekurangan guru.

Kondisi di SD juga tidak jauh berbeda. Untuk guru mapel Pendidikan Agama Islam masih kelebihan 68 guru yang tersebar di 12 kecamatan. Tetapi sekolah yang juga tersebar di 12 kecamatan lainnya masih kekurangan guru. Artinya, penataan distribusi guru menjadi masalah.

”Rencananya mulai tahun ajaran baru 2013/2014, kami akan mulai redistribusi guru merujuk pada data pemetaan guru yang kami lakukan bersama USAID PRIORITAS,” kata Romelan, S.Pd., M.Si Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar yang intens mengikuti kegiatan PPG sejak program digulirkan.

Bantaeng Siap Kawal dengan Perda

Setelah berhasil dengan Blitar, daerah mitra lainnya memulai pelaksanaan PPG, salah satunya adalah Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan. Staf Ahli Bupati

Bantaeng, Hartawan Zainuddin,

menyambut gembira pelaksanaan PPG di daerahnya. “Pemerataan guru mutlak dilaksanakan dan tidak bisa ditunda-tunda lagi. Ini penting sekali karena dengan data yang akurat, guru yang dimutasi tidak akan lagi merasa dihukum,” ujarnya.

Hal senada juga ditegaskan M. Anas Hasan, Ketua Komisi I DPRD. Setelah

melihat paparan PPG dari USAID PRIORITAS, dia mengusulkan inisiatif untuk membuat paraturan daerah tentang pendidikan untuk memayungi pelaksanaan PPG di Bantaeng.

”Sudah lama kami butuhkan program seperti ini. Yang dapat menyelesaikan permasalahan penataan guru itu hanya Perda. Bahkan sekarang kami berniat membuat Perda Inisiatif Penataan Guru. Tentu kami butuh bantuan dan fasilitasi USAID PRIORITAS,” katanya.

(Anw/Tri/Ham)

Newsletter PRIORITAS PENDIDIKAN diterbitkan oleh USAID PRIORITAS sebagai media penyebarluasan informasi dan praktik yang baik dalam bidang pendidikan. Kunjungi website kami: www.prioritaspendidikan.org. Manfaatkan berbagai praktik pendidikan yang baik, seperti ide dan pengalaman pembelajaran yang berhasil, penelitian tindakan kelas, video praktik yang baik, karya anak, dan diskusi online forum sekolah. Alamat Redaksi: Gedung Ratu Plaza, Lt. 25.Jl. Jenderal Sudirman Kav 9. Jakarta 10270. Telp: (62-21) 722 7998, Faks: (62-21) 722 7978. Artikel berupa gagasan atau pengalaman praktik yang baik dalam bidang pendidikan dapat dikirimkan melalui email usaidprioritas@prioritas.or.id. Naskah ditulis dalam format Microsoft Word dengan jumlah kata 350--550. Lampirkan foto yang relevan dengan tulisan dalam format JPG.

USAID PRIORITAS: Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students

DALAM mendampingi daerah mitra melakukan pemetaan dan penataan

distribusi guru, USAID PRIORITAS merancangnya dalam 3 tahapan kegiatan.

Pertama, melaksanakan Lokakarya Penyamaan Persepsi. Pada tahap ini

perwakilan dari dinas pendidikan, kemenag, dan BKD bersama tim fasilitator USAID PRIORITAS membangun kesepemahaman tentang teknis kegiatan dan pembagian tugas yang akan dilakukan bersama, termasuk menyiapkan data-data yang relevan.

Kedua, Lokakarya Satu tentang Analisis Data. Perwakilan peserta akan

difasilitasi untuk melakukan analisis data dengan menggunakan software yang dikembangkan USAID PRIORITAS. Berdasarkan analisis data tersebut, peserta akan mengidentifikasi dan merumuskan isu strategis. Pada lokakarya ini, daerah mitra didampingi untuk melengkapi data secara komprehensif.

Ketiga, Lokakarya Dua tentang Analisis Kebijakan. Pada tahap ini, daerah

akan diminta memaparkan hasil analisis data dan isu strategis yang telah dirumuskan. Berdasarkan hasil tersebut, peserta difasilitasi untuk mengidentifikasi alternatif kebijakan yang relevan dengan penataan dan pemerataan guru di daerahnya. Setelah itu, apabila kabupaten/kota menyetujui dan akan membuat kebijakan maka dilakukan uji publik untuk menguatkan kebijakan penataan distribusi guru di daerah.

Untuk memayungi kebijakan yang dirumuskan, daerah akan didampingi dalam mengimplementasikan kebijakan penataan distribusi guru. Misalnya dengan menerbitkan surat keputusan bupati, surat tugas kepala dinas, atau memasukkannya dalam Renja, Renstra, dan peraturan daerah. (Anw)

KEPALA Badan Kepegawaian

Daerah (BKD) Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Drs Totok Subihandono M.Si merasa mendapatkan jawaban atas permasalahan penataan distribusi guru yang terjadi di daerahnya. Kelegaannya itu disampaikan setelah melihat paparan data pemetaan guru di Kabupaten Blitar yang dipresentasikan oleh tim dinas pendidikan. Setelah melakukan rangkaian kegiatan mulai sosialisasi program yang dilanjutkan lokakarya1 dan lokakarya 2, Blitar berhasil memetakan kelebihan dan kekurangan guru, serta alternatif kebijakan untuk mengatasinya.

”Program seperti inilah yang selama ini kami cari karena aplikasi dalam program ini, pemetaan distribusi PNS dan alternatif kebijakan

penataannya menjadi mudah dilakukan. Kebutuhan data yang dibutuhkan juga mudah disajikan,” ungkapnya pada saat menutup acara lokakarya 2 pemetaan distribusi guru di Blitar. (Tri)

Bagaimana Program Penataan Distribusi Guru?

Totok Subihandono, Kepala BKD Blitar

Kepala BKD Blitar:

Ini yang Kami Butuhkan

M. Anas Hasan, Ketua Komisi I DPRD Bantaeng (tengah), menyatakan komitmennya untuk terlibat aktif dalam membuat regulasi penataan dan pemerataan guru.

Libatkan 1.015 Dosen LPTK

Tingkatkan Mutu Perkuliahan

bagi Calon Guru

PELATIHAN untuk 1.015 dosen Pedagogi LPTK mitra di

tujuh provinsi mitra dilaksanakan secara serentak pada Mei- Juli 2013. Pelatihan untuk para dosen yang mengajar para calon guru itu dibagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu (1) pelatihan praktik yang baik untuk pembelajaran di SD/MI, (2) pelatihan praktik yang baik untuk pembelajaran di SMP/MTs, serta (3) pelatihan praktik yang baik manajemen berbasis sekolah di SD/MI dan SMP/MTs. "Kami memfasilitasi para dosen pedagogi untuk mengimplementasikan praktik-praktik yang baik dalam pre-service training maupun in-service training sehingga mereka dapat

menularkan kepada mahasiswanya yang akan menjadi calon guru," kata Lynne Hill, Adviser Pengajaran dan Pembelajaran USAID PRIORITAS.

Para dosen pedagogi dari LPTK mitra dan konsorsium mengikuti pelatihan dengan antusias. Banyak pengalaman menarik yang diperoleh peserta selama pelatihan. Salah satunya adalah saat peserta harus melakukan praktik mengajar langsung di kelas. Selama ini para dosen terbiasa berhadapan dengan mahasiswa, namun kali ini mereka harus mengajar di SD dan SMP. Banyak kesan menarik dan tak terlupakan dari para

peserta."Mengajar siswa SD atau SMP itu ternyata tidak mudah," kata Sutrisno Sahari SPd.,MPd dari Universitas PGRI Kediri yang melakukan praktik mengajar di SD Hang Tuah X Juanda Sidoarjo tentang pengalamannya.

Sutrisno mengaku persiapan mengajarnya berantakan karena

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat tidak bisa dilaksanakan. "Saya sempat putus asa dan ingin mundur, namun fasilitator memberi saya motivasi agar saya meneruskan kegiatan mengajar. Saya bersyukur akhirnya saya malah bisa melaksanakan pembelajaran di luar kelas diikuti oleh siswa dengan semangat tinggi," katanya.

Stuart Weston, Chief of Party USAID PRIORITAS yang mendampingi langsung proses pelatihan untuk dosen LPTK di Medan sangat terkesan dengan semangat para dosen dalam mengikuti pelatihan. “Dosen-dosen di sini semangatnya luar biasa. Mereka mau belajar dan tidak takut salah. Walaupun mereka banyak yang profesor tapi mereka mau menerima umpan balik,” kata Stuart Weston.

(Rep/Anw)

Para dosen pedagogi LPTK tampak antusias dan aktif mengikuti pelatihan praktik yang baik dalam pembelajaran.

PELATIHAN

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) juga memberikan pengalaman yang berharga bagi para dosen LPTK. Banyak peserta yang mengatakan bahwa materi-materi ini akan membuat mahasiswa PPL tidak akan kekurangan bahan apabila diminta membantu kepala sekolah. “Kalau mahasiswa paham MBS, khususnya PSM dan RKS/RKT, maka mahasiswa bisa membantu sekolah untuk hal-hal yang tidak berhubungan dengan mengajar,” kata salah satu peserta pelatihan di Universitas Negeri Yogyakarta.

Untuk menguatkan proses pelatihan, USAID PRIORITAS menghadirkan fasilitator yang berasal dari kepala sekolah dan madrasah yang berhasil

mengimplementasikan MBS di sekolahnya. Seperti di Jawa Timur, Kepala SMPN 3 Sidoarjo Drs. Hartoyo, MPd, Kepala MTs Nurul Huda

Sidoarjo Drs. Misbahuddin, dan Guru SMPN 4 Sidoarjo Dwi Indah Sri Astutik SPd membagikan pengalaman-pengalaman terbaik mereka selama menjalankan MBS di sekolah masing-masing.

Siti Nurul Hidayati dosen FMIPA UNESA yang mengikuti pelatihan MBS menilai pelatihan itu sangat perlu untuk dosen karena selama ini dosen pencetak guru sangat jarang yang turun langsung ke sekolah. "Banyak dosen yang bisa mengajar, namun aplikasi keilmuannya secara langsung di lapangan belum teruji. Saya senang menjadi peserta pelatihan ini karena saya bisa menimba ilmu dari

narasumber guru dan kepala sekolah yang mengalami langsung rutinitas manajemen sekolah setiap hari,

menghadapi permasalahan di sekolah dan bisa mencari solusinya," komentar Nurul Hidayati.

(Rep/Anw)

Siap Fasilitasi Mahasiswa

Implementasikan MBS

Bentuk Konsorsium LPTK

Sinergi LPTK untuk meningkatkan mutu pendidikan.

31 LPTK yang tersebar di tujuh provinsi mitra resmi

bergabung dalam program USAID PRIORITAS. Mereka akan bekerjasama dengan 16 LPTK mitra USAID PRIORITAS dalam pelaksanaan program peningkatan mutu guru pra- dan dalam jabatan. Sebelumnya, unsur pimpinan LPTK konsorsium diundang secara khusus dalam pertemuan dengan LPTK Mitra dan USAID PRIORITAS.

Pertemuan yang dihadiri para rektor, pembantu rektor, dekan, dinas pendidikan provinsi, Kemenag, dan LPMP itu, berhasil memberikan banyak masukan terhadap

pengembangan kerjasama antar LPTK terutama untuk memikirkan standar kualitas pre-service calon guru. ”Pertemuan seperti ini penting dilakukan untuk menarik mata rantai antara pendidikan dasar dengan pendidikan tinggi, sehingga kita dapat membentuk kapasitas dan SDM yang bermutu terutama guru. Ini dapat menghasilkan anak didik yang berkarakter,” kata Dr. T. Rusli Yusuf, Pembantu Rektor III Universitas Syiah Kuala Aceh. (Rep/Anw)

(3)

PRIORITAS - Nasional

PRIORITAS - Nasional

Penataan dan Pemerataan Guru di 50 Daerah Mitra USAID PRIORITAS:

Blitar Mulai Redistribusi Guru, Bantaeng Inisiatif buat Perda

KABUPATEN Blitar merupakan

daerah mitra pertama yang menjadi pilot project dalam implementasi program penataan dan pemerataan guru (PPG). Berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan dinas pendidikan, kemenag, dan BKD yang didampingi USAID PRIORITAS ditemukan persoalan distribusi yang tidak merata.

Di tingkat SMP ditemukan data kelebihan guru yang mencapai 225 guru. Kelebihan guru mata pelajaran (mapel) tersebut tersebar di 17 kecamatan. Tetapi, ada beberapa sekolah yang tersebar di 9 kecamatan justru masih kekurangan guru.

Kondisi di SD juga tidak jauh berbeda. Untuk guru mapel Pendidikan Agama Islam masih kelebihan 68 guru yang tersebar di 12 kecamatan. Tetapi sekolah yang juga tersebar di 12 kecamatan lainnya masih kekurangan guru. Artinya, penataan distribusi guru menjadi masalah.

”Rencananya mulai tahun ajaran baru 2013/2014, kami akan mulai redistribusi guru merujuk pada data pemetaan guru yang kami lakukan bersama USAID PRIORITAS,” kata Romelan, S.Pd., M.Si Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar yang intens mengikuti kegiatan PPG sejak program digulirkan.

Bantaeng Siap Kawal dengan Perda

Setelah berhasil dengan Blitar, daerah mitra lainnya memulai pelaksanaan PPG, salah satunya adalah Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan. Staf Ahli Bupati

Bantaeng, Hartawan Zainuddin,

menyambut gembira pelaksanaan PPG di daerahnya. “Pemerataan guru mutlak dilaksanakan dan tidak bisa ditunda-tunda lagi. Ini penting sekali karena dengan data yang akurat, guru yang dimutasi tidak akan lagi merasa dihukum,” ujarnya.

Hal senada juga ditegaskan M. Anas Hasan, Ketua Komisi I DPRD. Setelah

melihat paparan PPG dari USAID PRIORITAS, dia mengusulkan inisiatif untuk membuat paraturan daerah tentang pendidikan untuk memayungi pelaksanaan PPG di Bantaeng.

”Sudah lama kami butuhkan program seperti ini. Yang dapat menyelesaikan permasalahan penataan guru itu hanya Perda. Bahkan sekarang kami berniat membuat Perda Inisiatif Penataan Guru. Tentu kami butuh bantuan dan fasilitasi USAID PRIORITAS,” katanya.

(Anw/Tri/Ham)

Newsletter PRIORITAS PENDIDIKAN diterbitkan oleh USAID PRIORITAS sebagai media penyebarluasan informasi dan praktik yang baik dalam bidang pendidikan. Kunjungi website kami: www.prioritaspendidikan.org. Manfaatkan berbagai praktik pendidikan yang baik, seperti ide dan pengalaman pembelajaran yang berhasil, penelitian tindakan kelas, video praktik yang baik, karya anak, dan diskusi online forum sekolah. Alamat Redaksi: Gedung Ratu Plaza, Lt. 25.Jl. Jenderal Sudirman Kav 9. Jakarta 10270. Telp: (62-21) 722 7998, Faks: (62-21) 722 7978. Artikel berupa gagasan atau pengalaman praktik yang baik dalam bidang pendidikan dapat dikirimkan melalui email usaidprioritas@prioritas.or.id. Naskah ditulis dalam format Microsoft Word dengan jumlah kata 350--550. Lampirkan foto yang relevan dengan tulisan dalam format JPG.

USAID PRIORITAS: Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students

DALAM mendampingi daerah mitra melakukan pemetaan dan penataan

distribusi guru, USAID PRIORITAS merancangnya dalam 3 tahapan kegiatan.

Pertama, melaksanakan Lokakarya Penyamaan Persepsi. Pada tahap ini

perwakilan dari dinas pendidikan, kemenag, dan BKD bersama tim fasilitator USAID PRIORITAS membangun kesepemahaman tentang teknis kegiatan dan pembagian tugas yang akan dilakukan bersama, termasuk menyiapkan data-data yang relevan.

Kedua, Lokakarya Satu tentang Analisis Data. Perwakilan peserta akan

difasilitasi untuk melakukan analisis data dengan menggunakan software yang dikembangkan USAID PRIORITAS. Berdasarkan analisis data tersebut, peserta akan mengidentifikasi dan merumuskan isu strategis. Pada lokakarya ini, daerah mitra didampingi untuk melengkapi data secara komprehensif.

Ketiga, Lokakarya Dua tentang Analisis Kebijakan. Pada tahap ini, daerah

akan diminta memaparkan hasil analisis data dan isu strategis yang telah dirumuskan. Berdasarkan hasil tersebut, peserta difasilitasi untuk mengidentifikasi alternatif kebijakan yang relevan dengan penataan dan pemerataan guru di daerahnya. Setelah itu, apabila kabupaten/kota menyetujui dan akan membuat kebijakan maka dilakukan uji publik untuk menguatkan kebijakan penataan distribusi guru di daerah.

Untuk memayungi kebijakan yang dirumuskan, daerah akan didampingi dalam mengimplementasikan kebijakan penataan distribusi guru. Misalnya dengan menerbitkan surat keputusan bupati, surat tugas kepala dinas, atau memasukkannya dalam Renja, Renstra, dan peraturan daerah. (Anw)

KEPALA Badan Kepegawaian

Daerah (BKD) Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Drs Totok Subihandono M.Si merasa mendapatkan jawaban atas permasalahan penataan distribusi guru yang terjadi di daerahnya. Kelegaannya itu disampaikan setelah melihat paparan data pemetaan guru di Kabupaten Blitar yang dipresentasikan oleh tim dinas pendidikan. Setelah melakukan rangkaian kegiatan mulai sosialisasi program yang dilanjutkan lokakarya1 dan lokakarya 2, Blitar berhasil memetakan kelebihan dan kekurangan guru, serta alternatif kebijakan untuk mengatasinya.

”Program seperti inilah yang selama ini kami cari karena aplikasi dalam program ini, pemetaan distribusi PNS dan alternatif kebijakan

penataannya menjadi mudah dilakukan. Kebutuhan data yang dibutuhkan juga mudah disajikan,” ungkapnya pada saat menutup acara lokakarya 2 pemetaan distribusi guru di Blitar. (Tri)

Bagaimana Program Penataan Distribusi Guru?

Totok Subihandono, Kepala BKD Blitar

Kepala BKD Blitar:

Ini yang Kami Butuhkan

M. Anas Hasan, Ketua Komisi I DPRD Bantaeng (tengah), menyatakan komitmennya untuk terlibat aktif dalam membuat regulasi penataan dan pemerataan guru.

Libatkan 1.015 Dosen LPTK

Tingkatkan Mutu Perkuliahan

bagi Calon Guru

PELATIHAN untuk 1.015 dosen Pedagogi LPTK mitra di

tujuh provinsi mitra dilaksanakan secara serentak pada Mei- Juli 2013. Pelatihan untuk para dosen yang mengajar para calon guru itu dibagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu (1) pelatihan praktik yang baik untuk pembelajaran di SD/MI, (2) pelatihan praktik yang baik untuk pembelajaran di SMP/MTs, serta (3) pelatihan praktik yang baik manajemen berbasis sekolah di SD/MI dan SMP/MTs. "Kami memfasilitasi para dosen pedagogi untuk mengimplementasikan praktik-praktik yang baik dalam pre-service training maupun in-service training sehingga mereka dapat

menularkan kepada mahasiswanya yang akan menjadi calon guru," kata Lynne Hill, Adviser Pengajaran dan Pembelajaran USAID PRIORITAS.

Para dosen pedagogi dari LPTK mitra dan konsorsium mengikuti pelatihan dengan antusias. Banyak pengalaman menarik yang diperoleh peserta selama pelatihan. Salah satunya adalah saat peserta harus melakukan praktik mengajar langsung di kelas. Selama ini para dosen terbiasa berhadapan dengan mahasiswa, namun kali ini mereka harus mengajar di SD dan SMP. Banyak kesan menarik dan tak terlupakan dari para

peserta."Mengajar siswa SD atau SMP itu ternyata tidak mudah," kata Sutrisno Sahari SPd.,MPd dari Universitas PGRI Kediri yang melakukan praktik mengajar di SD Hang Tuah X Juanda Sidoarjo tentang pengalamannya.

Sutrisno mengaku persiapan mengajarnya berantakan karena

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat tidak bisa dilaksanakan. "Saya sempat putus asa dan ingin mundur, namun fasilitator memberi saya motivasi agar saya meneruskan kegiatan mengajar. Saya bersyukur akhirnya saya malah bisa melaksanakan pembelajaran di luar kelas diikuti oleh siswa dengan semangat tinggi," katanya.

Stuart Weston, Chief of Party USAID PRIORITAS yang mendampingi langsung proses pelatihan untuk dosen LPTK di Medan sangat terkesan dengan semangat para dosen dalam mengikuti pelatihan. “Dosen-dosen di sini semangatnya luar biasa. Mereka mau belajar dan tidak takut salah. Walaupun mereka banyak yang profesor tapi mereka mau menerima umpan balik,” kata Stuart Weston.

(Rep/Anw)

Para dosen pedagogi LPTK tampak antusias dan aktif mengikuti pelatihan praktik yang baik dalam pembelajaran.

PELATIHAN

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) juga memberikan pengalaman yang berharga bagi para dosen LPTK. Banyak peserta yang mengatakan bahwa materi-materi ini akan membuat mahasiswa PPL tidak akan kekurangan bahan apabila diminta membantu kepala sekolah. “Kalau mahasiswa paham MBS, khususnya PSM dan RKS/RKT, maka mahasiswa bisa membantu sekolah untuk hal-hal yang tidak berhubungan dengan mengajar,” kata salah satu peserta pelatihan di Universitas Negeri Yogyakarta.

Untuk menguatkan proses pelatihan, USAID PRIORITAS menghadirkan fasilitator yang berasal dari kepala sekolah dan madrasah yang berhasil

mengimplementasikan MBS di sekolahnya. Seperti di Jawa Timur, Kepala SMPN 3 Sidoarjo Drs. Hartoyo, MPd, Kepala MTs Nurul Huda

Sidoarjo Drs. Misbahuddin, dan Guru SMPN 4 Sidoarjo Dwi Indah Sri Astutik SPd membagikan pengalaman-pengalaman terbaik mereka selama menjalankan MBS di sekolah masing-masing.

Siti Nurul Hidayati dosen FMIPA UNESA yang mengikuti pelatihan MBS menilai pelatihan itu sangat perlu untuk dosen karena selama ini dosen pencetak guru sangat jarang yang turun langsung ke sekolah. "Banyak dosen yang bisa mengajar, namun aplikasi keilmuannya secara langsung di lapangan belum teruji. Saya senang menjadi peserta pelatihan ini karena saya bisa menimba ilmu dari

narasumber guru dan kepala sekolah yang mengalami langsung rutinitas manajemen sekolah setiap hari,

menghadapi permasalahan di sekolah dan bisa mencari solusinya," komentar Nurul Hidayati.

(Rep/Anw)

Siap Fasilitasi Mahasiswa

Implementasikan MBS

Bentuk Konsorsium LPTK

Sinergi LPTK untuk meningkatkan mutu pendidikan.

31 LPTK yang tersebar di tujuh provinsi mitra resmi

bergabung dalam program USAID PRIORITAS. Mereka akan bekerjasama dengan 16 LPTK mitra USAID PRIORITAS dalam pelaksanaan program peningkatan mutu guru pra- dan dalam jabatan. Sebelumnya, unsur pimpinan LPTK konsorsium diundang secara khusus dalam pertemuan dengan LPTK Mitra dan USAID PRIORITAS.

Pertemuan yang dihadiri para rektor, pembantu rektor, dekan, dinas pendidikan provinsi, Kemenag, dan LPMP itu, berhasil memberikan banyak masukan terhadap

pengembangan kerjasama antar LPTK terutama untuk memikirkan standar kualitas pre-service calon guru. ”Pertemuan seperti ini penting dilakukan untuk menarik mata rantai antara pendidikan dasar dengan pendidikan tinggi, sehingga kita dapat membentuk kapasitas dan SDM yang bermutu terutama guru. Ini dapat menghasilkan anak didik yang berkarakter,” kata Dr. T. Rusli Yusuf, Pembantu Rektor III Universitas Syiah Kuala Aceh. (Rep/Anw)

(4)

PRIORITAS - Nasional

Fasilitasi Pendidikan Inklusif dan Pengarusutamaan Gender

Pendidikan inklusif dan gender menjadi bagian dari isu lintas sektor yang menjadi perspektif pada setiap kegiatan USAID PRIORITAS. Untuk mendapatkan masukan dan gambaran awal program tersebut, USAID PRIORITAS melaksanakan kegiatan asesmen persepsi dan kapasitas kabupaten termasuk isu inklusif dan gender dalam pendidikan. Asesmen ini dilaksanakan dengan metode FGD (Focus Group Discussion) dan wawancara yang melibatkan unsur dinas kabupaten (dinas pendidikan dan kantor Kemenag) serta sekolah.

SEJAK digulirkan pemerintah pada

tahun 2006, masih ada beberapa daerah mitra yang belum ada sekolah

penyelenggara pendidikan inklusif. Dampaknya, pendidikan inklusif belum menjadi prioritas dalam perencanaan program pendidikan. Hanya sebagian kecil yang memasukkan pendidikan inklusif di dalam rencana strategis dan rencana kerja pendidikan di daerah, termasuk dalam penganggarannya.

Kerjasama untuk meningkatkan kualitas pendidikan inklusi antara dinas kabupaten dengan pihak luar seperti perguruan tinggi/LSM, juga belum banyak

dilakukan. Pemberian dana operasional dan sarana/prasarana untuk pengembangan sekolah inklusif juga masih belum maksimal.

Pada aspek perencanaan, sampai saat ini belum semua dinas menggunakan data terpilah berdasarkan jenis kelamin.

Fokal point dan kelompok kerja (pokja)

pengarusutamaan gender (PUG) yang diharapkan menjadi motor penggerak di daerah, belum menjadi kebutuhan di dinas kabupaten mitra. Hampir separuh pokja yang ada sudah tidak aktif lagi.

Rekomendasi

Berdasarkan hasil asesmen tersebut, USAID PRIORITAS merekomendasikan kegiatan yang memperhatikan aspek-aspek penting berikut ini:

1. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran dinas kabupaten dan sekolah tentang pendidikan inklusif dan gender melalui berbagai kegiatan seperti sosialisasi, pelatihan, lokakarya, dan kegiatan peningkatan kapasitas lainnya.

2. Meningkatkan kapasitas kepala sekolah tentang cara membuat perubahan pada kebijakan sekolah dan perencanaan yang responsif gender termasuk penganggarannya.

3. Membangun koordinasi dan kerjasama antar organisasi yang bekerja untuk pendidikan inklusif dan gender di daerah maupun nasional untuk mendekatkan akses peserta didik berkebutuhan khusus pada pendidikan yang berkualitas dan responsif gender. 4. Advokasi kebijakan dan anggaran untuk

pemenuhan sarana dan prasarana terkait pendidikan inklusif dan gender berdasarkan data yang ada dan temuan lapangan.

(Wsa)

SDN Lemahputro 1 Sidoarjo Berhasil Kembangkan Pendidikan Inklusif

SDN Lemahputro 1 Sidoarjo, Jawa Timur menyeleng-garakan pendidikan inklusif sejak tahun 2010. Pada awalnya pelaksanaan pendidikan inklusif tidak berjalan mulus. Ada banyak guru yang merespon kurang baik karena khawatir orangtua murid menolak anaknya yang “normal” terpengaruh jika bergaul dengan anak berkebutuhan khusus (ABK). Hal itu sempat terbukti dengan menurunnya pendaftar murid baru sampai 50%.

Kejadian tersebut tidak menurunkan semangat Ibu Nanik sang kepala sekolah, untuk terus berjuang memahamkan kepada warga sekolah dan masyarakat. Menurutnya, sekolah juga memiliki kewajiban mendidik dan mempersiapkan ABK untuk dapat hidup mandiri. Walaupun mendapat tantangan, Ibu Nanik

yang memiliki latar belakang Pendidikan Luar Biasa (PLB) tetap berkomitmen mengembangkan pendidikan inklusif di sekolahnya. Beliau juga mengirim gurunya untuk mengikuti sosialisasi dan workshop tentang pendidikan inklusif.

Usaha Ibu Nanik kini telah membuahkan hasil, warga sekolah dan masyarakat memahami alasan sekolah harus menerima murid ABK. Saat kunjungan dilakukan, sekolah memiliki 32 murid ABK dengan beberapa jenis ketunaan, seperti IQ di bawah rata-rata, hedrosepalus, lemah pendengaran, ketakutan terhadap air, dan tuna daksa. Untuk membantu proses pembelajaran ABK, sekolah melengkapinya dengan dukungan 2 guru ABK dan 5 guru kelas yang sudah dilatih tentang ABK. Pembelajaran di kelas menerapkan sistem berkelompok. Satu kelompok terdiri dari 6 – 7 anak termasuk 1 ABK. Pada saat tertentu, ABK dibuat dalam satu kelompok. Tujuannya untuk mengefektifkan proses pendampingan dari guru pendamping khusus karena ada satu kelas yang memiliki ABK lebih dari satu anak.

Kolaborasi ABK dengan siswa normal dalam pembelajaran membuat mereka sering mengukir prestasi. Prestasi terbaru, mereka berhasil juara 2 tingkat kabupaten dalam lomba samroh. SDN Lemahputro 1 sekarang lebih diminati masyarakat untuk menyekolahkan anaknya. (Wsa)

PRIORITAS - Nasional

Pendidikan Inklusif di 23 Daerah Mitra

Tidak ada data Ada tetapi tidak di setiap Kecamatan Belum ada sekolah inklusif

Sudah ada di Tiap Kecamatan

SDN Lemahputro 1 Sidoarjo memamerkan keberhasilan pendidikan inklusif di sekolahnya.

65% 26%

4% 4%

Data Pendidikan Inklusif di 23 Daerah Mitra

Papua Perlu Peningkatan Kompetensi Guru

Hasil asesmen kebutuhan program di Papua menunjukkan bahwa Papua memerlukan peningkatan kapasitas manajemen pendidikan di Kabupaten, distrik atau kecamatan dan sekolah. Selain itu, kompetensi guru mengajar dan ketidakhadiran guru di sekolah masih menjadi kendala utama dalam peningkatan mutu pendidikan di Papua. ASESMEN dilakukan di tujuh

kabupaten di Papua pada bulan Maret dan Mei 2013 oleh Tim USAID- PRIORITAS dan USAID. Asesmen dilakukan melalui kunjungan dan wawancara dengan kepala dinas pendidikan kabupaten beserta kepala-kepala bidang, kepala-kepala sekolah, beberapa yayasan yang bergerak di bidang pendidikan.

Saat ini, sebagian besar pengelolaan pendidikan masih terpusat di kabupaten. Karena akses yang sulit, sekolah jarang sekali mendapat supervisi dari para pengawas sekolah. “Jarang sekali pengawas dari kabupaten datang mengunjungi sekolah,” kata Bapak Obet Wanimbo, Kepala SDN Inpres Gum Gum Kelila, Memberamo Tengah, Papua.

Untuk menjangkau sekolah ini dari Kobakma-Ibu kota Kabupaten, pengawas harus naik pesawat ke Kota Wamena dilanjutkan jalan darat dengan mobil dengan 4 penggerak roda (4 WD) sekitar 4 jam.

Peningkatan Mutu Guru

Hampir semua sekolah yang dikunjungi masih menerapkan pembelajaran konvensional, yaitu guru

masih menjadi pusat pembelajaran. Pengaturan bangku juga masih klasikal, semua menghadap ke depan kelas. Tidak banyak kesempatan diberikan kepada siswa untuk melakukan diskusi atau menyampaikan pendapat mereka.

Sebagian guru bahkan mendikte dan meminta murid untuk mencatat.

Hasil tes membaca yang dilakukan USAID PRIORITAS di kelas awal (kelas 1) juga menunjukkan bahwa sebagian besar murid belum mampu membaca. Dua pertiga murid yang mampu membaca, tidak memahami kalimat sederhana yang dibaca. Kemampuan berhitung sederhana siswa juga sangat rendah. Kurang dari 50% siswa dapat menjawab benar separuh dari soal matematika sederhana (penambahan, pengurangan, pembagian dan perkalian sederhana) yang diberikan.

Distribusi guru di kabupaten juga masih menjadi masalah, selain tingkat kehadiran guru dan kualifikasi guru. ”Sebagian besar masih menumpuk di kota,” kata F. Mansawi, Kasubag Umum dan Kepegawaian Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Yapen. Hal ini karena akses ke wilayah distrik yang sulit, hanya 3 dari 14 distrik yang terhubung melalui jalur darat, selebihnya harus melalui jalur laut.

(Aff)

Ester Manurung dari Education Office USAID/Indonesia, berdialog dengan siswa SDN Inpress Gum Gum Kelila, Memberamo Tengah.

Libatkan Orang Tua untuk Tentukan

Kenaikan Kelas Siswa

KEPALA SDN Borai,

Angkaisera, Kepulauan Yapen memiliki cara yang unik dalam menentukan kenaikan kelas para siswa, terutama siswa kelas III dan kelas V, yaitu dengan melibatkan orang tua murid.

E. Waroi, A.Ma.Pd, Kepala SDN Borai, Angkaisera menjelaskan bahwa untuk menghindari kemarahan orang tua murid ketika anaknya tidak naik kelas, para wali kelas diminta untuk menunda keputusan kenaikan kelas anak-anak yang diragukan untuk naik kelas.

Orangtua dari anak ini kemudian diundang ke sekolah bersama anak-anak mereka. Kepala sekolah, guru bersama orang tua menguji anak-anak membaca secara bersama-sama. Anak-anak yang belum bisa membaca dengan baik diputuskan secara bersama untuk tidak dinaikkan. Cara kepala sekolah ini cukup efektif untuk menyeleksi siswa yang akan naik kelas secara transparan dan sekaligus dapat menghindari kemarahan orangtua kepada pihak sekolah.

(Aff)

Praktik yang Baik dari Papua:

Melibatkan orangtua dalam keputusan naik kelas di SDN Borai, Angkaisera sangat efektif dalam meningkatkan mutu pembelajaran.

(5)

PRIORITAS - Nasional

Fasilitasi Pendidikan Inklusif dan Pengarusutamaan Gender

Pendidikan inklusif dan gender menjadi bagian dari isu lintas sektor yang menjadi perspektif pada setiap kegiatan USAID PRIORITAS. Untuk mendapatkan masukan dan gambaran awal program tersebut, USAID PRIORITAS melaksanakan kegiatan asesmen persepsi dan kapasitas kabupaten termasuk isu inklusif dan gender dalam pendidikan. Asesmen ini dilaksanakan dengan metode FGD (Focus Group Discussion) dan wawancara yang melibatkan unsur dinas kabupaten (dinas pendidikan dan kantor Kemenag) serta sekolah.

SEJAK digulirkan pemerintah pada

tahun 2006, masih ada beberapa daerah mitra yang belum ada sekolah

penyelenggara pendidikan inklusif. Dampaknya, pendidikan inklusif belum menjadi prioritas dalam perencanaan program pendidikan. Hanya sebagian kecil yang memasukkan pendidikan inklusif di dalam rencana strategis dan rencana kerja pendidikan di daerah, termasuk dalam penganggarannya.

Kerjasama untuk meningkatkan kualitas pendidikan inklusi antara dinas kabupaten dengan pihak luar seperti perguruan tinggi/LSM, juga belum banyak

dilakukan. Pemberian dana operasional dan sarana/prasarana untuk pengembangan sekolah inklusif juga masih belum maksimal.

Pada aspek perencanaan, sampai saat ini belum semua dinas menggunakan data terpilah berdasarkan jenis kelamin.

Fokal point dan kelompok kerja (pokja)

pengarusutamaan gender (PUG) yang diharapkan menjadi motor penggerak di daerah, belum menjadi kebutuhan di dinas kabupaten mitra. Hampir separuh pokja yang ada sudah tidak aktif lagi.

Rekomendasi

Berdasarkan hasil asesmen tersebut, USAID PRIORITAS merekomendasikan kegiatan yang memperhatikan aspek-aspek penting berikut ini:

1. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran dinas kabupaten dan sekolah tentang pendidikan inklusif dan gender melalui berbagai kegiatan seperti sosialisasi, pelatihan, lokakarya, dan kegiatan peningkatan kapasitas lainnya.

2. Meningkatkan kapasitas kepala sekolah tentang cara membuat perubahan pada kebijakan sekolah dan perencanaan yang responsif gender termasuk penganggarannya.

3. Membangun koordinasi dan kerjasama antar organisasi yang bekerja untuk pendidikan inklusif dan gender di daerah maupun nasional untuk mendekatkan akses peserta didik berkebutuhan khusus pada pendidikan yang berkualitas dan responsif gender. 4. Advokasi kebijakan dan anggaran untuk

pemenuhan sarana dan prasarana terkait pendidikan inklusif dan gender berdasarkan data yang ada dan temuan lapangan.

(Wsa)

SDN Lemahputro 1 Sidoarjo Berhasil Kembangkan Pendidikan Inklusif

SDN Lemahputro 1 Sidoarjo, Jawa Timur menyeleng-garakan pendidikan inklusif sejak tahun 2010. Pada awalnya pelaksanaan pendidikan inklusif tidak berjalan mulus. Ada banyak guru yang merespon kurang baik karena khawatir orangtua murid menolak anaknya yang “normal” terpengaruh jika bergaul dengan anak berkebutuhan khusus (ABK). Hal itu sempat terbukti dengan menurunnya pendaftar murid baru sampai 50%.

Kejadian tersebut tidak menurunkan semangat Ibu Nanik sang kepala sekolah, untuk terus berjuang memahamkan kepada warga sekolah dan masyarakat. Menurutnya, sekolah juga memiliki kewajiban mendidik dan mempersiapkan ABK untuk dapat hidup mandiri. Walaupun mendapat tantangan, Ibu Nanik

yang memiliki latar belakang Pendidikan Luar Biasa (PLB) tetap berkomitmen mengembangkan pendidikan inklusif di sekolahnya. Beliau juga mengirim gurunya untuk mengikuti sosialisasi dan workshop tentang pendidikan inklusif.

Usaha Ibu Nanik kini telah membuahkan hasil, warga sekolah dan masyarakat memahami alasan sekolah harus menerima murid ABK. Saat kunjungan dilakukan, sekolah memiliki 32 murid ABK dengan beberapa jenis ketunaan, seperti IQ di bawah rata-rata, hedrosepalus, lemah pendengaran, ketakutan terhadap air, dan tuna daksa. Untuk membantu proses pembelajaran ABK, sekolah melengkapinya dengan dukungan 2 guru ABK dan 5 guru kelas yang sudah dilatih tentang ABK. Pembelajaran di kelas menerapkan sistem berkelompok. Satu kelompok terdiri dari 6 – 7 anak termasuk 1 ABK. Pada saat tertentu, ABK dibuat dalam satu kelompok. Tujuannya untuk mengefektifkan proses pendampingan dari guru pendamping khusus karena ada satu kelas yang memiliki ABK lebih dari satu anak.

Kolaborasi ABK dengan siswa normal dalam pembelajaran membuat mereka sering mengukir prestasi. Prestasi terbaru, mereka berhasil juara 2 tingkat kabupaten dalam lomba samroh. SDN Lemahputro 1 sekarang lebih diminati masyarakat untuk menyekolahkan anaknya. (Wsa)

PRIORITAS - Nasional

Pendidikan Inklusif di 23 Daerah Mitra

Tidak ada data Ada tetapi tidak di setiap Kecamatan Belum ada sekolah inklusif

Sudah ada di Tiap Kecamatan

SDN Lemahputro 1 Sidoarjo memamerkan keberhasilan pendidikan inklusif di sekolahnya.

65% 26%

4% 4%

Data Pendidikan Inklusif di 23 Daerah Mitra

Papua Perlu Peningkatan Kompetensi Guru

Hasil asesmen kebutuhan program di Papua menunjukkan bahwa Papua memerlukan peningkatan kapasitas manajemen pendidikan di Kabupaten, distrik atau kecamatan dan sekolah. Selain itu, kompetensi guru mengajar dan ketidakhadiran guru di sekolah masih menjadi kendala utama dalam peningkatan mutu pendidikan di Papua. ASESMEN dilakukan di tujuh

kabupaten di Papua pada bulan Maret dan Mei 2013 oleh Tim USAID- PRIORITAS dan USAID. Asesmen dilakukan melalui kunjungan dan wawancara dengan kepala dinas pendidikan kabupaten beserta kepala-kepala bidang, kepala-kepala sekolah, beberapa yayasan yang bergerak di bidang pendidikan.

Saat ini, sebagian besar pengelolaan pendidikan masih terpusat di kabupaten. Karena akses yang sulit, sekolah jarang sekali mendapat supervisi dari para pengawas sekolah. “Jarang sekali pengawas dari kabupaten datang mengunjungi sekolah,” kata Bapak Obet Wanimbo, Kepala SDN Inpres Gum Gum Kelila, Memberamo Tengah, Papua.

Untuk menjangkau sekolah ini dari Kobakma-Ibu kota Kabupaten, pengawas harus naik pesawat ke Kota Wamena dilanjutkan jalan darat dengan mobil dengan 4 penggerak roda (4 WD) sekitar 4 jam.

Peningkatan Mutu Guru

Hampir semua sekolah yang dikunjungi masih menerapkan pembelajaran konvensional, yaitu guru

masih menjadi pusat pembelajaran. Pengaturan bangku juga masih klasikal, semua menghadap ke depan kelas. Tidak banyak kesempatan diberikan kepada siswa untuk melakukan diskusi atau menyampaikan pendapat mereka.

Sebagian guru bahkan mendikte dan meminta murid untuk mencatat.

Hasil tes membaca yang dilakukan USAID PRIORITAS di kelas awal (kelas 1) juga menunjukkan bahwa sebagian besar murid belum mampu membaca. Dua pertiga murid yang mampu membaca, tidak memahami kalimat sederhana yang dibaca. Kemampuan berhitung sederhana siswa juga sangat rendah. Kurang dari 50% siswa dapat menjawab benar separuh dari soal matematika sederhana (penambahan, pengurangan, pembagian dan perkalian sederhana) yang diberikan.

Distribusi guru di kabupaten juga masih menjadi masalah, selain tingkat kehadiran guru dan kualifikasi guru. ”Sebagian besar masih menumpuk di kota,” kata F. Mansawi, Kasubag Umum dan Kepegawaian Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Yapen. Hal ini karena akses ke wilayah distrik yang sulit, hanya 3 dari 14 distrik yang terhubung melalui jalur darat, selebihnya harus melalui jalur laut.

(Aff)

Ester Manurung dari Education Office USAID/Indonesia, berdialog dengan siswa SDN Inpress Gum Gum Kelila, Memberamo Tengah.

Libatkan Orang Tua untuk Tentukan

Kenaikan Kelas Siswa

KEPALA SDN Borai,

Angkaisera, Kepulauan Yapen memiliki cara yang unik dalam menentukan kenaikan kelas para siswa, terutama siswa kelas III dan kelas V, yaitu dengan melibatkan orang tua murid.

E. Waroi, A.Ma.Pd, Kepala SDN Borai, Angkaisera menjelaskan bahwa untuk menghindari kemarahan orang tua murid ketika anaknya tidak naik kelas, para wali kelas diminta untuk menunda keputusan kenaikan kelas anak-anak yang diragukan untuk naik kelas.

Orangtua dari anak ini kemudian diundang ke sekolah bersama anak-anak mereka. Kepala sekolah, guru bersama orang tua menguji anak-anak membaca secara bersama-sama. Anak-anak yang belum bisa membaca dengan baik diputuskan secara bersama untuk tidak dinaikkan. Cara kepala sekolah ini cukup efektif untuk menyeleksi siswa yang akan naik kelas secara transparan dan sekaligus dapat menghindari kemarahan orangtua kepada pihak sekolah.

(Aff)

Praktik yang Baik dari Papua:

Melibatkan orangtua dalam keputusan naik kelas di SDN Borai, Angkaisera sangat efektif dalam meningkatkan mutu pembelajaran.

(6)

PRIORITAS - Provinsi Sumatra Utara

PRIORITAS - Provinsi Aceh

Membahas Perencanaan Program dengan LPTK

Banda Aceh. Universitas Syiah

Kuala dan IAIN Ar Raniry, dua LPTK besar di Aceh bersepakat untuk menyinergikan program dengan USAID PRIORITAS dalam kegiatan Introductory Meetings and Planning Workshop yang dilaksanakan dalam dua waktu berbeda.

Lokakarya untuk Universitas Syiah Kuala (12/2) dihadiri oleh 24 peserta yang terdiri dari pembantu dekan, ketua dan sekretaris program studi pada Fakultas Kejuruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Lokakarya untuk IAIN Ar Raniry

(13/2) dihadiri pula oleh 17 peserta yang terdiri dari

pembantu dekan, ketua dan sekretaris jurusan pada Fakultas Tarbiyah. Lokakarya yang bertujuan untuk menyosialisasikan dan menyelaraskan program USAID PRIORITAS dengan kebutuhan FKIP dan Tarbiyah IAIN tersebut menghasilkan beberapa kesepakatan. Pertama, semua peserta sudah memahami rencana program USAID PRIORITAS terutama yang berhubungan dengan pengembangan LPTK.

Kedua, secara umum telah tersusun rencana pengembangan mutu

pembelajaran FKIP dan Fakultas Tarbiyah. Ketiga, telah terpilihnya 6 SD dan 6 MI serta 3 SMP dan 3 MTs sebagai sekolah lab dan sekolah mitra FKIP Unsyiah dan Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry yang akan didampingi USAID PRIORITAS Aceh dalam rangka meningkatkan

kualitas praktik pengalaman lapangan mahasiswa kedua LPTK tersebut.

Hasil diskusi merekomendasikan USAID PRIORITAS perlu menyelaraskan programnya agar mutu FKIP dan Fakultas Tarbiyah menjadi lebih baik. Kedua lembaga tersebut dapat difasilitasi dalam merancang rencana pengembangan kurikulum, penyusunan silabus, dan penyusunan rencana kegiatan perkuliahan (RKP), peningkatan kualitas pembelajaran, penguatan kapasitas dosen dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK).

USAID PRIORITAS Aceh juga akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kemenag Kota Banda Aceh untuk penetapan sekolah/madrasah lab dan sekolah/madrasah mitra. FKIP Universitas Syiah Kuala dan Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry. (Tmk)

Fasilitator pelatihan

bagi pelatih (Training of Trainer/ToT) untuk tingkat SD/MI mendapat kejutan dari Bupati Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Aceh Tengah. Secara terpisah beliau berdua mengunjungi dan memberi dukungan secara langsung kepada fasilitator dari daerahnya.

Bupati Aceh Tengah, Drs. Nasaruddin, MM merasa bangga atas keikutsertaan perwakilan Fasda dari Kabupaten Aceh

Tengah. Beliau berharap Fasda dapat menjadi motor penggerak dalam peningkatan mutu pendidikan di Aceh Tengah.

Sementara itu, sehari setelah kunjungan Bupati Aceh Tengah, Bupati Bener Meriah, Ir. H. Ruslan Abdul Gani, Dipl.SE mengunjungi dan memberi motivasi kepada fasilitator dari daerahnya secara mendadak. Dalam kunjungannya, bupati melihat secara langsung proses ToT tersebut dan juga merasa bangga atas keikutsertaan perwakilan Fasda dari Kabupaten Bener Meriah.

Sebelumnya, kunjungan secara mendadak juga dilakukan oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Aceh, Drs. Anas M. Adam saat ToT tingkat SMP/MTs. Kadis pendidikan juga menyempatkan bergabung bersama peserta pelatihan. (Tmk)

Peserta lokakarya dari FKIP Unsyiah saat berdiskusi menyamakan persepsi dan program kegiatan FKIP dengan USAID PRIORITAS.

Bupati Bener Meriah dan Aceh Tengah

Pantau Langsung Pelatihan Fasilitator

Bupati Bener Meriah, Ir. Ruslan Abdul Gani, Dipl.SE saat mengunjungi peserta ToT Fasda di Banda Aceh dan memperhatikan karya kelompok Fasda yang terpajang.

Rekomendasi dari

Daerah Mitra

PERTEMUAN sosialisasi program

USAID PRIORITAS di Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Aceh Jaya yang dihadiri Wakil Bupati, DPRK, MPD (Majelis Pendidikan Daerah), Dinas Pendidikan, Kemenag, LSM, serta perwakilan sekolah (kepala sekolah, guru dan komite) menghasilkan rekomendasi berikut:

Kabupaten Bener Meriah:

Program yang perlu mendapat perhatian secara khusus adalah (1) program berkaitan dengan pengembangan kapasitas manajerial di tingkat sekolah maupun dinas, (2) Peningkatan kemampuan guru SD/MI dan SMP/MTs dalam

menyusun perencanaan pembelajaran, penerapan, dan penyusunan perangkat evaluasi hasil pembelajaran, (3) Pola pelatihan yang perlu ditempuh adalah pola “lokakarya dan model” dengan

pendampingan secara berkelanjutan.

Kabupaten Aceh Jaya:

Hal yang perlu ditingkatkan adalah (1) pelatihan guru tentang PBM secara langsung atau dengan modeling, (2) Pembekalan ilmu manajemen untuk pengelolaan sekolah, (3) Memfungsikan kembali MGMP, (4) Menyediakan softcopy modul pelatihan pada setiap sekolah, sehingga bisa dicontoh dan disebarluaskan, (5) kegiatan fokus untuk membebaskan anak kelas awal dari masalah membaca, dan (6) sekolah melakukan studi banding untuk mendapatkan praktik yang baik yang dilakukan oleh sekolah lainnya. (Tmk)

Medan. Walikota Medan, Drs.

Rahudman Harahap, MM dan Konsul Amerika Serikat (AS) untuk Pulau Sumatra, Kathryn A. Crockart,

meresmikan gedung Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) MTsN 2 Medan, Sumatra Utara (2/5). Gedung tersebut dibangun atas dukungan penuh komite sekolah yang selama ini aktif mendukung proses pendidikan di sekolah.

Menurut Walikota Medan, ruang MGMP yang ada di MTsN 2 Medan merupakan satu-satunya gedung MGMP yang ada di kota Medan. “Saya menyambut baik dan memberikan apresiasi yang setingginya kepada MTsN 2 Medan yang melengkapi sarana dan prasarana sekolah

Komite MTsN 2 Medan Bangun Gedung

MGMP Seharga Rp. 262, 3 juta

untuk menciptakan anak didik yang berkualitas, dan juga terima kasih saya kepada kepala sekolah MTsN 2 dan para guru atas dedikasinya selama ini,” ujar Rahudman Harahap.

Konsul AS mengatakan, MTsN 2 Medan adalah salah satu sekolah mitra program USAID PRIORITAS. Sebagai sekolah mitra, USAID PRIORITAS akan membantu MTsN 2 Medan meningkatkan mutu pendidikan. Kathryn mengatakan bahwa MGMP merupakan wadah berkumpulnya para guru dalam satu kelompok mata pejaran untuk

memecahkan masalah, menguji coba dan mengembangkan ide-ide baru dalam pembelajaran.” Melalui MGMP, guru akan semakin profesional dan mutu pendidikan akan semakin baik,” jelas Kathryn.

Kepala MTsN 2 Medan, Dra. Nursalimi, MAg menjelaskan

pembangunan ruang MGMP dilakukan oleh sekolah melalui komite sekolah. Secara mandiri komite sekolah mengumpulkan dana sebesar Rp. 262.300.000,-. Dana itu dialokasikan sebesar Rp 188.170.000,- untuk pembangunan fisik dan Rp 73.650.850,- untuk mebeler.

Nursalimi berharap MGMP di MTsN 2 Medan bisa berjalan lancar demi peningkatan mutu guru. Dengan meningkatnya mutu guru tentu akan berdampak pula pada kualitas pembelajaran di kelas. "Kami ingin memfasilitasi kreativitas semua guru," ujar Nursalimi.

Nursalimi juga berharap, gedung

MGMP ini dapat dimanfaatkan semua pihak. Tak hanya guru-guru di madrasah ini, atau madrasah lain tetapi juga sekolah lain di Medan.

Turut hadir pada peresmian gedung MGMP tersebut, Ketua DPRD Medan Amiruddin, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Medan Prof.Dr. H. Muhammad Hatta, Kadisdik Medan Drs. Parluhutan Hasibuan dan Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Sumut, Agus Marwan. (Eh)

Media pembelajaran non IT yang

dikembangkan guru-guru di MTs N 2 Medan dipajang pada dinding ruang MGMP (atas); Media pembelajaran tiga dimensi disusun rapi dalam lemari kaca.

Bupati Labuhan Batu:

Percepatan Perluasan

Program USAID PRIORITAS

Rantau Prapat. Pemerintah Kabupaten (Pemkab)

Labuhan Batu, Sumatra Utara mempercepat perluasan program USAID PRIORITAS pada tahun 2013. Pemkab menambah dua kecamatan baru sebagai lokasi impelementasi program yaitu Pangkatan dan Panai Hulu. Percepatan ini akan menjangkau 16 sekolah (12 SD dan 4 SMP) dan memberikan manfaat langsung kepada 2.500 siswa. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Kab. Labuhan Batu, Drs. Iskandar, M.Pd, Senin (10/6).

Kepala dinas pendidikan menyebut percepatan perluasan program USAID PRIORITAS ini, merupakan kebijakan Bupati Dr. H. Tigor Panusunan Siregar untuk memperluas layanan pendidikan bermutu di Labuhan Batu. Direncanakan dalam lima tahun, semua kecamatan dapat mengakses layanan pendidikan berkelas dunia yang dikembangkan oleh United States Agency for International Development (USAID). ”Setiap tahun kami akan menambah dua kecamatan baru dengan dana APBD,” jelasnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, pihaknya bersama dengan USAID PRIORITAS akan melakukan seleksi calon distrik fasilitator untuk kedua kecamatan baru pada bulan Juni 2013. Setelah seleksi, maka fasda terpilih akan mengikuti training of trainers (ToT). Setelah itu fasda baru melakukan pelatihan dan pendampingan di tingkat sekolah.

”Kami mengalokasikan dana untuk peningkatan mutu pendidikan tahun ini sekitar Rp. 1,2 milyar. Kami ingin

memastikan semua siswa di Labuhan Batu mendapat pendidikan berkualitas, sehingga mereka bisa berhasil di masa depan,” tukasnya.

Kabupaten Labuhan Batu merupakan mitra baru program USAID PRIORITAS yang terpilih pada tahun 2012. Sejak awal, Pemkab Labuhan Batu menyatakan keinginan melakukan diseminasi mulai tahun pertama. Di daerah ini USAID PRIORITAS bekerja di Kecamatan Rantau Utara dan Bilah Hulu.

Di kedua kecamatan ini, USAID PRIORITAS membangun kapasitas 24 sekolah dengan dukungan 30 fasilitator daerah. Melalui penambahan dua

kecamatan baru di tahun 2013, berarti ada empat kecamatan, 40 sekolah (30 SD/MI dan 10 SMP/MTs) dan 60 fasilitator yang mengimplementasikan layanan pendidikan berkelas dunia di Labuhan Batu. (Eh)

Walikota Medan dan Konsul AS saat meresmikan gedung MGMP MTsN 2 Medan.

Drs. Iskandar, M.Pd, Kepala Dinas Pendidikan Labuhan Batu

(7)

PRIORITAS - Provinsi Sumatra Utara

PRIORITAS - Provinsi Aceh

Membahas Perencanaan Program dengan LPTK

Banda Aceh. Universitas Syiah

Kuala dan IAIN Ar Raniry, dua LPTK besar di Aceh bersepakat untuk menyinergikan program dengan USAID PRIORITAS dalam kegiatan Introductory Meetings and Planning Workshop yang dilaksanakan dalam dua waktu berbeda.

Lokakarya untuk Universitas Syiah Kuala (12/2) dihadiri oleh 24 peserta yang terdiri dari pembantu dekan, ketua dan sekretaris program studi pada Fakultas Kejuruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Lokakarya untuk IAIN Ar Raniry

(13/2) dihadiri pula oleh 17 peserta yang terdiri dari

pembantu dekan, ketua dan sekretaris jurusan pada Fakultas Tarbiyah. Lokakarya yang bertujuan untuk menyosialisasikan dan menyelaraskan program USAID PRIORITAS dengan kebutuhan FKIP dan Tarbiyah IAIN tersebut menghasilkan beberapa kesepakatan. Pertama, semua peserta sudah memahami rencana program USAID PRIORITAS terutama yang berhubungan dengan pengembangan LPTK.

Kedua, secara umum telah tersusun rencana pengembangan mutu

pembelajaran FKIP dan Fakultas Tarbiyah. Ketiga, telah terpilihnya 6 SD dan 6 MI serta 3 SMP dan 3 MTs sebagai sekolah lab dan sekolah mitra FKIP Unsyiah dan Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry yang akan didampingi USAID PRIORITAS Aceh dalam rangka meningkatkan

kualitas praktik pengalaman lapangan mahasiswa kedua LPTK tersebut.

Hasil diskusi merekomendasikan USAID PRIORITAS perlu menyelaraskan programnya agar mutu FKIP dan Fakultas Tarbiyah menjadi lebih baik. Kedua lembaga tersebut dapat difasilitasi dalam merancang rencana pengembangan kurikulum, penyusunan silabus, dan penyusunan rencana kegiatan perkuliahan (RKP), peningkatan kualitas pembelajaran, penguatan kapasitas dosen dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK).

USAID PRIORITAS Aceh juga akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kemenag Kota Banda Aceh untuk penetapan sekolah/madrasah lab dan sekolah/madrasah mitra. FKIP Universitas Syiah Kuala dan Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry. (Tmk)

Fasilitator pelatihan

bagi pelatih (Training of Trainer/ToT) untuk tingkat SD/MI mendapat kejutan dari Bupati Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Aceh Tengah. Secara terpisah beliau berdua mengunjungi dan memberi dukungan secara langsung kepada fasilitator dari daerahnya.

Bupati Aceh Tengah, Drs. Nasaruddin, MM merasa bangga atas keikutsertaan perwakilan Fasda dari Kabupaten Aceh

Tengah. Beliau berharap Fasda dapat menjadi motor penggerak dalam peningkatan mutu pendidikan di Aceh Tengah.

Sementara itu, sehari setelah kunjungan Bupati Aceh Tengah, Bupati Bener Meriah, Ir. H. Ruslan Abdul Gani, Dipl.SE mengunjungi dan memberi motivasi kepada fasilitator dari daerahnya secara mendadak. Dalam kunjungannya, bupati melihat secara langsung proses ToT tersebut dan juga merasa bangga atas keikutsertaan perwakilan Fasda dari Kabupaten Bener Meriah.

Sebelumnya, kunjungan secara mendadak juga dilakukan oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Aceh, Drs. Anas M. Adam saat ToT tingkat SMP/MTs. Kadis pendidikan juga menyempatkan bergabung bersama peserta pelatihan. (Tmk)

Peserta lokakarya dari FKIP Unsyiah saat berdiskusi menyamakan persepsi dan program kegiatan FKIP dengan USAID PRIORITAS.

Bupati Bener Meriah dan Aceh Tengah

Pantau Langsung Pelatihan Fasilitator

Bupati Bener Meriah, Ir. Ruslan Abdul Gani, Dipl.SE saat mengunjungi peserta ToT Fasda di Banda Aceh dan memperhatikan karya kelompok Fasda yang terpajang.

Rekomendasi dari

Daerah Mitra

PERTEMUAN sosialisasi program

USAID PRIORITAS di Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Aceh Jaya yang dihadiri Wakil Bupati, DPRK, MPD (Majelis Pendidikan Daerah), Dinas Pendidikan, Kemenag, LSM, serta perwakilan sekolah (kepala sekolah, guru dan komite) menghasilkan rekomendasi berikut:

Kabupaten Bener Meriah:

Program yang perlu mendapat perhatian secara khusus adalah (1) program berkaitan dengan pengembangan kapasitas manajerial di tingkat sekolah maupun dinas, (2) Peningkatan kemampuan guru SD/MI dan SMP/MTs dalam

menyusun perencanaan pembelajaran, penerapan, dan penyusunan perangkat evaluasi hasil pembelajaran, (3) Pola pelatihan yang perlu ditempuh adalah pola “lokakarya dan model” dengan

pendampingan secara berkelanjutan.

Kabupaten Aceh Jaya:

Hal yang perlu ditingkatkan adalah (1) pelatihan guru tentang PBM secara langsung atau dengan modeling, (2) Pembekalan ilmu manajemen untuk pengelolaan sekolah, (3) Memfungsikan kembali MGMP, (4) Menyediakan softcopy modul pelatihan pada setiap sekolah, sehingga bisa dicontoh dan disebarluaskan, (5) kegiatan fokus untuk membebaskan anak kelas awal dari masalah membaca, dan (6) sekolah melakukan studi banding untuk mendapatkan praktik yang baik yang dilakukan oleh sekolah lainnya. (Tmk)

Medan. Walikota Medan, Drs.

Rahudman Harahap, MM dan Konsul Amerika Serikat (AS) untuk Pulau Sumatra, Kathryn A. Crockart,

meresmikan gedung Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) MTsN 2 Medan, Sumatra Utara (2/5). Gedung tersebut dibangun atas dukungan penuh komite sekolah yang selama ini aktif mendukung proses pendidikan di sekolah.

Menurut Walikota Medan, ruang MGMP yang ada di MTsN 2 Medan merupakan satu-satunya gedung MGMP yang ada di kota Medan. “Saya menyambut baik dan memberikan apresiasi yang setingginya kepada MTsN 2 Medan yang melengkapi sarana dan prasarana sekolah

Komite MTsN 2 Medan Bangun Gedung

MGMP Seharga Rp. 262, 3 juta

untuk menciptakan anak didik yang berkualitas, dan juga terima kasih saya kepada kepala sekolah MTsN 2 dan para guru atas dedikasinya selama ini,” ujar Rahudman Harahap.

Konsul AS mengatakan, MTsN 2 Medan adalah salah satu sekolah mitra program USAID PRIORITAS. Sebagai sekolah mitra, USAID PRIORITAS akan membantu MTsN 2 Medan meningkatkan mutu pendidikan. Kathryn mengatakan bahwa MGMP merupakan wadah berkumpulnya para guru dalam satu kelompok mata pejaran untuk

memecahkan masalah, menguji coba dan mengembangkan ide-ide baru dalam pembelajaran.” Melalui MGMP, guru akan semakin profesional dan mutu pendidikan akan semakin baik,” jelas Kathryn.

Kepala MTsN 2 Medan, Dra. Nursalimi, MAg menjelaskan

pembangunan ruang MGMP dilakukan oleh sekolah melalui komite sekolah. Secara mandiri komite sekolah mengumpulkan dana sebesar Rp. 262.300.000,-. Dana itu dialokasikan sebesar Rp 188.170.000,- untuk pembangunan fisik dan Rp 73.650.850,- untuk mebeler.

Nursalimi berharap MGMP di MTsN 2 Medan bisa berjalan lancar demi peningkatan mutu guru. Dengan meningkatnya mutu guru tentu akan berdampak pula pada kualitas pembelajaran di kelas. "Kami ingin memfasilitasi kreativitas semua guru," ujar Nursalimi.

Nursalimi juga berharap, gedung

MGMP ini dapat dimanfaatkan semua pihak. Tak hanya guru-guru di madrasah ini, atau madrasah lain tetapi juga sekolah lain di Medan.

Turut hadir pada peresmian gedung MGMP tersebut, Ketua DPRD Medan Amiruddin, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Medan Prof.Dr. H. Muhammad Hatta, Kadisdik Medan Drs. Parluhutan Hasibuan dan Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Sumut, Agus Marwan. (Eh)

Media pembelajaran non IT yang

dikembangkan guru-guru di MTs N 2 Medan dipajang pada dinding ruang MGMP (atas); Media pembelajaran tiga dimensi disusun rapi dalam lemari kaca.

Bupati Labuhan Batu:

Percepatan Perluasan

Program USAID PRIORITAS

Rantau Prapat. Pemerintah Kabupaten (Pemkab)

Labuhan Batu, Sumatra Utara mempercepat perluasan program USAID PRIORITAS pada tahun 2013. Pemkab menambah dua kecamatan baru sebagai lokasi impelementasi program yaitu Pangkatan dan Panai Hulu. Percepatan ini akan menjangkau 16 sekolah (12 SD dan 4 SMP) dan memberikan manfaat langsung kepada 2.500 siswa. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Kab. Labuhan Batu, Drs. Iskandar, M.Pd, Senin (10/6).

Kepala dinas pendidikan menyebut percepatan perluasan program USAID PRIORITAS ini, merupakan kebijakan Bupati Dr. H. Tigor Panusunan Siregar untuk memperluas layanan pendidikan bermutu di Labuhan Batu. Direncanakan dalam lima tahun, semua kecamatan dapat mengakses layanan pendidikan berkelas dunia yang dikembangkan oleh United States Agency for International Development (USAID). ”Setiap tahun kami akan menambah dua kecamatan baru dengan dana APBD,” jelasnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, pihaknya bersama dengan USAID PRIORITAS akan melakukan seleksi calon distrik fasilitator untuk kedua kecamatan baru pada bulan Juni 2013. Setelah seleksi, maka fasda terpilih akan mengikuti training of trainers (ToT). Setelah itu fasda baru melakukan pelatihan dan pendampingan di tingkat sekolah.

”Kami mengalokasikan dana untuk peningkatan mutu pendidikan tahun ini sekitar Rp. 1,2 milyar. Kami ingin

memastikan semua siswa di Labuhan Batu mendapat pendidikan berkualitas, sehingga mereka bisa berhasil di masa depan,” tukasnya.

Kabupaten Labuhan Batu merupakan mitra baru program USAID PRIORITAS yang terpilih pada tahun 2012. Sejak awal, Pemkab Labuhan Batu menyatakan keinginan melakukan diseminasi mulai tahun pertama. Di daerah ini USAID PRIORITAS bekerja di Kecamatan Rantau Utara dan Bilah Hulu.

Di kedua kecamatan ini, USAID PRIORITAS membangun kapasitas 24 sekolah dengan dukungan 30 fasilitator daerah. Melalui penambahan dua

kecamatan baru di tahun 2013, berarti ada empat kecamatan, 40 sekolah (30 SD/MI dan 10 SMP/MTs) dan 60 fasilitator yang mengimplementasikan layanan pendidikan berkelas dunia di Labuhan Batu. (Eh)

Walikota Medan dan Konsul AS saat meresmikan gedung MGMP MTsN 2 Medan.

Drs. Iskandar, M.Pd, Kepala Dinas Pendidikan Labuhan Batu

Gambar

FOTO yang dipotret oleh Dian  Kusuma Dewi, Communications Specialist  USAID PRIORITAS di Jawa Timur ini  berhasil menjadi juara kedua dalam foto  kontes USAID 2013

Referensi

Dokumen terkait

Setelah melakukan analisis dan penelitian terhadap sistem yang sedang berjalan pada bagian penjualan dan bagian akuntansi pada PT Trisakti Manunggal Jaya

Bentukan bangunan merupakan perwujudan karakter remaja, sehingga ada percampuran bentukan material yang mencerminkan karakter remaja tersebut, seperti pilihan bahan

Mengingat permasalahan yang telah dikemukakan ternyata persepsi konsumen tentang negara asal suatu merek sangatlah penting dalam menimbulkan minat pembelian suatu produk

- Aku seneng Basa Jawa 3, Yudhistira - Gambar aksara jawa - Religius, tanggung jawab, kejujuran, kreatifitas dan keberanian 1.Memahami penjelasan tentang

Secara umum, koleksi bahan pustaka perpustakaan ITB tidak kalah dengan koleksi perpustakaan lain, dalam kasus ini perpustakaan Fakultas Ekonomi Trisakti, UK PETRA, dan The

Berbagai iklan atau poster mengenai Batik keris memberikan informasi yang dibutuhkan pelanggan2. Berbagai iklan atau poster

Lingkup pekerjaan : Melakukan inventarisasi data infrastruktur industri pengguna energi panas bumi, melakukan evaluasi terhadap data yang terkumpul dan selanjutnya

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa lingkup fungsi audit internal yang dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan telah memperluas